PENDAHULUAN
Tari tradisional merupakan bentuk tarian yang sudah lama ada, diwariskan secara
turun - temurun, serta biasanya mengandung nilai filosofi, simbolis, dan religius. Sebelum
bersentuhan dengan pengaruh asing, suku bangsa di Kepulauan Indonesia sudah
mengembangkan seni tarinya tersendiri. Tari tradisional Indonesia mencerminkan
kekayaan dan keanekaragaman Bangsa Indonesia. Beberapa tradisi seni tari seperti ;
Tarian Bali, Tarian Jawa, Tarian Sunda, Tarian Minangkabau, Tarian Palembang, Tarian
Melayu, Tarian Aceh, dan masih banyak lagi adalah seni tari yang berkembang sejak
dahulu kala, meskipun demikian tari ini tetap dikembangkan hingga kini. Tari merupakan
salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau substansi gerak, dan gerak
yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak- gerak dalam tari bukanlah gerak realistis
atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif.
Tari makan sirih (Persembahan) adalah salah satu tarian tradisional atau tarian
klasik Riau (Melayu) yang umumnya dipentaskan untuk menyambut dan dipersembahkan
untuk menghormati tamu negara / tamu agung yang datang. Saat pertunjukan, salah satu
penari dalam tari persembahan akan membawa kotak yang berisi sirih. Sirih dalam kotak
tersebut kemudian dibuka dan tamu yang dianggap agung diberi kesempatan pertama
untuk mengambilnya sebagai bentuk penghormatan, kemudian diikuti oleh tamu yang
lain. Karenanya, banyak orang yang menyebut tari persembahan Riau dengan sebutan
Tari Sekapur Sirih. Bagi masyarakat Riau, sirih bukan hanya sekedar benda. Sirih juga
menjadi media perekat dalam pergaulan.
1.3. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana sejarah
dan unsur-unsur apa saja yang terkandung dalam tari persembahan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tari Persembahan identik dengan budaya Melayu, baik dari segi kostum,
gerak, dan juga musik iringannya. Adapun bentuk kostum Tari Persembahan dapat
dilihat pada gambar berikut:
Seperti yang dijelaskan Mohd Rosli Saludin dalam Adilan dan Husin (2016)
menjelaskan bahwa busana Melayu bertujuan untuk kesopanan dan beretika sesuai
dengan adat Melayu dan tidak terbatas pada penggunaan kain dan baju saja, melainkan
sebuah kelengkapan adat istiadat masyarakat untuk memenuhi kehidupan nilai, moral,
dan keindahan budaya Melayu.
Setelah kostum dan musik iringan yang sarat akan kebudayaan masyarakat
Melayu, properti yang digunakan dalam Tari Persembahan juga tidak lepas dari adat dan
tradisi masyarakat Melayu itu sendiri, yaitu tepak sirih. Tepak sirih merupakan properti
utama dan satusatunya dalam Tari Persembahan, nantinya tepak sirih tersebut akan
dipersembahkan atau diberikan kepada tamu kehormatan pada akhir tarian. Adapun isi
dari tepak siri tersebut antara lain:
1. Daun sirih secukupnya tersusun rapi dalam keadaan tertelungkup dengan
gagangnya mengarah ke atas. 2. Lima atau tiga bungkus sirih yang telah dikapur,
siap untuk dijamah dan disantap.
3. Kapur sirih se-cembul
4. Gambir diracik se-cembul
5. Pinang diracik se-cembul
6. Tembakau se-cembul
7. Kacip sebua
3
Filosofi pemberian tepak yang berisi sirih ini sangat tinggi. Karena
apabila tamu yang diberi sirih tidak mengambil (memakannya) maka dianggap
tidak sopan. Bahkan pada zaman kerajaan dahulu, raja akan murka bila sirih
tersebut tidak dimakan.
Gerak tari persembahan sangat sederhana, bertumpu pada gerakan tangan
dan kaki. Gerakan menunduk sambil merapatkan telapak tangan merupakan
bentuk penghormatan kepada para tamu yang datang. Tari Makan Sirih pada
umumnya ditarikan oleh kalangan remaja.
Namun, pada perkembangannya tari ini juga dapat ditarikan oleh yang
lebih tua. Para penari mengenakan baju yang biasa dipakai mempelai
perempuan, yaitu baju adat yang disebut dengan baju kurung teluk belanga.
Tari Persembahan pada awalnya wajah penari dirias natural namun ada
juga sebagai kebutuhan panggung riasan penari lebih tebal dari biasanya.
Tari Makan Sirih termasuk tari yang bertema gembira. Tari ini diriingi
oleh musik khas Melayu yang rancak serta lagu persembahan. Makan Sirih
yang penggalan liriknya berbunyi sebagai berikut:
4
1. Marawis, yakni seperangkat alat musik perkusi.
2. Gambus, yaitu alat musik petik asli Timur Tengah yang biasanya dimainkan
beriringan dengan gendang.
3. Akordion
4. Kendang, yaitu salah satu instrumen yang ada dalam kategori gamelan.
5. Biola atau fiddle, yaitu alam musik gesek yang terdiri dari empat buah senar.
Makna filosofi yang terkandung dalam Tari Persembahan berasal dari adab sopan
santun masyarakat Melayu. Selain adab sopan santun, terdapat juga adab malu yang
merupakan hal yang dipegang betul oleh masyarakat Melayu. Adab-adab ini termasuk
dalam karakter masyarakat Melayu, yaitu suku yang mendominasi daerah Kota
Pekanbaru Provinsi Riau.
Adab-adab ini berasal pada filosofi masyarakat Melayu yaitu Adat Bersendikan
Syarak Syarak Bersendikan Kitabullah. Hadirnya filosofi ini melalui karakter dari
masyarakat Melayu itu sendiri yang pada zaman kerajaan dahulu sudah mulai memeluk
agama Islam. Maka ajaran ini yang menjadi landasan hidup masyarakat Melayu dan
menjadi filosofi hidup mereka. Maksud dari filosofi tersebut adalah adat yang ada
berdasarkan pada syariat agama, yaitu syariat agama berdasarkan dari kitab Allah. Jadi
agama bagi masyarakat Melayu mempunyai kedudukan yang penting utamanya dalam
peraturan adat.
5
Makna-makna tersebut dapat dilihat dari bentuk gerak, kostum dan properti serta
proses latihan Tari Persembahan. Makna gerak dari Tari Persembahan berasal dari tradisi
menjunjung duli. Tradisi ini biasa dilakukan masyarakat Melayu pada saat hari lebaran,
yaitu bersilaturahmi kepada Raja sebagai bentuk rasa menghormati dan menghargai. Dari
tradisi ini muncul ragam-ragam baru dalam gerak Tari Persembahan, seperti gerak
sembah atau salam yang mencerminkan dari tradisi menjunjung duli yaitu menghormati
Raja, yang mempunyai relevansi pada bentuk nilai menghormati dan menghargai dalam
Tari Persembahan.
Gerak ini bertujuan untuk menghormati tamu yang hadir dalam sebuah acara.
Gerak sembah atau salam ini dilakukan pada awal tarian sebagai bentuk menghormati dan
mengahargai tamu. adapun gambar gerakan sembah atau salam sebagai berikut:
6
Gerak selembayung yang mempunyai makna pengasih, kewibaan, keperkasaan,
yang berasal dari makna selembayung sendiri. Selain itu gerak selembayung
mencerminkan bentuk nilai dari karakter cinta tanah air, yaitu menunjukkan identitas
gerak yang berasal dari kearifan lokal yang dimiliki.
Selembayung merupakan bentuk ujung atap dari rumah adat masyarakat Melayu.
Adapun selembayung yang ada pada ujung atap bangunan masyarakat Melayu dan
bentuk gerak selembayung dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. Selembayung
7
Gambar 6. Gerak Balam Dua Sekawan
Selain pada gerak, makna filosofi dalam Tari Persembahan juga berasal dari
properti nya yaitu tepak sirih yang sarat akan makna terutama pada isi tepak sirih.
Adapun makna dalam isi tepak sirih adalah sebagai berikut:
Fungsi Tari Makan Sirih atau fungsi tari persembahan mengandung nilai-
nilai luhur antara lain:
a) Disiplin dan kesabaran
Nilai ini tercermin dari ragam gerak tari yang harus dipelajari
dengan kedisiplinan dan kesabaran agar dapat menguasai tari ini
dengan baik. Salah satu syarat untuk dapat menarikan tari
Melayu adalah sang penari dapat menjiwai setiap gerakan, bukan
hanya sekadar melenggang saja.
b) Hiburan
Tari Makan Sirih menampilkan gerakan yang indah dan alunan
musik yang gembira. Tamu akan merasa terhibur jika disambut
dengan tari ini.
c) Pelestarian budaya
Pementasan tari ini dalam setiap pembukaan acara merupakan
upaya pelestarian budaya Melayu. Ketika mementaskan tari ini,
sebenarnya ada tiga hal yang dilestarikan, yaitu lagu tari, dan
busana Melayu.
d) Seni
Sisi seni Tari Makan Sirih terdapat pada unsur gerak, pakaian
adat riau, musik pengiring, dan lagu melayu riau yang
dilantunkan. Unsur-unsur seni tari ini berpadu sehingga
membentuk sebuah harmoni yang terwujud dalam pentas Tari
Makan Sirih.
e) Olahraga
Nilai ini tampak sekali dari gerakan-gerakan Tari Makan Sirih
yang ritmis dan dinamis. Hal ini tentu saja sangat memerlukan
kesiapan fisik penarinya. Kekuatan, ketahanan, dan kelenturan
tubuh penari sangat diperlukan untuk melakukan ragam gerak
tari Makan Sirih yang indah dan penuh semangat.
8
f) Kreativitas
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tari makan sirih (Persembahan) adalah salah satu tarian tradisional atau
tarian klasik riau (melayu) yang umumnya dipentaskan untuk menyambut dan
dipersembahkan untuk menghormati tamu negara / tamu agung yang datang.
Bagi masyarakat Riau, sirih bukan hanya sekedar benda. Sirih juga menjadi
media perekat dalam pergaulan. Melalui tarian, masyarakat Riau telah
menunjukkan kesadaran bahwa manusia saling berhubungan dengan
manusia lainnya. Kesadaran sosial tersebut kemudian mampu menumbuhkan
komunikasi yang baik, saling menghargai, dan menghormati terhadap sesama
manusia. Adanya tari penyambutan untuk tamu menunjukkan bahwa, orang
Melayu sangat menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan.
3.2. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/240441956/Tari-Persembahan
https://haloedukasi.com/tari-persembahan
https://www.researchgate.net/publication/
330680878_MAKNA_FILOSOFI_TARI_PERSEMBAHAN_DAN_RELEVANSINYA
_TERHADAP_KARAKTER_MASYARAKAT_KOTA_PEKANBARU_PROVINSI_
RIAU
http://disbud.kepriprov.go.id/tari-persembahan-makan-sirih/
http://repository.unp.ac.id/33235/
11
12