Anda di halaman 1dari 9

Tari

A. Pengertian Seni Tari


Seni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan waktu tertentu
untuk mengekpresikan suatu perasaan dan menyampaikan pesan dari seseorang maupun kelompok.

Lebih spesifiknya mari kita lihat penjelasan dari beberapa ahli dalam negeri maupun luar negeri
mengungkapkan pengertian seni tari. Pengertian seni tari menurut para ahli sebagai berikut.

 Soedarsono : “Tari adalah sebuah ungkapan dari dalam jiwa manusia yang di ekspresikan
melalui gerakan ritmis yang indah (estetis)”. Maksud dari Dr. Soedarnoso ungkapan rasa
adalah keinginan dari dalam diri seorang yang melimpahkan atau menujukan rasa dan
emosional seorang tersebut. Sedangkan gerakan ritmis yang indah adalah gerakan tubuh
yang disesuaikan dengan irama nada yang mengiringinya, sehingga menciptakan daya
pesona yang memikat bagi yang melihatnya”.
 Corrie Hartong : “Tari adalah perasaan yang mendesak dari dalam diri manusia, yang
mendorong untuk mencari ungkapan yang berbentuk gerakan yang ritmis”. Jadi maksudnya
adalah dikatakan tari jika gerakan itu ritmis”.
 Yulianti Parani : “gerakan ritmis yang keluar dari sebagian tubuh atau seluruhnya yang
dilakukan seseorang ataupun kelompok yang disertai dengan ekspresi tertentu”.
 Aristoteles : “Gerakan ritmis yang menghadirkan suatu karakter manusia saat mereka
bertindak”.
 Sachs : “Suatu ungkapan jiwa manusia melalui suatu gerak berirama yang mempunyai nilai
tertentu”.
 Pangeran Suryadiningrat : “Tari adalah gerakan yang dihadirkan oleh seluruh anggota tubuh
seseorang yang dilakukan selaras dengan irama musik dengan maksud tertentu”.
 Enoch atmadibrata : “Tari adalah gerakan tubuh yang tersusun di dalam suatu ruang dan
berlandaskan irama dan gerak”.
 Bagong Sudito : “Seni tari adalah suatu seni berupa sebuah gerakan ritmis yang menjadi alat
ekspresi manusia”.
 I Gede Ardika : “Seni tari adalah suatu hal yang mampu untuk melaraskan gerak tubuhnya
dengan irama tertentu”.
 Haukins : “ Seni tari adalah suatu ungkapan jiwa yang dijadikan bentuk suatu gerakan oleh
imajinasi penciptanya sendiri”.
 Irmgrad Bartenieff dan Forrestine Paulay : “Seni tari adalah suatu bentuk seni
ekspresionostis yang menggambarkan sikap jiwa manusia terhadap sebuah konflik dan
masalah di dunia modern”.
 Kamaladevi Chattopadhaya : “Tari adalah suatu desakan dari diri seseorang yang
mengharuskan untuk diluapkan dan berbentuk gerakan yang ritmis”.
 Judith Lynne Hanna : “Seni tari adalah seni plastis dari gerak visual yang terlihat sepintas”.
 M.A Theodora Retno Maruh : “Seni tari adalah suatu karya seni gerak yang tak akan pernah
bersifat kontemporer”.
 Kamala Devi Chattopadhyaya : “Seni adalah suatu insting yang mendesak emosi dari dalam
diri manusia yang mendorong”.
B. Unsur-Unsur Seni dalam Tari
Suatu tari tidak bisa dikatakan seni bila tidak memenuhi unsur yang ada di dalamnya. Dengan
adanya unsur-unsur tersebut maka akan tercipta gerakan ritmis yang indah. Seni tari mempunyai
dua unsur, yaitu unsur utama dan unsur pendukung.

1.Unsur utama dalam seni tari

Suatu gerakan tidak bisa dikatakan sebagai tarian bila tidak memenuhi tiga unsur. Jika salah satu
saja dari unsur tersebut tidak ada, maka gerakan tersebut tidak bisa dikatakan sebuah tari. Apa
sajakah unsur tersebut?

a. Wiraga (Raga) : Sebuah tarian harus menampakkan gerakan badan, baik dengan posisi duduk
ataupun berdiri.
b. Wirama (Irama) : Sebuah seni tari harus memiliki unsur irama yang menyatukan gerakan
badan dengan musik pengiringnya, baik dari segi tempo maupun iramanya.
c. Wirasa (rasa) : Sebuah seni tari harus mampu untuk menyampaikan sebuah perasaan yang
ada di dalam jiwa, melalui sebuah tarian dan gerakan juga ekspresi penarinya.

2.Unsur pendukung seni tari

Unsur pendukung hanyalah sebuah ajang untuk memikat orang yang melihat agar sebuah tarian
lebih menarik. Sebetulnya jika unsur ini tidak dipenuhi maka suatuk gerakan yang ritmis sudah
dikatakan gerakan seni tari. Tapi ada baiknya jika unsur pendukung seni tari juga dipenuhi, supaya
lebih memiliki daya pesona jika digunakan pada sebuah pementasan atau pertunjukan. Unsur
tersebut adalah.

a. Ragam gerak

Sebuah tari akan terlihat indah bila seluruh anggota badan berkaloborasi. Bukan hanya kaki dan
tangan, kombinasi dari raut muka dan lirikan mata juga ekspresi wajah akan menambah daya tarik
tersendiri. Sehingga tarian tersebut akan terlihat lebih estetis.

b. Ragam iringan

Suatu tari bisa dinikmati jika diiringi dengan musik yang ritmis dan cocok dengan gerak suatu
tarian. Sehingga menampilkan paduan yang indah antar gerakan dan musik. Namun, tari akan jauh
lebih indah dan dapat dinikmati jika diiringi dengan keluarnya suara dari tubuh penarinya. Baik
berupa tepukan, hentakan, maupun terikan.

c. Rias dan kostum

Sebuah tarian tidak akan lengkap jika tidak memenuhi semua unsur. Begitu juga dengan unsur
rias dan kostum. Tanpa rias wajah dan kostum, sebuah tarian akan terasa hambar. Tidak bermakna,
juga tidak menarik ditonton.

Bayangkan saja jika penari bali pake daster dan tanpa make up lalu menari di atas panggung.
Gimana? Pastinya akan sangat tidak menarik penonton untuk melihatnya. Gunanya juga adalah agar
nemambah pesona dan daya tarik lalu dapat lebih mendalami sebuah tarian itu sendiri.
d. Pola lantai/bloking

Tarian juga akan terlihat lebih berseni jika pola lantainya terlihat indah. Penari tidak hanya berdiri
pada satu titik saja. Penari harus menyesuaikan dengan tempat dan penontonya. Istilah lainya
adalah penguasaan panggung. Lalu, jika tariannya dilakukan dengan berkelompok, maka gerakannya
juga harus tertata rapi antar sesama penari. Supaya terlihat bagus di mata para penonton.

C. Jenis-Jenis Seni Tari


Pada dasarnya, seni tari dapat dikelompokkan menjadi dua jenis tari. Dari kedua itu maka kita bisa
mengetahui perbedaan dari seni tari sendiri. Dua macam berbedaan itu bisa dilihat dari jumlah
penarinya dan macam genre/aliranya.

1. Tari Berdasarkan Jumlah Penarinya

Dalam sebuah tarian pasti ada sebuah subjek utama yang menjalankan tarian tersebut. Subjek
tersebut adalah penari. Yang lain hanya pendukung agar lebih terlihat indah saja. Seperti para
pemain musik yang mengiringi tari tersebut, dan lain sebagainya. Maka dari itu, tidak akan dikatakan
seni tari jika subjek utama ini tidak ada. Dalam hal ini maka dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori. Berikut penjabarannya.

a. Tari tunggal (solo)

Sebuah tari seni yang dibawakan oleh satu orang penari. Baik itu penari laki-laki maupun
perempuan. Contoh : Tari Gatotkaca asal Jawa Tengah.

b. Tari berpasangan (duet)

Sebuah tari seni yang dibawakan oleh dua orang penari. Baik itu penari laki-laki dengan laki-
laki, perempuan dengan perempuan, ataupun campur laki-laki perempuan. Contoh : Tari Topeng
asal Jawa Barat.

c. Tari berkelompok (group)

Sebuah tari seni yang dibawakan oleh banyak orang atau berkelompok. Penari biasanya lebih
dari dua orang. Baik dilakukan dengan laki-laki semua, perempuan semua, ataupun campur laki-
laki dan perempuan. Contoh : Tari Saman asal Aceh.

2. Tari Berdasarkan Genre/Aliranya

Seni tari juga dibedakan berdasarkan genre atau alirannya. Dalam hal ini mencangkum
aliran gerakan tarian itu sendiri dan variasi musik yang dibawakan. Aliran seni tersebut dapat
dikelompokan menjadi lima kategori.
1. Tari tradisional

Seni tari tradisional yaitu tarian yang diwariskan dari masa ke masa sejak zaman dahulu, yang
dilestarikan lalu menjadi budaya di sebuah daerah. Dalam tarian tersebut terdapat nilai, filosofi,
simbol dan unsur religius.

Tari tradisional biasanya tidak berubah dari masa ke masa. Dari segi pakaian tari, rias, kostum,
dan tarian itu sendiri. Karena tarian seperti ini biasanya salah satu tujuannya adalah agar tetap
terjaga dan tidak hilang dimakan zaman. Tari tradisional terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut.

a. Tari tradisional klasik

Tari ini merupakan tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan bangsawan istana atau
keraton saja. Dikatakan bahwa tarian ini tidak boleh diganti gerakannya, pun juga semua jenis tari
tradisional memang tidak bisa diganti gerakannya.

Jika tarian tersebut diganti atau hanya sekedar ditambah, yang isi tarian tersebut adalah budaya
kerajaan, maka hanya akan merusak nilai sebuah tarian itu sendiri. Walaupun zaman sudah berganti
puluhan tahun, atau bahkan ratusan tahun. Tarian itu tidak boleh diotak-atik.

Ciri seni tarian tradisional klasik adalah tarian yang bernuansa anggun dan berwibawa, juga jubah
dan aksesoris mewah yang dikenakan oleh para penari. Biasanya tarian ini diadakan untuk
menyambut sebuah tamu kehormatan dan berkebangsaan. Contoh dari tarian ini adalah Tari
Bedhaya Srimpi asal Jawa Tengah dan Tari Sang Hyang asal Bali.

b. Tari tradisional kerakyatan

Kebalikan dari tari tradisional klasik, tari tradisional kerakyatan justru dikembangkan dari
masyarakat kaum bawah atau rakyat biasa.Berbeda dengan tradisional klasik, tarian yang satu ini
gerakannya tidak terlalu baku. Bahkan bisa di satu padukan dengan gerakan baru yang lebih
menarik. Karena tarian ini tidak harus memilki syarat yang berbelit untuk melakukannya. Dari segi
gerakan maupun penampilan.

Tari tradisional kerakyatan biasanya di laksanakan atau di adakan dalam bentuk upacara perayaan
dan sebagai tari pergaulan. Contoh dari tarian ini adalah Tari Jaipong asal Jawa Barat dan Tari Lilin
asal Sumatra Barat.

2. Tari kreasi baru

Tari kreasi baru adalah sebuah tarian yang dikembangkan oleh seorang koreaografer atau juga
disebut penata tari. Seni gerakan yang ditampilkan juga sudah jauh dari kaku. Gerakan yang
ditampilkan bersifat bebas, tapi masih tetap dalam kaidah gerakan tari yang estetis dan indah.
Riasan dan iringan musik dalam tari kreasi baru juga sangat beragam. Tergantung dengan tema dan
tujuan yang ingin dibawakan oleh penari tersebut.

Tari kreasi baru dibagi menjadi dua bagian. Yaitu tari kreasi baru pola tradisi dan tari kreasi baru
pola non tradisi.

a. Tari kreasi baru pola tradisi

Tari seni ini menggunakan sentuhan unsur tradisional. Baik itu gerakannya, rias dan kostum,
iramanya. Ada nilai-nilai tradisi yang dibawakan dalam tarian jenis ini.
b. Tari kreasi baru pola non tradisi.

Sebaliknya, tarian ini adalah tarian yang tidak menggunakan sama sekali unsur tradisional dalam
tariannya. Baik itu gerakannya, rias dan kostum, iramanya. Dari sini kita bisa mengartikan bahwa
tarian ini adalah tarian modern.

3. Tari kontemporer

Tarian jenis ini memupakan sebuah tarian yang mengunakan gerakan-gerakan yang beresifat
simbolik, unik dan mengandung pesan tertentu didalamnya. Irama musik yang digunakan juga tidak
biasa, cukup dibilang unik. Mulai dari musik sederhana, orkestra, sampai musik flutyloops yang
diambil dari teknologi musik digital.

Riasan wajah dan kostum dari tarian ini juga terbilang aneh sesuai dengan tema yang dibawakan.
Terbilang aneh, mungkin karena tarian ini yang biasanya membawakan sebuah gerakan berbentuk
mengenang sebuah perjuangan seorang tokoh, atau kejadian, atau juga hari tertentu yang mana
meninggalkan cerita khusus.

D. Fungsi Seni Tari


Seni tari memiliki beberapa fungsi. Apa saja fungsi dari seni tersebut? Berikut ulasanya.

1. Tari pertunjukan

Yaitu tari yang disiapkan untuk suatu acara dan dipentaskan. Tarian ini menonjolkan dari sisi
koreografi artistik, konsep yang bagus dan ide yang matang. Serta tema yang tertata sedemikian
rupa sehingga tarian tersebut menjadi menarik dan indah.

2. Tari upacara

Yaitu tarian yang dilakukan hanya pada upacara adat maupun acara yang bernuansa keagamaan.
Tarian ini mengutamakan adanya ke khidmatan dan komunikasi pada Sang Pemilik Alam.

3. Tari hiburan

Yaitu tarian yang diadakan hanya untuk menghibur penonton saja. Biasanya tarian ini dimainkan
dengan alunan musik dan irama yang enak didengar. Gerakan tarinya juga bebas dari berbagai
macam nilai, tradisi, atau adat. Yang terpenting dari tarian ini adalah mampu menghilangkan rasa
jenuh para pendengar atau penonton.

4. Tari pergaulan
Yaitu tarian yang dimainkan untuk berinteraksi ke sesama saja. Tarian ini biasanya digunakan
untuk saling adu unjuk rasa dalam kesenian. Dalam gerakanganya juga terlihat lincah dan memiliki
sifat komunikatif. Sehingga mampu memberikan interaksi atau timbal balik ke sesama.

5. Tari kesenian

Yaitu tarian yang dilaksanakan untuk tujuan pelestarian budaya. Biasanya tarian ini bernuansa
tradisional. Karena menghargai warisan budaya penggilan nenek moyang pada zaman dahulu. Tarian
ini hanya dipentaskan pada saat hari atau momen kebudayaan saja.

E. Sejarah Perkembangan Seni Tari


Perkembangan seni tari dipengaruhi oleh tingkat peradaban masyarakat pada saat itu dan juga
sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi pemerintahannya. Untuk mengetahui perkembangan seni
tari, secara garis besar diperkirakan pertumbuhannya didasarkan pada periode tahapan-tahapan
sebagai berikut :

1. Tari zaman prasejarah / zaman primitif (20.000 SM – 400 M)

Zaman primitif adalah zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga
belum mempunyai pemimpin secara formal. Zaman primitif ini berkisar anatara tahun 20.000 SM –
400 M.

Pada zaman masyarakat primitive ada 2 zaman yaitu zaman batu dan zaman logam. Pada zaman
batu kemungkinan tari – tarian hanya diiringi dengan sorak – sorai serta tepukan tangan. Sedangkan
pada zaman logam sudah terdapat peninggalan instrument music yang ada sangkut pautnya dengan
tari yaitu nekara atau kendang yang dibuat perunggu.

Diantara lukisan – lukisan yang menghias nekara itu ada lukisan yang menggambarkan penari
yang pada kepalanya dihias bulu – bulu burung dan daun – daunan.

Seni muncul dari ungkapan perasaan ekspresi manusia atas suatu suasana tertentu. lonjakan
kegembiraan seseorang saat memperoleh kesenangan akan membentuk gerakan ekspresif,
lompatan manusia purba ketika berburu binatang juga terjadi secara spontan. Gerakan – gerakan
inilah yang kemudian mengkristal dan disusun dalam bentuk tarian dari berbagai peristiwa sehari –
hari kemudian terlahir bentuk – bentuk rangkaian gerak yang diwujudkan dalam bentuk upacara
ritual masyarakat purba.

Dengan diiringi pukulan – pukulan genderang dan sejenisnya, kelompok masyarakat purba
bergerak – gerak mengelilingi api unggun yang menyala sambil melantunkan mantra – mantra dan
nyanyian – nyanyian persembahan bagi nenek moyang mereka. inilah cikal bakal tumbuhnya tari.

Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut kepercayaan animisme,
dan dinamisme. Tari ini lebih menekankan tari yang memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari
primitif biasanya merupakan wujud kehendak berupa pernyataan maksud dilaksanakan dan
permohonan tarian tersebut dilaksanakan.
Ciri tari pada zaman primitif adalah kesederhanaan kostum, gerak dan iringan menjadi lebih
dominan bertujuan untuk kehendak tertentu sehingga ungkapan ekspresi yang dilakukan
berhubungan dengan permintaan yang diinginkan.

Ciri – ciri tari primitif antara lain :

a. Instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang, / instrumen yang hanya dipukul
secara tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamika.
b. Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena
berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
c. Gerak dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara /
gerak – gerak saja yang dilakukan.
d. Tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar.
e. Tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
f. Tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu
zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal.
Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
g. Tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
h. Atribut pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan.
i. Formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
j. Tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganut pola tradisi primitif / purba dimana
berhubungan dengan pemujaan nenek moyang dan penyembahan leluhur.

Contoh tari primitif adalah tari bailita dan tari dayang modan.

2. Tari zaman feodal / penjajahan ( 400 M – 1945)

Zaman feodal / zaman penjajahan berkisar antara tahun 400 M – 1945. Jenis Tari zaman feodal ini
ditandai dengan bermunculan para pakar tari yang memberikan macam – macam definisi. Tokoh –
tokoh tersebut antara lain Curt Sach, Soedarsono, Corry Hamstrong, La Mery dan lain sebagainya.

Pada zaman ini tari memiliki berbagai fungsi antara lain tari upacara, tari hiburan, tari
pertunjukan. Tari yang berfungsi sebagai upacara ritual dan yang berfungsi sebagai hiburan pribadi
sebagian tidak tercakup karena tari ritual pada umumnya lebih mementingkan tujuan dari pada
bentuk penyajiannya, sedangkan tari hiburan lebih mementingkan keikutsertaan penari dalam tari
itu dari pada kenikmatan untuk menontonnya.

Pada zaman feodal ini tari di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan yang datang dari
luar khususnya India. Selanjutnya muncul Islam melalui kerajaan – kerajaan di Indonesia saat itu,
serta pengaruh perluasan wilayah bangsa barat yang kemudian membawa situasi tari di Indonesia
lebih modern.

Perkembangan tari zaman feodal dianggap baik karena pengaruh agama hindu, seni tari
merupakan bagian yang penting dalam upacara keagamaan yang salah satu buktinya yaitu terdapat
gambar atau relief candi yang menggambarkan para penari sedang menari diiringi beberapa
instrumen musik.

Pada zaman Indonesia Hindu lahir tari istana sebagai seni yang memiliki nilai artistik yang tinggi
antara lain golek, gambyong. Dengan masuknya pengaruh budaya hindu lahir wayang wong, sapta
bedaya, wayang topeng, sri kepi, klana topeng dan lain sebagainya.
Zaman feodal juga banyak dipengaruhi oleh pengaruh agama Islam. Pengaruh agama Islam yang
membawa seni tari lebih berkembang karena digunakan sebagai media penyebaran agama Islam
terutama di kerajaan Mataram, Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Demak. Pada zaman ini juga
muncul beberapa topeng antara lain panji kasatriyan, candra kirana, handoyo, raton, klano, denowo,
tembem, pentul dan lain sebagainya.

Setelah zaman invasi (perluasan wilayah) bangsa Barat, seni tari lebih berkembang hal ini terbukti
dengan banyaknya tari yang diciptakan oleh penata tari dan bangsawan antara lain tari bedhaya,
Srimpi, beksan, wireng, dan drama tari (sendratari). Pada zaman feodal / penjajahan juga banyak
muncul tari yang bertemakan kepahlawanan / heroik antara lain tari pejuang, bandayuda,
prawiroguna, keprajuritan dan lain sebagainya.

3. Tari zaman modern ( zaman setelah indonesia merdekan sampai sekarang)

Jenis tari zaman modern ini ditandai dengan munculnya koreografer – koreografer individu yang
menciptakan karya – karya baru, lebih sebagai ekspresi diri dari pada ekspresi komunal. Gagasan
koreografer individual sebagai sebuah aspek penting dari dampak kebudayaan barat. Tokoh – tokoh
tari modern antara lain isadora Duncan, Martha Graham, doris Humphrey, Mary Wigman dan lain
sebagainya.

Tokoh tari modern dari Indonesia salah satunya adalah Sardono W Kusumodan Sal Murgiyanto.
Karya tari yang muncul pada zaman modern ini antara lain Dongeng dari Dirah, Meta Ekologi, Hutan
yang Merintih. Di Indonesia pada masa setelah merdeka juga muncul tari yang bernuansa tradisional
garapan baru yaitu tari Karno Tanding, Tari Retno Ngayuda, Tari Retno Tinanding, Tari Menak Koncar
dan lain sebagainya

F. Tarian-Tarian Daerah di Indonesia


Berikut adalah beberapa contoh seni tari daerah Indonesia:

1. Tarian Daerah Istimewa Aceh


a. Tari Seudati: Berasal dari Arab dan berlatar belakang agama Islam. Tarian
dinamis dengan suasana keagamaan dan penuh keseimbangan.
b. Tari Saman Meuseukat: Sebuah seni tari dengan syair yang mengajarkan
kebajikan dan agama islam. Para penari duduk dalam posisi berjajar dan
menari dengan irama dinamis.
2. Tarian Bali
a. Tari Kecak: Mengisahkan kitab Ramayana tentang bala tentara monyet
dan Hanuman.
b. Tari Legong: Idenya berawal dari seorang pangeran dari Sukawati yang
bermimpi melihat dua gadis menari diiringi oleh suara gamelan. Mimpi
tersebut dituangkan ke dalam seni tari legong.
c. Tari Pendet: Melambangkan penyambutan turunnya Dewata ke Bumi. Di
zaman modern ini, tari pendet digunakan sebagai ucapan selamat datang
para wisatawan ke pulau Dewata.
3. Tarian Daerah Papua Barat dan Tengah
a. Tari Suanggi: Mengisahkan seorang suami yang ditinggal mati istrinya
karena menjadi korban jejadian.
b. Tari Selamat Datang: Digunakan untuk menyambut para tamu dan
melambangkan kegembiraan hati masyarakat Papua.
c. Tari Musyoh: Sebuah tarian sakral yang digunakan untuk mengusir arwah
orang meninggal akibat kecelakaan.
4. Tarian Daerah Jawa Barat
a. Tari Merah: Mengisahkan kehidupan seekor burung merak yang serba
memukau dan indah.
b. Tari Topeng Kuncaran: Mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena
ditolak cintanya.
5. Tarian Daerah Jawa Tengah
a. Tari Serimpi: Tarian yang berasal dari masa kerajaan Keraton yang
ditarikan dengan suasana lembut, menawan, dan agung.
b. Tari Blambangan: Diadopsi dari pementasan wayang kulit Perang
Kembang, yang mengisahkan 2 perang antara kesatria melawan raksasa.
6. Tarian Daerah Jawa Timur
a. Reog Ponorogo: Melambangkan keperkasaan, kegagahan, dan kejantanan.
b. Tari Remong: Berasal dari Surabaya dan melambangkan jiwa dan
kepahlawanan. Tari Remong sering dipertunjukan untuk menyambut tamu

Anda mungkin juga menyukai