Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN

KREATIVITAS PADA PEMBELAJARAN SENI TARI SISWA


KELAS XI DI SMA NEGERI 7 PALU

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penulisan Skripsi Strata-1di


Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI Bandung

Oleh:
Raden Nurul Salsabila Retnawulan
D101 18 135

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI


FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAM DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa :

Nomor Stambuk :

Bagian :

Judul : “ Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan


Kreativitas Pada Pembelajaran Seni Tari Siswa
Kelas XI Di Sma Negeri 7 Palu ”

Palu, 25 Januari 2023

Telah Diperiksa dan Disetuji Untuk Di Seminarkan pada Seminar Proposal

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Mengetahui,

DEKAN FAKULTAS

ii
RENCANA KOMPOSISI BAB

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 10
A. Penelitian Terdahulu……………………...……………………………….10
B. Konsep Pendekatan Saintifik.……………………………………………..12
C. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik…...………………………………14
D. Seni Tari…………………………………………………………………..19
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................


DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam mendukung suatu

Negara menjadi berkembang dan maju, tak terkecuali di Indonesia. Seiring dengan

perkembangan zaman, pendidikan di Negara Indonesia menjadi salah satu aspek yang

mengalami perubahan dan perkembangan. Kini, pendidikan menjadi tulang punggung

untuk menciptakan manusia-manusia yang berkualitas, cerdas dan tanggap terhadap

perubahan serta sigap untuk berinovasi secara terus menerus agar tidak tertinggal oleh

Negara lain. Jika demikian, maka peran guru sangat penting untuk memberikan suatu

sistem pembelajaran yang menciptakan dan mengembangkan keteladanan, pola pikir

dan salah satunya dapat mengembangkan potensi dan kreatifitas siswa.

Berbicara mengenai arti dan sistem pembelajaran, Pembelajaran merupakan

upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok melalui berbagai upaya (effort),

berbagai strategi, metode, serta pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah

direncanakan (Majid, 2014). Pendekatan pembelajaran merupakan kegiatan yang

dipilih guru dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan atau

fasilitas kepada peserta didik dalam proses pencapaian tujuan belajar yang telah

ditetapkan. (Suyono dan hariyanto, 2012) mengatakan bahwa: “Pendekatan

pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap

proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses

1
yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan

dan melatari metode pembelajaran”.

Dari kutipan di atas maka pendekatan pembelajaran sebagai titik tolak ukur

dalam proses pembelajaran yang ditempuh guru agar konsep yang disajikan bisa

beradaptasi dengan siswa dan dapat membantu aktivitas guru di dalam memilih

kegiatan pembelajaran untuk memudahkan proses pembelajaran dan tercapaianya

tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terbagi menjadi

dua, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan

pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches). Menurut

Chusnul Chotimah dan Muhammad Faturrohman, dalam sistem pembelajaran baru

terdapat 9 macam pendekatan yaitu: Pendekatan Kontektual, Pendekatan STM

(Sains,Teknologi,dan Masyarakat), Pendekatan Paikem, Pendekatan Konstruktivisme,

Pendekatan deduktif, Pendekatan Induktif, Pendekatan Konsep, Pendekatan Proses,

dan salah satunnya yatiu Pendekatan Saintifik.

Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses

pembelajaran, dalam kurikulum 2013 menerapkan sebuah proses ilmiah yang

dilakukan siswa dan guru, pada kurikulum 2013 diharapkan bisa membuat siswa

berfikir ilmiah, logis, kritis dan objektif sesuai dengan fakta yang ada, Kurikulum 2013

tentunya membawa perubahan yang sangat besar dalam dunia pendidikan di Indonesia,

salah satunya dalam meningkatkan kreativitas, meningkatkan toleransi disetiap

pengambilan keputusan, namun tidak terlepas peran guru untuk mengamati, menanya,

2
mengasosiasi dan mengkomunikasikan permasalahan pada setiap pembelajaran yang

ada. Salah satu pendekatan yang mencakup hal tersebut ialah pendekatan saintifik.

Pendekatan saintifik berasal dari kata pendekatan dan saintifik. Pendekatan

(approach) memiliki arti ide atau gagasan yang digunakan untuk mencapai tujuan; dan

saintifik (scientific) berarti sesuatu yang dapat diulangi secara terbuka oleh pelaku,

dalam skala ruang dan waktu (oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja). Sebagai

salah satu pendekatan pembelajaran, pendekatan saintifik diarahkan pada penerapan

metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan rangkaian aktivitas pengumpulan data

melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis,

kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis (Daryanto, 2014). Pendekatan

saintifik dalam sistem pembelajaran bukan hanya mengembangkan kompetensi siswa

untuk melakukan kegiatan observasi atau eksperimen saja, tetapi juga mengembangkan

keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam berinovasi atau berkarya.

Pendekatan saintifik dapat mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan

siswa.

Dalam praktik pendekatan saintifik, kedua pola penalaran tersebut digunakan

secara silih berganti sesuai dengan keadaan objek pengetahuan dan perkembangan

pengetahuan itu sendiri. Pengetahuan-pengetahuan parsial yang diperoleh melalui

observasi digunakan untuk merumuskan pengetahuan umum, sebaliknya pengetahuan

umum yang telah dimiliki digunakan sebagai petunjuk untuk memahami objek

pengetahuan yang baru dikenal (Subagia, 2013). Proses pembelajaran yang

3
mengimplentasikan pendekatan saintifik akan menyentuh tiga ranah yaitu: sikap

(afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses

pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar dapat melahirkan peserta

didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Hal tersebut sejalan dengan ungkapan (Daryanto, 2014) sebagai berikut,

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau

prinsip melalui tahapan-tahapan megamati, merumuskan masalah, mengajukan atau

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengn berbagai teknik, menanalisis data,

menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

ditemukan.

Pembelajaran seni tari adalah pembelajaran yang dilaksanakan guna

mendukung keterampilan dalam diri siswa. Pembelajaran seni tari menjadi salah satu

materi pembelajaran yang ada dalam mata pelajaran seni budaya. Pembelajaran ini

menuntut siswa untuk mampu memahami sebuah tarian serta 3 mampu memiliki

keterampilan dalam bidang tari. Dalam pembelajaran tari aspek psikomotor atau

keterampilan menjadi fokus dalam pembelajaran, meskipun aspek kognitif dan afektif

juga tetap harus seimbang dikuasai oleh siswa. Guru dalam pembelajaran tari haruslah

memiliki strategi dalam menerapkan pembelajaran agar siswa mampu mengikuti

pembelajaran dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

4
Pada sistem pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila guru dapat

melibatkan siswa dalam sebuah proses pembelajaran dan juga siswa mampu

mendukung dalam pembelajaran seperti aktif bertanya,menjawab serta mengemukakan

pendapat, karena pada dasarnya siswa yang aktif menunjukan bahwa siswa tersebut

kreatif. Kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan atau menemukan

ide-ide baru atau yang sudah ada sebelumnya. Proses untuk menghasilkan hal baru

tersebut dapat berasal dari proses imajinatif dari penciptanya sediri, dapat juga berasal

dari informasai dan pegalaman.

Pada proses Belajar aktif juga menuntut siswa untuk lebih bersemangat, gesit,

menyenangkan dan penuh gairah, bahkan siswa sering meningalkan tempat duduk

untuk bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thinking aloud). Selama

proses belajar siswa dapat beraktivitas, bergerak dan melakukan sesuatu dengan aktif.

Pembelajaran ini sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang bermuara pada

belajar mandiri, maka kegiatan belajar mengajar yang dirancang harus mampu

melibatkan siswa.

Berdasarkan hasil observasi melalui pendoman literasi dari penelitian

sebelumnya dan internet permasalahan yang ditemukan yaitu, guru belum menerapkan

sepenuhnya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Khususnya pada

pembelajaran seni tari, sebagian guru yang mengajar seni tari masih memusatkan

pembelajaran kepada guru dengan menerapkan metode demonstrasi dan drill dalam

pelaksanaan pembelajarannya. Sementara, dari kedua metode itu adalah metode yang

5
kurang sesuai dengan keinginan pada kurikulum 2013, dalam metode tersebut guru

masih menjadi pilar utama pembelajaran dan menyebabkan pembelajaran tidak

berpusat pada siswa. Selain itu, dalam pembelajaran seni tari Sebagian besar masih

menerapkan metode pembelajaran interaktif yang cenderung teacher center, dimana

guru lebih banyak memberikan intruksi langsung tanpa adanya diskusi terdahulu

dengan siswa, aktivitas di dalam kelas yang menggunakan pendekatan dan metode

yang kurang menarik sehingga siswa kurang terdorong untuk menjadi lebih kreatif,

serta terhambatnya pembelajaran hal ini disebabkan karena faktor kesehatan pada guru.

Fenomena tersebut tidak sesuai dengan karakteristik pembelajaran saintifik

dimana dalam pembelajaran saintifik siswa dituntut untuk mampu membangun

pemahaman dengan melalui tahapan-tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati,

menanya, menalar, mengolah, dan mengkomunikasikan. Penerapan metode

pembelajaran juga tetap harus mengedepankan tahapan-tahapan tersebut agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai. pembelajaran masih menggunakan metode lama dan

kurang menarik, hal tersebut menyebabkan belum tercapai sepenuhnya kreativitas pada

siswa, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang membuat kreativitas siswa belum

berkembang sepenuhnya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti memilih pendekatan yang di

dalamnya terdapat cara yang dapat menekankan tingkat kreativitas siswa dalam berfikir

serta dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri

6
yang didasarkan pada pengetahuan melalui pendekatan saintifik. Pemaparan di atas

memberikan gambaran bagaimana pendekatan pembelajaran saintifik dapat

memberikan peranan secara efektif dalam pembelajaran tari di sekolah, pembelajaran

tentu tidak terlepas dari materi yang diberikan, begitupun dalam penelitian ini, materi

yang dipilih dalam penelitian ini disesuaikan dengan kurikulum serta RPP yang

dirancang oleh guru tari, Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul

“PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN

KREATIVITAS PADA PEMBELAJARAN SENI TARI SISWA KELAS XI DI SMA

NEGERI 7 PALU”.

7
B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adapun Rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran seni tari

Kelas XI SMA Negeri 7 Palu?

2. Bagaimana pengaruh hasil penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

seni tari dalam meningkatkan kreativitas siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang hendak dicapai

adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kreativitas pada siswa dengan menggunakan pendekatan

saintifik terutama dalam pembelajaran seni tari

2. Untuk mengetahui kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari sebelum

diberikannya treatment pendekatan saintifik.

3. Untuk mengetahui pengaruh hasil penerapan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran seni tari untuk meningkatkan krativitas siswa

8
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan ini adalah:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk berkontribusi pemikiran dalam memperkaya

wawasan serta meningkatkan, menyempurnakan proses pembelajaran, terutama

mengenai pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran seni

tari.

2. Secara Praktis

Penelitian dapat bermanfaat untuk beberapa pihak yang bersangkutan diantaranya

bagi peneliiti, siswa, guru serta sekolah dan lembaga tinggi UPI.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran berdasarkan kurikulum

2013 menggunakan pendekatan saintifik sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh

saudari Siska Dwi Martianis pada tahun 2019 dalam skripsinya yang berjudul

“Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kreativitas

Siswa SMA Negeri 19 Bandung”. Penelitian tersebut terfokus pada penggunaan

pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran seni tari di tingkat Sekola Menengah

Atas (SMA). Dalam penilitian ini difokuskan untuk mengetahui kreativitas siswa di

kelas XI tingkat SMA dalam penerapan pendekatan saintifik serta melihat pengaruh

yang dihasilkan dalam menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran

seni tari.

Penelitan ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran seni tari di SMA Negeri

19 Bandung yang berlangsung menggunakan pendekatan saintifik terfokus pada

penerapan aspek-aspek berikut, yaitu mengamati, menanya/mewawancarai, menalar,

mengolah, mencoba, menyimpulkan, menyajikan dan mengomunikasikan pada

kegiatan pembelajaran seni tari di SMA Negeri 19 Bandung. Dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek yang paling sering dilakukan yang

tergambar saat proses pengamatan yaitu aspek mengamati, menanya, menalar,

mengolah, mencoba dan menyajikan dengan proses yang sederhana dan menggunakan

10
cara lama yaitu proses pembelajaran masih didominasi oleh guru yang bersangkutan

dalam melakukan proses pembelajaran seni tari.

Sedangkan penelitian yang akan di laksanakan padas siswa kelas XI Di SMA

Negeri 7 Palu dengan pendekatan saintifik terfokus pada tahapan-tahapan seperti

halnya penelitian terdahulu, yang membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian

ini adalah penelitian ini nantinya akan dilaksanakan secara merinci untuk siswa kelas

XI pada jenjang sekolah menengah atas. Pembelajaran di tingkat sekolah menengah

atas akan menitikberatkan kepada pemahaman siswa dalam melaksanakan tugas yang

diberikan oleh guru. Artinya, siswa dituntut untuk lebih kreatif dan aktif dalam proses

pembelajaran agar pembelajaran yang berpusat pada siswa sesuai dengan yang

diinginkan pendekatan saintifk dapat tercapai serta nantinya akan berguna untuk ke

jenjang selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas, peneliti menemui bahwa

pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dapat diterapkan dengan

baik dengan cara menerapkan beberapa aspek-aspek dari pendekatan saintifik dan

disetiap jenjang sekolah baik di tingkat dasar maupun menengah atas dengan

menyesuaikan materi dan metode pengajaran untuk memudahkan penerapan langkah

dari pendekatan saintifik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pembelajaran tari menggunakan pendekatan saintifik dan mengetahui

dampak yang dihasilkan dari pendektan saintifik dalam meningkatkan kreatifitas siswa

di kelas XI Di SMA Negeri 7 Palu.

11
B. Konsep Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan bagian dari pendekatan pedagogis yang

menerapkan metode ilmiah dalam pembelajaran di kelas. Pengertian penerapan

pendekatan saintifik tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi

siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir siswa sehingga dapat

mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. Menurut majalah Forum

Kebijakan Ilmiah yang terbit di Amerika pada tahun 2004, sebagaimana dikutip

Wikipedia, pendekatan saintifik mencakup strategi pembelajaran yang

mengintegrasikan siswa dalam proses berpikir dan penggunaan metode yang teruji

secara ilmiah dengan kemampuan bervariasi. Selain itu, penerapan pendekatan saintifik

membantu guru mengindentifikasi perbedaan kemampuan siswa.

Terdapat tiga prinsip utama dalam menggunakan pendekatan saintifik. Pertama,

belajar siswa aktif, dalam hal ini termasuk inquiry-based learning atau belajar berbasis

penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok, dan belajar berpusat pada

siswa, adanya assessment yaitu pengukuran kemajuan belajar siswa dibandingkan

dengan target pencapaian tujuan belajar. Kedua, keberagaman, mengandung makna

pendekatan saintifik mengembangkan pendekatan keragaman. Pendekatan ini

membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik, termasuk keunikan dari

kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.

12
Ketiga, metode ilmiah, yaitu teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya melalui

kegiatan observasi dan melaksanakan percobaan.

Penerapan metode ilmiah mencakup aktivitas yang dapat diobservasi, seperti

mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

Pelaksanaan metode ilmiah tersusun dalam tujuh langkah berikut:

1. merumuskan pertanyaan,

2. merumuskan latar belakang penelitian,

3. merumuskan hipotesis,

4. menguji hipotesis melalui percobaan,

5. menganalisis hasil penelitian dan merumuskan simpulan, serta

6. jika hipotesis terbukti benar, maka dapat dilanjutkan dengan pelaporan;

sebaliknya jika hipotesis terbukti tidak benar atau benar sebagian, maka

dilakukan pengujian kembali.

Penerapan metode ilmiah merupakan proses berpikir logis berdasarkan fakta

dan teori. Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai sehingga

kemampuan bertanya merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan berpikir

ilmiah. Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan. Karena itu, penguasaan teori

menjadi dasar untuk menerapkan metode ilmiah. Dengan menguasi teori, siswa dapat

menyederhanakan penjelasan tentang suatu gejala, memprediksi, dan memandu

perumusan kerangka pemikiran untuk memahami masalah. Bersamaan dengan itu,

13
teori menyediakan konsep yang relevan sehingga teori menjadi dasar dan mengarahkan

perumusan pertanyaan penelitian.

C. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik

Pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan ilmiah saintifik, proses tersebut menyentuh tiga ruang

lingkup, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembelajaran saintifik

merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintifik. Berikut

langkah-langkah kegiatan dalam pendekatan saintifik:

1. Mengamati Atau Observasi

Kegitan observasi dalam proses pembelajaran meniscayakan

keterlibatan peserta didik secara langsung, yaitu:

a) Observasi biasa (common observation). Pada obsevasi biasa untuk

kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang

sepenuhnya melakukan observasi (complete observer).

b) Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya observasi

biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan kegiatan

pembelajaran, peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan

pelaku, objek atau situasi yang diamati.

c) Observasi partisipatif (participation observation). Pada observasi

partisipatif, pesera didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku

atau objek yang diamati.

14
Prinsip- prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta

didik selama observasi pembelajaran disajikan berikut ini:

a) Cermat, objektik, dan jujur serta terfokus pada objek yang

diobservasi untuk kepentingan pembelajaran

b) Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas subjek,

objek atau situasi yang diobservasi.

c) Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat,

direkam dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atau

perolehan observasi

2. Menanya

Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau

memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab

pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk

menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Fungsi bertanya:

a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian peserta didik

tentang suatu tema atau topik pembelajaran .

b) Menodorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta

mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

c) Mendiagnosi kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan

rancangan untuk mencari solusinya.

15
d) Menstrurturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menunjukan sikap, keterampilan dan

pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

e) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,

mengajukan pertanyaan dan memberi jawaban secara logis, sistematis

dan menggunakan bahasa yang baik dan benar .

f) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi berargumen,

mengemabangkan kemampuan berpikir dan menarik kesimpulan.

g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima

pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengemabangkan

toleransi sosial dalam hidup berkelompok .

h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap

dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan

berempati satu sama lain.

Kriteria pertanyaan yang baik:

1) Singkat dan jelas

2) Menginspirasi jawaban

3) Memiliki fokus

4) Bersifat probing atau divergen

5) Bersifat validated atau penguatan

6) Memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir ulang

16
7) Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif

8) Merangsang proses interaksi.

3. Mengasosiasikan atau Menalar

Menalar adalah salah satu istilah dalam kerangka proses pembelajaran

dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013. Penalaran

adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang

dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan (Abdul,

2014).

Istilah menalar disini merupakan padanan dari associating. Karena itu,

istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013

dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori assosiasi atau

pembelajaran asosiatif. Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan

berhasil secara efektif jika terjadi interaksi melalui stimulus dan respons (S-

R).

Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan

mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk

kemudia memasukannya menjadi penggalan memori. Merujuk pada teori S-R,

proses pembelajaran akan makin efektif jika peserta didik makin giat belajar.

Kaidah dasar yang digunakan dalam teori S-R adalah:

1) Kesiapan (readiness). Kesiapan diidentfikasi berkaitan langsung dengan

motivasi peserta didik. Kesiapan itu harus ada pada diri guru dan peserta

17
didik. Guru harus benar-benar siap mengajar dan peserta didik benar-

benar siap menerima pelajarn dari gurunya.

2) Latihan (exercise). Latihan merupakan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan secara berulang oleh peserta didik.

3) Pengaruh (effect). Hubungan yang intensif dan berulang-ulang antara S

dan R akan meningkatkan kualitas ranah sikap, keterampilan dan

pengetahuan peserta didik sebagai hasil belajarnya.

Terdapat dua cara menalar yaitu penalaran induktif dan penalaran

deduktif. Penalaran indukif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan

dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum.

Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari

pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal

yang bersifat khusus.

4. Mengolah

Pada tahapan mengolah ini peserta didik sedapat mungkin dikondisikan

belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru

lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya peserta didiklah yang

harus lebih aktif.

Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati,

saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing,

dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan

peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara

18
bersama-sama. Peserta didik secara bersma-sama saling bekerjasama, saling

membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan mater yang sedang dipelajari

(kegiatan elaborasi).

5. Mengkomunikasikan

Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat

mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-

sama dalam kelompok atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah

dibuat bersama. Kemampuan untuk membangun jaringan dan komunikasi perlu

dimiliki oleh siswa karena kopetensi tersebut sma pentingnya dengan

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman. Bekerjasama dalam sebuah

kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa untuk

dapat membangun jaringan dan komunikasi.

D. Seni Tari

Seni dalam pendidikan pada dasarnya adalah bagaimana seni itu ada dan

dimasukan dalam pendidikan untuk diterapkan atau diajarkan, agar siswa dapat

mengembangkan bakat seni yang dimilikinya. Di samping itu bertujuan juga untuk

mengembangkan kreativitas serta membentuk karakter siswa menjadi berbudaya yang

luhur (Mustika, 2013).

Karena pada dasarnya pendidikan yaitu untuk mengembangkan kemampuan

seseorang untuk bisa mendapatkan ilmu atau pengetahuan Begitu pula dengan seni,

dalam pendidikian seni sangat dibutuhkan karna untuk pengetahuan siswa dalam

memahami dan melestarikan akar budaya dalam sebuah pembelajaran. Tari merupakan

19
salah satu gerak dasar ekspresi, oleh sebab itu gerak ditemui sebagai ekspresi dari

semua pengalaman emosional yang di ekspresikan lewat medium yang tidak rasional,

yakni gerakan tubuh atau gerakan seluruh tubuh (Hadi dalam

Mustika, 2013).

E. Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka berpikir

20
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang

memusatakan pembellajaran kepada siswa dengan melalui beberapa tahap

pelaksanaan yaitu kegiatan mengamati, menanya, menalar, mengkomunikasikan.

Pada pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik diperlukan sebuah metode

pembelajara yang dapat menopang sebuah pembelajaran berbasis saintifik dan

berpusat pada siswa. Penelitian ini melihat bahwa guru menerapkan pendekatan

saintifik dengan mengedepankan pembelajarn berbasis proyek. Penggunaan

metode pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran tari dapat

dimaksimalkan dengan menerapkan langkah-langkah pendektan saintifik yang

antara lain mengamati, menanya, menalar dan mengkomunikasikan. Perpaduan

antara pendekatan saintifik dan metode pembelajaran yang memusatkan pada siswa

yakni dengan menuntut siswa untuk aktif dan kreatif dapat diterapkan melalui

penerapan langkah pendekatan saintifik. Menjadi satu hal yang menarik untuk

dilihat bagaimana perpaduan pendekatan, metode dan penerapan langkah-angkah

pendekatan saintifik diterapkan pada pembelajaran tari yang menuntut siswa untuk

aktif dan kreatif secara mandiri. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk

melihat bagaimana proses dan hasil pembelajaran tari menggunakan pendekatan

saintifik di kelas XI SMA Negeri 7 Palu.

21
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. (2014). Pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013. Yogyakarta:

Gava media.

Majid, Abdul. (2014). Implementai Kurikulum 2013: Kajian Teoretis dan Praktis.

Bandung: Interes Media.

Mustika, I Wayan. 2013.teknik dasar gerak tari lampung. Aura, Bandar Lampung

Subagia, I W. (2013). Implementasi Pendekatan Ilmiah dalam Kurikulum 2013

untuk Mewujudnyatakan Tujuan Pendidikan Nasional. Makalah

disampaikan pada seminar Nasional FMIPA Undiksha. Singaraja, 30

November 2013.

Suja, I W. (2019). Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran. Makalah

Disampaikan pada Seminar Doktor Berbagi dengan tema: “Pendekatan

Saintifik dalam Pembelajaran Abad XXI” yang diselenggarakan oleh

Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LPPPM)

Universitas Pendidikan Ganesha pada hari Selasa, 12 November 2019

Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan pembelajaran (Teori konsep dasar).

Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Anda mungkin juga menyukai