Anda di halaman 1dari 9

NOTULENSI

Moderator : Dessy Lidia Fitri 2009531


Notulen : Raden Nurul Salsabil Retna Wulan 2009554
Pembaca Al-Qur’an : Ina Rosdiana 2008543
Presenter : Ashillah Radhwa Fakhirah 2001480, Lina Marlina 2000086, Dhafika Mutiara
Nuryotifani 2004286
Materi :

ISLAM DAN PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP

SENI TARI JAIPONG

Pengertian Islam

Berbicara mengenai Islam tidak lepas dari kata agama, karena Islam adalah salah satu
agama Samawi yang diturunkan melalui wahyu. menurut bahasa adalah Agama yang diajarkan
oleh Nabi Muhammad SAW berpedoman kitab suci Al Qur’an yang diturunkan kedunia melalui
wahyu Allah SWT. Islam menurut istilah adalah Mengacuh pada agama yang bersumber pada
wahyu yang datang dari Allah SWT, bukan berasal dari manusia.

Pengertian Seni

seni merupakan gabungan dari pemikiran, keahlian yang melibatkan keterampilan fisik
dan hasil akhir yang termanifestasi dalam bentuk atau gerakan. Berarti, seni adalah sebuah
proses.

Pengertian Seni Menurut Ahli

1. Menurut Quraish Shihab, M.A. dalam bukunya Wawasan Al-Qur'an mengemukakan


bahwa seni adalah keindahan. Ia merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang
mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong
oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan
tersebut merupakan naluri manusia, atau fitrah yang dianugerahkan Allah SWT kepada
hamba-hambanya.

2. Seni menurut Yusuf Al-Qardhawi, seni adalah merasakan dan mengungkapkan keindahan.

3. Aristoteles mengungkapkan bahwa seni adalah harus dinilai sebagai suatu tiruan, yakni tiruan
dunia alamiah dan dunia manusia. Berbeda dengan Plato, Aristoteles tidak memaksudkanya
sekedar “tiruan belaka” menurutnya seni harus memiliki keunggulan “falsafi” yakni bersifat
dan bernada “universal”.

4. Seni menurut Thomas Munro adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek
psikologis atas manusia lain yang melihatnya.

5. Seni menurut Lager seni adalah kegiatan untuk menciptakan sesuatu yang dapat dipahami
oleh perasaan manusia bentuknya berupa lukisan patung, arsitektur, musik, tari, film dan
lain-lain.

Pengertian Tari Jaipong

Tari Jaipong merupakan tari kreasi baru yang tumbuh di Jawa Barat. Jaipong terlahir dari
hasil kreativitas Gugum Gumbira pada pertengahan tahun 1970-an. Jaipong merupakan sebuah
tari kreasi yang sangat menarik, dinamis, dan identik dengan kata erotis. Image erotis pada tari
Jaipong terbentuk, karena bahu dan pinggul merupakan bagian tubuh yang dominan digerakan
dalam pola gerak tari Jaipong. Dari segi nilai sosial, tari hiburan seperti tari Jaipong dipandang
mempunyai konotasi negatif di masyarakat.

Definisi Tari Jaipong Menurut Pandangan Masyarakat

Menurut Ibu Miranti Lestari Dewi, S.Pd. Beliau merupakan guru Seni Budaya yang
mengungkapkan apa itu tari jaipong. Beliau menyatakan, “ Jaipongan adalah sebuah kesenian
dari Jawa Barat, gerakannya yang indah serta anggun membuat para penonton akan takjub
melihatnya. Serta iringan musik yang juga menambah meriah tariannya, harmonisasi gerakan
dan iringan sangat berpadu”.

Menurut Saudari Ludya Safitri, seorang Mahasiswi di UIN Sunan Gunung Djati
menyebutkan bahwa, ” Tari jaipong adalah tarian yang berasal dari daerah khas Sunda, Jawa
Barat yang berasal dari Karawang. Tarian ini cukup populer di Indonesia, sebab penari
menarikan tarian jaipong ini dengan enerjik dan dinamis seperti gerakan tangannya, gerakan
bahu, gerakan pinggul, gerakan kaki yang dilakukan dengan lincah serta diiringi dengan pukulan
gendang terutama pada penari perempuan yang harus menampilkan dengan senyuman. Tari
jaipong juga berfungsi sebagai hiburan dan pertunjukan serta sering ditampilkan saat acaraacara-
acara penyambutan”.

Hubungan Antara “ Islam dan Tari Jaipong”

Menurut Ludya Safitri menyatakan, “Menurut saya tentang menarikan tarian


tradisional khususnya tarian jaipong yang berasal dari daerah Jawa Barat dengan menampilkan
gerakan yang dinamis yaitu seperti gerakan tangannya, gerakan bahu, gerakan pinggul, gerakan
kaki yang itu semua dilakukan dengan lincah dan diiringi dengan pukulan gendang, terutama
pada penari perempuan yang harus menyajikan dengan senyuman dan kerlingan mata saat
menarikannya di lihat dari perspektif islam; jika tarian itu dinilai dari lenggak-lenggoknya lalu
pakaiannya yang ketat itu sudah pasti melanggar salah satu ajaran agama Islam tentunya, apalagi
sebagai seorang perempuan yang mana, ia lebih di lindungi oleh agama Islam dengan peraturan
yang ketat tetapi tidak membatasi perempuan untuk berkreasi dalam hal seni untuk
mengekspresikan diri. Dalam surah al-A‟raf 7:26 Allah berfirman:”Wahai anak cucu Adam!
Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan perhiasan bagimu.
Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikian sebagaian tanda-tanda kekuasaan Allah,
semoga mereka mengingatnya”. Tetapi semua kembali lagi pada niat awalnya. jika menari itu
untuk melestarikan budaya tidak masalah asalkan tetap mengikuti perintah Agama yang
diajarkan. Jadi itu tari juga sebagai estetika yaitu sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai
yang kadang di anggap sebagai penilaian terhadap sentiment dan rasa”.
Menurut Siti Sutiawati seorang mahasiswi di Universitas Islam Nusantara,
menyebutkan bahwa, “Hubungannya tidak ada, karena banyak mudhorotnya, karena Jaipong bisa
membangkitkan syahwat, karena seperti riasan yang menonjol, oleh karena itu tidak ada dampak
positifnya dalam islam. Tari juga bisa saja berkaitan dengan agama seperti masuknya islam pada
setiap budaya melalui tarian, tetapi semua itu dapat diharmonisasikan dengan saling
menyesuaikan yaitu budaya bahkan tari harus tetap menyesuaikan dengan agama, jadi budaya
akan tetap dilestarikan tanpa merusak nilai-nilai agama islam”.

Hukum Tari dalam Islam

Menari, joget, dansa dalam bahasan fikih disebut dengan ar-raqshu atau az-zafnu.
Ibnu ‘Abidin menyebutkan bahwa ar-roqshu adalah bergoyang dan bangkit (lompat-lompat)
mengikuti irama musik atau nyanyian.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (hlm. 1405), menari adalah memainkan tari
(menggerak-gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama dan sering diiringi dengan bunyi-
bunyian).Disebutkan dalam Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, pada jilid ke-23, halaman 10 bahwa
ulama Hanafiyah, Malikiyah, Hanabilah, dan Al-Qafal dari Syafiiyyah menyatakan joget
dihukumi makruh dengan alasan karena ia adalah perbuatan dana’ah (rendah) dan safah
(kebodohan).

Ulama Syafiiyyah sendiri menyatakan bahwa menari-nari itu tidak haram dan tidak
makruh. Namun, hukumnya adalah mubah. Dalil mereka adalah hadits Aisyah yang disebutkan
di atas. Dalil tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujui
perbuatan mereka. Hal ini menunjukkan bolehnya. Ini jika ar-raqshu(menari) hanya sekadar
gerakan lurus (tegak) dan miring.

Tanya Jawab :

1. Devita Aura Hermawan


Pertanyaan : Jadi bagaimana pandangan kelompok kalian mengenai tari jaipong itu
sendiri dalam Islam?
Jawaban : Dalam Islam sendiri belum ada pembahasan tentang tari dalam pandangan
islam secara signifikan . Akan tetapi , beberapa ahli membahas seni dan kebudayaan
secara umum dalam pandangan Islam . Seperti padangan Gibb ( dalam Asy'ari ( 2007 ) )
menyatakan " Islam is indeed much more than a system of theology , it is a complete
civilization " . Gibb di sini hendak menyatakan bahwa Islam itu lebih dari sekedar sistem
teologi , tetapi mencakup unsur kebudayaan yang sempurna . Demikian juga Sidi Gazalba
menyatakan bahwa Islam bukan sekadar agama ( ibadah mahdah ) tetapi mencakup juga
kebudayaan " ( dalam Asy'ari : 2007 ) . Meskipun pendapat ini ditentang oleh Anshari
( 2007 ) , sebagai seorang muslim yang committed dengan keislamannya , kita meyakini
bahwa Islam di samping mengatur aspek ibadah mahdhah , mengatur pula aspek ibadah
gairu mahdah atau kebudayaan.

Sesungguhnya Islam tidak melarang adanya sebuah kesenian dan kebu dayaan , karena
kesenian adalah bagian dari keindahan dan kebudayaan yang merupakan anugrah dari
Allah SWT kepada . Islam hanya melarang kesenian yang berbau pornografi baik baik
dalam seni pahat berupa patung , seni lukis , hingga seni tari . Pembahasan mengenai tari
dalam pandangan islam seringkali menemui titik balik ketika dipertemukan dengan
aturan penggunaan pakaian bagi perempuan dan sangat kontras dengan kostum para
penari yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia . Kostum yang digunakan seringkali
ketat serta menampakkan lekuk tubuh penarinya . Sementara aturan dalam Islam bagian
yang boleh terlihat oleh orang lain bagi wanita hanya telapak tangan dan . wajah , ketika
tubuh perempuan terlihat maka itu merupakan sebuah aurat . Meskipun tubuh penari
perempuan tertutup rapat sekalipun , jika pakaian yang diguna - kan masih ketat dan
memperlihatkan lekuk tubuh , maka dianggap belum menutup aurat atau belum sesuai
dengan syariat Islam.

Berdasarkan kondisi di atas maka kita perlu memahami bagaimana Is lam memberi
batasan terhadap sebuah tarian . Ketika gerak dan kostum dalam sebuah tari mempunyai
makna dan pesan tersirat yang ingin disampaikan kepada para penonton maka Islam pun
tidak melarangnya . Selain itu , bila tari an menampilkan gerakan - gerakan erotis yang
berlebihan sehingga memuncul kan hawa nafsu bagi para penontonnya itu juga dianggap
tidak sesuai dengan syariat Islam . Seni tari dianggap bersifat islami apabila pada
kandungan pesan yang disampaikan saat menari mengandung unsur - unsur Islam . Jadi ,
seni Islam adalah seni yang mengandung unsur - unsur keislaman yang terkandung di
dalam al - Qur'an dan al - Hadits . Hal ini selaras dengan pernyataan Khawajaa ( 2011 )
bahwa " Islamic art is the art of the civilization based on the Islamic religion " . Dengan
demikian , maka tari - tari yang memberikan pengetahuan ke pada masyarakat terkait
kekayaan budaya bangsa dapat dikategorikan dalam tari yang islami . Kebudayaan yang
di dalamnya juga terdapat kesenian meru pakan ciri khas bangsa kita sehingga harus
dikenalkan kepada anak cucu kita melalui transfer knowledge dari generasi ke generasi .
Sehingga kita telah mem berikan suatu pengetahuan yang bermanfaat terkait kekayaan
bangsa kita kepada generasi melalui tarian tersebut .

2. Dellia Djayanti
Pertanyaan : Pernah saya beberapa kali melihat tampilan tari jaipong itu ada saweran,
bagaimana menurut pendapat kalian mengenai saweran tersebut, bukankah hal tersebut
membawa kepada kemaksiatan?
Jawaban : Saweran dalam tari juga tidak bisa dianggap secara umum membawa
kepada kemaksiatan . Ketika saweran diberikan dengan sopan sebagai bentuk
penghargaan terhadap penari maka diperbolehkan . Akan tetapi , ketika sawe ran
diberikan tanpa etika seperti halnya meletakkan uang saweran pada bagian sensitif tubuh
penari atau sebagai pancingan agar penari bergerak erotis , maka tidak diperbolehkan
dalam Islam . Baik tari lengger maupun joged bumbung pada mulanya bukan bertujuan
untuk hal - hal berbau erotisme dalam sajiannya . Akan tetapi , pada perkembangannya
terdapat oknum - oknum yang me - manfaatkan tari ini untuk mendapatkan saweran yang
lebih banyak dengan gerak - gerak erotis oleh penari . Tentu pemanfaatan yang tidak
sesuai ini perlu diluruskan guna mengembalikan " ruh " dari tari tradisi kembali seperti
semula . Keterlibatan penonton lawan jenis dalam menari juga harus dibedakan sehing ga
akan jelas terlihat boleh dan tidaknya menurut pandangan Islam . Sebagai contoh adalah
ketika sebuah tari ditampilkan dalam acara penyambutan tamu dan diakhir bagian penari
mengajak tamu menari bersama sebagai wujud penghormatan , maka diperbolehkan
selama masih dalam etika kesopanan . Begitupun sebaliknya , ketika ajakan menari pada
para penonton bertujuan untuk saling adu gerakan erotis dan berbau pornografi maka
tidak diper bolehkan.

Dasar - dasar semacam itu perlu dipahami secara menyeluruh agar tidak menggunakan
satu kacamata dalam memandang segala sesuatu atas dasar agama Islam merupakan
agama yang membawa rahmat bagi semua , sehingga segala bentuk tari yang membawa
kemanfaatan dan tidak mengajak pada kemaksiatan sangat diperbolehkan dalam Islam .
Indonesia sendiri memiliki beribu - ribu tarian di seluruh penjuru wilayah sebagai salah
satu kekayaan bangsa . Ketika seluruhnya dianggap haram oleh Islam dengan hanya
melihat kostum yang tidak menutup aurat , maka bangsa Indonesia dapat kehilangan
identitas dan kekayaan bangsanya , satu demi satu . Islam sendiri menyerukan pada
umatnya untuk menjaga keutuhan bangsa dan mencintai negara kita . Salah satu hal yang
bisa di lakukan adalah menjaga dan mempertahankan tari tari tradisi bangsa dan
menghindari tari - tarian yang dapat mengarah pada kemerosotan ahklak dan moral
bangsa . Dengan demikian , dapat kita pahami bahwa perkara boleh dan tidak , Islam
terhadap tari perlu dilihat asal muasal terbentuknya tari tersebut . Apakah tari tersebut
membawa kemanfaatan atau kemudharatan bagi pelaku dan penontonnya .

3. Sindi Fatikasari
Pertanyaan : Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap bentuk hiburan seperti tari
jaipong pada acara walimah?
Jawaban : Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa tari-tarian yang
diadakan
pada acara walimah al-'urs pada umumnya merupakan tarian. yang bertentangan dengan
ajaran Islam, karena baik dari segi gerakan maupun pakaian yang dikenakan para sinden
tidak menepati tuntutan syariat. Walaupun begitu pada zaman Rasullullah Saw tari-tarian
pernah dilakukan. Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa
mendengar nyanyian dan musik sambil menari hukumnya adalah mubah. Dalam
kesempatan lain Aisyah diizinkan Rasullullah Saw untuk menyaksikan penari-penari
Habsyah.Berdasarkan hal tersebut , imam al-Ghazali menyimpulkan bahwa menari
hukumnya boleh pada saat-saat bahagia, seperti hariraya, pernikahan, walimah, aqiqah
atau pada waktu khitan dan setelah seseorang hafal al-Quran. Yang tujuannya untuk
menampakkan rasa gembira.

Berdasarkan Hadis Nabi Saw dan pendapat ulama, maka menurut kami
bahwa tari-tarian dibolehkan asal tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai