Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SENI BUDAYA

BAB XIII
“MERAGAKAN GERAK TARI TRADISIONAL”

OLEH :
Kelompok 3

1. Afifatu Aliyah
2. Sudiana
3. Vivia Dwi Ana
4. M. Sidik
5. Farel

Guru Pembimbing : Rika Gustinaini, S.Pd.MM

UPT SMA NEGERI 3 BANYUASIN


TAHUN 2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan


rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah seni budaya Bab XIII dengan judul “Meragakan Gerak Tari Tradisional”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
menerima dengan terbuka kritik dan saran guna kesempurnaan makalah ini
kedepannya..
Akhir kata kami berharap semoga makalah dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

          Telang Jaya, Februari 2022


   
           

Tim Penyusun

ii
Daftar Isi

Halaman Cover................................................................................................... i
Kata pengantar................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 2
A. Pengertian Penampilan Tari.................................................................... 2
B. Praktek Gerak Dasar Tari Sesuai Hitungan............................................ 3
C. Menampilkan Ragam Gerak Tari Sesuai Iringan............................ 9

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 11


1. Kesimpulan.............................................................................................. 11
2. Saran....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHALUAN

1. Latar Belakang
Tari merupakan seni yang menggunakan gerak tubuh sebagai wahana
penyampaian nilai estetis, ekspresi, dan segenap bagian keindahannya yang lain.
Namun demikian, seni tari juga merupakan salah satu seni pertunjukan yang
tidak dapat berdiri sendiri. Penampilan tari tidak hanya mengenai gerak tubuh
saja, melainkan suatu kesatuan dari beberapa seni secara sekaligus termasuk
seni musik. Oleh karena itu, sebelum meragakan gerak tari kita harus memahami
arti dari penampilan tari secara keseluruhan terlebih dahulu.
Seni tari merupakan seni pertunjukan yang tidak dapat berdiri sendiri. Dalam
pagelaran seni tari membutuhkan musik. Tanpa musik akan terasa kurang hidup
dan kurang menarik untuk disaksikan.
Iringan musik dapat membantu menggambarkan suasana kegembiraan,
kesedihan, kemarahan dan dapat memberikan penegasan dalam ungkapan
gerak. 
Tari tidak dapat ditampilkan secara baik jika tidak ada kesesuain dengan
iringannya. Tari dengan iringan musik merupakan dua sisi yang saling
melengkapi yang tidak bisa dipisahkan.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud Pengertian Penampilan Tari?
b. Apa yang dimaksud Gerak Dasar Tari Sesuai Hitungan?
c. Apa yang dimaksud Ragam Gerak Tari Sesuai Iringan?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui Pengertian Penampilan Tari
b. Untuk mengetahui Gerak Dasar Tari Sesuai Hitungan
c. Untuk mengetahui Ragam Gerak Tari Sesuai Iringan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penampilan Tari


Dalam sebuah pagelaran seni tari, musik dibutuhkan untuk mendukung
pertunjukannya. Tanpa musik maka tari akan terasa kurang hidup dan kurang
menarik untuk disaksikan. Iringan musik juga dapat membantu menggambarkan
suasana tertentu seperti kegembiraan, kesedihan, kemarahan dan dapat
memberikan penegasan dalam ungkapan gerak.
Bunyi-bunyian yang mengiringi tarian juga dapat membantu mengenali tarian
tersebut. Dengan kata lain, iringan tari sebagai unsur pendukung harus dapat
mengiringi tarian secara serasi yaitu antara gerak dengan iringannya. Oleh
karena itu, penampilan tari sangat tidak dapat dipisahkan dari berbagai unsur
pendukung lainnya seperti iringan musik.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian penampilan tari adalah penyajian seni
tari beserta seluruh unsur pendukung tari seperti iringan musik, kostum,
dekorasi, panggung agar tari dapat ditampilkan secara maksimal dan dapat
dinikmati sebagai karya seni yang dapat menghibur serta memukai penonton.
B. Praktek Gerak Dasar Tari Sesuai Hitungan
Dapat dipahami bahwa penampilan tari merupakan suatu penyajian holistik
yang menyangkut keseluruhan unsur intrinsik dan ekstrinsik seni tari. Namun
demikian sejatinya gerak merupakan unsur utama yang membuat seni tari
berbeda dari seni lainnya. Oleh karena itu, salah satu cara terbaik untuk
memahami penampilan tari adalah dengan mempraktikannya.
Salah satu pertunjukkan tari yang paling banyak digemari di negeri adalah
penampilan tari tradisional. Rasanya tidak mengherankan, karena di Indonesia
beragam warisan tradisi tari amatlah banyak di seluruh penjuru negeri. Oleh
karena itu, dalam mempelajari gerak tari kita dapat memulainya dari mempelajari
gerak tari tradisional terlebih dahulu. Kita dapat melakukannya dengan hitungan
terlebih dahulu sebelum melakukannya dengan iringan musik.
Berikut adalah gerak dasar tari ada dua jenis yaitu gerak dasar tari Betawi
dan gerak dasar tari Melayu Lenggang Patah Sembilan.
Nama Tari Lenggang Patah Sembilan diambil dari pepatah Melayu lama,
“Lenggang Patah Sembilan, semut dipijak tidak mati, antan terlanda patah tiga”.
Makna yang tersirat pada tari  mengungkapkan corak tari sangat lembut
namun pasti. Menyatakan bahwa seseorang harus memiliki budi pekerti yang
halus dan luhur, tetapi mempunyai ketegasan dalam berpikir dan bertindak.

1. Gerak Dasar Tari Betawi


Berikut adalah berbagai gerak dasar dari tari Betawi yang disajikan
berdasarkan gerak atau sikap yang harus diambil oleh tubuh yang meliputi kaki,
badan, tangan, dan kepala.

a. Sikap Gabang
Kaki kanan di depan kaki kiri Ditekuk sehingga lutut
menghadap serong kanan dan
kiri. Badan merendah, dada di busungkan dengan
mengempiskan perut. Tangan kanan di tekuk depan
dada jari tangan mengarah ke depan telapak tangan
samping kiri, tangan kiri ditekuk sejajar pinggang
jari2 ke depan telapak tangan ke
bawah. Kepala lurus memandang ke depan.

b. Gibang
Gibang dilakukan dengan gerak kaki yang berjalan melangkah kanan kiri
dengan posisi tangan sikap gibang (gerak pokok yang telah dijelaskan di
atas). Badan merendah, dada dibusungkan dengan mengempiskan
perut. Posisi tangan kanan di tekuk depan dada jari tangan mengarah
kedepan telapak tangan samping kiri, tangan kiri ditekuk sejajar
pinggang jari2 ke depan telapak tangan ke bawah (bergantian posisi
tangan kanan dan kiri setiap 8 hitungan). Goyang kepala sesuai dengan
gerak langkah kaki.
c. Koma Putes
Rapatkan kedua kaki jarak antara tumit 2 kepal, lutut terbuka. Telapak
kaki mengarah diagonal. Badan sedikit condong ke depan.
Kedua tangan direntangkan ke samping sebatas pinggul, telapak tangan
kiri kanan menghadap ke atas. Kemudian jari2 tutup seperti
menggenggam diputar lalu dibuka jari2 mengarah ke atas, telapak tangan
kanan dan kiri menghadap ke samping. Kepala menghadap ke depan.

d. Rapat Nindak
Sikap kaki dilakukan dengan lutut terbuka
mengarah diagonal. Badan menggenjot dan
merendah. Tangan kiri sedikit ditekuk, telapak
tangan diputar, telapak tangan menghadap serong
kiri Tangan kanan memegang selendang lalu
dibuang ke samping kanan. Kepala menoleh ke
kiri ke depan (tu), kembali ke kiri. Kaki kiri
dirapatkan ke kaki kanan melangkah kaki kiri.
Sikap badan merendah.
Selanjutnya pada saat badan merendah, tangan kanan sedikit ditekuk,
telapak tangan diputar, telapak tangan menghadap serong kanan. Tangan
kiri memegang selendang lalu dibuang ke samping kiri. Kemudian kepala
menoleh ke kanan ke depan, kembali ke kanan. Gerak rapat nindak
dilakukan dalam hitungan 1×8+6

e. Koma pendek
Koma pendek diawali dengan sikap kaki yang merapat dibarengi dengan
sikap badan yang tegak. Selanjutnya kedua  tangan direntangkan ke
samping sebatas pinggang, telapak tangan menghadap ke samping jari-
jari ke bawah. Kepala menghadap ke depan. Tangan atau tepatnya
lengan sedikit di tekuk Kedua telapak tangan ditutup diputar di buka ke 2
lengan lurus jari-jari.

f. Selancar
Kaki kanan melangkah di depan kaki kiri, lutut tetap mengarah diagonal
(ada rongga di antara ke dua lutut), ketika melangkah kaki menggenjot.
Sikap badan selancar adalah merendah. Tangan kanan merentang ke
samping sejajar pinggul, telapak tangan ke samping kanan jari2 ke atas.
lengan kiri serong ke depan siku di tekuk, pergelangan tangan di putar
keluar sehingga telapak tangan menghadap diagonal, jari-jari ke
bawah. Kepala melihat ke tangan kiri. Kaki kiri melangkah di depan kaki
kanan, lutut tetap mengarah diagonal (ada rongga di antara ke dua lutut),
Ketika melangkah kaki menggenjot.
g. Kewer
Kaki melakukan lelangkah ke kaki kiri.
Posisi badan merendah. Tangan kanan ditekuk
sehingga jari2 menyentuh pundak. Tangan kiri tetap di
pinggang. Kepala menghadap ke samping kanan.

Selanjutnya kaki kanan melangkah di depan kaki kiri


dengan badan merendah. Tangan kanan direntangkan
ke samping kanan sejajar pinggang, telapak tangan
menghadap ke samping kanan jari2 ke atas, tangan kiri di pinggang.
Kepala menghadap ke kiri.

Gerak kewer dilakukan sebanyak 3×8 pada hitungan dengan cara berhenti
sejenak, demikian juga pada hitungan sejenak, dilanjutkan dengan
hitungan selanjutnya.

Gerakan kaki dilanjutkan dengan merapat ke kaki


kanan. Badan merendah kemudian tangan kiri ditekuk
sehingga jari tangan menyentuh pundak kiri, tangan
kanan direntangkan ke samping kanan sejajar
pinggang,telapak tangan menghadap ke samping
kanan, jari2 tangan kanan ke atas. Kepala melihat ke
samping kiri.

Hitungan selanjutnya langkahkan kaki kiri ke depan


kaki kanan sambil merendahkan badan. Tangan kiri
lurus ke samping kiri sejajar pinggang telapak tangan menghadap ke
samping kanan jari2 ke atas, tangan kanan di pinggang kanan. Kepala
melihat ke samping kanan.
Gerak kewer dapat divariasikan dengan cara mengubah arahnya dari ke
kanan menjadi ke kiri. Variasi selanjutnya adalah kewer-kewer, dilakukan
dengan cara melakukan kewer kanan dan kiri secara bergantian.

h. Cendol Ijo
Sikap kaki merapat, jarah ke dua tumit satu
kepal. Badan merendah, pinggul di yoyang ke
kanan dan ke kiri. Kedua tangan ditekuk,
tangan diletakkan di
pinggang. Kepala menoleh ke kanan dan ke
kiri.
Selanjutnya gerakan transisi dilakukan dengan
menjinjitkan kedua kaki, kiri dibelakangi kaki
kanan. Kaki kanan sebagai poros putar ke kiri
sehingga ke dua kaki menjadi sejajar,
menghadap ke belakang (membelakangi
penonton). Badan merendah berputar ke
kanan. Badan diluruskan setelah kedua kaki sejajar kemudian kembali
rendah. Tangan kiri di tekuk diletakkan di depan pinggang kiri. Tangan
kanan direntangkan sejajar pinggang. Setelah kedua
kaki sejajar (membelakangi penonton), tangan
mengambil selendang lalu lengan ditekuk. Kedua
tangan yang menggenggam selendang diletakkan di
belakang pinggang. Pada saat berputar kepala
melihat ke kanan, kemudian lurus ke depan setelah
membelakangi penonton.

i. Pakblang
Tumit kaki kanan diletakkan ke samping kanan, jari-
jari kaki menghadap ke atas. Jarak kaki kiri dan tumit
kanan setengah lengan. Sikap badan lurus ke
depan. Siku tangan kiri ditekuk hingga jari tangan
kiri menyentuh pundak, tangan kanan direntangkan
ke samping kanan sejajar pinggang. Kepala
menghadap ke kiri.
Tumit kaki kiri diletakkan ke samping kiri, jari-jari kaki
menghadap ke atas. Jarak kaki kanan dan tumit kiri
setengah lengan. Pada bagian ini badan lurus ke
depan. Siku tangan kanan ditekuk hingga jari tangan kanan menyentuh
pundak kanan, tangan kiri direntangkan ke samping kiri sejajar pinggang.
Kepala menghadap ke kanan.

j. Blongter
Kedua kaki merapat kedua tumit bertemu, lutut
menghadap serong ke samping
(terbuka). Badan merendah tegak, torso digerakkan
ke kanan dan ke kiri sehingga bahu mengikuti gerak
torso. Siku tangan kanan ditekuk segaris samping
dada, telapak tangan menghadap ke depan, jari2
menghadap ke atas. Lengan kiri direntangkan
sejajar pinggang, tangan menjimpit selendang
dengan jari2 kearah bawah. Kepala menoleh ke
arah kanan dan kiri sesuai dengan gerak torso.
Gerakan transisi blongter dilakukan dengan menjinjitkan kedua kaki,
dengan urutan kaki kiri dibelakangi kaki kanan. Kaki kanan sebagai poros
putar ke kiri sehingga kedua kaki menjadi sejajar, menghadap ke
belakang (membelakangi penonton). Badan merendah berputar ke kanan.
Badan diluruskan setelah kedua kaki sejajar kemudian kembali rendah.
Tangan kiri di tekuk diletakkan di depan pinggang kiri. Tangan kanan
direntangkan sejajar pinggang . setelah kedua kaki sejajar (membelakangi
penonton), tangan mengambil selendang lalu lengan ditekuk. Kedua
tangan yang menggenggam selendang diletakkan di belakang pinggang.
Pada saat berputar kepala melihat ke kanan, kemudian lurus ke depan
setelah membelakangi penonton.
k. Goyang Plastik
Posisi kaki, badan, tangan dan kepala sama dengan ge pingggang di
gerakkan dua kali dalan satu hitungan. (go 2 x 8 ditutup dengan koma
putes.

l. Geleyong
Gerak sambung antara goyang plastik pertama ke kedu tiga ke empat.

m. Tindak Empat
Tumit kaki kanan menjejak lurus ke depan. Posisi badan tegak.
Kedua tangan lurus ke depan serong sejajar kepala, telapak tangan kiri
menghadap ke dalam jari2 kanan mengarah ke samping kanan, telapak
tangan kanan menghadap ke depan/ke luar jari2 tangan ke arah sorong
kiri. (selancar Empat). Kepala melihat ke tangan kanan.

n. Gonjingan
Tumit kaki kanan di jejakkan ke samping kanan,
lutut kaki kiri ditekuk. Badan tegak merendah.
Kedua tangan diayun ke samping kanan
sehingga tangan kiri berada di depan dada,
kedua telapak tangan menghadap ke samping
kanan, jari2 mengarah ke atas. Kepala melihat ke
tangan kanan. Dapat divariasikan dengan
mengubah arah ke kiri.

o. Gibang Selendang
Kaki kanan dan kiri berjalan dengan
posisi badan merendah. Tangan kanan
direntangkan ke samping kanan memegang
selendang jari-jari ke bawah. Tangan kiri lurus ke
depan memegang selendang. Kepala
menghadap ke kanan dan kiri disamakan dengan
gerak kaki.

p. Nindak Kagok
Kaki kiri kanan ditekuk , jari-jari kaki kanan
dijejakkan ke lantai, lalu diangkat dan
menendang. Badan menghadap ke samping
kanan, merendah doyong ke
depan. Tangan ditekuk, kedua tangan bersilang
di depan, telapak tangan menghadap ke atas
jari2 ke bawah. Kemudian kedua tangan
mengambil selendang yang ada di samping
pinggang. Selanjutnya kepala melihat ke tangan
di depan dada lalu ke depan. Gerakan nindak
kagok dapat dilakukan dengan arah sebaliknya.
2. Ragam Gerak Tari Lenggang Patah Sembilan
Dinamakan tari Lenggang Patah Sembilan karena sesuai dengan pepatah
Melayu lama. “Lenggang Patah Sembilan, semut dipijak tidak mati, antan terlanda
patah tiga” (Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 127). Makna yang tersirat pada tarian
mengungkapkan corak tarian ini sangat lembut namun pasti. Menyatakan bahwa
seseorang itu harus memiliki budi pekerti yang halus dan luhur, tetapi mempunyai
ketegasan dalam berpikir dan bertindak.
Lagu yang mengiringi tarian Lenggang Patah Sembilan adalah Kuala Deli,
Damak, Makan Sirih, Anak Tiung, Tudung Periuk, Batu Belah, Tudung Saji, Mas
Merah, Burung Putih. Berikut adalah ragam gerak tari Lenggang Patah Sembilan.
1. Lenggang di tempat dan Patah Sembilan 1 x 8.
2. Lenggang mengubah arah dan patah sembilan (arah ke belakang) 1 x 8.
3. Lenggang mengubah arah dan patah sembilan (arah ke luar) 1 x 8.
4. Lenggang mengubah arah dan patah sembilan ( arah ke dalam ) 1 x 8.
5. Lenggang mengubah arah dan patah sembilan ( kembali ke depan ) 1 x 8.
6. Lenggang memutar satu lingkaran dan patah sembilan , 1 x 8.
7. Lenggang maju lurus ke depan dan patah sembilan, 1 x 8.
8. Lenggang memutar satu lingkaran dan patah sembilan, 1 x 8.
9. Lenggang mengubah arah, maju lurus dan patah sembilan (ke luar) 1 x 8.
10. Lenggang memutar satu lingkaran dan patah sembilan , 1 x 8.
11. Lenggang mengubah arah, maju lurus dan patah sembilan
(ke belakang ) 1 x 8.
12. Lenggang memutar satu lingkaran dan patah sembilan 1 x 8.
13. Lenggang mengubah arah, maju lurus dan patah sembilan
( ke dalam ) 1 x 8.
14. Hitungan 1 – 4 menghadap ke depan.
C. Menampilkan Ragam Gerak Tari Sesuai Iringan
Tari Cokek Onde-Onde
Tari Cokek Onde-Onde (diciptakan oleh Joko S.S) adalah tarian pergaulan
yang menceritakan tentang kehidupan penari Cokek, karena perkembangannya
tari Cokek dipentaskan oleh sepasang muda-mudi dengan rasa riang, suka canda
dan gembira (Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 130). Penari-penari tersebut selain
menari juga sambil bernyanyi. Tari Cokek ini dibawakan secara berpasangan yaitu
ada penari wanita dan penari laki-laki.
Tarian Cokek Onde-onde menampilkan gerakan-gerakan lucu dan lincah
terutama pada penari wanitanya, yaitu gerak jongkok loncat Nguk-nguk, gerak
saling memegang tangan, memegang bahu, menunjuk dahi, Selancar, Rapat
Nindak, Selut, blongter dan melakukan gerak pencak silat Selat yang merupakan
bagian dari Pencak Silat Beksi, Pencak silat ini hanya bersifat pengembangan.
Gerak-gerak dalam tari Cokek Onde-onde dilakukan sambil goyang pinggul, saling
membelakangi dan saling berhadapan dengan pasangannya.
Tari Cokek Onde-Onde memiliki teknik gerak yang tidak terlau rumit yang
setiap melakukan satu motif gerak pasti selalu dibarengi dengan gerak goyang,
dalam melakukan gerak Cokek Onde-onde harus lincah dan dinamis, sehingga
penari wanita dan laki-laki terlihat serasi.
Tarian Cokek ini diiringi orkes Gambang Kromong yang terdiri dari instrumen:
gambang (dengan sumber suara sebanyak 18 buah bilah, terbuat dari kayu),
kromong (terdiri dari 10 buah), gihyan/teh yan (rebab berukuran kecil), kendang,
kenong (gong kecil), gong, kecrek (beberapa bilah perunggu yang diberi landasan
kayu untuk dipukul-pukul sehingga berbunyi crek-crek. Judul lagu pengiring tari
Cokek Onde-Onde adalah lagu Onde-Onde.

Ragam Gerak Tari Cokek Onde-Onde


1. Jongkok (Sojah)
Tangan sungkem dan kaki setengah duduk (Sojah), goyang sambil berdiri dan
sembah.
2. Rapat Nindak
Tangan diukel kanan dan kiri, posisi kaki kanan di depan bergantian sambil
melangkah maju, seblak gleyong buang sampur kekanan lalu kengser kekiri.
3. Selancar
Tangan diukel keluar setengah lingkaran, kaki kanan didepan dan bergantian
melangkah mundur. Lalu Seblak, adegadeg, tangan dibuka dan goyang, koma.
4. Goyang Plastik
Posisi tangan selut ( tangan diagonal), goyang pinggul, posisi badan merndah,.
Kaki bergantian ke depan kanan dan kiri. Lalu seblak Nindak Kagok (buang
sampur dengan kaki kanan diangkat) kekanan dan kiri.
5. Blongter
Posisi silang diayun lalu kedua tangan ke depan, koma muter trisik.

6. Sabet sampur
Sabet kiri ke depan, sabet kiri ke samping kiri, sabet ke kanan, samping kanan,
seblak kalungkan selendang ke pasangan tarik dan Loncat Nguk-nguk. Kaitkan
selendang ke pasangan
7. Kewer atas
Tangan kanan ditekuk ke pundak dan tangan kiri lurus, berjalan ke samping.
Gerak kaki putra diangkat, koma, penari putra mengaitkan selendang ke
pinggang kepada penari perempuan, berhadapan. Terakhir goyang dan Gibang
(kedua penari memegang selendang ditarik ke depan) sambil berjalan pulang.
8. Loncat Nguk-Nguk
Kedua tangan lurus ke depan, sambil loncat, koma gleyong, lalu kewer atas
(tangan kanan ditekuk ke pundak dan tangan kiri lurus) kaki di buka dan
merendah dan bergantian lalu ngaca (tangan kanan di depan wajah dan tangan
kiri di tekuk ke pundak) koma goyang mundur, koma tangan pak blang.
9. Nindak 4
Pegang pundak dan koma Pegang telinga koma Nguk-nguk Nindak Patok.
Goyang, koma dan Nguk-nguk. Goyang munjuk, koma mincit, patok dan mincit.
Putra Silat 1 x 8
10. Silat
Putra dan putri Silat Slewan (Sabung).
11. Blongter
Kedua tangan memegang selendang, lurus ke samping. Putri putar pegang
selendang dan putra pegang selendang berada di belakang putri. Koma putri
goyang selut dan putra blongter fariasi lalu koma.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap etnis memiliki gerak dasar tari berbeda. Keragaman ini berdasarkan tari
tersebut dibuat. Gerak dasar tari tunggal berbeda dengan gerak dasar tari
berpasangan dan juga gerak dasar tari kelompok. Keragaman tari merupakan
kekayaan yang tiada ternilai harganya. Untuk dapat melakukan praktik tari secara
baik perlu mempelajari juga ritme musik iringannya. Tari tidak dapat ditampilkan
secara baik jika tidak ada kesesuain dengan iringannya. Tari dengan music iringan
merupakan dua sisi yang saling melengkapi tak dapat dipisahkan.
Praktik tari merupakan sarana untuk melakukan apresiasi terhadap karya seni
budaya Indonesia. Melalui praktik tari ada keterlibatan emosi dan rasa memiliki
terhadap karya seni pertunjukan. Jika karya seni tari senantiasa dipraktikkan maka
secara tidak langsung turut serta melestarikan keberadaan tarian tersebut. Pada
praktik tari berkelompok juga dapat memupuk saling kerjasama diantara para penari.
Rasa empati dan simpati juga dapat tumbuh dan berkembang ketika menarikan
secara berkelompok.

B. Saran
Untuk dapat memahami berbagai gerak tari tradisional maka tidak dapat hanya
membaca saja. Namun juga harus mempraktikannya, sebab belajar yang baik
adalah ketika teori dipadukan dengan praktik dan tentunya juga dengan bimbingan
dari yang ahli. Melestarikan tari tradisional adalah kewajiban kita sebagai generasi
penerus bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Soetedja, Zackaria dkk. 2017. Seni Budaya SMA/MA SMK/MAK Kelas X Semester 2.


Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Tim Kemdikbud. (2018). Seni Budaya X, semester 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai