Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN GEOGRAFI

“HAKIKAT BELAJAR, MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu :
Hutri Rizki Amelia, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Dea Lidia Nur Alfiani (12211323990)
Irfan Efendi (12211312314)
Melsa Chania (12211323267)
Sri Aprilia Nanda Sari (12211324142)

KELAS 3A

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, tak lupa shalawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kita sebagai umatnya
yang setia hingga akhir zaman.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Model dan Strategi Pembelajaran Geografi dengan pembahasan mengenai “Hakikat
Belajar, Mengajar dan Pembelajaran”. Proses penyusunan makalah ini tentunya
mendapat bimbingan dari Dosen yaitu Ibu Hutri Rizki Amelia, M.Pd, Orang tua
yang mendukung di rumah, serta teman-teman di kelas 3A.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan dan kesalahan, hal ini semata-mata karena keterbatasan dan
kemampuan penulis. Untuk itu besar harapan penulis atas kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Demikian, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi


penulis sendiri, umumnya bagi para pembaca.

Pekanbaru, 13 September 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian belajar, mengajar dan pembelajaran .................................... 3
2.2 Hakikat belajar, mengajar dan pembelajaran......................................... 5
2.3 Prinsip mengajar, belajar dan pembelajaran .......................................... 7
2.4 Tujuan belajar, mengajar dan pembelajaran .......................................... 11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 14
3.2 Saran ...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Di era globalisasi yang serba modern menuntut setiap negara untuk
menghasilkan sumber daya manusia dengan kesiapan yang lebih matang dalam
segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat
berpengaruh untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan
untuk menghadapi tuntutan zaman. Namun, mendidik anak sejak dini hingga
menjadi individu yang berkualitas, dan mempertahankan kualitas tersebut
bukan hal yang mudah. Perlu proses yang panjang untuk membentuk individu
yang mampu mengikuti alur era globalisasi. Untuk mewujudkan hal tersebut,
tentu individu harus melakukan suatu proses yang disebut belajar.
Dalam pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang paling penting.
Jika tidak ada belajar maka tidak akan ada pendidikan. Dan didalam pendidikan
akan terjadi suatu pembelajaran yang akan membentuk individu yang
berkualitas. Di samping itu, diperlukan juga tenaga pendidik atau orang yang
mengajar agar terlaksanakannya proses belajar.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengajukan makalah yang
berjudul “ Hakikat Belajar, Mengajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat
memperjelas baik itu pengertian, hakikat, prinsip, tujuan dan strategi dari
belajar, mengajar dan pembelajaran itu sendiri.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan belajar, mengajar dan pembelajaran?
2. Bagaimana hakikat belajar, mengajar dan pembelajaran?
3. Apa saja prinsip mengajar, belajar dan pembelajaran?
4. Apa saja tujuan dari belajar, mengajar dan pembelajaran?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari belajar, mengajar dan
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui hakikat belajar, mengajar dan pembelajaran.
3. Untuk mengetahui prinsip mengajar, belajar dan pembelajaran.
4. Untuk mengetahui tujuan dari belajar, mengajar dan pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar, Mengajar dan Pembelajaran


A. Pengertian Belajar
Belajar menjadi suatu hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari,
bahkan belajar dapat terjadi dimana pun dan kapan pun, tetapi masih saja
ada orang yang menyalah artikan belajar sebagai suatu kegiatan yang
bersifat umum semisal anak yang disuruh ibunya untuk belajar. Tentunya
pemahaman tersebut merupakan pemahaman yang kurang tepat. Belajar
bukan sekedar aktivitas memerintahkan seorang anak untuk belajar untuk
belajar. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belajar memiliki tujuan
untuk membentuk pribadi menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tentu akan
muncul benyak pertanyaan bila kita tidak memahami makna belajar secara
mendalam. Pada dasarnya belajar memiliki makna yang sangat spesifik.
Belajar menurut beberapa ahli yaitu:
1. Daryanto (2009:2) mengemukakan bahwa belajar sebagai suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
sendiri dalam interaksi dengan lingkungnnya.
2. M. Ngalim Purwanto (2014: 85) belajar merupakan suatu perubahan
yang bersifat internal dan relatif mantap dalam tingkah laku melalui
latihan atau pengalaman yang menyangkut aspek kepribadian, baik fisik
maupun psikis.
3. Sanjaya Wina (2008: 229) belajar pada dasarnya adalah suatu proses
aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif
baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor.
Belajar adalah suatu proses aktivitas mental yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang bersifat positif dan
menetap relatif lama melalui latihan atau pengalaman yang menyangkut
aspek kepribadian baik scara fisik ataupun psikis. Belajar menghasilkan

3
perubahan dalam diri setiap individu, dan perubahan tersebut mempunyai
nilai positif bagi dirinya. Tetapi tidak semua perubahan bisa dikatakan
sebagai belajar, sebagai contoh seseorang anak yang terjatuh dari pohon dan
tangan nya patah. Kondisi tersebut tidak bisa dikatakan sebagai proses
belajar meskipun ada perubahan, karena perubahan tersebut bukan sebagai
perilaku aktif dan menuju kepada perbuahan yang lebih baik.

B. Pengertian Mengajar
Menurut Slameto (1988), mengajar adalah suatu proses di mana
pengajar dan murid menciptakan lingkungan yang baik, agar terjadi
kegiatan belajar yang berdaya guna, yang dilakukan dengan menata
seperangkat nilai-nlai dan kepercayaan yang ikut mewarnai pandangan
mereka terhadap realitas sekelilingnya.

C. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran atau dalam bahasa inggris biasa diucapkan dengan
learning merupakan kata yang berasal dari to learn atau belajar. Aktivitas
belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada peserta didik,
sementara mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru, jadi istilah
pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar,
proses belajar mengajar atau kegiatan belajar mengajar. Secara psikologis
pengertian pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku secara menyeluruh, sebagai
hasil dari interaksi individu itu dengan lingkungannya.
Suyono & Hariyanto (2014: 183) mengatakan bahwa pembelajaran
identik dengan pengajaran, suatu kegiatan dimana guru mengajar atau
membimbing anak-anak menuju proses pendewasaan diri. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa pembelajaran erat kaitannya dengan
pengajaran. Pengajaran sebagaian bagian yang terintegral dalam

4
pembelajaran dan tidak dapat dipisahkan antara yang satu dan yang lain.
Dimana ada pembelajaran maka di situ pula terjadi proses pengajaran.
Dari pemahaman tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran pada
dasarnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu dengan bantuan
guru untuk memperoleh perubahan perubahan perilaku menuju
pendewasaan diri secara menyeluruh sebagai hasil dari interaksi individu
dengan lingkunganya.

2.2 Hakikat Belajar, Mengajar dan Pembelajaran


Pada hakikatnya belajar, mengajar, dan pembelajaran saling berkaitan satu
sama lain. Seperti yang kita ketahui bahwa belajar dapat dilakukan secara
individu atau interaksi satu arah. Belajar merupakan suatu proses yang tanpa
kita sadari berjalan terus dari kita lahir hingga akhir hayat.
Sama halnya dengan mengajar, apabila pendidik pasif dalam
menyampaikan informasi sedangkan peserta didik tidak merespon apa saja yang
diinformasikan, maka hal tersebut juga dapat disebut interaksi satu arah. Lain
halnya dengan pembelajaran. Pembelajaran dapat terjadi apabila ada proses
timbal balik dari belajar-mengajar, yaitu adanya interaksi dan komunikasi
antara pendidik dan peserta didik. Nah hal inilah yang dikatakan hubungan
belajar, mengajar, dan pembelajaran.
Selama kegiatan pembelajaran, peserta didik diberikan kesempatan untuk
bisa menggali, mengembangkan, dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki
oleh setiap individu. Kesempatan itu diperoleh dari kegiatan belajar-mengajar
yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik. Dengan kata lain, kegiatan
pembelajaran bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pada peserta didik dan
belajar-mengajar merupakan proses yang dilakukan untuk mengoptimalkan
potensi tersebut. Berikut ini adalah hakikat dari belajar, mengajar dan
pembelajaran:
a. Hakikat Belajar
Hakikat belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru dalam bentuk

5
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan (Suyono &
Hariyanto, 2017). Dengan demikian, perubahan merupakan substansi dari
belajar itu sendiri. Tentunya berbagai perubahan yang dimanifestasikan
dalam banyak pola dan respons itu didapatkan dari proses belajar itu sendiri.
Seperti yang diungkapkan oleh Purwanto (2014) bahwa belajar adalah
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Sementara itu menurut Djamaluddin & Wardana (2019), hakikat
belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai
materi yang telah dipelajari.

b. Hakikat Mengajar
Menurut Sudjana (1991), hakikat mengajar adalah suatu proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar peserta didik,
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan
proses belajar.

c. Hakikat Pembelajaran
Apabila hakikat dari belajar itu adalah “perubahan” maka hakikat
pembelajaran sendiri dapat dikatakan sebagai “interaksi” yang terjadi. Hal
tersebut karena tanpa adanya interaksi, maka tidak akan ada pembelajaran
yang terjadi, seperti bagaimana tanpa ada “perubahan” maka dapat
dikatakan tidak ada proses belajar yang terjadi.
Namun demikian, pembelajaran melibatkan banyak interaksi yang
dirancang sedemikian rupa untuk menghasilkan proses belajar yang baik,
maka dapat dikatakan pula bahwa pembelajaran adalah suatu sistem. Istilah
sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang berarti sehimpunan

6
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara terartur dan
merupakan suatu keseluruhan (Djamaluddin & Wardana, 2019).
Oleh karena itu, hakikat pembelajaran juga tidak hanya sekedar
interaksi yang terjadi. Bahkan, menurut Djamaluddin & Wardana (2019)
hakikat pembelajaran adalah perencanaan atau perancangan (desain)
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Hal tersebut karena dalam
pembelajaran, peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai
salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan
sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.

2.3 Prinsip Mengajar, Belajar dan Pembelajaran


A. Prinsip Mengajar
Menurut James L Marsell terdapat 6 prinsip mengajar yaitu:
1. Prinsip Konteks
Mengajar dengan memperhatikan prinsip ini, guru dalam
menyajikan pelajaran hendaknya dapat menciptakan bermacam-macam
hubungan dalam kaitan bahan pelajaran. Menghubungkan bahan
pelajaran dapat menggunakan bermacam-macam sumber, misalnya
surat kabar, majalah atau buku perpustakaan atau lingkungan sekitar.
Dengan prinsip ini, siswa akan mengetahui “konteks” dari bahan yang
dipelajari. Tanpa adanya konteks, pengetahuan satu dengan
pengetahuan lain, biarpun terletak dalam satu rumpun, akan terpisah-
pisah sehingga pengetahuan siswa menjadi kurang kokoh.

2. Prinsip Fokus
Mengajar dengan memperhatikan prinsip fokus, yaitu guru dalam
membahas pokok bahasan tertentu perlu menentukan pokok persoalan
yang menjadi pusat pcmbahasan. Bila prinsip konteks mengharuskan
guru menghubungkan bahan pengajaran seluas-luasnya, maka prinsip
fokus mengharuskan adanya pemusatan pokok persoalan. Dalam

7
prakteknya, kedua-duanya harus dilaksanakan sehingga saling
melengkapi. Kedua prinsip itu merupakan kriteria mengajar yang
efektif.

3. Prinsip urutan
Mengajar dengan melaksanakan prinsip urutan adalah materi
pengajaran hendaknya disusun secara logis dan sistematis, sehingga
mudah dipelajari anak. Urutan bahan pelajaran hendaknya menunjang
proses belajar mengajar. Misalnya: guru mengajar matematika dengan
pokok bahasan fungsi grafik tentu ia akan merinci kegiatan apa yang
harus dikuasai siswa, untuk memahami dengan mudah permasalahan
fungsi grafik. Untuk memahami prinsip tersebut, guru perlu merinci
kegiatan-kegiatan mana yang lebih dahulu dan mana yang kemudian.
Penyusunan kegiatan-kegiatan tersebut harus sistematis dan logis.

4. Prinsip evaluasi
Prinsip ini menekankan bahwa guru dalam mengajar tidak boleh
meninggalkan kegiatan evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan integral
dalam mengajar. Kegiatan evaluasi berfungsi mempertinggi efektivitas
belajar, menimbulkan dorongan siswa untuk lebih meningkatkan
belajarnya da.n memungkinkan guru untuk memperbaiki metode
mengajarnya. Evaluasi ini dapat dilakukan baik secara tertulis maupun
lisan dalam bentuk “assasment”.

5. Prinsip individualisasi
Melaksanakan prinsip individualisasi diwujudkan dalam bentuk
mengajar hendaknya memperhatikan perbedaan antar individu siswa.
Siswa sebagai makhluk individu berbeda-beda, baik dari segi mental,
misalnya perbedaan intelegensi, bakat, minat dan sebagainya maupun
berbeda dalam kecenderungan, misalnya ada yang cenderung lebih baik
pada bidang estetika, tetapi kurang baik pada matematika. dan

8
sebagainya. Perbedaan individu tersebut dapat dilakukan dalam
pemberian pelayanan belajar, seperti bimbingan belajar, tugas-tugas,
dan sebagainya.

6. Prinsip sosialisasi
Prinsip ini menekankan bahwa guru dalam mengajar hendaknya
dapat menciptakan suasana belajar yang menimbulkan sikap saling
kerjasama antara siswa., dalam mengatasi masalah.

B. Prinsip Belajar dan Pembelajaran


Menurut Dimyati (2009:42) prinsip-prinsip belajar itu adalah sebagai
berikut:
1. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Tanpa adanya perhatian tidak mungkin akan terjadi sebuah
proses belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan
pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan
untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
maka akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Di samping perhatian, motivasi juga mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang, tanpa adanya motivasi seseorang
tidak dapat melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu,
dengan perhatian dan motivasi maka siswa akan melakukan proses
belajar atau membiasakan diri dengan belajar dengan baik, sehingga ia
dapat memperoleh hasil yang ia inginkan.

2. Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan.
Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang

9
mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan
fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-
keterampilan, dan sebagainya.

3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar merupakan
proses mengamali, dan belajar tiak bisa dilimpahkan kepada orang lain.
Menurut Edgar Dale dalam Dimyati (2009:45), “belajar yang baik
adalah belajar melalui pengalaman langsung”. Dalam belajar melalui
pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung
tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya. Namun demikian, perilaku
keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar pembelajaran
dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.

4. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan
barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori
Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang
ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan
mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang,
dan juga apabila daya-daya tersebut dilatih dengan pengadaan
pengulangan-pengulangan maka akan menjadi sempurna. Selain itu
dengan adanya pengulangan maka akan membentuk respons yang benar
dan akan dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan.

5. Tantangan
Tantangan yang dihadapi alam bahan belajar membuat siswa
bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak
mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang

10
untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa
untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi
akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi tersebut.

6. Balikan dan penguatan


Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang
akan dilakukan, dengan demikian siswa akan selalu memiliki
pengetahuan tentang hasil, yang sekaligus merupakan penguatan bagi
dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap
langkah segera diberikan penguatan. Hal ini timbul karena kesadaran
adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan
bagi setiap kegiatan yang dilakukan. Untuk memperoleh balikan
penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan di
antaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci
jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau
menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.

7. Perbedaan individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda
satu dengan yang lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa
lain, akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sarana belajar
bagi dirinya sendiri.

2.4 Tujuan Belajar, Mengajar dan Pembelajaran


Secara filosofis, tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup. Pentingnya
tujuan dalam proses pendidikan sama hal pentingnya pendidikan dalam proses
kehidupan. Tujuan pendidikan menggambarkan tentang idealisme, cita-cita
keadaan individu atau masyarakat yang dikehendaki. Karenanya, tujuan
merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan pendidikan, sebab tidak
saja memberikan arah ke mana harus dituju, tetapi juga memberikan arah

11
ketentuan yang pasti dalam memilih materi, metode, alat/media, evaluasi dalam
kegiatan yang dilakukan.

1. Tujuan Belajar
Proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi di mana
ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus
mengatasi rintangan-rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang
diinginkan. Proses penyesuaian diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak
sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan. Dalam
hal ini pelajar mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku yang telah
terbentuk hingga ia mencapai respons yang memuaskan.
Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
berkesinambungan antara berbagai unsur dan berlangsung seumur hidup
yang didorong oleh berbagai aspek seperti motivasi, emosional, sikap dan
yang lainnya, dan pada akhirnya menghasilkan sebuah tingkah laku yang
diharapkan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta
belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang
memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.

2. Tujuan Mengajar
Belajar dan mengajar merupakan bagian-bagian yang penting dalam
proses pembelajaran sebab aktivitas tersebut akan menemukan proses
keberhasilan tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Dr. Wina Sanjaya, M.Pd. (2007), tujuan belajar adalah
kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat
dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Dick dan Carey : The Instructional goal
statement that describes what it is student will be able to do after they have
completed instruction.
Tujuan ini juga bisa diistilakan dengan indikator hasil belajar. Artinya
adalah apa hasil yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses

12
belajar mengajar. Tujuan belajar dan mengajar menurut Pupuh
Fathurrahman & M. Sobbry Sutikno, M.Pd (2007), merupakan suatu cita-
cita yang bernilai normatif, terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan
kepada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mewarnai anak didik bersikap
dan berbuat dalam lingkungan sosial, baik di sekolah maupun di luar
sekolah.

3. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari konsep
mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak
pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas
subjek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagi suatu sistem.
Sehingga, dalam sistem belajar ini terdapat komponen-komponen siswa
atau peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas, dan
prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan.
Davis (1974), mengungkapkan bahwa learning system menyangkut
pengorganisasian dari perpaduan antara manusia, pengalaman belajar,
fasilitas, pemeliharaan atau pengontrolan, dan prosedur yang mengatur
interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan sedangkan dalam
system teaching, sistem, komponen perencanaan mengajar, bahan ajar,
tujuan, materi dan metode, serta penilaian dan langkah mengajar akan
berhubungan dengan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada hakikatnya belajar, mengajar, dan pembelajaran saling berkaitan satu
sama lain. Belajar merupakan suatu proses yang tanpa kita sadari berjalan terus
dari kita lahir hingga akhir hayat. Sama halnya dengan mengajar, apabila
pendidik pasif dalam menyampaikan informasi sedangkan peserta didik tidak
merespon apa saja yang diinformasikan, maka hal tersebut juga dapat disebut
interaksi satu arah. Lain halnya dengan pembelajaran. Pembelajaran dapat
terjadi apabila ada proses timbal balik dari belajar-mengajar, yaitu adanya
interaksi dan komunikasi antara pendidik dan peserta didik.
Dalam sebuah pendidikan tentu ada prinsip dari mengajar, belajar dan
juga pembelajaran. Menurut James L Marsell terdapat 6 prinsip mengajar yaitu:
prinsip konteks, prinsip fokus, prinsip urutan, prinsip evaluasi, prinsip
individualisasi, dan prinsip sosialisasi. Sementara itu prinsip, dari belajar dan
pembelajaran menurut Dimyati (2009:42) yaitu: perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan,
balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
Di samping prinsip, dalam sebuah pendidikan di perlukan tujuan.
Pentingnya tujuan dalam proses pendidikan sama hal pentingnya pendidikan
dalam proses kehidupan. Tujuan pendidikan menggambarkan tentang
idealisme, cita-cita keadaan individu atau masyarakat yang dikehendaki.

3.2 Saran
Setelah diselesaikannya penulisan makalah ini, maka penulis merasa perlu
untuk mengingatkan kembali kepada kita sebagai mahasiswa, apalagi kita
sebagai calon guru ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu hakikat dari
belajar, mengajar dan juga pembelajaran guna memperluas cakrawala ilmu
pengetahuan dan menumbuh kembangkan penguatan karakter ke arah yang
lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali, G. (2013). Prinsip-prinsip pembelajaran dan implikasinya terhadap pendidik


dan peserta didik. Al-Ta'dib, 6(1), 31-42.
Habibati. (2017). Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press.
https://raflengerungan.wordpress.com/korupsi-dan-pendidikan/prinsip-prinsip-
mengajar/
M. Andi Setiawan, M.Pd. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia.
Suardi, Moh. (2018). Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.

15

Anda mungkin juga menyukai