Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

“PEMROSESAN INFORMASI DAN INTERAKSI SOSIAL SERTA


PENERAPANNYA”

KELOMPOK 4

NURDIN (2169010382)

FANI WULANDARI (2169010538)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE

2022

0
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senintiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah belajar dan
pembelajaran dengan judul “Informasi dan interaksi sosial serta penerapannya”.

Kami menyaadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini tidak


lepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasannya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembangunan dunia
pendidikan.

Palattae, 13 Mei 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

SAMPUL.............. ...................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................................3
Rumusan Masalah....................................................................................................4 
Tujuan Masalah.......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

A. Sejarah teori belajar Robert Gagne Robert M.....................................................5


B. Teori pemrosesan informasi robert gagne...........................................................5
C. Tahap proses pembelajaran menurut Gagne.......................................................7
D. Manfaat dan hambatan yang dihadapi dari teori pemrosesan informasi.............9
E. Pengertian interaksi sosial………………………………………….…………26
F. Bentuk-bentuk Interaksi………………………………………………………30

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa
mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari
oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang bisa dijadikan
bahan belajar. Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku
belajar yang nampak dari luar. Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak
dari para ahli yang mengartikan secara berbeda-beda definisi dari belajar.
Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar merupakan hal yang penting dalam
bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses belajar terdapat teori-teori yang
memunculkan adanya belajar. Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus
mengembangkan teori-teori belajar sebagai temuan mereka untuk
mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi telah membawa
berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori-teori belajar yang baru guna
menyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita
sebagai insan tak bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada
sebelumnya. Adapun teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi
belajar tertentu. Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat
pesat. Dengan bermunculnya teori-teori yang baru akan menyempurnakan teori-
teori yang sebelumnya. Berbagai teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaat
dengan adanya teori tersebut. tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan
tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap teori belajar juga terdapat kritikan-
kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut. dalam hal ini, penulis akan mengkaji
salah teori belajar pemrosesan informasi.
B. Rumusan Masalah
• Sejarah teori belajar Robert Gagne muncul ?
• Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne ?
C. Tujuan/Manfaat

3
Adapun tujuan dengan disusunnya makalah ini adalah untuk menambah
wawasan pengetahuan mahasiswa mahasiswi tentang pemikiran teori pemrosesan
informasi lebih mendalam tentang teori belajar yang dikemukakan oleh Robert
Gagne. Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita mengenai teori – teori belajar yang ada saat ini,
khususnya teori belajar pemrosesan informasi dari Robert Gagne.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Teori Belajar Robert Gagne Robert M. Gagne
Menurut Gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi,
Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal
dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam
instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia
kemudian mengembangkan konsep Robert M Gagne, Jerome Seymour Bruner,
Albert Bandura dan Lev Vygotsky merupakan tokoh-tokoh pentingyang telah
mencetuskan berbagai teori pembelajaran dan memberi sumbangan yang besar
dalam dunia pendidikan. Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori
ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi,
mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi
yang dikontrol oleh otak. (Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama
kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul
dan mind.
B. Teori Pemrosesan Informasi Robert Gagne Robert Gagne
Adalah penggagas teori Pemrosesan Informasi, menurut Gagne bahwa
dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu
yangdiperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang
terjadidalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Asumsi
yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif
dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran
dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi
antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi
internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil

5
belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi
eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam
proses pembelajaran. Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat
fase utama, yaitu:
a. Fase Receiving the stimulus situation (apprehending)
Merupakan fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian
menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian
ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. Misalnya “golden eye” bisa
ditafsirkan sebagai jembatan di amerika atau sebuah judul film. Stimulus itu
dapat spontan diterima atau seorang Guru dapat memberikan stimulus agar
siswa memperhatikan apa yang akan diucapkan.
b. Fase Stage of Acquition
Pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan
yang belum diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan
informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya. Atau boleh
dikatakan pada fase ini siswa membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi
baru dan informasi lama.
c. Fase storage/retensi 
Fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam
jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan
informasi dalam memori jangka pendek dapat dipindahkan ke memori
jangka panjang
d. Fase Retrieval/RecallFase
mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam
memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau
kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya
ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama disusun secara
terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-pengelompokan
menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil. Kemudian ada
fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu :
a) Fase motivasi

6
b) Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa
untuk belajar.
c) Fase generalisasi
d) Fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih
meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu
dengan informasi baru tersebut.
e) Fase penampilan Fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu
penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti
mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat
kalimat yang benar.
f) Fase umpan balik Siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang
telah ditampilkan (reinforcement)
C. Tahap proses pembelajaran menurut Gagne yaitu:
1) motivasi;
2) pemahaman;
3) pemerolehan;
4) penyimpanan;
5) ingatan kembali;
6) generalisasi;
7) perlakuan
8) umpan balik.
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan
dari otak. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah
informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu
menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua
informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera. Komponen pertama
dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi
penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari
indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua
detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam

7
register penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan
register penginderaan mempunyai dua implikasi pentingdalam pendidikan.
I. Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus
diingat.
II. Seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat
dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000: 176) Informasi
yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke komponen
kedua dari sistem memori, yaitu:
I. Memori jangka pendek. Memori jangka pendek adalah sistem penyimpanan
informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara untuk
menyimpan informasi dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang
informasi itu atau mengungkapkannya berkali-kali.
II. Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori tempat
menyimpan informasi untuk periode panjang. Sejalan dengan teori pemrosesan
informasi, Ausubel (1968) mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru
merupakan fungsi srtuktur kognitif yang telah dimiliki individu. Reigeluth dan
Stein (1983) mengatakan pengetahuan ditata didalam struktur kognitif secara
hirarkhis. Ini berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh
lebih dulu oleh individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru yang
rinci Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari: proses penyandian
informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan
diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah
disimpan dalam ingatan (retrieval). Ingatan terdiri dari struktur informasi yang
terorganisasi dan proses penelusuran bergerak secara hirarkhis, dari informasi
yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai
informasi yang diinginkan diperoleh. Teori belajar pemrosesan informasi
mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup
beberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-
cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan
belajar adalah: 1. Menarik perhatian 2. Memberitahukan tujuan pembelajaran
kepada siswa 3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar 4. Menyajikan bahan
peransang 5. Memberikan bimbingan belajar 6. Mendorong unjuk kerja 7.

8
Memberikan balikan informative 8. Menilai unjuk kerja 9. Meningkatkan retensi
dan alih belajar Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori
pemrosesan informasi tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan
dengan unjuk kerja yang diharapkan.
D. Manfaat dan Hambatan yang dihadapi dari teori pemrosesan informasi adalah:
Manfaat Teori Pemrosesan Informasi Berdasarkan (Cermak & Craik, dalam Craik
dan Lockhart, 2002), manfaat teori pemrosesan informasi antara lain :
a. Membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu
beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah,
b. Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang
berorientasi pada proses lebih menonjol,
c. Kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap,
d. Prinsip perbedaan individual terlayani. Hambatan dalam Pemrosesan Informasi
Berdasarkan (Cermak & Craik, dalam Craik & Lockhart, 2002), hambatan
teori pemrosesan informasi antara lain :
a. Tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal,
b. Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung,
c. Tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informasi yang telah
disimpan dalam ingatan,
d. Kemampuan otak tiap individu tidak sama.
Adanya psikologi proses informasi tidak bisa dilepaskan dari pada teori-teori
belajar sebelumnya, baik itu asosianistik, kognitif maupun yang lain. Namun pada
kenyataannya dalam teori psikologi proses informasi ini secara jelas menyatakan
dengan jelas tentang aspek kognitif dari pada aspek behavioristiknya. Terbukti
dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini menunjukkan proses informasi itu
sendiri yang terdiri dari input, proses dan output. Dan proses ini lebih
menunjukkan pengolahan pada proses yang terjadi dalam memory. Sehingga
kemudian kekuatan memory ini dibagi menjadi dua yaitu memory jangka pendek
dan memory jangka panjang. Ini kemudian muncul bahwa dalam suatu memory
ada yang hanya mampu menampung informasi dalam jangka waktu tertentu.
Belajar adalah proses penerimaan informasi. · Mengajar adalah proses pemberian
informasi dari satu orang pada orang lainnya. Misal: Dari guru ke murid.

9
Pembelajaran adalah proses belajar dan mengajar, di mana ada kegiatan
pemberian informasi dan penerimaan informasi. Hasil belajar adalah sesuatu yang
di dapat setelah mengalami atau melakukan proses pembelajaran, biasanya terjadi
perubahan tingkah laku. Faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas aspek fisiologi dan
aspek psikologi. Sedangkan faktor eksternal terkait dengan kondisi lingkungan
luar
Teori Pemrosesan Informasi (Information Processing Theory) Gagne v 
Delapan fase tahapan proses pembelajaran menurut Gagne
a) Motivasi
b) Pemahaman
c) Pemerolehan
d) Penyimpanan
e) Ingatan kembali
f) Generalisasi
g) Perlakuan
h) Umpan bali.
Berdasarkan sumber yang saya persiapkan sebelum kuliah, Mohammad
Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran,. Gagne berpendapat bahwa dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil pembelajaran. Dalam
pemrosesan itu informasi itu terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi
internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.  Kondisi internal adalah:
1. Keadaan di dalam dari individu yang diperlukan untuk mencapai hasil
pembelajaran.
2. Proses kognitif yang terjadi dari dalam individu selama proses pembelajaran
berlangsung. Sedangkan kondisi eksternal adalah berbagai rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Interaksi antara kondisi internal dan kondisi eksternal menghasilkan hasil
pembelajaran. Menurut teori Gagne, hasil pembelajaran merupakan keluaran
dari pemrosesan yang berupa kecakapan manusia (Human Capabilities) yang
terdiri atas:

10
1. Informasi Verbal Informasi verbal adalah hasil pembelajaran yang berupa
informasi yang dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata atau kalimat) baik
secara tertulis atau lisan. Informasi verbal adalah berupa pemberian nama
atau label terhadap suatu benda atau fakta, pemberian definisi atau
pengertian, atau perumusan mengenai berbagai hal dalam bentuk verbal.
2. Kecakapan Intelektual Kecakapan intelektual adalah kecakapan individu
dalam melakukan interaksi dengan lingkungan yang menggunakan simbol-
simbol. Misalnya simbol-simbol dalam bentuk matematik, seperti
penambahan, pengurangan, pembagian, perkalian dan sebagainya. Kecakapan
intelektual ini mencakup kecakapan dalam membedakan (diskriminasi).
Konsep intelektual sangat diperlukan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi Kognitif Strategi kognitif ialah kecakapan individu untuk
melakukan pengendalian dan mengelola (management) keseluruhan
aktifitasnya. Dalam proses pembelajaran, strategi kognitif ini kemampuan
mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktifitas yang
efektif. Kalau kecakapan intelektual lebih banyak terarah kepada proses
pemikiran pelajar. Strategi kognitif ini memberikan kemudahan bagi para
pelajar untuk memilih informasi verbal dan kecakapan intelektual yang sesuai
untuk diterapkan selama proses pembelajaran dan berfikir.
4. Sikap Sikap ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk
memilih berbagai tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap
dapat diartikan sebagai keadaan didalam diri individu yang akan member arah
kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau rangsangan.
Dalam sikap terdapat pemikiran, peradaan yang menyertai pemikiran, dan
kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan Motorik Kecakapan motorik ialah hasil pembelajaran yang
berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.    
    Selain memberikan teori mengenai pemrosesan data, Pak Supratman juga
memberikan LKS untuk tiap kelompok. Kelompok saya mendapatkan LKS
mengenai teori Kognitif dari Piaget. Saya menjelaskan di depan kelas
bersumber buku Perkembangan Peserta Didik dari Desmita mengenai
perkembangan kognitif seseorang berdasarkan umurnya, yaitu: sensori motor,

11
pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Selanjutnya
kelompok lain menjelaskan topik yang lainnya
Hakikat Hasil Belajar Hari ini kleas kami diajar oleh Bapak Efendi yang
juga dari PPL Pascasarjana UM. Pak Effendy menggunakan pembelajaran
diskusi kelompok, yang pembagiannya diselingi dengan hiburan lagu kartun
yang lucu. Diskusi dimulai dengan pemberian pertanyaan dalam bentuk slide
mengenai pengertian hasil belajar dan materi ajar, fungsi dan tujuan hasil
belajar dan materi ajar, faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, langkah
dalam menentukan materi ajar, dan sebagainya. Setelah diberi kesempatan
untuk berdiskusi, maka tiap kelompok menyampaikan jawaban masing-masing
(kerja kelompok berdasarkan nomor, contoh: kelompok 1 mengerjakan soal 1,
dan seterusnya). Setelah selesai diskusi dan penyampaian hasil diskusi, saya
kurang faham karena tidak ada review dari pengajar. Padahal saya sangat
berharap ada review dari pengajar. Yang saya dapatkan hari ini adalah:
a) Belajar adalah proses penerimaan informasi.
b) Mengajar adalah proses pemberian informasi dari satu orang pada orang
lainnya. Misal: Dari guru ke murid.
c) Pembelajaran adalah proses belajar dan mengajar, di mana ada kegiatan
pemberian informasi dan penerimaan informasi.
d) Hasil belajar adalah sesuatu yang didapat setelah mengalami atau
melakukan proses pembelajaran, biasanya terjadi perubahan tingkah laku.
e) Faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas aspek fisiologi dan aspek
psikologi. Sedangkan faktor eksternal terkait dengan kondisi lingkungan
luar.
f) Sedangkan teori yang saya siapkan dari sebelum kuliah mengenai hasil
belajar adalah: Lima Macam Hasil Belajar Gagne sumber Gagne
mengemukakan 5 macam hasil belajar atau kapabilitas tiga bersifat kognitif,
satu bersifat afektif dan satu bersifat psikomotor.Hasil belajar menjadi lima
kategori kapabilitas sebagai berikut :

12
1. Informasi Verbal Kapabilitas informasi verbal merupakan kemampuan
untuk mengkomunikasikan secara lisan pengetahuannya tentang fakta-
fakta.
2. Ketrampilan Intelektual Kapabilitas ketrampilan intelektual merupakan
kemampuan untuk dapat membedakan, menguasai konsep aturan, dan
memecahkan masalah. Kapabilitas Ketrampilan Intelektual oleh Gagne
dikelompokkan dalam 8 tipe belajar yaitu :
a. Belajar Isyarat
b. Belajar stimulus Respon
c. Belajar Rangkaian Gerak
d. Belajar Rangkaian Verbal
e. Belajar membedakan
f. Belajar Pembentukan konsep
g. Belajar Pembentukan Aturan
h. Belajar Memecahkan Masalah
3. Strategi Kognitif Kapabilitas Strategi Kognitif adalah Kemampuan untuk
mengkoordinasikan serta mengembangkan proses berfikir dengan cara
merekam, membuat analisis dan sintesis.
4. Sikap Kapabilitas Sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara
tepat terhadap stimulus atas dasar penilaian terhadap stimulus tersebut.
5. Ketrampilan Motorik Untuk dapat mengetahui seseorang memiliki
kapabilitas ketrampilan motorik dapat dilihat dari segi kecepatan,
ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-otot serta anggota badan yang
diperlihatkan orang tersebut.    
HASIL EKSPLORASI
Pemrosesan informasi Pada sumber, bahwa Robert Gagne adalah penggagas
teori Pemrosesan Informasi,  Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi
proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan
keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya
interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.
Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yangdiperlukan untuk
mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadidalam individu. Sedangkan

13
kondisi eksternal adalah rangsangan darilingkungan yang mempengaruhi individu
dalam proses pembelajaran. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembanganmerupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Proses belajar Gagne
membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:
(1) receiving the stimulus situation (apprehending),
(2) stage of acquisition,
(3) storage,
(4) retrieval.
a. Fase Receiving the stimulus situation (apprehending) Merupakan fase
seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan
memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan
berbagai cara. Misalnya “golden eye” bisa ditafsirkan sebagai jembatan di
amerika atau sebuah judul film. Stimulus itu dapat spontan diterima atau
seorang Guru dapat memberikan stimulus agar siswa memperhatikan apa
yang akan diucapkan.
b. Fase Stage of Acquition Pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh
suatu kesanggupan yang belum diperoleh sebelumnya dengan menghubung-
hubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya. Atau
boleh dikatakan pada fase ini siswa membentuk asosiasi-asosiasi antara
informasi baru dan informasi lama.
c. Fase storage /retensi  Fase penyimpanan informasi, ada informasi yang
disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui
pengulangan informasi dalam memori jangka pendek dapat dipindahkan ke
memori jangka panjang.
d. Fase Retrieval/Recall Fase mengingat kembali atau memanggil kembali
informasi yang ada dalam memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu
hilang dalam memori atau kehilangan hubungan dengan memori jangka
panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang
lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-
pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil.
Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu :

14
e. Fase motivasi Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada
siswa untuk belajar.
f. Fase generalisasi Fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih
meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu
dengan informasi baru tersebut.
g. Fase penampilan Fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu
penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari
struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat kalimat yang benar.
h. Fase umpan balik, Siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah
ditampilkan (reinforcement).
Hakikat Hasil Belajar bahwa setelah selesai belajar, penampilan yang dapat
diamati sebagai hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan (capabilities).
Kemampuan-kemampuan tersebut dibedakan berdasarkan atas kondisi mencapai
kemampuan tersebut berbeda-beda. Ada lima kemampuan (kapabilitas) sebagai
hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :
1. Verbal Information (informasi verbal), adalah kemampuan siswa untuk
memiliki keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat dicontohkan
kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan yang lainnya
yang bersifat verbal.
2. Intellectual Skills (keterampilan intelektual) Merupakan penampilan yang
ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya.
Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya melalui pengunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Yang
membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada
tingkat kompleksitasnya. Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan turan-
aturan tingkat tinggi yaitu aturan-aturan yang kompleks yang berisi aturan-\\
aturan dan konsep terdefinisi, untuk memperloleh aturan – aturan ini siswa
sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar konsep konkret
ini siswa harus menguasai diskriminasi-diskriminasi.
3. Cognitive strategies (strategi kognitif) Merupakan suatu macam keterampilan
intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan
berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah

15
cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Beberapa
strategi kognitif adalah :
(1) strategi menghafal,
(2) strategi elaborasi,
(3) strategi engaturan,
(4) strategi metakognitif,
(5) strategi afektif.
4. Attitudes (sikap-sikap) Merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan
dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian atau mahluk
hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap
orang lain. Bagaimana sikap-sikap sosial itu diperoleh setelah mendapat
pembelajaran itu yang menjadi hal penting dalam menerapkan metode dan
materi pembelajaran.
5. Motor Skills (keterampilan motorik) Merupakan keterampilan kegiatan fisik
dan penggabungan kegiatan motorik dengan intelektual sebagai hasil belajar.
Keterampilan motorik bukan hanya mencakup kegiatan fisik saja tapi juga
kegiatan motorik dengan intelektual seperti membaca, menulis, dllnya.
Ahmadi: menyatakan “setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada
faktor – faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong
maupun yang menghambat”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa itu adalah sebagai
berikut:
1) Faktor Internal. Faktor internal ada1ah faktor yang berasal dari dalam diri
siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:
(a) Faktor lntelegensi Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting
bagi prestasi belajar siswa. Karena tingginya peranan intelegensi dalam
mencapai prestasi belajar maka guru harus memberikan perhatian yang
sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir
rasiologi untuk mata pelajaran matematika.
(b) Faktor Minat Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek
untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat
dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.

16
(c) Faktor Keadaan Fisik dan Psikis Keadaan fisik menunjukkan pada tahap
pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain
sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas/labilitas
mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif
terhadap kegiatan pembelajaran dan sebaliknya.
2) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang
mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi rnenjadi
beberapa bagian, yaitu:
(a) Faktor  Guru Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, membimbing, melatih,
mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan penalaran
teknik karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan
profesional, kepribadian dan kemasyarakatan. Guru juga menunjukkan
fleksibilitas yang tinggi yaitu pendekatan deduktif dan gaya memimpin
kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi
pelajaran, sehingga dapat menunjang tingkat prestasi siswa semaksimal
mungkin.
(b) Faktor Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga turut mempengaruhi
kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang
sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah,
keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga,
kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan
mempengaruhi berhasil tidaknya siswa belajar.
(c) Faktor Sumber-sumber Belajar Sumber belajar itu dapat berupa media/alat
bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan
semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan
perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret,
mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih bermakna.
HUBUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN KONSEP
1) Perubahan prilaku pada siswa dalam konteks pengajaran jelas merupakan
produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat dipahami
karena mengajar merupakan suatu aktivitas khusus yang dilakukan guru

17
untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan
pengembangan skill (keterampilan), attitude (sikap), appreciation
(penghargaan) dan knowledge (pengetahuan).
2) Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar.jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak dapat dibahas
secara terpisah.Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan
totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling
pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan,
pikiran dan motif.
3) Dalam pembelajaran hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar
kemampuan siswa dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin
dalam proses belajar di kelas maka program pembelajaran tersebut harus
dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan memperhatikan berbagai
prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya.
4) Fungsi sistem pembelajaran ada tiga yaitu fungsi belajar, fungsi pembelajaran
dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi
pembelajaran dan penilaian ( yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan
sumber-sumber belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa.
5) Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang
masuk adalah registrasi penginderaan.
6) Struktur kognitif berisi sejumlah coding  yang mengadung segi-segi intelek
yang mengatur atau memerintah perilaku individu; perubahan perilaku
mendasari penetapan tahap-tahap perkembangan kognitif.
 MASALAH DAN SOLUSI
A. MASALAH
1. Bagaimana implikasi register pengindraan dalam pendidikan?
2. Bagaimana hubungan teori kognisi dengan pemrosesan informasi?
3. Bagaimana gambaran pemrosesan informasi dalam pendidikan?
4. Bagaimana kaitan antara usaha pemrosesan informasi terhadap hasil belajar
yang diperoleh?
5. Bagaimana manfaat teori pemrosesan informasi?
6. Apa ssaja yang menjadi hambatan dalam pemrosesan informasi?

18
7. Bagaimana peristiwa pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar?
B. SOLUSI
1. Implikasi Register Pengindraan dalam Pendidikan Berdasarkan Slavin,
komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang
masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima
sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang
sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses
terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka
dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register penginderaan
mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan. Pertama, orang harus
menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat.
Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi
yang dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran.
2. Hubungan Teori Kognisi dengan Pemrosesan Informasi Berdasarkan bahwa
teori kognisi menjelaskan tentang bagaimana proses mengetahui terjadi pada
manusia. Ada beberapa model yang digunakan untuk menjelaskan proses
mengetahui pada manusia. Model pemrosesan informasi membahas tentang
peran operasi-operasi kognitif dalam pengolahan informasi. Dalam model ini
manusia dipandang sebagai sistem yang memodifikasi informasi sendiri
secara aktif dan terorganisir. Perkembangan seseorang dalam pemrosesan
informasi berkaitan dengan perubahan-perubahan kuantitatif dan kualitatif
dalam aspek ini serta pengaruh-pengaruh genetis dan lingkungan. Inti dari
perkembangan dalam pemrosesan informasi adalah terbentuknya sistem pada
diri seseorang yang semakin efisien untuk mengontrol aliran informasi. Saya
sangat setuju dengan Miller bahwa dalam pemrosesan informasi sangat
berhubungan erat dengan kondisi kognitif seseorang. Selain kognitif, factor
genetis dan lingkungan eksternal juga sangat berpengaruh terhadap
pemrosesan informasi masing-masing individu.                                             
3. Gambaran Pemrosesan Informasi dalam Pendidikan Saat ini ada dua model
yang dapat digunakan untuk menjelaskan teori pemrosesan informasi, yaitu
model penyimpanan (store/structure model) dan model tingkat pemrosesan
(level of processing). Model penyimpanan dikembangkan oleh Atkinson &

19
Shiffrin sedangkan model tingkat pemrosesan dikembangkan oleh Craik dan
Lockhart. Dalam model pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh
Atkinson & Shiffrin, kognisi manusia dikonsepkan sebagai suatu sistem yang
terdiri dari tiga bagian, yaitu masukan (input), proses dan keluaran (output).
Informasi dari dunia sekitar merupakan masukan bagi sistem. Stimulasi dari
dunia sekitar ini memasuki reseptor memori dalam bentuk penglihatan, suara,
rasa, dan sebagainya. Selanjutnya, input diproses dalam otak. Otak mengolah
dan mentransformasikan informasi dalam berbagai cara. Proses ini meliputi
pengkodean ke dalam bentuk-bentuk simbolis, membandingkan dengan
informasi yang telah diketahui sebelumnya, menyimpan dalam memori, dan
mengambilnya bila diperlukan. Akhir dari proses ini adalah keluaran, yaitu
perilaku manusia, seperti berbicara, menulis, interaksi sosial, dan sebagainya.
Secara rinci, memaparkan pemrosesan informasi sebagai berikut : Pertama-
tama, manusia menangkap informasi dari lingkungan melalui organ-organ
sensorisnya (yaitu mata, telinga, hidung, dan sebagainya). Beberapa informasi
disaring (diabaikan) pada tingkat sensoris, kemudian sisanya dimasukkan ke
dalam ingatan jangka pendek (kesadaran). Ingatan jangka pendek mempunyai
kapasitas pemeliharaan informasi yang terbatas sehingga kandungannya harus
diproses sedemikian rupa (misalnya dengan pengulangan atau pelatihan), jika
tidak akan lenyap dengan cepat. Bila diproses, informasi dari ingatan jangka
pendek (short-term memory) dapat ditransfer ke dalam ingatan jangka
panjang (long-term memory). Ingatan jangka panjang (Long-Term Memory)
merupakan hal penting dalam proses belajar. Menurut Anderson (dalam
Pressley, 1990), tempat penyimpanan jangka panjang mengandung informasi
faktual (disebut pengetahuan deklaratif) dan informasi mengenai bagaimana
cara mengerjakan sesuatu (disebut pengetahuan prosedural). Menurut
pandangan model pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh Atkinson
& Shiffrin, sejak kecil seorang anak mengembangkan fungsi kontrol dalam
mengolah informasi dari lingkungannya. Menurut Hetherington & Parke,
pada usia antara 3 hingga 12 tahun, fungsi kontrol seseorang menunjukkan
perkembangan yang pesat. Fungsi tersebut mencakup pengaturan informasi
yang diperlukan, termasuk memilih strategi yang digunakan dan memonitor

20
keberhasilan penggunaan strategi tersebut. Dalam pandangan model ini, anak
merupakan pengatur yang aktif dari fungsi-fungsi kognitifnya sendiri. Oleh
karena itu, dalam menghadapi suatu masalah, anak memilih masalah yang
akan diselesaikannya, memutuskan besar usaha yang akan dilakukannya,
memilih strategi yang akan digunakannya, menghindari hal-hal yang
mengganggu usahanya, serta mengevaluasi kualitas hasil usahanya. Model
pemrosesan informasi berasumsi bahwa anak-anak mempunyai kemampuan
yang lebih terbatas dan berbeda dibanding orang dewasa. Anak-anak tidak
dapat menyerap banyak informasi, kurang sistematis dalam hal informasi apa
yang diserap, tidak mempunyai banyak strategi untuk mengatasi masalah,
tidak mempunyai banyak pengetahuan mengenai dunia yang diperlukan untuk
memahami masalah, dan kurang mampu memonitor kerja proses kognitifnya.
Mengingat perkembangan anak yang optimal adalah tujuan para psikolog
perkembangan, maka sangat relevan jika individu-individu yang
berkecimpung di bidang ini melakukan penelitian yang tujuannya bermuara
pada meningkatkan kemampuan pemrosesan informasi. Model kedua yang
dapat digunakan untuk menjelaskan teori pemrosesan informasi adalah model
tingkat pemrosesan (level of process-ing). Model tingkat pemrosesan yang
dikembangkan oleh Craik dan Lockhart ini memiliki prinsip dasar bahwa
informasi yang diterima diolah dengan tingkatan yang berbeda. Semakin
dalam pengolahan yang dilakukan, semakin baik informasi tersebut diingat.
Pada tingkat pengolahan pertama akan diperoleh persepsi, yang merupakan
kesadaran seketika akan lingkungan. Pada tingkat pengolahan berikutnya
akan diperoleh gambaran struktural dari informasi. Pada tingkat pengolahan
terdalam akan diperoleh makna (meaning) dari informasi yang diterima.
Menurut model tingkat pemrosesan, berbagai stimulus informasi diproses
dalam berbagai tingkat kedalaman secara bersamaan bergantung kepada
karakternya. Semakin dalam suatu informasi diolah, maka informasi tersebut
akan semakin lama diingat. Sebagai contoh, informasi yang mempunyai imaji
visual yang kuat atau banyak berasosiasi dengan pengetahuan yang telah ada
akan diproses secara lebih dalam. Demikian juga informasi yang sedang
diamati akan lebih dalam diproses daripada stimuli atau kejadian lain di luar

21
pengamatan. Dengan kata lain, manusia akan lebih mengingat hal-hal yang
mempunyai arti bagi dirinya atau hal-hal yang menjadi perhatiannya karena
hal-hal tersebut diproses secara lebih mendalam daripada stimuli yang tidak
mempunyai arti atau tidak menjadi perhatiannya.
4. Kaitan antara Usaha yang Dilakukan dalam Pemrosesan Informasi terhadap
Hasil Belajar yang Diperoleh Contoh usaha pemrosesan informasi, misalnya
Pengulangan (rehearsal), yang memegang peranan penting dalam pendekatan
model penyimpanan - juga dianggap penting dalam pendekatan model tingkat
pemrosesan. Namun, menurut pandangan model tingkat pemrosesan, hanya
mengulang-ngulang saja tidak cukup untuk mengingat. Untuk memperoleh
tingkatan yang lebih dalam, aktivitas pengulangan haruslah bersifat
elaboratif. Dalam hal ini, pengulangan harus merupakan sebuah proses
pemberian makna (meaning) dari informasi yang masuk. Istilah elaborasi
sendiri mengacu kepada sejauh mana informasi yang masuk diolah sehingga
dapat diikat atau diintegrasikan dengan informasi yang telah ada dalam
ingatan. Telah disebutkan bahwa prinsip dasar model tingkat pemrosesan
informasi adalah semakin besar upaya pemrosesan informasi selama belajar,
semakin dalam informasi tersebut akan disimpan dan diingat. Prinsip ini telah
banyak diaplikasikan dalam penyusunan setting pengajaran verbal, seperti
mengingat daftar kata, juga pengajaran membaca.
5. Manfaat Teori Pemrosesan Informasi Berdasarkan manfaat teori pemrosesan
informasi antara lain :
a) membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu
beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah,
b) menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir
yang berorientasi pada proses lebih menonjol,
c) kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap,
d) prinsip perbedaan individual terlayani.
6. Hambatan dalam Pemrosesan Informasi Berdasarkan, hambatan teori
pemrosesan informasi antara lain :
a) tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal,
b) proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung,

22
c) tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informasi yang telah
disimpan dalam ingatan,
d) kemampuan otak tiap individu tidak sama.
7. Peristiwa Pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar berdasarkan, ada
sembilan peristiwa belajar yang menjadi model pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas belajar. Dengan penerapan model ini diharapkan hasil
belajar dapat ditingkatkan atau dipertahankan. Peritiwa pembelajaran
diasumsikan sebagai cara-cara yang perlu diciptakan oleh guru dengan tujuan
untuk mendukung proses-proses belajar (internal) di dalam diri siswa.
Hakekat suatu peristiwa pembelajaran untuk setiap pembelajaran berbeda-
beda, tergantung pada kapabilitas yang diharapkan atau harus dicapai
sebagaimana hasil belajar. Kesembilan peristiwa pembelajaran yang ada pada
setiap fase belajar dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Membangkitkan Perhatian (Gain Attention) Kegiatan paling awal dalam
pembelajaran adalah menarik perhatian siswa agar siswa mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir pelajaran. Perhatian siswa dapat
ditingkatkan dengan memberikan berbagai rangsangan sesuai dengan
kognisi yang ada misalnya dengan perubahan gerak badan (berjalan,
mendekati siswa, dll),perubahan suara, menggunakan berbagai media
belajar yang dapat menarik perhatian siswa atau menyebutkan contoh-
contoh yang ada di dalam dan di luar kelas, dan lain-lain
2) Memberitahukan Tujuan Pembelajaran pada Siswa (Inform Learners of
Objectives) Agar siswa mempunyai harapan dan tujuan selama belajar,
maka pada siswa perlu dijelaskan apa saja yang akan dicapai selama
pembelajaran dan jelaskan pula manfaat dari materi yang akan dipelajari
dan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran. Keuntungan
menjelaskan tujuan adalah agar siswa dapat menjawab sendiri pertanyaan
“apakah ia telah belajar?”, “apakah materi yang dipelajari telah dikuasai?”.
Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat membangkitkan harapan dalam
diri siswa tentang kemampuan dan upaya yang harus dilakukan agar
tujuannya tercapai.

23
3) Merangsang Ingatan pada Materi Prasyarat (Stimulate recall of prior
learning) Bila siswa telah memiliki perhatian dan pengharapan yang baik
pada pelajara, guru perlu mengingatkan siswa tentang materi apa saja yang
telah dikuasai sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. Dengan
pengetahuan yang ada pada memori kerjanya, diharapkan siswa siap untuk
membuat hubungan antara pengetahuan yang lama dengan pengetahuan
yang baru yang akan dipelajari. Ada banyak cara yang dapat dilakukan
guru untuk mengingatkan siswa pada materi yang telah dipelajari misalnya
dengan mengingatkan siswa pada topik-topik yang telah dipelajari dan
memninta siswa untuk menjelaskannya secara singkat.
4) Menyajikan Bahan Perangsang (Present the content) Hal ini dilakukan
dengan cara menyajikan bahan kepada siswa berupa pokok-pokok materi
yang penting yang bersifat kunci. Sebelum itu, guru harus menentukan
bahan apa yang harus disajikan berupa informasi verbal, keterampilan
intelektual, atau belajar sikap. Berdasarkan jenis kemampuan atau bahan
ini maka dapat dipilih bentuk kegiatan apa saja yang akan disajikan
sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. Misalnya, bila akan
mengajarkan tentang sikap maka pilihlah bahan berupa model-model
perilaku manusia. Bila akan mengajarkan keterampilan motorik maka
demonstrasikanlah contoh bahan keterampilan tersebut dan tunjukkan
caranya secara tepat.
5) Memberi Bimbingan Belajar (Provide “learning guidance”) Bimbingan
belajar diberikan dengan tujuan untuk membantu siswa agar mudah
mencapai tujuan pelajaran atau kemampuan-kemampuan yang harus
dicapainya pada akhir pelajaran. Misalnya bila siswa harus mengusai
konsep-konsep kunci, maka berilah cara mengingat konsep-konsep
tersebut misalnya dengan menjelaskan karakteritik dari setiap konsep. Bila
siswa hrus menguasai keterampilan tertentu, maka bimbinglah dengan cara
menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menguasai
keterampilan tersebut.
6) Memantapkan Apa yang Telah Dipelajari (Elicit Performance/Practice)
Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki kemampuan yang

24
diharapkan, maka mintalah siswa untuk menampilkan kemampuannya
dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh guru. Misalnya apabila
ingin mengetahui kemampuan informasi verbal siswa maka berikan siswa
pertanyaan-pertanyaan yang dapat diukur tingkat penguasaannya atau bila
ingin mengetahui keterampilan siswa maka mintalah siswa untuk
melakukan tindakan tertentu. Jawaban yang diberikan siswa hendaklah
sesuai dengan kemampuan yang diminta dalam tujuan pembelajaran.
7) Memberikan Umpan Balik (Provide Feedback) Memberikan umpan balik
merupakan fase yang terpenting. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik,
umpan balik diberikan secara informative dengan cara memberikan
keterangan tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai siswa. Misalnya
jelaskan jawaban siswa yang sudah benar dan yang perlu dilengkapi atau
yang perlu dipelajari kembali oleh siswa dengan cara “sudah baik”,
“pelajari kembali”, atau “lengkapi”, dll.
8) Menilai Hasil Belajar (Assess performance). Merupakan peristiwa
pembelajaran yang berfungsi menilai apakah siswa sudah mencapai tujuan
atau belum. Untuk itu perlu dibuat alat penilaian yang konsisten dengan
tujuan dan diharapkan mampu mengukur tingkat pencapaian belajar siswa.
9) Meningkatkan Retensi (Enhance Retention and Transfer to The Job) Guru
perlu memberikan latihan-latihan dalam berbagai situasi agar dapat
menjamin bahwa siswanya dapat mengulangi dan menggunakan
pengetahuan barunya kapan saja diperlukan.
ELEMEN YANG MENARIK
1) Dalam rangka proses pembelajaran guru dapat menyusun program guru
dapat menyusun program pembelajaran yang cocok dengan tahap dan fase
pembelajaran.
2) Teori belajar menurut menurut Gagne, lebih menitikberatkan pada
operasionalisasi konsep belajar kumulatif dan memberikan mekanisme
untuk merancang pembelajaran dan sederhana ke kompleks.
3) Kita mengenal tiga macam memori yaitu memori indra (sensory memory),
memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang

25
(long term memory). Memori indra menahan informasi asli yang di dapat
dari dunia sekitar yang diperoleh dari pancaindera.
4) Dalam memahami belajar, Gagne tidak memperhatikan apakah prosesan
belajar tadi terjadi melalaui penemuan (discovery) atau proses penerimaan
(reception) sebagaimana diperkenalkan oleh Bruner dan Ausubel.
Menurutnya yang terpenting adalah kualitas, penetapan (daya simpan) dan
kegunaan belajar.

B. INTERAKSI SOSIAL
1. Definisi Interaksi sosial
Kehidupan sehari-hari perlu melakukan interaksi dengan individu lain.
Kehidupan manusia pada dasarnya merupakan kemampuan berhubungan dan
berinteraksi dengan lingkungan sosial budaya yang dapat membentuk perilaku
individu. Pada proses interaksi, faktor intelektual dan emosi mengambil peranan
penting karena di dalam hidupnya individu tidak lepas dari individu lain dalam
berperan di masyarakat.Ary H. Gunawan menjelaskan beberapa
pengertian interaksi sosial dari beberapa pakar:
a. Menurut Bonner, interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang
atau lebih, sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi,
mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain dan sebaliknya
b. Menurut pendapat Young, interaksi sosial adalah kontak timbal balik
antara dua orang atau lebih
c. Menurut psikologi tingkah laku (Behavioristic
psychology), interaksi sosial berisikan perangsangan dan pereaksian antara
kedua belah pihak individu. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial
dimulai pada saat itu. Orang tersebut saling menegur, berjabat tangan,
saling berbicara atau bahkan berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu
merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Pengertian tentang interaksi sosial sangat bermanfaat dalam mempelajari
berbagai bentuk permasalahan yang ada di masyarakat. Seperti di Indonesia dapat
dibahas mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara

26
berbagai suku-bangsa, antara golongan-golongan yang disebut mayoritas dan
minoritas, dan antara golongan terpelajar dengan golongan agama dan seterusnya.
Interaksi sosial berasal dari bahasa latin: Con atau Cum yang berarti bersama-
sama dan tango berarti menyentuh, jadi pengertian secara harfiah adalah bersama-
sama menyentuh. Interaksi sosial adalah proses dimana antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok
berhubungan dalam kehidupan manusia.
Hubungan interaksi sosial dan pendidikan sangatlah erat. Dalam kehidupan
sekolah aktivitas peserta didik akan beriringan proses interaksi, baik dengan
lingkungan sekolah, guru, maupun dengan sesama peserta didik.
Aktivitas interaksi sosial di lingkungan sekolah berpengaruh terhadap
motivasi peserta didik untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran. Aktivitas
belajar adalah proses yang dilakukan secara terus -menerus yang tidak pernah
berhenti serta tidak terbatas pada dinding kelas. Belajar juga proses yang memiliki
tujuan. Seperti yang dikemukakan Hamalik bahwa aktivitas belajar merupakan
kegiatan belajar pesertadidik untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih
sesuai dan memberikan pengajaran yang menyediakan kesempatan untuk belajar
sendiri.
Belajar adalah suatu perubahan sebagai hasil interaksi yang disebut
sebagaiaktivitas belajar. Aktivitas yang termasuk belajar memiliki ciri-ciri
tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Rusman bahwa ciri-ciri aktivitas belajar
antara lain: a) tidak bersifatsementara, b) bersifat fungsional, c) bertujuan dan
terarah, d) positif dan aktif, e) terjadi secara sadar, dan f) mencakup seluruh aspek
tingkah laku secara utuh.
Nasdian berpendapat, interaksi sosial merupakan suatu intensitas sosial yang
mengatur bagaimana masyarakat berperilaku dan berinteraksi satu dengan yang
lainnya. Interaksi sosial merupakan basis untuk menciptakan hubungan sosial
yang terpola yang disebut struktur sosial. Interaksi sosial dapat pula dilihat
sebagai proses sosial di mana mengorientasikan dirinya pada orang lain dan
bertindak sebagai respon terhadap apa yang dikatakan dan dilakukan orang lain.

27
Setiadi & Kolip mendefinisikan, bahwa interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan yang menyangkut perorangan, antara kelompok-kelompok,
maupun antara perorangan dan kelompok.
Jacky mendefinisikan interaksi sosial sebagai bentuk tindakan yangterjadi
antara dua atau lebih objek yang memiliki efek satu sama lain. Efek dua arah
sangat penting dalam berinteraksi. Interaksi sosial memerlukan orientasi bersama.
Memata-matai orang lain bukan merupakan bentuk interaksi sosial, karena orang
yang dimata-matai tidak menyadarinya. Interaksi sosial juga diposisikan sama
dengan proses sosial.
Soekanto menyatakan bahwa interaksi sosial merupakan prosessosial karena
interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Menurut Bonner dalam Gunawan, interaksi sosial merupakan suatu bentuk
hubungan antara dua orang atau lebih, sehingga tingkah laku individu yang satu
dapat mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain,
dan sebaliknya.
Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack dalam Soekanto, interaksi
sosial adalah kunci dari semua bentuk kehidupan sosial, oleh karenanya tanpa
adanya interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
interaksi sosial dinamakan juga dengan proses sosial yang berarti terdapat
hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih dan masing-masing orang yang
terlibat di dalamnya yang memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga
lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan
terjadi saling mempengaruhi. Interaksi dilihat sebagai sesuatu yang penting untuk
dapat dipertahankan dan dipelihara dan bisa merubah perilaku, makna dan bahasa.
Dengan kata lain perkataan melalui interaksi dengan cepat dan mudah seseorang
dapat mengetahui tentang sesuatu yang diinginkannya. Inti yang ditarik dari
kehidupan sosial adalah interaksi yaitu aksiatau tindakan yang berbalas-balasan.
Masyarakat merupakan jaringan relasi yang timbal balik. Satu berbicara, yang lain
dapat mendengar, yang satu bertanya, yang lain menjawab, yang satu memberi
perintah, yang lain menaati, yang satu berbuat jahat, yang lain membalas dendam,

28
yang satu mengundang, yang lain datang. Selalu tampak bahwa orang saling
pengaruh mempengaruhi.
Max Weber menekankan hakikat interaksi terletak dalam mengarahkan
kelakuan kepada orang lain, harus ada orientasi timbal balik antara pihak-pihak
yang bersangkutan. Dalam kehidupan bersama setiap individu dengan individu
lainnya harus mengadakan komunikasi yang merupakan alat utama bagi sesama
individu untuk saling kenal dan bekerja sama serta mengadakan kontak fisik dan
non fisik secara belajar langsung maupun tidak belajar langsung.
Menurut Soekanto suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila
tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
a. Kontak belajar langsung
b. Komunikasi
Kontak merupakan aksi dari individu atau kelompok yang mempunyai makna
dan arti bagi pelakunya dan kemudian ditangkap oleh individu atau kelompok
lain. Makna yang diterima direspon untuk memberikan reaksi. Kontak dapat
terjadi secara belajar langsung maupun tidak belajar langsung. Secara belajar
langsung melalui gerak dari fisikal organisme, misalnya melalui pembicaraan,
gerak dan isyarat, sedangkan kontak tidak belajar langsung adalah lewat tulisan
atau bentuk-bentuk komunikasi jarak jauh seperti telepon, chatting dan
sebagainya.Setelah terjadi kontak belajar langsung muncul komunikasi.
Terjadinya kontak bukan berarti telah ada komunikasi, oleh karena itu komunikasi
dapat timbul apabila seorang individu memberikan menafsirkan pada perilaku
orang lain. Dalam tafsiran itu lalu seseorang mewujudkan perilaku di mana
perilaku tersebut merupakan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan
oleh orang lain. Sekolah merupakan salah satu konteks sosial yang penting bagi
perkembangan individu, meskipun demikian perkembangan peserta didik juga
sangat dipengaruhi oleh konteks sosial yang lainnya yaitu relasi dengan teman.
Perkembangan peserta didik yang dimaksud dalam sekolah tentu saja lebih
menuju pada perkembangan sikapnya dalam mengikuti aktivitas belajar disekolah
dan hasil belajar yaitu prestasi belajar yang diperoleh. Hal ini dikarenakan dalam
interaksi sosial terdapat hubungan yang saling timbal balik yang mengarah pada
pertukaran ilmu pengetahuan dan informasi yang dapat menunjang proses dan

29
aktivitas belajar peserta didik. Dunia pendidikan yang penuh dengan muatan
interaksi sosial akan menjadi sangat positif apabila ada keseimbangan dalam pola
hubungan. Yang dimaksud dengan Pola keseimbangan ini adalah pola hubungan
timbal balik yang berlaku dua arah, yang artinya dalam posisi tertentu peserta
didik dapat bermitra dengan baik dengan seluruh warga sekolah.
A. Bentuk Bentuk Interaksi
Bentuk-bentuk interaksi sosial berbeda dengan bentuk kelompok. Bentuk
interaksi sosial menurut Cycle Park dalam Akram M. Jila15“cycle
Parkconstructed was based on five stages and consisted of: initial contact,
competition, conflict, accommodation and assimilation of the minority group, in
the majority of dominant group”.
Soekanto memaparkan bahwa interaksi sosial dikategorikan ke dalam bentuk
kerja sama (cooperation), persaingan (competition), akomodasi(accommodation),
dan pertentangan atau pertikaian (conflict).
Gillin memaparkan dalam Soekanto memaparkan kembali bahwa interaksi
terbagi menjadi dua bentuk yaitu:
a. Interaksi sosial asosiatif yang meliputi kerjasama, akomodasi,asimilasi
dan akulturasi.
b. Interaksi sosial disosiatif, meliputi persaingan, kontravensi,konflik.
Sedangkan Setiadi & Kolip membagi interaksi sosial atauproses sosial secara
garis besar menjadi dua bentuk, yaitu:
a. Proses sosial asosiatif: kerjasama, akomodasi, dan asimilasi.
b. Proses sosial disasosiatif: persaingan, kontravensi, danpertentangan atau
pertikaian.
Berdasarkan penjelasan ahli di atas, maka bentuk interaksi sosial memiliki
perbedaan yang fundamental sebenarnya tidak ada. Bentuk interaksi tersebut
meliputi interaksi sosial yang mendekatkan atau mempersatukandisebut dengan
asosiatif dan menjauhkan atau bertentangan disebut dengan disosiatif. Bentuk
interaksi yang terjalin pada individu yaitu:
1) Interaksi Asosiatif

30
Interaksi yang dilakukan seorang atau kelompok dimana masing-
masingpihak memiliki kesamaan pandangan yang mengarah kepada
persatuan yaitu sebagai berikut:
a) Kerjasama, dimana kerjasama merupakan usaha bersama
untukmencapai tujuan bersama melalui, bargaining (tawar-menawar),
cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-venture (usaha patungan).
b) Akomodasi, akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok
dengan kelompok guna mengurangi konflik.
c) Akulturasi, akulturasi merupakan proses perpaduan dua unsur
kebudayaan atau lebih yang berbeda namun tidak menghilangkan ciri
kepribadian masing-masing.
d) Asimilasi, asimilasi merupakan peleburan unsur kebudayaan yang
berbeda dengan mengurangi perbedaan yang ada, sehingga
menghilangkan ciri kepribadian yang ada.
2) Interaksi Disosiatif
Interaksi disosiatif merupakan interaksi sosial yang bertujuan untuk
bersaing dalam mencapai suatu tujuan, adapun bentuk-bentuknya yaitu
sebagai berikut:
a) Persaingan/kompetisi, merupakan suatu perjuangan yang dilakukan
perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh
kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman
atau benturan fisik di pihak lawannya.
b) Kontravensi, merupakan perasaan tidak suka namun tidak diperlihatkan
secara langsung seperti memfitnah, adu domba serta rasa membenci.
c) Konflik, merupakan suatu keinginan untuk mencapai suatu tujuan
dengan menghancurkan pihak lain dengan berbagai cara, misalnya
tawuran, demonstrasi dengan tindakan anarkisme dan lain-lain.
Dalam kehidupan, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitupula dalam proses pembelajaran, manusia
dapatmewujudkan tujuan pendidikan dengan adanya komunikasi dan kontak
sosial dengan manusia lainnya sebagai syarat terciptanya interaksi sosial.

31
Hubungan interaksi sosial dan pendidikan sangatlaherat. Dalam kehidupan
sekolah aktivitas peserta didik akan beriringan proses interaksi, baik dengan
lingkungan sekolah, guru maupun dengan sesama peserta didik.
Aktivitas interaksi sosial di lingkungan sekolah berpengaruh terhadap
motivasi peserta didik untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran. Aktivitas
belajar adalah proses yang dilakukan secara terus -menerus, yang tidak pernah
berhenti serta tidak terbatas pada dinding kelas. Belajar juga proses yang memiliki
tujuan. Seperti yang dikemukakan Hamalik bahwa aktivitas belajar merupakan
kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih
sesuai dan memberikan pengajaran yang menyediakan kesempatan untuk belajar
sendiri. Belajar adalah suatu perubahan sebagai hasil interaksi yang disebut
sebagai aktivitas belajar. Aktivitas yang termasuk belajar memiliki ciri-ciri
tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Rusman bahwa ciri-ciri aktivitas belajar
antara lain: a) tidak bersifat sementara, b) bersifat fungsional, c) bertujuan dan
terarah, d) positif dan aktif, e) terjadi secara sadar, dan f) mencakup seluruh aspek
tingkah laku secara utuh.
Adapun ciri-ciri syarat serta bentuk interaksi sosial yaitu sebagai berikut:
a. Ciri-Ciri Interaksi SosialAdapun ciri-ciri dari interaksi sosial yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat yaitu, pertama harus ada
orangnya, adanya dua orang pelaku ataulebih, kemudian adanya
hubungan timbal balik antar pelaku ataupun bisa disebut komunikasi
antar pelaku dengan simbol-simbol, adanya dimensi waktu tertentu
dan memiliki tujuan tertentu.
b. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Proses interaksi sosial dalam
masyarakat terjadi apabila terpenuhi duasyarat, yang pertama adanya
kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan
individu lain yang bersifat langsung, seperti tatap muka
ataupunmelalui perantara seperti melalui media maupun lainnya.
Adapun yang kedua komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari
suatu pihak ke pihak lain.Kemudian interaksi sosial terjadio akibat
adanya paktor pendorongnya yaituimitasi, identifikasi, sugesti,
motivasi, simpati serta empati.

32
2. Bentuk Interaksi Sosial
1) Interaksi Asosiatif
Interaksi yang dilakukan seorang atau kelompok dimana masing-
masingpihak memiliki kesamaan pandangan yang mengarah kepada
persatuan yaitu sebagai berikut:
a) Kerjasama, dimana kerjasama merupakan usaha bersama
untukmencapai tujuan bersama melalui, bargaining (tawar-menawar),
cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-venture (usaha patungan).
b) Akomodasi, akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian
antaraindividu dengan individu, individu dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok guna mengurangi konflik.
c) Akulturasi, akulturasi merupakan proses perpaduan dua unsur
kebudayaan atau lebih yang berbeda namun tidak menghilangkan ciri
kepribadian masing-masing.d) Asimilasi, asimilasi merupakan
peleburan unsur kebudayaan yang berbeda dengan mengurangi
perbedaan yang ada, sehingga menghilangkan ciri kepribadian yang
ada.
2) Interaksi Disosiatif
Interaksi disosiatif merupakan interaksi sosial yang bertujuan untuk
bersaing dalam mencapai suatu tujuan, adapun bentuk-bentuknya yaitu
sebagai berikut:
a) Persaingan/kompetisi, merupakan suatu perjuangan yang dilakukan
perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh
kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman
atau benturan fisik di pihak lawannya.
b) Kontravensi, merupakan perasaan tidak suka namun tidak diperlihatkan
secara langsung seperti memfitnah, adu domba serta rasa membenci.
c) Konflik, merupakan suatu keinginan untuk mencapai suatu tujuan
dengan menghancurkan pihak lain dengan berbagai cara, misalnya
tauran,demonstrasi dengan tindakan anarkisme dan lain-lain.
3. Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial
Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat

33
membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu:
1. Perilaku dan Karakteristik Orang Lain
Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki
karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti
kebanyakan orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan
pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan orang-orang berkarakter
sombong, maka iaakan terpengaruh oleh perilaku seperti itu. Pada aspek ini
guru memegang peranan penting sebagai sosok yang akan dapat
mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa karena ia akan
memberikan pengaruh yang cukup besar dalam mengarahkan siswa untuk
melakukan sesuatu perbuatan.
2. Proses Kognitif
Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan
yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap
perilaku sosialnya. Misalnya seorang calon pelatih yang terus berpikir agar
kelak dikemudian hari menjadi pelatih yang baik, menjadi idola bagi
atletnya dan orang lain akan terus berupaya dan berproses mengembangkan
dan memperbaiki dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya
seorang siswa karena selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses
dalam pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas
jasmani yang ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang akan mendukung
teman-temannya untuk beraktivitas jasmani dengan benar.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku sosial
seseorang.Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan
yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah-olah
keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut
dan halus dalam bertutur kata.
Adapun faktor penyebab terjadinya pergeseran pola interaksi sosial:
a. Ketergantungan Smartphone
Ketergantungan Smartphone (Telepon Pintar) (Chris, 2011)
menyatakan bahwa Smartphone adalah telepon yang menyatukan

34
kemampuan- kemampuan terdepan, yang dapat berfungsi seperti komputer.
Perkembangan Smartphone yang sangat pesat memunculkan kecenderungan
kecanduan terhadap Smartphone. Indonesia merupakan sebuah negara
dengan potensi Smartphone yang sangat besar. Cooper (2000) berpendapat
bahwa kecanduan merupakan perilaku ketergantungan pada suatu hal yang
disenangi, seseorang biasanya secara otomatis akan melakukan apa yang
disukai pada kesempatan yang ada.
b. Phubbing
Phubbing berasal dari kata "phone" dan "snubbing", yang artinya
adalah “Telefon” dan “Menghina” yang secara istilah menggambarkan
tindakan menghina seseorang dalam lingkungan sosial dengan
memperhatikan gawai, bukan berbicara dengan orang tersebut secara
langsung.
Istilah yang awalnya dikampanyekan oleh Macquarie Dictionary untuk
mewakili masalah penyalahgunaan ponsel cerdas yang terus berkembang
dalam situasi sosial.
1) Situasi kebersamaan
Dalam situasi kebersamaan individu yang ikut serta belum
mempunyai hubungan yang teratur seperti kelompok sosial.Situasi
kebersamaan yaitu keadaan berkumpul sejumlah orang yang belum
saling mengenal, dan berinteraksi sosial.
2) Situasi kelompok
Situasi kelompok sosial adalah situasi yangberada dalam kelompok.
Kelompok sosial merupakan tempat orang-orang berinteraksi yang
berdasarkan sesuai pembagian tugas antarpara anggota untuk
mewujudkan kepentingan bersama.
4. Perubahan Sosial
Konsep perubahan sosial mencakup tiga gagasan yakni pertama, adanya
perbedaan,dalam hal ini suatu keadaan berbeda dengan keadaan lainya yang
telah mengalami perubahan. Kedua, terjadi pada waktu yang berbeda, yakni
perubahan terjadi bukan dalam satu waktu yang bersamaan namun terjadi
dalam waktu yang berbeda dengan jangka waktu tertentu. Ketiga, di antara

35
keadaan sistem sosial yang sama. Setiap masyarakat mengalami perubahan
sepanjang masa. Perubahan itu ada yang samar, ada yang mencolok, ada yang
lambat, ada yang cepat, ada yang sebagian atau terbatas, ada yang menyeluruh.
Perubahan dapat berupa pergeseran nilai sosial, perilaku, susunan organisasi,
lembaga sosial, stratifikasi sosial,kekuasaan dan wewenang dan sebagainya.
Semua perubahan itu ada yang maju (progress) dan ada yang mundur
Hami berpendapat bahwa terjadinya interaksi sosial karena adanya
individu yang saling membutuhkan satu sama lain, interaksisosial dimulai dari
tingkat kesederhanaan dan terbatas sampai tingkat yang lebih luas dan
kompleks, semakin dewasa dan bertambah umur tingkat interaksi sosial makin
berkembang dan menjadi amat luas dan kompleks. Sementara itu
Gerungan“Kelangsungan interaksi sosial ini, ditandai dengan adanya aspek-
aspek dari interaksi sosial seperti: 1) Keterbukaan individu dalam
kelompok,yaitu keterbukaan individu terhadap kelompok dan penerimaan
kehadiran kelompok dalam kelompoknya. 2) Kerja sama individu dalam
kelompok, yaitu keterlibatan individu dalam kegiatankelompoknya dan mau
memberikan idebagi kemajuan kelompoknya serat salingberbicara dalam
hubungan yang erat. 3) Frukuensi hubungan individu dalamkelompok yaitu
intensitas individu dalambertemu anggota kelompok dan salingberbicara dalam
hubungan yang dekat.
Aspek yang mendasari Interaksi Sosial manusia adalah makhluk sosial
yaitu makhluk yang selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya
sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu
berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan inilah yang disebut dengan
interaksi sosial. Sarlito Wirawan Sarwono menjelaskan ada beberapa aspek
yang mendasari interaksi sosial tersebut yaitu “Komunikasi, sikap, tingkah laku
kelompok,dan norma-norma sosial”.
1) Komunikasi
Komunikasi termasuk salah satu unsur yang menentukan
keberhasilan. Tapi kebanyakan komunikasi ini sering tidak dikuasai
oleh manusia. Seseorang yang menguasai komunikasi akan itu
memegang banyak peran penting dalamkehidupan dan sukses tidak

36
akan jauh darinya. Samuel H. Tirtamihardja, mengatakan bahwa
“Membina hubungan merupakan sebuah cara yang hanya dapat
dihasilkan bila memiliki keterampilan berkomunikasi” Keterampilan
berkomunikasi membawa kepada kesuksesan hidup, peningkatan karir
mempengaruhi orang lain, sukses keuangan, mampu memberikan
kabar baik,bahkan mengubah dunia. Ada beberapa jenis komunikasi,
dilihat dari jalannya komunikasi yaitu:
a) Komunikasi searah, yaitu komunikasiyang datang dari satu
pihak saja sedangkan pihak lain hanya menjadipenerima pesan.
b) Komunikasi dua arah, yaitu penerima dapat berubah fungsi
menjadi pengirim berita, sedangkan pengirim berita dapat
menjadi penerima pesan.
Komunikasi merupakan suatu transaksi atau interaksi. Sering
kali dalam melangsungkan suatu percakapan orang menjadi terhenti
karena mereka tidak pandai atau tidak menguasai Teknik komunikasi
yang baik. Seseorang yang ahli dalam berkomunikasi tentu akan bisa
membuat pembicaraan mengalir sesuai yang diharapkan. Komunikasi
terdiri atas beberapa jenis yaitu komunikasi verbal dan nonverbal:
a) Komunikasi verbal
Sofyan Suri menyatakan “Pesanverbal adalah pesan yang
disampaikandengan menggunakan lambang bahasabaik secara
lisan maupun tulisan. Pesan verbal dalam proses
komunikasiberkaitan dengan kata dan makna,berbahasa dan
berpikir.
b) Komunikasi nonverbal Komunikasi nonverbal (pesannon
verbal) adalah pesan yang ditimbulkan oleh gejala-gejala
yangmenyangkut gerak-gerik, sikap,ekpresi wajah, penampilan
dansebagainya.
Komunikasi nonverbal adalah penyampaian pesan tanpa
kata-kata. Menurut Samuel, komunikasi tanpa kata (nonverbal)
meliputi 5 kategori:

37
(1) Kualitas suara Nada suara yang rendah akan
memberikan kekuatan dan keyakinan, kalau nada tinggi akan
menggambarkan kepanikan atau semangat Bahasa tubuh.
Bahasa tubuh adalah suatu gerakan fisik yang tidak sadari yang
dapat memperkuat atau memperlemah bahkan merusak
komunikasi
(2) Ekpresi wajahWajah manusia adalah penerus pesan
yang indah. Senyum adalah bahasa komunikasi universal yang
paling mudah dan murah dipraktekkan
(3) Pakaian dan penampilan 90% dari individu dikemas
oleh penampilan, sehingga orang hanya dapat melihat 10% dari
diri yang tidak tertutup. 10% ini berhubungan dengan
kepercayaan diri Sentuhan persahabatan Sentuhan persahabatan
juga merupakan komunikasi nonverbal.
2) Sikap
Sikap dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah penting, misalnya
sikap negatif yang terdapat pada orang-orang pribumi terhadap orang-
orang keturunan Cina di Indonesia, atau sikap negatif pada orang-orang
kulit putih terhadap orang yang kulit hitam diAmerika Serikat sangat
menyulitkan hubungan antara ras-ras yang bersangkutan.
3) Norma-norma Sosial
Interaksi sosial merupakansuatu hubungan antara seseorang dengan
orang lain, individu dankelompok dengan kelompok dalam menjalin
kehidupan tersebut tentunya manusia tidak terlepas dari kehidupan
bermasyakat. Dalam kehidupan bermasyarakat tersebut, tentu ada
norma-norma sosial yang harus dipatuhi. Sarlito Wirawan Sarwono,
mengatakan bahwa norma sosial adalah “Nilai-nilai yang berlaku dalam
suatu kelompok atau masyarakat yang membatasi tingkah laku individu
dalam kelompok itu. Syarat-syarat dan macam-macam terjadinya
Interaksi Sosial”
Syarat-syarat terjadinya Interaksi Sosial. Suatu interaksi sosial tidak akan
terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, menurut Siti Waridah Q.

38
Yaitu“Adanya kontak sosial dan adanya komunikasi Kontak sosial kata kontak
berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango
(yang artinya menyentuh). Jadi, artinyasecara harfiah adalah bersama-sama
menyentuh. (1) Antara Orang-perorangan. (2) Antara orang-perorangan
dengansuatu kelompok manusia atausebaliknya. (3) Antara suatu kelompok
manusiadengan kelompok manusia lainnya.
Macam-macam Interaksi Sosial, adapun macam-macam interaksi sosial:
a) Kerjasama (cooperation)
Kerjasama yang dimaksud sebagai suatu usaha bersama antara
seorang dengan perorangan atau sekelompok manusia untuk mencapai satu
atau beberapa tujuan bersama.
b) Persaingan (competition).
Persaingan merupakan prosessosial individu atau kelompok manusia
yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang kehidupan yang
menjadi perhatian umum. Cara yang dilakukan biasanya dengan menarik
perhatian atau publik atau membuat prasangka tanpa melakukan
kekerasan.
c) Pertentangan (conflict)
Pertentangan terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan tertentu
antara suatu kelompok masyarakat yang lain. Perbedaan itu meliputi
emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola perilaku dan perbedaan lainnya.
5. Proses dan Ciri-ciri Interaksi Sosial
1) Proses Interaksi sosial, kejadian dalam masyarakat pada dasarnya
bersumber pada interaksi individu dengan individu lainnya.Dapat
dikatakan bahwa tiap-tiap orangdalam masyakarat adalah sumber-sumber
dan pusat efek psikologis yangberlangsung pada kehidupan oranglain.
a) Interaksi antar benda-benda, interaksi ini bersifat statis memberi
respon terhadap tindakan-tindakan, bukan terhadap orang dan
timbulnya hanya satu pihak saja yaitu orang yang melakukan
perbuatan itu.

39
b) Interaksi antar manusia dengan manusia, bentuk interaksi ini bersifat
dinamis, member respon tertentu padamanusia lain, dan proses
kejiwaan yang timbul terdapat pada segal pihak yang bersangkutan.
2) Ciri-ciri Interaksi Sosial, menurut Charles P. Loomis sebuah hubungan
bisa disebut interaksi sosial jika memilki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Jumlah pelakunya dua orang atau lebih
b) Adanya komunikasi antar pelakudengan menggunakan simbol atau
lambang-lambang
c) Adanya suatu dimensi waktu yangmeliputi masa lalu, masa kini dan
masa yang akan datang
d) Adanya tujuan yang hendak dicapai.
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
1) Imitasi Gabriel Tarde, sebagaimana dikutip Gerungan beranggapan
bahwa seluruh kehidupan sosial itu berdasarkan faktor imitasi. Dampak
negatif dari imitasi dalam interaksi sosial adalah: a) Mungkin yang
diimitasi adalah sesuatu yang salah, sehingga menimbulkan kesalahan
kolektif yang meliputi sejumlah kolektif manusia yang tidakkecil
jumlahnya. b) Kadang-kadang orang yang mengimitasi sesuatu dengan
tanpa bersikap kritis, sehingga dapat menghambat perkembangan
kebiasaan berpikir kritis.. Namun imitasi juga dapat berdampak buruk
pada interaksiindividu jika yang diimitasi adalah hal yang salah, maka
dari itu individu perlu memilih hal-hal yang baik untuk dicontoh agar
dapat diterima dengan baik di lingkungannya.
2) Sugesti Siti Mahmudah, mengatakan bahwa “Sugesti dimaksud
sebagai pengaruh psikis, baik yang datang dari dalam diri sendiri maupun
datang dari orang lain.Peranan sugesti dalam interaksi sosial hampir
sama satu samalainnya. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa
sugesti merupakan pandangan dari diri sendiri maupun orang lain yang
dapat diterima dan mempengaruhi sikap tertentu individu. Identifikasi
3) Simpati Siti Mahmudah mengatakanbahwa “Simpati adalah perasaantertariknya
orang yang satu terhadaporang yang lainnya2. Penggunaan Media Sosial
terhadapInteraksi MahasiswaMedia sosial adalah salah satuperkembangan

40
teknologi yang memiliki andilbesar dalam memberikan kemudahan
bagimanusiauntukberkomunikasidanbersosialisasi. Media yang banyak
memicumanusia untuk bersosialisasi. Ini sesuai dengantujuan awal mengapa
media sosial dibuat yaitumemungkinkanseseoranguntuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan oranglain diseluruh dunia untuk mencari temanbaru, pasangan
hidup, berbisnis. Media sosial ini mempermudah para penggunanya untuk
melakukan interaksi dengan orang-orang sekitar dan orang-orang yang jauh, dan
mereka juga bisa memperluas pergaulan mereka seperti untuk mencari suatu
bahan pembalajaran, dengan media sosial seseorang bisa meminta bantuan
kepadamereka, tanpa harus bertemu langsung dengan orang tersebut. Media sosial
merupakan media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial bersifat
interaktif dengan berbasis teknologi internet yang mengubah pola penyebaran
informasi dari sebelumnya bersifat satu kebanyak audiens tetapi sekarang dari
banyak audiens ke banyak audiens. Media sosial ini mendukung terciptanya
demokratisasi informasi dan ilmu pengetahuan yangmengubah perilaku audiens
dari yangsebelumnya.

41
DAFTAR PUSTAKA
Abnisa, A. P., & Zubaidi, Z. 2022. Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat
dan Prestasi Belajar Peserta Didik. TARQIYATUNA: Jurnal Pendidikan
Agama Islam dan Madrasah Ibtidaiyah, 1(1):6-16.
Al-Mahiroh, R. S., & Suyadi, S. 2020. Kontribusi Teori Kognitif Robert M.
Gagne dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. QALAMUNA:
Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 12(2), 117-126.
Fahri, L.M, dan Qusyairi, L.A.H. 2019. Interaksi sosial dalam proses
pembelajaran. PALAPA. 7 (1):149-166.
Febriana, R. 2021. Kompetensi guru. Bumi Aksara.
Firdaus, A. 2019. Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Kuliah Studi Resolusi
Konflik Dan Pendidikan Multikultural. Jurnal PAI Raden Fatah, 1(2):209-
226.
Hamdayama, J. 2022. Metodologi pengajaran. Bumi Aksara.
Hidayati, N. M. 2018. Analisis proses berpikir siswa dalam menyelesaikan
masalah Matematika berdasarkan Teori Pemrosesan Informasi (Doctoral
dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Karneli, Y. 2021. Hubungan ketidakharmonisan keluarga dengan interaksi sosial
siswa. Counsenesia Indonesian Journal of Guidance and Counseling. 2
(02):149-156.
Khotimah, H., Supena, A., & Hidayat, N. 2019. Meningkatkan attensi belajar
siswa kelas awal melalui media visual. Jurnal Pendidikan Anak, 8(1):17-
28.
Mustadjar, M., dan Agustang, A. 2020. Pergeseran pola interaksi sosial (studi
pada masyarakat banggae Kabupaten Majene). Phinisi Integration Review.
3(2):138-149.
Nastiti, F. F., & Syaifudin, A. H. 2020. Hubungan Pemahaman Konsep Matematis
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Smp N 1 Plosoklaten Pada
Materi Lingkaran. PHI: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1):8-15.

42
Rohanah, L., Mirawati, M, dan Anwar, W.S. 2020. Pengaruh interaksi sosial
terhadap aktivitas belajar peserta didik. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran Guru Sekolah Dasar). 3 (2):139-143.
Salsabila, s. 2020. Analisis model pembelajaran discovery learning untuk
meningkatkan hasil belajar siswa (doctoral dissertation, fkip unpas).
Siregar, L.Y. 2021. Interaksi sosial dalam keseharian masyarakat plural. Jurnal
at-Taghyir: Jurnal Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Desa. 4
(1):1-14.
Sisrazeni, S. 2018. Hubungan penggunaan media sosial dengan interaksi sosial
mahasiswa jurusan bimbingan konseling tahun 2016/2017 IAIN
Batusangkar. Proceeding IAIN Batusangkar. 1 (2):437-448.
Suyati, E. S., & Rozikin, A. Z. 2021. Belajar dan pembelajaran
Tarihoran, D., Ritonga, M. N., & Lubis, R. 2021. Teori Belajar Robert Mills
Gagne dan Penerapan dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal MathEdu
(Mathematic Education Journal), 4(3):361-367.
Wijayanti, T., Hidayah, N., dan Retnowati, L. 2018. perkembangan perilaku sosial
remaja di panti asuhan. Hospital Majapahit. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto. 10 (2).

43

Anda mungkin juga menyukai