Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK

Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Implementasi Pembelajaran Tematik
Dosen Pengampu
Rahmaniatul Fithriyah,M.Pd

DI SUSUN OLEH :
PUTRI HAIRUNNISA (12110132)
TRI MADANI (12110138)
SRI WAHYUNI (12110158)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2023 M / 1444 H
2
DAFTAR ISI

hal
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 1
C. TUJUAN MASALAH ................................................................................................................ 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. Konsep Pendekatan Saintifik ...................................................................................................... 3
B. Hakikat Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran. .................................................................. 4
C. Kaidah – Kaidah Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran ..................................................... 6
D. Implementasi Pendekatan Saintifik Dan Dampak Model Pembelajaran .................................... 8
E. Sintak model pembelajaran ....................................................................................................... 10
BAB III ................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 13

i
2
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendekatan saintific atau ilmiah merupakan proses pembelajaran yang
menggunakan proses berpikir ilmiah. Pendekatan ilmiah dapat dijadikan sebagai
jembatan untuk perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan dan
pengetahuan peserta didik. Dalam pembelajaran mencakup komponen: mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Penerapan
pendekatan saintifik/ilmiah dapat dilakukan sesuai dengan kreatifitas guru, walaupun
telah ada buku guru. Guru dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan keadaan
peserta didik dan sekolah masing-masing.
Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat Kepada peserta didik,
bukan kepada guru. Guru hanya sebagai Fasilitator. Pendekatan saintifik berisikan
proses pembelajaran yang Didesain agar peserta didik mengalami belajar secara aktif
melalui Suatu tahapan-tahapan. Pendekatan saintifik ini suatu cara untuk mendapatkan
Pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metodeIlmiah. Proses
pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non-ilmiah. Pendekatan
saintifik ini sudah mencakup Didalamnya komponen: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, Menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan. Komponen-komponen ini
harus dimunculkan saat setiap pembelajaran, agarSiswa dapat berperan aktif dalam
setiap proses pembelajaran dikelas Maupun diluar kelas.Pendekatan pembelajaran
tematik di SD/MI pada kelas tinggi Sangat penting untuk menggunakan pendekatan
saintifik, karena Guru lebih mudah melakukan penilaian dan siswa juga lebih mudah
Memahami pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dari pendekatan saintifik dalam pembelajaran.?
2. Apa saja Hakikat pendekatan saintifik dalam pembelajaran.?
3. Apa saja Kaidah – kaidahh pendekatan saintifik dalam pembelajaran.?
4. Bagaimana Implementasi pendekatan saintifik dan dampak model
pembelajaran. ?
5. Bagaimana Sintak model pembelajaran ?

1
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui konsep dari pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
2. Mengetahui Hakikat pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
3. Mengetahui saja Kaidah – kaidahh pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
4. Mengetahui Implementasi pendekatan saintifik dan dampak model
pembelajaran.
5. Mengetahui Sintak model pembelajaran ?

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Pendekatan Saintifik
Menurut sanjaya dalam malawiibadullah,dkk, 2019:92. Pendekatan
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran. Adapun Menurut Hosnan dalam titik lestari endang, 2020:3.
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar siswa
lebih aktif mengonstruksi konsep,hukum atau prinsip melalui tahapan – tahapan
mengamati ( unutk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan konsep, menumpulkan data (menalar),
menarik kesimpulan dan menomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa
(Kemendikbud, 2013). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik
mengharuskan siswa menemukan pengetahuannya melalui proses mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan (Ain dalam Melinda,
Desyandri, 2021:184).
Menurut Hosnan dalam Melinda, Desyandri, 2021:184-185. Pendekatan
saintifik memiliki kelebihan pada penerapannya dalam proses pembelajaran,
yaitu lebih menekankan pada keterampilan proses seperti mengamati,
mengklarifikasikan, mengukur, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan.
Penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik terpadu diharapkan
mampu meningkatkan pemahaman siswa melalui kreativitas.
Pendekatan itu lebih luas dibandingkan metode pembelajaran.
Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau
melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan
karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching)
merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran
dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. Penerapan metode
ilmiah merupakan proses berpikir logis berdasarkan fakta dan teori. Pertanyaan
muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu kemampuan bertanya
merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan berpikir ilmiah.

3
Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan. Oleh karena itu, penguasaan
teori dalam sebagai dasar untuk menerapkan metode ilmiah. Dengan menguasi
teori maka peserta didik dapat menyederhanakan penjelasan tentang suatu
gejala, memprediksi, memandu perumusan kerangka pemikiran untuk
memahami masalah. Bersamaan dengan itu, teori menyediakan konsep yang
relevan sehingga teori menjadi dasar dan mengarahkan perumusan pertanyaan
penelitian. .( Musfiqon HM dan Nurdyansyah, 2015: 51-52)

B. Hakikat Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran.


Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik artinya
pembelajaran itu dilakukan secara ilmiah. Oleh karena itu, pendekatan saintifik
(scientific) disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dapat
dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan
ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik( musfiqon, nurdyansyah,
2015:53).
Barringer dalam pahrudin agus,dkk( 2019:39) pembelajaran proses
saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berfikir secara
sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya
tidak mudah dilihat. Pembelajaran ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan
memecahkan masalah yang kompleks melalui kegiatan curah gagasan, berfikir
kreatif, melakukan aktivitas penelitian, dan membangun konseptualisasi
pengetahuan. (Yunus Abidin dalam pahrudin agus,dkk, 2019:39

Menurut Moh Masnun ( 2016 : 96-104 ) dalam penerapan pendekatan


Saintifik pada pembelajaran tematik terpadu ialah sebagai berikut :
1. Mengamati

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah


Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan
Alat),.Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan,
Ketelitian, mencari informasi.Metode mengamati mengutamakan,
kebermaknaan proses Pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini
memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata,
peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja

4
kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan
waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relative banyak,
dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan
pembelajaran.Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa
ingin tahu peserta didik sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan
materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2. Menanya

Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara mengajukan


pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan factual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan
kreativitas rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
Sepanjang hayat.Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat
tanya”, Melainkan juga dalam bentuk pertanyaan, asalkan keduanya
menginginkan Tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan misalnya: Apakah ciri-
ciri kalimat Yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya : Sebutkan ciri-ciri
kalimat Efektif!

3. Mengumpulkan Informasi / Eksperimen (Mencoba)

Mengumpulkan informasi/ eksperimen kegiatan pembelajarannya


Antara lain melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks;
Mengamati objek/ kejadian/ aktivitas, dan wawancara dengan narasumber.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/
Eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai
Pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
Mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
Mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.Untuk
memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta Didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau Substansi

5
yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses Untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu
Menggunakan proses ilmiah dan bersikap ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
Memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

4. Menganalisis / mengolah informasi

yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/ Mengolah informasi


adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat Aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan Bnherpikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan.Dalam kegiatan mengasosiasi/ mengolah
informasi terdapat kegiatan Menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses
pembelajaran dengan Pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013
untuk Menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik Tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif
Daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas
fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.

5. Mengkomunikasikan

tegiatan belajar mengajar mengkomunikasikan adalah Menyampaikan


hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis Secara lisan, tertulis,
atau media lainnya.Kompetensi yang dikembangkan Dalam tahapan
mengkomunikasikan adalah mengembangan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan
jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

C. Kaidah – Kaidah Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran


Menurut Daryanto dalam musfiqon, nurdyansyah, 2015:59-60 Proses
pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini.
1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
a. Penjelasan tenaga pendidik, respon peserta didik, dan interaksi
edukatif tenaga pendidik-peserta didik terbebas dari prasangka

6
yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
b. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara
kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau
materi pembelajaran.
c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu
dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional
dan objektif dalam merespon substansi atau materi
pembelajaran.
e. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggung-jawabkan.
f. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan
menarik sistem penyajiannya.
2. Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai
nonilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan
melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis. A. Intuisi. Intuisi sering
dimaknai sebagai kecakapan praktis yang kemunculannya bersifat
irasional dan individual. Intuisi juga bermakna kemampuan tingkat
tinggi yang dimiliki oleh seseorang atas dasar pengalaman dan
kecakapannya.
a. intuisi.
Intuisi sering dimaknai sebagai kecakapan praktis yang
kemunculannya bersifat irasional dan individual. Intuisi juga
bermakna kemampuan tingkat tinggi yang dimiliki oleh
seseorang atas dasar pengalaman dan kecakapannya
b. Akal sehat.
Tenaga pendidik dan peserta didik harus menggunakan akal
sehat selama proses pembelajaran, karena memang hal itu dapat
menunjukan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
benar.

7
c. Prasangka.
Sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperoleh semata-
mata atas dasar akal sehat (comon sense) umumnya sangat kuat
dipandu kepentingan seseorang (tenaga pendidik, peserta didik,
dan sejenisnya) yang menjadi pelakunya.
d. Penemuan coba-coba.
Tindakan atau aksi coba-coba seringkali melahirkan wujud atau
temuan yang bermakna. Namun demikian, keterampilan dan
pengetahuan yang ditemukan dengan cara cobacoba selalu
bersifat tidak terkontrol, tidak memiliki kepastian, dan tidak
bersistematika baku.
e. Asal Berpikir Kritis.
Kamampuan berpikir kritis itu ada pada semua orang, khususnya
mereka yang normal hingga jenius. Secara akademik diyakini
bahwa pemikiran kritis itu umumnya dimiliki oleh orang yang
bependidikan tinggi. Orang seperti ini biasanya pemikirannya
dipercaya benar oleh banyak orang. Tentu saja hasil
pemikirannya itu tidak semuanya benar, karena bukan
berdasarkan hasil esperimen yang valid dan reliabel, karena
pendapatnya itu hanya didasari atas pikiran yang logis semata.

D. Implementasi Pendekatan Saintifik Dan Dampak Model Pembelajaran


Miller dan Seller dalam pahrudin agus,dkk( 2019:66-67) memberikan
pengertian yang lebih luas tentang implementasi dengan melihat tiga
pendekatan umum di dalam mendefinisikan terminologi implementasi
tersebut:
a. Implementasi didefinisikan sebagai suatu peristiwa (event);
peristiwa ini terjadi sebagai suatu kegiatan pengembangan
profesi ketika sebuah dokumen program baru diberikan kepada
guru.
b. Menekankan proses interaksi antara pengembang kurikulum
dengan guru, proses interaksi ini dilakukan ketika pengembang
kurikulum akan mengembangkan program baru meminta
masukan dari guru dan kemudian guru mengujicobanya,

8
selanjutnya pengembang kurikulum menyesuaikan program atas
dasar hasil uji coba.
c. Memandang implementasi sebagai suatu komponen yang
terpisah dalam siklus kurikulum; pelaksanaan rencana
pengenalan terhadap suatu program baru di mana perencanaan
menuntut pengkajian terhadap berbagai alternatif, sumber, dan
strategi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi pembelajaran saintifik


adalah sebagai berikut:

1) Pengaturan Waktu
Implementasi model pembelajaran saintifik dalam pembelajaran
membutuhkan waktu 70-140 menit yang berlangsung dalam 1-2 kali
pertemuan. Untuk efektivitas pelaksaanaanya, jadwal pembelajaran
dilaksanakan 2 kali dalam seminggu. Dalam implementasinya guru dan
siswa harus memiliki kemampuan kreatif yang tinggi, terbuka
menerima pendapat orang lain, dan memiliki semangat kerja baik
secara individu maupun secara kooperatif. Selama penerapan model,
guru harus mencatat berbagai aktivitas dan hasil kerja siswa untuk
mengatur dan mengikat pola berfikir dan pola kebiasaan belajar serta
mencoba mempengaruhi siswa secara psikologis agar mereka terbiasa
beraktivitas dengan baik.
2) Prinsip Reaksi
Reaksi dari guru dibutuhkan pada setiap tahapan pembelajaran. Reaksi
utama yang diharapkan dari guru adalah mengusahakan
membangkitkan kemampuan kritis, kreatif dan produktif siswa sebagai
alat proses berpikir. Guru juga harus menerima semua respons siswa
agar mereka merasa diterima untuk lebih mengembangkan
kemampuannya dan sekaligus membentuk kebiasaan berperilaku
ilmiah.
3) Sistem Lingkungan
Guna menerapkan model ini, sistem lingkungan belajar yang
diharapkan tersedia adalah ketersediaan media pembelajaran yang
relevan, lembar kerja proses yang lengkap secara individu dan situasi

9
pembelajaran yang mendukung. Selain tiu, kelas diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan siswa untuk melakukan kerja kooperatif
antara kelompok maupun intra kelompok. Pembagian kelompok juga
harus didasarkan kemampuan siswa sehingga kerja kooperatif semakin
mudah terlaksana. Menciptakan kondisi menyenangkan akan
menantang artinya dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didik
harus dibawa pada kondisi yang menyenangkan dan menantang bagi
dirinya. Belajar yang menyenangkan bukan berate harus berteriak-
teriak dan menimbulkan kegaduhan.

E. Sintak model pembelajaran


sintaks model pembelajaran saintifik proses pada dasarnya merupakan
tahapan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan metode ilmiah atau
kegiatan penelitian. Oleh sebab itu, sintaks model ini dilandasi oleh langkah
kerja penelitian.( pahrudin agus,dkk, 2019:59) Dalam rangka menyusun
sintaks model saitifik, keempat tahapan kerja ilmiah tersebut diuraikan dan
direlevansikan dengan tahapan model pembelajaran sebagai berikut.
a) Identifikasi Masalah Langkah yang paling awal di dalam
melaksanakan sebuah penelitian adalah menentukan atau
mengidentifikasi masalah. Memilih atau menentukan masalah
merupakan tahap yang menentukan bentuk kegiatan yang akan
dikerjakan selanjutnya. Tanpa ini, kegiatan penelitian yang
dilakukan akan tidak tera rah. Dalam konteks model
pembelajaran langkah pertama yang harus dilakuakan siswa
adalah menentukan masalah yang akan dipelajari. Berdasarkan
langkah ini pembelajaran hendaknya diawali dengan sejumlah
masalah baik masalah yang disajikan guru dan yang lebih baik
lagi adalah masalah yang dirumuskan oleh siswa sendiri.
(Yunus Abidin dalam pahrudin agus,dkk, 2019:59)
b) Membuat Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diberikan
peneliti sebagai hasil kegiatan penalaran berdasarkan kajian
pustaka yang telah dilakukan. Kebenaran hipotesis sendiri tentu
saja masih harus dibuktikan atau di tes melalui kegiatan

10
penelitian itu sendiri. Berdasarkan langkah kerja penelitian ini,
dalam konteks model pembelajaran siswa harus menggunakan
penalarannnya baik secara induktif maupun deduktif untuk
mampu merumuskan jawaban sementara atas pertanyaan yang
diajukan.
c) Mengumpulkan dan Menganalisis Data
Langkah penelitian yang ketiga adalah mengumpulkan dan
menganalisis data. Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan
baik secara eksperimen maupun studi lainnya. Hasil
pengumpulan data tersebut selanjutanya diolah guna dapat
digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ataupun
untuk membuktikan hipotesis. Dalam konteks pembelajaran,
kegiatan pengumpulan data dapat diwujudkan dalam bentuk
aktivitas eksperimen sederhana yang dilakukan siswa atau
dalam konteks yang lebih sederhana minimalnya siswa
melakukan kegiatan uji coba tertentu
d) Menginterpretasi Data dan Membuat Kesimpulan
Setelah data di analisis, langkah selanjutnya adalah
menginterpretasikan data. Kegiatan ini adalah kegiatan yang
dilakukan oleh si peneliti dalam memberikan makna terhadap
hasil analisis yang telah dihasilkannya. Biasanya kegiatan
interpretasi adalah kegiatan menghubungkan kegiatan
penelitian dengan penelitian terdahulu atau
membandingkannya dengan teori yang telah ada.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa dalam pembelajaran tematik pendekatan saintifik, peserta


didik dituntut berperan aktif dalam prosespembelajaran sehingga dapat
memperoleh informasi berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan.
Peserta didik diminta untuk mengkontruksi konsep melalui tahap mengamati,
menanya, mengumpulkan informas atau eksperimen,Mengasosiasikan atau
mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik cocok
digunakan di sekolah dasar karena ilmu yang diperoleh siswa di sekolah dasar
akan menjadi pondasi untuk mengembangkan ilmu ke tingkatan yang lebih
tinggi.
Apabila siswa tidak mengetahui dasar dari suatu pengetahuan, maka
siswa tersebut akan kesulitan untuk mengembangkan ilmu tersebut pada tingkat
selanjutnya. Kemampuan guru untuk menyampaikan materi dalam proses
pembelajaran merupakan faktor yang penting dalam implementasi
pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik terutama di sekolah
dasa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Malawi Ibadullah,Dkk. Teori Dan Aplikasi Pembelajaran Terpadu. Jawa Timur: Cv.Ae Media
Grafika,2019
Moh Masnun. Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu”. Jurnal
Al-Ibtida, Vol 3,No 1(2016)
Melinda, Desyandri.” Analisis Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Di
Sekolah Dasar”. Journal Of Basic Education Studies ( 2021): 811-824
Musfiqon Hm, Nurdyansyah. Pendekatan Embelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia Learning
Center Sidoarjo, 2015
Pahrudin Agus, Dkk. Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013
&Dampaknya Terhadap Kualitas Proses Dan Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung :
Pustaka Ali Imron,2019
Titik Lestari Endang. Pendekatan Saintifik Di Sekolah Dasar. Yogyakarta:Deepublish,2020

13

Anda mungkin juga menyukai