Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN AKIDAH


AKHLAK”
(
)

DI Susun Oleh

kelompok II

Intan Suryati ( 211420012 )

Rupaidah ( 211420036 )

Putri Anggraini ( 211420037 )

Maharani Putri ( 211420043 )


Asri
DOSEN PENGAMPUH : Sonin, S.Pd.I, M.Pd.I.

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAHMANIYAH


SEKAYU

TAHUN AJARAN 2024


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha

penyanyang, puji syukur kami panjatakan kehadiran allah yang, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayat sehingga kami dapat merampungkan

penyusunan dengan judul “ Teori Belajar dan Pembelajaran Akidah Akhlak”

tepat pada waktunya, dan tak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada

ibu/bapak yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk menyusun

makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa

masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek

lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka lebar-lebarnya

pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan saran amupun kritik demi

meperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah

ini bisa di ambil manfaatnya.

Sekayu, Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2
A. Pengertian Teori Belajar dan Macam-Macam teori Belajar Yang Dapat
Digunakan Dalam Pelajaran Akidah Akhlak............................................
............2
B. Pembelajaran Akidah Akhlak..................................................................
.............6
C. Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah........................
...........7
BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Belajar merupakan proses yang dialami seseorang dalam rangka

perubahan dari ketidaktahuan menjadi sebuah pengetahuan, dari bersikap

tidak sesuai menjadi sesuai, dari tidak terampil mejadi terampil dalam

berbagai hal. Sejatinya belajar tidak hanya sekadar untuk mengetahui

informasi atau pengetahuan, melainkan proses untuk melibatkan setiap

individu agar berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuannya

menjadi pengalaman yang berarti melalui pengimplementasian halhal yang

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Proses belajar setiap individu harus

tersistem dan interaktif dengan lingkungan sekitarnya melalui pembelajaran

agar menimbulkan makna mendalam dan membekas dalam hati.

Pembelajaran ini seyogyanya ditanamkan sedini mungkin, utamanya

masa-masa urgen yaitu anakanak usia sekolah dasar atau madrasah

ibtidaiyah.

Tertuang dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.2

Tahun 2008 , tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi

Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah yang menyatakan

bahwa, kontribusi mata pelajaran akidah akhlak dalam memotivasi peserta

didik untuk mengamalkan perilaku terpuji dan adab islami dalam keseharian

sebagai manifestasi keimanannya. Pembelajaran Akidah akhlak di Madrasah

Ibtidaiyah merupakan salah satu rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan

pengenalan dan penghayatan terhadap Asmaul Husna serta penciptaan


1
suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlaqul

karimah dan adab Islam melalui teladan perilaku dan cara mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-hari

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksut Teori Belajar ?


2. Apa saja macam-macam Teori Belajar ?
3. Bagaimana cara meimplementasi pembelajaran akidah di
Madrasah ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar dan Macam-Macam teori Belajar Yang

Dapat Digunakan Dalam Pelajaran Akidah Akhlak

1. Teori Belajar Akidah Akhlak

Dalam ilmu-ilmu dasar istilah teori sering diartikan sebagai perangkat

proposisi yang tergabung secara sistematis sebagai alat untuk menjelaskan,

meramalkan dan mengendalikan gejala yang dapat diamati (Sudjana, 1999).

Sedangkan pengertian belajar yaitu modifikasi atau memperteguh tingkah

laku melalui pengalaman (experience). Belajar juga merupakan sebuah

bentuk proses, suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu hasil atau

Pembelajaran Akidah Akhlak .

Jadi dalam pengertian tersebut dapat dipahami bahwa belajar bukan

hanya sekedar untuk mengingatkan, akan tetapi memiliki pengertian yang

lebih luas dari itu, yakni dengan mengalaminya. Oleh karena itu hasil dari

belajar bukan hanya sekedar penguasaan dari hasil sebuah latihan akan tetapi

pengubahan prilaku. Berbeda makna belajar dalam pengertian lama, yang

menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, dan belajar

merupakan latihan-latihan dalam upaya untuk membetuk kebiasaan secara

otomatis dan seterusnya.

Belajar merupakan proses dasar dalam perkembangan hidup manusia.

Dengan adanya proses belajar, manusia dapat melakukan berbagai macam

perubahan dalam dirinya sehingga berkembang tingkah lakunya. Semua

aktivitas dan prestasi hidup manusia merupakan hasil dari belajar. Belajar

merupakan suatu proses bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar terjadi

secara aktif dan integratif untuk mencapai sebuah tujuan.Proses belajar juga

menunjukkan adanya aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan sadar

3
atau disengaja.

Hal ini menunjuk terhadap keaktifan seseorang ketika melakukan

aspek mental yang berpotensi menimbulkan adanya perubahan dalam dirinya.

Sehingga suatu kegiatan belajar dapat dikatakan baik apabila intensitas

keaktifan jasmani dan mental seseorang semakin meningkat. Sedangkan jika

seseorang aktif belajar, namun keaktifan jasmaniah dan mentalnya semakin

rendah berarti kegiatan belajar tersebut belum memahami secara nyata

bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar (Ainurrahman, 2013).

Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai sebuah proses interaksi antara

individu dengan lingkungannya. Lingkungan merupakan sebuah objek yang

memungkinkan individu memperoleh berbagai pengalaman atau

pengetahuan, baik itu adalah pengalaman dan pengetahuan baru ataupun

sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnyaakan tetapi dapat

menimbulkan perhatian kembali terhadap individu tersebut sehingga dapat

memungkinkan untuk terjadinya interaksi (Ainurrahman, 2013).

Adapun teori belajar merupakan integrasi dari berbagai prinsip dan

aliran psikologis pendidikan dalam upaya merancang dan menuntun kondisi

proses belajar agar dapat memberikan hasil (goal free) dari belajarnya. Teori

belajar menjadi landasan proses belajar dalam menuntun dan terbentuknya

kondisi belajar. Teori belajar juga merupakanseperangkat pengetahuan

pengkondisian situasi belajar dalam usaha untuk mencapai perubahan prilaku

yang diharapkan. Sehingga teori belajar menjadi referensi sumber utama

terhadap teori-teori pembelajaran (Husamah, 2018). Adapun kajian mengenai

teori belajar hanya sekedar untuk mendapatkan landasan teoritis yang

variatif, cocok dan berdayaguna dalam kegiatan proses pembelajaran.

Dalam hal ini teori belajar hanya menjelaskan tentang bagaimana

individu dapat belajar dengan baik dan mengapa terjadi perobahan pada
4
tingkah laku individu melaluibelajar. Teori belajar tidak ikut menjelaskan

tentang bagaimana teknik dan cara membantu siswa untuk mencapai tujuan

pendidikan berdasarkan kaidah-kaidah

yang terdapat dalam teori belajar (Husamah, 2018).

Berbicara tentang teori belajar tidak akan lepas dengan bahan

pelajaran. Karena, bahan ajar merupakan substansi yang akan disampaikan

ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung, tanpa adanya bahan

pelajaran maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan secara optimal.

Oleh karena itu seorang guru atau tenaga pendidik harus menguasai bahan

pelajaran dengan baik terlebih dahulu tentang materi yang akan disampaikan

kepada anak didik. Menurut Sudirman bahan adalah “salah satu sumber

belajar bagi anak didik. Bahan pelajaran yang disebut sebagai sumber belajar

(pengajaran) ini merupakan sesuatu yang membawa pesan dalam upaya

untuk mencapai tujuan pengajaran yang baik (Sudirman, N, 1991).

Akidah dan akhlak merupakan dua kata dari dua cabang ilmu yang

berbeda yang selalu disandingkan sebagai satu kajian yang tidak bisa lepas

satu sama lain. Hal tersebut mengindikasikan sebelum melakukan suatu

prilaku (akhlak), hendaknya meniatkannya atau menI’tiqad-kan terlebih

dahulu dalam hati (akidah). Semakin baik akidah keyakinan seseorang, maka

semakin baik pula akhlaknya, hal tersebut merupakan pengaplikasikan akidah

dalam kehidupan seharihari. Sebaliknya apabila tingkat keyakinan akidah

seseorang sangat buruk, maka akhlaknya pun akan sebanding dengan

keyakinan akidah dalam kehidupan seharihari, karena keyakinan akidah

seseorang akan tercermin dalam akhlaknya (Mahjuddin, 2009).

Materi pembelajaran akidah akhlak menekankan pada pembiasaan

untuk menerapkan akhlak terpuji (Akhlakul mahmudah) dan menjauhi akhlak

tercela (Akhlakul mazmumah) dalam kehidupan sehari hari, akhlak

menpunyai hubungan antara manusia dengan tuhan, aklak juga memili relasi
5
antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam semesta

(Sugeng Listyo Prabowo, 2009).

Dalam proses kegiatan belajar mengajar teori dan bahan pelajaran

harus dipersiapkan dengan baik dan terencana. Begitu juga dalam

mempelajari teori Akidah dan Akhlak upaya terencana dalam menyiapkan

materi bahan ajar akidah akhlakdisiapkan dengan matang agar peserta didik

dapat merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-

hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan

pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat

yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada

peneguhan akidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling

menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan

kesatuan dan persatuan bangsa.

Bidang studi akidah akhlak merupakan satu kesatuan yang tak dapat

dipisahkan dengan bidang studi yang lainnya bahkan memiliki keterkaitan

yang saling membantu dan menunjang, karena mata pelajaran selain akidah

akhlak juga secara keseluruhan berfungsi menyempurnakan tujuan

pendidikan. Namun walaupun demikian bahwa tuntutan terhadap mata

pelajaran akidah akhlak sedikit berbeda dengan yang lain, sebab materinya

bukan hanya sekedar untuk diketahui, dihayati dan dihafal saja, melainkan

harus diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh para siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori belajar

merupakan seperangkat proposisi atau kumpulan prinsip-prinsip yang saling

berhubungan dan dapat menjelaskan sejumlah fakta yang terjadi terhadap

perubahan tingkah laku individ yang relatif permanen, baik berupa

pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai akibat pengalaman yang

berkaitan dengan peristiwa belajar.

6
2. Macam-Macam Teori Belajar yang Dapat Digunakan Dalam

Pembelajaran Akidah Akhlak

Teori belajar merupakan sebuah upaya untuk mendiskripsikan agar

bagaimana manusia bias belajar, sehingga dapat membantu individu untuk

memahami proses inheren yang begitu kompleks dari belajar (Herman, 2019).

Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur

yang saling terkait sehingga dapat menghasilkan adanya perubahan perilaku

individu dalam belajar.

Dalam penerapannya tentunya masing-masing dari teori belajar

tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan ketika guru mengaplikasikan

dalam proses pembelajaran di

madrasah. Masing-masing teori belajar tersebut dijadikan sebagai pedoman

dalam merancang, menetapkan metode, media, pendekatan dan model

pembelajaran serta menentukan langkah-langkah pengembangan materi

pelajaran dan mendesain hal-hal yang dapat memberikan kemudahan

kepada peserta didik dalam memahami segala sesuatu dalam belajar (Novi

Irwan Nahar, 2019).

Para pakar psikologi pendidikan memiliki sudut pandang tertentu dan

penekanan tersendiri tentang hakikat belajar dan proses ke arah perubahan

sebagai hasil belajar (Pane & Darwis Dasopang, 2017). Berikut ini adalah

pandangan khusus tentang belajar menurut beberapa kelompok teori:

a) Teori Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia sangat

dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang

memberikan pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme

menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang

memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat

dilihat.
7
b) Teori Kognitivisme, teori ini merupakan salah satu teori belajar yang

dalam berbagai pembahasan juga sering disebut model kognitif.

Menurut teori ini prilaku seseorang ditentukan oleh persepsi atau

pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan.

c) Teori Belajar Psikologi Sosial, berdasarkan teori ini bahwa proses

belajar bukan hanya sekedar sebuah proses yang terjadi dalam

keadaan menyendiri, melainkan harus melalui interaksi.

d) Teori Belajar Gagne, yaitu teori belajar perpaduan antara behaviorisme

dan kognitivisme. Menurut teori ini belajar merupakan sesuatu yang

terjadi secara alamiah, namun hanya terjadi dengan kondisi tertentu.

e) Teori Fitrah, berdasarkan teori ini pada dasarnya peserta didik sejak

lahir telah membawa bakat dan potensi-potensi yang cenderung untuk

melkukan kebaikan dan kebenaran. Potensi-potensi tersebut

mengalami perkembangan dalam diri seorang anak. Menurut

pandangan teori fitrah bahwa seorang anak akan dapat

mengembangkan potensipotensi baiknya yang dibawanya sejak lahir

melalui pendidikan/belajar (Pane & Darwis Dasopang, 2017).

B. Pembelajaran Akidah Akhlak

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia arti Pembelajaran merupakan

proses, cara atau perbuatan yang menjadikan manusia belajar. Di dalam

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tantang Sistem

Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pembelajaran merupakan sebuah

proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar

yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar.

Dengan demikian Pembelajaran dalam proses pendidikan merupakan

proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

yang berlangsung didalam lingkungan belajar. Ruang lingkup pembelajaran


8
bias terjadi kapan saja, dimana saja pada setiap waktu, keadaan, tempat atau

lingkungan dan cakupan materi, dalam hal ini termasuk mata pelajaran akidah

akhlak yang diajarkan di sekolah. Istilah pembelajaran memiliki berhubungan

yang begitu erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar

dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi walaupun

tanpa bimbingan seorang guru atau tanpa kegiatan mengajar dan kegiatan

pembelajaran formal lainnya. Sedangkan mengajar merupakan sebuah

proses yang meliputi segala bentuk aktivitas yang guru lakukan didalam kelas

(Nurochim, 2013).

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang

dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif

dan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat

melibatkan dua pihak yaitu peserta

didik sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator (Riyana, 2008).

Sedangkan menurut Asrori bahwa pembelajaran merupakan suatu proses

perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang

bersangkutan (Asrori, 2008).

Dengan demikian pengertian antara “akidah” dan “akhlak” dapat

diketahui bahwa keduanya memiliki hubungan yang erat, karena ranah obyek

akidah atau iman dan akhlak yaitu berada dalam hati. Oleh karena itu tidak

salah kalau pada jenjang Madrasah kedua bidang ini dijadikan satu

pembahasan pada satu mata pelajaran yaitu “Akidah Akhlak”. Jadi mata

pelajaran akidah akhlak mengandung pengertian pengajaran yang

membahas tentang keyakinan dari suatu kepercayaan dan nilai suatu

perbuatan baik atau buruk, diharapkan dengan adanya pelajaran tersebut

tumbuh suatu keyakinan yang murni tidak dicampuri dengan adanya

keragu-raguan dan perbuatannya dapat dikontrol atau diawasi oleh tuntunan

agama.
9
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran

akidah akhlak merupakan upaya yang dilakukan guru dalam membelajarkan

akidah akhlak peserta didik secara efektif dan produktif agar peserta didik

dapat memperoleh perubahan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan

sikap dengan menggunakan berbagai sumber daya yang ada dalam proses

pembelajaran akidah akhlak.

C. Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah

Ditinjau dari asal katanya, kata pembelajaran adalah terjemahan dari

bahasa Inggris “instruction”. Dalam cakupan maknaya, kata pembelajaran

lebih luas dari mengajar, bahkan mengajar termasuk dalam aktifitas

pembelajaran. Dengan pengertian ini, dapat dibedakan dengan jelas antara

belajar mengajar dengan pembelajaran. pertama, pembelajaran berarti

membelajarkan siswa. Kedua, proses pembelajaran berlangsung di mana

saja. Ketiga, pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan.

1. Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mengusahakan

agar tujuan dari pembelajaran itu tercapai secara maksimal. Dan ini biasanya

di selenggarakan dengan sengaja, berencana, sistematis, dan terarah.

Sekolah sebagai tempat dilangsungkannya kegiatan belajar mengajar

tentunya lebih terorganisir dari lembaga pendidikan non formal. Sekolah juga

merupakan sarana pendidikan yang efektif dan efisien

a) Lingkungan fisik sekolah

Lingkungan fisik merupakan lingkungan belajar siswa yang sangat

penting. Peserta didik menginginkan belajar dalam gedung dan

perlengkapan fisik yang bagus serta dapat dibanggakan, dengan

demikian ada kesenangan untuk bersekolah.

b) Lingkungan sosial di sekolah


10
Dalam mengikuti pendidikan din sekolah si anak menyesuaikan diri

dengan lingkungan, karena pada masa-masa itu mulai timbul pada

perkembangan kesadaran, kewajiban belajar dan

sebagainya.Perkembanagn sosial anak iu tidak terjadi denagn begitu

saja, akan tetapi melalui tahap-tahap sampai ia remaja, oleh karena itu

tugas seorang guru harus bisa membina siswa-siswanya di sekolah

dengan lingkungan sekolah yang baik.

c) Sikap dan penampilan Guru

Faktor yang paling besar pengaruhnya dalam pendidikan yang ada di

sekolah adalah seorang Guru, sehinnga guru di sini mempunyai andil

yang sangat besar mengarahkan anak didik ke mana harus di bawa,

oleh sebab itu penampilan seorang guru harus bisa menjadi panutan

bagi anak didiknya.Untuk lebih rincinya bahwa akhlak mulia bagi

seorang guru sebagai .sifat-sifat terpuji yang harus dimilikinya adalah

sebagai berikut: ikhlas dan tidak tamak, jujur, adil dan takwa, lemah

lembut, pemaaf dan musyawaroh, rendah hati, wibawa, ber ilmu luas

dan bertubuh sehat, menguasai bahan pelajaran, mencintai pekerjaan,

mengetahui kapasitas peserta didik, sealu ingin menambah ke

ilmuannya, selalu mengajak kebaikan.

d) Sikap dan perilaku Siswa

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijak, tidak akan

melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara

tiak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing

siswa tidak tampak. Siswa mempunyai sifat atau perilaku yang kurang

menyennagkan teman lain, mengalami rasa rendah diri atau sedang

mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok.

Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya

lebih-lebih ia malas unutuk masuk sekolah dengan alasan-alasan


11
tertentu, karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang

menyenangkan dari teman-temannya. Jika hal itu terjadi, segerahlah

siswa diberi pelayanan bimbingan dan penyuluhan agar ia kembali ke

dalam kelompoknya.Disamping itu teman bergaul juga sangat

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku siswa. Teman bergaul baik

akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya,

teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi buruk juga.

BAB III
KESIMPULAN

Dalam ilmu-ilmu dasar istilah teori sering diartikan sebagai perangkat

proposisi yang tergabung secara sistematis sebagai alat untuk menjelaskan,

meramalkan dan mengendalikan gejala yang dapat diamati (Sudjana, 1999).

Sedangkan pengertian belajar yaitu modifikasi atau memperteguh tingkah

laku melalui pengalaman (experience). Belajar juga merupakan sebuah

bentuk proses, suatu kegiatan dan bukan merupakan suatu hasil atau

Pembelajaran Akidah Akhlak.

Teori Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia sangat

dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang

memberikan pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan

pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa

yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat. ,Teori Kognitivisme,

teori ini merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan

juga sering disebut model kognitif. Menurut teori ini prilaku seseorang

ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang

12
berhubungan dengan tujuan, Teori Belajar Psikologi Sosial, berdasarkan teori

ini bahwa proses belajar bukan hanya sekedar sebuah proses yang terjadi

dalam keadaan menyendiri, melainkan harus, melalui interaksi. Teori Belajar

Gagne, yaitu teori belajar perpaduan antara behaviorisme dan kognitivisme.

Menurut teori ini belajar merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah,

namun hanya terjadi dengan kondisi tertentu., dan Teori Fitrah, berdasarkan

teori ini pada dasarnya peserta didik sejak lahir telah membawa bakat dan

potensi-potensi yang cenderung untuk melkukan kebaikan dan kebenaran.

Potensi-potensi tersebut mengalami perkembangan dalam diri seorang anak.

Menurut pandangan teori fitrah bahwa seorang anak akan dapat

mengembangkan potensipotensi baiknya yang dibawanya sejak lahir melalui

pendidikan/belajar (Pane & Darwis Dasopang, 2017).

pembelajaran akidah akhlak merupakan upaya yang dilakukan guru

dalam membelajarkan akidah akhlak peserta didik secara efektif dan

produktif agar peserta didik dapat memperoleh perubahan dalam bentuk

pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan menggunakan berbagai

sumber daya yang ada dalam proses pembelajaran akidah akhlak.

DAFTAR PUSTAKA
Anfasyah, Said, dkk. 2022. “Implementasi Teori Belajar Behavioristik Dalam

Pembelajaran Aqidah Akhlak di MA Hidayatul Mubtadiin Desa Sidoharjo


Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran
2021/2022”. Vol. 01 No.
04.
Azizah, Etika Dwi Nur. (2022). "Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
Untuk Meningkatan Minat Dan Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi Akhlak
13
Terpuji Kelas III MI Al-Muhajirin Kec. Raren Batuah Kab. Barito Timur”.
Vol. 2 (2).

Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Kementerian Agama Republik Indonesia. 2020. Akidah Akhlak MI Kelas 1-6.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik

Indonesia

14
15

Anda mungkin juga menyukai