Disusun Oleh:
Sandra Audyra Noverdi
2106744456
Raden Saleh Syarif Bustaman atau yang lebih dikenal Raden saleh merupakan pionir
seni Indonesia yang lahir di Terboyo, Semarang. Terdapat perdebatan mengenai kapan
lahirnya Raden Saleh. Raden Saleh pernah menuliskan Mei 1811 namun pada catatan surat
lain dicantumkan beliau lahir pada tahun 1814. Yang kemudian para sejarawan kemudian
menyepakati lahirnya pada tahun 1811. Beliau merupakan sosok yang menjunjung tinggi
idealisme kebebasan dan kemerdekaan sehingga ia sangat menentang penindasan. Atas
pemikirannya tersebut, ia melukis lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro” oleh
pemerintah kolonial Belanda yang menggambarkan peristiwa pengkhianatan pihak Belanda
kepada Pangeran Diponegoro pada tahun 1830.
Lukisan yang berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” ini selesai dibuat pada
tahun 1857 dengan media cat minyak di atas kanvas. Lukisan ini sangat mirip dengan salah
satu karya seorang seniman berdarah Belgia yaitu Nicolaas Pieneman, yang berjudul “De
onderwerping van Diepo Negoro aan luitenant generaal Hendrik Merkus Baron de Kock, 28
Maart 1830” atau juga dikenal sebagai “Penyerahan Pangeran Diponegoro”. Dalam kedua
lukisan tersebut dapat ditemukan beberapa kesamaan namun memang dibuat secara berbeda.
Perbedaan terbesar dalam kedua lukisan tersebut ada pada sudut pandangnya.
Nicolaas Pieneman yang dibayar oleh Jenderal de Kock diminta untuk mengabadikan
penangkapan pangeran diponegoro karena penghianatan Belanda. Pieneman melukiskan
peristiwa tersebut dalam perspektif kolonial Belanda yang merasa menang dan
menggambarkan sosok Diponegoro dengan wajah lesu dan pasrah. Raden Saleh yang diduga
melihat lukisan Pieneman tersebut saat ia tinggal di Eropa dan tidak setuju dengan lukisan
karya Pieneman tersebut. Itu mengapa Raden Saleh melukiskan kembali dengan perubahan-
perubahan yang dipandang sebagai rasa nasionalisme dengan menunjukan semangat
kebangkitan nasional sebagai bentuk kemarahan terhadap penghianatan Belanda.
membawa Pangeran Diponegoro. Dapat terlihat pula di bagian atas lukisan terdapat bendera
Belanda yang berkibar.
Lukisan PenangkapanPangeran Diponegoro Raden Saleh. (sumber: nationalgeographic.grid.id)
Berbeda dengan lukisan Pieneman, lukisan hasil karya Raden Saleh diberi judul
“Penangkapan Pangeran Diponegoro” atau dalam bahasa belanda dikenal sebagai
“Gefangennahme von Prinz Diponegoro”. Lukisan ini berhasil diselesaikan pada tahun 1857
dengan media cat minyak di atas kanvas berukuran 112x178 cm. Hanya dari judulnya kita
sudah bisa melihat perbedaan perspektif antara kedua lukisan tersebut. Pada lukisan ini
Raden Saleh ingin menunjukan perspektif bangsa Indonesia terhadap kolonial Belanda.
Antara lukisan Raden Saleh dan Nicolaas Pieneman memang terlihat adanya
kemiripan, tetapi jika diperhatikan lebih mendetail, selain membalik sudut pandang lukisan,
Raden Saleh juga banyak merubah detail yang telah dibuat oleh Pieneman. Seperti pada raut
wajah Pangeran Diponegoro yang digambarkan dengan wajah tegas dan menahan amarah.
Pada lukisan tersebut juga digambarkan Pangeran Diponegoro berdiri di depan Letnan
Jenderal Hendrik Merkus de Kock di depan bangunan milik pimpinan kolonial. Ia
mengenakan sebuah serban hijau, jubah putih, celana, dan sebuah jaket, mengikatkan
pinggangnya dengan ikat pinggang emas, memegang tasbih, dan mengalungkan
punggungnya dengan syal. sementara orang-orang Eropa digambarkan bermata tajam dan
tidak saling bertatap muka. De Kock, sang penangkap, berdiri di kiri Pangeran Diponegoro.
Bagian paling kiri adalah para perwira Belanda, yang diidentifikasikan oleh sejarawan dan
biografer Diponegoro Peter Carey diantaranya Kolonel Louis du Perr, Letkol W.A. Roest,
dan Mayor Ajudan Francois Victor Henri Antoine Ridder de Stuer. Di kanan pangeran,
berdiri seorang pria Jawa yang diidentifikasikan oleh Carey sebagai putra Diponegoro,
bersebelahan dengan Residen Kedu Franciscus Gerardus Valck, Mayor Johan Jacob Perie,
dan Kapten Johan Jacob Roeps. Di kaki Diponegoro, seorang wanita yang diyakini istri
Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Retnaningsih yang berusaha untuk memegangnya. Raden
Saleh juga tidak menggambarkan bendera Belanda pada lukisan ini.
Selain hal-hal tersebut Raden Saleh juga menggambarkan dua detail menarik pada
lukisan ini. Dikutip dari jurnal Raden Saleh Dipanagara and The Painting of The Capture of
Dipanagara at Magelang (1982) oleh Peter Carey, sang pelukis, Raden Saleh
menggambarkan self portrait atau dirinya sendiri dalam lukisan tersebut sebanyak dua kali,
yaitu sebagai seorang prajurit yang mengenakan baju merah sedang menunduk kepada
pemimpin yang menangkapnya dan kedua sebagai seorang prajurit yang menghadap ke arah
penonton. Pelukisan tersebut menggambarkan bahwa Raden Saleh seakan menempatkan
dirinya sebagai saksi dari peristiwa memilukan itu. Detail menarik selanjutnya adalah Raden
Saleh menggambarkan kepala orang-orang Belanda yang tampak lebih besar dibandingkan
dengan badan mereka, sementara para prajurit Jawa digambarkan dalam keadaan yang wajar,
hal menyiratkan orang-orang Belanda sebagai raksasa impoten. Tidak banyak orang yang
menyadari detail tersebut terutama penonton yang asing dengan lukisan, namun detail
tersebut dianggap sebagai perlawanan dan komentar pahit yang diberikan Raden Saleh
tentang pemerintah kolonial Belanda.
BAB III
KESIMPULAN
Raden Saleh dan Nicolaas Pieneman berasal dari kebangsaan yang berbeda. Meskipun
Raden Saleh sempat tinggal selama lebih dari 20 tahun di Eropa, beliau tetap memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi, itu mengapa saat Raden Saleh melihat lukisan karya Pieneman
“Penyerahan Pangeran Diponegoro” beliau ingin membuat pelukisan ulang atas karya
tersebut dengan perspektif dari bangsa yang berbeda. Dalam makalah inilah penulis mengkaji
tentang perlawanan Raden Saleh terhadap kolonial Belanda melalui lukisan “Penangkapan
Pangeran Diponegoro”, yang juga membahas tentang perjalanan Raden Saleh hingga menjadi
sosok pionir seni lukis modern di Indonesia, memberikan info singkat tentang perjalanan seni
lukis Nicolaas Pieneman, dan juga mengkaji secara detail perbedaan kedua lukisan tersebut.
Konsep makalah ini disusun melalui proses pengumpulan data, dengan kendala yang dialami
berupa keterbatasan informasi tentang Nicolaas Pieneman, masalah ini teratasi dengan
mencari referensi data yang lebih mendalam melalui perpustakaan online. Maka dari itu,
dapat disimpulkan bahwa makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mendetail
tentang Raden Saleh serta sejarah di balik perlawanan dan caranya beliau membela bangsa
melalui seni lukis, terutama pada karyanya yang berjudul “Penangkapan Pangeran
Diponegoro”.
DAFTAR PUSTAKA
Zikrillah, Liqa'i (2020) Perancangan Buku Ilustrasi Biografi Raden Saleh. Diakses
pada: 15 Desember 2022, dari: http://digilib.isi.ac.id/10519/