A. PENDAHULUAN
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan
suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.Fungsi utama evaluasi adalah
menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan.
Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajran
adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras
sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
Untuk memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui
kegiatan pengukuran.Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka
terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian
terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan
pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
1
B. JENIS ALAT EVALUASI
2
1. Biaya relatif murah
Bila ingin mengetahui informasi atau data pada sejumlah responden
yang cukup banyak dan tempatnya tersebar,kita dapat mengumpulkan data
yang dimaksud secara serentak dan lebih efisien dengan menggunakan
angket.
2. Penyebar angket tidak perlu ahli dalam bidangnya
Penyebar angket lebih berfungsi semata-mata sebagai penyebar
saja.Tidak perlu orang yang mempunyai keahlian,sehingga orang yang
diperlukan mudah dicari.
3
pula sejumlah saran dan pemecahan sebagai jalan keluar dari kesulitan
yang dialami siswa.
c. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah suatu teknik evaluasi non-tes yang
menginventarisasikan data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam
kegiatan belajarnya. Obervasi dilakukan dengan mengamati kegiatan dan
prilaku siswa secara langsung. Data yang diperoleh digunakan sebagai bahan
evaluasi. Data ini bersifat relatif, karena dipengaruhi oleh keadaan dan
subjektivitas pengamat.
d. Inventori (inventory)
Inventori mirip dengan angket. Inventori mengandung sejumlah
pertanyaan yang tersusun dalam rangka mengetahui sikap, pendapat, dan
perasaan siswa terhadap kelangsungan proses pembelajaran. Data sebagai
informasi umumnya telah disediakan dalam bentuk pilihan ganda, yang harus
dipilih oleh siswa. Inventori disebut juga Unstructutured Questionare.
2. Teknik test
Istilah tes berasal dari kata testum yang diambil dari bahasa prancis kuno yang
berarti piring yang digunakan untuk memisahkan logam mulia dari pasir dan
tanah. Ada bebrapa pengertian test yang dikemukakan oleh pakar pendidikan.
Indra kusuma (1975:27) mengatakan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur
yang sistematik dan obyektif untuk memperoleh data atu keterangan tentang
seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Sedangkan Muchtar
Buchori (1967) menyatakan bahwa tes adalah suatu percobaan yang diadakan
untuk mengetahui ada atau tidak adanya hasil-hasil pelajaran tertentu pada
seseorang atau kelompok siswa. Dalam Webster’s Collegiate dinyatakan bahwa
tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan pengetahuan intelejensi kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individi atau kelompok. Anderson (1976 :425) menyebutkan bahwa
tes adalah evaluasi menyeluruh terhadap seseorang atau kelompok
Bila diterapkan dalam pengajaran matematika tes matematika adalah alat
pengumpul informasi tentang hasil belajar matematika, alat tersebut berupa
pertanyaan atau kumpulan pertanyaan atau perintah yang biasanya dimulai dengan
kata apa, berapa, bagaimana, mengapa, tunjukan, buktikan, cari, tentukan, hitung,
selesaikan, sederhanakan, jabarkan, lukislah, gambarkan, dan sebagainya.
4
Teknik tes atau cara melaksanakan tes dapat digolongkan kedalam 3 cara :
1. Tes tertulis
2. Tes lisan, dan
3. Tes perbuatan
Dalam tes tertulis testi (orang yang mengerjakan atau yang menjawab tes)
menjawab tes tersebut pada lembar pekerjaan atau lembar jawaban. Instrumen tes
dapat disampaikan secara lisan atau tertulis. Tes tertulis sangat bermanfaat untuk
mengetahui kemahiran testi dalam teknik menulis yang benar, menyusun kalimat
menurut kaidah bahasa yang baik dan benar secara efisien, mengungkapkan buah
pikiran melauli bahasa tulisan dengan kata-kata sendiri. Dalam tes matematika,
soal yang memerlukan jawaban secara terinci seperti menyelesaikan persamaan,
membuktikan, melukis sketsa akan tetap bila dilaksanakan melalui tes tertulis.
Pada umumnya tes matematika secara tertulis dilaksanakan pada akhir pelajaran,
akhir kegiatn pembalajaran, atau pada akhir semester.
Dalam tes lisan, jawaban yang diberikan oleh testi dalam bentuk ungkapan
lisan. Pada umumnya tes lisan berbentuk tanya jawab secara langsung secara lisan
antar tester denga testi. Tes lisan ini sangat berguna bagi siswa untuk melatih diri.
Dalam mengungkapkan pendapat atau buah pikiran secara lisan dan
mengembangkan kemampuan berbicara. Dalam kegiatan pembelajaran
Matematika, tes lisan seringkali dilaksanakan sebelum dan selama keg iatan
tersebut berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kesiapan belajar
siswa dan mengecek daya serap siswa terhadap materi yang diberikan.
Tes perbuatan menuntut testi untuk melakukan perbuatan tertentu, tidak cukup
dikatakan atau dituliskan untuk menjaw b tes tersebut. Tes perbuatan diberikan
dalam bentuk tugas atau latihan yang harus dikerjakan secara individual atau
kelompok. Dalam kegiatan pembelajaran matematika, tes perbuatan bisa berupa
meragakan pakah suatu bangun datar merupakan jaring-jarin g kubus atau bukan,
menggambarkan suatu bangun ruang dan menunjukan semua bidang diagonal
serta diagonal bidangnya, membuat lukisan dengan menggunaakan jangka, mistar,
dan busur derajat, dan sebagainya.
5
C. MACAM ALAT EVALUASI
1. Menurut Pembuatnya
Ditinjau dari pembuatannya, alat evaluasi dapat digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu: Alat Evaluasi bantuan guru, dan Alat evaluasi terstandar.
Alat evaluasi buatan guru adalah alat evaluasi yang sengaja dibuat oleh
guru, baik tes maupun non-tes , yang dipergunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa dalam daerah kognitif, afektif atau psikomotorik.
Ciri-ciri alat evaluasi buatan guru:
a. Evaluasi (tes ) buatan guru disusun berdasarkan atas bahan dan tujuan
instruksional khusus (TIK) yang telah dirumuskan dalam satuan pelajaran
untuk kelas yang diajar oleh guru tersebut .
b. Ruang lingkup evaluasi tersebut menyangkut pengetahuan atau
ketrampilan yang relatif sempit.
c. Biasanya disusun oleh guru yang bersangkutan atau beberapa orang guru
dalam bidang studi yang sama.
d. Soal evaluasi jarang diujicobakan terlebih dahulu.
e. Evaluasi ditujukan kepada siswa dalam kelompok yang terbatas yang
diajar oleh guru tersebut.
Kegunaan tes buatan guru antara lain bisa untuk penguasaan siswa
terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya dalam waktu tertentu,
pengecekan tercapainya TIK, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan
bimbingan, dan menentukan nilai siswa sebagai cermin prestasi belajarnya.
6
hal yang sifatnya pengetahuan umum yang memerlukan pola berpikir logik
dan spontanitas.
Sampai saat ini alat evaluasi untuk matematika belum ada yang sudah
dibakukan, baik tes maupun non tes, namun demikian tidak berarti semua alat
evaluasi matematika tidak ada yang baik.
Alat evaluasi terstandar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Distandarkan atas bahan dan tujuan yang lebih luas ruang lingkupnya
daripada tes buatan guru.
b. Disusun oleh para ahli dan merukan tim.
c. Melalui serangkaian uji coba sehinggga kriteria alat evaluasi yang baik
dapat dipenuhi.
d. Prosedur yang ditempuh biasanya adalah penyusunan,
pertimbangan(judgement), uji-coba, analisis, revisi, dan pengetahuan.
2. Menurut Tujuannya
Pembicaraan mengenai alat evaluasi non tes kriterianya banyak sejalan dengan
alat evaluasi tes,sehingga jika telah dibicarakan mengenai tes dapat pula
diterapkan pada evaluasi non tes.
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam hal kecepatan
berfikir (kognitif) atau keterampilan,baik yang bersifat spontanitas (logik)
maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaran yang telah
dipelajarinya.Waktu yang disediakan untuk menjawab atau menyelesaikan
seluruh materi tes ini relatif singkat dibandingkan dengan tes lainnya,sebab
yang lebih diutamakan adalah waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes
itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar,cepat dan tepat
penyelesaiannya.
Tes yang termasuk kategori tes kecepatan misalnya:
a. Tes Inteligensi
Mengerjakan soal tes sebanyak-banyaknya dengan benar dalam waktu
yang relatif singkat.
b. Tes Keterampilan
Misalnya bongkar pasang suatu alat.Hasil evaluasi akan baik jika
membongkar dan memasang kembali alat itu dilakukan dengan benar
dalam waktu yang minimal.
7
2. Tes Kemampuan (Power Test)
Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan.Tes ini hampir
mirip dengan tes pencapaian.Perbedaannya terletak banyaknya tes yang
dilakukan.Tes pencapaian tidak mempersoalkan kegiatan sebelum kegiatan
belajar dilakukan,yang penting adalah hasil belajar setelah kegiatan dilakukan.
Sedangkan tes perolehan belajar meninjau juga kondisi sebelum kegiatan
belajar dilakukan. Sebelum kegiatan belajar dimulai dilakukan tes awal (pre
test),yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui kondisi awal peserta tes,dan
tes akhir (post Test) sebagai tes pencapaian.
6. Tes Formatif
8
c. Sebagai diagnosis.
d. Sebagai balikan bagi guru.
7. Tes Sumatif
9
D. PENUTUP
1. Simpulan
a. Alat evaluasi terbagi menjadi dua yaitu teknik non tes dan teknik tes. Teknik
non tes dimaksudkan untuk mngevaluasi bidang afektif dan psikomotorik,
sedangkan teknik tes dimaksudkan untuk mengevaluasi bidang kognitif.
b. Macam-macam teknik non tes adalah angket, wawancara,observasi,inventori,
daftar cek, dan daftar skala bertingkat. Teknik tes terbagi ke dalam tiga macam
ditinjau dari segi cara menjawab, yaitu tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan.
c. Di tinjau dari pembuatannya alat evaluasi terbagi menjadi alat evaluasi buatan
guru. Dan alat evaluasi terstandar.
d. Ditinjau dari tujuannya alat evaluasi terbagi menjadi tes kecepatan, tes
kemampuan, tes pencapaian, tes kemajuan belajar, tes diagnostik, tes formatif,
dan tes sumatif.
2. Saran
a. Dalam memilih alat evaluasi yang akan digunakan dalam pembelajaran, guru
hendaknnya memperhatikan kondisi kelas sehingga alat evaluasi yang akan
digunakan dapat diterima dan cocok diterapkan kepada anak didik.
b. Dalam pencapaian hasil belajar siswa yang kita ukur melalui evaluasi haruslah
terjadi keseimbangan antara kognitif, afektif dan psikomotorik.
10