Disusun oleh :
NIM : (220118071)
KELAS:B11
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Isi...........................................................................................................
BAB I Pendahuluan..........................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan .................................................................................
BAB II Pembahasan.........................................................................................
Kesimpulan ......................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran PKn di SD mempunyai kedudukan yang penting dalam upaya
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat
dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh
karena itu, pembelajaran PKn diarahkan untuk membentuk warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hakhak dan kewajibannya untuk menjadi
warga Negara yang baik, cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh
pancasila dan UUD 1945.
Keberhasilan belajar Pendidikan Kewarganegaraan lebih diutamakan perubahan
sikap dan perilaku, karena Pendidikan Kewarganegaraan berkaitan dengan nilai luhur
dan moral seseorang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Susanto
(2013: 234) tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar untuk menjadikan
warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan
kewajibannya. Dengan demikian, diharapkan kelak dapat menjadi bangsa yang
terampil dan cerdas, dan bersikap baik sehingga mampu mengikuti kemajuan
teknologi modern.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengembangan pertumbuhan kognitif ?
2. Apa yang dimaksud dengan multiple intelegensi?
3. Bagaimana pembelajaran behavioristik pada siswa ?
4. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran langsung?
5. Apa yang dimaksud dengan pelatihan langsung?
6. Apa yang dimaksud dengan penguasaan diri?
7. Apa yang dimaksud dengan pelatihan kesadaran?
8. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kontruktivisme?
9. Apa yang dimaksu dengan holistic learning?
10. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran socrates?
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengembangan pertumbuhan kognitif
2. Untuk mengetahui multiple intelegensi
3. Untuk mengetahui pembelajaran behavioristik
4. Untuk mengetahui pembelajaran langsung
5. Untuk mengetahui pelatihan langsung
6. Untuk mengetahui penguasaan diri
7. Untuk mengetahui pelatihan kesadaran
8. Untuk mengetahui pembelajaran kontruktivisme
9. Untuk mengetahui holistic learning
10. Untuk mengetahui metode pembelajaran socrates
BAB II
PEMBAHASAN
2.Kekurangan
E. Pelatihan Langsung
F. Penguasaan Diri
Penguasaan diri adalah individu yang mampu mengelola tegangan kreatif (creative
tension) antara keinginan untuk mencapai visi pribadi terhadap hambatan perasaan
tidak berdaya. Individu dituntut untuk secara terus menerus belajar untuk mengelola
tegangan kreatif. Untuk itu, diperlukan anggota-anggota organisasi yang terus belajar,
mengembangkan keterampilan dan kompetensinya.
Pembelajaran secara terus-menerus akan terjadi apabila dipicu oleh semangat
keingintahuan setiap orang itu sendiri. Pembelajaran akan terjadi apabila dimotivasi
oleh semangat untuk meningkatkan kapasitas atau keahliannya. Untuk itu, setidaknya
ada dua langkah penting yang harus dilakukan. Pertama, setiap orang didorong untuk
memiliki visi. Kedua, mereka disadarkan tentang realitas kekinian yang dimilikinya
(current reality).
Mengapa kita harus menawarkan dorongan semangat dan dukungan itu? Karena
pembelajaran tidak akan berlangsung lama kecuali dipicu oleh minat dan rasa ingin
tahu yang besar dari orang itu sendiri. Bilamana pemicunya tidak ada, orang-orang
akan patuh menerima pelatihan apa pun yang diberikan. Dampak dari latihan itu
berlangsung sementara, namun tanpa komitmen, orang-orang yang dilatih itu akan
berhenti menerapkan ketrampilan baru tersebut. Sebaliknya, jika pembelajaran
dikaitkan dengan visi seseorang, maka orang itu akan berupaya keras
mempertahankannya agar pembelajaran dapat terus berlangsung. Namun, sayangnya
ketimbang mendorong "motivasi intrinsik," banyak perusahaan cenderung
merintanginya. Misalnya, ada setumpuk formulir dan daftar persyaratan, setiap kali
seseorang ingin mengejar pelatihan untuk diri mereka sendiri; atau mungkin ada
kebijakan dan sikap yang mematahkan semangat untuk berbicara secara terbuka
tentang realitas saat ini, atau secara samar melemahkan upaya untuk menyuarakan visi
pribadi yang besar.
G. Pelatihan Kesadaran
H. Pembelajaran Kontruktivisme
Pembelajaran Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan
lama. Teori konstruktivisme memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses
dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui
pengalaman-pengalaman dan interaksi mereka .
I. HOLISTIK LEARNING
Pembelajaran holistik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada pemahaman informasi dan mengaitkannya dengan beberapa topik lain yang akan
membangun suatu kerangka pengetahuan baru. Dalam penerapannya, pembelajaran
secara holistik ini akan membentuk proses belajar yang akan diterapkan dengan
metode pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada materi pelajarannya saja.
Namun, dalam proses belajar, siswa akan melakukan suatu kegiatan tertentu yang
dapat membantu proses kegiatan belajar mereka menjadi lebih menyenangkan.
Metode Pembelajaran Holistik
1) Belajar Melalui Keseluruhan Bagian Otak
Dalam proses kegiatan belajarnya siswa akan melibatkan berbagai macam
tingkatan indera, seperti indra, emosional, dan intelektual. Dengan begitu, aspek
kognitif, efektif, dan psikomotor siswa dapat berkembang secara baik dan juga
dapat berkembang sesuai dengan tingkatan pada fase pertumbuhan manusia.
2) Belajar Melalui Kecerdasan Majemuk Multiple Intelligences
Dalam proses kegiatan belajarnya, siswa akan mempelajari materi pembelajaran
dengan menggunakan jenis kecerdasan yang paling menonjol di dalam dirinya.
Pada kesempatan ini, kecerdasan yang digunakan siswa sesuai dengan
karakteristik pembelajaran. Apakah karakteristik siswa tersebut bertipe audio,
visual, atau kinestetik.
1.Mengajukan Pertanyaan
Dalam proses kegiatan belajar, siswa akan menanyakan beberapa pertanyaan terkait
materi pembelajaran yang sedang dibahas sembari mengaitkan materi tersebut dengan
lingkungan sekitar, pengalaman, maupun dengan materi yang sudah pernah dibahas
sebelumnya.
2.Memvisualisasikan Informasi
Pada kesempatan ini, guru akan mengajak siswa untuk meyakinkan informasi yang
telah mereka dapatkan ke dalam bentuk gambar, diagram maupun dalam bentuk
sketsa. Sebagai contoh, siswa mendapatkan informasi dalam bentuk objek ataupun
situasi. Maka, informasi tersebut bisa disajikan dalam bentuk gambar. Apabila siswa
ingin memberikan gambaran atau hubungan antara informasi dengan topik-topik
lainnya yang ingin dibahas, siswa dapat membuatnya ke dalam bentuk diagram.
3.Merasakan Informasi
PENUTUP
KESIMPULAN
Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek terpenting untuk menjadi
pedoman dalam proses pendidikan. Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan
tujuan belajar yang berorientasi pada kemampuan berpikir yang dalam pendidikan dikenal
dengan istilah Talksonomi Bloom ranah kognitif.
Teori multiple inteligensi atau kecerdasan majemuk ditemukan dan dikembangkan oleh
Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate
School of Education, Harvard Univercity, Amerika Serikat. Gardner mendefinisikan
inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk
dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.
Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku
manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.Teori belajar behavioristik
berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal
dengan aliran behavioristik.Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.
Penguasaan diri adalah individu yang mampu mengelola tegangan kreatif (creative
tension) antara keinginan untuk mencapai visi pribadi terhadap hambatan perasaan tidak
berdaya. Individu dituntut untuk secara terus menerus belajar untuk mengelola tegangan
kreatif. Untuk itu, diperlukan anggota-anggota organisasi yang terus belajar, mengembangkan
keterampilan dan kompetensinya.
Metode Socrates (Socrates Method), yaitu suatu metode pembelajaran yang dilakukan
dengan percakapan, perdebatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling
berdiskusi dan dihadapkan dengan suatu deretan pertanyaan-pertanyaan, yang dari
serangkaian pertanyaan-pertanyaan itu diharapkan siswa mampu/ dapat menemukan
jawabannya, saling membantu dalam menemukan sebuah jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang sulit.
DAFTAR PUSTAKA
3 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-12, (Bandung : Alfabeta, 2016), hlm.
1. 4 Subagyo, J., Metode Penelitian dan Praktek, (Jakarta : Rhineka Cipta, 1991), hlm. 109. 5
Atien Nur chamidah, Deteksi Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, (Jurnal
Pendidikan Khusus, Vol. 5 No. 2, 2009).
i Gamayanti, Hubungan Antara Status Gizi dan Faktor Sosio Demografi dengan Kemampuan
Kognitif Anak Sekolah Dasar Di Daerah Endemis Gaki, (Jurnal Gizi Indon, 34 (1) : 52-60,
2011). 7
Imam Gunawan & Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom – Revisi Ranah : Kerangka
Landasan Untuk Pembelajaran pengajaran, dan penilaian, (Journal Premiere Educandum :
Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, Vol. 2, No. 2, 2012).
:Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 6 Desember 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
7698 Analisis Multiple Intelegensi terhadap Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar - Andi
Lely Nurmaya. G, Irsan, Suarti, Gawise, Harisal Siompu