Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan, kita mengetahui bahwa setiap jenis atau bentuk
pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu
mengadakan evaluasi. Artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode
pendidikan, selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh
pihak terdidik maupun oleh pendidik.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja
dan di mana saja. Salah satu indikator bahwa seseorang itu telah belajar adalah
adanya suatu perubahan tingkah laku pada orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.1
Evaluasi pada dasarnya sebagai dasar keputusan, menyusun kebijakan,
maupun progam selanjutnya, keputusan apakah akan dilanjutkan, diperbaiki atau
dihentikan. Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu
upaya apapun yang terprogam, tidak terkcuali bagi progam pembelajaran sebagai
bagian dari progam pendidikan. Untuk mengetahui apakah program yang telah
direncanakan dan dilaksanakan dapat tercapai tujuannya.
Evaluasi memiliki kedudukan yang penting dalam proses pembelajaran.
Dengan melakukan evaluasi, guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat
mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode yang
digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah
ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara
tepat untuk menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya . Hasil penilaian juga

1
Hasan Baharun, ‘Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan Melalui
Model ASSURE’, Cendekia: Journal of Education and Society, 14.2 (2016), 231–46 .

1
dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik di
kemudian hari.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dalam hal ini
penulis ingin merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah teknik evaluasi non tes
2. Bagaimanakah teknik evaluasi tes essay
3. Bagaimanakah teknik evaluasi tes objektif
4. Bagaimanakah teknik evaluasi tes perbuatan

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui teknik evaluasi non tes.
2. Untuk mengetahui teknik evaluasi tes essay.
3. Untuk mengetahui teknik evaluasi tes objektif.
4. Umtuk mengetahui teknik evaluasi tes perbuatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknik Evalusi Non Tes
1. Pengertian Teknik Non Tes
Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa
menguji peserta didik2 tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.
Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilain dengan tidak menggunakan
tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara
menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial dan lainlain. Yang
berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun
secara kelompok.
Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan
wawancara (interview) dan menyebar angket (quistionnaire).
2. Bentuk-Bentuk Teknik Non Tes
a. Observasi (pengamatan)
Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik nontes
yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap
objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Pengamatan memungkinkan untuk
melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi
pada keadaan sebenarnya.3
b. Interview (wawancara)

Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di Sekolah” ,


2

(Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal 61

3
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
hal 76

3
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan
muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.4
Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil
belajar. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Sehingga angket berbeda dengan wawancara.5 Prinsip Penulisan Angket :
1) Isi dan tujuan pertanyaan jelas
2) Bahasa yang digunakan mudah dipahami
3) Tipe dan bentuk pertanyaan (terbuka atau tertutup)
4) Pertanyaan tidak mendua
5) Tidak menanyakan yang sudah lupa
6) Panjang pertanyaan (max 30 pertanyaan)
7) Urutan pertanyaan (dari mudah ke sulit)
8) Prinsip pengukuran
9) Penampilan fisik angket.

B. Teknik Evaluasi Tes Essay


Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan
jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya
didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana,
bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
Jumlah butir soal dalam tes uraian biasanya tidak banyak, hanya sekitar 5-10
butir soal dalam waktu kira-kira 90- 120 menit. Soal-soal bentuk uaraian ini menutut
kemampuan peserta tes untuk dapat mengorganisir, meginterprestasi,
menghubungkan pengertian-pengertian yang dimiliki. Secara singkat dapat dikatakan
4
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan: Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di Sekolah” ,
(Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal 63

5
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan…, h. 84

4
bahwa tes uraian menuntut peserta untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal
kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
Berdasarkan tingkat kebebasan tigkat peserta tes untuk menjawab soal tes
uraian, secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu tes uraian
bebas atau uraian terbuka (extended response) dan tes uraian terbatas (restricted
response).
a. Tes uraian bebas (extended response test)
Merupakan bentuk tes yang memberikan kebebasan kepada peserta tes untuk
mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab
soal tes. Jawaban peserta tes bersifat terbuka, fleksibel dan tidak terstruktur. Contoh;
jelaskan alasan mengapa sistem ekonomi yang dianut suatu negara berbeda-beda.
Peserta ujian diberi kebebasan untuk menjawab menurut gaya bahasa dan
gaya kognitifnya masing-masing, sesuai dengan kemampuan mengingat mereka.
Dengan demikian maka keterampilan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis
akan besar sekali kontribusinya dalam soal ujian tipe seperti ini. Bentuk soal seperti
ini baik untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan aplikasi, analisis,  evaluasi dan
kreativitas.
b. Tes uraian terbatas (restricted response test)
Merupakan bentuk tes yang memberikan batasan-batasan atau rambu-rambu
tertentu kepada para peserta tes dalam menjawab soal tes. Batasan tersebut mencakup
format, isi dan ruang ligkup jawaban.6
Walaupun kalimat jawaban peserta didik beranekaragam, tetap harus ada
pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan
batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.7
Ada beberapa ragam tes uraian terbatas antara lain ragam tes melengkapi dan
tes jawaban singkat.

6
Eko putro, Evaluasi Program,  hlm.80

7
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm. 125

5
1)  Tipe jawaban melengkapi
Yaitu butir soal yang memerintahkan kepeda peserta tes untuk
melengkapi kalimat dengan suatu frasa, angka atau satu formula.
2) Tipe jawaban singkat
Yaitu bentuk soal yang berbentuk pertenyaan yang dapat dijawab
dengan satu kata, satu frase, satu angka dan satu formula.

C. Teknik Evaluasi Tes Objektif


Yaitu bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang
harus dipilih oleh peserta didik. Jadi kemungkinan jawaban atau respon telah
disediakan oleh penyusun butir soal.8
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar
atau salah dan skornya antara 1 dan 0. Disebut objetif karena penilaiannya objektif.
Siapaun yang mengoreksi tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya
sudah jelas dan pasti.9
Secara umum ada tiga bentuk tes objektif, yaitu
a. Tipe benar salah (True-false test)
Adalah tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan
alternatif jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah.
1)  Kelebihan tipe benar salah
a) Dapat mewaklili pokok bahasan atau materi pelajaran lebih
luas
b) Mudah penyusunannya
c) Mudah diskor

8
Eko Putro, Evauasi program, hlm. 49

9
Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, hlm 135

6
d) Merupakan instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan
hasi belajar secrara langsung, terutama yang berkaitan dengan
ingatan.
2) Kekurangan
a) Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan penghafalan
kembali.
b) Mendorong peserta tes untuk menebak jawaban
b.  Tipe menjodohkan (matching)
Ada beberapa istilah yang digunakan  untuk menunjuk tes menjodohkan
(matching test) seperti memasangkan, atau mencocokkan. Butir soal
menjodohakn ditulis dalam dua kelompok yaitu pernyataan atau stem dan
kelompok jawaban.10
1)   Kelebihan tes menjodohkan
a) Baik untuk menguji hasil yang behubungan dengan
pengetahuan istilah, definisi, dan peristiwa.
b) Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal yang
berhubungan
c) Mudah dalam penyusunan.
2) Kelemahan
a) Ada kecenderungan untuk menekan ingatan saja
b) Kurang baik untuk menilai pengertian atau tafsiran.11
c.   Tipe pilihan ganda (multiple choice)
Adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban
lebih dari satu. Jumlah aternatif jawaban berkisar antara dua sampail ima.
Setiap tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian yaitu (1) pernyataan atau
disebut juga stem dan (2) alternatif pilihan jawaban atau disebut option.

10
Eko Putro, Evauasi program…, hlm. 51-56

11
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012) hlm.145

7
Terdapat beberapa variasi atau modifikasi dari tes pilihan ganda, yaitu:
1) Pilihan ganda analisis hubungan antar hal
Yaitu terdiri dari dua pernyataan yang dihubungkan oleh kata “sebab”. Jadi
ada dua kemungkinan hubungan antaara kedua pernyataan tersebut, yaitu ada
hubungan sebab akibat atau tidak ada hubungan sebab akibat.
2) Pilihan ganda analisis kasus
Yaitu peserta tes dihadapkan pada suatu kasus yang disajikan dalam bentuk
cerita, peristiwa atau sejenisnya. Kemudian diajukan pertanyaan dalam bentuk
melengkapi pilihan.
3) Pilihan ganda asosiasi
Struktur soalnya sama dengan melengkapi pilihan. Perbedaanya adalah kalau
pada melengkapi pilihan hanya ada satu jawaban yang paling benar atau paling benar
tapi pada melngkapi berganda  justru jawaban yang benar lebih dari satu, bisa 2,3,4.
4) Pilihan ganda dengan diagram, grafik, tabel dan sebagainya
Bentuk soal ini mirip dengan analisis kasus., baik struktur maupun pola
pertanyaannya. Bedanya dalam tes bentuk ini tidak disajikan kasus daam
bentuk cerita atau peristiwa tetapi dalam diagram, gambar, grafik maupun
tabel. 
d. Jawaban singkat (sort answer) dan melengkapi (completion)
Tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau
angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah.
1) Kebaikan tes ini
a) Sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik berkenaan
dengan fakta
b) Relatif mudah disusun
c) Menuntut peserta didik untuk mengemukkakan pendapat dengan
singkat
2) Kelemahan
a) Hanya berkenaan dengan kemampuan mengingat saja

8
b) Dibutuhkan waktu yang lama dalam mengoreksi12

D. Teknik Evaluasi Tes Perbuatan


Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik
dalam bentuk prilaku, tindakan atau perbuatan. Lebih jauh Stignis (1994)
mengemukakan “tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta
untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan
mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar
yang didemonstrasikan.” Misalnya untuk melihat bagaimana cara menggunakan
komputer dengan baik dan benar, guru harus menyuruh peserta didik untuk
mempraktikkan atau mendemonstrasiakn penggunaan komputer yang sesungguhnya
sesuai dengan prosedur yang baik dan benar.13
Sebagaimana jenis tes lain, tes tindakanpun mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan tes tindakan adalah (1) satu-satunya teknik tes yang dapat
digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan (2) sangat baik
digunakan untuk mencocokkan antara pengetauhan teri dan keterampilan praktik (3)
dalam pemggunaannya tidak mungkin peserta didik akan mencontek (4) guru dapat
lebih mengenal masing-masing karakter peserta didik.
Adapun kelemahannya adalah (1) memakan waktu yang lama (2) dalam hal
tertentu membutuhkan biaya yang besar (3) cepat membosankan (4) membutuhkan
syarat pendukung yang lengkap baik waktu tenaga maupun biaya.14

BAB III
12
Zaenal, Evaluasi pembelajaran…, hlm. 145-146

13
Wayan Nurkancana dan sunartana, Evaluasi pendidikan  (Surabaya: Usaha Nasional, 1986)
hlm.  26

14
Zaenal, evaluasi pembalajaran…,  h. 149-150

9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka dalam hal ini penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa
menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.
Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilain dengan tidak
menggunakan tes.
2. Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan
wawancara (interview) dan menyebar angket (quistionnaire).
3. Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan
jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri
pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan,
mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
4. Teknik evaluasi tes objektif yaitu bentuk tes yang mengandung kemungkinan
jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta didik. Jadi kemungkinan
jawaban atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal
5. Secara umum ada tiga bentuk tes objektif, yaitu
a. Tipe benar salah (True-false test)
b. Tipe menjodohkan (matching)
c. Tipe pilihan ganda (multiple choice)
d. Jawaban singkat (sort answer) dan melengkapi (completion)
6. Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik
dalam bentuk prilaku, tindakan atau perbuatan

10
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat,

karunia serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai

“BENTUK DAN TEKNIK EVALUASI”. Sholawat serta salam semoga tetap

tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun

hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih

kepada Tgk. Saifannur, M.Pd selaku dosen pembimbing.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat

kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun

dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku

para penulis usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna

memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Samalanga, 14 Juni 2021

Tim Penyusun

11
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal:
Hasan Baharun, ‘Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan
Melalui Model ASSURE’, Cendekia: Journal of Education and Society, 14.2

Buku:
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di
Sekolah” , Malang:UIN-Maliki Press, 2010
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007
Eko putro, Evaluasi Program
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012
Wayan Nurkancana dan sunartana, Evaluasi pendidikan  Surabaya: Usaha Nasional,
1986

12

Anda mungkin juga menyukai