Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BUDAYA MELAYU RIAU

TUNJUK AJAR JATI DIRI DAN RESAM MELAYU

Disusun Oleh :

Nama : Zahiyah Ufayro


Ratna Dwi Rosita
Regina Mersyanda
Aqeel Ibrahim Omlia
Kevin Fadlan Arjun
Fiqri Maulana Iqbal

Kelas : XI MIPA 2

SMAN 8 PEKANBARU

Jl. Abdul Muis No.14, Cinta Raja, Kec. Sail, Kota Pekanbaru, Riau 28127

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang kita nanti-nantikan syafaatnya di
akhirat nanti.
Kami selaku tim penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
dari mata pelajaran Budaya Melayu Riau dengan judul makalah “Tunjuk Ajar Jati
Diri dan Resam Melayu”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada guru Budaya Melayu Riau kami, Bapak Teja Pratama Putra, yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pekanbaru, 3 Oktober 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................1

1.2 Manfaat Penulisan ..................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3

2.1 Pengertian ..............................................................................................3

2.2 Jati Diri Melayu .....................................................................................3

2.3 Resam Melayu .......................................................................................6

2.4 Pertanyaan ..............................................................................................13

BAB III PENUTUP ............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bagi orang Riau, istilah Tunjuk Ajar Melayu bukan lagi hal yang

baru. Istilah ini cukup popular sebagai salah satu rujukan pembelajaran

budaya di tingkat pendidikan formal maupun dalam kajian-kajian tradisi

budaya Melayu. Almarhum Tennas Effendy merupakan sosok perumus

Tunjuk Ajar Melayu yang hingga saat ini nilai-nilainya masih tetapi menjadi

pembahasan dan penelitian.

Tunjuk Ajar Melayu adalah ungkapan-ungkapan yang bersifat khas,

mengandung nasihat, amanah, petuah, nilai-nilai tunjuk ajar dan

keteladanan, yang mengajak manusia ke jalan kehidupan yang lebih baik

dan mendapatkan keridhaan dari Allah SWT. Tunjuk Ajar Melayu ini

didasarkan pada tradisi, budaya, dan kehidupan orang-orang Melayu yang

sangat erat kaitannya dengan tradisi Islam. Bisa dikatakan apa yang

terkandung dalam Tunjuk Ajar Melayu sebagian besar adalah nilai-nilai

Islam yang sesuai denga budaya dan tradisi orang Melayu.

Selain tunjuk ajar ada juga resam Melayu. Adat resam (juga dikenali

sebagai tradisi) adalah undang-undang atau hak yang tidak bertulis dalam

sebuah masyarakat dan diamalkan secara turun-temurun sejak sekian lama

dan diwarisi oleh nenek moyang. Ia adalah sesuatu yang ramai orang

lakukan, dan telah dilakukan untuk jangka masa yang lama. Biasanya,

datang dari sebuah Negara, budaya, zaman, atau agama sama. Jika ada

1
sesuatu yang biasanya dilakukan dengan cara yang sama, ia mungkin boleh

dikatakan sebagai “adat kebiasaan” dalam melakukan sesuatu.

1.2 Manfaat Penulisan

Memberi wawasan kepada pembaca tentang Tunjuk Ajar Melayu dan

Resam Melayu. Tunjuk Ajar Melayu merupakan segala jenis petuah,

petunjuk, nasihat, amanah, dan contoh teladan yang bermanfaat bagi

kehidupan manusia serta membawa manusia ke jalan yang lurus dan di

ridhoi Allah, berkahnya menyelamatkan manusia dalam kehidupan di dunia

dan di akhirat.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk melengkapi tugas Budaya Melayu Riau.

2. Untuk mengetahui apa itu Tunjuk Ajar Melayu.

3. Untuk mengetahui konsep-konsep Resam Melayu.

4. Untuk mengetahui tentang Resam Melayu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ‫ف غرت يــان‬

Identitas dan jati diri seringkali diartikan secara sama. Identitas di

dalam KBBI berarti ciri-ciri, gambaran,atau keadaan khusus seseorang

atau suatu benda. Identitas dapat berupa ciri khas lahiriah yang dapat

dilihat, dirasakan, diraba, dan juga kebiasaan-kebiasaan berpola tradisi dan

karya- karya. Sedangkan jati diri selain berarti sama dengan identitas, juga

bermakna inti, jiwa, semangat, dan daya gerak dari dalam atau spiritualitas.

Identitas menitikberatkan kepada aspek-aspek keluaran sebagai wujud

indrawiyah (tangiable), sedangkan jati diri menitikberatkan kepada aspek-

aspek dari dalam sebagai wujud batiniah(intangible). Jati diri pada

hakekatnya adalah nilai-nilai luhur yang melekat dan mendarah daging

dalam diri seseorang, suatu kaum, atau bangsa.

2.2 Jati Diri Melayu ‫م الي ـو دي ري ج ات ي‬


Jati diri orang Melayu dapat ditandai dalam tiga aspek dasar yang

menjadi pengekal dari ke melayunya, yaitu agama Islam, resam Melayu, dan

bahasa Melayu. Dari tiga aspek tersebut, agama Islam adalah yang paling

mutlak yang tidak bisa ditinggalkan dilepaskan ataupun ditawar yang

menjadi harga mati dalam Melayu itu sendiri. Sehingga sering didengar

3
bahwa masuk Melayu adalah masuk Islam, dan keluar dari Islam berarti

keluar dari kemelayuan. Meskipun hanya mengakui Islam, Putri Melayu

sangat terbuka dan tidak pernah menolak kedatangan kultur lain yang

berbeda agama, etnis, bahasa, bangsa, dan negara.

Kemajemukan membuat orang Melayu memiliki wawasan yang luas,

ilmu pengetahuan yang berkembang,dan memberi peluang kebersatuan

keberagaman kultur. Melayu dan Islam dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Melayu berkembang karena Islam dan Islam merupakan jati diri ke

melayuan.

2.2.1 Agama Islam ‫ا س الم اك ــــــــــم‬

Identitas orang Melayu sering diasosiasikan dengan Islam. Menjadi

Melayu berarti menjadi Islam. Meninggalkan Islam, berarti keluar dari

kemelayuan. Agama Islam menjadi salah satu faktor yang melegitimasi

kemurnian dari identitas kemelayuan tersebut. Islam menjadi tataran nilai

moral tertinggi yang melandasi nilai nilai lainnya.

Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa orang di luar Islam

yang menganut agama Islam disebut "masuk Melayu" dan sebaliknya. Bila

orang Melayu keluar dari agama Islam, tanggallah hak dan kewajibannya

sebagai orang Melayu. Orang yang keluar dari Islam tidak lagi dianggap

sebagai orang Melayu. Di dalam ungkapan adat dikatakan, "siapa

meninggalkan syarak, maka ia meninggalkan Melayu, siapa yang memakai

4
syarak, maka ia masuk Melayu", atau "bila tanggal syarak, maka gugurlah

Melayu."

Kekuatan persebatian orang Melayu dengan agama Islam tercermin

dalam ungkapan adat:

adat bersendir syarak,

syarak bersendi kitabullah

adat adalah syarak semata

adat semata qurran dan sunnah

adat sebenar adat ialah kitabullah dan sunnah Nabi

syarak mengata, adat memakai

adat adat tumbuh dari syarak,syarak tumbuh dari kitabullah

berdiri adat karena syarak

Tingkat persebatian kehidupan orang Melayu dengan Islam tercermin

dalam Tunjuk Ajar Melayu (Tenas Effendy: 2004).

apa tanda Melayu jati,


bersama Islam hidup dan Mati

apa tanda Melayu jati,


Islam melekat di dalam hati

apa tanda Melayu jati,


dengan Islam ia bersebati

apa tanda Melayu bertuah,


memeluk Islam tiada menyalah

5
2.3 Resam Melayu ‫رسا ماليـ‬

Orang Melayu memegang teguh tata aturan dalam kehidupan sosial

masyarakat. Tata aturan tersebut menjadi pegang pakai dalam tradisi yang

selalu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pepatah disebutkan,

hidup di kandung adat, mati di kandung bumi, bermakna bahwasanya

manusia yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat haruslah memaknai

dan menggunakan adat yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Keharusan

tersebut beribarat sebagaimana manusia mati haruslah dikebumikan. Pada

pepatah lain, biar mati anak asal jangan mati adat bermakna betapa

pentingnya kedudukan dan peranan adat dalam kehidupan orang Melayu.

Oleh karena itu, sebutan "tak beradat" atau "tak tahu adat" menjadi sangat

memalukan.

Dalam adat istiadat Melayu Riau, masing-masing wilayah budaya

mempunyai konsep yang beragam. Namun, secara umum konsep adat

dikenal dengan 3 tingkatan, yaitu adat yang sebenar adat, adat yang

diadatkan, dan adat yang teradatkan (Taufik Ikram Jamil, dkk, 2018).

A) Adat yang Sebenar Adat

Adat yang sebenar adat adalah adat yang asli dalam bentuk hukum-

hukum Allah SWT (Islam), tidak dapat diubah oleh akal pikiran dan hawa

nafsu manusia, dan tidak dapat diganggu gugat, sehingga dikatakan tidak

6
akan layu dianjak tidak akan mati diinjak. Adat yang sebenar adat

bersumber dari hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya dalam wujud syarak.

Di dalam ungkapan dinyatakan:

berwaris kepada Nabi

adat berkhalifah kepada Adam

adat berinduk ke ulama adat bersurat dalam kertas

adat tersirat dalam sunah

adat dikungkung kitabullah

itulah adat yang tahan banding

itulah adat yang tahan asak

adat terconteng di lawang

adat tak lekang oleh panas

adat tak lapuk oleh hujan

adat dianjak layu diumbut mati

adat ditanam tumbuh dikubur hidup

kalau tinggi dipanjatnya

bila rendah dijalarnya

riaknya sampai ke tebing

umbutnya sampai ke pangkal

resamnya sampai ke laut luas

7
Ungkapan di atas menggambarkan persebatian adat Melayu dengan

ajaran Islam. Dasar adat Melayu menghendaki sunah nabi dan al-Qur'an

sebagai pedoman. Prinsip seperti itu tidak bisa diubah atau dihilangkan.

B) Adat yang Diadatkan

Adat yang diadatkan adalah hukum, norma atau adat buah pikiran

leluhur manusia yang piawai, yang kemudian berperanan untuk mengatur

lalu lintas pergaulan kehidupan manusia. Adat yang diadatkan bisa

mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan kemajuan zaman.

Bisa ditambah dan dikurangi agar tetap dapat menjawab tantangan

kehidupan masyarakatnya, dan mempunyai perbedaan antar wilayah

budaya. Di dalam ungkapan, adat yang diadatkan disebutkan:

Adat yang diadatkan

Adat yang turun dari raja

Adat yang datang dari datuk

Adat yang cucur dari penghulu

Adat yang dibuat kemudian

Putus mufakat adat berubah

Bulat kata adat berganti

Sepanjang hari ia lekang

Beralih musim ia layu

Bertuhan angin ia melayang

8
Bersalin baju ia tercampak

Adat yang dapat dibuat-buat

Adat yang diadatkan termaktub di dalam pepatah petitih, undang-

undang adat, dan ketetapan lainnya yang disepakati secara bersama. Contoh

adat yang diadatkan misalnya terdapat dalam nyanyian panjang dan bilang

undang tentang syarat dan sifat manusia yang baik dalam memilih raja, yang

menyebutkan, sekurang-kurangnya di dalam memenuhi empat perkara,

pertama tua hati betul, kedua bermuka manis, ketiga berlidah fasih, dan

keempat bertangan murah.

Penguasa (raja) mengatur hak dan kewajiban para kawula menurut

tingkat sosial mereka. Hak-hak istimewa raja dan para pembesar diatur dan

diwujudkan dalam bentuk rumah, bentuk dan warna pakaian, kedudukan

dalam upacara-upacara, dan larangan bagi rakyat biasa untuk memakai atau

mempergunakan jenis yang sama. Dengan demikian tercipta ketentuan-

ketentuan yang berisi suruhan dan pantangan. Di samping itu juga tercipta

kelas-kelas dalam masyarakat yang pada umumnya terdiri dari raja dan anak

raja-raja, orang baik-baik, dan orang kebanyakan.

Stratifikasi sosial dalam masyarakat Melayu seperti ini telah

menciptakan hak dan kewajiban yang berbeda bagi tiap-tiap tingkatan.

Contoh lain adat yang diadatkan misalnya kitab "Bab al Qawa'id" (1901)

Kerajaan Siak Sri Indrapura.

9
Pasal empat Kuasa melarang orang yang hendak menghadap Sri

Paduka Sultan jikalau orang itu naik sahaja tidak memberi tahu kepada

Penghulu Balai waktu Sri Paduka Sultan bersemayam.

Pasal lima Kuasa melarang dengan keras kepada sekalian orang besar

besar, datuk-datuk, pegawai-pegawai, jurutulis-jurutulis yang bekerja

datang ke balai tiada memakai baju kot, seluar pentalon, sepatu, dan kupiah.

Pasal tujuh kalau hamba rakyat atau siapa juga tiada dikecualikan orangnya

hendak menghadap atau datang ke balai tiada boleh berkain gumbang

seperti yang tersebut dalam "Ingat Jabatan" bahagian yang kesebelas pada

pasal lima, maka jika berkain gumbang kuasa Penghulu Balai

menghalaunya dikecuali jikalau orang terkejut di tengah jalan karena

hendak meminta pertolongan kepada polisi apa-apa kesusahannya.

C) Adat yang Teradatkan

Adat yang teradat merupakan aturan budi pekerti sehingga membuat

penampilan manusia yang berbudi bahasa. Dipelihara dari zuriat (generasi)

kepada zuriat berikutnya, sehingga menjadi resam (tradisi) budi pekerti

orang Melayu. Adat ini merupakan konsensus bersama yang dirasakan

sebagai pedoman untuk menentukan sikap dan tindakan dalam menghadapi

setiap peristiwa dan masalah-masalah yang dihadapi. Konsensus dijadikan

pegangan bersama, sehingga merupakan kebiasaan turun-temurun. Oleh

karena itu, "adat yang teradat" dapat berubah sesuai dengan nilai-nilai baru

yang berkembang.

10
Adat yang teradat misalnya aturan panggilan dalam keluarga,

masyarakat dan kerajaan, seperti misalnya panggilan ayah, bapak, abah, ibu,

emak, abang, kakak, puan, tuan, encik, tuan guru,engku, paduka, datuk,

nenek, dan nenek moyang. Contoh adat yang teradatkan misalnya panduan

berbahasa yang mencakup 4 derajat, yaitu bahasa mendaki, bahasa

mendatar, bahasa melereng, dan bahasa menurun.

Di dalam ungkapan, adat yang teradatkan disebutkan:

Adat yang teradat

Datang tidak bercerita

Pergi tidak berkabar

Adat disarung tidak berjahit

Adat berkelindan tidak bersimpul

Adat berjarum tidak berbenang

Yang terbawa burung lalu

Yang tumbuh tidak ditanam

Yang kembang tidak berkuntum

Yang bertunas tidak berpucuk

Adat yang datang kemudian

Yang diseret jalan panjang

Yang betenggek di sampan lalu

Yang berlabuh tidak bersauh

11
Yang berakar berurat tunggang

Itulah adat sementara

Adat yang dapat dialih-alih

Adat yang dapat ditukar salin

Selain 3 tingkatan adat di atas, juga dikenal adat istiadat yaitu adat

tradisi dengan segala ragam karena pelaksanaan serta peralatannya. Adat

istiadat ini lebih kepada tradisi yang ada dalam 1 persukuan dan

pelaksanaannya diserahkan kepada suku-suku masing-masing, sedangkan

bagi raja dilaksanakan oleh anggota kerapatan adat.

12
2.4 Pertanyaan

1. Dalam Melayu, Islam menjadi tataran nilai moral tertinggi yang

melandasi nilai-nilai. Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa

orang diluar Islam yang menganut agama Islam disebut…

A. Masuk Islam

B. Orang beriman

C. Mualaf

D. Masuk melayu

E. Orang bertaqwa

2. Orang Melayu memegang teguh tata aturan dalam kehidupan social

masyarakat. Tata aturan tersebut menjadi pegang pakai dalam tradisi

yang selalu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pepatah

disebutkan…

A. Apa tanda Melayu jati, bersama Islam hidup dan mati

B. Hidup di kandung adat, mati di kandung bumi

C. Ada tersirat dalam sunah

D. Adat yang diadatkan

E. Tak memakai adat, berarti bukan orang beradat

13
3. Jati diri dapat ditandai dalam 3 aspek dasar, aspek yang paling mutlak

yang tidak bisa ditinggal, dilepas, ataupun di tawar adalah…

A. Kesopanan

B. Adat

C. Agama Islam

D. Budaya

E. Etika

4. Dalam adat istiadat Melayu Riau, masing-masing wilayah budaya

mempunyai konsep yang beragam. Namun, secara umum konsep adat

dikenal dengan 3 tingkatan, yaitu ...

A. Adat yang sebenar adat, adat yang diadakan, dan adat yang

teradatkan

B. Adat yang sebenar adat, adat yang diadatkan, dan adat yang

terlaksanakan

C. Adat yang bukan adat, adat yang diadatkan, dan adat yang

teradatkan

D. Adat yang menjadi adat, adat yang diadatkan, dan adat yang

terlaksanakan

E. Adat yang sebenar adat, adat yang diadatkan, dan adat yang

teradatkan

14
5. Adat yang asli dalam bentuk hukum-hukum Allah SWT (Islam), tidak

dapat diubah oleh akal pikiran dan hawa nafsu manusia, dan tidak dapat

diganggu gugat, sehingga dikatakan tidak akan layu dianjak tidak akan

mati diinjak adalah...

A. Adat yang sebenar adat

B. Adat yang diadatkan

C. Adat yang teradatkan

D. Adat yang ditetapkan

E. Adat istiadat

6. Adat yang sebenar adat bersumber dari hukum-hukum Allah dan Rasul-

Nya dalam wujud...

A. Sunnah

B. Al-Quran

C. Syarak

D. Aturan tertulis

E. Aturan dari tetua adat

7. Hukum, norma atau adat buah pikiran leluhur manusia yang piawai,

yang kemudian berperanan untuk mengatur lalu lintas pergaulan

kehidupan manusia adalah...

A. Adat yang sebenar adat

B. Adat yang diadatkan

C. Adat yang teradatkan

D. Adat yang ditetapkan

E. Adat istiadat

15
8. Aturan budi pekerti sehingga membuat penampilan manusia yang

berbudi bahasa. Dipelihara dari zuriat (generasi) kepada zuriat

berikutnya, sehingga menjadi resam (tradisi) budi pekerti orang Melayu

adalah ….

A. Adat yang sebenar adat

B. Adat yang diadatkan

C. Adat yang teradatkan

D. Adat yang ditetapkan

E. Adat istiadat

9. Contoh adat yang teradatkan misalnya panduan berbahasa yang

mencakup 4 derajat, yaitu bahasa mendaki, bahasa mendatar, bahasa

melereng, dan bahasa.....

A. Merunduk

B. Menurun

C. Meluncur

D. Mencuram

E. Melongsor

16
10. Adat tradisi dengan segala ragam karena pelaksanaan serta peralatannya

dan lebih kepada tradisi yang ada dalam 1 persukuan dan

pelaksanaannya diserahkan kepada suku-suku masing-masing adalah...

A. Adat yang sebenar adat

B. Adat yang diadatkan

C. Adat yang teradatkan

D. Adat yang ditetapkan

E. Adat istiadat

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan

bahwa jati diri melayu pada hakekatnya adalah nilai-nilai luhur yang melekat dan

mendarah daging dalam diri seseorang, suatu kaum, atau bangsa melayu. Ditandai

dalam tiga aspek dasar yang menjadi pengekal dari ke melayunya, yaitu agama

Islam, resam Melayu, dan bahasa Melayu.

3.2 Saran

Saran yang dapat kami berikan bagi para pembaca baik laki-laki maupun

perempuan, tua ataupun muda, murid ataupun guru, rata-rata pembahasan di

setiap bab adalah mengenai sikap kita, adab, kata-kata, jati diri, dan sebagainya

18
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Tenas. 2004. Kesantunan dan Semangat Melayu. Pekanbaru:


Tenas Effendy Foundation.

Effendy, Tenas. 2013. Tunjuk Ajar Melayu. Pekanbaru: Tenas Effendy


Foundation bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Riau.

Jamil, T.I., Putra, D.H., Anuar, S. 2021. Pendidikan Budaya Melayu Riau
Revisi 2019. Pekanbaru: Narawita Swarna Persada.

Jamil, T.I., dkk. 2018. Pendidikan Budaya Melayu Riau, Buku Sumber
Pegangan Guru. Pekanbaru: LAMR.

19

Anda mungkin juga menyukai