Anda di halaman 1dari 15

PENDEKATAN CARA BELAJAR SISWA AKTIF

Dosen Pengampuh Mata Kuliah


Abdul Haling

Belajar dan Pembelajaran

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

Isnaeni Thahir
Erwin Haryadi
Meisy Dwita Sari
Ariani Arifin

PENDIDIKAN BIOLOGI A
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan
keterampilan proses

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pendekatan cara belajar siswa aktif
(CBSA)dan keterampilan proses ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.

Makassar, 24 November 2016

Penulis

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.......................................................................................................
.... i

DAFTAR
ISI......................................................................................................................
.... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang.......................................................................................................
....... 1
B. Landasan
Teori...........................................................................................................
2
C. Landasan Empiris.. 2
D. Landasan Yuridis... 3
E. Rumusan
masalah........................................................................................................
.. 3
F. Tujuan
............................................................................................................
... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian CBSA...
.................................................................. 4
B. Ciri-Ciri CBSA.. 4
C. Tujuan CBSA...................
6
D. Dasar Pemikiran Perlunya CBSA dalam
Pengajaran.. 6
E. Prinsip-Prinsip CBSA..
8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................
.................. 12
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................................
13

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk
mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan
anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh
kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi
dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
Dari hal tersebut dapat kita tahu bahwa objek pendidikan sekaligus
menjadi subjek dan perilaku dari kegiatan pendidikan tersebut. Yang
nantinya subjek pendidikan tersebut mampu berpikir mandiri yang
menuntut interaksi dalam kehidupan lingkungan maupun di dalam kelas
yang tidak semata-mata merupakan pemberian informasi searah dan
menyimak tanpa ada kegiatan untuk mengembangkan secara kreatif ide
maupun sikap dan keterampilan secara mandiri. Di sinilah terlihat
pentingnya sebuah pendekatan belajar yang mampu membuat siswa untuk
aktif dalam sebuah pembelajaran agar pembelajaran tersebut menjadi
pembelajaran yang bermakna.
Untuk dapat membelajarkan siswa salah satu cara yang dapat ditempuh oleh
guru adalah dengan menerapkan pendekatan cara belajar siswa aktif.
Pendekatan adalah pola/ cara berpikir atau dasar pandangan terhadap sesuatu,
pendekatan dapat diimplementasikan dalam sejumlah strategi. Pendekatan cara
belajar siswa aktif merupakan suatu pendekatan dalam proses belajar mengajar
yang menggunakan berbagai metode yang subjek didiknya terlibat secara

1
intelektuan dan emosional sehingga subjek didik betul-betul berperan dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar.
Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih mendalam mengenai
pendekatan cara belajar siswa aktif dan penerapannya dalam proses
pembelajaran.
1.2 Landasan Teori
Cara Belajar Siswa Aktif adalah proses belajar mengajar yang menggunakan
berbagai metode yang menitikberatkan kepada keaktifan yang bersifat fisik,
mental, emosional, maupun intelektual untuk mencapai tujuan pendidikan yang
berhubungan dengan wawasan kognitif, afektif dan psikomotor secara
optimal (Misbah Partika, 1987).
Dalam CBSA, kegiatan belajar diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan,
seperti: mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan,
memecahkan masalah, memberikan prakarsa/gagasan, menyusun rencana, dan
sebagainya. Keaktifan itu ada yang dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat
diamati secara langsung. Setiap kegiatan tersebut menuntut keterlibatan
intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran melalui asimilasi, dan
akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta
pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik,
kognitif dan sosial), penghayatan serta internalisasi nilat-nilai dalam
pembentukan sikap (Raka Joni, 1980, h. 2).
1.3 Landasan Empiris
Terdapat perbedaan keaktifan antara siswa yang menggunakan media dalam
pembelajarannya dan yang tidak menggunakan, meskipun didalam hasil belajar
tidak terdapat perbedaan ( Zuhratudin.10 (1) , 2010) .

2
1.4 Landasan Yuridis
Penerapan pendekatan dalam proses belajar mengajar diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam diri siswa supaya
mampu menemukan

dan mengelola perolehannya. Pendekatan mi disebut pendekatan proses.


Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan ini mengacu kepada siswa
agar belajar berorientasi pada belajar bagaimana belajar (Depdikbud, 1980).

1.5 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif ?
2. Apa ciri-ciri pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif ?
3. Apa tujuan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif ?
4. Apa yang menjadi dasar perlunya pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif ?
5. Apa saja prinsip-prinsip didalam Cara Belajar Siswa Aktif ?

1.6 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif
2. Mengetahui ciri-ciri pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif
3. Mengetahui tujuan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif
4. Mengetahui dasar-dasar pemikiran perlunya Cara Belajar Siswa Aktif
5. Mengetahui prinsip-prinsip dalam Cara Belajar Siswa Aktif
3

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian CBSA
Menurut Suharman (2001), menyatakan bahwa guru dan
siswa merupakan subyek karena masing-masing memiliki
kesadaran dan kebebasan secara aktif. Pola interaksi tersebut
akan memungkinkan keterlibatan mental siswa secara optimal
dalam merealisasikan pengalaman belajar pengertian inilah
yang dinamakan CBSA.
Cara belajar siswa aktif (CBSA) bukan disiplin ilmu atau teori,
akan tetapi merupakan cara, teknik yang digunakan dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran (Semiawan,1986).
CBSA merupakan suatu sistem belajar mengajar yang
menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual,
dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa
perpaduan secara kognitif, afektif dan psikomotor ( Rahmawati,
1994).

2. Ciri Ciri CBSA


Menurut Moerdiyanto ( 1989), CBSA memiliki ciri-ciri, dimana
guru hanya menyajikan bahan pelajaran, terutama yang
berhubungan dengan konsep-konsep poko, selain itu siswa
berusaha mencerna, menanggapi sendiri, mengajukan pendapat
serta memecahkan masalah bersama.

Menurut Herlanti (2015), CBSA merupakan proses dimana


selama pembelajaran, peserta didik difokuskan pada membangun
bukan mereproduksi pengetahuan, artinya peserta didik aktif
membangun pengetahuan bukan sekedar menghafal. Sumber
pelajaran disediakan dari dunia nyata dan lingkungan sekitar,
pembangunan pengetahuan dilakukan secara kolaboratif melalui
negosiasi social atau pembelajaran kelompok.

Sementara menurut Abdul Haling (2007), ciri-ciri CBSA


antara lain : a) pebelajar memilih sendiri apa yang dipelajari, b)
pebelajar mengkaji sendiri

sesuatu, c) pebelajar membuktikan sendiri, d) pebelajar


menyimpulkan sendiri, e) pebelajar menuliskan sendiri, f)
pebelajar mengerti sendiri.

3. Tujuan CBSA
Menurut Moerdiyanto (1989), terdapat beberapa tujuan yang
ingin dicapai dalam CBSA, yaitu :

a. Mempelajari materi dengan penuh perhatian dan


kesungguhan
b. Mempelajari, mengalami dan melakukan sendiri cara
mendapatkansesuatupengertian
c. Merasakan sendiri kegunaan, mengembangkan rasa ingin
tahu, jujur, tekun, disiplin, dan kreatif terhadap tugas yang
diberikan.
d. Belajar dalam kelompok, menemukan sifatdan kemampuan
diri sendiri serta sifat teman sekelompoknya.
e. Memikirkan, mencobakan, dan mengembangkan sendiri
konsep sesuai dengan nilai tertentu.
f. Menemukan dan mempelajari segala yang dapat
mengembangkan gagasan baru.
g. Menunjukkan kemampuan dan mengkomunikasikan cara
berpikir yang menghasilkan penemuan baru dan
penghayatan nilai-nilai baik secara lisan, tertulis, maupun
penampilan diri

4. Dasar Pemikiran Perlunya CBSA dalam Proses


Pengajaran
A. Asumsi Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia,


atau membudayakan manusia. pendidikan adalah proses
sosialisasi menuju kedewasaan intelektual, sosial, moral sesuai
dengan kemampuan, dan martabatnya sebagai manusia.

Atas dasar itu maka hakikat pendidikan adalah:

1. Membina dan mengembangkan potensi manusia


2. Berlangsung sepanjang hayat
3. Sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan
individu

4. Ada dalam keseimbangan antara kebebasan subjek didik


dengan kewibawaan guru
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia.
B. Asumsi Anak Didik

Asumsi anak didik didasarkan kepada:

1. Anak bukan manusia kecil,tapi manusia seutuhnya yang


mempunyai potensi untuk berkembang
2. Setiap individu / anak didik berbeda kemampuannya
3. Individu atau anak didik pada dasarnya insan yang aktif,
kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya
4. Anak didik mempunyai motivasi untuk memenuhi
kebutuhannya
C. Asumsi Guru
Asumsi guru bertolak dari:
1. Bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar siswa
2. Memiliki kemampuan profesional sebagai pengajar
3. Mempunyai kode etik keguruan
4. Berperan sebagai sumber belajar, pemimipin belajar, dan
fasilitator belajar sehingga memungkinkan terciptanya
kondisi yang baik bagi siswa untuk belajar.
D.Asumsi Proses Pengajaran
Beberapa asumsi proses pengajaran antara lain:
1. Proses pengajaran direncanakan dan dilksanakan sebagai
suatu system
2. Peristiwa belajar terjadi apabila siswa berinteraksi dengan
lingkungan belajar yang diatur oleh guru
3. Proses pengajaran akan lebih efektif apabila menggunakan
metode dan teknik yang tepat dan berdaya guna
4. Pengajaran memberi tekanan kepada proses dan produk
secar seimbang
5. Inti dari proses pengajaran adalah adanya kegitan siswa
belajar secara optimal.

5. Prinsip-prinsip Cara Belajar Siswa Aktif

Dalam mengaktifkan pebelajar dalam belajar, seyogyanya seorang


pembelajar membuat pelajaran yang bersifat : menantang, merangsng daya cipta
untuk menemukan sera mengesankan, dengan melalui beberapa prinsip belajar
sebagai berikut: (Haling, Abdul. 2007)

a. Prinsip Motivasi
Dimana guru berperan sebagai motivator yang merangsang dan
membangkitkan motif-motif yang positif dari siswa dalam proses belajar
mengajar (Gulo, W. 2002)
Motif adalah daya dalam pribadi seseorang yang mendorong untuk
melakukan kegiatan. Ada dua jenis motivasi, yakni : motivasi instrinsik yaitu
motivasi dari dalam diri, dapat dilakukan dengan menggairahkan perasaan
ingin tahu anak, ingin untuk mencoba dan hasrat untuk maju dalam belajar,
dan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi dari luar diri, dapat dilakukan dengan
memberikan ganjaran, misalnya : melalui pujian, hukuman dan sebagainya
(Haling, Abdul. 2007)
Berdasarkan penjelasan di atas, motivasi sangat diperlukan dalam
pembelajaran aktif. Siswa hendaknya memiliki motivasi yang tinggi dalam
mengikuti pelajaran. Jika siswa memiliki motivasi yang tinggi, maka siswa
akan bersemangat dan focus dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya jika
motivasi siswa rendah, maka siswa akan bermalas-malasan dalam mengikuti
pembelajaran (Sulistyani, Setya Norma. 2012)
b. Prinsip Latar atau Konteks
Prinsip keterhubungan bahan baru dengan apa yang telah diperoleh
8
siswa sebelumnya, dengan perolehan yang ada inilah siswa dapat
memproses bahan baru (Gulo, W. 2002)
Kegiatan belajar tak terjadi dalam kekosongan, sehubungan dengan
itu, perlu penyelidikan tentang pengetahuan, perasaan,keterampilan,
sikap dan pengalaman yang telah dimiliki para
pebelajar (Haling, Abdul. 2007).
c. Prinsip Keterarahan kepada Titik Pusat atau Fokus
Adanya pola pengajaran yang menghubung-hubungkan seluruh aspek
pengajaran ( Gulo, W . 2002).
Pelajaran yang direncanakan dalam suatu bentuk atau pola tertentu
akan mampu mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu
pelajaran. Tanpa suatu pola, pelajaran dapat terpecah-pecah dan para
pebelajar akan sulit memusatkan perhatian. Titik pusat itu dapat tercipta
melalui upaya merumuskan masalah yang hendak dipecahkan,
merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab atau merumuskan konsep
yang hendak dicapai. Titik pusat itu akan membatasi keluasan dan
kedalaman tujuan belajar serta member arah kepada tujuan yang hendak
dicapai ( Haling, Abdul. 2007).
Selain itu guru juga dapat melakukan pengulangan-pengulangan dan
penekanan materi dan poin-poin penting pada mata pelajaran yang
sedang diajarkan. Sehingga siswa tetap tertuju pada mata pelajaran yang
sedang diajarkan (Sulistyani, Setya Norma. 2012).
d. Prinsip Hubungan Sosial atau Sosialisasi
Dalam belajar para pebelajar perlu dilatih untuk bekerjasama dengan
rekan-rekan sebayanya (Haling, Abdul. 2007).

9
Ada kegiatan belajar tertentu yang akan lebih berhasil apabila
dikerjakan secara bersama-sama dalam kelompok dibandingkan dengan
bekerja sendiri, misalnya dalam pembuatan miniatur rumah tentu apabila
dikerjakan secara bersama-sama pekerjaan ini akan lebih mudah.
e. Prinsip Belajar Sambil Bekerja
Pebelajar pada hakikatnya belajar sambil bekerja atau melakukan
aktivitas ( Haling, Abdul. 2007).
Bekerja adalah tuntutan pernyataan dari anak. Karena itu, anak-anak
perlu diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan nyata yang
melibatkan otot dan pikirannya. Semakin anak bertumbuh semakin
berkurang kadar bekerja dan semakin bertambah kadar berpikir. Apa
yang diperoleh anak melalui kegiatan bekerja, mencari, dan menemukan
sendiri tak akan mudah dilupakan. Hal itu akan tertanam dalam hati
sanubari dan pikiran anak (Sulistyani, Setya Norma. 2012).
Sehubungan dengan teori pembelajaran akti maka dengan melakukan
maka siswa akan lebih mudah mengingat materi yang dipelajarinya,
dengan pembelajaran yang disertai dengan praktikum/ bekerja siswa akan
lebih mengingat dan memahami materi daripada hanya penyampaian
materi.
f. Prinsip Perbedaan Perorangan atau Individualisasi
Setiap pebelajar tentu saja memiliki perbedaan perorangan seperti :
kadar kepintaran, kegemaran, bakat, latar belakang keluarga dan
sebagainya (Haling, Abdul. 2007).
Guru perlu mengenal kemampuan awal, gaya belajar, dan karakteristik
setiap anak secara mendalam baik dari segi kemampuan

10
maupun ketidakmampuannya dalam menyerap materi pelajaran,
kecepatan maupun kelambatannya dalam belajar, dan perilakunya,
sehingga setiap kegiatan pembelajaran masing-masing anak mendapat
perhatian dan perlakuan yang sesuai ( Sudira, Putu. 2009).
g. Prinsip Pemecahan Masalah
Seluruh kegiatan pebelajar akan diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu, guru dituntut untuk mendorong atau mengarahkan siswa untuk
peka terhadap masalah dan mempunyai keterampilan untuk mampu
menyelesaikannya ( Gulo, W. 2002 ).
Kepekaan terhadap masalah dapat ditimbulkan jika para siswa
dihadapkan kepada situasi yang memerlukan pemecahan. Para guru
hendaknya mendorong para siswa untuk melihat masalah,
merumuskannya dan berdaya upaya untuk memecahkannya sejauh taraf
kemampuan para siswa (Sulistyani, Setya Norma. 2012).
11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cara Belajar Siswa Aktif bukan merupakan teori didalam
pembelajaran tetapi merupakan sebuah cara atau strategi dimana didalam
pelaksanaannya menekankan kepada keaktifan siswa dan guru bertindak
sebagai fasilitator dan motivator.
Yang pelaksanaannya didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu dan
mengikuti prinsip-prinsip tertentu.

12
DAFTAR PUSTAKA
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar : Badan Penerbit UNM

Moerdiyanto. Strategi Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses dalam


Kegiatan Belajar Mengajar. Cakrawala Pendidikan. 25 ( 1989 ).
Prawoto, Ambar. Pembelajaran dengan Pendekatan Brain Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP. Skripsi. 19
(Bandung, 2011).

Rahmawati. Hubungan Penerapan CBSA terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VI


Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Daerah
TK. II Maros. 4 ( Makassar, 1994).

Sudira, Putu. 2009. Pembelajaran Inovatif di SMK.

Sulistyani, Setya Norma. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dengan Penerapan


Metode Guided Note Taking pada Mata Kuliah Diklat Memilih Bahan Baku
di SMK Negeri 4 Yogyakarta. (Yogyakarta, 2012).

Y, Herlanti. Analisis Domai Pengetahuan Kognitif pada Kurikulum Indonesia


Tahun 1984-2013 Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas. Biologi,
Sains, Lingkungan dan Pembelajarannya Vol.6. 304 ( Jakarta, 2015).

13

Anda mungkin juga menyukai