Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
BAB I
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 1
BAB II
2.1 Sinopsis............................................................................................ 2
2.2 Deskripsi.......................................................................................... 2
2.3 Tata Rias dan Tata Busana............................................................... 2
2.4 Properti............................................................................................. 3
2.5 Musik Penggiring............................................................................. 3
2.6 Pola Lantai ...................................................................................... 4
2.7 Penilaian............................................................................................ 6
BAB III
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................................................ 7

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada guru serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil,
sehingga laporan ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari
sekali, didalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempuraan serta banyak
kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada guru serta teman-teman sekalian, yang kadang kala hanya
menturuti egois pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan laporan – laporan kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan laporan ini ialah, mudah –mudahan
apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang
lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi.

Pekanbaru, Februari 2020

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut sejarahnya, Tari Serampang Dua Belas pertama kali diciptakan pada
tahun 1940an oleh salah satu seniman bernama Sauti. contoh seni tari ini awalnya
diperkenalkan ke publik dengan nama Tari Pulau Sari, hal ini disesuaikan dengan judul
lagu yang mengiringinya yaitu lagu “Pulau Sari”.
Karena keindahan gerak serta pesan-pesan yang terkandung di dalamnya, tarian
ini mulai disambut baik dan mendapatkan antusias dari masyarakat. Tarian ini juga
mendapat respon positif dari pemerintah daerah Sumatera Utara, dengan memberikan
berbagai penghargaan kepada pencipta tarian tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu, tari Tari Serampang Dua Belas mulai sering
ditampilkan di berbagai acara, baik di daerah maupun tinggat nasional. Hingga akhirnya
tarian ini mulai dikenal dan sering ditampilkan di daerah lain. Untuk menjaga dan
melestarikan karya tersebut, pemerintah daerah kemudian mematenkannya dan
menjadikan tari Tari Serampang Dua Belas sebagai icon kesenian di kabupaten Serdang
Bedagai, Sumatera Utara.

1.2 Tujuan dan Manfaat


A. Tujuan
1. Mengapresiasi seni daerah
2. Melestarikan warisan budaya
3. Menggali potensi diri
4. Mengenalkan budaya pada masyarakat
B. Manfaat
1. Menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya daerah
2. Terjadinya eksplorasi terhadap potensi diri
3. Meningkatkan kreativitas
4. Membantu pelestarian budaya daerah

iii
BAB II
ISI

2.1 Sinopsis Tari Serampang Dua Belas


Tarian Serampang Dua Belas ini diciptakan oleh Sauti. Tarian ini merupakan jenis
tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang
perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai
memasuki tahap pernikahan.
Karena menceritakan proses bertemunya dua hati tersebut, maka tarian ini
biasanya dibawakan secara berpasangan, laki-laki dan perempuan. Namun demikian,
pada awalnya tarian ini hanya dibawakan oleh laki-laki karena kondisi masyarakat pada
waktu itu melarang perempuan tampil didepan umum, apalagi memperlihatkan lenggok
tubuhnya.

2.2 Deskripsi Tari Serampang Dua Belas


Tari Serampang Dua Belas merupakan satu dari sekian banyak tari yang
berkembang di bawah Kesultanan Deli Serdang di kabupaten Serdang Bedagai (dahulu
kabupaten Deli Serdang). Nama tari Serampang Dua Belas lebih dulu dikenal dengan
nama Tari Pulau Sari. Hal itu mengacu pada judul lagu yang mengiringi tarian tersebut,
yaitu lagu Pulau Sari. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada era 1940-an dan digubah
ulang antara tahun 1950-1960. sauti yang lahir tahun 1903 di Pantai Cermin, kabupaten
Serdang Bedagai ketika menciptakan  Tari Serampang Dua Belas sedang bertugas di
Dinas PP&K Provinsi Sumatra Utara.
Atas inisiatif dari dinas yang menaunginya, Sauti diperbantukan menjadi guru di
perwakilan Jawatan Kebudayaan Sumatra Utara di Medan. Pada masa itulah Sauti
menciptakan beberapa kreasi tari terkenal hingga sekarang termasuk Tari Serampang
Dua Belas, Sauti juga berhasil mengubah beberapa tari lain, yaitgu tari jenis Tiga
Serangkai yang terdiri dariTari Senandung dengan lagu Kualu Deli, Tari Mak Inang
dengan lagu Mak Inang Pulau Kampai, dan Tari Lagu Dua dengan lagu Tanjung
Katung.

2.3 Tata Rias dan Tata Busana Tari Serampang Dua Belas

TATA RIAS
Putra : Rias Gagahan
Putri : Rias Cantik

TATA BUSANA
Untuk kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Serampang
Dua Belas, biasanya adalah busana khas adat Melayu di pesisir pantai timur Sumatera.
Untuk penari pria biasanya menggunakan baju kemeja panjang dan celana panjang.

iv
Serta beberapa atribut tambahan seperti peci dan kain yang dikenakan di pinggang
hingga paha.
Sedangkan untuk penari wanita biasanya menggunakan baju lengan panjang dan
kain panjang di bagian bawah. Serta berbagai atribut pemanis seperti hiasan kepala,
hiasan penutup dada, dan kain yang dikenakan di pinggang. Namun penggunaan kostum
tersebut juga disesuaikan dengan kreasi masing-masing kelompok, sehingga lebih
bervariatif namun tidak meninggalkan kesan tradisional Melayunya.
Busana ini diperindah lagi dengan tambahan property lainnya seperti sanggul,
hiasan bunga, anting, selendang, dan sapu tangan. Sapu tangan ini diselitkan pada
bagian ujung atas kancing baju. Adapun sapu tangan ini akan digunakan pada ragam
terakhir tari Serampang Dua Belas.

2.4 Properti Tari Serampang Dua Belas


Properti Tari Serampang dua belas, antara lain :  
 Sapu Tangan.
 Pakaian adat melayu.
 Penutup Kepala.
 Hiasan/Aksesori Kepala.

2.5 Musik Penggiring Tari Serampang Dua Belas


Dalam pertunjukan Tari Serampang Dua Belas biasanya diiringi oleh alunan
musik tradisional seperti kecapi, rebana dan musik tradisional Melayu lainnya.
Sedangkan untuk lagu yang biasa digunakan untuk mengiringi tarian ini adalah lagu
pulau sari.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, mulai banyak juga yang
menggunakan musik digital atau musik rekaman sebagai pengiring tarian tersebut,
karena dianggap lebih praktis dan mudah. Tapi ada juga yang masih menggunakan
musik tradisional, terutama untuk menampilkan kesan tradisional dalam tarian ini.
Tarian Serampang 12 merupakan sebuah tarian dengan rentak joget.Masyarakat
Melayu sangat lekat dengan kebudayaan dan kaidah-kaidah islam. Dapat dilihat dari
gerakan-gerakan tari yang memiliki tata cara, tertib, sopan santun, dan lembut.
Tari Serampang Dua Belas diawali dengan ragam tari permulaan dan berakhir
dengan ragam yang ke-dua belas, yakni ragam sapu tangan. Dengan perpaduan alunan
alat musik akordion, biola, dan gendang bebano yang mengiringnya Tari Serampang
Dua Belas.
1) Akordion. 
Akordion merupakan alat musik yang paling utama karena dirasa pas
sebagai melodi pengiring tari Serampang dua belas.
(2) Biola. 
Selain akordion, sering juga melodi dibantu dengan alunan alat musik biola.
Fungsi musik pengiring tari biola ini memberikan warna heterofoni pada iringan
musik tari Serampang dua belas, maupun jenis jenis tari melayu lainnya.

v
Alunannya yang lembut sering memberikan kesan tersendiri bagi penikmat
musik. Dapat menjadi sangat menyayat hati dapat pula mengisahkan sebuah kisah
yang menggebu-gebu. Biola pun kini dipandang menjadi bagian dari alat musik
tradisional Melayu.
(3) Gendang Ronggeng (bebano.)
Setelah pembawa melodi, dalam iring-iringan tari serampang dua belas
terdapat alat musik pembawa ritmik. Gendang ronggeng atau yang lebih dikenal
dengan istilah bebano pada masyarakat Kecamatan Siak menjadi ciri dominan
musik etnik Melayu.
Gendang pengiring yang dianggap mewakili estetika seni Melayu terdiri
dari dua, satu sebagai gendang induk dan satu lagi sebagai gendang anak atau
peningkah. Teknik menghasilkan empat onomatopeik bunyi pada bebano yakni
tak (anak), ding (cak), dang (cal), dan tung (gong).

(4) Gong (Tetawak.) 


Selanjutnya pada musik pengiring tari Serampang dua belas terdapat pula
pembawa fungtuasi ritmik, yaitu gong atau tawak atau tetawak dan ada juga
menggunakan kerincing. Tetawak umumnya memiliki tinggi badan yang lebih
besar apabila dibandingkan antara tinggi badan dan diameter badannya.

2.6 Pola Lantai/Gerakan Tari Seramoang Dua Belas

Hitu
No Nama Gerak Pola Lantai Uraian Gerak
ngan
1 Ragam 1 1x8 1. Gerakan ditempat langkah lonjak
satu
2. Gerakan ditempat langkah lonjak
satu
2 Ragam 2 1x8 1. Gerakan maju serong kanan
langkah biasa
2. Gerakan mundur langkah biasa
3. Gerakan maju serong kiri langkah
biasa
4. Gerakan mundur langkah biasa
3 Ragam 3 1x8 1. Gerakan maju serong kiri belok
kanan langkah dua
2. Gerakan maju melalui garis tengah
langkah dua
3. Gerakan mundur melingkar
langkah dua
4. Gerakan maju kembali ketempat
langkah dua

vi
4 Ragam 4 1x8 1. Menuju garis tengah langkah
menyilang
2. Menuju pindah tempat langkah
menyilang
3. Menuju garis tengah langkah
menyilang
4. Menuju kembali ketempat langkah
menyilang
5 Ragam 5 1x8 1. Maju membelok kekiri langkah
biasa
2. Maju balik kiri langkah biasa
3. Mundur melingkar langkah dua
4. Maju kembali ketempat langkah
dua
6 Ragam 6 1x8 1. Gerakan ditempat langkah lonjak
dua
2. Gerakan ditempat langkah lonjak
dua
3. Gerakan ditempat langkah lonjak
tiga
4. Gerakan ditempat langkah lonjak
tiga
7 Ragam 7 1x8 1. Gerakan maju langkah lonjak
empat(kanan)
2. Gerakan mundur kaki langkah dua
3. Gerakan maju langkah lonjak
empat(kiri)
4. Gerakan mundur langkah dua
8 Ragam 8 1x8 1. Maju langkah menyilang angkat
2. Maju langkah menyilang angkat,
1-4, 5-8 mundur
3. Mundur langkah menyilang angkat
4. Maju kembali ketempat langkah
dua
9 Ragam 9 1x8 1. Maju beredar langkah lonjak lima
2. Maju beredar langkah lonjak lima
3. Maju beredar langkah lonjak lima
4. Maju kembali ketempat langkah
dua
10 Ragam 10 A 1x8 1. Gerakan maju langkah dua
( Pria ) 2. Gerakan maju belok kanan dua
kali, langkah dua
3. Gerakan mundur melingkar
langkah dua
4. Gerakan maju kembali ketempat
langkah dua

vii
11 Ragam 10 A 1x8 1. Gerakan ditempat langkah dua
( Wanita ) 2. Gerakan belok kiri/belok kanan
langkah dua
3. Gerakan mundur melingkar
langkah dua
4. Gerakan maju kembali ketempat
langkah dua
12 Ragam 10 B 1x8 1. Gerakan ditempat langkah dua
( Pria ) 2. Gerakan belok kiri/belok kanan
langkah dua
3. Gerakan mundur melingkar
langkah dua
4. Gerakan maju kembali ketempat
langkah dua
13 Ragam 10 B 1x8 1. Gerakan maju langkah dua
( Wanita ) 2. Gerakan maju belok kanan dua
kali, langkah dua
3. Gerakan mundur melingkar
langkah dua
4. Gerakan maju kembali ketempat
langkah dua
14 Ragam 11 1x8 1. Gerakan maju langkah menyilang
2. Gerakan maju pindah tempat
langkah dua
3. Gerakan maju langkah menyilang
angkat
4. Gerakan maju kembali ketempat
langkah biasa
(hitung 1 pada no. 4 ini mencabut
sapu tangan)
15 Ragam 12 1x8 1. Gerakan melingkar menyatukan
sapu tangan langkah biasa
2. Gerakan maju kebelakang 1-4, 5-8
maju kedepan langkah biasa
3. Gerakan beredar kebelakang
mengangkat sapu tangan/berputar
langkah dua
4. Gerakan beredar kedepan
mengangkat sapu tangan/berputar
langkah dua
(untuk wanita, ragam 12 ini pada
hitungan satu kaki kiri)

2.7 Penilaian
No Nama Wiraga Wirama Wirasa Wirupa Total
1 Ria Lestari
2 Tari Handayani

viii
3 Ira Malianda
4 Al-Fajri
5 Masrendra
6 Parade Saroha

ix
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan atas karya tari yang kami kreasikan ini dapat kami ambil kesimpulan
bahwa tari daerah merupakan aset yang perlu dilestarikan. Mengkreasikan tarian daerah
bukanlah hal yang membosankan. Namun jika ditekuni akan membuat kebanggaan
tersendiri. Tari daerah memiliki kekhasan yakni adiluhung, sehingga karya tari ini dapat
memberikan banyak pelajaran bagi yang membawakan, baik dari segi spiritual maupun
emosional.

3.2 Saran
Dengan berakhirnya laporan yang saya buat ini, saya menyadari bahwa dalam
penulisan laporan ini terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini dan
berikutnya. Besar harapan saya, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai