Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Seni Di Masyarakat yang diampu
oleh Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Psi.
Oleh:
Raden Nurul Salsabil Retna Wulan
2009554
Balia adalah salah satu tari ritual dalam kepercayaan lama masyarakat suku Kaili,
Sulawesi Tengah. Kepercayaan ini merupakan pemujaan kepada dewa-dewa dan roh nenek
moyang. Kepercayaan kepada kekuatan gaib, roh leluhur dan nenek moyang sangat kental
meskipun sampai agama Islam sudah masuk dalam kehidupan mereka. Mitos menjadi hal
yang turun temurun. Ini merupakan upaya pengakuan terhadap kekuatan yang mereka
anggap suci, yang dianggap bisa mendatangkan berkah dan musibah. Karena kepercayaan
ini, tradisi pengobatan Balia terus ada dan menjadi ritual turun temurun, sebagai salah satu
bentuk hubungan dengan kekuatan yang dianggap suci tersebut. Menyembuhkan penyakit
karena kemarahan kekuatan tersebut.
Orang Kaili percaya keharusan menjaga hubungan baik dengan kekuatan yang
menguasai alam. Dimana penguasa alam ini dipersonifikasikan ke dalam bentuk leluhur
dan dewa-dewa. Ketika manusia tidak mampu menjaga hubungan baik tersebut, maka sang
penguasa marah sehingga mendatangkan musibah sakit. Sehingga mesti disembuhkan
dengan memuja-muja lagi dewa yang memberi sakit. Tradisi Balia ini bisa diadakan secara
individu ataupun kelompok. Ritual Tari Balia diadakan di rumah pemujaan yang disebut
Lobo. Dan dilakukan setelah upaya medis tak berhasil menyembuhkan penyakit. Prosesi
ini dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan seperti dupa, keranda, buah-buahan hingga
hewan yang akan dikorbankan, seperti; ayam, kambing atau kerbau, tergantung latar
belakang dan kasta yang mengadakan ritual.
Tuan rumah ritual Balia juga mesti membayar jasa lelah sang peritual. Jika semua
persiapan sudah matang, peritual akan memulai prosesi dengan membaca mantra-mantra.
Ia akan memanggil roh leluhur sambil menari diiringi musik dari gendang dan suling.
Sesajen yang sudah disiapkan, diletakkan dekat dupa di setiap prosesinya. Tarian akan terus
berlangsung sampai si orang yang sakit ini diusung ke prosesi puncak, yaitu penyembelihan
hewan. Darah dari hewan itu dianggap simbol harapan atas kesembuhan. Prosesi Balia ini
bisa berlangsung hingga tujuh hari tujuh malam.