Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KESEHATAN MENTAL

HISTERIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Kesehatan Mental

Disusun Oleh :

Vigo Elvrando (A1E121061)


Wawan Dwi syahputra (A1E121076)
Retno Anastasya Bahri (A1E121098)

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt. sehingga dengan


rahmat dan hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “
HISTERIA” ini tanpa halangan suatu apa pun.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah keperawatan
Jiwa. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai berbagai hal yang terkait dengan
histeria serta fenomena histeria yang sering melanda masyarakat terutama pada
anak – anak sekolah. Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak, antara lain:
1. Orang tua kami yang senantiasa mendo’akan kami dari setiap tindakan
yang kami kerjakan
2. Pihak-pihak lain yang telah mendukung terselesaikannya makalah
Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dan bantuan dari pihak-
pihak tersebut.
Tiada gading yang tak retak, penyusun menyadari isi makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mohon maaf dan besar harapan
kami menerima saran berikut kritik yang membangun mengenai kekurangan
tersebut.

Jambi, 17 November
2021
Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gangguan jiwa yang sudah lama di kenal sejak dulu ialah histeria. Pada
permulan orang menyangka bahwa yang dihinggapi penyakit ini hanya kaum
wanita. Akan tetapi kemudian pendapat itu berudah setelah Freud menemukan
bahwa laki-laki pun dapat dihinggapi penyakit ini.

Seperti gangguan jiwa lainnya hysteria  juga terjadi akibat


ketidakmampuan seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan,
kegelisahan, kecemasan, dan pertentangan batin. Dalam menghadapi kesukaran ia
tidak mampu menghadapinya dengan cara yang wajar, lalu melepaskan tanggung
jawab dan lari secara tidak sadar kepada gejala-gejala hysteria.

Histeria merupakan suatu respon psikologik, biasanya terjadi pada tingkat


di bawah sadar dan berhubungan dengan konflik internal yang tidak terselesaikan
atau stress eksternal yang akut.(H.G Morgan dan M.H Morgan)

Hysteria adalah gangguan atau disorder psikoneurotik yang khas ditandai


oleh emosionalitas ekstrim, mencakup macam-macam ganguan fungsi psikis,
sensoris, motoris, vasomotor ( syaraf-syaraf yang membesarkan atau mengecilkan
pembuluh-pembuluh darah ) dan alat pencernaan, sebagai produk dari represi
terhadap macam-macam konflik dalam kehidupan kesadaran.

Gejala yang timbul bermacam – macam sesuai jenis dari histeria tersebut.
Histeria konversia, dengan tanda konflik konflik mental yang diubah kedalam
gejala fisik, seperti kelumpuhan, kebutaan, dan anestesia atau matirasa. Histeria
Somnabulisme dengan tidur berjalan. Histeria Fugue dengan melakukan pelarian,
sehingga individu yang bersangkutan menjadi amnesik atau kehilangan ingatan

iii
mengenai masa lalu pribadinya. Ada pula Multiple Personality (kepribadian
majemuk), sehingga kepribadian individu pecah menjadi dua atau lebih,disertai
disosiasi kesadaran.

Fenomena histeria sering juga terjadi pada remaja putri sekolah. Banyak di
berbagai sekolah yang diberitakan di televisi maupun surat kabar bahwa siswi
mereka mengalami histeria massal. Sayangnya, mereka tidak mengetahui
penyebab serta pengobatan yang tepat mengatasi kejadian tersebut dalam
persfektif ilmu kejiwaan. Sehingga pihak sekolah salah dalam meminta
pertolongan dan menanganinya, yaitu kepada orang pintar atau paranormal.
Dalam literatur ilmu kejiwaan hal ini merupakan metode penanganan yang salah
guna mengatasi histeria.

Untuk itu, setelah melihat dari latar belakang tersebut penulis akan
membahas tentang histeria secara umum dan histeria yang muncul pada siswi
sekolah serta penanganan yang tepat sesuai persfektif ilmu kejiwaan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi Histeria
b. Apa etiologi dari Histeria
c. Apa saja tanda dan gejala Histeria
d. Apa saja jenis Histeria
e. Bagaimana pengobatan Histeria
f. Bagaimana Prognosis dari Histeria
g. Bagaimana menangani Histeria massal

C. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui definisi dari Histeria

iv
b. Mengetahui apa saja etiologi dari berbagai pandangan
c. Mengetahui dan memahami apa saja tanda dan gejala histeria
d. Mendeskripsikan jenis – jenis dari histeria
e. Mengetahui dan memahami pengobatan yang dapat diterapkan
bagi penderita histeria
f. Mengetahui prognosis dari histeria
g. Mengetahui penanganan yang tepat bagi klien histeria massal

DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I – Pendahuluan 1

v
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II – Vulvinitis 3
2.1 Definisi Histeria.......................................................................... 3
2.2 Tanda dan gejala Histeria........................................................... 3
2.3 Jenis Histeria............................................................................... 4
2.4 Pengobatan Histeria................................................................... 5
2.5 Prognosis dari Histeria................................................................. 6
Daftar Pustaka 13

BAB II

HISTERIA

2.1 Definisi Histeria :

vi
Histeria merupakan suatu respon psikologik, biasanya terjadi pada tingkat
di bawah sadar dan berhubungan dengan konflik internal yang tidak
terselesaikan atau stress eksternal yang akut.(H.G Morgan dan M.H Morgan)

Hysteria adalah gangguan atau disorder psikoneurotik yang khas ditandai


oleh emosionalitas ekstrim, mencakup macam-macam ganguan fungsi psikis ,
sensoris, motoris, vasomotor ( syraf-syaraf yang membesarkan atau
mengecilkan pembuluh-pembuluh darah ) dan alat pencernaan, sebagai
produk dari represi terhadap macam-macam konflik dalam kehidupan
kesadaran.

Hysteria adalah penyakit yang karakteristik berupa dissosiasi kepribadian


terhadap lingkungannya dalam berbagai bentuk dan gradasi, disebabkan oleh
banyak konflik psikis atau internal, yang kemudian ditransformasikan dalam
symptom-simptom fisik yaitu dalam bentuk hysteria konversia dan
somatisme.

Hysteria adalah suatu neurosa kompleks dengan bentuk yang bermacam-


macam dengan ciri ketidakstabilan emosional, represi, dissosiasi dan
sugestibilitas. Keanekaragamannya berbentuk hysteria, konversia,
somnabulisme, fugue, dan kepribadian majemuk.

Dari berbagai definisi histeria diatas dapat diambil pengertian bahwa


histeria merupakan suatu respon psikologik dari tubuh akibat adanya konflik
internal yang tidak terselesaikan atau adanya stresor eksternal yang akut
seperti ketidakstabilan emosional, represi, dissosia dan sugestibilitas.

2.2 Etiologi dari Histeria

vii
a. Teori psikoanalisa

Ansietas yang ditekan oleh impuls-impuls instinktual akan menimbulkan


gejala - gejala histeria yang sering memilki arti simbolik dan keuntungan
sekunder. Menghilangkan konflik – konflik secara radikal perlu
dihindarkan. Pada beberapa kasus, mungkin berupa masalah seksual:
oedipus kompleks tampaknya relevan untuk histeria, fiksasi pada fase
falik pada perkembangan psikoseksualnya (Fenichel). Ansietas fobik
tampaknya sebagai bentuk dari ansietas histerik, ansietas yang di represi,
dialihkan pada objek netral atau situasi.

b. Genetik

Terjadi peningkatan insidens histeria pada keluarga – keluarga histerik,


namun mereka juga menunjukkan peningkatan inseidns pada kondidi lain
(Ljunberg). Tidak ada bukti yang signifikan pada kembar konkordan.

c. Sugesti dan ansietas bersama

Munculnya histeria secara massal dalam masyarakat. Charcot dapat


menimbulkan gejala histeria melalui sugesti yang kuat dan melihat
histeria sebagai suatu kesatuan penyakit

d. Kepribadian

Pada 40% kasus histeria yang didahului oleh ciri – ciri kepribadian
histerik: ketergantungan, manipulatif, egosentrik. Mencari perhatian,
histrionik, labil dan emosi yang dangkal.

e. Peran sakit

viii
Mencari melalui tingkah laku yang dipelajari pada saat dihadapkan
dengan kesulitan hidup yang tidak dapat ditolerir, konflik atau penyakit
fisik. Variasi tingkat kesadaran terhadap mekanisme pembentukan gejala
– gejala dan pembedaannya dari malingering sangat sulit dilakukan.

f. Neurosis kompensasi

Sering dijumpai pada kecelakaan yang tidak hebat yang berkaitan dengan
tuntutan kompensasi. Dapat menunjukkan perbaikan bila tuntutan
dipenuhi. Mungkin berhubungan dengan kemampuan bahasa yang sangat
kurang, lebih sering terdapat pada kelas sosial IV dan V dan pada orang
yang berpendidikan rendah, khususnya pada imigran baru.

2.3 Jenis – Jenis Histeria

a. Histeria konversia, dengan tanda konflik – konflik mental yang diubah


kedalam gejala fisik, seperti kelumpuhan, kebutaan, kejang dan anestesia
atau mati rasa

b. Somnabulisme (tidur berjalan)

c. Fugue (pelarian), sehingga individu yang bersangkutan menjadi amnesia


atau kehilangan ingatan mengenai masa lalu pribadinya

d. Multiple Personality (kepribadian majemuk), sehingga kepribadian


individu pecah menjadi dua atau lebih, disertai disosiasi kesadaran

2.4 Tanda dan Gejala


Gejala histeria yang merupakan gejala fisik adalah :

1. Lumpuh hysteria

ix
Lumpuhnya salah satu anggota fisik, akibat tekanan atau pertentangan
batin yang tidak dapat diatasi. Biasanya penderita menggunakan gejala ini
secara tidak sadar untuk membela diri dan untuk mengatasi kesukaran-
kesukaran  yang dihadapinya. Biasanya gejala lumpuh itu terjadi tiba-tiba dan
penderita sebelum itu tidak merasa apa-apa.

Contoh :

Di waktu perang, seorang anggota militer tiba-tiba mengalami lumpuh


pada jari telunjuknya (tidak bis digerakkan) diwaktu ia berhadapan dengan
musuh. Pada waktu dioperasi ternyata tidak terdapat apa-apa pada jarinya
tersebut. Dari penelitian selanjutnya terbukti bahwa kelumpuhan telunjuk itu
adalah akibat dari perasan bimbang waktu ia akan menembak musuhnya. Ia
bimbang antara menembak (matinya musuh) dengan tak ingin menembaknya.
Akhirnya kelumpuhan jarinya itu menolongnya dalam mengatasi problemnya.

2. Cramp hysteria

Disebabkan pula oleh tekanan perasaan, yang sering kali terjadi pada
penulis yang mencari penghidupan dengan tulisan-tulisannya. Apalagi ia
mengalami bahwa tulisannya tidak banyak mendapat sambutan dari orang, ia
kadang-kadang dihinggapi oleh cramp pada jari-jarinya waktu menulis. Tapi 
untuk mengerjakan pekerjaan lain jari-jarinya masih dapat digunakan. Cramp
hysteria banyak pula terjadi pada pemain biola, juru tik, tukang jam, pegawai
kantor telephone. Penyakit  ini terjadi karena kegelisahan dan kecemasan
yang dirasakannya akibat kebosanan menghadapi pekerjaan-pekerjaan itu.

3. Kejang hysteria

Seluruh badan terasa kaku, tidak sadar akan diri, kadang-kadang sangat
keras, disertai dengan teriakan-teriakan dan keluhan-keluhan, tapi tidak

x
mengeluarkan air mata. Kejang-kejang ini biasa terjadi pada siang hari selama
beberapa menit saja, tapi mungkin juga sampai beberapa hari lamanya.

Diantara tanda-tanda kejang hysteria adalah dalam pandangan matanya


terlihat kebingungan. Setelah kejadian itu biasanya penderita kebingungan,
tidak mau berbicara atau menjawab pertanyaan-pertanyaan. Biasanya
serangan ini terjadi karena serangan emosi yang sangat menekan, seperti rasa
tersinggung, tertekan perasaan, penyesalan, sedih dan sebagainya. Orang yang
terserang biasanya memegang atau menarik apa yang dapat ia capai.
Sebaiknya orang yang diserang kejang hysteria itu ditinggalkan saja
sebagaiamana adanya.

Contoh :

Seorang calon mahasiswi berusia 20 tahun sedang menjalakan masa


prabakti. Ketika apel tengah hari dengan kawan-kawannya tiba-tiba ia jatuh
pingsan. Teman-teman bingung dan berusaha menolongnya, tetapi tak
berhasil. Setelah  akhirnya dia sadar, si gadis memandang sekelilingnya
dengan mata kebingungan, dan ia minta gado-gado. Kawan-kawannya
semakin bingung. Setelah penelitian, terbukti bahwa si gadis dengan ibu
tirinya yang sangat membatasi kebebasan dan belanjanya. Waktu masa
prabakti ia merasa sangat sedih, karena memerlukan uang jajan lebih banyak,
tetapi takut memintanya pada orang tuanya. Ketika ia merasa lapar ia teringat
akan kesusahan sehari-hari yang selalu dialaminya di rumah dan terlihatlah
gejala-gejala itu.

Banyak ditemukan contoh-contoh seperti itu yang terlihat dalam


kehidupan sehari-hari. Orang tiba-tiba pingsan, tegang dan kaku badannya,
yang disangkanya sakit ayan,sawan atau kena guna-guna. Padahal gejala ini
adalah akibat dari rasa tertekan dan kegelisahan yang terlalu hebat.

4. Mutism (hilang daya bicara)

xi
Mutism  itu ada dua macam, pertama tak sanggup berbicara dengan keras
dan kedua tak mampu berbicara sama sekali.

Hilangnya kemampuan untuk berbicara itu bukan disebabkan oleh


kerusakan pada alat-alat percakapan seperti lidah, kerongkongan, pernapasan
dan sebagainya. Alat-alat itu masih dapat melakukan fungsinya, tetapi orang
tidak dapat berbicara. Biasanya  gejala ini terjadi akibat tekanan perasaan,
kecemasan, putus asa, merasa hina, gagal dan sebagainya. Demikian besarnya
pertentangan batin sehingga menyebabkan lidah menjadi lumpuh.

Contoh :

Seorang laki-laki berumur 42 tahun, badannya tegap, tiba¬-tiba hilang


kemampuannya untuk berbicara. Ia berusaha keras mengeluarkan kata-kata,
tetapi tidak berhasil. Hilangnya kemampuan berbicara itu berlangsung sampai
berbulan- bulan. Dalam pemeriksaan dokter, terbukti tidak ada kerusakan apa-
apa pada alat percakapannya.

Dari penyelidikan terhadap latar belakang kehidupannya terbukti bahwa


gejala itu mulai tampak ketika dilaksanakan landreform terhadap tanahnya.
Rupanya ia tidak dapat menerima tindakan pemerintah mengambil tanahnya
untuk dibagikan kepada orang lain. Tetapi penolakannya itu tidak dapat
diucapkannya, karena takut akan dianggap menentang hukum. Timbullah
pertentangan batin dalam dirinya antara ingin membela haknya, dengan takut
akan hukuman yang mungkin diterimanya akibat pembelaan itu. Demikian
besar¬nya pertentangan batin itu, sehingga lidahnya menjadi lumpuh, tidak
bisa bicara, sebagai penyelesaian dari ke¬tegangan batin dan tekanan
perasaan itu.

5. Amnesia (hilang ingatan)

Hilang ingatan atau lupa pada kejadian-kejadian tertentu dalam hidup


sangat erat hubungannya dengan emosi. Ia lupa akan sesuatu, kejadian

xii
tertentu, lupa pada orang yang dikenalnya bahkan lupa pada dirinya sendiri,
namanya, rumahnya, pekerjaannya, dan sebagainya.

Contoh :

Seorang petani ditemui dalam keadaan sedang linglung, lalu dibawa ke


rumah sakit. Waktu ditanya namanya, rumahnya, pekerjaannya dan
sebagainya, satupun tidak bisa dijawabnya, karena ia lupa akan semuanya itu.
Waktu diperiksa badannya tidak ditemui sesuatu penyakit, atau, gangguan
kesehatan fisik. Setelah beberapa hari di rumah sakit, barulah ia sadar dan
menanyakan apa sebabnya ia dibawa ke rumah sakit.

Sejak itu barulah dapat diketahui namanya, dari mana datangnya dan apa yang
terjadi pada dirinya. Dia menceritakan bahwa ia seharusnya pergi ke kantor
polisi, karena ia telah menyebabkan kematian seorang tua, ketika ia
mendorong gerobak sayurnya di salah satu tikungan jalan dan sangat sukar
baginya menghindari kecelakaan itu.

Kejadian itu sangat membingungkannya dan menyebabkannya sangat takut


dan gelisah. Ketika ia menceritakan peristiwa itu kepada kawannya, mereka
menakut-nakuti dan menyuruhnya pergi ke kantor polisi. Di jalan waktu
menuju kantor polisi itulah terjadinya peristiwa lupa akan dirinya itu, karena
ia takut akan dihukum mati oleh polisi.

6. Kepribadian kembar (double personality)

Kepribadian kembar adalah salah satu gejala hysteria, yang disebabkan


oleh kegelisahan yangamat sangat, dan dijadaikan cara untuk menghukum
dirinya atau melepaskan diri dari ketegangan batin, kecemasan, atau konflik
yang dirasakannya. Dalam hal ini penderita secara tidak sadar mengurung
kepribadiannya yang pertama, sampai terpisah sama sekali dengan alam
kenyataan. Disamping menghukum diri, hal ini digunakan sebagai penarik
perhatian orang padanya.

xiii
Dalam kepribadian kembar, tindakan-tindakan yang negatif terlihat jelas
sekali dimana penderitanya tidak mungkin bekerja sama dengan orang –orang
yang sebelum sakit sering berhubungan dengannya. Penderita mendapat dua
keuntungan yang jelas tanpa disadarinya yaitu pertama penderita menjauhkan
sama sekali dari kesadarannya. Semua aspek kehidupan yang mencakup
perasaan, tindakan, pengalaman,-pengalaman dan keseluruhan kepribadian
yang lama, terpisah dari kesadarannya. Dalam hal kedua, salah satu
kepribadian ditekan dengan jalan melupakan segala pengalaman-pengalaman
yang dilaluinya dan menghapusnya dari ingatan. Hal ini dilakukan oleh
kepribadian yang kedua.

7. Mengelana secara tidak sadar (fugue)

Salah satu gejala hysteria lain ialah, orang pergi mengelana berjalan tanpa
tujuan, tidak tahu mengapa ia pergi dan kemana ia pergi.

Contoh :

Seorang laki-laki berumur 30 tahun, pada suatu hari berangkat dari


rurnahnya dengan tujuan pergi menghadiri rapat. Akan tetapi ia tidak sampai
ke tempat rapat dan tiga hari kemudian ia ditemui berada di kota lain yang
tidak begitu jauh dari kotanya. Ia tidak dapat mengingat apa-apa yang telah
terjadi pada dirinya dan mengapa ia sampai ke sana. Dari penelitian terbukti,
bahwa laki-laki ini mempunyai hubungan dengan seorang wanita yang telah
bersuami. Ia sangat takut bila rahasianya terbongkar. Pada waktu ia akan
berangkat ke tempat rapat itu telepon berbunyi, lalu diangkatnya, akan tetapi
tidak ada yang menjawab. Tanpa curiga sedikitpun, ia pergi. Selagi
mengendarai mobilnya, tiba-tiba ia rnelihat di belakangnya ada mobil yang
dikendarai oleh suami wanita tersebut. Timbullah kecemasannya, mobil
dihentikannya dan ia melompat ke luar, lari tanpa tujuan. Akhirnya ia sampai
ke tempat di mana ia ditemui dalam kebingungan. Ketika berlari itu, ia

xiv
didorong oleh rasa takut yang amat sangat dan keinginan untuk lari dari
kesukaran yang dihadapinya itu.

8. Jalan-jalan sedang tidur (somnabulism)

Orang yang diserang gejala ini di kuasai oleh sejumlah pikiran dan
kenangan-kenangan yang berhubungan satu sama lain. Meskipun ia sedang
tidur, tapi masih dapat mengenal dan membedakan mana pintu yang tertutup
dan mana pintu yang terbuka, dan mudah disuruh kembali ke tempat tidurnya.
Waktu bangun pagi harinya, ia tidak tahu apa yan terjadi pada dirinya waktu
tidur itu.

Contoh :

Seorang anak berumur 6 tahun, tiap-tiap malam sedang tidur selalu


berjalan-jalan. Kadang-kadang naik ke jendela, membuka pintu dan
sebagainya. Setelah diperiksa, terbukti bahwa si anak mempunyai watak yang
keras, pendiam, dan suka mengganggu dengan suatu cara, yang menyebabkan
orang tidak menyangka bahwa ia yang bersalah. Orangtua anak ini,
mempunyai banyak anak, semuanya masih kecil-kecil. Dalam mendidik anak-
anaknya mereka sering menggunakan kekerasan, sering memukul, kadang-
kadang sampai berbekas pada badan anak-anaknya. Dan yang paling sering
dipukul adalah anaknya yang menderita penyakit itu.

Rupanya si anak ingin lari dari orangtua yang sangat kejam itu, akan tetapi ia
tidak berani, karena tidak tahu ke mana ia akan pergi. Timbul pertentangan
dalam batinnya antara ingin inenghindari kekerasan orangtua, dengan takut
berpisah dari mereka. Akhirnya sedang tidur, ia masih dikuasai oleh pikiran -
pikiran ingin lari itu. Gejala-gejala itu disebabkan oleh kegoncangan jiwa,
kecemasan, tekanan perasaan, ketakutan dan sebagainya.

Tanda khas yang sering menyertai gejala tersebut adalah

xv
a. Sering merasa pusing. Bisa juga mengalami stupor bagaikan terbius dan
tidak merasakan apa-apa. Kadang-kadang seperti dalam keadaan trance
(seperti dalam mimpi yang spiristis, merawankan jiwa )

b. Menjadi sangat pelupa atau pikun, sering dibarengi symptom


somnabulistis, fugue, ataupun pribadi majemuk.

c. Adakalanya timbul keakitan-kesakitan histeris sekalipun tidak ada


kesakitan organis yang disebabkan oleh sugesti diri dan ide-ide fixed yang
salah ( merasa betul-betul sakit ).

d. Ada juga yang menderita kelumpuhan, anggota badan menjadi kaku, buta,
tuli dan disertai invalidisme lain-lain yang sifatnya sementara.

e. Sangat sugestibel, egosentris , selfish, dengan emosi yang tidak stabil.

f. Ada tics ( gerak-gerak fical, diwajah ) dan tremor atau selalu bergetar
atau gemetaran, ada juga yang sering kali kejang-kejang dan mau muntah.

g. Ada anaesthesia, yaitu tidak bisa merasa apa-apa. Dan sering mendapat
gangguan pada alat pernapasan.

Ciri – ciri kepribadian penderita histeria sebagai berikut :

1. Pasien bersifat sangat egoistis, selfish dan semau sendiri, perangainya


semisal anak yang manja. Selalu menginginkan perhatian dan belas
kasihan sebanyak-banyaknya, disamping mengharapkan pujian.

2. Selalu merasa tidak bahagia sangat sugestibel dan sensitive sekali


terhadap opini orang lain. Selanjutnya dia melakukan semua sugesti
orang lain itu untuk mendapatkan pujian, perhatian dan persetujuan.
Akibatnya, ia malah mengalami banyak kebingungan dan konflik batin.

xvi
3. Emosinya sangat kuat dan semua penilaiannya ditentukan oleh rasa suka
tidak suka yang kuat.

4. Selalu cenderung untuk melarikan diri dari kesulitan dan hal-hal yang
tidak menyenangkan. Lalu berusaha dengan symptom-simptom fisik
yang sengaja dibuat-buat, ditiru atau dihebatkan berupa gejala pingsan
dan pura-pura sakit, untuk memperpanjang usaha melarikan diri , atau
berusaha untuk mendapat kan maaf serta belas kasihan dari orang luar,
tujuan utama dari perbuatannya ialah untuk menghindari tugas-tugas
tertentu atau menghindari situasi yang tidak menyenangkan.

Pendapat aliran psikoanalisa mengatakan bahwa kelemaha pribadi berupa


pembawaan. Timbul fiksasi ide-ide yang keliru dan macam-macam
perasaan negative ( malu, bersalah, berdosa, gagal )..yang ditekan
menjadi komplek terdesak dan kemudian timbul menjadi banyak komplik
internal, elemen-elemen yang ditekan dalam ketidaksadaran itu lalau
ditampilkan keluar melalui motor behavior.

Jadi, symptom histeris itu merupakan ekspresi yang dikamuflase dari


fiksasi ide-ide dan elemen-elemen yang ditekan tadi. Selanjutnya terjadi
dissosiasi antara dirinya dengan lingkungannyadalam berbagai bentuk
dan graadasi.

2.5 Pengobatan Histeria

Pasien harus menyadari, bahwa symptom-simptomnya itu adalah akibat


dari cara berfikir, cara bertindak dan cara penyesuaian diri yang salah
terhadap segenap kesulitan hidup yang dihadapi. 

Pengobatan spontan dan cepat terlihat bila disebabkan dari stres yang
menjadi penyebabnya. Model komunikasi yang sering bermanfaat: titik berat
diberikan pada pengertian dari ketidakmampuannya yang ingin diberitahukan
kepada orang lain atau konflik intervalnya. Beri psikoterapi bila reaksi yang

xvii
timbul didasarkan atas suatu konflik emosional yang berlangsung lama.
Hindarkan preokupasi yang tidak perlu terhadap keluhan fisik: terapi hanya
diberikan berdasarkan indikasi medik yang tepat dan bukan sebagai metode
“reassurance” (meyakinkan). Kurangi sebanyak mungkin keuntungan yang
diperoleh dari peran sakit. (H.G MORGAN dan M.H MORGAN, 1988)

Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan masalah mendasar dan


membantu orang mengatasinya. Tidak ada pengobatan medis dapat
menyembuhkan gejala histeria, jadi semuanya tergantung pada simpatik,
psikoterapi pasien. Satu-satunya obat yang dapat diresepkan untuk histeria
adalah obat penenang untuk membantu orang bersantai sementara masalah
mendasar sedang ditemukan dan gejala-gejala secara bertahap dieliminasi.
Dalam kasus yang jarang pengobatan yang dikenal sebagai "abreaksi," yang
tidak melibatkan obat-obatan, mungkin disarankan. Ia bekerja terbaik bagi
orang-orang yang histeris karena shock, tunggal emosional parah.

Seseorang mengalami abreaksi harus berbaring di ruangan yang tenang


dan gelap. Untuk lebih datang resistensi untuk membahas subjek yang
menyakitkan, orang itu dimasukkan ke dalam keadaan hipnosis baik dengan
bernapas eter atau disuntik dengan obat khusus. Kemudian, ketika benar-
benar santai, ia diminta untuk mengingat dalam pengobatan penyakit rinci
insiden yang memicu reaksi histeris. Hanya menghidupkan kembali
pengalaman ditekan dengan cara ini sering menghilangkan gejala histeria.
Karena yang sebenarnya tubuh tidak tahu mengapa hal ini terjadi.

Perawatan histeria menggunakan Jamblang

Buah berry hitam dianggap sebagai obat rumah yang efektif untuk histeria.
Caranya yaitu dengan memasukkan tiga kilogram buah bery kedalam kendi air
yang telah dilarutkan segenggam garam. Kendi harus disimpan di bawah sinar
matahari selama seminggu. Seorang perempuan yang menderita histeria harus

xviii
memakan buah-buahan ini dalam keadaan perut kosong, dan minum secangkir
air dari kendi. Perawatan ini dilakukan selama dua minggu.

Pengobatan menggunakan Madu


Madu dianggap sebagai alternatif lain untuk histeria. Dianjurkan untuk
meminum satu sendok madu setiap hari.

Perawatan histeria menggunakan labu Botol


Botol labu berguna sebagai aplikasi eksternal dalam histeria. Pulp
Macerated segar sayuran ini harus diterapkan di atas kepala pasien dalam
pengobatan penyakit ini.

Perawatan histeria menggunakan Selada


Selada dianggap berharga dalam penyakit ini. Secangkir jus segar daun
selada, dicampur dengan satu sendok teh Indian gooseberry (indian
gooseberry) jus, harus diberikan setiap hari di pagi hari selama satu bulan,
sebagai obat dalam pengobatan histeria.

Perawatan histeria menggunakan Rauwolfia


Rauwolfia rempah ini sangat berguna untuk histeria. Satu gram bubuk akar
harus diberikan dengan satu cangkir susu di pagi hari maupun di malam hari.
Perawatan harus dilanjutkan sampai obat lengkap telah diperoleh.

Perawatan histeria menggunakan Asafoetida


Asafoetida juga telah terbukti bermanfaat dalam pengobatan penyakit ini.
Berbau permen karet ini mencegah serangan histeris. Jika diambil secara lisan,
dosis harian harus 0,5-1,0 mg. Suatu emulsi terdiri dari 2 mg dari karet dengan

xix
120 ml air adalah Enema berharga dalam histeria, ketika pasien menolak
mengambil karet secara lisan.

Dalam kebanyakan kasus histeria, itu diharapkan bagi pasien untuk memulai
perawatan dengan mengadopsi buah yang semuanya diet selama beberapa
hari, mengambil makan tiga kali sehari dari buah-buahan segar seperti jeruk,
apel, anggur, jeruk, pepaya, dan nanas.

Susu eksklusif diet


Hal ini mungkin diikuti dengan diet susu eksklusif selama sekitar satu
bulan. Diet susu akan membantu untuk membangun lebih baik memberi
makan darah dan saraf. Jika diet susu penuh tidak nyaman, diet susu dan buah-
buahan mungkin dapat diadopsi. Pasien mungkin, setelah itu, secara bertahap
memulai atas diet seimbang dari biji-bijian, kacang-kacangan, biji-bijian,
sayuran, dan buah-buahan.

Hindari teh, kopi, alkohol dll


Pasien harus menghindari alkohol, teh, kopi, tembakau, gula putih dan
tepung putih, dan produk yang dibuat dari mereka.

Menduduki kontrol diri dan pikiran


Pasien harus diajarkan pengendalian diri dan dididik dalam kebiasaan
yang benar berpikir. Pikirannya harus ditarik jauh dari dirinya sendiri dengan
beberapa cara. Pendidikan seks yang layak harus disediakan dan pasien yang
sudah menikah harus diajarkan untuk menikmati hubungan seksual yang
normal.

Latihan dan permainan di luar ruangan


Latihan dan permainan di luar ruangan juga penting. Mereka mengambil
pikiran jauh dari diri dan mendorong kegembiraan.

xx
Yogasanas
Yogasanas yang berguna dalam histeria adalah bhujangasana,
shalabhasana, matsyasana, Dhanurasana, halasana, Paschimottanasana,
yogamudra, dan shavasana. Pasien lemah, yang tidak mampu berbuat banyak
aktif latihan, mungkin akan diberi pijatan tiga atau empat kali seminggu.

2.6 Prognosis dari Histeria

Tergantung pada kondisi yang menyertai, masalah lingkungan, kepribadian


dan masalah – masalah yang menjadi penyebabnya.

Baik : Bila timbul akut, konfliknya jelas, faktor – faktor sosial yang mudah
diselesaikan atau berkaitan dengan intoksikasi obat.

Buruk : berhubungan dengan kepribadian yang sukar dikendalikan atau


problem situasional yang sulit. Pasien tetap bersifat bermusuhan dan kurang
kooperatif dalam pengobatan.

Pria 43%, wanita 35% mempunyai gejala – gejala residu setelah 1th

Daftar Pustaka

Morgan, H.G. 1988. Segi Praktis Psikiatri. Binarupa Aksara, Jakarta.

Kepsek SMA 3 Makassar Bingung Hadapi Histeria Massal.


http://makassar.tribunnews.com/2012/02/07/kepsek-sma-3-makassar-bingung-hadapi-
histeria-massal diakses pada 16/02/2012 jam 23.00
histeria-penyakit http://id.hicow.com/histeri/kedokteran-psikosomatis/konversi-
gangguan-2591740.html diakses pada 16/02/2012 jam 23.00

histeria http://shatslalu.wordpress.com/histeria/

xxi
Himpunan Makalah Bimbingan Konseling dan Kesihatan Mental. http://bpi-
uinsuskariau3.blogspot.com/2011/03/histeria.html

xxii

Anda mungkin juga menyukai