Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan
kehidupan masyarakatnya. Secara garis besarnya perkembangan seni pertunjukan Indonesia
tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari luar (asing).
Perkembangan seni pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode
masa pra pengaruh asing dan masa pengaruh asing. Namun apabila ditinjau dari
perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat ini, maka masyarakat sekarang merupakan
masyarakat Indonesia dalam lingkup negara kesatuan. Tentu saja masing-masing periode
telah menampilkan budaya yang berbeda bagi seni pertunjukan, karena kehidupan kesenian
sangat tergantung pada masyarakat pendukungnya. Di Indonesia dengan beraneka ragam
jenis tarian membuat Indonesia kaya akan adat  kebudayaan kesenian. Dengan mengenal
banyak tarian adat membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Tarian Indonesia
mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat
lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia dapat terlihat dari akar budaya
bangsa Austronesia dan Melanesia dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di
Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi.
Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di Indonesia
terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di
berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni
yang dijalankan pemerintah. Namun dibalik banyaknya jenis tarian yang ada di Indonesia,
banyak diantara masyarakat yang belum mengenal bahkan belum mendengar mengenai
unsure-unsur tari. Untuk mengenal lebih dalam mengenai tari, maka dalam makalah ini akan
di bahas mengenai unsur-unsur utama tari drama yaitu khusus mengenai unsur gerak dan
ruang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan seni tari drama?
2. Apa sajakah unsur-unsur seni tari drama?
3. Apa saja klasifikasi seni tari drama?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian seni tari drama
2. Untuk mengetahui unsur-unsur seni tari drama
3. Untuk mengetahui klasifikasi seni tari drama
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Seni Tari Drama


Seni adalah ciptaan manusia yang dibuat dengan akal atau pikiran yang sehat dan tidak
menyimpang dari nilai-nilai kebudayaan atau kultural. Tari adalah cetusan atau ungkapan
perasaan manusia yang dituangkan melalui rangkaian-rangkaian gerak yang seiring dengan nilai
budaya. Drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang di proyeksikan dalam
pentas dengan mempergunakan percakapan dan action di hadapan penonton (audience). Seni tari
drama adalah ciptaan manusia yang dibuat dengan akal atau pikiran yang dituangkan melalui
rangkaian-rangkaian gerak disertai adanya konflik manusia dalam bentuk dialog.

2. Unsur-Unsur Seni Tari Drama


Terdapat 2 unsur seni tari drama, yaitu unsur utama yang meliputi gerak, tubuh, ruang,
naskah, dam pemeranan. Dan unsur penunjang yang meliputi iringan dan tempat pentas.

Unsur utama
a. Gerak
Gerak tari merupakan unsur utama dari tari. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang
realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Gerak tari selalu
melibatkan unsur anggota badan manusia. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk
mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer.
Gerak di dalam tari adalah gerak yang indah. Yang dimaksudkan dengan gerak yang
indah adalah gerak yang telah diberi sentuhan seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi
sentuhan seni akan menghasilkan gerak yang indah. Misalnya gerak berjalan, lari,
mencangkul, menimba air di sumur, memotong kayu dan sebagainya, jika diberi sentuhan
emosional yang mengandung nilai seni, maka gerak-gerak keseharian tersebut akan tampak
lain.

Gerakan tari yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih
dahulu, pengolahan unsur keindahannya bersifat stilatif dan distortif:
 Gerak Stilatif
Gerak yang telah mengalami proses pengolahan  (penghalusan) yang mengarah pada
bentuk-bentuk yang indah.
 Gerak Distorsif
Pengolahan gerak melalui proses perombakan  dari aslinya dan merupakan salah satu
proses stilasi.

Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis
gerak tari, yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.
 Gerak murni
Gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan
untuk menggambarkan sesuatu. Dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan
suatu  pengertian tertentu, yang dipentingkan faktor keindahan gerak saja.
 Gerak maknawi
Gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang
bermakna dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu,
disamping keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture bersifat menirukan
( imitative dan mimitif ).
o Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.
o Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.

Gerak adalah bahan baku utama tari. Untuk itu, sebelum membuat sebuah karya tari kita
akan mempelajari seluk beluk gerak. Gerak ini nantinya akan  disusun menjadi tarian yang
indah dipandang.
Dalam menyajikan sebuah tarian, hal – hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
- Penguasaan materi gerak dan ekspresi yang akan ditarikan
- Ketepatan gerak dengan iringan
- Penguasaan ruang pentas
- Rasa percaya diri

Ragam Gerak Tari Daerah

Masing masing daerah memiliki budaya dan selera yang berbeda – beda. Karenanya jika
kita mengamati tariannya terdapat perbedan bentuk gerak dan teknik memperagakannya.
Ragam gerak tari kerakyatan banyak menggunakan imitatif dan ekspresif. Gerakannya
menirukan kegiatan dan emosi manusia sampai menirukan perangai binatang.
Ragam gerak tari klasik banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta
imitatif yang telah distilir atau diperhalus. Tema gerakannya juga menirukan kegiatan
manusia dan perangai hewan tetapi gerakannya sudah terpilih dan mempunyai nilai simbolik
dengan patokan atau pola- pola gerak yang sudah ditentukan.
Ragam gerak tari kreasi baru merupakan paduan beberapa ragam gerak tari tradisional,
sehingga menjadi bentuk baru. Bentuk baru ini terasa lebih dinamis dan energik karena
didukung oleh generasi muda dan ditata oleh koreografer yang kreatif.

Asal Gerak

Gerak dapat diperoleh melalui eksplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi merupakan proses
berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca
indera. Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan rasa. Mengamati karya sastra
seperti prosa dan puisi, mendengarkan irama musik, mengamati aneka kegiatan manusia,
perangai binatang, sampai benda dan kejadian alam sekitar semua dapat menimbulkan
imajinasi yang merangsang terjadinya respon gerak spontan. Sedangkan penjelajahan rasa,
seperti panas, dingin, marah, senang dan sedih akan membantu pencarian gerak ekspresif.
Gerak-gerak ini dapat kita himpun menjadi gerakan tari yang indah. Untuk mempermudah
mencari dan merespon gerak maka kita harus mengetahui tema dari tari tersebut. Tema
merupakan gambaran awal gerak-gerak yang diperagakan, contohnya:
o Kepahlawanan, gerak yang muncul adalah gerak pencak silat, perang, gerak beladiri
atau olah kanuragan.
o Kesedihan, gerak yang muncul adalah gerak permohonan.
o Kegembiraan, gerak yang muncul adalah gerak suka cita, meloncat-loncat, melambai-
lambai, melenggang, bergoyang.
o Binatang, gerak yang muncul adalah menirukan tingkah laku binatang tersebut.

Menyusun Gerak

Setelah gerak-gerak yang dimaksud telah terkumpul, barulah dirangkai menjadi tarian.
Menyusun gerak yang baik adalah memadukan gerak maknawi dengan gerak murni, dirangkai
sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dan sudah mencakup arah gerak dan arah hadap.
Gerak maknawi adalah gerak-gerak yang memiliki maksud atau arti dan melambangkan suatu
hal. Misalnya, gerak yang melambangkan burung terbang atau kain melambai. Gerak murni
adalah gerak yang mengutamakan keindahan. Gerak ini tidak menyimbolkan sesuatu, tetapi
diuat agar tarian tampak estetis, misalnya gerak memutar pergelangan tangan atau
menggoyangkan pinggul.

Arah memberikan orientasi pada tarian. Ada dua macam arah dalam menari, yaitu:
1) Arah Hadap, menunjukkan kemana penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke
belakang, menengadah atau menunduk.
2) Arah Gerak, menunjukkan kemana penari akan bergerak, membuat lingkaran, zig-zag,
berjalan maju dan mundur, serong diagonal, spiral dsb.

Dalam menata tari  perlu diperhatikan level dan kepadatan.


 Level
Tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak. Ada tiga level dalam menari, yaitu:
- Level Tinggi : Meloncat
- Level Sedang : Membungkuk
- Level Rendah : Duduk
 Kepadatan (density)
Penguasaan ruang oleh penari, ini penting untuk tari kelompok. Penempatan atau
formasi penari di atas pentas harus sedemikian rupa sehingga indah dan tidak tampak
penuh.
Penata tari yang baik juga memperhatikan desain tari. Desain adalah garis yang
terlihat oleh penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari. Garis yang dilalui di lantai
oleh para penari disebut desain bawah. Misalnya, garis diagonal, horizontal, zig-zag,
spiral dll. Garis yang dilihat oleh penonton sebagai gerakan penari di atas pentas adalah
desain atas. Contohnya, loncatan, gerak payung, pita dll.

Merangkai gerak agar indah dan menarik perlu ada harmoni. Harmoni dapat dicapai
bila koreografer memperhatikan atau memadukan gerak dengan hal-hal berikut ini:
1) Irama sebagai pengiring dan pemertegas gerak.
2) Penguasaan ruangan dengan desain atas, bawah dan medium.
3) Penataan komposisi penari untuk mengatasi kejenuhan sesuai dengan jumlah penari.
4) Penggunaan rias dan busana yang selaras dan mencerminkan tema.

b. Tubuh
Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan gerak tubuh, oleh karena itu
tubuh sebagai media ungkap sangat penting perannya bagi tari. Gerakan tubuh dapat
dinikmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu tubuh berfungsi menjadi
bahasa tari untuk memperoleh makna gerak.
Tubuh dalam tari dibedakan menjadi bagian tubuh bagian luar yang terdiri dari badan,
anggota badan atas,  anggota badan bawah. Badan terdiri atas bahu, dada, punggung, perut
dan pinggul. Anggota badan atas terdiri dari, lengan atas, siku, lengan bawah dan tangan.
Anggota badan bawah terdiri atas : paha, lutut, betis, dan kaki.  Tubuh bagian  dalam terdiri
dari: hati, paru-paru,otot, tukang dan persendian.

c. Ruang
Diatas telah dikemukakan bahwa ruang adalah salah satu unsur pokok yang menentukan
terwujudnya suatu gerak. Mustahil jika suatu gerak lahir tanpa adanya ruang, karena setiap
gerak yang dibuatnya memiliki disain ruangan dan berhubungan dengan benda-benda lain
dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian, penari semata-mata dapat bergerak atau
menari karena adanya ruang. Ruang di dalam tari dapat dibedakan dari ruang yang diciptakan
oleh penari dan ruang pentas atau tempat penari melakukan gerak.
Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang langsung berhubungan dengan penari,
yang batas imajinasinya adalah batas yang paling jauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan
kaki penari dalam keadaan tidak pindah tempat. Misalnya jika bergerak menirukan burung
terbang dengan menggunakan kedua tangan ke atas dan kebawah, sejauh jangkauan ayunan
tangan itulah yang dimaksud dengan ruang yang diciptakan oleh penari.

Ruang pentas atau tempat penari melakukan gerak adalah wujud ruang secara nyata,
merupakan arena yang dilalui penari saat melakukan gerak.misalnya: Panggung, halaman
terbuka lapangan dan lain – lain. Pokok permasalahan yang terkandung dalam ruang, baik itu
berupa ruang yang diciptakan oleh penari maupun ruang tempat menari, meliputi : garis,
volume, tahapan, level dan fokus dan arah. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai
berikut:
 Garis, yaitu kesan yang ditimbulkan setelah menggerakkan tubuh sedemikian rupa
dengan membentuk garis tubuh diluar garis tubuh yang alami. Garis – garis ini
menimbulkan kesan yang tidak berbeda dengan garis – garis dalam seni rupa. Misalnya
garis tubuh yang melengkung menimbulkan kesan manis. Garis diagonal atau zig-zag
menimbulkan kesan dinamis. Garis tegak lurus memberi kesan tenang dan seimbang.
Garis datar memberi kesan istirahat dan sebagainya.
 Volume, yaitu jangkauan gerak yang tergantung dari besar kecilnya ruang yang
digunakan seorang penari.  Misalnya, langkah ke depan dapat dilakukan dengan langkah
pendek, langkah biasa dan langkah lebar. Gerakan ini sama tetapi dilakukan dengan
ukuran yang berbeda. Dengan kata lain, gerakan kecil bisa dikembangkan dan gerakan
besar dapat dikecilkan volumenya.
 Tahapan, ruang yang dibentuk dari tubuh penari, desain atas. Melalui desain ini penari
dapat membentuk level rendah, sedang, atas, besar dan kecil. Dari desain ini kita bisa
melihat karakter yang dibawakan misalnya angkuh, alim, halus, manis, keras dan lain
sebagainya.
 Level, berhubungan dengan tinggi rendahnya penari pada saat melakukan gerakan. Level
dalam ruang lingkup tari terdiri atas level atas, level sedang, dan level rendah. Level
rendah ditunjukkan oleh berbagai posisi duduk saat menari. Pada level sedang, penari
berdiri dengan posisi kaki menekuk sampai pada posisi kaki diluruskan. Adapun level
tinggi dalam menari ditunjukkan oleh penampilan gerak tari mulai dari posisi kaki jinjit
sampai gerakan meloncat-loncat atau menjauhkan badan dari lantai. Ketinggian maksimal
dicapai penari adalah pada saat melompat ke udara dan ketinggian minimal dicapai ketika
rebah dilantai.
 Fokus, yaitu sudut pandang suatu perspektid penonton dan yang diperlukan dalam
melakukan rangkaian gerak. 
 Arah, yaitu hadap penari ketika melakukan gerak. Arah itu bisa ke depan, ke belakang, ke
samping dan ke arah lainnya. Melalui garis lintas dapat menentukan suasana apakah
tenang, gembira, marah dan sebagainya. Batas dari ruang yang ruang yang disebut “arah”
adalah arena tempat pentas (stage).

d. Naskah
Naskah merupakan catatan  himpunan bangunan komponen yang mendukung tercapainya
penggarapan karya tari-dramatik atau non dramatic. Secara garis besar naskah drama tari
dibagi menjadi:
 Pembuka (pengawit) yang isinya tari murni (ngelembar) yang berfungsi mengenalkan
karakter peran baik melalui gerak, doalog dan lainya.
 Isi (pengawak) maksud cerita sudah mulai masuk, permasalahan awal sudah mulai masuk
yang akan memulai konflik. Gerakan yang dipakai seudah dramtik, penuh makna.
 Penutup (pekaad) dalam penutup gerakan dramati masih dipakai yang menggambarkan
nasib peran dalam cerita.

e. Pemeranan
Pemeran atau actor dalam cerita adalah orang  yang mampu menghilangkan pribadinya
kemudian memasukan dirinya dalam peran yang dibawakan. Actor dalam tari lebih tepat
dikatakan “ penari” yang membedakan dengan pemeran lainya adalah cara membawakan atau
penampilan ekspresis melalui media gerak ritmis. Yang harus diperhatikan oleh penari adalah,
 Memiliki konsentrasi total
 Peka Terhadap Irama
 Gerak yang Jelas Dan Bersih
 Penjiwaan

Unsur Penunjang
Tari-drama merupakan sesuatu yang kompleks, tidak bias berdiri sendiri tampa
dukunagan seni lainya seperti:
a. Iringan Atau Karawitan
- Memberi irama atau membantu mengatur waktu
- Member ilusi atau gambaran suasana
- Membantu mempertegas ekspresi gerak( member dinamika)
b. Tempat Pentas (stage)
Maksud tempat pentas yaitu tempat atau ruang untuk pertujukan  atau pementasan.
Membicarakan  tempat pentas tidak akan terlepas dari  hal pendukung lainya seperti
dekorasi, sound system,  dan tata lampu.
 Sifat tempat pentas
- Stage bersifat sementara, adalah tempat yang sebelunya bukan termasuk tempat
pementasan contohnya jalan raya, halaman pura, tanah lapang. Namun tempat
tersebut didekorasi sedemikan rupa sehingga menjadi tempat pentas yang indah,
dan setelah pementasan berakhir tempat tersembut dikembalikan ke fungsi
semula.
- Stage bersifat semi permanen, adalah tempat yang dibangun mempunyai fungsi
ganda, seperti bali banjar yang ukuranya disesuikan dengan kebutuhan.
- Stage yang bersifat permanen, adalah tempat yang dibangun memang khusus
tempat pementasan kesenian contonya art center dan lain-lain , yang tata lampu ,
dekorasi, tempat penonoton, tempat pemain dibuat permanen.
 Bentuk tempat pentas
- Arena, tempat pertunjukan diatas tanah/latai. Pemain dan penonton
kedudukannya sejajar sama rendah, penonton ada disekelilingnya. 
- Proscenium, tempat mementasab teater barat yang bermula dari Romawi
Yunianani salah satu cirinya adalah cara memisahkan antra pentas dan penonton.
Pemain bisa berbuat leluasa tampa diganggu oleh penonton.  Kedudukan
penonoton lebih rendah dari  pemain.
- Amphi theater, tempat pementasan baik terbuka maupun tertutup, kedudukn
penonton lebih tinggi, tempat penonoton makin kebelakang makin tinggi.
Penonton dapat menyaksiksn dari tiga arah.
 Dekorasi
Pada masa akini dekorasi sudah jarang difungsikan karena ungkapan gerak, music
sudah bias mengambarkan sussana drama. Ditinjau dari lokasi pementasan dekorasi
dibedakan menjadi 2 yaitu indoor dan out door.
 Tata Suara
Tata suara adalah alat eletronik yang mampu menggerakan dan memperjelas suara-
suara. Sound system dibedakan menjadi dua yaitu suara vocal adalah jenis sura yang
berbentuk dialog, nyanyian, teriakan dan sebagainya. Suara instrument  suara yang
datang dari alat music  yang memerlukan pengeras suara adalah  suara yang bunyinya
lembut seperti suling atau rebab.
 Tata Lampu
Fungsi tata lampu adalah
- Menerangi, ialah lampu untuk  membuat terang. Pengunaan lampu seperti ini
disebut general illumination atau general lighit.
- Menyinari, adalah cara mengunakan lampu untuk menerangi bagian-bagian
tertentu dari pentas sehingga bagian-bagian panggung lainya menjadi tidak
penting.
 Tata hias dan busana
Tata hias penari harus sesuai dengan peran yang dibawakan. Ada tiga macam hias
diantaranya:
- Hias jenis: mengubah pelaku laki-laki berperan menjadi peremuan atau
sebalinya.
- Hias tokoh:  watak untuk membedakan tokoh  yang satu atau dengan laiinya.
- Hias usia: berfungsi untuk mengubah seseorang untuk menjadi orang lain yang
berusia  lanjut.
Tata busaana segala sesuatu sandang yang digunakan dalam pentas, baik
kelihatan  atau tidak asalkan memberika efek terhadap kostom luar. Fungsi
busana  adalah:
- Membantu menghidupkan perwatakan pelaku,
- Mengindividualisasikan peranan.
- Member fasilitas dan membantu gerak pelaku.
- Membantu pembendaharaan gerak penari.
 Cerita , yang perlu  diperhatiakn  bahwa bentuk-bentuk  penciptaan tari mempunyai
latar belakang sastra Mahabarata, Ramayana, Panji, Legenda dan laian-lain,
mempunyai ciri-ciri  sebagai berikut:
- Lebih mementingkan dramtik dari pada karakter.
- Gerak tarinya mengandung makna yang berhubungan dengan cerita.
- Kostum biasanya disesuaikan dengan tradisi yang sesuai dengan isi cerita.
- Mempunyai ikatan gerak.
- Karakter tarinya disesuaikan dengan karakter tokoh yang terdapat dalam cerita.
 Tema, Suatu karya satra terwujud selalu dilandasi oleh seuatu renungan, dari
renungan tersebut terpikirlah sebuah gagasan atau ide yang akan menjadi dasar atau
lansadan  dari seuatu karya seni. Jadi ide ini merupakan proses rangsangan dari dalam
maupaun luar dari dir seniman tersebut. Ide yang tercetus sekan-akan
diekspresikan,yang merupakan peniruan dari  lingkungan sekitar.

3. Klasifikasi Seni Tari Drama


a. Menurut fungsinya:
 Tarian sacral
Tarian ini lahir merupakan dampak dari aktivitas masyarakat yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pemujaan dalam kepercayaannya yang bersifat magis dan
sakral. Tari upacara merupakan tari yang paling tua, karena tarian ini telah muncul
pada masa peradaban manusia masih primitif (sederhana), dimana manusia dijaman
itu masih memiliki intelektual yang rendah dan masih memiliki keterbatasan
kemampuan berpikir serta menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan
totemisme. Kondisi tari upacara bila ditinjau dari segi koreografi, rias dan busananya,
musik pengiring, tempat dan cara penyajiannya sangat sederhana, karena kita
maklumi tarian upacara bukan bentuk tari hasil dari penataan khusus, akan tetapi
hanya merupakan gerak-gerak spontan sebagai ekspresi dari gerak-gerik
penyelenggaraan pemujaannya. Demikian pula rias dan busana, musik pengiring,
tempat dan cara pementasannya sangat tergantung kepada tujuan dan kondisi dari
penyelenggaraan upacaranya. Keindahan yang terlahir dari gerak-gerak yang sangat
didukung oleh kekuatan ekspresi dan itme dalam penyampaian harapannya (tujuan
dari pemujaannya). Bentuk tari upacara ini hidup dimana-mana di dunia ini, akan
tetapi sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial masyarakatnya ada yang masih
bertahan hidup, dikarenakan tarian tersebut masih relevan dengan kebutuhan
masyarakatnya, dan banyak yang sudah punah dikarenakan sudah tidak relevan lagi
dengan kondisi kehidupan masyarakatnya, atau bisa bertahan dikarenakan sudah
beralih fungsi ke bentuk tari lain seperti menjadi tari hiburan atau pertunjukan.

 Tarian Hiburan
Adapun yang termasuk tari-tarian hiburan, tari-tarian dimana titik berat tarian
tersebut bukanlah keindahan, tetapi lebih pada segi hiburan, dan umumnya
merupakan tarian pergaulan. Dalam tarian ini akan terlihat lebih mementingkan
kepuasan pribadi (indivdu) pelakunya dan kepuasan bagi orang yang melihatnya
(penonton), yang penting mereka bisa bergerak sepuasnya sesuai dengan alunan
irama yang diikutinya  Bedasarkan seminar dilakukan oleh proyek pengembangan
Kebudayan  daerah Bali  memutuskan fungsi jenis tari dibedakan menjadi tiga yaitu,
- Seni Tari Wali adalah segala jenis tari yang dilakukan di pura-pura dan tempat
lainnya yang ada hubungan upacara agama.  Sebagai pelaksaan upcara upkara
keagaman yang pada umun tidak membawkan lakon. Contonya tari
rejang,  sanghyang,  baris, pendet.
- Seni Tari bebali adalah kelompok tari bali yang difungsikan sebagai  pengiring
upacara dan upakara Agama baik dipura ataupun diluar pura yang pada umunya
memiliki lakon. Contonya seni pewayangan, drama, topeng, dan gambuh.
- Seni tari Balih-Balihan adalah segala jenis tarai yang mempunyai unsur dan
dasar seni tari  yang luhur yang tidak tergolong tari wali  dan tari bebali
dikelompokana dalam kelompok ini.  Tari ini bias dipentaskan sewaktu-waktu.
Contohnya adalah arja, prembon, joged.

b. Bentuk penyajian
 Tari Murni
Tari  murni juga disebut tari non dramatic, karena tidak ada hubunganya dengan
cerita. Karena penyajiannya tidak berhunbungan dengan tari sebelumnya atau
berkutnya, sering juga disebut tari lepas.
 Tari Drama
Tari drama ialah suatu pertujukan tari yang mengungkapkan  cerita  atau
peristiwa  baik secara lengkap atau sebagian. Pertujukan ini dapat dibedakan menjadi
dua yaitu,drama tari tanpa dialog dan drama tari berdialog.

c. Pola Garapan/ Koreografi


 Tari Tradisional
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup
lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Tarian ini
digolongkan atas tari tradisional Kerakyatan dan tari tradisional
Bangsawan/Keraton/Klasik. Tari tradisional kerakyatan, yaitu tari yang hidup dan
berkembang di kalangan rakyat. Pada jaman feodal di Indonesia ditandai dengan
munculnya kerajaan Hindu pada sekitar tahun 400 M. Mulai saat itu di Indonesia
terdapat dua golongan masyarakat yaitu golongan Bangsawan dan Raja sebagai
golongan kaya dan berkuasa, serta golongan rakyat jelata. Tari yang hidup di
kalangan rakyat sesuai dengan kehidupan sosial masyarakatnya, masih sederhana dan
banyak berpijak warisan seni tradisional. Faktor alam serta lingkungan dan
agama/kepercayaan, sangat berpengaruh terhadap bentuk-bentuk seni tarinya.
Sehingga tari tradisional kerakyatan sangat beraneka ragam sesuai
dengankondisirakyat, alam dan agama/kepercayaannya. Tari tradisional
Keraton/Bangsawan/Klasik, adalah tari yang semula berkembang di kalangan
kerajaan dan bangsawan, telah mencapai kristalisasi artistik yang tinggi dan telah
menempuh perjalanan sejarah yang cukup panjang sehingga memiliki pula nilai
tradisional. Tetapi tari tradisional belum tentu bernilai klasik, sebab tari klasik selain
mempunyai ciri tradisional harus pula memiliki nilai artistik yang tinggi. Istilah
klaserasal dari kata Classici, yaitu nama golongan masyarakat yang paling tinggi pada
jaman Romawi Kuno. Bedasarkan tingkatan  nilai artistic, aturan-aturan yang ada
didalamnya, Suasana dan pelaksanaanya dapat dipilah menjadi:
- Tari Primitif
- Tari Rakyat
- Tari Klasik

d. Tari Kreasi Baru


Yang dimaksud dengan tari kreasi adalah suatu bentuk garapan/karya tari setelahnya
bentuk-bentuk tari tradisi hidup berkembang cukup lama di masyarakat. Bentuk tarian ini
bermunculan sebagai ungkapan rasa bebas, mulai ada gejalanya setelah Indonesia
merdeka pada tahun 1945. Kebebasan ini mendorong pula kreativitas para seniman tari,
setelahnya melihat/merasakan ada perubahan jaman dalam kehidupan masyarakatnya dan
menjadikan motivasi untuk membuat karya-karya baru memenuhi kebutuhan jamannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seni adalah ciptaan manusia yang dibuat dengan akal atau pikiran yang sehat dan tidak
menyimpang dari nilai-nilai kebudayaan atau kultural. Tari adalah cetusan atau ungkapan
perasaan manusia yang dituangkan melalui rangkaian-rangkaian gerak yang seiring dengan nilai
budaya. Drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang di proyeksikan dalam
pentas dengan mempergunakan percakapan dan action di hadapan penonton (audience). Seni tari
drama adalah ciptaan manusia yang dibuat dengan akal atau pikiran yang dituangkan melalui
rangkaian-rangkaian gerak disertai adanya konflik manusia dalam bentuk dialog.
Terdapat 2 unsur seni tari drama, yaitu unsur utama yang meliputi gerak, tubuh, ruang,
naskah, dam pemeranan. Dan unsur penunjang yang meliputi iringan dan tempat pentas.
Klasifikasi seni tari drama dibagi menjadi menurut fungsinya, bentuk penyajian, dan pola
garapan/koreografi.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://senitaridandrama.blogspot.com/2011/12/seni-tari-dan-drama.html

http://www.kamusjenius.com/2015/06/pengertian-seni-tari-jenis-dan-macam.html

http://hearby15.blogspot.com/2018/03/makalah-seni-tari-drama.html

Anda mungkin juga menyukai