Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TARI TOPENG TUNGGAL BETAWI

Disusun oleh :

Aryati Dewi Kusumaningtyas

Nim: 191341123

Nabila Ghasani Eka Suci

Nim: 191341104

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Jln. Ki Hajar Dewantara No 9, Kentingan Jebres, Surakarta

Telp : 0271647658

Email : direct@isi-ska.ac.id

Website : isi-ska.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal
dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan maupun materi yang telah mereka kontribusikan.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta
ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki bentuk
maupun tingkatkan isi makalah sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang
luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik
yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

.                                                                                         Surakarta, 6 Desember  2019

.                                                                                                   Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………….……….……………………...…………..……….  i


KATA PENGANTAR ………….…………………………………………………  ii
DAFTAR ISI …………………….…………………………….………………….  iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………...…….……  1

 A. Latar Belakang ….…….……………..……………………..……………  1


 B. Rumusan Masalah ….…………………………………….........……….. .1
 C. Tujuan ……….…………………………………….……...…………….. .2

BAB II PEMBAHASAN ……………..…..………………………….....…...….......3

 A Sejarah Tari Topeng Tunggal Betawi …………………....……………......3


 B. Maksud Dan Tujuan Tari Topeng Tunggal Betawi………....……..…......  4
 C. NonVerbal………………............................................................................5

BAB IV PENUTUP …………………………………………..……….…..…….….  7

 A. Simpulan …………………………………………………………..…..…  7
 B. Saran ……………………………………………………………......…….  7

DAFTAR PUSTAKA …………..…………………………………………....…..…..8


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Betawi adalah salah satu daerah yang terdapat di wilayah Jakarta, dengan
datangnya suku-suku dan Negara dari luar setidaknya akan melebur 3 adat
istiadat tradisi budaya setempat. Meski begitu etnik Betawi diduga sebagai
penduduk yang paling awal mendiami kawasan ini. Dari masa ke masa
masyarakat Betawi terus berkembang dengan ciri-ciri budayanya yang makin
lama makin mantap, sehingga mempunyai identitas tersendiri. Apabila dikaji
secara mendalam akan tampak unsur-unsur kebudayaan yang menjadi sumber
asalnya. Betawi memiliki seni dan budaya yang khas baik dari musik, sastra,
teater, rupa.Disini peneliti akan meneliti tentang kesenian yang ada di Betawi.
Seni Tari khas Betawi, ada bermacam-macamjenis tarian yang menjadi khas
betawi,diantaranya tari topeng, tari belenggo, tari yapong, tari cokek,Tari
Uncul, Tari Yapong, Tari Samrah, Tari zapin atau Japin, Pencak Silat, Tari
Kreasi Baru. Dari beberapa tarian di atas, salah satu tarian yang membuat
peneliti tertarik adalah Tari Topeng Tunggal Betawi, karena secara tradisi
rumpun tari Topeng Betawi merupakan ke-khasan dari seni budaya
masyarakat Betawi.Tari Topeng Betawi pertama kali diciptakan oleh nenek
Makinang dan Kong Jiun pada tahun 1930. Penciptaan Tari Topeng Betawi
terinspirasi dari Tari Topeng Cirebon sebagaimana yang dikemukakan oleh
Kartini (1989: 1) bahwa: “Tari Kedok yang berkembang diwilayah budaya
Betawi pinggiran merupakan penyederhanaan dari tarian topeng kecil Cirebon
yang biasa terdiri dari enam sampai delapan topeng”Adapun macam-macam
Tari yang termasuk rumpun Topeng Betawi menurut Yahya Andi Saputra
(2009: 39): Dalam perkembangannya kini kita kenal berbagai variasi tari
topeng Betawi, seperti Lipet Gandes, Topeng Tunggal, Enjot-enjotan, Gegot,
Topeng Cantik, Topeng Putri, Topeng Ekspresi, Kang Aji, dan lain-lain.
Sementara tari kreasi baru yang mendapat inspirasi dari tari Topeng antara
lain Ngarojeng, Doger Amprok, Gitek Balen, Kembang Lambang Sari, Nanak
Ganjen dan Topeng Sengget.Salah satu rumpun Tari Topeng Betawi yang
telah dipaparkan diatas yaitu Topeng Tunggal, peneliti tertarik untuk meneliti
Tari Topeng

B.  Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan


masalah dalam makalah ini seperti:
1.  Bagaimana sejarah Tari Topeng Tunggal Betawi
2.    Apa maksud dan makna dari Tari Topeng Tunggal Betawi
3.    Bagaimana busana dan tataa rias Tari Topeng Tunggal Betawi
4.    Apa saja properti yang digunakan Tari Topeng Tunggal Betawi

5. bagaimana music dari topeng Tunggal Betawi

C.    Tujuan

1.    Untuk mengetahuai sejarah Tari Topeng Tunggal Betawi


2.    Untuk mengetahui apa makna dan maksud dari tari topeng betawi
3.    Untuk mengetahui busana dan tat arias Tari Topeng Tunggal betawi
4.    Untuk mengetahuai apa saja properti yang digunakan Tari Topeng Betawi

5. untuk mengetahui bagaimana music dari tari topeng betawi


BAB III

PEMBAHASAN

A. Sejarah

Tari topeng tunggal telah di ciptakan pada tahun 1930 oleh sepasang suami
istri bapak Djiun dan Ibu Kinang,yang berasal dari Cisalak. Kemudian tarian ini
berkembang di wilayah Betawi pinggiran. Tarian ini merupakan penyederhanaan dari
topeng kecil Cirebon. Yang biasanya terdiri dari 6 sampai 8 topeng (kedok). Tarian
topeng Cirebon yang klasik itu di serap oleh masyarakat Betawi pinggiran, kemudian
di kembangkan menjadi tarian pelengkap untuk pertunjukan rakyat Betawi, yang di
kenal dengan sebutan teater topeng Betawi. Tarian ini diberi nama tari Topeng bukan
semata-mata karena penggunaan topeng oleh sang penari, tetapi karena tarian ini
menjadi bagian dari pertunjukkan Topeng Betawi, yaitu teater rakyat berbahasa
Betawi Pinggir yang terdiri dari musik, tari, nyanyi, lawak dan lakon (sandiwara)
dengan tema kehidupan sehari-hari masyarakat Betawi. Pertunjukkan Topeng Betawi
diawali dengan permainan musik atau tetalu sebagai tanda dimulainya acara, disusul
kemunculan seorang penari perempuan yang disebut “ronggeng” dan memulai tarian
Topeng Tunggal. Topeng atau kedok yang di pergunakan untuk menari di daerah
Betawi hanya 3 topeng dan terdiri dari warna yang berbeda, tiga warna, yaitu Topeng
putih yang di namakan panji, merah muda (kesumba) yang dinamakan samba, dan
yang terkahir topeng merah yang dinamakan jingga.

Awalnya tari Topeng Tunggal diletakkan di akhir pementasan sebagai


penutup, tetapi kemudian justru menjadi pembuka acara setelah adanya
perkembangan zaman. Tari ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena
ronggeng topeng harus memainkan tiga karakter sekaligus secara berurutan, dan tidak
semua penari bisa melakukannya. Seorang ronggeng atau penari Topeng Tunggal
seringkali menjadi primadona dalam pertunjukan Topeng Betawi karena
kepiawaiannya menarikan tiga segmen tarian tersebut sekaligus. Dahulu para
ronggeng harus belajar dan berlatih sendiri tanpa ada mentor seperti sekarang.
Keluwesan perpindahan karakter dengan bahasa tubuh yang “pas” tentu saja bukan
hal yang mudah. Kesulitan berpindah karakter masih ditambah dengan topeng yang
harus dikenakan selama menari, yaitu dengan menggigit kayu yang ada di bagian
belakang topeng agar menempel dengan baik di wajah si penari.

Tari Topeng Tunggal sejak dahulu sudah dipakemkan yakni hanya boleh
dibawakan oleh penari perempuan, berbeda dengan tari Topeng Cirebon yang bisa
dimainkan oleh penari perempuan maupun lelaki. Begitu juga dengan gerakannya
yang sudah pakem. Jenis tari topeng lain yang juga merupakan turunan atau rumpun
tari Topeng Betawi gerakannya lebih bervariasi dan bisa disesuaikan dengan musik
pengiringnya. Struktur gerak dalam tari Topeng Tunggal khas Betawi, dari karakter
topeng pertama sampai ketiga sebenarnya memiliki pola gerak yang hampir sama,
yaitu “gerak dasar tari Betawi” tetapi yang membedakannya adalah terdapat kenaikan
ritme dan ruang gerak yang semakin luas. Hal inilah yang menjadi pembeda antara
masing-masing tarian topeng dalam satu rangkaian tari Topeng Tunggal.

B. Maksud dan makna tari topeng tunggal

Tarian ini menggambarkan karakter manusia. Penggambaran karakter


tarian ini dimulai dari kedok atau topeng berwarna putih dinamakan kedok panji.
Yaitu menggambarkan orang yang berjiwa halus, lembut,rendah hati, tanpa merasa
rendah diri. Karakter gerakan tariannya lembut.

Kedok kedua berwarna merah kesumba (pink) yang dinamakan kedok


samba. Gerakan tariannya lebih gesit atau banjet menurut istilah setempat.

Kedok ketiga berwanra merah terang disebut kedok jinga. Gerakan


tariannya gagah, kepala mendangak menggambarkan orang sombong, angkuh, suka
mencampuri urusan orang (jenawa)
C. Non- Verbal

1. Busana dan tata rias

Penari Topeng Tunggal mengenakan kebaya bostrok dengan variasi pola


tiga susun di antara lengan atas dan sikut penari dengan bawahan kain batik tumpal
tombak Betawi. Pada bahu terdapat “toka-toka” terbuat dari bahan sutera dengan
warna mencolok, yang dikenakan dengan cara diselempangkan bersilangan di bagian
dada. Selain toka-toka ada juga “pandepun” yaitu sehelai kain dari katun atau sutera
berwarna emas yang menutupi dada. Fungsi toka-toka dan pandepun sebenarnya
sama yaitu untuk menutupi bagian dada. Saat ini sudah ada variasi toka-toka yang
langsung diikat di leher, jadi penari cukup mengenakan satu saja. Pinggang penari
mengenakan “pending”, ikat pinggang yang terbuat dari logam. Selendang berbahan
sutera yang disebut “kewer” sebagai perlengkapan tarian diselipkan pada pending.
“Ampreng”, sehelai kain bersulam emas, dikenakan di pinggang untuk menutupi
bagian pusar sampai batas lutut, sedangkan “Andong” dikenakan di bagian belakang
untuk menutupi panggul. Bagian kepala penari Topeng Tunggal memakai penutup
kepala “Kembang Topeng” yang aslinya berbentuk setengah lingkaran dengan rumbai
di bagian pinggirannya. Asesoris lainnya berupa anting, kalung, dan gelang. Riasan
penari biasanya sederhana, menggunakan rias cantik tetapi tidak tebal.
2. Properti

Properti yang digunakan untuk tarian topeng tunggal adalah tentu saja
menggunakan topeng atau kedok 3 warna yaitu panji yang berwarna putih, samba
yang berwarna kesumba (pink), jingga yang berwarna merah dan selampe merah.

3. Musik

Musik pengiring tari Topeng Tunggal adalah “gamelan topeng” yang juga
biasa mengiringi pagelaran teater rakyat Topeng Betawi. Alat musik yang digunakan
terdiri dari sebuah rebab, sepasang gendang (gendang besar dan kulanter), satu ancak
kenong berpencon tiga, sebuah kecrek, sebuah kempul yang digantungkan pada
gantungan, dan sebuah gong tahang atau disebut juga “gong angkong”. Alat musik
kenong berpencon tiga dimainkan oleh dua orang pemain, yang seorang menabuh
kenong atau “ngenong”, dan lainnya menabuh kenceng atau “ngenceng”. Pemukulan
kempul pertama kali menandakan pertunjukan akan segera dimulai, kemudian
dilanjutkan dengan gesekan rebab tunggal atau arang-arangan. Lagu pengiring tari
Topeng Tunggal adalah lagu tetopengan yang juga diciptakan oleh Djiun.

 
BAB IV

PENUTUP

B. Simpulan

Tari Topeng Tunggal diciptakan oleh Mak Kinangdan Kong Djiun pada
tahun 1930, dimana mempunyai keunikan tari Topeng Tunggal yang dalam
pertunjukannya memakai kedok atau penutup muka yang berjumlah tiga buah kedok,
masing-masing topeng memiliki karakter tersendiri dimulai
17dari panji yang menggunakan kedok berwarna putih menggambarkan
kelembutan dari sikap manusia, dilanjutkan dengan topeng samba berwarna pink atau
merah muda yang mencerminkan sikap lincah manusia, dan yang terakhir adalah
topeng Jingga atau kelana berwarna merah menyala yang menggambarkan sikap
amarah, gagah, atau keangkuhan yang terdapat dalam diri manusia. Busana dari tari
Topeng Tunggal seperti KembangTopeng, kebaya bosrok,Ampreng, Toka-toka,
andong, Selendang, Kain tumpal, dan aksesorispendukung seperti kalung, gelang,
anting, dan sabuk yang terbuat dari lempengan kuningan.Berdasarkan keseluruhan dari
bentuk koreografinya kebanyakan gerak tari Topeng Tunggal menggunakan gerak
perulangan dari karakter pertama hingga karakter ke tiga, dari karakter pertama yang
lembut, ke dua lincah, dan yang terakhir kuat, yang membedakannya hanya tenaga dan
luas sempitnya dalam gerak. Dalam sekali pertunjukan tari Topeng Tunggal
menghabiskan waktu sekitar tujuh menit dengan menggunakan tiga karakter topeng
yang berbeda

C. Saran
Banyaknya kesenian daerah yang belum terorganisir dengan baik, tidak
menjadikan Tari Topeng Tunggal ini hilang begitu saja, berkembang baik dan dengan
dukungan pemerintah yang baik. Tinggal lebih ditingkatkan lagi segala
sesuatunya.Selain itu, direkomendasikan kepada seluruh pecinta seni tradisi agar
dapat melestarikannya melalui proses pembelajaran yang lebih intens baik di sekolah
formal maupun di sekolah nonformal
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/topeng-tunggal--seni-tari?lang=id

https://ejournal.upi.edu › index.php › article › view

https://www.pinterest.co.uk/amp/pin/499336677405307657/

https://www.antarafoto.com/seni-
budaya/v1247221989/artikel/v1513577637/biografi-bercandaan-abdel

Anda mungkin juga menyukai