Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENDEKATAN SAINTIFIK IPA DALAM PEMBELAJARAN


IPA MI/SD

Disusun Oleh:

Wahyuni Sahara Situmorang(2020500096)

Dosen pengampu ; Syafrilianto, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Shalawat bertangkaikan salam tak lupa saya hadiahkan kepada junjungan
besar kita Nabi Muhammad Saw. yang membawa kita dari alam kejahiliyaan kea
lam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini. Makalah ini
mengungkapkan tentang Pendekatan Saintifik di sekolah dasar.

Pendekatan saintifik di sekolah dasar ini sangat diperlukan dalam


menunjang terwujudnya seluruh kompetensi dan ranah yang dimuat dalam
Kurikulum 2013. Karena dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memuat
semua apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Konsep inilah yang
dikemas dalam buku Pendekatan Pembelajaran Saintifik di Sekolah Dasar dalam
Pembelajaran IPA yang wajib dilaksanakan dan dikembangkan oleh guru baik
secara individu maupun kelompok yang mengacu pada silabus.

Dalam kesempatan ini, pemakalah tidak lupa menyampaikan ucapan


terima kasih setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan selama pemakalah menyelesaikan makalah ini.

Pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali


kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu pemakalah menharap
saran-saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Padangsidimpuan, 4 Maret 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................5
C. Tujuan .............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Saintifik......................................................6


B. Karakteristik Pendekatan Saintifik..................................................10
C. Tujuan Pendekatan Saintifik...........................................................11
D. Prinsip-Prinsip Pendekatan Saintifik...............................................12
E. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran Dengan Pendekatan
Saintifik............................................................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................20
B. Saran ...............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencapaian standard proses untuk meningkatkan kualitas Pendidikan dapat
dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
mempengaruhi proses pembelajaran.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dapat bersumber atau tergantung pada pendekatan tertentu. Roy
Killen(1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pebelajaran,
yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat
pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discoveri, inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif(Sanjaya,2008).
Pendekatan sains selalu memiliki keterkaitan dengan perkembangan
teknologi dan berpengaruh pula terhadap Pendidikan sains. Pembelajaran
sains(IPA) dikenal beberapa pendekatan. Salah satu pendekatan
menekankan pula pada fakta-fakta dari IPA. Pendekatan yang lain adalah
pembelajaran mengena konsep-konsep yang dikembangkan dalam ilmu
pengetahuan alam, sehingga orang dapat mengajarkan proses-proses dari
ilmu pengetahuan alam yang dimanfaatkan untuk fakta-fakta dan
mengembangkan model. Pendekatan factual dan pendekatan konseptual
dalam pembelajaran lebih mengutamakan produk ilmu pengetahuan alam.
Untuk itulah dalam pembelajaran sains didasarkan atas pengamatan
terhadap apa yang dilakukan oleh ilmuan(Nurhayati,2011).

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendekatan Saintifik?
2. Apa saja karakteristik Pendekatan Saintifik?
3. Apa tujuan Pendekatan Saintifik?
4. Apa saja prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik?
5. Apa saja langkah-langkah umum pembelajaran dengan Pendekatan
Saintifik?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas perkuliahan Pembelajaran IPA MI/SD
2. Untuk mengetahui apa Pendekatan Saintifik
3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik Pendekatan Saintifik
4. Untuk mengetahui tujuan dari Pendekatan Saintifik
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam Pendekatan Saintifik
6. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Saintifik


Inti dari Kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan
dan sifatnya yang thematic integrated. Kurikulum 2013 untuk
menciptakan manusia yang mampu menghadapi tantangan masa depan.
Karena itu kurikulum disusun untuk menghadapi masa depan. Di mana
kurikulum yang berpusat pada siswa untuk aktif (student centered) yang
mengharuskan siswa untuk aktif dengan pendekatan saintifik. Siswa
dituntut untuk bisa mengobservasi, bertanya(wawancara), bernalar dan
mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
mengikuti pembelajaran. Mereka dituntut untuk berpikir Ilmiah.
Adapun pengertian pendekatan pembelajaran menurut Hosnan
(2014 : 30) adalah sebagai berikut.
a. Perspektf (sudut pandang ; pandangan) teori yang dapat digunakan
sebagai landasan dalam memilih model, metode, dan Teknik
pembelajaran.
b. Suatu proses atau perbuatan yang digunakan guru untuk menyajikan
bahan pelajaran.
c. Sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalam mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu.

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang


mempunyai kemiripan makna, sehingga sering kali orang bingung
membedakannya. Istilah tersebut adalah: pendekatan pembelajaran, teknik
pembelajaran, dan model pembelajaran.

6
Langkah pembelajaran pada pendekatan saintifik mengait bebrapa
ranah pencapaian hasil belajar yang tertuang dalam kegiatan pembelajaran.
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu ranah attitude (sikap),
ranah knowledge (pengetahuan), dan ranah skill (keterampilan). Hasil
belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Hal tersebut dapat.

Menurut Hosnan (2014 : 34) pendekatan saintifik adalah proses


pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif
mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai Teknik, menganalisis data (menalar),
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang ditemukan.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman


kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa brasal dari mana saja, kapan saja,
tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong siswa
dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan
hanya diberi tahu.

Pendekatan pembelajaran adalah suatu rangkaian tindakan


pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip dsar tertentu(fisiologis,
psikologis, didaktis dan ekologis) yang mewadahi, menginspirasi,
menguatkan dan melatari metode pembelajaran tertentu (Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016).

Menurut Sufairoh (2016 : 120) dalam jurnalnya menyatakan bahwa


pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau

7
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Pendekatan saintifik di atas dimaksudkan untuk memberikan


pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Sedangkan Surasmi (2014 : 4) menyatakan bahwa pendekatan


pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pendangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoritis tertentu.

Menurut Kurniasih (2014 : 29) pendekatan saintifik adalah proses


pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif
mengonstruksikan konsep pembelajaran melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep.

Sedangkan menurut M. Lazim (2013 : 1), pendekatan saintifik adalah


proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara
aktif mengonstruk konsep, hukum atau pinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifkasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganlisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan’.

8
Daryanto (2014 : 51) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruksi konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Berbard dalam Keyes (2010 : 21) menyatakan bahwa “ A scientific


method based on three assumptions : (a) that reality is `out there` to be
discovered, (b) that direct observation is the way to discover it; and (c)
that material explanations for observable phenomena are always
sufficient, and that metaphysical explanations are never needed”.

Artinya, metode ilmiah berdasarkan pada 3 asumsi, (a) kenyataan “di


luar sana” untuk diketahui, (b) observasi langsung adalah cara mengetahui

itu, (c) penjelasan tentang hal-hal pada kejadian yang dapat diamati
selalu mencukupi dan penjelasan metafisik tidak pernah dibutuhkan. Jadi
pada dasarnya metode ilmiah membuat siswa melakukan berbagai
pengamatan belajar melalui observasi dan menjelaskan hasil
pengamatannya.

Hoffman (2000) belajar discovery adalah ajaran instruktur strategi


yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterlibatan dan relevansi
siswa. Ada lima belajar penemuan yang terdiri dari: pembelajaran berbasis
kasus; belajar incidental; belajar dengan menjelajahi; belajar dengan
refleksi; dan pembelajaran simulasi berbasis sendiri, atau dalam
kombinasi, yang dapat diterapkan untuk kegiatan dan pengajaran
keterampilan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa,


pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang

9
sedemikian rupa sehingga siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum,
atau prinsip melalui pendekatan ilmiah.

B. Karakteristik Pendekatan Saintifik


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusai Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia. Isu-isu penting yang menjadi dasar petimbangan pemerintah untuk
perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 adalah meliputi tantangan
internal, tantangan eksternal, kompetensi masa depan yang harus dimiliki
lulusan, fenomena negatif yang mengemuka dalam sistem Pendidikan, dan
persepsi masyarakat yang masih melihat mutu Pendidikan masih kurang
baik.
Menurut Hosnan (2014 : 36) pembelajaran dengan metode saintifik
mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a. Berpusat pada siswa.
b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi
konsep, hukum, atau prinsip.
c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial yang merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa.
d. Dapat mengembangkan karakter siswa.

Sedangkan karakteristik pendekatan saintifik dalam pembelajaran


adalah sebagai berikut.

a. Berorientasi pada siswa.


Prinsip belajar adalah oleh siswa, dari siswa dan untuk siswa.
Dalam hal ini, guru mengupayakan bagaimana siswa mengenal,
mengolah, menerima, dan mengkomunikasikan informasi belajar.
b. Mengembangkan potensi siswa.

10
Melalui pendekatan saintifik, siswa dapat berfikir ilmiah dengan
menerapkan kemampuan mengamati, bertanya, menganalisa,
menalar dan mengkomunikasikan hasil belajar.
c. Meningkatkan motivasi siswa.
Siswa akan termotivasi belajar bila tercapai suasana KBM yang
memberi kesempatan siswa untuk berlaku seakan-akan sebagai
saintis muda.
d. Mengembangkan sikap dan karakter siswa.
Sumber dan informasi belajar yang diamati dan dikenal siswa
akan mengubah sikap dan karakter siswa ke arah yang lebih baik.
e. Meningkatkan kemampuan mengomunikasikan hasil belajar.
Kemampuan mengomunikasikan hasil temuan belajar sangat
penting bagi siswa. Oleh karena itu pembiasaan dan latihan
secara berangsunr angsur perlu dilakukan siswa melalui
pendekatan saintifik ini.

Dengan demikian melalui pendekatan saintifik ini memudahkan guru


dalam proses pembelajaran dengan tahapan-tahapan secara terperinci yang
memuat instruksi kegiatan pembelajaran siswa (Varelas & Ford, 2009;
Wiyanto, 2008). Untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial berbasis
Pendekatan Saintifik. Pelaksanaan saintifik sebagai pendekatan ataupun
metode. Karakteristik dari Pendekatan Saintifik tidak berbeda dengan
metode saintifik (scietntific method). Standar kompetensi lulusan
mencakup pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang di
elaborasi untuk setiap satuan Pendidikan.

Ketiga ranah standar kompetensi lulusan memiliki lintasa perolehan


(proses psikologi) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
“menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta”. Keteram[ilan
diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta”.

11
C. Tujuan Pendekatan Saintifik
Menurut Kurniasih (2014 : 32) tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut.
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah : 1)
untuk meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa; 2) untuk membentuk kemampuan siswa
dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik; 3) terciptanya
kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan
suatu kebutuhan; 4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi; 5) untuk
melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah; 6) untuk mengembangkan karakter siswa.
Sedangkan menurut Hosnan, (2014: 36-37) tujuan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan
tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah sebagai berikut.
a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa;
b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik;
c. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan;
d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi;
e. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide khususnya
dalam menulis artikel ilmiah; dan
f. Untuk mengembangkan karakter siswa.
Jadi, pendapat Kurniasih (2014 : 34) dan Hosnan (2014 : 36-37)
mengenai tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada
dasarnya sama.
D. Prinsip-Prinsip Pendekatan Saintifik
Menurut Kurniasih (2014 : 34) beberapa prinsip pendekatan saintifik
dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. (1) pembelajaran
berpusat pada siswa; (2) pembelajaran membentuk students self concept;

12
(3) pembelajaran terhindar dari verbalisme; (4) pembelajaran memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep,
hukum, dan prinsip; (5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan
kemampuan berfikir siswa; (6) pembelajaran meningkatkan motivasi
belajar siswa dan motivasi pengajar guru; (7) memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi; (8) adanya
proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi
siswa dalam struktur kognitifnya.
Sedangkan menurut Hosnan (2014 : 37) beberapa prinsip pendekatan
saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran berpusat pada siswa;
b. Pembelajaran membentuk student`s self concept;
c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme;
d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasikan konsep, hukum, dan
prinsip;
e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan
berpikir siswa;
f. Pembelajaaran meningkatkan motivasi belajar bagi siswa dan
motivasi mengajar guru;
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan
dalam komunikasi;
h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
E. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Hosnan (2014 : 37) menyatakan bahwa langkah-langkah pendekatan
saintifik dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua
jenjang menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), meliputi: menggali
informasi melalui observing/pengamatan, questioning/bertanya,
experimenting/percobaan, mengolah data atau informasi, dilanjutkan
dengan menganalisis, associating/menalar, kemudian menyimpulkn, dan
menciptakan serta membentuk jaringan/networking. Langkah-langkah

13
tersebut dapat diringkas menjadi 5 langkah, yaitu mengamati, menanya,
mencoba, mengolah data, dan mengkomunikasikan. Berikut adalah
penjelasannya.
a. Mengamati (observing)
Mengamati adalah proses pembelajaran dalam pendekatan
saintifik yang mengedepankan pengamatan langsung pada objek
penelitian secara sistematik. Tujuan pengamatan ini adalah untuk
mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian
dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa. Selain itu, dengan
kegiatan mengamati diharapkan proses pembelajaran dapat
menjadi lebih bermakna bagi siswa. Kegiatan mengamati
diharapkan dapat melatih kompetensi kesungguhan, ketelitian, dan
mencari informasi.
b. Menanya (Questioning)

Menanya merupakan kegiatan mengajukan pertanyaan


tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang sedang
diamati atau untuk menambah informasi tentang objek pengamatan
(dari pernyataan factual hingga hipotesis). Kegiatan mananya
diharpkan dapat mengembangkan kompetensi kreativitass, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Kegiatan menanya merupakan kegiatan untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Pertanyaaan
yang muncul menjadi dasar untuk mencari informasi lebih lanjut.

c. Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi merupakan kegiatan lanjutan dari
menanya. Informasi dapat diperoleh melalui berbagai sumber,
pengematan, atau melakukan percobaan. Kompetensi yang
diharapkan dapat mengembang melalui kegiatan ini yaitu sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mengumpulkan informasi melalui

14
berbaga cara, mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar
sepanjang hayat.
d. Mengasosiasi/Mengolah Informasi/Menalar
Kegiatan mengasosiasi merupakan kegiatan mengumpulkan
informasi, fakta maupun ide-ide yang telah diperoleh dari kegiatan
mengamati, mananya, maupun mencoba untuk selanjutnya diolah.
Pengolahan infromasi merupaka kegiatan untuk memperluas dan
memperdalam informasi yang diperoleh sampai mencari solusi dari
berbagai sumber. Sedangkan dalam kegiatan menalar, siswa
menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada
dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi yang dapat
dikembangkan melalui kegiatan ini yaitu sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur, dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
e. Mengomunikasikan
Kegiatan mengomunikasikan merupakan kegiatan yang mana
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
apa yang telah dipelajari baik dengan cara ditulis maupun
diceritakan. Melalui kegiatan ini, maka guru dapat memberikan
konfirmasi jika ada kesalahan pemahaman siswa. Kompetensi yang
diharapkan dapat berkembang dari kegiatan ini adalah sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Majid (2014 : 211) menyebutkan bahwa pendekatan saintifik dalam


pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pendapat tersebut sejalan
dengan Daryanto (2014 : 59-80), yaitu:

a. Mengamati (Observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media objek secara nyata, siswa senang dan tertantang,

15
dan mudah dalam pelaksanaan. Seperti yang diungkapkan oleh
Daryanto (2014 : 60) bahwa metode mengamati sangat bermanfaat
bagi oemenuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses
pembelajaran memilki kebermaknaan yang tinggi.
b. Menanya
Guru membuka kesempatan kepada siswa secara luas untuk
bertanya mengenai apa yan sudah dilihat, disimak, atau dibaca.
Daryanto (2014 – 65) mengungkapkan bahwa guru yang efektif
mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu siswa belajar dengan baik.
c. Menalar
Kegiatan menalar menurut Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013 (dalam Daryanto, 2014 : 70) adalah memproses informasi
yang sudah dikmpulkan baik terbatas dari hasl kegiatan
mengumpulkan atau eksperimen maupun hasil dan kegiatan
mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan ola dari keterkaitan informasi tersebut.
d. Mencoba
Hasil belajar yang nyata atau autentik akan didapat bila siswa
mencoba atau melakukan percobaan. Daryanto (2014 : 70)
mengungkapkan bahwa aplikasi mencoba atau eskperimen
dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan
belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
e. Mengkomunikasikan
Guru diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengomunikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam
pendekatan saintifik. Daryanto (2014 : 80) mengungkapkan bahwa
kegiatan mengomunikasikan dilakukan melalui menuliskan atau

16
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Menurut Kurniasih (2014 : 38) langkah-langkah pendekatan
pembelajaran saintifik adalah:
a. Mengamati
Menurut Kurniasih (2014 : 38) model mengamati
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Model ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media objek secara nyata, siswa senang dan tertantang,
dan mudah pelaksanaannya. Model mengamati sangat bermanfaat
bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan Model
observasi siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan
oleh guru.
Menurut Kurniasih kegiatan mengamati dalam pembelajaran
dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut. (1)
menemukan objek apa yang akan di observasi; (2) membuat
pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi; (3) menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik prmer maupun sekunder; (4) menentukan di mana
tempat yang akan di observasi; (5) menentukan secara jelas
bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data
agar berjalan mudah dan lancer; (6) menentukan cara dan
melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan
buku catatan, kamera, tape recorde, video perekam, dan alat-alat
lainnya.
b. Menanya
Menurut Kurniasih (2014 : 42) Guru yang efektif mampu
menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu

17
siswanya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan
siswanya, ketika itu pula dia mendorong siswanya itu untuk
menjadi penyemak dan pembelajar yang baik. Berbeda dengan
penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan
dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah
“pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan
juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya
menginginkan tanggapan verbal.
Fungsi bertanya menurut Kurniasih (2014 : 42) : (10
membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian siswa tentang
suatu tema atau topik pembelajaran; (2) mendorong dan
mnginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri; (3) mendiagnosis
kesulitan belajar siswa sekaligus menyampaikan rancangan untuk
mencari solusinya; (4) menstukturkan tugas-tugas dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan sikap, keterampilan,
dan pamahaman atas substansi pembelajaran yang di berikan; (5)
membangkitakan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar; (6) mendorong
partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berfikir, dan menarik kesimpulan; (7) membangun
sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat
atau gagasan memperkaya kosakata, serta mengembangkan
toleransi social dalam hidup berkelompok; (8) membiasakan siswa
berfikir spontan dan cepat, serta sigap dalam mersepon persoalan
yang tiba-tiba muncul; (9) melatih kesatuan dalam berbicara dan
membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
c. Mencoba
Menurut Kurniasih (2014 : 51) kegiatan “mengumpulkan
informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini
dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari

18
berbagai sumber melalui berbagai cara untuk itu siswa dapat
membaca buku dengan lebih banyak, memperhatikan fenomena
atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.
d. Menalar
Menurut Kurniasih (2014 : 51) istilah aktivitas menalar
dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan
pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pmbelajaran merujuk
pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian
memasukkannya menjadi penggalan memori.
e. Menarik Kesimpulan
Menurut Kurniasih (2014 : 52) Kegiatan menyimpulkan
dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan
kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi setelah
menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai
pola dari keterkaitan tersebut selanjutnya secara bersama-sama
dalam satu kesatuan kelompok atau secara individual membuat
kesimpulan.
f. Mengkomunikasikan
Menurut Kurniasih (2014 : 53) pada pendekatan saintifik
guru di harapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini
dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang di
temukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disimpulkan di kelas dan di nilai
oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.

Dari uraian beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa


langkah-langkah dalam pendekatan saintifik adalah 5 M yaitu,
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

19
Tahapan-tahapan tersebut memiliki tujuan agar siswa dapat
berpartisipasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang


sedemikian rupa sehingga siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum,
atau prinsip melalui pendekatan ilmiah. Pendekatan pembelajaran adalah
suatu rangkaian tindakan pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip dsar
tertentu(fisiologis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang mewadahi,
menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran tertentu
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016).

Karakteristik pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah sebagai


berikut.

a. Berorientasi pada siswa.


Prinsip belajar adalah oleh siswa, dari siswa dan untuk siswa.
Dalam hal ini, guru mengupayakan bagaimana siswa mengenal,
mengolah, menerima, dan mengkomunikasikan informasi belajar.
b. Mengembangkan potensi siswa.
Melalui pendekatan saintifik, siswa dapat berfikir ilmiah dengan
menerapkan kemampuan mengamati, bertanya, menganalisa,
menalar dan mengkomunikasikan hasil belajar.
c. Meningkatkan motivasi siswa.

20
Siswa akan termotivasi belajar bila tercapai suasana KBM yang
memberi kesempatan siswa untuk berlaku seakan-akan sebagai
saintis muda.
d. Mengembangkan sikap dan karakter siswa.
Sumber dan informasi belajar yang diamati dan dikenal siswa
akan mengubah sikap dan karakter siswa ke arah yang lebih baik.
e. Meningkatkan kemampuan mengomunikasikan hasil belajar.
Kemampuan mengomunikasikan hasil temuan belajar sangat
penting bagi siswa. Oleh karena itu pembiasaan dan latihan
secara berangsunr angsur perlu dilakukan siswa melalui
pendekatan saintifik ini.
Langkah-langkah dalam pendekatan saintifik adalah 5 M yaitu,
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
Tahapan-tahapan tersebut memiliki tujuan agar siswa dapat
berpartisipasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kita sebagai guru diharapkan mampu


menerapkan pendekatan saintifik di kelas dengan baik agar anak-anak
dalam belajar bisa menemukan pengetahuan itu dengan sendirinya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Lestari, E. T. (2020). Pendekatan Saintifik Di Sekolah Dasar. Yogyakarta:


Deepublish.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pmebelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

22
23

Anda mungkin juga menyukai