Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH GOLONGAN KHAWARIJ, SYI’AH DAN AHLUSUNNAH

PADA PERKEMBANGAN TASYRI

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

Tarikh Tasyri

Disusun Oleh :

Achmad Robiul Awali

Ananda Dwi Arizka

Siti Rubiatul Adawiyah

Dosen Pengampu :

Drs. H. Abdullah Munir, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA ( IPRIJA )

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puja dan Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs. H. Abdullah Munir, MA selaku dosen mata kuliah Tarikh Tasyri dan tidak
lupa pula kami ucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3

A. Pemikiran Aliran Khawarij ......................................................................... 3


B. Pemikiran Aliran Syiah .............................................................................. 5
C. Pemikiran Aliran Ahli Sunnah .................................................................... 7
D. Pengaruh Aliran Syiah,Khawarij dan Ahli Sunnah Terhadap Tasyri............ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran .......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembentukan hukum Islam selanajutnya adalah setelah masa Khulafaur Rasyidin. Ini
dimulai pada saat pembenrontakan yang terjadisaat perebutan kekuasaan. Dengan
terbunuhnya Utsman kemudian pelantikan Ali, pandangan yang menyatakan bahwa Ali
adalah lebih berhak untuk menjadi khalifah akhirnya terealisasikan. Namun, perselisihan
yang terus menyala antara Ali dan Muawiyah yang kemudian berlanjut dengan peristiwa
tahkim dan yang berakhir dengan penguasaan Muawiyah mengakibatkan terbaginya muslim
menjadi tiga kelompok (Syiah, Khawarij dan Al Jamaah). Keburukan yang timbul akibat
terbaginya kaum muslimin kepada Syiah, Khawarij dan Al jamaah tidak hanya menimbulkan
kerusakan material pada kehidupan mereka. Namun, muncul pula perkara lain yang
berbahaya tidak kalah dahsyatnya dari yang sebelumnya, yaitu perbedaan kaum muslimin
dalam pendapat mereka dan perpecahan dalam agama mereka. Pada akhirnya sebagian
mereka mengkafirkan sebagian yang lainnya, berburuk sangka kepada saudaranya. Bahkan
terkadang kehidupan mereka berdiri di atas pedang yang terwujud pada pemberontakan yang
terus-menerus terjadi. Bani Umayyah menghadapi gejolak tersebut dengan kekerasan dan
sikap sewenang-wenang sehingga kekuatan tangan menjadi asas dalam menentukan hukum
pada beberapa periode. Bahkan setiap kelompok dari tiga kelompok tersebut memiliki
pemahaman tersendiri mengenai dasar-dasar agama serta cabang-cabangnya. Sudah
Selayaknya kita memperdalam pembahasan mengenai dua kelompok yaitu Khawarij, Syiah,
ahli Sunnahwa jamaah sebab memiliki beberapa pemikiran yang merusak kehidupan akal
kaum muslimin serta mempengaruhi Fiqih Islam dengan pengaruh yang sangat besar.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemikiran Aliran Khawarij, Syiah dan Ahli Sunnah?
2. Bagaimana Pengaruh Aliran Khawarij, Syiah dan Ahli Sunnah Terhadap Tarikh
Tasyri?
C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pemikiran dari Aliran Khawarij, Syiah dan Ahli Sunnah
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Aliran Khawarij, Syiah dan Ahli Sunnah Terhadap
Tarikh Tasyri

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemikiran Aliran Khawarij

Kaum Khawarij menyebut diri mereka Syurah, yang berasal dari kata Yasyriy yang
artinya menjual atau mengorbankan diri kepada Allah. Khawarij awalnya adalah kelompok
yang loyal terhadap Ali bin Abi Thalib namun kemudian berbalik arah, mereka kebanyakan
berasal dari Orang- orang Badui yang berfikir lurus dann keras, Ali dianggap bekas
pengikutnya ini telah salah, karena menghentikan peperangan, sedangkan Muawiyah adalah
gubernur pemberontak terhadap pemerintahan yang syah. Dalam pandangan kelompok ini,
kedua kubu politik yang disebutkan diatas adalah salah dan sesat. Khawarij juga melahirkan
beberapa sekte, diantaranyaMuhakkimah, Azzariqoh, Najdah, dan Ajaridah.

Kelompok khawarij Manolak hadist-hadist, pendapat-pendapat ulamaserta fatwa mereka


ini. Mereka hanya menerima setiap hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang yang mereka
anggap cocok dari pendapat ulama serta fatwa mereka itu mempunyai fiqih khusus (aliran
hukum islam sendiri). Demikian pula golongan syi‟ah menolak hadits - hadits
yang diriwayatkan oleh mayoritas sahabat dari Rasul, dan tidakmemeprdulikan pendapat-
pendapat serta fatwa mereka itu. Masing-masing kelompok dari golongan syi‟ah ini hanya
mau memegang haditsyangdiriwayatkan oleh imam-imam mereka dari keluarga keturunan
rasul sertafatwa-fatwa yang timbuk dari mereka. Dengan demikian mereka jugamemilikifiqih
khusus(aliran hukum islam sendiri). Dan kitab fiqih mereka yang sudah dicetak sangat
banyak tidak terhitung jumlahnya.

Adapun pemikiran fiqihnya antara lain :

a. Khalifah tidak harus orang Quraisy, tapi siapa saja yang mampumemimpin. Berbeda
dengan Sunni yang mengharuskan pemimpin darisuku Quraisy. Selain itu, orang yang

3
melakukan dosa besar, seperti halnyaUtsman, Ali, Abu Musa, Muawiyah, dan Amru
bin Ash tergolong kafir.
b. Mereka pun berpendapat bahwa wajib hhukumnya untuk menentang pemerintahan
dzalim, termasuk Ali dan Muawiyah. Amalan ibadah berupa shalat, puasa, zakat, dan
lain sebagainya termasukdalamrukum iman, sehingga iman tidak cukup dengan
penetapan didalamhati dan ikrar dilisan saja.
c. Hukuman zinah cukup dipukul 100 kali sesuai dengan ajaran Al-Qur‟an,sedang rajam
adalah ajaran haditssebgaia tambahan dari Al-Qur‟an.
d. Ayat “Banatukum” dalam ayat larangan nikah, cukup diartikan anak perempuan ,
jadi cucu boleh dinikahi oleh kakeknya. Khawarij (sekte al maimuniyah) berpendapat
bahwa menikahi cucu perempuan adalah boleh(halal/tidak haram), sebab yang
diharamkan dalam al-qur‟an adalah anak,cucu tidak diharamkan.
e. Selain kelompok Khawarij adalah kafir, dan kafir haram dinikahi.Khawarij pada
umumnya berpendapat bahwa menikah dengan perempuanyang tidak masuk sekte
khawarij hukumnya tidaklah sah. Bahkan menurutsekteibadiyah berpendapat bahwa
orangnya yang tidak sekelompokdengannya meskipun melakukan shalat lima waktu
dan ibadah lainnyaadalah kafir. Tetapi menikahi mereka dibolehkan.
f. Ketika tejadi perang antara kelompok khawarij dan umat islam yang bukankhawarij,
yang boleh dijadikan ghanimah menurut ibadiyyahhanyalahsenjata dan kuda.
Ghanimah adalah senjata, kuda dan perlengkapanlainnya, yang selain itu bukanlah
disebut Ghanimah.
g. Ayat “LaaWashiyata Li warisin” tidak berlaku. Sehingga ahli waris
bolehmendapatkan warisan.
h. “Radho‟ah” tidak menghalangi perkawinan sehingga saudara satu susu boleh
dinikahi.
i. Thaharah adalah suci lahir dan bathin, konseksuensi logisnya adalahapabila ketika
akan shalat atau dalam shalat berpikir sesuatu yang kotordan membuat bathin kotor
maka shalat itu batal.

Pemahaman khawarij ini berimplikasi kepada pemahaman fiqh.Beberapa pendapat


mereka yang dapat dikemukakan di antaranya dalammasalah thaharah. Sebagaimana
disebutkan oleh Manna Qathan, kaumkhawarij salah satu kelompok islam yang paling

4
ekstrem dalam melihatsesuatu, baik itu dalam imam atau kekafiran. Begitupula dalam
ibadah,merekamenenkankan kepada sesuatu yang abstrak dan ruhiyah,bukan jasadiyah.

Contohnya adalah dalam thaharah, bagi khawarij, bersuci itutidak hanya sebata
menyucikan anggota badan (dalam wudhu misalnya ),tetapi yang terpenting adalah
menyucikan hait dan perasaan. Implikasinya,tidak hanya kencing atau buang air besar
yang membatalkan wudhu‟,tetapi juga ketika seseorang menyimpan dendam, dengki,
permusuhan,atau memfitnah sesama manusia, maka wudhunya pun batal.

B. Pemikiran Aliran Syi’ah

Syiah adalah kelompok muslim yang setia kepada Ali r.a dan keluarga serta
keturunannya. Mereka berpendapat bahwa khalifah itu sebenarnya hak Ali sebagai penerima
wasiat langsung dari Rasulullah saw untuk menggantikan kepemimpinan beliau. Syi’ah
adalah segolongan dari umat Islam yang sangat mencintai Ali bin Abi Thalib dan
keturunannya secara berlebih-lebihan. Golongan syi’ah berpendapat bahwa yang paling
berhak memangku jabatan khalifah adalah Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, sebab dialah
yang diwasiatkan oleh Nabi SAW untuk menjadi khalifah setelah beliau wafat. Syi’ah ini
dalam kaitannya dengan masalah pewaris jabatan khalifah, terbagi-bagi dalam berbagai
sekte, ada Syi’ahKaisaniyah, Syi’ahZaidiyah, Syi’ahIsmailiyah, dan Syi’ahJa’fariyah.
Masing-masnig sekte tersebut menjadikan hak jabatan khalifah pada bagian tertentu dari
keturunan Ali bin Abi Thalib. Seperti halnya dengan Khawarij, Syi’ah tidak mengakui
adanya ijma’ atau qiyas. Qiyas ditolak karena berdasarkan pada akal, bukan nash. Syi’ah
hanya mengakui Allah, Rasul-Nya dan Imam sebagai sumber otoritas pembentukan hukum
Islam, sehingga pendapat kelompok ini banyak berbeda dengan pendapat Sunni, baik dalam
Ushul atau Furu’. Dalam Ushul misalnya, mereka menolak adanya nasakh dan mansukh,
sehingga mereka membolehkan adanya nikah mut’ah sampai hari kiamat kelak. Dalam
perjalanan sejarahnya, Syi‟ah terpecah menjadi beberapa sekte. Secara umum
sumber hukum dalam pandangan Syi‟ah adalah sebagai berikut :

5
1. Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Dalam pandangan mereka, Al-Qur‟an memiliki 2 makna:
maknalahir dan makna batin. Hanya imam yang dapat mengetahui makna bathinAl-
Qur‟an. Bagi Syi‟ah, Sunnah dapat dibedakanmenjadi empat :
a.Hadis Shahih (tradisi yang otentik)
b.Hadis Hasan (tradisi yang baik)
c.Hadis Musak (kuat)
d.Hadis Dla‟if (lemah)
Hanya tiga macam hadis pertama yang diterima oleh kaum ushuli.
2. Syi‟ah hanya menerima hadis dan pendapat dari imam Syi‟ah danulama Syi‟ah.
Mereka menolak riwayat dari se;ain imam Syi‟ah.
3. Syi‟ah menolak ijmak umum. Menurut mereka, dengan mengakui ijmak umum
berartimengambilpendapaat selain pendapat imam-imam Syi‟ah. Mereka juga
menolak al-qiyas sebagai bagian dari al-ra‟yu. Karena menurut mereka agama bukan
diambil dengan ra‟yu.

Diantara contoh pemikiran hukum golongan Syi‟ah adalah sebagai berikut :

1. Al-Qur‟an mempunyai dua arti lahir dan bathin, yang mengetahuikeduanya


hanyalah Allah, Rasul dan Imam. Imam mengetahui makna bahtin AlQur‟an,
karena para Imam tersebut dianggap maksum olehmerekmereka dan diberikan
ilmu yang setaraf dengan kenabian, masyarakatumum hanya mengetahui
dzahirnya saja.
2. Membolehkan nikah mut‟ah.
3. Orang syiah mengharamkan seorang muslim menikahi wanita ahli kitab.
4. Hadits Nabi yang dianggap shahih oleh kelompok ini hanyalahhadits-hadits yang
diriwayatkan dengan jalur-jalur para imam mereka. Haditsyang diriwayatkan oleh
kalangan AhlusSunnah, meskipun derajatkeshahihannya tinggi tidak akan
diterima oleh mereka. Demikian puladalam masalah furu‟ dan ushul mereka akan
menerima jika disetujui olehImam mereka.
5. Dalam kalimat azan “Hayya „Alal Falah” dalam pandangan Syi‟ahditambah satu
kalimat lagi yaitu “Hayya „Ala Khairil Amal”.

6
6. Masalah warisan bagi perempuan, perempuan hanya mendapatkan benda bergerak
saja, tidak seluruh jenis harta.
7. Waktu shalat hanya tiga, dzuhur dan ashar (Dhuluqi syamsi), Magrib danIsya
(Ghosyaqillaili) dan subuh (Qur‟anal Fajri).
8. Dalam sujud tidak menggunakan alas tempat sujud yang dibuat tangan. Biasanya
mereka menggunakan tanah atau batu dari karbala

C. Pemikiran Ahli Sunnah

Golongan ini adalah orang-orang yang bersikab abstain (apolitis) dan tidak ikut-ikutan
terjun kedalam pergolakan politik. Mereka tidak mau bergabung dengan pasukan Ali dan
para lawan politiknya. Kelompok ini menempuh jalur ilmu yang benar dan manhaj yang
lurus serta kajian yang tepat dalam memahami agama Allah, memahami secara teliti terhadap
ajaran syari’at berdasarkan penjelasan Al-Qur’an dan Sunnah yang suci serta riwayat-riwayat
dari para sahabat, serta menghindari segala pengaruh fitnah yang terjadi diantara sahabat
diakhir khalifah Ali bin Abi Thalib. Golongan ini disebut juga dengan
AhlussunnahwalJama’ah yang berarti penganut sunnah Nabi, sedangkan walJama’ah ialah
penganut i’tiqadJama’ah sahabat-sahabat Nabi. Jadi, kaum AhlussunnahwalJama’ah ialah
kaum yang menganut i’tiqad sebagai i’tiqad yang dianut oleh Nabi Muhammad saw dan
sahabat-sahabat beliau. AhlussunnahwalJama’ah adalah golongan umat Islam yang tidak
mengikuti pendirian Syiah dan Khawarij. Golongan ini tidak berpendapat bahwa jabatan
khalifah itu merupakan wasiat yang diberikan kepada seseorang. Tetapi mereka berpendapat
bahwa jabatan khalifah itu dipilih dari suku Quraisy yang cakap kalau ada. Golongan ini
tidak mengutamakan khalifah-khalifah dengan yang lain dari kalangan sahabat. Mereka
menta’wilkan persengketaan yang terjadi dikalangan sahabat dengan soal ijtihad dalam
politik pemerintahan yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah iman dan kafir.
Termasuk prinsip yang diyakini oleh golongan ini adalah bahwa Diin dan Iman merupakan
ucapan dan perbuatan, ucapan hati dan lisan, serta perbuatan hati, lisan dan anggota badan.
Dan sesungguhnya iman dapat bertambah karena taat dan berkurang karena maksiat. Diantara
pemikiran hukum Islam Ahlussunnahwaljama’ah adalah :

1. Penolakan terhadap keabsahan nikah mut’ah. Bagi Jumhur, nikah mut’ah haram dilakukan
2. Jumhur menggunakan konsep aul dalam pembagian harta pusaka

7
3. Nabi Muhammad saw tidak dapat mewariskan harta
4. Jumlah perempuan yang boleh dipoligami dalam satu periode adalah 4 orang (penafsiran terhadap
surat An Nisa ayat 3 dan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
5. Persaudaraan iman masih tetap berlaku dan dibenarkan meskipun mereka bermaksiat
6. Orang-orang fasik tidak berarti kehilangan iman secara keseluruhan, dan mereka tidak
kekal dalam neraka, dan masih tergolong beriman atau bisa juga dikatakan beriman tidak secara
mutlak
7. Para sahabat itu dimaafkan Allah, baik mereka yang melakukan ijtihad dengan hasil yang benar
maupun yang salah. Akan tetapi mereka tidak meyakini bahwa para sahabat itu ma’sum dari
dosa-dosa besar dan kecil.

D. Pengaruh Golongan Khawarij, Syi’ah, dan Ahli Sunnah


A. Pengaruh Aliran Syi’ah

Syiah adalah kelompok yang mendukung Ali bin Abi Thalibdan keluarganya, bahkan
dalam perkembangannya merekamengkultuskan Ali dan kaluarganya, sehingga mereka pun
percaya bahwa Ali dan keluarganya adalah ma'sum. Sementara aliran fiqihdalam Syiah ada
dua, yakni ushuli dan akhbari {ahlihadits/ortodoks}.Selain syiah juga terbagi menjadi
beberapa aliranyang berbeda-beda dan meliki karekteristik yang berbeda-beda pula.Seperti
halnya khawarij, syiah tidak mengakui adanya ijma'ataupun qiyas. Qiyas ditolak karena
didasarkan pada akal, bukan Nash.Syiah hanya mengakui Allah, Rasul-Nya, adan iman
sebagai sumberotoritas pembentukan hukum islam, sehingga pendapat kelompok ini banyak
berbeda dengan sunni, baik dalam ushul tau furu'. Dalam ushul misalnya, mereka menolak
adanya Naskh dan Mansukh, sehingga mereka membolehkan adanya nikah mu'tah sampai
hari kiamat kelak.

B. Pengaruh Aliran Khawarij


Khawarij Pemahaman khwarij berimplikasi kepada pemahaman fiqih.Beberapa pendapat
mereka yang dapat dikemukakan diantaranyadalam malah thaharah. Sebagaimana disebutkan
oleh Manna al-Qatthan, kaum khawarij salah satu kelompok islam yang palingekstrem dalam
melihat segala sesuatu, baik itu dalam iman ataupunkekafiran. Begitu pula dalam ibadah,
mereka menekankan padasesuatu yang abstrak dan ruhiyah, bukan jasadiya {materi}.
Contohnya dalam thahara, bagi khawarij, bersuci itu tidak hanya sebatasmenyucikan anggota

8
badan {dalam wudhu misalnya}, tetapi yangterpenting adalah menyucikan hati dan
perasaan.Implikasinya, tidakhanya kencing atau buang air besar yang membatalkan wudhu,
tetapi juga ketika seseorang menyimpan dendam, permusuhan, dengki, atau memfitnah
sesama manusia, maka wudhunya pun batal Khawarij hanya mengakui al-Qur'an sebagai
satu-satunya sumber tasyri', sehingga mereka tak mengakui adanya sunnah, ijma',atau yang
lainya. Akibatnya adalah mereka selalu menentang dan tidaksependapat ketika salah satu
paham berbeda dengan al-Qur'an.Hal initerlihat ketika mereka menilai bagaimana para
sahabat atau tabi'inmenggunakan sunnha atau berijma'. Dalam satu hadits yang
digunakansebagai hujjah bahwa ''Tidak ada wasiat pada ahli waris'', mereka justru
mempertanyakan : bagaimana dengan firman Allah yang berbunyi ''Diwajibkan atas kamu,
apabila seorang diantara kamukedatangan {tanda-tanda} maut, jika ia meninggalkan harta
yangbanyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secarama'ruf''. Maka itu,
kelompok ini menolak hadits atau pendapat yangmenyatakan bahwa ahli waris tidak boleh
diberi wasiat.
C. Pengaruh Golongan Ahli Sunnah

Ulama ( Ahlussunnah wal jamaah ) Golongan ini adalah orang-orang yang bersikap
abstain (apolitis) dantidak ikut-ikutan terjun kedalam pergolakan politik. Mereka tidak mau
bergabung dengan pasukan Ali dan para lawan politiknya. Kelompok inimenempuh jalur
ilmu yang benar dan manhaj yang lurus serta kajian yangtepat dalam memahami agama
Allah, memahami secara teliti terhadap ajaran syari‟at berdasarkan penjelasan Al - Qur‟an
dan Sunnah yang suci serta riwayat - riwayat dari para sahabat, serta menghindari segala
pengaruh fitnahyang terjadi diantara sahabat diakhir khalifah Ali bin Abi Thalib.Metode
yang dipakai golongan ini pada akhirnya melahirkan dua aliran dalam mengistinbat hukum
Syari‟at:

a. Kelompok yang berpegang pada dzahirnya nash-nash saja dan pengikut aliran ini
dinamakan ahli hadits
b. Kelompok yang mencari ilat-ilat hukum dan hikmahnya dari nash-nash baik Al-
Qur‟a dan sunnah dan kelompok ini dinamakan ahlulra‟yi

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Khawarij awalnya adalah kelompok yang loyal terhadap Ali bin Abi Thalib namun
kemudian berbalik arah, mereka kebanyakan berasal dari Orang- orang Badui yang berfikir
lurus dann keras, Ali dianggap bekas pengikutnya ini telah salah, karena menghentikan
peperangan, sedangkan Muawiyah adalah gubernur pemberontak terhadap pemerintahan
yang syah.

Syi’ah adalah segolongan dari umat Islam yang sangat mencintai Ali bin Abi Thalib dan
keturunannya secara berlebih-lebihan. Golongan syi’ah berpendapat bahwa yang paling
berhak memangku jabatan khalifah adalah Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, sebab dialah
yang diwasiatkan oleh Nabi SAW untuk menjadi khalifah setelah beliau wafat.

Ahlussunnah wal Jama'ah ialah kaum yang menganut i'tiqad sebagai i'tiqad yang dianut
oleh Nabi Muhammad saw dan sahabat-sahabat beliau. AhlussunnahwalJama'ah adalah
golongan umat Islam yang tidak mengikuti pendirian Syiah dan Khawarij.

B. Saran

Dengan disusunnya makalah Tarikh Tasyri tentang ”Pengaruh Golongan Khawarij, Syiah
dan Ahli Sunnah Pada Perkembangan Tasyri”, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca maupun penulis. Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah diatas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan, demi kesempurnaan isi dari makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon dan Abdul Rozak, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia, 2001

A. Nasir, Sahilun, Pemikiran Kalam ( Teologi Islam ), Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada,


2010

World, Mufy, Pengaruh aliran-aliran politik ( syiah, khawarij, dan sunni terhadap
perkembangan hukumislam)

http://febrian-tekniksipil.blogspot.com/2012/02/pengaruh-golongan-khawarij-syiah-
dan.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai