Anda di halaman 1dari 26

Perkembangan Seni Rupa di Indonesia

A. Seni Rupa Tradisional Indonesia


Perkembangan seni rupa tradisional Indonesia sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Meskipun
tidak ada orang yang tahu secara pasti kapan dimulainya zaman prasejarah. Periodesasi zaman
prasejarah di Indonesia di bagi menjadi beberapa periode di antaranya : zaman batu dan zaman
logam. Kedua zaman prasejarah ini, sama-sama memiliki karya seni rupa ( tradisional ) hal itu dapat
di buktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan yg berupa karya seni rupa yg bersipat
tradisional seperti kapak genggam, gelang, kalung, tembikar bahkan ada lukisan.

Khusus mengenai lukisan tersebut, pertama kali di temukan di gua leang-leang sulawesi dan lukisan
tersebut berupa penjiplakan telapak tangan pada dinding gua. Selain lukisan telaapak tangan,juga
terdapat gambar binatang berupa gambar babi yang sedang meloncat dengan kondisi leher terluka.

1. Zaman Batu /Seni Rupa Zaman Batu


a. Seni Rupa Zaman Poleolitikum( Batu Tua )
Karya peninggalanya :
• Kapak gengam ( chopper )
• Batu berwarna ( Chalcedon )
• Lukisan tangan dan babi

b. Seni Rupa Zaman Meseolitikum ( Batu tengah)


Karya peninggalannya :
• Mata panah
• Batu penggiling
• Kapak batu

c. Seni Rupa Zaman Neolitikum ( Batu Muda/Dasar Kebudayaan Bangsa Indonesia)


Karya peninggalannya :
• Kapak persegi
• Kapak lonjong
• Gelang
• Kalung
• Cincin dari batu berwarna
• Tembikar ( pengaruh masuknya bangsa cina ke Indonesia

d. Seni Rupa Zaman Megalitikum( Batu Besar )


Karya peninggalannya :
• Menhir
• Dolmen Kubur batu
• Keranda batu (sarcopagus)
• Punden berundak
• Arca batu
2. Seni Rupa Zaman Logam
Zaman logam di Indonesia dimulai sejak tahun 500 SM, yaiitu sejak kebudayaan indo-cina masuk
ke Indonesia. Kebudayaan logam di Indonesia hanya mengalami zaman perunggu. Berikut adalah
beberapa peninggalan seni rupa zaman perunggu :
• Gendering perunggu
• Kapak perunggu
• Bejana perunggu
• Ragam hias

Dari peninggalan benda-benda di atas, maka jelas sejak zaman prasejarah orang Indonesia sudah
mengenal seni rupa meskipun masih sangat sederhana. Seni rupa tradsional Indonesia khususnya
zaman prasejarah, selain untuk keperluan bertahan hidup, benda-benda karya seni mereka
cenderung digunakan untuk kepentingan pemujaan (magis), seperti lukisan telapak tangan di gua
leang-leang.

Lukisan telapak tangan tersebut diduga sebagai lambang rasa duka cita atas meninggalnya keluarga
mereka. Kemudian lukisan babi yang terluka diartikan sebagai lambang pengharapan agar
perburuan mereka berhasil.

3. Seni Rupa Zaman Hindu-Budha.


Zaman Hindu-Budha merupakan babak baru periodesasi kebudayan di Indonesia. Zaman ini juga di
katakana sebagai akhir dari zaman prasejarah dan menjadi awal zaman sejarah. Hal ini di buktikan
dengan adanya penemuan tulisan. Masa inipun sering dikatakana sebagai masa klasik. Peninggalan
karya seni rupa pada masa Hindu-Budha yaitu prasasti dan candi. Prasasti adalah batu yang berisi
sebuah tulisan tentang sesuatu peristiwa atau upacara tertentu yang dilakukan oleh orang-orang di
lingkungan kerajaan.

Pada zaman Hindu-Budha,banyak sekali kerajaan yang berdiri, mulai dari kerajaan kecil sampai
kerajaan besar. Hampir semua kerajaan memiliki peninggalan yang berupa prasasti. Berikut adalah
beberapa prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Budha.
1. Prasasti ciaruteum yang bergambar telapak kaki (Kerajaan Tarumanegara)
2. Prasasti kedukan bukit ( 683),menyebutkan kemenangan Raja Dapunta hyang (Kerajaan
Sriwijaya)
3. Prasasti canggal di Gunung Wakir (732), menyebutkan Banga Sanjaya membangun sebuah
lingga di daerah Kunjara Kunya di jawa Dwipa (Kerajaan Mataram Kuno)
4. Prasasti tukmas di lereng Gunung Merbabu,menyebutkan adanya mata air dari sumber yang
dapat di samakan dengan sungai gangga (Kerajaan Kaling)

Selain prasasti yang di sebutkan di atas, masih banyak lagi peninggalan kerajaan yang berkembang
pada masa Hindu-Budha. Candi merupakan peninggalan zaman Hindu-Budha yang paling megah
dan agung, karena orang zaman klasik membangunnya untuk tujuan yang agung yaitu untuk
kegiatan spiritual.
Candi berasal dari kata” Candika Gerha” yang artinya rumah dewi candika. Dewi Candika disebut
juga Dewi Durga atau Dewi Maut. Orang membangun candi dengan harapan mendapat pertolongan
dari dewi durga dalam kematianya sehingga candi kebanyakan berfungsi sebangai kuburan raja-
raja. Pada perkembangan selanjutnya, Fungsi candi menjadi bermacam-macam di antaranya
sebangai berikut :
1. Sebagai hiasan (Candi Sari)
2. Sebagai kuburan Abu Jenazah (Candi Budha)
3. Sebagai Pemujaan (Candi penataran)
4. Sebagai tempat Semedi (Candi Jalatunda)
5. Sebagai Pemandian (Candi Belahan)
6. Sebagai Gapura (Candi Bajang Ratu)

Seperti halnya zaman Hindu-Budha, zaman Islam juga memiliki peninggalan karya seni rupa yang
cukup megah. Hasil karya seni rupa zaman Islam berupa arsitektur dan seni hias

Seni Arsitektur meliputi


• Masjid
• Makam
• Istana

Seni hias meliputi


• Seni ukir
• Seni kaligrafi (arab)
• Seni wayang
• Seni batik
• Seni lukisSeni Rupa Moderen

Seni rupa moderen merupakan babak baru dalam perkembangan seni rupa. Menurut konsepnya,
karya seni rupa tidak lagi menjadi simbol-simbol kehidupan yang kaku, namun ia lebih cenderung
menjadi pengungkap ekspresi dan nilai seorang seniman secara bebas. Perkembangan seni rupa
Indonesia modern terbagi dalam beberapa babak / periodesasi.

a. Masa Raden Saleh (Perintisan)


Raden Saleh Syariep Bustaman adalah putra seorang bangsawan. Ketika umurnya 10 Tahun (1817)
beliau di serahkan oleh pamannya kepada belanda untuk dididik menjadi pegawai. Pada tahun
1826, beliau mendapat pelajaran menggambar dari A.A.J. Payen, seorang pelukis dari Belgia. Payen
meminta Jendral V. Der Capelen untuk memberi izin kepada Raden Saleh untuk meneruskan
pelajaran di negeri Belanda. Cornelius Krusemen dan pelukis pemandangan yang bernama Andrean
Schelf Vernet menjadi guru beliau.

Raden Saleh tinggal di kota Dresden (Jerman) selama 5 tahun dan lukisanya banyak disukai oleh
orang-orang di sana dan beliaupun dikenal sebagai pelukis ‘potret’ yang handal. Setelah 10 tahun
berkelana di Eropa, Raden Saleh kembali ke Indonesia bersama istrinya Ny.Winkelman pada tahun
1851. Raden Saleh Syarief Bustaman merupakan orang Indonesia yang pertama merintis jalan
menuju seni rupa indonesia moderen meskipun corak lukisanya romantis, naturalis dan bergaya
Barat.

Beberapa Karya Raden Saleh :


a. Antara hidup dan mati (pertarungan seekor banteng dengan seekor singa)
b. Berburu banteng di jawa
c. Merapi yang meletus
d. Banjir
e. Perkelahian dengan singa,dll

b. Masa Indonesia Jelita (Indie Mooi) 1878


Beberapa pengamat seni menilai bahwa masa Indie Mooi menghasilkan karya-karya lukisan yang
bersifat turistik, dengan “Gaya Denting” yaitu melukis dengan merekam langsung obyek-obyek
pemandangan di sekitarnya dengan pelukisan naruralistik. Dan romatik. Lukisan-lukisan era Indie
Mooi hanya menyenangkan secara visual, serba indah namun miskin kreativitas dan tidak
menghayati subyek yang di lukisnya, karena mereka terkena getah kesuraman seni lukis Belanda
yang diakibatkan oleh peperangan Napoleon di Eropa yang tak kunjung padam.

Tokoh seniman dari masa Indie Mooi adalah Abdullah Soro Subroto, putra dari Dr.Wahidin Sudiro
Husodo. Abdullah Soro Subroto dikenal dengan sebutan Abdullah S.R yang kemudian diikuti oleh
anak-anaknya untuk menjadi seniman di antaranya Sujono Abdullah, Basuki Abdullah, Tijito
Abdullah,sedangkan pelukis lainnya ada Pirngadi, Henk Ngantung,Lee Man Fong, dll.
Beberapa lukisan masa Indie Mooi:
1. Pemandangan di sekitar gunung merapi(Abdullah S.R)
2. Pelabuhan ratu(pirngadi)
3. Balik ke alam (Basuki Abdullah)
4. Gadis Thailand
5. Gadis solo

c. Masa Cita Nasional


Pada masa ini, kesenian indonesia sedang berusaha untuk mencari ciri khas kesenian Nasional. S.
Sudjojono adalah figur yang meledak-ledak dibakar rasa Nasionalisme dan tidak puas dengan
kehidupan seni rupa.

Pada masa Indie Mooi semua lukisan serba indah, karena hal ini, dianggap mengingkari kenyataan
yang ada di Indonesia. S.Sudjono bersama rekan-rekanya mendirikan sebuah organisasi yang
bernama PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia) dan diketuai oleh Agus Jayasuminta.

Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni lukis di kalangan bangsa Indonesia dengan mencari
gaya indonesia asli. Kelompok pelukis Persagi lebih mementingkan penumpahan jiwa dan isi hati
pada karya bukan teknik dan bahan seperti yang diutamakan oleh para pelukis masa Indie Mooi.
Berikut adalah beberapa karya lukisan Masa Cita Nasional :

a. Karya Sudjono
• Di depan kelambu terbuka
• Sayang saya bukan anjing
• Bunga kamboja

b. Karya Agus Jayasuminta


• Barata yudha
• Arjuna wiwaha
• Dalam taman nirwana, dll.

c. Karya Otto Jaya


• Wanita impian
• Penggodaan, dll

d. Masa Pendudukan Jepang


Pada masa ini di dirikan sebuah kelompok lukis oleh jepang yang bernama Keimin Bunka Shidoso
dengan sebagai propaganda pembentuk ke kaisaran Asia Timur Raya. Pada masa ini juga berdiri
sebuah organisasi yang di bentuk oleh 4 serangkai yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Kihajar
dewantara, KH. Mas-mansur.Perkumpulan ini bernama PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat) dan di
tangani oleh S.Sudjojono dan Affandi tetapi organisasi ini di bubarkan oleh jepang pada tahun 1944
dan S.Sudjojono mengajar di keimin Bunka Shidoso.

e. Masa Sesudah Kemerdekaan


Pada masa ini banyak sekali organisasi yang bergerak di bidang seni rupa (lukis) bermunculan di
antaranya SIM (Seniman Indonesia Muda), Pelukis rakyat, Taman Siswa dll. Semua organisasi ini
mencetuskan sebuah organisasi baru yang bernama ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia).

f. Masa Pendidikan Formal


Masa Pendidikan Formal, Indonesia banyak meresmikan pusat pendidikan seni rupa untuk
mencetak para seniman di antaranya ASRI, Balai Perguruan Tinggi ,Guru Gambar, ITB, dll.

g. Masa Seni Rupa Baru Di Indonesia


Masa Seni Rupa Baru di Indonesia di mulai pada tahun 1974 dengan munculnya kelompok baru
dari kalangan seniman muda.
Periodisasi Perkembangan Seni Rupa Indonesia
1. Periode Seni Rupa Indonesia Prasejarah
Pada zaman prasejarah, zaman dimana masih tidak diketahuinya sumber maupun dokumen tertulis
perihal kehidupan manusia, cikal bakal kebudayaan Indonesia teramat erat hubungannya dengan
Bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda.
Pada waktu itu budaya hadir dan dikaitkan dengan sistem kepercayaan masa itu, yakni Animisme
dan Dinamisme. Adapun kesenian tercipta adalah sebagai media upacara yang bersifat simbolisme
Karya seni rupa prasejarah mulai terlihat tanda-tandanya berupa seni bangunan dan seni lukis di
zaman Mesolitikum atau Zaman Batu Madya. Zaman tersebut telah menjadi periode dalam
perkembangan teknologi manusia.
Sementara itu, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda, manusia
telah telah bertempat tinggal. Di Indonesia sendiri bisa diketahui jejaknya di goa-goa di Sulawesi
Selatan dan Irian Jaya. Disana manusia Indonesia telah meninggalkan jejak pada dinding-dinding
gua berupa gambar dan cap-cap tangan.
Pada Zaman Neolitikum bisa didapati karya seni rupa patung penggambaran leluhur yang terbuat
dari batu dan kayu. Selanjutnya pada zaman Megalitikum manusia telah banyak menghasilkan
bangunan – bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti
punden, dolmen, sarkofag, meja batu dll.

2. Periode Seni Rupa Indonesia Klasik


Zaman Klasik terbagi menjadi dua yakni Klasik Tua (Abad ke 8-10M) dan Klasik Muda (Abad 11-
15M). Zaman klasik adalah zaman dimana masyarakatnya telah menghasilkan tonggak-toggak
peradaban pertama sebagai dasar perkembangan peradaban selanjutnya.
Di zaman ini pula terdapat banyak kaidah, aturan, konsep atau norma budaya yang berkembang dan
tetap digunakan hingga sekarang. Masa perkembangan agama Hindu-Budha di Nusantara adalah
masa yang dinamakan sebagai Zaman Klasik Indonesia
Seni Rupa pada zaman ini, tepatnya ketika dimulainya pengaruh Hindu-Saiwa dan Budha
Mahayana ketengah-tengah masyarakat Jawa Kuno. Seiring berkembangnya kedua agama yang
berasal dari India tersebut menghasilkan berbagai bentuk kesenian.
Beberapa yang masih bertahan hingga sekarang adalah bukti-bukti berupa arca, relief dan begitu
kental dalam bidang arsitektur bangunan candi. Umumnya, candi-candi yang terdapat di Indonesia
dibedakan menjadi Candi Hindu dan Candi Budha.
Candi Hindu memiliki gaya India Selatan, sebagai misal adalah candi Syiwa Lara Jonggrang di
Jawa Tengah. Candi tersebut melukiskan penafsiran setempat yang terperinci mengenai tempat
pemujaan agama Hindu yang menunjukkan ciri Syiwaisme.
Candi Budha yang seperti terlihat pada bangunan candi Borobudur, tidak ada hubungan gaya
dengan India. Borobudur terdiri atas sepuluh tingkat konsentris. Enam tingkat paling bawah
dirancang sebuah bidang persegi, sementara empat tingkat di atasnya merupakan stupa utama
berbentuk lingkaran.

3. Periode Seni Rupa Indonesia Islam


Seni Rupa Islam adalah produk seni rupa yang berkembang pada masa lahir hingga akhir keemasan
Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa
sejak mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman.
Walaupun sebenarnya Islam dan keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap
bertahan hingga sekarang.
Seni Rupa Islam tercipta dengan memiliki kekhususan dibanding dengan seni rupa yang dikenal
pada masa ini. Meskipun begitu, perannya begitu besar terhadap perkembangan seni rupa modern.
Diantara manfaatnya antara lain pemunculan unsur kontemporer (abstraksi dan filsafat keindahan),
disamping itu juga memberi inspirasi pengolahan kaligrafi menjadi motif hias.
Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak menutupi sifat asli medium arsitektur daripada yang
banyak ditemukan pada masa ini. Dekorasi ini dikenal dengan istilah Arabesque.
Sejalan dengan Masuknya Agama Islam ke Indonesia. Seni rupa Islam memberi sumbangsih
tersendiri terhadap seni rupa Indonesia, sebut saja seperti Pahatan Kubur dan Masjid. Telah juga
ditemukan beberapa makam Islam tertua menggunakan nisan bergaya islam. Batu nisan Hujarat
bisa ditemukan di Samudera Pasai dan Gresik.
Arsitektur masjid Indonesia pun berbeda dengan yang ditemukan di negara Islam lainnya. Masjid
lama dibangun dengan mengikuti prinsip dasar bangunan kayu, dan disertai dengan pembangunan
pendapa di bagian depan. Selain itu juga memiliki atap tumpang yang memberikan ventilasi, dan
disangga oleh deretan tiang kayu.
Masjid-masjid tersebut terdapat di Cirebon, Banten, Demak, dan Kudus. Bagian dalamnya dihiasi
pola bunga, satwa, dan bangun berulang. Letak piring-piring China, Vietnam, dan Thailand
digunakan untuk menyamakan lantai berwarna yang ditemukan di masjid Timur Tengah dan
Moghul, India.
Salah satu yang menjadi unsur penting dalam Seni Hias Islam adalah Kaligrafi Islam (Kaligrafi
Arab). Adapun Kaligrafi Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh Seni Kaligrafi Arab.
Benda-benda upacara yang ada di istana-istana, seperti belati, tombak, pedang, dan panji-panji
sering dihiasi kaligrafi. Selain itu, hiasan kaligrafi juga nampak pada lukisan kaca dan ukiran kayu
pada dinding istana. Tokoh wayang juga ada yang dihiasi oleh ragam hias kaligrafi untuk
menyamarkan bentuk manusianya.
4. Periode Seni Rupa Indonesia Modern
Seni Rupa Modern bisa dikatakan sebagai seni rupa pembaruan dengan hasil kreativitas sebagai
upaya penciptaan karya baru yang didalamnya meliputi estetika, karakter, inovasi, dan originalitas.
Terdapat beberapa periode perkembangan untuk seni rupa modern di Indonesia, sebagai berikut :
# Periode Perintis (1826-1880)
Diawali oleh pelukis Raden Saleh yang merintis kemunculan seni rupa modern berbekal
pengalaman belajar melukis di luar negeri seperti di Belanda, Jerman dan Perancis. Sebagian besar
karyanya memiliki corak romantis dan naturalis.
# Periode Indonesia Jelita/Indie Mooi (1878-1900an)
Periode ini sebagian besar pelukisnya menggambarkan kemolekan dan keindahan obyek alam. Ini
merupakan lanjutan dari periode perintis yang sempat vakum sepeninggalnya Raden Saleh.
Dalam periode ini muncul seniman Abdullah Surio Subroto dan diikuti oleh anak-anaknya, Sujono
Abdullah, Basuki Abdullah dan Trijoto Abdullah. Pelukis-pelukis Indonesia yang lain diantaranya
adalah Pirngadi, Henk Ngantung, Suyono, Suharyo, Wakidi, dll.
# Periode Persagi (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia)
Periode masa pergolakan dan perjuangan Indonesia untuk mendapatkan hak yang sejajar dengan
bangsa-bangsa lain. Pergolakan terjadi di segala bidang tidak terkecuali bidang kesenian.
Dalam periode ini bisa kita jumpai nama pelukis S. Sudjojono sebagai pelopor pendirian PERSAGI.
Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni lukis di Indonesia dengan mencari corak Indonesia
asli.
Konsep persagi itu sendiri adalah semangat dan keberanian, bukan sekedar kecakapan melukis
melainkan melukis dengan tumpahan jiwa.
Karya-karya S. Sudjojono (Di depan kelambu terbuka, Cap Go Meh, Jongkatan, Bunga kamboja),
karya Agus Jayasuminta (Barata Yudha, Arjuna wiwaha, Dalam Taman Nirwana), karya Otto Jaya
(Penggodaan, Wanita impian).
# Periode Pendudukan Jepang
Kegiatan melukis pada masa ini dilakukan dalam kelompok Keimin Bunka Shidoso. Tujuannya
adalah untuk propaganda pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya.
Kelompok ini didirikan oleh tentara Dai Nippon dan diawasi oleh seniman Indonesia, Agus
Jayasuminta, Otto Jaya, Subanto, Trubus, Henk Ngantung, dll.
Untuk kelompok asli Indonesia berdiri kelompok PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang
mendirikan kelompok ini adalah tokoh empat serangkai yaitu Ir. Sukarno, Moh. Hatta, KH.
Dewantara dan KH. Mas Mansyur.
Khusus yang menangani bidang seni lukis adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang ikut
bergabung dalam PUTRA diantaranya Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi, dll.
Pada masa ini para seniman memiliki kesempatan untuk berpameran, seperti pameran karya dari
Basuki Abdullah, Affandi, Nyoman Ngedon, Hendra Gunawan, Henk Ngantung, Otto Jaya, dll.
# Periode Akademi (1950)
Pengembangan seni rupa melalui pendidikan formal. Lembaga pendidikan yang bernama ASRI
yang berdiri tahun 1948.
Kemudiaan secara formal tahun 1950 lembaga tersebut mulai membuat rumusan-rumusan untuk
mencetak seniman-seniman dan calon guru gambar.
Pada tahun 1959 di Bandung dibuka jurusan seni rupa ITB, kemudian dibuka jurusan seni rupa di
semua IKIP di seluruh Indonesia.
# Periode Seni Rupa Baru
Pada sekitar tahun 1974 muncul kelompok baru dalam seni lukis. Kelompok ini menampilkan corak
baru dalam seni lukis Indonesia yang membebaskan diri dari batasan-batasan yang telah ada.
Konsep kelompok ini adalah tidak membedakan disiplin seni dan menghilangkan sikap seseorang
dalam mengkhususkan penciptaan seni.
Mereka mendambakan kreatifitas baru dan membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah
mapan serta bersifat eksperimental.
10 Tokoh Seni Rupa Indonesia dan Alirannya
1. Abdullah Suriosubroto
Seorang pelukis pertama Indonesia di abad ke 20, lahir tahun 1878 dan awalnya sempat kuliah
kedokteran di Batavia, hanya saja setelah ia melanjutkan kuliah ke Belanda justru banting setir ke
melukis. Pecinta pemandangan alam ini memiliki aliran seni sendiri yakni Mooi Indie, hanya saja
jika diperhatikan betul secara garis besar mirip dengan naturalisme. Contoh lukisannya yang
terkenal adalah Bambu Woods.
2. Affandi Koesoema
Terlahir sebagai pemuda Cirebon tahun 1907 dan meninggal tahun 1990. Seorang pelukis yang
rendah hati dan bahkan tak tahu aliran apa yang ia geluti. Ia hanya menumpahkan warna-warna cat
secara acak di atas kanvas, lalu menyelesaikan lukisannya dengan menggunakan jemari bukannya
kuas seperti pelukis lain. Dunia menyebutnya maestro, sementara ia hanya menyebut dirinya
sebagai tukang lukis saja. Sampai wafat, ia sudah melukis lebih dari 2000 lukisan salah satunya
adalah Kebun Cengkeh, Perahu dan Matahari, Andong Jogja dan masih banyak lagi.
3. Barli Sasmitawiyana
Seorang pelukis yang terlahir tahun 1921 dan menutup usia tahun 2007 silam, mulai melukis pada
tahun 1930 saat usianya masih 9 tahunan di sebuah studio milik pelukis Belgia yang tinggal di
Bandung yakni Jos Pluimentz. Ia menempuh pendidikan seni di Paris tahun 1950 dan saat pulang ke
Indonesia membuka Sanggar Rangga Gempol di Dago, Bandung. Beberapa lukisannya adalah
Affandi dan Istri Pulang Melukis Pohon Apel, Bobotoh, Penari Kipas 2 dan masih banyak lainnya.
4. Basuki Abdullah
Pelukis ini adalah pelukis Istana Merdeka di tahun 1974, merupakan putra dari pelukis abad 20
Indonesia yakni Abdullah Suriosubroto. Terlahir tahun 1925 dan wafat tahun 1993. Termasuk ke
dalam jajaran maestro lukis Indonesia dengan aliran realis, ia bahkan terkenal sebagai pelukis yang
mampu melukiskan kecantikan wanita dengan sangat sempurna. Pada sebuah kompetisi di Belanda,
ia mengalahkan 87 orang pelukis Eropa dan mengharumkan Indonesia.
5. Delsy Syamsumar
Terlahir di Medan tahun 1935 dan pindah ke Sumatera pada masa perang revolusi sampai usianya
SMA. Kala itu, bakat melukisnya sudah nampak sejak usia 5 tahun, ia juga selalu mendapat nilai
sempurna untuk seni rupa. Di usianya yang ke 17 tahun ia membuat komik perjuangan yang dikirim
ke majalah Aneka, dan kelak berkat komik itulah namanya terkenal sampai ke seluruh Indonesia.
Berkat itu pula ia hijrah ke Jakarta dengan difasilitasi oleh penerbit dan produktif menelurkan
banyak hasil karya bernilai tinggi. Beberapa contohnya adalah Heroisme Cut Mutia, Kereta Api
Terakhir Yogyakarta dan komik Si Semut.
6. Hendra Gunawan
Pelukis yang juga seorang seniman Sunda. Lahir tahun 1918 dan wafat di Bali tahun 1983. Awal
mula keputusannya melukis setelah bertemu dengan Affandi, ia juga mengenal Abdullah
Suriosubroto dan Barli. Bukan cuma melukis, namun ia juga membentuk sebuah sanggar yakni
Sanggar Pusaka Sunda tahun 1940. Beberapa hasil lukisannya yang melegenda adalah Jual Beli di
Pasar, Perempuan Menjual Ayam, Sketsa, Bisikan Iblis.
7. Henk Ngantung
Memiliki nama lengkap Hendrik Hermanus Joel Ngantung terlahir tahun 1921 di Manado, dan
wafat tahun 1991. Bukan cuma seorang pelukis, namun juga seorang wakil gubernur periode 1960-
1964 dan gubernur Jakarta tahun 1964-1965. Ia mempelajari lukisan dari Chairul Anwar dan Asrul
Sani. Perjalanan politiknya tidak berhasil, misi mengubah Jakarta menjadi kota budaya pun gagal
sampai ia akhirnya lepas masa jabatan dan tinggal dalam kemiskinan dengan sejumlah penyakit
seperti jantung dan glaukoma. Pameran pertama dan terakhirnya disponsori oleh pengusaha Ciputra.
Lukisannya Digiring ke Kandang menjadi lukisan terbaik tahun 1942.
8. I.B Said
Terlahir tahun 1934 dan merupakan salah satu pelukis istana. Mendapatkan tugas khusus dari
Presiden Soekarno untuk melukis wajah-wajah tamu kenegaraan yang datang ke Indonesia dan
totalnya melukis 300 wajah. Sampai usianya yang ke 74 tahun, ia masih melukis di istana. Pada
masa pemerintahan Bung Karno, pelukis hanya berjumlah sekitar 20 orang saja dan membuat 10
foto untuk dipajang di beberapa titik dalam istana. Hasil karya I.B Said adalah Segitiga Senen
Tinggal Kenangan dan berbagai foto wajah tamu negara.
9. Popo Iskandar
Pelukis yang juga seorang dosen di IKIP Bandung (UPI) ini terlahir tahun 1926 dan wafat tahun
2000. Be;ajar seni rupa pada Barli Samitawinata dan Hendra Gunawan. Memiliki aliran sendiri dan
sangat suka melukis kucing sehingga ia mendapatkan julukan sebagai pelukis kucing. Tak hanya
melukis kucing, ia juga melukis hewan lainnya dan hanya menggunakan tiga warna saja.
Lukisannya adalah Young Leophard, Bulan di Atas Bukit, Bunga, Cat dan lain sebagainya.
10. Djoko Pekik
Seorang pelukis yang sempat ditahan paska serangan G30/S PKI ini lahir di Grobogan tahun 1931,
ia mengikuti sebuah pameran di Amerika Serikat tahun 1986 dan saat itu namanya langsung populer
di Indonesia.
Banyak kolektor seni berburu hasil lukisannya yang memang sangat ekspresif dan penuh dengan
curahan perasaannya setulus hati seperti Go To Hell Crocodile, Becak Driver is Being Baby dan Yes
I am a Whore. Saking digilainya dan langkanya lukisan hasil Djoko Pekik, salah satu hasil
lukisannya bahkan sampai ada yang dibeli dengan harga 1 milyar!
Itulah beberapa tokoh seni rupa Indonesia yang terkenal sampai ke mancanegara, rata-rata terlahir
sebagai keluarga bangsawan mengingat di zaman penjajahan (masa-masa pelukis ini mulai
berkarya), hanya keluarga bangsawan dan keluarga berada saja yang diperbolehkan mengikuti
berbagai pendidikan formal, dari mulai pendidikan umum sampai pendidikan seni, termasuk seni
rupa.
Mengenal Seni Rupa 3 Dimensi
Seni rupa 3 Dimensi – Penjelasan mengenai seni rupa 3 dimensi atau yang sering kita sebut dengan
seni rupa 3D ialah jenis seni rupa yang terdiri atas 3 sisi, yakni sisi panjang, lebar, dan tinggi, atau
seni rupa berbentuk sebuah bangun ruang yang memiliki volume.
Bila pada seni rupa 2D hanya memiliki 2 sisi, yakni sisi panjang dan lebar, maka pada seni rupa 3D
lebih kompleks dan dapat dilihat dari segala penjuru. Bentuknya sama persis dengan obyek yang
dibayangkan sebagai karya seni.
Bangunan 3D adalah sesuatu yang pasti tidak luput dari penglihatan kita dalam kehidupan sehari-
hari. Ketika anda bekerja, makan, beristirahat, jalan-jalan dan sebagainya pasti anda akan melihat
benda 3D di sekeliling anda.
Demikian dengan seni rupa 3D, bila anda ingin membedakannya, telusurilah apakah hasil karya
tersebut dapat dilihat dari segala sisi atau tidak. Seni rupa 3D ini akan menarik untuk dipelajari
karena konsepnya yang murni realistis.
Membahas mengenai seni rupa 3 Dimensi, tentu tidak cukup hanya gambaran umumnya saja. Ada
beberapa pokok pembahasan yang sangat penting dipelajari di seni rupa ini, yakni unsur-unsur,
contoh, teknik seni rupa 3D. Semua akan diulas lebih komplit dan berurutan pada pembahasan
berikut ini.
Unsur-unsur Seni Rupa 3 Dimensi
Dalam seni rupa 3 Dimensi, terdapat beberapa unsur yang membentuk satu kesatuan, yang mana
dapat menjadikan benda 3D tersebut lebih indah. Berikut unsur-unsur yang terdapat dalam karya
seni rupa 3D :
1. Titik
Titik ialah unsur terkecil yang digunakan dalam menggambar atau mendesain, baik itu mendesain
seni rupa ataupun mendesain seni-seni yang lain. Melalui unsur titik, akan dapat dibentuk unsur lain
seperti garis, bidang, simbol, rangka, dan ruang. Bila diperhatikan, setiap menorehkan tinta apapun,
pasti diawali dengan titik.
2. Garis
Garis adalah suatu goresan yang membentuk suatu arah dan dapat menghubungkan unsur yang
lebih besar, yakni bidang dan bangun ruang. Dimensi garis adalah memanjang dan dapat
dimodifikasi menjadi bentuk lain. Sifat-sifat garis antara lain adalah panjang, pendek, lurus,
melengkung, tebal, miring, patah-patah, dll.
3. Bidang
Tiap-tiap garis yang dikombinasi dapat membentuk suatu kesatuan yang disebut dengan bidang.
Dimensi dari bidang adalah panjang dan lebar, atau bentuknya sering disebut dengan bentuk pipih.
Tiap-tiap bidang yang dikombinasikan dapat membentuk suatu bangun ruang tertentu atau yang
disebut dengan bentuk.
4. Bentuk
Bentuk merupakan unsur yang menjelaskan identitas dari bangun ruang itu sendiri. Misal,
bentuknya kubus, tabung, bola, dan lain-lain. Secara hakikat, bentuk bersifat polos dan hanya
diartikan sebagai wujud dari satu-kesatuan garis yang terstruktur. Namun bila kita menyebutnya
sebagai bangunan, maka selain mengandung unsur bentuk, juga terdapat nilai dan makna tersendiri
yang dikandungnya.
5. Tekstur
Tekstur ialah karakteristik permukaan bangunan yang dapat dirasakan melalui indera mata dan
indera peraba. Terdapat beberapa sifat tekstur, yakni halus, kasar, licin, mengkilap, dan lain-lain.
Ada 2 jenis tekstur yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Ciri-ciri tekstur nyata adalah memiliki
kesesuaian kandungan dari apa yang ditangkap oleh indera mata dan indera peraba. Sedangkan ciri-
ciri tekstur semu adalah tidak memiliki kesesuaian kandungan dari apa yang dilihat dan diraba.
Contoh Seni Rupa 3 Dimensi
Seni Rupa 3 Dimensi sangat banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing
bangunan 3D memiliki konsep bangunan yang berbeda-beda. Berikut beberapa contoh Seni Rupa
3D :
1. Seni Kriya
Seni Kriya ialah salah satu cabang seni rupa yang mengandalkan hand skill atau keterampilan
tangan dengan memperhatikan segi keindahan serta kebutuhan dalam membuat karya seni. Jenis
seni rupa yang satu ini sering dimanfaatkan sebagai dekorasi, atau benda terapan seperti mainan,
furniture, dan lain-lain. Terdapat beberapa jenis seni kriya yakni, seni kriya kayu, seni kriya
keramik, seni kriya tekstil, seni kriya batu, serta seni kriya kulit.
2. Patung
Patung merupakan salah satu seni rupa 3D yang paling terkenal hingga saat ini dan memiliki nilai
seni yang tinggi. Seni rupa patung telah mengalami banyak perkembangan dari bahan pembuatnya,
cara membuatnya dan teksturnya. Biasanya orang membuat patung dibentuk serupa seperti
manusia, binatang, atau bentuk-bentuk lainnya.
3. Keramik
Karya seni keramik adalah karya seni rupa yang dapat bersifat tradisional hingga kontemporer atau
modern. Fungsi dari seni keramik ialah sebagai kerajinan dimana memanfaatkan tanah liat sebagai
bahan utama dan harus melewati beberapa tahapan, yakni proses dipijit, butsir, pilin hingga pada
tahap pembakaran dan glasir. Kualitas dari sebuah keramik adalah dapat ditelusuri oleh proses dan
bahan pembuatannya.
4. Arsitektur
Arsitektur ialah jenis seni terpakai yang dapat dikategorikan juga sebagai seni rupa 3 dimensi yang.
Seni rupa jenis ini lebih menekankan pada kesatuan, keseimbangan, keserasian, dan irama sebagai
jenis seni rupa yang utuh mencakup dalam berbagai aspek. Untuk itu, dalam arsitektur, tidak hanya
diperhatikan mengenai wujud bangunannya, tetapi juga berat, volume tampung, kekokohan
bangunan, dan sebagainya.

Teknik-teknik Seni Rupa 3 Dimensi


Dalam membuat Seni Rupa 3 Dimensi, ada beberapa teknik yang dapat anda pakai. Masing-masing
teknik mempunyai konsep tersendiri dan hasil karya yang berbeda-beda. Berikut beberapa teknik
seni rupa 3 dimensi yang dapat anda terapkan :
1. Teknik Aplikasi
Teknik seni rupa ini adalah teknik karya hias yang dimanfaatkan dalam seni menjahit, yakni dengan
cara menempelkan beberapa macam potongan kain yang telah di gunting, seperti bentuk bunga,
bintang, bulan, atau bentuk-bentuk lainnya dalam sebuah kain. Tujuannya adalah sebagai hiasan
untuk memperindah pakaian.
2. Teknik Mozaik
Teknik ini adalah teknik menggambar dengan memakai bentuk geometris tertentu. Tujuan
menggunakan geometris ialah sebagai pengganti bahan utama pewarna. Dengan adanya mozaik,
media seni tidak terlihat polos dan lebih memiliki corak tertentu.
3. Teknik Merakit
Teknik merakit dilakukan dengan cara menyambungkan potongan-potongan bahan tertentu agar
menjadi suatu karya seni yang utuh. Cara menyambung-nyambung tersebut dinamakan merakit,
sedangkan rakitan ialah hasil karyanya. Merakit dapat diterapkan pada benda-benda yang lebih
kompleks, seperti miniatur kapal, pesawat, atau alat transportasi lainnya.
4. Teknik Pahat
Teknik memahat yakni teknik karya seni dengan membuang atau menyisihkan bahan-bahan yang
tidak perlu digunakan. Alat yang biasa digunakan adalah martil, pahat, kikir, dan sebagainya.
Biasanya teknik pahat digunakan pada beberapa karya seni seperti patung dan miniatur tertentu.
5. Teknik Cor
Teknik cor ialah sebuah teknik karya seni yang diaplikasikan dengan cara menuang zat cair tertentu
pada sebuah alat cetakan khusus. Bahan cair yang sering digunakan ialah bahan-bahan yang terbuat
dari karet, semen, logam, dan lain-lain. Teknik ini lebih cocok dipakai untuk membuat sebuah
bangunan besar dan bangunan bertingkat.
Itulah seputar pengetahuan mengenai seni rupa 3 Dimensi. Seni rupa ini memiliki ciri khas dimana
anda dapat melihat karya seni yang dihasilkan dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
Jenis seni rupa ini telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari yang dapat dengan mudah
kita temui. Ada beberapa hal yang menarik untuk dipelajari mengenai seni rupa 3 Dimensi, yakni
unsur-unsur seni rupa, contoh seni rupa, dan teknik-teknik serupa.
Unsur-unsur seni rupa dan contoh seni rupa dapat membantu anda mengenali seni rupa 3D.
Sementara teknik-teknik seni rupa, dapat membantu anda mengetahui bagaimana cara membuat
seni rupa 3D dengan baik sesuai dengan selera.

Mengenal Seni Rupa 2 Dimensi


Seni Rupa 2 Dimensi – Manusia hidup membutuhkan suatu seni agar tidak terasa hambar
dan monoton sehingga merasa cepat bosan. Sebuah karya seni yang indah tentu bisa membuat
perasaan senang dan merubah mood seseorang yang tadinya bosan jadi bersemangat.
Sebagai contohnya adalah hasil-hasil karya seni rupa 2 dimensi yang mempunyai nilai artistik yang
sangat tinggi. Pengertian dari seni rupa 2 dimensi sendiri adalah sebuah karya seni rupa yang hanya
memiliki dua sisi saja yaitu sisi lebar dan sisi panjang.
Sehingga seni rupa jenis ini tidak memiliki ruang karena tidak adanya unsur ketebalan. Jadi hasil
karya seni yang ini hanya bisa dinikmati melalui satu sisi saja. Membahas serta mengapresiasi suatu
karya seni rupa tentu tidak lepas dari hal-hal penting yang menjadi prinsip dasarnya.
Karena seni rupa termasuk salah satu dari berbagai cabang seni yang hasil karyanya bisa dinikmati
oleh indera penglihatan dan perabaan. Karya seni rupa biasa juga disebut visual art yaitu karya seni
yang dapat dilihat dan mempunyai wujud nyata.

Teknik-Teknik Seni Rupa 2 Dimensi


Karya seni rupa memiliki fungsi guna menunjang kebutuhan hidup sehari-hari manusia. Oleh
karena itu dalam proses pembuatannya jenis seni rupa yang satu ini membutuhkan teknik-teknik
khusus. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat digunakan dalam rangka pembuatan seni rupa 2
dimensi:
1. Teknik Plakat
Jenis teknik yang satu ini adalah yang paling sering digunakan pada saat melukis. Teknik plakat ini
biasanya menggunakan cat poster dan cat minyak akrelik dengan cara digoreskan agak tebal.
Sehingga warna yang dihasilkan benar-benar bagus sangat padat dan pekat.
2. Teknik Kolase
Merupakan teknik melukis yaitu caranya dengan memotong kertas kemudian kertas tersebut
ditempelkan pada obyek tertentu sehingga membentuk lukisan. Dengan teknik ini dapat
menghasilkan lukisan yang abstrak atau realis dari potongan kertas yang tadi ditempelkan. Hasil
dari karya seni rupa yang memakai teknik ini sering disebut dengan mozaik.
3. Teknik Transparan
Teknik transparan ini adalah teknik yang seringkali dipakai pada saat melukis atau menggambar.
Pada teknik ini biasanya menggunakan cat air namun hanya digoreskan secara tipis-tipis saja jadi
menghasilkan tekstur yang begitu transparan.
4. Teknik Melipat, Menggunting, Dan Merekat (3 M)
Teknik yang satu ini merupakan teknik manipulasi beberapa lembaran kertas yang dirangkai
sedemikian rupa hingga membentuk sebuah karya seni rupa 2 dimensi.
Jadi untuk menghasilkan sebuah karya seni yang indah dan disukai banyak orang pasti
membutuhkan keahlian dan teknik-teknik khusus. Sebuah karya seni tidak akan berarti apa-apa jika
didalamnya tidak mengandung nilai yang artistik. Karena itu sebelum membuat sebuah karya seni
hendaknya terlebih dulu memperhatikan teknik-tekniknya.

Contoh Seni Rupa 2 Dimensi


Hasil karya seni rupa sekarang ini dengan mudah dan banyak sekali bisa kita jumpai dimana-mana.
Hasil karya tangan-tangan yang penuh kreatif dan imajinatif ini bisa dijadikan sebagai lahan guna
menambah penghasilan. Berikut ini beberapa contoh hasil karya seni rupa 2 dimensi yang
mempunyai nilai seni yang sangat tinggi, yaitu:
1. Gambar
Perwujudan dari gambar sendiri lebih menekankan pada unsur bentuk, garis, dan aspek kegunaan
tanpa menggunakan ekspresi. Jadi hasil karya seni rupa dalam wujud gambar ini kelihatan lebih
nyata untuk dinikmati. Sebagai contohnya adalah seperti gambar arsitektur, gambar ilustrasi,
dekorasi, desain dan lain sebagainya.
2. Lukisan
Merupakan karya seni rupa 2 dimensi yang dibuat dengan menggunakan media seperti kain kanvas,
dinding hingga kertas. Proses pembuatan dari lukisan itu sendiri yaitu dengan memoleskan cat
dengan menggunakan pisau palet, kuas lukis, serta peralatan jenis lain. Semua itu dilakukan di atas
media lukis hingga membentuk sebuah gambar yang diinginkan.
Satu hal yang menarik dari sebuah lukisan adalah nilai yang terkandung didalam lukisan tersebut.
Maka dalam pembuatannya dibutuhkan imaginasi yang tinggi serta skill (keahlian) yang mumpuni
agar menelurkan lukisan yang luar biasa.
3. Seni Grafis
Seni grafis sendiri termasuk salah satu cabang seni rupa yang mana dalam proses pembuatannya
membutuhkan alat bantu. Sebagai contohnya adalah seni fotografi karena dalam pengerjaannya
fotografi membutuhkan alat bantu kamera. Dengan kamera ini akan menghasilkan foto-foto yang
sangat bagus sama persis dengan obyeknya.
4. Kaligrafi
Termasuk sebuah karya seni artistik dalam bahasa arab dengan menggunakan berbagai media
seperti kertas, kain kanvas, kayu, dinding maupun kuningan. Dalam pembuatannya seni kaligrafi ini
merupakan bentuk ekspresi dalam hal keagamaan serta budaya Islam. Hasil karya seni kaligrafi ini
sering kita jumpai di masjid-masjid dan yang paling terkenal yaitu kaligrafi sufi.
5. Seni Fotografi
Fotografi ini termasuk kedalam seni grafis yang mana dalam perkembangannya semakin banyak
diminati orang. Hal ini tentu saja karena semakin canggih dan semakin mudahnya alat bantu yang
dipakai yaitu kamera. Apalagi sekarang ini hampir semua handphone sudah dilengkapi dengan fitur
kamera yang canggih.
Sehingga dimanapun dan kapanpun orang bisa mengekspresikan diri dengan memakai kamera
tersebut. Dengan tidak sadar mereka itu sudah menghasilkan sebuah karya seni yakni seni fotografi.
6. Seni Mozaik
Merupakan jenis karya seni rupa yang pembuatannya dengan cara menyusun suatu benda hingga
membentuk wujud tertentu. Wujud benda ini tentu saja mempunyai nilai estetis tinggi serta
membutuhkan bahan-bahan tertentu. Sebagai bahan utama bisa menggunakan kulit telur, pecahan
kaca, keramik, dan serpihan kayu.
7. Poster
Pembuatan poster ini biasanya diatas kertas dan membentuk suatu wujud yang mampu memberikan
suatu informasi. Informasi yang diberikan ini bisa berupa suatu ajakan ataupun pesan propaganda.
Poster termasuk seni rupa 2 dimensi yang sangat efektif sebagai iklan dalam mempromosikan suatu
produk.
Tokoh Seni Rupa 2 Dimensi
Jika dilihat secara keseluruhan ada banyak tokoh seni rupa yang telah menghasilkan karya-karya
seni yang sangat indah. Tokoh-tokoh itu ada yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Namun ada 2 tokoh lokal dan internasional yang hingga saat ini paling terkenal dan disegani, yaitu:
a. Raden Saleh Sjarif Boestaman
Merupakan tokoh seni rupa yang lahir di Semarang tahun 1807 lalu meninggal tahun 1880 di Bogor
Jawa Barat. Bakatnya sudah terlihat semenjak beliau masih kecil hingga kemudian bakatnya diasah
serta didampingi pelukis keturunan Belgia, A.A.J. Payen. Dibawah asuhan gurunya ini kemampuan
melukis Raden Saleh semakin meningkat.
b. Vincent Van Gogh
Termasuk salah satu pelukis terbesar di dalam sejarah kesenian bangsa Eropa. Vincent ini lahir pada
30 Maret 1853 dan meninggal pada 29 Juli 1890. Banyak dari hasil karyanya yang bagus-bagus dan
dikenal luas di daratan Eropa
Dengan adanya 2 tokoh seni rupa yang berdedikasi tinggi dalam kesenian ini membuat seni rupa
tidak dipandang sebelah mata. Karena hasil karya seni rupa sudah terbukti memiliki pengaruh yang
sangat penting dalam sendi-sendi kehidupan manusia. Dengan adanya karya seni rupa hidup
manusia jadi lebih berarti dan bermakna.
PERLENGKAPAN PAMERAN

A. Ruang Pameran
Ruang dalam penataan pameran terkait dengan persoalan pengelolaan lokasi dan materi pameran.
Pameran seni rupa lazimnya dilakukan di galeri, musium atau artshop. Di sekolah ruangan yang
dapat digunakan adalah ruang aula, ruang kelas,atau lorong-lorong sekolah.

Dalam konsep teknis , ruang dibagi menjadi ruang dalam (indoor) dan ruang luar (outdoor). Jika
pameran di ruang dalam, karya yang disajikan disesuaikan dengan bentuk ruangan. Bila di luar
ruangan keadaan cuaca harus diperhitungkan.

B. Panil/Sketsel
Panil atau sketsel digunakan untuk memasang karya dua dimensi
dan sebagai penyekat ruangan. Karya dua dimensi juga bisa
dipasang dinding tembok.

C. Pustek/standar display /level.


Pustek adalah kotak yang biasanya dibuat dari papan digunakan untuk
pemasangan karya seni tiga dimensi.

D. Label.
Label adalah informasi atau keterangan karya yang dipamerkan dan ditempel dibawah atau
disamping karya. Label sebaiknya seragam. Gunakan kertas yang baik dan dapat menempel pada
dinding ,sketsel atau pustek. Lengkapi label dengan judul karya, nama perupa/seniman, medium,dan
tahun pembuatan.

E. Katalog
Katalog dalam pameran berfungsi sebagai alat promosi, referensi dan buah tangan.Katalog bisa
dicetak di kertas atau dalam bentuk elektronik /Compact Disk atau DVD.

F. Buku Tamu dan Buku Kesan


Buku tamu berisi kolom nomor, nama, alamat/asal sekolah/kelas dan tanda tangan.
Berfungsi sebagai dokumentasi jumlah pengunjung pameran. Buku Kesan dan Pesan
untuk menampung tanggapan pribadi pengunjung pameran tentang penyelenggaran
pameran atau karya yang dipamerkan.
G. Tata Cahaya
Tata cahaya berfungsi untuk memperjelas karya yang dipamerkan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada panataan lampu di ruangan :
1. Lampu difokuskan pada obyek ( patung atau lukisan).
2. Lampu jangan diarahkan pada dinding yang kosong.
3. Pilih sudut arah cahaya antara 30-45 derajat arah vertikal.
4. Lampu tidak menyilaukan penonton.
H. Fasilitas Pendukung
Fasilitas dan elemen pendukung pameran digunakan untuk memperindah bentuk display dan
kenyamanan pengunjung.
1. Kursi untuk istirahat penonton ( bila ruangan cukup luas)
2. Tempat sampah
3. Pot bunga
4. Kipas angin/ AC

ORGANISASI SENI RUPA INDONESIA


Lahirnya organisasi seni rupa Indonesia dimulai dengan lahirnya PERSAGI (Persatuan Ahli – Ahli
Gambar Indonesia) pada masa cita nasional yang dilatarbelakangi terjadinya pergolakan di Bangsa
Indonesia dalam segala bidang salah satunya bidang kesenian. Tokoh kesenian masa itu adalah
S.Sudjodjono yang berusaha mendapatkan hak yang sejajar dengan bangsa lain. Beliau merasa tidak
puas dengan kehidupan seni rupa masa Indonesia jelita yang serba indah karena bertolak belakang
dengan kenyataan kondisi Indonesia pada masa itu. Karena itu S.Sudjodjono dan Agus Jayasuminta
beserta kawan – kawannya mendirikan PERSAGI yang bertujuan untuk mengembangkan seni lukis
di Indonesia dengan mencari dan menggali nilai – nilai asli yang mencerminkan kepribadian
Indonesia yang sebenarnya, selain itu PERSAGI juga berupaya mengimbangi Lembaga Kesenian
Asing Kunstring yang mampu menghimpun lukisan – lukisan bercorak modern.

Cita PERSAGI masih berlanjut pada masa pendudukan jepang dan masih melekat pada para
pelukis. Para pelukis menyadari seni lukis berperan penting untuk kepentimgan revolusi. Selain
PERSAGI , pada masa ini didirikan KEIMIN BUNKA SHIDOSO (Lembaga Kesenian Indonesia –
Jepang) oleh Dai Nippon dan diawasi seniman Indonesia yang bertujuan untuk propaganda
pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya. Kemudian berdirilah PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
sebagai organisasi asli orang Indonesia yang didirikan tahun 1943 oleh Bung Karno, Bung Hatta, Ki
Hajar Dewantara dan KH. Mansur yang bertujuan untuk memperhatikan dan memperkuat
perkembangan seni dan budaya khususnya seni lukis yang dikelola S.Sudjodjono dan Afandi ,
selanjutnya bergabunglah beberapa pelukis dalam PUTERA seperti Hendra, Sudarso, dan
sebagainya.

Setelah Indonesia merdeka , organisasi dibidang seni rupa (lukis) bermunculan diantaranya:
a) Diawali oleh SIM (Seniman Indonesia Muda) berdiri tahun 1946 yang dipimpin S.Sudjodjono,
dengan anggotanya: Affandi, Sudarso, Gunawan, Abdus Salam, Tribus dll.
b) Karena selisih paham, Affandi dan Hendra keluar dari SIM dan mendirikan Perkumpulan Pelukis
Rakyat tahun 1947. Affandi dan Hendra menjadi ketua dalam organisasi ini dengan anggota
diantaranya Sasongko, Kusnadi, dll.

c) Selanjutnya tokoh SIM dan Pelukis Rakyat mendirikan Lembaga pendidikan Akademi Seni Rupa
pada 1948. Lembaga ini memberikan kursus menggambar yaitu Prabangkara.
d) Selain itu juga berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar tahun 1950 di Bandung yang
dipelopori oleh Prof.Syafei Sumarja dibantu Muhtar Apin,Ahmad Sadali dan lain – lain.
e) Kemudian pada tahun 1959 Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar berubah menjadi fakultas seni
rupa di Institut Teknologi Bandung.
Lukisan Kawan-kawan Revolusi ,merupakan karya Sindudarsono Sudjojono pada tahun 1947.
Dengan media cat minyak di lukis atas kanvas dan memiliki ukuran 95×149 cm.
Lukisan ini dibuat ketika Bangsa Indonesia berusaha mempertahankan kemerdekaan. Saat itu S
Sudjojono tetap berkarya dengan melukis kawan-kawan pejuang yang berusaha mempertahankan
kemerdekaan bangsa. Lukisan Kawan-kawan Revolusi seakan bercerita bahwa pada masa itu
seluruh pejuang saling bahu membahu mempertahankan kemerdekaan. Semangat dari para pejuang
tercermin dalam lukisan ini.
Periode seni rupa modern Indonesia
Periode perintis (1826-1880)
Perkembangannya diawali oleh pelukis Raden Saleh. Berkat pengalamannya belajar menggambar
dan melukis di luar negeri seperti di Belanda, Jerman, Prancis, dia dapat merintis kemunculan seni
rupa modern di Indonesia. Corak lukisannya beraliran romantis dan naturalis. Aliran romantisnya
menampilkan karya-karya yang berceritera dahsyat, penuh kegetiran seperti tentang perkelahian
dengan binatang buas. Gaya naturalisnya sangat jelas tampak dalam melukis potret. Disebut sebagai
zaman perintis karena merupakan awal dari perkembangan Seni Lukis modern di indonesia

Periode Hindia Molek


Masa ini merupakan kelanjutan dari masa perintisan setelah pakum beberapa saat karena
meninggalnya Raden Saleh. Kemudian munculah seniman Abdullah Surio Subroto dan diikuti oleh
anak-anaknya, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah, dan Trijoto Abdullah. Pelukis-
pelukis Indonesia yang lain seperti Pirngadie, Henk Ngantung, Suyono, Suharyo, dan Wakidi. Masa
ini disebut dengan masa Indonesia jelita karena pelukisnya melukiskan tentang
kemolekan/keindahan objek alam. Pelukis hanya mengandalkan teknik dan bahan saja. Karya
Abdullah SR.

Periode PERSAGI
Pada masa ini di Indonesia sedang terjadi pergolakan. Bangsa Indonesia berjuang untuk
mendapatkan hak yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain, terutama hak untuk merdeka dari
penjajahan asing. Pergolakan di segala bidang pun terjadi, seperti dalam bidang kesenian yang
berusaha mencari ciri khas Indonesia. Pelopor masa ini yang dikenal memilki semangat tinggi
adalah S. Sdjojono. Dia tidak puas dengan kehidupan seni rupa jelita yang serba indah, karena
dianggap bertolak belakang dengan kejadian yang melanda bangsa Indonesia. Sebagai langkah
perjuangannya, S. Sudjojono dan Agus Jayasuminta bersama kawan-kawannya mendirikan
PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia). Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni
lukis di Indonesia dengan mencari corak Indonesia asli. Konsep persagi itu sendiri adalah semangat
dan keberanian, bukan sekadar kecakapan melukis melainkan melukis dengan tumpahan jiwa.
Karya-karya S. Sudjojono.

Periode pendudukan Jepang


Kegiatan melukis pada masa ini dilakukan dalam kelompok Keimin Bunka Shidoso. Tujuannya
adalah untuk propaganda pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya. Kelompok ini didirikan oleh
tentara Dai Nippon dan diawasi oleh seniman Indonesia, Agus Jayasuminta, Otto Jaya, Subanto,
Trubus, Henk Ngantung, dll. Untuk kelompok asli Indonesia berdiri kelompok PUTRA (Pusat
Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang mendirikan kelompok ini adalah tokoh empat serangkai yaitu Ir.
Sukarno, Moh. Hatta, KH. Dewantara dan KH. Mas Mansyur. Khusus yang menangani bidang seni
lukis adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang ikut bergabung dalam Putra diantaranya
Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi, dll. Pada masa ini para seniman memiliki kesempatan
untuk berpameran, seperti pameran karya dari Basuki Abdullah, Affandi, Nyoman Ngedon, Hendra
Gunawan, Henk Ngantung, Otto Jaya, dan lain-lain.

Periode pasca-kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka bermunculanlah kelompok-kelompok seniman lukis Indonesia,
diantaranya:
• Sanggar Masyarakat (1946) dipimpin Affandi, kemudian diganti nama menjadi SIM (Seniman
Indonesia Muda) yang dipimpin oleh S. Sudjojono;
• Pelukis Rakyat (1947), Affandi dan Hendra Gunawan keluar dari SIM dan mendirikan Pelukis
Rakyat dipimpin oleh Affandi;
• Perkumpulan Prabangkara (1948);
• ASRI (Akademi seni rupa (1948), tokoh-tokoh pendirinya RJ. Katamsi, S.Sudjojono,Hendra
Gunawan, Jayengasmoro, Kusnadi dan Sindusisworo;
• Tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori oleh Prof.
Syafei Sumarya, Mochtar Apin, Ahmad Sadali, Sujoko, Edi Karta Subarna;
• Tahun 1955, berdiri Yin Hua oleh Lee Man Fong ( perkumpulan pelukis Indonesia keturunan
Tionghoa);
• Tahun 1958, berdiri Yayasan seni dan desain Indonesia oleh Gaos Harjasumantri.
• Tahun 1959, berdiri Organisasi Seniman Indonesia oleh Nashar.

Periode akademi (1950)


Pengembangan seni rupa melalui pendidikan formal. Lembaga pendidikan yang bernama ASRI
yang berdiri tahun 1948 kemudiaan secara formal tahun 1950 lembaga tersebut mulai membuat
rumusan-rumusan untuk mencetak seniman-seniman dan calon guru gambar. Pada
tahun 1959 di Bandung dibuka jurusan seni rupa Institut Teknologi Bandung (ITB), kemudian
dibuka pula jurusan seni rupa di semua Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)
diseluruh Indonesia.

Periode seni rupa baru


Pada sekitar tahun 1974 muncul kelompok baru dalam seni lukis. Kelompok ini menampilkan corak
baru dalam seni lukis Indonesia yang membebaskan diri dari batasan-batasan seni rupa yang telah
ada. Seniman muda yang mempelopori kelompok ini adalah Jim Supangkat, S. Prinka, Dee Eri
Supria. Konsep kelompok ini adalah:
• Tidak membedakan disiplin seni;
• Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni;
• Mendambakan kreatifitas baru;
• Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan;
• Bersifat eksperimental.

Seni Rupa 3 Dimensi

Seni rupa 3 Dimensi – Penjelasan mengenai seni rupa 3 dimensi atau yang sering kita sebut dengan
seni rupa 3D ialah jenis seni rupa yang terdiri atas 3 sisi, yakni sisi panjang, lebar, dan tinggi, atau
seni rupa berbentuk sebuah bangun ruang yang memiliki volume.
Bila pada seni rupa 2D hanya memiliki 2 sisi, yakni sisi panjang dan lebar, maka pada seni rupa 3D
lebih kompleks dan dapat dilihat dari segala penjuru. Bentuknya sama persis dengan obyek yang
dibayangkan sebagai karya seni.
Bangunan 3D adalah sesuatu yang pasti tidak luput dari penglihatan kita dalam kehidupan sehari-
hari. Ketika anda bekerja, makan, beristirahat, jalan-jalan dan sebagainya pasti anda akan melihat
benda 3D di sekeliling anda.
Demikian dengan seni rupa 3D, bila anda ingin membedakannya, telusurilah apakah hasil karya
tersebut dapat dilihat dari segala sisi atau tidak. Seni rupa 3D ini akan menarik untuk dipelajari
karena konsepnya yang murni realistis.
Membahas mengenai seni rupa 3 Dimensi, tentu tidak cukup hanya gambaran umumnya saja. Ada
beberapa pokok pembahasan yang sangat penting dipelajari di seni rupa ini, yakni unsur-unsur,
contoh, teknik seni rupa 3D. Semua akan diulas lebih komplit dan berurutan pada pembahasan
berikut ini.
Unsur-unsur Seni Rupa 3 Dimensi
Dalam seni rupa 3 Dimensi, terdapat beberapa unsur yang membentuk satu kesatuan, yang mana
dapat menjadikan benda 3D tersebut lebih indah. Berikut unsur-unsur yang terdapat dalam karya
seni rupa 3D :
1. Titik
Titik ialah unsur terkecil yang digunakan dalam menggambar atau mendesain, baik itu mendesain
seni rupa ataupun mendesain seni-seni yang lain. Melalui unsur titik, akan dapat dibentuk unsur lain
seperti garis, bidang, simbol, rangka, dan ruang. Bila diperhatikan, setiap menorehkan tinta apapun,
pasti diawali dengan titik.
Pengertian Seni Tari
2. Garis
Garis adalah suatu goresan yang membentuk suatu arah dan dapat menghubungkan unsur yang
lebih besar, yakni bidang dan bangun ruang. Dimensi garis adalah memanjang dan dapat
dimodifikasi menjadi bentuk lain. Sifat-sifat garis antara lain adalah panjang, pendek, lurus,
melengkung, tebal, miring, patah-patah, dll.
3. Bidang
Tiap-tiap garis yang dikombinasi dapat membentuk suatu kesatuan yang disebut dengan bidang.
Dimensi dari bidang adalah panjang dan lebar, atau bentuknya sering disebut dengan bentuk pipih.
Tiap-tiap bidang yang dikombinasikan dapat membentuk suatu bangun ruang tertentu atau yang
disebut dengan bentuk.
4. Bentuk
Bentuk merupakan unsur yang menjelaskan identitas dari bangun ruang itu sendiri. Misal,
bentuknya kubus, tabung, bola, dan lain-lain. Secara hakikat, bentuk bersifat polos dan hanya
diartikan sebagai wujud dari satu-kesatuan garis yang terstruktur. Namun bila kita menyebutnya
sebagai bangunan, maka selain mengandung unsur bentuk, juga terdapat nilai dan makna tersendiri
yang dikandungnya.
5. Tekstur
Tekstur ialah karakteristik permukaan bangunan yang dapat dirasakan melalui indera mata dan
indera peraba. Terdapat beberapa sifat tekstur, yakni halus, kasar, licin, mengkilap, dan lain-lain.
Ada 2 jenis tekstur yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Ciri-ciri tekstur nyata adalah memiliki
kesesuaian kandungan dari apa yang ditangkap oleh indera mata dan indera peraba. Sedangkan ciri-
ciri tekstur semu adalah tidak memiliki kesesuaian kandungan dari apa yang dilihat dan diraba.

Contoh Seni Rupa 3 Dimensi


Seni Rupa 3 Dimensi sangat banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing
bangunan 3D memiliki konsep bangunan yang berbeda-beda. Berikut beberapa contoh Seni Rupa
3D :
1. Seni Kriya
Seni Kriya ialah salah satu cabang seni rupa yang mengandalkan hand skill atau keterampilan
tangan dengan memperhatikan segi keindahan serta kebutuhan dalam membuat karya seni. Jenis
seni rupa yang satu ini sering dimanfaatkan sebagai dekorasi, atau benda terapan seperti mainan,
furniture, dan lain-lain. Terdapat beberapa jenis seni kriya yakni, seni kriya kayu, seni kriya
keramik, seni kriya tekstil, seni kriya batu, serta seni kriya kulit.
2. Patung
Patung merupakan salah satu seni rupa 3D yang paling terkenal hingga saat ini dan memiliki nilai
seni yang tinggi. Seni rupa patung telah mengalami banyak perkembangan dari bahan pembuatnya,
cara membuatnya dan teksturnya. Biasanya orang membuat patung dibentuk serupa seperti
manusia, binatang, atau bentuk-bentuk lainnya.
3. Keramik
Karya seni keramik adalah karya seni rupa yang dapat bersifat tradisional hingga kontemporer atau
modern. Fungsi dari seni keramik ialah sebagai kerajinan dimana memanfaatkan tanah liat sebagai
bahan utama dan harus melewati beberapa tahapan, yakni proses dipijit, butsir, pilin hingga pada
tahap pembakaran dan glasir. Kualitas dari sebuah keramik adalah dapat ditelusuri oleh proses dan
bahan pembuatannya.
4. Arsitektur
Arsitektur ialah jenis seni terpakai yang dapat dikategorikan juga sebagai seni rupa 3 dimensi yang.
Seni rupa jenis ini lebih menekankan pada kesatuan, keseimbangan, keserasian, dan irama sebagai
jenis seni rupa yang utuh mencakup dalam berbagai aspek. Untuk itu, dalam arsitektur, tidak hanya
diperhatikan mengenai wujud bangunannya, tetapi juga berat, volume tampung, kekokohan
bangunan, dan sebagainya.

Teknik-teknik Seni Rupa 3 Dimensi


Dalam membuat Seni Rupa 3 Dimensi, ada beberapa teknik yang dapat anda pakai. Masing-masing
teknik mempunyai konsep tersendiri dan hasil karya yang berbeda-beda. Berikut beberapa teknik
seni rupa 3 dimensi yang dapat anda terapkan :
1. Teknik Aplikasi
Teknik seni rupa ini adalah teknik karya hias yang dimanfaatkan dalam seni menjahit, yakni dengan
cara menempelkan beberapa macam potongan kain yang telah di gunting, seperti bentuk bunga,
bintang, bulan, atau bentuk-bentuk lainnya dalam sebuah kain. Tujuannya adalah sebagai hiasan
untuk memperindah pakaian.
2. Teknik Mozaik
Teknik ini adalah teknik menggambar dengan memakai bentuk geometris tertentu. Tujuan
menggunakan geometris ialah sebagai pengganti bahan utama pewarna. Dengan adanya mozaik,
media seni tidak terlihat polos dan lebih memiliki corak tertentu.
3. Teknik Merakit
Teknik merakit dilakukan dengan cara menyambungkan potongan-potongan bahan tertentu agar
menjadi suatu karya seni yang utuh. Cara menyambung-nyambung tersebut dinamakan merakit,
sedangkan rakitan ialah hasil karyanya. Merakit dapat diterapkan pada benda-benda yang lebih
kompleks, seperti miniatur kapal, pesawat, atau alat transportasi lainnya.
4. Teknik Pahat
Teknik memahat yakni teknik karya seni dengan membuang atau menyisihkan bahan-bahan yang
tidak perlu digunakan. Alat yang biasa digunakan adalah martil, pahat, kikir, dan sebagainya.
Biasanya teknik pahat digunakan pada beberapa karya seni seperti patung dan miniatur tertentu.
5. Teknik Cor
Teknik cor ialah sebuah teknik karya seni yang diaplikasikan dengan cara menuang zat cair tertentu
pada sebuah alat cetakan khusus. Bahan cair yang sering digunakan ialah bahan-bahan yang terbuat
dari karet, semen, logam, dan lain-lain. Teknik ini lebih cocok dipakai untuk membuat sebuah
bangunan besar dan bangunan bertingkat.
Itulah seputar pengetahuan mengenai seni rupa 3 Dimensi. Seni rupa ini memiliki ciri khas dimana
anda dapat melihat karya seni yang dihasilkan dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
Jenis seni rupa ini telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari yang dapat dengan mudah
kita temui. Ada beberapa hal yang menarik untuk dipelajari mengenai seni rupa 3 Dimensi, yakni
unsur-unsur seni rupa, contoh seni rupa, dan teknik-teknik serupa.
Unsur-unsur seni rupa dan contoh seni rupa dapat membantu anda mengenali seni rupa 3D.
Sementara teknik-teknik seni rupa, dapat membantu anda mengetahui bagaimana cara membuat
seni rupa 3D dengan baik sesuai dengan selera.

Seni Rupa 2 Dimensi

Seni Rupa 2 Dimensi – Manusia hidup membutuhkan suatu seni agar tidak terasa hambar
dan monoton sehingga merasa cepat bosan. Sebuah karya seni yang indah tentu bisa membuat
perasaan senang dan merubah mood seseorang yang tadinya bosan jadi bersemangat.
Sebagai contohnya adalah hasil-hasil karya seni rupa 2 dimensi yang mempunyai nilai artistik yang
sangat tinggi. Pengertian dari seni rupa 2 dimensi sendiri adalah sebuah karya seni rupa yang hanya
memiliki dua sisi saja yaitu sisi lebar dan sisi panjang.
Sehingga seni rupa jenis ini tidak memiliki ruang karena tidak adanya unsur ketebalan. Jadi hasil
karya seni yang ini hanya bisa dinikmati melalui satu sisi saja. Membahas serta mengapresiasi suatu
karya seni rupa tentu tidak lepas dari hal-hal penting yang menjadi prinsip dasarnya.
Karena seni rupa termasuk salah satu dari berbagai cabang seni yang hasil karyanya bisa dinikmati
oleh indera penglihatan dan perabaan. Karya seni rupa biasa juga disebut visual art yaitu karya seni
yang dapat dilihat dan mempunyai wujud nyata.

Teknik-Teknik Seni Rupa 2 Dimensi


Karya seni rupa memiliki fungsi guna menunjang kebutuhan hidup sehari-hari manusia. Oleh
karena itu dalam proses pembuatannya jenis seni rupa yang satu ini membutuhkan teknik-teknik
khusus. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat digunakan dalam rangka pembuatan seni rupa 2
dimensi:
1. Teknik Plakat
Jenis teknik yang satu ini adalah yang paling sering digunakan pada saat melukis. Teknik plakat ini
biasanya menggunakan cat poster dan cat minyak akrelik dengan cara digoreskan agak tebal.
Sehingga warna yang dihasilkan benar-benar bagus sangat padat dan pekat.
2. Teknik Kolase
Merupakan teknik melukis yaitu caranya dengan memotong kertas kemudian kertas tersebut
ditempelkan pada obyek tertentu sehingga membentuk lukisan. Dengan teknik ini dapat
menghasilkan lukisan yang abstrak atau realis dari potongan kertas yang tadi ditempelkan. Hasil
dari karya seni rupa yang memakai teknik ini sering disebut dengan mozaik.
3. Teknik Transparan
Teknik transparan ini adalah teknik yang seringkali dipakai pada saat melukis atau menggambar.
Pada teknik ini biasanya menggunakan cat air namun hanya digoreskan secara tipis-tipis saja jadi
menghasilkan tekstur yang begitu transparan.
4. Teknik Melipat, Menggunting, Dan Merekat (3 M)
Teknik yang satu ini merupakan teknik manipulasi beberapa lembaran kertas yang dirangkai
sedemikian rupa hingga membentuk sebuah karya seni rupa 2 dimensi.
Jadi untuk menghasilkan sebuah karya seni yang indah dan disukai banyak orang pasti
membutuhkan keahlian dan teknik-teknik khusus. Sebuah karya seni tidak akan berarti apa-apa jika
didalamnya tidak mengandung nilai yang artistik. Karena itu sebelum membuat sebuah karya seni
hendaknya terlebih dulu memperhatikan teknik-tekniknya.

Contoh Seni Rupa 2 Dimensi


Hasil karya seni rupa sekarang ini dengan mudah dan banyak sekali bisa kita jumpai dimana-mana.
Hasil karya tangan-tangan yang penuh kreatif dan imajinatif ini bisa dijadikan sebagai lahan guna
menambah penghasilan. Berikut ini beberapa contoh hasil karya seni rupa 2 dimensi yang
mempunyai nilai seni yang sangat tinggi, yaitu:
1. Gambar
Perwujudan dari gambar sendiri lebih menekankan pada unsur bentuk, garis, dan aspek kegunaan
tanpa menggunakan ekspresi. Jadi hasil karya seni rupa dalam wujud gambar ini kelihatan lebih
nyata untuk dinikmati. Sebagai contohnya adalah seperti gambar arsitektur, gambar ilustrasi,
dekorasi, desain dan lain sebagainya.
2. Lukisan
Merupakan karya seni rupa 2 dimensi yang dibuat dengan menggunakan media seperti kain kanvas,
dinding hingga kertas. Proses pembuatan dari lukisan itu sendiri yaitu dengan memoleskan cat
dengan menggunakan pisau palet, kuas lukis, serta peralatan jenis lain. Semua itu dilakukan di atas
media lukis hingga membentuk sebuah gambar yang diinginkan.
Satu hal yang menarik dari sebuah lukisan adalah nilai yang terkandung didalam lukisan tersebut.
Maka dalam pembuatannya dibutuhkan imaginasi yang tinggi serta skill (keahlian) yang mumpuni
agar menelurkan lukisan yang luar biasa.
3. Seni Grafis
Seni grafis sendiri termasuk salah satu cabang seni rupa yang mana dalam proses pembuatannya
membutuhkan alat bantu. Sebagai contohnya adalah seni fotografi karena dalam pengerjaannya
fotografi membutuhkan alat bantu kamera. Dengan kamera ini akan menghasilkan foto-foto yang
sangat bagus sama persis dengan obyeknya.
4. Kaligrafi
Termasuk sebuah karya seni artistik dalam bahasa arab dengan menggunakan berbagai media
seperti kertas, kain kanvas, kayu, dinding maupun kuningan. Dalam pembuatannya seni kaligrafi ini
merupakan bentuk ekspresi dalam hal keagamaan serta budaya Islam. Hasil karya seni kaligrafi ini
sering kita jumpai di masjid-masjid dan yang paling terkenal yaitu kaligrafi sufi.
5. Seni Fotografi
Fotografi ini termasuk kedalam seni grafis yang mana dalam perkembangannya semakin banyak
diminati orang. Hal ini tentu saja karena semakin canggih dan semakin mudahnya alat bantu yang
dipakai yaitu kamera. Apalagi sekarang ini hampir semua handphone sudah dilengkapi dengan fitur
kamera yang canggih.
Sehingga dimanapun dan kapanpun orang bisa mengekspresikan diri dengan memakai kamera
tersebut. Dengan tidak sadar mereka itu sudah menghasilkan sebuah karya seni yakni seni fotografi.
6. Seni Mozaik
Merupakan jenis karya seni rupa yang pembuatannya dengan cara menyusun suatu benda hingga
membentuk wujud tertentu. Wujud benda ini tentu saja mempunyai nilai estetis tinggi serta
membutuhkan bahan-bahan tertentu. Sebagai bahan utama bisa menggunakan kulit telur, pecahan
kaca, keramik, dan serpihan kayu.
7. Poster
Pembuatan poster ini biasanya diatas kertas dan membentuk suatu wujud yang mampu memberikan
suatu informasi. Informasi yang diberikan ini bisa berupa suatu ajakan ataupun pesan propaganda.
Poster termasuk seni rupa 2 dimensi yang sangat efektif sebagai iklan dalam mempromosikan suatu
produk.

Tokoh Seni Rupa 2 Dimensi


Jika dilihat secara keseluruhan ada banyak tokoh seni rupa yang telah menghasilkan karya-karya
seni yang sangat indah. Tokoh-tokoh itu ada yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Namun ada 2 tokoh lokal dan internasional yang hingga saat ini paling terkenal dan disegani, yaitu:
a. Raden Saleh Sjarif Boestaman
Merupakan tokoh seni rupa yang lahir di Semarang tahun 1807 lalu meninggal tahun 1880 di Bogor
Jawa Barat. Bakatnya sudah terlihat semenjak beliau masih kecil hingga kemudian bakatnya diasah
serta didampingi pelukis keturunan Belgia, A.A.J. Payen. Dibawah asuhan gurunya ini kemampuan
melukis Raden Saleh semakin meningkat.
b. Vincent Van Gogh
Termasuk salah satu pelukis terbesar di dalam sejarah kesenian bangsa Eropa. Vincent ini lahir pada
30 Maret 1853 dan meninggal pada 29 Juli 1890. Banyak dari hasil karyanya yang bagus-bagus dan
dikenal luas di daratan Eropa
Dengan adanya 2 tokoh seni rupa yang berdedikasi tinggi dalam kesenian ini membuat seni rupa
tidak dipandang sebelah mata. Karena hasil karya seni rupa sudah terbukti memiliki pengaruh yang
sangat penting dalam sendi-sendi kehidupan manusia. Dengan adanya karya seni rupa hidup
manusia jadi lebih berarti dan bermakna.

Anda mungkin juga menyukai