Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN

“Lupa dan Kejenuhan Belajar”

Oleh:

Muhammad Fadli

Ricky Maulana

Dosen Pengampu:

“Hj.Siti Amalia,M.Pd.”

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA (IPRIJA)


TAHUN AKADEMIK 2022-2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan dan

kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami sebagai mahasiswa, yakni dalam bentuk

tugas yang diberikan oleh ibu dosen dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami.

Yang kedua shalawat serta dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar

Muhammad saw, sahabat beserta keluarganya karena dengan perjuangan beliau kita bisa berkumpul

di tempat yang mulia ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari

penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal

pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Jakarta, 18 November 2022

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………..……….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………..…………… ii
BAB l …………………………………………………………………………………………………………………..…………… 1
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………..……………….. 1
A. Latar belakang……………………………………………………………………………………..………………….. 1
B. Masalah Rumusan……………………………………………………………………………………………………. 1
BAB ll ………………………………………………………………………………………………………………..……………… 2
PEMBAHASAN………………………………………………………………………….……………………..………………… 2
A. Peristiwa Lupa Dalam Belajar……………………………………………….……………….…………….……. 3
B. Faktor – Faktor penyebab lupa ……………………………………………………………………….……….. 4
C. Kiat Mengurangi Lupa Dalam Belajar……………………………..…………………………………….…… 4
D. Faktor – Factor Penyebab Dan Cara Mengatasi Kejenuhan Belajar……………………….….. 5
BAB lll ……………………………………………………………………………………………………….……………………… 6
PENUTUP…………………………………………………………………………………………………….……………………. 6
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………. 6
B. SARAN……………………………………………………………………………………………………………….……… 7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………..….………… 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut teori kognitif apapun yang kita alami dan kita pelajari, kalau memang sistem akal kita
mengolahnya dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan dalam subsistem akal
permanen kita. akan tetapi kenyataan yang kita alami bertolak belakang dengan teori itu. Apa yang
telah kita pelajari dengan tekun sukar diingat kembali dan mudah dilupakan apalagi tidak sedikit
pengalaman dan pelajarn yang kita tekuni sepintas lalu mudah diingat dalam ingatan.

Dalam belajar disamping siswa sering mengalami kelupaan, ia terkadang mengalami peristiwa
negatif lainnya yang disebut jenuh belajar. Peristiwa jenuh ini kalau dialami siswa yang sedang dalam
proses belajar (kejenuhan belajar) dapat membuat siswa merasa telah memubazirkan usahanya.

B. Masalah Rumusan
Pada makalah ini, kami merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Peristiwa lupa dalam belajar

Apa pengertian lupa?

Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan lupa?

Bagaimana Kiat mengurangi lupa dalam belajar?

2. Jenuh belajar

Apa Definisi jenuh?

Faktor- faktor apa saja yang menyebabkan jenuh belajar?

Bagaimana cara mengatasi jenuh belajar?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Agar kita mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan lupa dan jenuh belajar.

2. Kita juga bisa menangani dan mengatasai masalah-masalah yang terkait dengan lupa dan jenuh
belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Peristiwa lupa dalam belajar


Dalam proses belajar kita sering dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa tidak semua item-item
materi pelajaran yang kita pelajari akan dapat diproduksi/direcall sewaktu item-item pelajar itu
diperlukan. Dalam kehidupan sehari-hari sering juga terjadi suatu materi yang kita pelajari dengan
sungguh-sungguh dan penuh ketekunan, sulit kita kuasai dan mudah terlupakan dalam jangka waktu
yang relatif pendek, dan sebaliknya terdapat materi pelajar yang kita dengan mudah menguasainya
dan tidak mudah melupakannya.

A. Pengertian Lupa
Lupa (Forgetting) adalah belanja kemampuan untuk menyebutkan atau memproduksi kembali apa-
apa yang telah kita pelajari sebelumnya. Menurut Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa
sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.
Dengan demikian, lupa mencatat item informasi dari akal kita.

B. Faktor-
faktor sebagai berikut :

1. Lupa dapat terjadi jika terjadi konflik-konflik antara item-item informasi atau materi pelajar yang
ada di sistem memori seseorang.

Gangguan-gangguan yang terjadi dalam memori seseorang ada 2 :

Proactive Interference (gangguan proaktif)


Gangguan ini terjadi jika item-item atau materi pelajaran yang lama tersimpan dalam subsistem akal
permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Dalam hal ini gangguan seperti yang
terjadi jika seorang siswa mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan materi
pelajaran yang dikuasainya dalam waktu yang relatif singkat.

dalam keadaan demikian materi pelajaran yang baru sulit untuk diingat dan sangat mudah untuk
dilupakan.

Interferensi Retroaktif
Gangguan ini terjadi jika materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap panggilan
kembali materi pelajaran yang telah tersimpan lebih dahulu dalam subsistem akal permanen siswa
tersebut.

Dalam hal ini materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali (siswa tersebut
lupa akan materi pelajaran lama itu).

2
2. Lupa dapat terjadi ketika terjadi tekanan terhadap item yang telah ada dengan sengaja atau tidak.

Penekanan ini terjadi karena beberapa kemungkinan:

Karena siswa kurang menyenangi item/materi yang ia terima sehingga ia sengaja menekannya
hingga ke alam ketidaksadaran.

Karena item informasi yang baru otomatis menekan item. Informasi yang lama yang telah ada.

Item informasi yang ada tertekan ke alam bawah sadar karena lama tidak digunakan.

3. Lupa dapat terjadi karena perbedaan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan mengingat
kembali item tersebut.

4. Lupa dapat terjadi karena adanya perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi
belajar tertentu. Jadi seorang siswa telah mengikuti proses mengajar dengan tekun dan serius, tetapi
karena sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena
ketidaksenangan kepada guru) maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.

5. Menurut law of disuse (Hilgard dan Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang
dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang
diperlakukan demikian dengan sendirinya akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga
bercampur dengan materi pelajaran baru.

6. Lupa dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.

Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alkohol, dan gagar
otak akan kehilangan ingatan atas item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.

Namun demikian, bukan berarti materi yang telah terlupakan itu hilang dalam ingatan manusia
namun terlalu lemah untuk dipanggil lagi atau diingat kembali. Ini dapat dibuktikan jika seseorang
telah lama tidak mempelajari materi yang pernah dipelajarinya pada masa lalu, akan sulit untuk
menyebutkan materi itu, namun setelah orang tersebut mempelajarinya kembali, akan dapat
memahami dan mengingat kembali materi itu dalam waktu yang singkat.

3
C. Kiat mengurangi lupa
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa,
diantaranya :

1. Overlearning (belajar lebih) yaitu belajar melebihi batas penguasaan materi pelajaran tertentu.
Upaya ini dapat dilakukan dengan belajar lebih dari kebiasaan-kebiasaan yang berklaku sehingga
dapat memperkuat penyimpanan terhadap materi pelajaran yang dipelajari.

2. Ekstra waktu belajar (tambahan jam pelajaran) yaitu upaya penambahan waktu belajar atau
penambahan frekuensi (kekrapan) aktifitas belajar. Sehingga dapat memperkuat terhadap materi
yang dipelajari.

3. Perangkat pengingat (muslihat memori) yaitu upaya yang dijadikan alat pengait mental untuk
memasukkan item-item informasi ke dalam sistem akal siswa. Macam-macam alat memo :

sebuah. Rima (Rhyme) yakni sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya terdiri dari atas kata dan
istilah. Sajak ini akan lebih baik pengaruhnya jika diberi tidak-tidak sehingga dapat dinyanyikan.

b. Singkatan yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah. Misalnya untuk menghafal idgham
bighunnah dalam ilmu tajwid dengan menggunakan singkatan ”yanmu”.

c. Sistem kata pasak (peg word system) yakni jenis teknik mnemonik yang terdiri dari komponen-
komponen yang sebelumnya dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru yang berpasangan
seperti panas api.

d. Metode losai (method of loci) yaitu kiat mnemonik yang menggunakan tempat-tempat khusus dan
terkenal sebagai sarana penempatan kota dan istilah tertentu. Misalnya nama ibu kota Amerika
Serikat untuk mengingat nama presiden pertama negara itu (Gerorge washington)

4. Mengelompokkan kata / istilah tertentu dalam susunan yang logis.

5. Jembatan logika yaitu suatu siasat untuk menyerap, mengolah dan menyiapan informasi penting
berupa pokok dalam penipuan informasi yang telah tersimpan dalam memori. Teknik ini berbentuk
skema atau bagan yang dibentuk sedemikian rupa berdasarkan pokok pikiran dari suatu gagasan.

2. Peristiwa Jenuh Dalam Belajar


A. Definisi jenuh
Secara harfiah arti jenuh ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun selain
itu jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam aktivitas belajarnya, seseorang sering
mengalami jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi lazim disebut learning plateau yaitu suatu
situasi dan kondisi yang menunjukkan tidak adanya hasil belajar yang berhasil meskipun telah
melaksanakan proses belajar pada waktu tertentu pada saat itu. Terjadi kemandekan pada sistem
akalnya sehingga tidak diharapkan untuk dapat menyerap informasi item-item yang dipelajarinya.

4
B. Faktor-faktor penyebab jenuh belajar
Faktor-faktor yang menyebabkan jenuh belajar adalah :

1. Seseorang yang kehilangan motivasi dan konsolidasi pada suatu tingkat pengetahuan dan
keterampilan.

2. Muculnya kebosanan (borring) dan keletihan (fatique) karena kemampuan seseorang telah sampai
pada batas maksimalnya dalam belajar. Menurut Cross dalam bukunya Psichology of learning
keletihan ada 3 macam :

Keletihan indera seperti mata, telinga dan lain-lain.

Keletihan fisik karena kurang tidur, kurang sehat.

Keletihan mental

Ada beberapa faktor yang menyebabkan keletihan mental yaitu :

1. Kecemasan seseorang terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh keletihan itu sendiri.

2. Kekhawatiran seseorang akan ketidak mampuannya mencapai standar keberhasilan studi bidang-
bidang yang dianggapnya terlalu tinggi terutama ketika seseorang tersebut sedang merasa bosan
mempelajari studi bidang-bidang tersebut.

3. Persaingan yang ketat yang menuntut belajar keras.

4. Keyakinan yang tidak sama antara standar akademik minimum dan standar yang ia buat sendiri.

C. Cara mengatasi jenuh belajar


Ada beberapa cara untuk mengatasi jenuh belajar yaitu:

1. Istirahat dan mengkonsumsi makanan yang berkhasiat dengan takaran yang cukup banyak.

2. Menjadwalkan dengan baik proses pembelajarannya.

3. Menata kembali lingkungan belajarnya meliputi pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku,
alat-alat perlengkapan belajar dan sebagainya sampai memungkinkan siswa merasa berada di
sebuah kamar baru yang lebih menyenangkan untuk belajar.

4. Memberi stimulasi baru dan motivasi agar siswa merasa terdorong untuk belajar lebih giat dari
sebelumnya.

5. Membuat kegiatan yang menimbulkan keaktifan siswa dengan cara mencoba belajar dan belajar
lagi.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lupa adalah hilangnya kemampuan menyebut atau melakukan kembali informasi dan kecakapan
yang telah tersimpan dalam ingatan.

Faktor-faktor yang menyebabkan lupa meliputi :

a. Adanya konflik-konflik antara item-item informasi atau materi pelajar yang ada di sistem memori
seseorang.

b. Adanya tekanan terhadap barang atau materi yang lama baik merugikan atau tidak merugikan.

c. Perbedaan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu memanggil kembali item
tersebut.

d. Perubahan situasi dan minat terhadap proses dan situasi tertentu.

e. Tidak pernah latihan / tidak pernah dipakai

f. Kerusakan jaringan syaraf otak.

Cara mengurangi lupa

a. Belajar dengan melebihi batas penguasaan atas materi pelajaran tertentu.

b. Menambah waktu belajar sehingga dapat memperkuat terhadap materi yang dipelajari.

c. mengelompokkan kata atau istilah tertentu dalam susunan yang logis.

Jenuh belajar adalah suatu situasi dan kondisi yang menunjukkan tidak adanya hasil belajar yang
berhasil guna meskipun telah melaksanakan proses belajar pada waktu tertentu

Faktor-faktor yang menyebabkan jenuh belajar :

a. Seseorang yang kehilangan motivasi dan konsolidasi pada suatu tingkat ilmu pengetahuan dan
keterampilan.

b. Muculnya kebosanan (borring) dan keletihan (fatique) karena kemampuan seseorang telah sampai
pada batas maksimalnya dalam belajar.

Cara menanggulangi jenuh belajar yaitu:

a. Istirahat dan mengkonsumsi makanan yang berkhasiat

b. Menjadwalkan dengan baik proses pembelajarannya.

c. Menata kembali lingkungan belajarnya.

d. Memberi stimulasi baru dan motivasi.

e. Membuat kegiatan yang menimbulkan keaktifan siswa.

6
A. Saran
Alhamdulillah kami panjatkan sebagai implementasi rasa syukur kami atas selesainya makalah ini.
Namun dengan selesainya bukan berarti telah sempurna, karena kita sebagai manusia sadar, bahwa
dalam diri kita tersimpan berbagai sifat kekurangan dan ketidaksempurnaan yang tentunya sangat
berpengaruh terhadap kinerja kita.

Oleh karena itu saran serta kritik yang bersifat membangun dari saudara selalu kami nantikan.untuk
dijadikan suatu pertimbangan dalam setiap langkah sehingga kami terus termotivasi kearah yang
lebih baik tentunya dimasa masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Muchlis Shalihin, Buku Ajar Psikologi Belajar PAI, Stain Pamekasan, 2006

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
1995

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002

Anda mungkin juga menyukai