Belajar Motorik
“Teori-Teori Belajar Pada Pebelajaran Motorik”
Disusun Oleh:
1. Aliatun sakdiah
2. Geovicki mahameru Al
3. Dedy saputra
4. Muhammad iqbal
5. Jamanik saputra
6. Azelpi
7. M. raihan nasyiri
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melinpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
makalah kami.Alhamadulillah dengan izin dan kehendak dari Allah SWT
sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan. Makalah ini kami beri judul
“Teori-Teori Belajar Pada Pebelajaran Motorik”.tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada ibu Desi Tri Susanti, M.Pd., AIFO selaku dosen pengampu
dan teman teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
B. Masalah Rumusan.............................................................................2
C. Tujuan Penlulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
A. Kesimpulan .....................................................................................12
B. Saran ...............................................................................................12
Daftar Pustaka..............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak-anak mendapat tempat istimewa dalam masyarakat karena mereka
yang akan menjadi generasi penerus. Untuk hal itu maka perkembangan anak
juga harus mendapat perhatian yang khusus demi masa depan yang baik, dalam
hal sekecil apapun kita melakukan atau mengajarkan proses belajar yang salah
maka stimulus respon mereka juga akan negatif .“Belajar merupakan
perubahan perilaku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam
waktu tertentu dan bukan berasal dari proses pertumbuhan (Gagne,1989)”. Dan
proses belajar anak dapat mereka lakukan di mana saja (sumber belajar). Dan
banyak sekali pada kondisi saat ini keluarga,lingkungan itu tidak memahami
proses pertumbuhan anak. Banyak anak yang ditekan dan ditarik kedalam
proses yang belum seharusnya mereka lakukan (demi kepuasan orang tua).
Contoh: anak usia sekitar 5-8 tahun yang seharusnya masih banyak bergerak
tapi mereka di hadapkan pada jadwal bimbel. Memang hal itu ada dampak
positifnya demi perkembangan kognitifnya. Tapi dampak pada yang akan
datang, anak itu akan mulai bosan dengan materi belajar disekolah dan
keterampilan geraknya tidak dapat maksimal atau otomatisasi gerak anak tidak
dapat berkembang. Padahal manusia mempunyai gerak dasar
yaitu:Lokomotor,Nonlokomotor,Manipulasi. Jika anak tidak melakukan belajar
atau tidak mengasah gerak dasar ini, apa yang akan terjadi?tetap saja anak
tidak akan tumbuh dan berkembang dengan maksimal.
Demi memaksimalkan anak dalam belajar motoriknya,” Belajar motorik
sebagai peningkatan dalam suatu keahlian keterampilan motorik yang
disebabkan oleh kondisi-kondisi latihan atau diperoleh dari pengalaman,dan
bukan karena proses kematangan atau motivasi temporer dan fluktuasi
fisiologis” (Rahantoknam,1988). Karena proses ini sangat mendasar maka
perlu di lakukannya suatu hal yang dapat meningkatkan belajar motorik hingga
ketempilan gerak anak dapat berkembang.
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan tersebut adalah :
1. Apa pengertian dari teori behaviorisme?
2. Bagaimana apklikasi teori behaviorisme terhadap pembelajaran siswa?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dalam teori pembelajaran
Behaviorisme?
4. Apa pengertian dari teori kognitivisme?
5. Bagaimana apklikasi teori kognitivisme terhadap pembelajaran siswa?
6. Apa kelebihan dan kekurangan dalam teori pembelajaran
kognitivisme?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari teori behaviorisme
2. Mengetahui pengaruh teori behaviorisme terhadap pembelajaran siswa
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam teori pembelajaran
Behaviorisme
4. Mengetahui pengertian dari teori kognitivisme
5. Mengetahui pengaruh teori kognitivisme terhadap pembelajaran siswa
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam teori pembelajaran
kognitivisme
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Sesuai dengan teori ini, guru dapat menyusun bahan pelajaran dalam
bentuk yang sudah siap sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai
6
siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberikan
ceramah, tetapi intruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan
sendiri maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari
yang sederhana sampai pada yang kompleks. Tujuan pembelajaran dibagi
dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan
tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya
perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.
1. Kelebihan
Dalam teknik pembelajaran yang merujuk ke teori behavioristik
terdapat beberapa kelebihan di antaranya :
a. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi
belajar.
b. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan
yang menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-
unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan,
dan sebagainya.
c. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan
belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru
yang bersangkutan
d. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih
membutuhkan dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan
harus dibiasakan , suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
2. Kekurangan
a. Memandang belajar merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan
respon
b. Mengabaikan pengertian belajar sebagai unsure pokok
c. Proses belajar berlangsung secara teori Selain teorinya, beberapa
kekurangan perlu dicermati guru dalam menentukan teknik pembelajaran
yang mengacu ke teori ini,
7
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena
itu ketika mengajar guru harus padai menyesuaikan penggunaan bahasa
dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi
lingkungandengan baik. Peran Guru dalam hal ini harus mampu
membimbing, mengarahkan anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi
tidakasing, menarik dan menyenangkan anak didik, bukan membebani anak
didik.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangan usianya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk salingberbicara
menceritakan pengalamannya.
6. Pendidikan berbasis aktifitas bisa diterapkan, berikan peran bagi anakdalam
proses pembelajaran.
1. Siswa bukan sebagai oang dewasa yang muda dalam proses berfikirnya.
Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan
baik, terutama jika menggunakan bnda-benda konkret.
10
A. Kesimpulan
Teori adalah seperangkat asas tentang kejadian-kejadian yang
didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari,
dianalisis dan diuji kebenarannya.Teori belajar kognitivisme lebih
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Teori kognitif
dikembangkan bertujuan terutama untuk membantu guru memahami
muridnya. Ternyata, hal ini juga dapat membantu guru memahami dirinya
sendiri dengan lebih baik.
Dalam teori kognitif guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai
orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra-sekolah
dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret,
keaktifansiswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan
menggunakanpola atau logika tertentu dari sederhana kekompleks, guru
menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatian perbedaan
individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.Penilian/evaluasi disini
merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap
suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada
beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik
sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu diperlukan penelitian lanjutan, baik dengan pendekatan yang sama maupun
pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, diperoleh hasil yang sesuai
dengan harapan semua pihak, terutama mereka yang menekuni bidang sintak.
12
DAFTAR PUSTAKA
Darsono.2002:24-25.Theori Pembelajaran.Jakarta:Erlangga
Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Asdi Mahasatya, 2004 B. Uno,
Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2006 Bambang warsita, Teknologi pembelajaran, Rineka cipta, 2008.
Budiningsih, C., Asri , Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2005
13