0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
215 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas tiga lukisan karya Raden Saleh yaitu "Penangkapan Diponegoro I", "Die Lowenjagd / Perburuan Singa", dan "Perburuan Banteng" beserta biografi singkat Raden Saleh. Lukisan-lukisan tersebut menyiratkan makna historis dan kritik sosial terhadap penjajahan manusia atas hewan dan manusia lainnya.
Dokumen ini membahas tiga lukisan karya Raden Saleh yaitu "Penangkapan Diponegoro I", "Die Lowenjagd / Perburuan Singa", dan "Perburuan Banteng" beserta biografi singkat Raden Saleh. Lukisan-lukisan tersebut menyiratkan makna historis dan kritik sosial terhadap penjajahan manusia atas hewan dan manusia lainnya.
Dokumen ini membahas tiga lukisan karya Raden Saleh yaitu "Penangkapan Diponegoro I", "Die Lowenjagd / Perburuan Singa", dan "Perburuan Banteng" beserta biografi singkat Raden Saleh. Lukisan-lukisan tersebut menyiratkan makna historis dan kritik sosial terhadap penjajahan manusia atas hewan dan manusia lainnya.
Pangeran Diponegoro dan pengikutnya tampak tidak membawa senjata pada
lukisan ini. Keris di pinggang, ciri khas Diponegoro, pun tak ada. Tampaknya Raden Saleh ingin menunjukkan, peristiwa itu terjadi di bulan Ramadhan. Dalam lukisan itu tampak Raden Saleh menggambarkan sosok yang mirip dengan dirinya sendiri. Sosok itu menunjukan sikap empati menyaksikan suasana tragis itu bersama pengikut Pangeran Diponegoro yang lain. Jenderal De Kock pun kelihatan tampak sangat segan dan menaruh hormat saat menangkap Pangeran Diponegoro menuju ke tempat pembuangan.
B. Die Lowenjagd / Perburuan Singa (1839)
Tampak segerombolan pemburu yang beretnis Timur Tengah (Arab) sedang
berusaha untuk memburu Singa. Pada tahun 1882 Inggris berhasil menaklukan Mesir dan beberapa negara Timur tengah lainnya, Singa dikenal sebagai lambang Kerajaan Inggris. Gambar pada lukisan ini adalah kumpulan simbol yang menyuarakan penjajahan Inggris pada masa itu. Meskipun Mesir telah kalah, mereka masih tetap ingin berjuang untuk merebut kembali kemerdekaannya. C. Perburuan Banteng (1855)
Pada lukisan ini tampak segerombolan manusia yang sedang memburu
banteng. Mereka semua tampak beringas, menunjukan emosi yang siap untuk membunuh banteng yang berusaha untuk melawan. Tampak perlawanan banteng tersebut berhasil menjatuhkan salah satu pemburu yang berusaha menangkapnya. Hewan yang dipertemukan dengan sifat agresif manusia ini tampak secara tidak langsung menyindir nafsu manusia yang terus mengusik mahluk lain. Padahal predator alami sendiri biasanya tidak berani untuk memburu banteng. Tapi manusia dengan nafsu yang tidak terbatas berani dan bahkan berhasil menaklukan hewan yang raja rimba saja tidak berani menyentuhnya.
BIOGRAFI RADEN SALEH
Raden Saleh Sjarif Boestaman dilahirkan pada tahun 1807. Beliau dilahirkan di dalam sebuah keluarga yang jawa ningrat. Raden saleh mempunyai ayah yang bernama Sayyid Hoesen bin Alwi bin Awal bin jahya, Ayah beliau adalah seorang yang berketurunan arab sedangkan nama ibu beliau adalah Mas Adjeng Zarip Hoesen. Beliau menninggal pada tanggal 23 April 1880. Raden Saleh adalah pelukis Indonesia beretnis Arab Jawa yang memprionirkan seni modern Indonesia. Lukisanya merupakan perpaduan romantisma yang sedang popular di Eropa saat itu dengan elemen-elemen yang menunjukan latar belakang jawa sang pelukis.