Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ISU-ISU AKTUAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Nita Yuli Astuti, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Arifa Luthfia Avrinanda (23030160053)


2. Ellen Syeviana Ramadhani (23030160058)
3. Maulina Fitri Nur Inayah (23030160072)
4. Manar Tohda (23030160253)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Setelah bergelut dengan perjuangan yang panjang, makalah ini akhirnya dapat
rampung juga. Tentu saja, kami sebagai tim penyusun makalah ini sangat bersyukur atas
rampungnya makalah ini. Kami menghaturkan syukur yang paling dalam bagi Allah Yang
Maha Pembimbing. Karena-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Isu-isu
Aktual Pendidikan Islam guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam ini
dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Nita Yuli Astuti, M. Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.
Tentunya, makalah ini tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Sebagai penulis,
kami berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran agar dalam membuat makalah
selanjutnya jauh dapat lebih baik lagi. Di sisi lain, kami berharap pembaca menemukan
pengetahuan baru dari makalah ini. Walaupun tulisan ini tidak sepenuhnya sempurna,
kami berharap ada manfaat yang bisa diperoleh oleh pembaca.
Demikian sepatah dua patah kata yang dapat kami sampaikan. Terima kasih..

Semarang, 01 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2

C. Tujuan................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3

A. Isu-Isu Aktual Pendidikan Islam.........................................................................................3

B. Solusi Dalam Menghadapi Isu-isu Aktual Pendidikan Islam............................................12

BAB III PENUTUP....................................................................................................................16

A. Kesimpulan...................................................................................................................... 16

B. Saran................................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan dan tantangan yang ada dalam pendidikan Islam baik dalam proses
pembelajaran maupun dalam penerapannya di lembaga sekolah, sudah menjadi hal yang
biasa ditemukan. Segala permasalahan dan tantangan yang ada tersebut harus dihadapi dan
dicari solusinya. Berbagai problematika yang muncul bisa berkenaan dengan masalah yang
bersifat internal maupun ekstemal. Walaupun adanya permasalahan yang harus dihadapi
tersebut bukan menjadi penghambat untuk terus berinovasi ke arah yang lebih baik.

Di era globalisasi ini memberikan efek positif dan negatif bagi umat Islam yang
kemudian menjadi problema atau tantangan pendidikan Islam untuk mengatasi efek negatif
dan berupaya untuk tetap menerapkan keislaman dalam proses pendidikan di lembaga
pendidikan dengan menganalisis problematika yang terjadi kemudian dicari solusi alternatif
yang tepat. Sehingga membutuhkan kontribusi yang tepat agar problema yang ada tidak
menjadikan tujuan pendidikan Islam diam ditempat atau tertinggal. Berbagai isu dan
problematika yang muncul saat ini berkenaan dengan faktor internal dan eksternal.

Berkaitan dengan itu pula pendidikan Islam memiliki corak dan karakter yang berbeda
sejalan dengan upaya pembaharuan yang dilakukan secara terus-menerus pasca generasi Nabi
Muhammad SAW, sehingga dalam perjalanan selanjutnya pendidikan Islam terus mengalami
perubahan baik dari segi kurikulum, maupun dari segi lembaga pendidikan Islam yang
dimaksud. Tuntutan akan peningkatan layanan dan mutu pendidikan adalah merupakan salah
satu dampak keberhasilan pembangunan dalam perubahan sosial, antara lain meningkatkan
apresiasi masyarakat terhadap pendidikan.

Pendidikan sebagai suatu sistem terbuka tidak lepas dari yang namanya masalah, baik
masalah mikro maupun masalah makro. Masalah mikro yaitu masalah yang timbul dalam
komponen yang terdapat pada pendidikan itu sendiri sebagai suatu sistem, seperti masalah

1
kurikulum, administrasi pendidikan dan sebagainya. Masalah makro yaitu masalah yang
muncul dalam pendidikan itu sebagai suatu sistem dengan sistem-sistem lainnya yang lebih
luas, seperti kurang meratanya pendidikan, rendahnya mutu pendidikan, masalah efisiensi,
relevansi dan lain lain.

Membahas menganai isu-isu aktual, yang dimana isu aktual merupakan masalah atau
pokok persoalan yang benar terjadi atau yang akan terjadi serta sedang menjadi perbincangan
berbagai kalangan. Mengacu pada isu-isu aktual dalam pendidikan umum maupun
Pendidikan Islam sendiri tidak terlepas dari sistem pemerintahan yang sedang berlangsung.

Dengan demikian problema yang ada kemudian dicari solusi yang tepat maka akan
menjadikan pendidikan Islam yang lebih baik kedepannya. Untuk itu, problema yang terjadi
dapat dijadikan sebagai perbandingan untuk menganalisis hagaimana perkembangan dan
kemajuan pendidikan Islam di era globalisasi ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka makalah ini memiliki rumusan makalah sebagai
berikut :
1. Apa saja Isu-isu Aktual Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Cara Mengatasi Isu-isu Aktual Pendidikan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka makalah ini memiliki tujun sebagai berikut :
1. Mengetahui Isu-isu Aktual Pendidikan Islam.
2. Mengetahui Solusi Terhadap Isu-isu Aktual Pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Isu-Isu Aktual Pendidikan Islam


Makna isu sering dikaitkan dengan problematika. Isu menurut KBBI adalah masalah
yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya). Arti lainnya dari isu adalah kabar
yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya.
Sedangkan Problematika dalam KBBI artinya masih menimbulkan masalah, hal-hal yang
masih menimbulkan suatu masalah yang masih belum dipecahkan solusinya. Isu dan
problematika memiliki keterkaitan yang masih belum mendapatkan solusi untuk mencapai
suatu tujuan sehingga menjadi terhambat atau tidak maksimal.
Pendidikan islam merupakan segala usaha untuk memelihara fitrah manusia serta sumber
daya manusia yang ada menuju terbentuknya manusia seutuhnya yang sesuai dengan norma
Islam.1 Maka dari definisi diatas dapat diartikan bahwa pendidikan islam adalah proses
bimbingan kepada manusia yang mencakup jasmani dan rohani yang berdasarkan pada ajaran
dan dogma agama (Islam) agar terbentuk kepribadian yang utama menurut aturan Islam
dalam kehidupannya sehingga kelak memperoleh kebahagiaan di akhirat nanti.
Dalam sistem pendidikan, keberadaan pendidikan islam terbagi menjadi beberapa hal.
Pertama, pendidikan Islam sebagai lembaga, lembaga pendidikan Islam sangat berperan
dalam pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan karakter manusia sehingga
masyarakat yang tercipta merupakan cerminan masyarakat Islami. Kedua, pendidikan Islam
sebagai mata pelajaran, diakuinya pendidikan agama sebagai salah satu pelajaran yang wajib
diberikan pada jenjang tingkat dasar sampai Perguruan Tinggi. Ketiga, pendidikan Islam
sebagai nilai yakni nilai-nilai Islami dalam sistem pendidikan.2

1
Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, (Semarang: Balai Pustaka, 2005), hlm. 896.
2
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 112

3
Pendidikan islam juga memiliki banyak memiliki isu-isu yang dari berbagai hal baik dari
segi konseptual maupun teoretis. Dengan ini Isu-isu pendidikan islam terbagi atas beberapa
bagian yakni:

a. Isu Mengenai Kurikulum Pendidikan


Kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang
disediakan oleh sekolah yang tidak hanya bidang studi dan kegiatan belajar mengajar
saja, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan pribadi peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan , yang
pelaksanaannya di sekolah maupun di luar sekolah .3
Satu hal yang paling penting dalam masalah pendidikan formal adalah pengaturan
kurikulum karena kurikulumlah yang dijadikan sebagai acuan bagi berjalannya proses
pendidikan. Bahkan termasuk sebagai acuan bagi evaluasi berhasil atau tidaknya proses
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atas sekolah. Dengan
demikian, pengaturan kurikulum yang sifatnya overloaded akan menghambat
peningkatan mutu pendidikan. Materi pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum
pendidikan Islam pada masa sekarang nampaknya semakin luas. Hal ini karena dipicu
oleh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, selain juga semakin beratnya
beban yang ditanggung oleh pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan.
Oleh karena tuntutan perkembangan yang demikian pesatnya, para perancang
kurikulum pendidikan Islam juga dituntut untuk memperluas cakupan yang terkandung
dalam kurikulum pendidikan Islam, antara lain berkaitan dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam proses pembelajaran dan pendidikan.
Kebanyakan kurikulum yang dipergunakan di sekolah-sekolah masih berisi tentang
mata pelajaran yang beraneka ragam. Dalam bidang kurikulum sistem sentralistik ini juga
memengaruhi output pendidikan.4 Selain kurikulum yang sentralistik, terdapat pula
beberapa kritikan kepada praktik pendidikan berkaitan dengan saratnya kurikulum
sehingga seolah-olah kurikulum itu kelebihan muatan. Sehingga pengajaran yang
3
Miswar Saputra , Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam . (Aceh : Yayasan Penerbit Muhammad
Zuhri,2021) hal.3
4
Billy Eka Wardana, Hambatan Dan Harapan Pendidikan Islam Di Era Digitalisasi, Asian Journal of Applied
Education, Vol. 1 No. 1, 2022, hlm. 7.

4
berlangsung kebanyakan menanamkan teori-teori pengetahuan melulu dan Anak-anak
terlalu banyak dibebani oleh mata pelajaran.

b. Isu Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam


Menurut KBBI, sarana adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat
dalam mencapai maksud atau tujuan. Adapun prasarana adalah segala sesuatu yang dapat
menunjang terlaksananya sebuah usaha yang sedang dilakukan. Sarana dan prasarana
pendidikan merupakan semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung
yang menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. 5
Tujuan utama dilakukannya pengelolaan sarana dan prasarana yaitu agar penggunaannya
bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang kita inginkan.
Jika dilihat berdasarkan fungsinya terhadap proses pelaksanaan proses belajar
mengajar, maka dapat dikatakan bahwa sarana pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa
macam yaitu berupa media pendidikan dan juga peralatan belajar. Media pendidikan
adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk mengantarkan pesan yang dapat mengacu
pikiran, perasaan, perhatian dan keinginan siswa sehingga dapat akan mendorong
terjadinya suatu proses belajar di dalam diri siswa. Adapun beberapa jenis media
pendidikan berupa media audio, media visual, dan media audio-visual.
Selanjutnya, peralatan belajar yaitu semua alat-alat atau benda yang secara langsung
dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh guru dan murid dalam menunjang terlaksananya
proses pembelajaran. Peralatan belajar yang dimaksud tersebut dapat berupa buku,
kamus, kitab suci Al-Qur’an, alat Peraga, alat praktek, dan alat tulis menulis. Menurut
pernyataan Nasional Education Assosiation bahwa bentuk-bentuk dari adanya
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual dan peralatannya.
Selanjutnya adalah prasarana pendidikan. Prasarana pendidikan dapat kita bedakan
menjadi dua yaitu bangunan dan perabot sekolah. Bangunan sekolah terdiri dari berbagai
ruang-ruang yan ada seperti Ruang Teori, Ruang Administrasi/Kantor, Ruang Penunjang,
Prasarana Lingkungan/Infrastruktur, Perabot Sekolah/Madrasah.

5
Nurbaiti, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jurnal Manajer Pendidikan, Vol. 9 No. 4, 2015,
hlm. 537.

5
Menurut Barnawi dan M. Arifin (2012: 51-79) ruang lingkup manajemen sarana dan
prasarana meliputi perencanaan pengadaan, pengaturan, penggunaan, dan pengontrolan. 6
Berikut lima ruang lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana:
1. Perencanaan Sarana dan Prasarana
Proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai
keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan,
rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan
kebutuhan sekolah. Tujuan diadakannya perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak
diinginkan dan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya.
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pengadaan merupakan serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan
prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kebutuhan sarana dan prasarana dapat berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah,
waktu, maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Pengaturan Sarana dan Prasarana
Ada tiga kegiatan yang dilakukan dalam proses pengaturan ini, yaitu inventarisasi,
penyimpanan, dan pemeliharaan. Inventarisasi adalah proses pencatatan atau
penyusunan data sarana prasarana atau perlengkapan sekolah.
4. Penggunaan Sarana dan Prasarana
Penggunaan dapat dikatakan sebagai kegiatan pemanfaatan sarana dan prasarana
untuk mendukung proses pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan. Penggunaan
sarana dan prasarana di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Namun,
kepala sekolah dapat melimpahkan pekerjaannya kepada wakil kepala sekolah.
5. Penghapusan Sarana dan Prasarana
Penghapusan ialah kegiatan meniadakan sarana prasarana yang sudah tidak
digunakan. Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan
sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan dapat
dipertanggungjawabkan.
6
Lestari, Manajemen Sarana dan Prasarana Di Pendidikan Anak Usia Dini . Jurnal Universitas Negeri Malang,
Vol. 24 No. 524, hlm. 376.

6
Kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan dapat berdampak kepada
proses pembelajaran dan hal itu juga dapat berdampak kepada kualitas pendidikan.
Adanya saranana dan prasarana sangat membantu dalam kegiatan pendidikan. Sarana dan
prasarana yang lengkap dan baik memberikan andil besar terhadap kemampuan siswa
seperti adanya fasilitas olahraga yang lengkap dapat menjadikan siswa tertarik dan
semangat dalam berolahraga hal itu dapat menumbuhkan kemampuan dalam bidang
olahraga siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dengan studi literatur yaitu dengan membaca jurnal-
jurnal dari berbagai sumber didapatkan hasil bahwa masalah umum yang terjadi di
Indonesia saat ini adalah banyaknya sekolah dengan sarana dan prasarana yang kurang
memadai, terutama disekolah terpencil banyak fasilitas yang tidak memandai seperti
kelas bocor bangku dan meja rusak dan sebagainya. Penyebab terjadinya permasalah
tersebut yaitu karena adanya hambatan yang terjadi saat proses manajemen sarana dan
prasarana itu sendiri.
Hambatan - hambatan dalam proses manajemen sarana dan prasarana menurut
penelitian yang dilakukan Rahmatun (2010) yaitu:
a) Keterbatasan sumber daya manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam proses
manajemen sarana prasarana. Dengan adanya tim khusus manajemen sarana dan
prasarana dapat membantu manajemen sarana prasarana berjalan lebih efektif.
b) Keterbatasan dana yang dimiliki sekolah
Dana menjadi penentu utama terwujudnya sarana prasarana yang lengkap dan
berkualitas. Dengan adanya dana yang mencukupi akan mempermudah suatu lembaga
pendidikan untuk membeli sarana atau perlengkapan-perlengkapan sekolah. Lembaga
pendidikan akan dapat memenuhi kebutuhannya jika memiliki dana yang cukup.
Namun kenyataanya masih banyak lembaga sekolah yang memiliki dana yang kurang
memadai atau terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan lembaga
pendidikan tersebut.
c) Rendahnya kesadaran guru untuk terlibat dalam perawatan.
Selain adanya petugas khusus yang bertugas untuk mengatur dan mengelola sarana
dan prasarana sekolah perlu kesadaran juga dari pihak-pihak lain dalam

7
memanajemen sarana dan prasarana tersebut. Salah satunya yaitu pentingnya
kesadaran guru dalam membantu proses manajemen sarana prasarana itu khususnya
dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.
Selain ketiga hambatan tersebut di atas, rendahnya kesadaran para peserta didik untuk
menjaga fasilitas fasilitas sekolah dan tidak adanya tindakan tegas kepada para pelanggar
yang merusak fasilitas-fasilitas sekolah juga menjadi penghambat manajemen sarana
prasarana.7 Hambatan yang terdapat pada sarana dan prasarana yaitu rusaknya fasilitas
seperti kursi dan meja yang patah, kipas angin yang rusak, WC kurang bersih serta
dinding yang dicoret-coret. Selain itu terdapat juga sampah bekas makanan dan minuman
di lingkungan sekolah. Hal itu disebabkan oleh siswa yang kurang menjaga kebersihan
dan fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah
.
c. Isu Terhadap Metode Pendekatan Pembelajaran
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendekatan adalah proses,
perbuatan dan cara mendekati, suatu sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang
biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Pendekatan
(approach) ialah petunjuk atau cara umum dalam memandang permasalahan atau objek
kajian, sehingga berdampak.
Metode pendekatan merupakan komponen pendidikan yang mendukung tugas
profesionalisme guru atau tenaga kependidikan dilembanga tingkat sekolah dasar,
keberhasilan pelaksanaan pendidikan amat bergantung pada kemampuan guru memilih
pendekatan merencanakan program pembelajaran penguasaan strategi, memilih dan
menentukan metode sesuai materi dan teknik dalam mengajar.
Di antara upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah
meningkatkan kualitas guru dan dosen melalui program sertifikasi, Melalui program ini
diharapkan para guru dan dosen sungguh-sungguh memiliki kompetensi profesional yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
pendidikan di Indonesia. Salah satu kemampuan dan keahlian profesional utama yang
harus dimiliki oleh para pendidik adalah kemampuan di bidang pendidikan dan keguruan,
khususnya terkait dengan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran.
7
Siti Nurharirah & Effane, A. (2023). Hambatan dan Solusi Dalam Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
(Bogor : Karimah Tauhid).

8
Tanggung jawab professional guru dalam proses pembelajaran, mengharapkan setiap
pendidik dapat menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses
pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran berlansung. Hal ini bertujuan supaya
kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien, sehingga tujuan akhir
yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik.
Oleh karena itu, dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran ini, pendidik dituntut
untuk serius dan fokus agar perencanaan pembelajaran dapat tersusun dengan baik. Di
samping itu juga harus dapat memahami pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, metode serta teknik pembelajaran yang
sesuai dengan topik dan pembahasan. Keadaan ini tentunya berujung kepada
penerapannya di dalam proses belajar mengajar dengan situasi dan kondisi yang dihadapi
akan berdampak pada tingkat penguasaan dan prestasi belajar peserta didik.

d. Isu Problematika Profesionalitas dan Kualitas Sumber Daya Manusia


Berkaitan dengan profesionalisme, perlu didefinisikan secara singkat dalam kaitannya
dengan profesi guru. Menurut Darling-Hamond & Goodwin (1993) dalam [3] suatu
pekerjaan disebut professional jika paling tidak mempunyai tiga ciri utama yaitu:
1. Penerapan ilmu dalam pelaksanaan pekerjaan didasarkan pada kepentingan individu
pada setiap kasus,
2. Mempunyai mekanisme internal yang terstruktur, yang mengatur rekrutmen,
pelatihan, pemberian lisensi (ijin kerja), dan ukuran standar untuk praktik yang ethis
dan memadai;
3. Mengemban tanggung jawab utama terhadap kebutuhan kliennya. 8
Sedangkan menurut UU tentang guru dan dosen, profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. 9 Dengan demikian profesi guru
dapat disimpulkan sebagai pekerjaan yang mengandung unsur profesionalisme karena
untuk menjadi guru diperlukan ilmu baik secara konten maupun pedagogi.

8
Darling-Hammond, L., & Goodwin, A. L. (1993). Progress toward profesionalism in teaching. Challenges and
achievements of American Education. Alexandria: Association for supervision and curriculum development.
9
Pasal 1 Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

9
Profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas
dan peran bukan hanya memberikan informasi- informasi ilmu pengetahuan dan
teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu. Selain tantangan
tersebut, secara spesifik menjadi guru di negara berkembang akan menghadapi berbagai
persoalan seperti sarana dan prasarana, kondisi politik yang tidak menentu, tingkat buta
huruf, inflasi, kualitas pendidikan yang rendah secara umum dan khususnya kualitas
pendidikan guru . Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga mengalami
permasalahan-permasalahan tersebut, khususnya permasalahan tentang kualitas
pendidikan dan pelatihan guru untuk menjadikan guru seorang professional.

e. Isu Terhadap Problematika Biaya Pendidikan


Mahalnya biaya pendidikan merupakan salah satu dari problematika pendidikan yang
ada di Indonesia. Pada tiap tahun selalu saja terdengar keluhan masyarakat terhadap
mahalnya biaya pendidikan yang harus dibayar,selain itu juga adanya fasilitas pendidikan
yang kurang memadai,seperti masih ada gedung sekolah yang ambruk,ruang belajar yang
kurang tertata dan fasilitas pendidikan dalam keadaan minim,dan lain-lain. Sementara
pada sisi lain,Pemerintah sudah menganggarkan biaya pendidikan sebesar 20 % dari
APBN dan anggaran tersebut merupakan anggaran yang paling tinggi saat ini.tidak ada
anggaran kementrian lainnya, yang melebihi besarnya anggaran yang diperuntukkan bagi
kementrian pendidikan nasional.

Pendidikan gratis atau setidaknya pendidikan murah, telah disadari oleh masyarakat
pengguna jasa sektor pendidikan sebagai hak sosial,ekonomi dan budaya yang
seharusnya difasilitasi oleh pemerintah.hak mendapatkan fasilitas biaya pendidikan
murah (gratis) merupakan hak masyarakat sebagai pembayar pajak yang seharusnya
direalisaikan oleh pengambil kebijakan dibidang-bidang anggaran publik. Dan
seharusnya masyarakat pembayar pajak berhak disubsidi oleh pemerintah, ketika mereka
menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah negeri. Mahalnya biaya pendidikan
yang selama ini dirasakan oleh masyarakat, semakin disadari tidak sebanding dengan
mutu pendidikan yang dinikmati masyarakat. Biaya pendidikan di berbagai daerah di
Indonesia mengalami kenaikan fantastik mengikuti deret ukur (kepentingan pasar),
namun kualitasnya berjalan di tempat.

10
Dari apa yang dirasakan masyarakat timbul pertanyaan “Mengapa biaya pendidikan
di Indonesia semakin mahal ?” Banyak pengamat kritis dunia pendidikan menyalahkan
arus liberalisasi (privatisasi) dunia pendidikan sebagai biang penyebab kondisi tersebut.
Sebagian yang lain, menganggap membengkaknya biaya pendidikan karena praktik
korupsi di lingkungan birokrasi pendidikan, terutama di sekolah-sekolah negeri yang
seharusnya menjadi tanggung jawab negara. Banyak pendapat anggota masyarakat, yang
menyebutkan mahalnya biaya pendidikan sekalipun di sekolah negeri, karena praktik
korupsi legal dan ilegal oleh birokrasi sekolah dan birokrasi pendidikan. Hal tersebut bisa
dibuktikan dengan perhitungan (prasangka) yang rasional, mengapa pimpinan birokrasi
sekolah dan birokrasi pendidikan umumnya hidup makmur (berkelimpahan), padahal
standar gaji setiap bulannya adalah standar gaji PNS ?.

Pembengkakan biaya pendidikan (anggaran pendidikan) di berbagai jenjang sekolah


dasar hingga menengah, terutama sekolah negeri, memang disebabkan oleh rancangan
anggaran sekolah yang irasional dan tidak akuntabel.

Berikut beberapa bentuk problematika biaya pendidikan islam di Indonesia :

a. Semakin mahalnya biaya pendidikan dan semakin naik pula biaya pendidikan di tiap
tahunnya.

b. Biaya pendidikan yang tidak sebanding dengan mutu pendidikan yang diperoleh oleh
msyarakat .

c. Adanya pungutan biaya pendidikan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah yang


meyebabkan pembengkakan biaya pendidikan yang disebabkan oleh mark up
anggaran sekolah yang irasional dan tidak akutanbel serta sangat memberatkan orang
tua murid.

d. Adanya anggapan dari masyarakat yang menganggap biaya pendidikan semakin


mahal yang diakibatkan dari praktik korupsi legal dan ilegal oleh birokrasi sekolah
dan birokrasi pendidikan

11
B. Solusi Dalam Menghadapi Isu-isu Aktual Pendidikan Islam
1. Solusi Terhadap Probematika Kurikulum Pendidikan

Problematika kurikulum pendidikan Islam merupakan masalah operasional yang


berhubungan dengan komponen pendidikan Islam. Kurikulum yang dimplementasikan
dapat mengarahkan agar lebih banyak memberi peserta didik untuk berhubungan langsung
dengan fisik objek-objek. Dimensi tersebut menghasilkan verbal learning (belajar verbal).
yaitu berupa kemampuan memperoleh data dan informasi yang harus dipelajari dan
dihafalkan. Maka kurikulum dalam pendidikan Islam merupakan pengalaman yang
ditanamkan kepada peserta didik tidak hanya sebatas alam fisik tapi juga alam tak terbatas.
Maksud alam tak terbatas ialah alam rohaniah atau spiritual, yang mengantarkan manusia
pada keabadian. Dan perlu juga ditanamkan pengetahuan tentang hukum dan sistem
kemestaan yang melahirkan perwujudan harmoni dalam alam semesta yang menentukan
kehidupan manusia di masa depan.

Solusi untuk problematika kurikulum pendidikan Islam melibatkan beberapa aspek.


Pertama, penyempurnaan kurikulum dengan memasukkan konten yang relevan dengan
zaman dan kebutuhan masyarakat. Kedua, pelibatan pakar pendidikan Islam dalam
penyusunan kurikulum untuk memastikan keakuratan dan kedalaman materi. Selain itu,
pelatihan terus-menerus bagi guru agar mampu menyampaikan materi dengan metode yang
efektif dan inklusif. Juga, memastikan bahwa kurikulum mendukung pengembangan
keterampilan praktis dan kritis untuk siswa.

2. Solusi Terhadap Probematika Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam

Dalam menghadapi permasalahan dan hambatan-hambatan dalam sarana prasarana


diperlukan solusi agar sarana prasarana dapat tetap berjalan dengan efektif dan baik.
Adapun saran atau solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut diantaranya yaitu:

1). Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya manusia, pemimpin suatu lembaga
pendidikan dapat mengeluarkan kebijakan agar setiap orang yang berada didalam
lembaga pendidikan tersebut mempunyai kewajiban untuk menjaga dan merawat
sarana prasana pendidikan, baik itu pemimpin lembaga pendidikan tersebut, pendidik,

12
tenaga pendidik dan peserta didik. Sebgai penggerak pendidikan harus mempunyai
niat dalam memenuhi sebuah sarana prasarana yang baik demi pendidikan yang baik
pula untuk generasi selanjutnya

2). Untuk mengatasi keterbatasan dana, dibutuhkannya suatu koordinasi antara pemerintah
daerah dan pemerintah pusat agar dapat mengetahui lembaga- lembaga pendidikan
yang kekurangan dalam hal dana. Selain itu pemimpin suatu lembaga pendidikan atau
kebendaharaan dapat membuat surat pemenuhan sarana prasarana pendidikan kepada
pemerintah agar diberikan sarana dan prasarana yang layak dan terjamin kedepannya.

3). Pendidik harus lebih kratif dalam mencari alternatif lain untuk tetap melakukan
pembelajaran dengan menarik dan menyenangkan tanpa adanya sarana prasarana yang
lengkap seperti dengan mengubah metode pembelajarannya.

3. Solusi Terhadap Isu Metode Pendekatan Pembelajaran

Untuk mengatasi isu metode pendekatan pembelajaran dalam konteks pendidikan Islam,
beberapa solusi dapat dipertimbangkan. Pertama, mengadopsi pendekatan pembelajaran
yang aktif dan kolaboratif, seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, dan penggunaan
teknologi pendidikan. Kedua, memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan
keterampilan mereka dalam menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Selain itu,
mengintegrasikan pendekatan yang menekankan pemahaman kontekstual dan aplikatif dari
ajaran Islam agar siswa dapat mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan kehidupan sehari-
hari mereka.

4. Solusi Terhadap Problematika Profesionalitas dan Kualitas Sumber Daya Manusia

Untuk meningkatkan profesionalitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam
pendidikan Islam, solusi melibatkan beberapa langkah. Pertama, menyelenggarakan
pelatihan berkelanjutan bagi para pendidik agar mereka tetap terkini dengan metode
pengajaran terbaru dan perkembangan dalam bidang pendidikan Islam. Kedua, mendorong
partisipasi dalam program pengembangan profesional dan konferensi pendidikan.

13
Selain itu, memberikan insentif atau penghargaan bagi guru yang menunjukkan
komitmen dan prestasi dalam meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Untuk
meningkatkan motivasi dan etos kerja guru maka faktor pemenuhan kebutuhan sangat
berpengaruh. Untuk itu bagaimana cara mengarahkan kekuatan yang ada dalam diri guru
untuk mau melakukan upaya ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Adanya peningkatan
profesionalisme tenaga pendidik yang meliputi kompetensi personal, kompetensi
10
pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Seluruh langkah ini dapat
membantu menciptakan lingkungan pendidikan Islam yang profesional dan berkualitas.

5. Solusi Terhadap Probematika Biaya Pendidikan

Dari berbagai masalah yang diungkap diatas maka harus ada solusi bagaimana agar
pendidikan dapat berjalan dengan baik ,terjangkau oleh masyarakat dan tetap sebanding
dengan mutu pendidikan yang diperoleh oleh masyarakat. Karena hak mendapatkan
fasilitas biaya pendidikan murah (gratis) merupakan hak masyarakat sebagai pembayar
pajak:

Pertama diperlukan kejujuran dan rencana yang strategis dari jajaran birokrasi
pendidikan,untuk mengimplementasikan anggaran pendidikan pada program pembiayaan
pendidikan Gratis (Murah) bagi masyarakat.

Kedua, dalam sekolah (dunia pendidikan)harus dibersihkan dari berbagai biaya


pungutan, seperti biaya LKS, biaya seragam,biaya uang gedung,biaya ektrakulikuler,dll.
Oleh karena itu harusnya,program pemberantasan korupsi harus bisa menyentuh dunia
pendidikan terutama disekolah-sekolah.

Ketiga, kebijakan dari bidang pendidikan yang menyepakati program kapasitasi


pendidikan harus diberhentikan/dihapus.

Selanjutnya untuk mengatasi anggapan masyarakat yang menganggap bahwa mahalnya


biaya pendidikan karena adanya praktik korupsi yang dilakukan pejabat dan birokrasi
sekolah solusi yang kiranya perlu dilakukan oleh sekolah adalah di setiap akhir tahun

10
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional di Era Globalisasi. Jurnal Forum Tarbiyah, Vol. 7 No. 1, 2009,
hlm. 9.

14
sekolah perlu menyampaikan laporan tentang keuangan kepada wali murid (orang tua
siswa) baik uang masuk maupun pengeluaran uang sekolah. Dalam penyampaian laporan
perlu disertai bukti atau kwitansi yang jelas (sah), sehingga wali murid (orang tua siswa)
dapat percaya bahwa tidak ada penyelewengan dana .

15
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah Pendidikan Islam dihadapkan pada berbagai isu
dan problematika, termasuk dalam hal kurikulum, sarana-prasarana, metode pembelajaran,
profesionalitas sumber daya manusia, dan biaya pendidikan. Untuk mengatasi isu-isu tersebut,
diperlukan solusi yang melibatkan perbaikan kurikulum, peningkatan sarana-prasarana, adopsi
metode pembelajaran yang inovatif, peningkatan profesionalitas sumber daya manusia, serta
kebijakan yang mendukung pendidikan yang terjangkau dan berkualitas.

B. Saran
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca
mengenai isu aktual pendidikan islam. Penulis menyadari, bahwa dalam pembuatan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat terbuka bagi pembaca
yang ingin menyampaikan kritik maupun saran yang brsifat membangun agaran dapat lebih
baik lagi dalam membuat makalah di masa yang akan datang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hijratullah, Muhammad Shalahuddin. Isu-Isu pada Pendidikan Islam . Universitas lambung


Mangkurat.

Kismanto , Syahri. Solusi Kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam Menghadapi Pusaran
Problematika Era Globalisasi. Jurnal Indra Tech vol.2 no.1. IAI Aswaja Rokan Hilir.

Nurharirah, Siti. Hambatan dan Solusi Dalam Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Jurnal Universitas Djuanda Jil. 1 Nomor 2 (2022) : Karimah Tauhid.

Rampai, Bunga. Isu Pendidikan Aktual . 2012. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan.

Tatang , Amirin . 2011. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo
Persada.

Syamsi, Kastam dkk. 2012. Isu Pendidikan Aktual. Jakarta: Pusat Data dan Statistik
Pendidikan.

17

Anda mungkin juga menyukai