Anda di halaman 1dari 9

Menganalisis Konsep Pendidikan Sains

Disusun Oleh :

Kelompok :2

Nama : Nur Daiton (202125014)

Af-idah Layyina (202125016)

Salma Nur JB (202125003)

Dosen Pengampu : Raodah , M.Pd

JURUSAN PENDIDKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAB ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dilimpahkan kepada Allah swt., yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya karena tugas penyusunan makalah ini terselesaikan. Teriring
sholawat dan salam kepada Nabi Agung Muhammad saw., yang dinantikan
syafa’atnya besok diyaumil qiyamah. Amin

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran


sains AUD dengan judul “Menganalisis Konsep Pendidikan Sains ''

Disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu
saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat
dimanfaatkan oleh para pembaca.

Lhokseumawe, 21 maret 2022

Kelompok 2

DAFTAR IS
I
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................2

C. Tujuan...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Hakikat Pembelajaran sainsAUD.......................................................................3

B. Pendekatan saintifik...........................................................................................10

C. Pendekatan ilmiah dan nonilmiah dalam pembelajaran.................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

A. Kesimpulan dan saran.......................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan
yang sangat pesat seiring dengan perubahan zaman. Begitu pula perkembangan
ilmu pengetahuan pada dunia pendidikan  menuntut perubahan sistem pendidikan
nasional, supaya masyarakat khususnya anak mampu bersaing dan menyesuaikan
diri dengan perubahan dan perkembangan zaman saat ini dan yang akan datang.

Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk


taman kanak-kanak dan sekolah dasar merupakan titik berat pembangunan
pendidikan  pada saat ini dan pada kurun waktu yang akan datang. Pendidikan
anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak
usia dini dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, non formal atau informal.

Secara spesifik pada Kurikulum 2004 untuk Pendidikan Anak Usia Dini
(selanjutnya disingkat PAUD) dinyatakan tujuan pendidikan anak usia dini pada
Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai
potensi baik psikis dan fisik meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial,
emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap
memasuki pendidikan dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut ruang lingkup
kurikulum dipadukan dalam dua bidang pengembangan yaitu bidang
pengembangan pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan
dasar.
Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang
dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai
dengan tahap perkembangan anak, meliputi : berbahasa, kognitif, fisik / motorik
dan seni. Kognitif sendiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir anak
untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, sehingga dapat menemukan
bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk
mengembangkan kemampuan logika matematika dan kemampuan sains.

Berdasarkan kurikulum 1994 yang disempurnakan tujuan pengajaran sains


di SD adalah untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan,
sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa. Adapun ketrampilan-ketrampilan proses yang harus
dimiliki siswa diantaranya adalah mengamati, mengklasifikasikan, menafsirkan
hasil pengamatan, melakukan percobaan, menyimpulkan, mengkomunikasikan,
menerapkan perolehan yang semuanya tercermin dalam setiap tujuan
pembelajaran umum .

Kenyataan di lapangan menunjukkan dalam proses pembelajaran sains


hanya mendengar ceramah dari guru saja atau membaca buku teks  yang
dilanjutkan dengan pembahasan secara verbal hal ini mengakibatkan siswa tidak
mempunyai kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep dan siswa
tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memproseskan
perolehan. Pembelajaran  sains harus melibatkan aspek pengetahuan, afektif dan
psikomotor sehingga pengetahuan untuk memahami konsep diperoleh melalui
proses berpikir dengan memiliki ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Pemahaman
ini bermanfaat bagi anak untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari, dan dapat menanggapi secara kritis perkembangan sains.
A. Rumusan Masalah

1. Apa itu hakikat pembelajaran sains AUD ?

2. Apa itu pendekatan saintifik ?

3. Apa itu pendekatan ilmiah dan nonilmiah ?

B. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran sains AUD

2. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan saintifik

3. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan ilmiah dan


nonilmiah
BAB II

PEMBAHASAN

A . HAKIKAT PEMBELAJARAN SAINS AUD

Menurut Hendro Darmojo dan Jenny R. E. Kaligis (1993:7), pembelajaran


Sains didasarkan pada hakikat Sains sendiri yaitu dari segi proses, produk, dan
pengembangan sikap. Pembelajaran Sains bagi anakusia dini sebisa mungkin
didasarkan pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini dapat
dipelajari, dipahami, dan dijelaskan yang tidak semata-mata bergantung pada
metode kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya observasi, eksperimen,
dan analisis rasional.

Dalam hal ini juga digunakan sikap tertentu, misalnya berusaha berlaku
seobjektif mungkin dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data.
Proses dan sikap ilmiah ini akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang
menjadi produk Sains. Jadi dalam pembelajaran Sains anak usia dini tidak diberi
pengetahuan atau berbagai fakta yang dihafal, tetapi cukup dengan mengenalkan
gejala-gejala alam.

Dengan demikian pembelajaran Sains anak usia dini dapat melatih dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses dan dapat melatih siswa untuk dapat berpikir serta bertindak
secara rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah yang ada di
lingkungannya.

B. PENDEKATAN SAINTIFIK

Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan ilmiah, yang dirancang


sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengasah kompetensi sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan melalui tahapan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan (Halimah,
2017:244). Pendekatan saintifik tidak diartikan sebagai belajar sains tetapi
menggunakan proses saintis dalam kegiatan belajar.
Pendekatan saintifik juga memiliki beberapa kelebihan yaitu:

 Proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa sehingga


memungkinkan siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
 langkah-langkah pembelajaranya sistematis sehingga memudahkan
guru untuk memanajemen pelaksanaan pembelajaran.
 memberi peluang guru untuk lebih kreatif dan mengajak siswa
untuk aktif dengan berbagai sumber belajar.
 langkahlangkah pembelajaran melibatkan keterampilan proses
sains dalam mengonstruksi konsep, hokum, atau prinsip.
 proses pembelajarannya melibatkan proses-proses kognitif yang
potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
 dapat mengembangkan karakter siswa.
 penilaiannya mencakup semua aspek.

C. PENDEKATAN ILMIAH DAN NONILMIAH DALAM


PEMBELAJARAN

Dalam konsep pendekatan saintifik dijelaskan bahwa bahwa pembelajaran


berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya. Pendekatan ini bercirikan
penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan
penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus
dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.

Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai


nonilmiah. Pendekatan nonilmiah dimaksud meliputi semata-mata berdasarkan
intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan akal berfikir
kritis.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

pembelajaran Sains anak usia dini dapat melatih dan memberikan


kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses dan dapat melatih siswa untuk dapat berpikir serta
bertindak secara rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah
yang ada di lingkungannya. Salah satu tujuan pengenalan sains bagi anak
usia dini adalah agar anak memiliki kemampuan memecahkan masalah
yang sedang dihadapi melalui proses sains yang dilaksanakan dalam
nuansa bermain agar dapat memunculkan kegiatan pembelajran yang
menyenangkan dan menarik.

B. SARAN

Bagi pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini,


hendaknya pahami dahulu tujuan sains secara komprehensif dan
karakteristik perkembangan anak usia dini untuk setiap tahapan
usia.Gunakan multimedia dalam pembelajaran sains, untuk menhindari
rasa jenuh dan bosan pada anak.

Anda mungkin juga menyukai