Disusun Oleh:
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur pemakalah panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Shalawat bertangkaikan salam tak lupa saya hadiahkan kepada junjungan
besar kita Nabi Muhammad Saw. yang membawa kita dari alam kejahiliyaan kea
lam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini. Makalah ini
mengungkapkan tentang Pendekatan Saintifik di sekolah dasar.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................5
C. Tujuan .............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................................20
B. Saran ...............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencapaian standard proses untuk meningkatkan kualitas Pendidikan dapat
dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
mempengaruhi proses pembelajaran.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dapat bersumber atau tergantung pada pendekatan tertentu. Roy
Killen(1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pebelajaran,
yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat
pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discoveri, inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif(Sanjaya,2008).
Pendekatan sains selalu memiliki keterkaitan dengan perkembangan
teknologi dan berpengaruh pula terhadap Pendidikan sains. Pembelajaran
sains(IPA) dikenal beberapa pendekatan. Salah satu pendekatan
menekankan pula pada fakta-fakta dari IPA. Pendekatan yang lain adalah
pembelajaran mengena konsep-konsep yang dikembangkan dalam ilmu
pengetahuan alam, sehingga orang dapat mengajarkan proses-proses dari
ilmu pengetahuan alam yang dimanfaatkan untuk fakta-fakta dan
mengembangkan model. Pendekatan factual dan pendekatan konseptual
dalam pembelajaran lebih mengutamakan produk ilmu pengetahuan alam.
Untuk itulah dalam pembelajaran sains didasarkan atas pengamatan
terhadap apa yang dilakukan oleh ilmuan(Nurhayati,2011).
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendekatan Saintifik?
2. Apa saja karakteristik Pendekatan Saintifik?
3. Apa tujuan Pendekatan Saintifik?
4. Apa saja prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik?
5. Apa saja langkah-langkah umum pembelajaran dengan Pendekatan
Saintifik?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas perkuliahan Pembelajaran IPA MI/SD
2. Untuk mengetahui apa Pendekatan Saintifik
3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik Pendekatan Saintifik
4. Untuk mengetahui tujuan dari Pendekatan Saintifik
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam Pendekatan Saintifik
6. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Langkah pembelajaran pada pendekatan saintifik mengait bebrapa
ranah pencapaian hasil belajar yang tertuang dalam kegiatan pembelajaran.
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu ranah attitude (sikap),
ranah knowledge (pengetahuan), dan ranah skill (keterampilan). Hasil
belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Hal tersebut dapat.
7
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
8
Daryanto (2014 : 51) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruksi konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
itu, (c) penjelasan tentang hal-hal pada kejadian yang dapat diamati
selalu mencukupi dan penjelasan metafisik tidak pernah dibutuhkan. Jadi
pada dasarnya metode ilmiah membuat siswa melakukan berbagai
pengamatan belajar melalui observasi dan menjelaskan hasil
pengamatannya.
9
sedemikian rupa sehingga siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum,
atau prinsip melalui pendekatan ilmiah.
10
Melalui pendekatan saintifik, siswa dapat berfikir ilmiah dengan
menerapkan kemampuan mengamati, bertanya, menganalisa,
menalar dan mengkomunikasikan hasil belajar.
c. Meningkatkan motivasi siswa.
Siswa akan termotivasi belajar bila tercapai suasana KBM yang
memberi kesempatan siswa untuk berlaku seakan-akan sebagai
saintis muda.
d. Mengembangkan sikap dan karakter siswa.
Sumber dan informasi belajar yang diamati dan dikenal siswa
akan mengubah sikap dan karakter siswa ke arah yang lebih baik.
e. Meningkatkan kemampuan mengomunikasikan hasil belajar.
Kemampuan mengomunikasikan hasil temuan belajar sangat
penting bagi siswa. Oleh karena itu pembiasaan dan latihan
secara berangsunr angsur perlu dilakukan siswa melalui
pendekatan saintifik ini.
11
C. Tujuan Pendekatan Saintifik
Menurut Kurniasih (2014 : 32) tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut.
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah : 1)
untuk meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa; 2) untuk membentuk kemampuan siswa
dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik; 3) terciptanya
kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan
suatu kebutuhan; 4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi; 5) untuk
melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah; 6) untuk mengembangkan karakter siswa.
Sedangkan menurut Hosnan, (2014: 36-37) tujuan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan
tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah sebagai berikut.
a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa;
b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik;
c. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan;
d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi;
e. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide khususnya
dalam menulis artikel ilmiah; dan
f. Untuk mengembangkan karakter siswa.
Jadi, pendapat Kurniasih (2014 : 34) dan Hosnan (2014 : 36-37)
mengenai tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada
dasarnya sama.
D. Prinsip-Prinsip Pendekatan Saintifik
Menurut Kurniasih (2014 : 34) beberapa prinsip pendekatan saintifik
dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. (1) pembelajaran
berpusat pada siswa; (2) pembelajaran membentuk students self concept;
12
(3) pembelajaran terhindar dari verbalisme; (4) pembelajaran memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep,
hukum, dan prinsip; (5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan
kemampuan berfikir siswa; (6) pembelajaran meningkatkan motivasi
belajar siswa dan motivasi pengajar guru; (7) memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi; (8) adanya
proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi
siswa dalam struktur kognitifnya.
Sedangkan menurut Hosnan (2014 : 37) beberapa prinsip pendekatan
saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran berpusat pada siswa;
b. Pembelajaran membentuk student`s self concept;
c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme;
d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasikan konsep, hukum, dan
prinsip;
e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan
berpikir siswa;
f. Pembelajaaran meningkatkan motivasi belajar bagi siswa dan
motivasi mengajar guru;
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan
dalam komunikasi;
h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
E. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Hosnan (2014 : 37) menyatakan bahwa langkah-langkah pendekatan
saintifik dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua
jenjang menggunakan pendekatan ilmiah (scientific), meliputi: menggali
informasi melalui observing/pengamatan, questioning/bertanya,
experimenting/percobaan, mengolah data atau informasi, dilanjutkan
dengan menganalisis, associating/menalar, kemudian menyimpulkn, dan
menciptakan serta membentuk jaringan/networking. Langkah-langkah
13
tersebut dapat diringkas menjadi 5 langkah, yaitu mengamati, menanya,
mencoba, mengolah data, dan mengkomunikasikan. Berikut adalah
penjelasannya.
a. Mengamati (observing)
Mengamati adalah proses pembelajaran dalam pendekatan
saintifik yang mengedepankan pengamatan langsung pada objek
penelitian secara sistematik. Tujuan pengamatan ini adalah untuk
mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian
dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa. Selain itu, dengan
kegiatan mengamati diharapkan proses pembelajaran dapat
menjadi lebih bermakna bagi siswa. Kegiatan mengamati
diharapkan dapat melatih kompetensi kesungguhan, ketelitian, dan
mencari informasi.
b. Menanya (Questioning)
c. Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi merupakan kegiatan lanjutan dari
menanya. Informasi dapat diperoleh melalui berbagai sumber,
pengematan, atau melakukan percobaan. Kompetensi yang
diharapkan dapat mengembang melalui kegiatan ini yaitu sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mengumpulkan informasi melalui
14
berbaga cara, mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar
sepanjang hayat.
d. Mengasosiasi/Mengolah Informasi/Menalar
Kegiatan mengasosiasi merupakan kegiatan mengumpulkan
informasi, fakta maupun ide-ide yang telah diperoleh dari kegiatan
mengamati, mananya, maupun mencoba untuk selanjutnya diolah.
Pengolahan infromasi merupaka kegiatan untuk memperluas dan
memperdalam informasi yang diperoleh sampai mencari solusi dari
berbagai sumber. Sedangkan dalam kegiatan menalar, siswa
menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada
dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi yang dapat
dikembangkan melalui kegiatan ini yaitu sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur, dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
e. Mengomunikasikan
Kegiatan mengomunikasikan merupakan kegiatan yang mana
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
apa yang telah dipelajari baik dengan cara ditulis maupun
diceritakan. Melalui kegiatan ini, maka guru dapat memberikan
konfirmasi jika ada kesalahan pemahaman siswa. Kompetensi yang
diharapkan dapat berkembang dari kegiatan ini adalah sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
a. Mengamati (Observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media objek secara nyata, siswa senang dan tertantang,
15
dan mudah dalam pelaksanaan. Seperti yang diungkapkan oleh
Daryanto (2014 : 60) bahwa metode mengamati sangat bermanfaat
bagi oemenuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses
pembelajaran memilki kebermaknaan yang tinggi.
b. Menanya
Guru membuka kesempatan kepada siswa secara luas untuk
bertanya mengenai apa yan sudah dilihat, disimak, atau dibaca.
Daryanto (2014 – 65) mengungkapkan bahwa guru yang efektif
mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu siswa belajar dengan baik.
c. Menalar
Kegiatan menalar menurut Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013 (dalam Daryanto, 2014 : 70) adalah memproses informasi
yang sudah dikmpulkan baik terbatas dari hasl kegiatan
mengumpulkan atau eksperimen maupun hasil dan kegiatan
mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan ola dari keterkaitan informasi tersebut.
d. Mencoba
Hasil belajar yang nyata atau autentik akan didapat bila siswa
mencoba atau melakukan percobaan. Daryanto (2014 : 70)
mengungkapkan bahwa aplikasi mencoba atau eskperimen
dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan
belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
e. Mengkomunikasikan
Guru diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengomunikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam
pendekatan saintifik. Daryanto (2014 : 80) mengungkapkan bahwa
kegiatan mengomunikasikan dilakukan melalui menuliskan atau
16
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Menurut Kurniasih (2014 : 38) langkah-langkah pendekatan
pembelajaran saintifik adalah:
a. Mengamati
Menurut Kurniasih (2014 : 38) model mengamati
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Model ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media objek secara nyata, siswa senang dan tertantang,
dan mudah pelaksanaannya. Model mengamati sangat bermanfaat
bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan Model
observasi siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan
oleh guru.
Menurut Kurniasih kegiatan mengamati dalam pembelajaran
dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut. (1)
menemukan objek apa yang akan di observasi; (2) membuat
pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi; (3) menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik prmer maupun sekunder; (4) menentukan di mana
tempat yang akan di observasi; (5) menentukan secara jelas
bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data
agar berjalan mudah dan lancer; (6) menentukan cara dan
melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan
buku catatan, kamera, tape recorde, video perekam, dan alat-alat
lainnya.
b. Menanya
Menurut Kurniasih (2014 : 42) Guru yang efektif mampu
menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu
17
siswanya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan
siswanya, ketika itu pula dia mendorong siswanya itu untuk
menjadi penyemak dan pembelajar yang baik. Berbeda dengan
penugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaan
dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah
“pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan
juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya
menginginkan tanggapan verbal.
Fungsi bertanya menurut Kurniasih (2014 : 42) : (10
membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian siswa tentang
suatu tema atau topik pembelajaran; (2) mendorong dan
mnginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri; (3) mendiagnosis
kesulitan belajar siswa sekaligus menyampaikan rancangan untuk
mencari solusinya; (4) menstukturkan tugas-tugas dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan sikap, keterampilan,
dan pamahaman atas substansi pembelajaran yang di berikan; (5)
membangkitakan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar; (6) mendorong
partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berfikir, dan menarik kesimpulan; (7) membangun
sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat
atau gagasan memperkaya kosakata, serta mengembangkan
toleransi social dalam hidup berkelompok; (8) membiasakan siswa
berfikir spontan dan cepat, serta sigap dalam mersepon persoalan
yang tiba-tiba muncul; (9) melatih kesatuan dalam berbicara dan
membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
c. Mencoba
Menurut Kurniasih (2014 : 51) kegiatan “mengumpulkan
informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini
dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari
18
berbagai sumber melalui berbagai cara untuk itu siswa dapat
membaca buku dengan lebih banyak, memperhatikan fenomena
atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.
d. Menalar
Menurut Kurniasih (2014 : 51) istilah aktivitas menalar
dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan
pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pmbelajaran merujuk
pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian
memasukkannya menjadi penggalan memori.
e. Menarik Kesimpulan
Menurut Kurniasih (2014 : 52) Kegiatan menyimpulkan
dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan
kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi setelah
menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai
pola dari keterkaitan tersebut selanjutnya secara bersama-sama
dalam satu kesatuan kelompok atau secara individual membuat
kesimpulan.
f. Mengkomunikasikan
Menurut Kurniasih (2014 : 53) pada pendekatan saintifik
guru di harapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini
dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang di
temukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disimpulkan di kelas dan di nilai
oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.
19
Tahapan-tahapan tersebut memiliki tujuan agar siswa dapat
berpartisipasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
Siswa akan termotivasi belajar bila tercapai suasana KBM yang
memberi kesempatan siswa untuk berlaku seakan-akan sebagai
saintis muda.
d. Mengembangkan sikap dan karakter siswa.
Sumber dan informasi belajar yang diamati dan dikenal siswa
akan mengubah sikap dan karakter siswa ke arah yang lebih baik.
e. Meningkatkan kemampuan mengomunikasikan hasil belajar.
Kemampuan mengomunikasikan hasil temuan belajar sangat
penting bagi siswa. Oleh karena itu pembiasaan dan latihan
secara berangsunr angsur perlu dilakukan siswa melalui
pendekatan saintifik ini.
Langkah-langkah dalam pendekatan saintifik adalah 5 M yaitu,
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
Tahapan-tahapan tersebut memiliki tujuan agar siswa dapat
berpartisipasi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23