Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH PONDOK PESANTREN DI INDONESIA

Tugas Makalah

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam


Dosen Pengampu : Dr. KH. AH. Mansur, SE, M.Pd.I

Di susun oleh :
Kelompok XIII
Samsu Rizal
Azwar Hadi

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM AL-AZHAR LUBUK LINGGAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat,

karunia serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai

“Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia”. Sholawat serta salam semoga tetap

tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun

hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih

kepada Dr. KH. AH. Mansur, SE, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan

Islam.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat

kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun

dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku

para penulis usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna

memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Aceh, 02 Desember 2021

Penyusun

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2

A. Asal-Usul Pesantren ............................................................................ 2


B. Pertumbuhan Kelembagaan Pesantren ................................................ 3
C. Karakteristik Pendidikan Pesantren .................................................... 5

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 8

A. Kesimpulan ........................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA

xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan islam di Indonesia antara lain ditandai oleh
munculnya berbagai lembaga pendidikan secara bertahap,mulai dari yang amat
sederhana, sampai dengan tahap yang sudah terhitung modern dan lengkap. Salah
satunya adalah pesantren.
Menurut Ahmad Syafi‟i Nur “ pesantren atau pondok adalah lembaga yang
dapat dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan
dan selanjutnya,ia dapat merupakan bapak dari pendidikan Islam“.
Kehadiran pesantren tidak dapat dipisahkan dari tuntutan umat. Karena itu,
pesantren sebagai lembaga pendidikan selalu menjaga hubungan yang harmonis
dengan masyarakat di sekitarnya sehingga keberadaannya di tengah-tengah
masyarakat tidak menjadi terasing. Dalam waktu yang sama segala aktifitasnya
pun mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat sekitarnya.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka makalah ini mencoba menjelaskan
asal usul pesantren, pertumbuhan, dan karakteristik kelembagaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Asal-Usul Pesantren?
2. Bagaimanakah Pertumbuhan Kelembagaannya?
3. Bagaimana Karakteristik Pesantren?

C. Tujuan
1. menjelaskan Asal-usul pesantren
2. menjelaskan Pertumbuhan Kelembagaan pesantren
3. Menjelaskan Bagaimana Karakteristik Pesantren

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal-Usul Pesantren
Tidak jelas dan tidak banyak referensi yang menjelaskan kapan pesantren
pertama berdiri, bahkan istilah pesantren, kiai dan santri masih diperselisihkan.
Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan
awalan Pe dan akhiran an yang menunjukan tempat. Dengan demikian pesantren
artinya “Tempat para santri”. Selain itu, asal kata pesantren terkadang dianggap
gabungan dari kata sant (Manusia Baik) dengan suku Tra (Suka Menolong)
sehingga kata pesantren dapat berarti “Tempat Pendidikan Manusia baik-baik”.1
Ada yang berpendapat bahwa pada umumnya berdirinya suatu pesantren
diawali dari pengakuan masyarakat akan keunggulan dan ketinggian ilmu seorang
guru atau kiai. Karena keinginan menuntut dan memperoleh ilmu dari kiai atau
guru tersebut maa masyarakat sekitar bahkan dari luar daerah datang kepadanya
untuk belajar. Mereka lalu membangun tempat tinggal yang sederhana disekitar
tempat tinggal guru atau kiai tersebut.
Wahjoetomo, mengatakan bahwa pesantren yang berdiri di tanah air,
khususnya di jawa dimulai dan dibawa oleh wali songo, dan tidak berlebihan bila
dikatakan bahwa pondok pesantren yang pertama didirikan adalah “Pondok
Pesantren yang pertama didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim atau
terkenal dengan sebutan Syekh Maulana Maghribi (Wafat tanggal 12 Robi‟ul awal
822 H atau tanggal 8 april 1419 M ) Di Gresik.
Secara terminologis Steenbrink menjelaskan bahwa dilihat dari bentuk dan
sistemnya, pesantren berasal dari India. Ini membuktikan sebelum proses
penyebaran islam di Indonesia sudah digunakan secara umum untuk pengajaran
Hindu Jawa. Setelah Islam tersebar di jawa sistem tersebut diambil oleh Islam.
Juga istilah ngaji, istilah pondok, langgar di jawa, Surau di Minangkabau,

1
Mahmud Yunus,Sejarah pendidikan Islam,Raja Grafindo Persada,Jakarta,1996Marwan Saridjo et.al.,Sejarah Pondok
Pesantren Di Indonesia,Drama Bakti,Yakarta,1982

2
Rangkang Aceh, bukan berasal dari bahasa arab, merupakan istilah yang terdapat
di India.
Mahmud yunus menyatakan dalam sejarah pendidikan islam bahwa asal
usul pesantren yang menggunakan bahasa arab pada awal pelajarannya, ternyata
dapat ditemukan di Baghdad ketika menjadi pusat dan ibukota wilayah islam.2
Dengan mengemukakan pendapat para pakar tersebut,membutikan bahwa
persoalan-persoalan historis tentang asal-usul pesantren tidak dapat diselesaikan
dan dipahami secara keseluruhan,sebelum problematika yang lannya terselesaikan
terlebih dahulu, yaitu tentang kedatanga Islam di indonesia.

B. Pertumbuhan Kelembagaan Pesantren


Akar Historis keberadaan pesantren dapat dilacak jauh kebelakang
kemasa-masa sebelum kemerdekaan Indonesia. Ketika para wali songo
menyiarkan dan menyebarkan Islam di tanah Jawa, mereka memanfaatkan Masjid
dan pondok pesantren sebagai sarana dakwah yang efektif. Para wali songo itu
mendirikan masjid dan padepokan (Pesantren) sebagai pusat kegiatan mereka
dalam mengajarkan dan mendakwahkan agama Islam. Misalnya, Raden rahmat
(Yang dikenal sebagai sunan Ampel) mendirikan pesantrennya didaerah kembang
kuning (Surabaya). Pesantren ini pada mulanya hanya mempunyai tiga orang
santri, yaitu Wiryo Suryo, Abu Hurairoh dan Kiai Bangkuning .
3
Pada perkembangan selanjutnya, epistemologi pesantren direduksi dengan
munculnya istilah pesantren virtual atau pesantren online. Berbeda dengan konsep
pesantren yang sudah mapan pada saat ini, pesantren virtual mengurangi beberapa
aspek yang sudah lazim terdapat dalam sebuah pesantren. Keberadaan Masjid,
pemondokan/asrama dan Kyai sudah tidak menjadi persyaratan dalam pesantren
virtual. Salah satu aspek yang memiliki kesamaan antara pesantren virtual dan
pesantren non virtual terletak pada materi pelajaran dan santri/peserta didik,
meskipun sebagian peneliti masih meragukan konsep santri dalam pesantren

2
Dawam rahardo,M. (Ed.),Pesantren Dan Pembaharuan,LP3ES,Jakarta,1974Hasbullah, Drs.,Sejarah pendidikan Islam di
Indonesia,Raja Grafindo Persada,Jakarta,1996
3
Fakhrurrozi, Hatta. “Pesantren Virtual: Dinamisasi Atau Disrupsi Pesantren?”. Pedagogia: Jurnal Pendidikan 10, no. 1
(April 12, 2021): 156. Accessed April 26, 2021.

3
virtual. Pesantren virtual banyak bermunculan setelah keberhasilan fenomena
fatwa online yang berkembang pada akhir 2000an.
Setelah melalui beberapa kurun masa pertumbuhan dan perkembangannya,
pondok pesantren bertambah banyak jumlahnya dan tersebar di pelosok-pelosok
tanah air. Pertumbuhan dan perkembangan pesantren ini didukung oleh beberapa
faktor sosio-kutural-keagamaan yang kondusif sehingga eksistensi pesantren ini
semakin kuat berakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Dalam Bukunya Dr. Faisal Ismail MA, Paradigma Kebudayaan islam
Studi Kritis dan refleksi Historis, bahwa Faktor-Faktor yang menopang
menguatnya keberadaan pesantren ini antara lain dapat disebutkan sebagai
berikut:4
a. Karena agama islam telah semakin tersebar dipelosok-pelosok tanah air,
maka masjid-masjid dan pesantren-pesantren semakin banyak pula
didirikan oleh umat islam untuk dijadikan sarana pembinaan dan
pengembangan syiar islam.
b. Siasat belanda yang terus memecahbelah antara penguasa dan ulam telah
mempertinggi semangat jihad umat islam untuk melawan belanda.
Menghadapi situasi ini, para ulama hijrah ketempat-tempat yang jauh dari
kota dan mendirikan pesantren sebagai basis pemusatan kekuatan mereka.
c. Kebutuhan Umat Islam yang semakin mendesak akan sarana pendidikan
yang islami, karena sekolah-sekolah belanda secara terbatas hanya
menerima murid-murd dari kelas sosial tertentu.
d. Semakin lancarnya hubungan antara indonesia dan tanah suci Mekkah
yang memungkinkan para pemuda islam indonesia untuk belajar ke
Mekkah yang merupakan pusat studi Islam. Sepulangnya dari mekah,
banyak diantara mereka yang mendirikan pesantren untuk mengajarkan
dan mengembangkan agama islam di daerah asal mereka masing-masing .

4
Abuddin Nata,H.(Ed),Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di
Indonesia,grasindo,jakarta,2001,h.93

4
Demikianlah, pada masa awal pembentukannya pondok pesantren telah
tumbuh dan berkembang secara subur dengan tetap menyandang ciri-ciri
tradisionalnya. Setelah berabad-abad lamanya, pesantren semakin berkembang
dan kini jumlahnya mencapai ribuan. Menurut buku laporan yang dikeluarkan
oleh Departemen Agama pada tahun 1982, jumlah pesantren yang ada di
Indonesia tercatat sebanyak 4.890 buah .

C. Karakteristik Pendidikan Pesantren


Untuk mengetahui karakteristik pendidikan pesantren, maka dapat dilacak
dari berbagai segi yang meliputi keseluruhan sistem pendidikan seperti materi
pelajaran dan metode pengajaran, prinsip-prinsip pendidikan, sarana dan tujuan
pendidikan pesantren, kehidupan kiai dan santri serta hubungan keduanya.5

a. Materi pelajaran dan Metode Pengajaran


Sebagai lembaga pendidikan islam, pesantren pada dasarnya hanya
mengajarkan agama, sedangkan sumber kajian atau mata pelajarannya ialah kitab-
kitab dari bahasa Arab. Pelajaran agama yang dikaji dipesantren adalah Al-Qur‟an
dengan tajwidnya dan tafsirnya, aqaid dan ilmu kalam, fiqih dan usul fiqih, hadits
dan mustholahul hadits, bahasa Arab dengan ilmu alatnya seperti nahwo, sharaf,
bayan, ma‟ani, badi„ dan „arud, tarikh, mantiq dan tasawuf. Kitab yang dikaji di
pesantren umumya kitab-kitab yang di tulis dalam abad pertengahan, yaitu abad
ke-12 sampai dengan abad ke-15 atau lazim disebutdengan “Kitab Kuning“ .
Adapun metode yang lazim dipergunakan dalam pendidikan pesantren
ialah wetonan, sorogan, dan hafalan. Metode Wetonan adalah metode kuliah
dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk disekeliling kyai yang
menerangkan pelajaran. Santri menyimak kitab masing-masing dan mencatat jika
perlu.

5
Mastuki HS,M.Ag dan M.Ishom El-saha,M.Ag. ,Intelektualisme Pesantren;Potret Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era
Perkembangan Pesantren,Diva Pustaka,Jakarta,2003

5
Metode sorogan adalah suatu metode dimana santri menghadap guru atau
kiai seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya, kiai
membacakan dan menerjemahkannya kalimat perkalimat; kemudian menerangkan
maksudya.
Metode Hafalan ialah suatu metode dimana santri menghafal teks atau
kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya. Biasanya cara menghafal ini
diajarkan dalam bentuk syair atau Nazam .

b. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan esantren tidak dibatasi seperti dalam lembaga-lembaga
pendidikan yang memakai sistem klasikal. Umumnya, kenaikan tingkat seorang
santri ditandai dengan tamat dan bergantinya kitab yang dipelajarinya. Apabila
seorang santri telah menguasai satu kitab dan telah lulus imtihan (Ujian) yang
diuji oleh kiai nya, maka ia berpindah ke kitab yang lain. Jadi jenjang pendidikan
tidak ditandai dengan naiknya kelas seperti dalam pendidikan formal, tetapi pada
penguasaan kitab-kitab yang telah ditetapkan dari yang paling rendah sampai
paling tinggi .

c. Fungsi Pesantren
Azyumardi azra menyatakan bahwa ada tiga fungsi pesantren tradisional.
Pertama, transmisi dan transfer ilmu-ilmu keislaman, Kedua, Pemeliharaan
Tradisi keislaman dan ketiga, reproduksi ulama .
d. Prinsip-Prinsip Pendidikan Pesantren
Pesantren memiliki prinsip-prinsip utama dalam menjalankan
pendidikannya. Setidaknya ada dua belas prinsip yang dipegang teguh pesantren :
1) theocentric
2) Sukarela dalam pengabdian
3) kearifan
4) kesederhanaan
5) kolektivitas
6) mengatur kegiatan bersama

6
7) kebebasan terpimpin
8) kemandirian
9) pesantren adalah tempat mencari ilmu dan mengabdi
10) mengamalkan ajaran agama
11) belajar di pesantren bukan untuk mencari Ijazah
12) restu kiai artinya semua perbuatan yang dilakukan oleh setiap warga pesantren
sangat bergantung pada kerelaan dan do‟a dari kiai .

e. Sarana dan tujuan Pesantren


Dalam bidang sarana, pesantren tradisional ditandai oleh ciri khas
kesederhanaan. Sejak dulu lingkungan atau kompleks pesantren sangat sederhana.
Tentu saja kesederhanaan secara fisik kini sudah berubah total. Banyak pesantren
tradisional yang memiliki gedung yang megah. Namun, kesederhanaan dapat
dilihat dari sikap dan prilaku kiai dan santri serta sikap mereka dalam pergaulan
sehari-hari. Sarana belajar misalnya, masih tetap dipertahankan seperti sedia kala,
dengan duduk diatas lantai dan di tempat terbuka dimana kiai menyampaikan
pelajaran.
Mengenai tujuan pesantren,sampai kini belum ada suatu rumusan yang
definitif. Antara satu pesantren dengan pesantren yang lain terdapat perbedaan
dalam tujuan, meskipun semangatnya sama, yakni untuk meraih kebahagiaan
dunia dan akhirat serta meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. Adanya
keberagaman ini menandakan keunikan masing-masing pesantren dan sekaligus
menjadi karakteristik kemandirian dan independensinya.

f. Kehidupan Kiai dan Santri


Kehidupan di pesantren berkisar pada pembagian kegiatan berdasarkan
shalat lima waktu. Dengan sendirinya pengertian waktu pagi, siang dan sore di
pesantren menjadi berbeda dengan pengertian diluar. Dalam hal inilah misalnya
sering dijumpai santri yang menanak nasi ditengah malam, mencuci pakaian
menjelang terbenam matahari.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tidak jelas dan tidak banyak referensi yang menjelaskan kapan pesantren
pertama berdiri, bahkan istilah pesantren, kiai dan santri masih
diperselisihkan.
2. Akar Historis keberadaan pesantren dapat dilacak jauh kebelakang kemasa-
masa sebelum kemerdekaan Indonesia. Ketika para wali songo menyiarkan
dan menyebarkan Islam di tanah Jawa, mereka memanfaatkan Masjid dan
pondok pesantren sebagai sarana dakwah yang efektif. Para wali songo itu
mendirikan masjid dan padepokan (Pesantren) sebagai pusat kegiatan mereka
dalam mengajarkan dan mendakwahkan agama Islam.
3. Untuk mengetahui karakteristik pendidikan pesantren,maka dapat dilacak dari
berbagai segi yang meliputi keseluruhan sistem pendidikan:seperti materi
pelajaran dan metode pengajaran,prinsip-prinsip pendidikan,sarana dan tujuan
pendidikan pesantren,kehidupan kiai dan santriserta hubungan keduanya.

B. Saran
Demikinlah hasil makalah yang kami susun,semoga makalah ini
memberikan informasi yang akan memperdalam ilmu pembaca,dan tidak menjadi
satu-satunya rujukan pembaca,karena kami menyadari akan kekurangan makalah
ini,akan tetapi makalh ini segalanya berlandasan dari sumber-sumber
terpercaya.Demi kesempurnaan makalh ini dan makalah selanjutnya,kami
bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca.Demikian kami ucapkan
terimakasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata,H.(Ed),Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-


Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia,grasindo,jakarta,2001,h.93

Ahmad Syafi‟i Nur,Pesantren :Asal Usul Dan Pertumbuhan Kelembagaan,Dalam


Buku yang di Edit oleh Abuddin Nata yang berjudul Sejarah Pertumbuhan Dan
Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di
Indonesia,Grasindo,Jakarta,2001

Azyumardi Azra,Prof.Dr.H.,Pendidikan Islam;Tradisi Dan Modernisasi Menuju


Milenium Baru,Logos,Jakarta,2002

Dawam rahardo,M. (Ed.),Pesantren Dan Pembaharuan,LP3ES,Jakarta,1974


Hasbullah, Drs.,Sejarah pendidikan Islam di Indonesia,Raja Grafindo
Persada,Jakarta,1996

Fakhrurrozi, Hatta. “Pesantren Virtual: Dinamisasi Atau Disrupsi Pesantren?”.


Pedagogia: Jurnal Pendidikan 10, no. 1 (April 12, 2021): 156. Accessed April
26, 2021.

Mahmud Yunus,Sejarah pendidikan Islam,Raja Grafindo Persada,Jakarta,1996


Marwan Saridjo et.al.,Sejarah Pondok Pesantren Di Indonesia,Drama
Bakti,Yakarta,1982

Mastuki HS,M.Ag dan M.Ishom El-saha,M.Ag. ,Intelektualisme Pesantren;Potret


Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era Perkembangan Pesantren,Diva
Pustaka,Jakarta,2003

Anda mungkin juga menyukai