Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari beraneka ragam
budaya kesenian. Seni merupakan salah satu unsur budayamanusia yang keberadaannya telah
mengalami perkembangan dalam kurun waktu yang sangat panjang. Dimulai dari bentuk seni
yang sederhana di zaman prasejarah hingga mencapai bentuk yang lebih kompleks di zaman
modern sekarang ini. Istilah seni dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta yang
berarti permintaan atau pencarian. Kata Art (Inggris) bermakna kemahiran, art dapat diartikan
sebagai kegiatan atau hasil pernyataan perasaan keindahan manusia.
Keberagaman budaya ini juga dipengaruhi oleh perkembangan dari kebudayaan itu
sendiri. Sejak zaman pra sejarah sampai dengan zaman modern seperti sekarang ini, kebudayaan
selalu mengalami perkembangan. Awalnya, dimulai dari munculnya budaya materi yang berupa
alat, benda, dan teknologi hingga munculnya budaya non materi yang berupa nilai-nilai, adat
istiadat, organisasi sosial, dan lembaga adat lainnya. Kebudayaan ini tidak hanya berkembang
pada nilai, adat istiadat, dan teknologinya saja, tetapi juga pada nilai bentuk keseniannya.
Salah satu budaya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah kesenian yang
diciptakan dan didukung oleh masyarakat kolektif daerah setempat dikenal sebagai kesenian
tradisional. Bagian pertunjukan kesenian tradisional merupakan suatu media komunikasi
masyarakat untuk menyampaikan arti yang terkandung dari tata hubungan atau alat untuk
menyampaikan pesona tertentu dari pencipta kepada penikmat. Selain itu, tradisi juga dapat
diartikan sebagai kebiasaan bersama dalam masyarakat manusia, yang secara otomatis akan
mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari para anggota masyarakat itu.
Menurut Hartoko dalam skripsi sundari (1995: 2) mengatakan bahwa budaya adalah
suatu kegiatan kultural yang mempunyai semangat mengembangkan derajat kemanusiaan,
termasuk di dalamnya nilai-nilai seni yang memiliki esensi kuat dalam pembentukan sikap dan
kepribadian bangsa. Dalam pasal 32 bab XXI Undang-undang Dasar 1945 dijelaskan bahwa
pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Dari penjelasan diatas dapat diartikan
bahwa kesenian-kesenian tradisional yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional perlu

dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan. Hal ini dilakukan agar kekayaan Indonesia dari segi
budaya dapat terus dilestarikan.
Seni tradisi secara umum meliputi seni yang mengandung unsur-unsur nilai keindahan.
Seni tradisi meliputi pergerakan seni musik tradisional, sendra tari tradisional, dan kebudayaan
etnik suku setempat. Ditinjau dari segi intrinsik keberadaan musik disebut dengan musik
tradisional atau musik etnik.
Dalam musik etnik memiliki ukuran-ukuran keindahan sendiri. Menurut Aristoteles
(dalam prier, 1991: 40), musik merupakan suatu tiruan seluk beluk hati dengan mempergunakan
melodi dan irama yang dapat mengungkapkan irama jiwa manusia secara langsung. Sedangkan
menurut Banoe (2003: 288), musik merupakan cabang seni yang membahas dan menetapkan
berbagai suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia. Jadi dapat
disimpulkan musik merupakan seni yang ditimbulkan oleh gerak perasaan manusia untuk diubah
menjadi bunyi yang keluar dari jiwa komposer, dan diperlukan kemampuan jiwa dan perasaan
dari setiap orang untuk memahami apa yang diungkapkan dalam musik tersebut.
Kesenian yang merupakan salah satu unsur kebudayaan di Indonesia tidak lepas dari
musik yang dimiliki dari setiap daerah di Indonesia yang mengusung musik tradisional. Musik
tradisional yang menjadi kesenian di setiap daerah menjadi ciri dan kebudayaan masing-masing
daerah yang memiliki sifat yang khas. Sifat khas yang dimaksud yaitu kesenian dapat dinikmati
oleh setiap orang tanpa mengenal suku dan kebangsannya. Kesenian tidak akan pernah lepas dari
kehidupan masyarakat itu sendiri, baik itu kelompok maupun individu seperti yang dipaparkan
oleh Kayam (1981: 3839), masyarakat menyangga kebudayaan dan demikian juga kesenian
mencipta, menularkan, mengembangkan, untuk menciptakan suatu kebudayaan.
B.Identifikasi Masalah
Dari latar balakang yang telah diuraikan tersebut, penulis memfokuskan permasalahan
mengenai Peran dan Fungsi Musik Kesenian Goong Renteng
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dituliskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana peran dan fungsi alat-alat dalam permainan musik kesenian Goong Renteng?
2

2. Bagaimana peran dan fungsi musik kesenian Goong Renteng diKabupaten Cianjur?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peran dan fungsi musik dari permainan
Goong Renteng
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, kaitannya dengan alat-alat musik
yang dipakai untuk kesenian kubro siswo mudo dan memaparkan tentang peran dan fungsi
kesenian Goong Renteng.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Teori
1.Deskripsi Peran
Istilah "peran" kerap diucapkan banyak orang. Sering kita mendengar kata peran
dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang. Lebih jelasnya kata peran atau role
dalam kamus oxford dictionary diartikan : Actors part; ones task or function. Yang berarti aktor;
tugas seseorang atau fungsi. Sedangkan dalam Kamus besar bahasa Indonesia (1988: 667),
adalah seperangkat tingkat yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di
masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, ( 2002: 243 ), peran merupakan aspek dinamisasi
kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya.
Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (1994:768) mengungkapkan sebagai berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.
2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.
3. Bagian suatu fungsi sesorang dalam kelompok atau pranata.
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau karakteristik yang ada
padanya.
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.
Keterkaitan adalah 1 hal (perbuatan) terkait; 2 keadaan (seseorang, badan, dsb) yang
belum dapat mandiri, ketergantungan. (Purwadarminta, 1995 : 212). Dalam penyajian tari
termasuk seni tradisional rakyat menurut Jazuli (1994:10-12), peran musik dikelompokan
menjadi tiga yaitu :
a. Musik sebagai pengiring atau penunjang, disini peranan musik untuk mengiringi atau
menunjang penampilan tari, sehingga tidak banyak menentukan isi tarinya.
b. Musik sebagai pemberi suasana tari, yaitu peranan musik sangat besar untuk menghadirkan
suasana tertentu sesuai dengan garapan tarinya, dan suasana tersebut antara lain : agung, sedih,
gembira, tenang, bingung, gaduh dan sebagainya.
c. Musik sebagai ilustrasi atau pengantar tari berarti peranan musik tidak selalu mengikuti gerak
tarinya dan memberikan gambaran serta makna yang terkandung, untuk menekankan pada

bagian tertentu dan membantu membuat suasana tertentu sebagaimana yang dikehendaki oleh
garapan tarinya.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran merupakan bagian
untuk menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai keterkaitan
untuk mecapai dua variabel yang di inginkan.
2. Deskripsi Fungsi Musik
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (1988: 245) fungsi berarti kegunaan suatu hal.
Menurut Purwanto, dkk (2003) seni musik memiliki fungsi dalam setiap bidang kehidupan
manusia secara langsung maupun tidak. Koentjaraningrat (1980: 227), bahwa fungsi dapat pula
diartikan suatu hubungan guna antara satuhal dengan suatu tujuan tertentu. Keterkaitan fungsi
dengan seni sangat mencolok terlihat pada dunia tari. Apalagi penggabungan antara seni musik
dan seni tari yang akan menimbulkan fungsi musik di dalam seni tari tersebut. Menurut Allam
P.Merian dalam Yayan Abubakar (2011: 26) terdapat beberapa fungsi musik, yaitu :
a. Sebagai sarana entertainer : musik berfungsi sebagai sarana hiburan.
b. Sebagai sarana Komunikasi : musik sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain,
terutama orang yang berbeda Negara.
c. Sebagai persembahan : musik sebagai symbol kebudayaan masyarakat.
d. Sebagai respon fisik : musik bisa digunakan juga untuk pengiring aktifitas ritmik dan
pembangkitan emosi jiwa.
e. Sebagai keserasian norma-norma masyarakat, norma sosial atau ikut berperan dalam moral
sosial.
f. Sebagai intuisi sosial dan ritual keagamaan : musik dapat memberikan kontribusi sosial dan
keagamaan.
g. Sebagai sarana kelangsungan dan statistik budaya : berperan serta untuk pelestarian guna
kelanjutan dan stabilitas budaya.
h. Sebagai wujud integra dan identitas masyarakat.
Dari semua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi merupakan suatu hal yang
berhubungan dan sangat penting sehingga tidak bisa dipisahkan. Fungsi musik sangatlah berarti,
karena dengan musik dapat memberikan berbagai macam hal keterkaitan antara seniman dan
masyarakat pendukung.
5

3. Pengertian Musik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1988: 766), musik disebut juga ilmu atau seni
yang menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk
menghasilkan komposisi (suara) yang mmpunyai kesatuan &kesinambungan.
Menurut Banoe (2003) musik yang berasal dari kata muse yaitu salahsatu dewa dalam
mitologi Yunani kuno bagi cabang seni dan ilmu dewa seni dan ilmu pengetahuan. Selain itu,
beliau juga berpendapat bahwa musik merupakan cabang seni yang membahas dan menetapkan
berbagai suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami oleh manusia. Musik
memiliki arti sempit yang ditulis pada KBBI (2002), yaitu nada atau suara yang disusun
sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisasian (terutama yang
menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi).
Dari beberapa penjelasan teori tentang pengertian musik yang dijelaskan diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa musik merupakan nada atau suara yang disusun menjadi suatu
rangkaian hingga sedemikian rupa, sehingga mengandung irama, dan membentuk lagu yang
harmonis. Musik dapat diartikan juga sebagai seni yang timbul dan berkembang dari perasaan
atau pikiran manusia sebagai pengungkapan ekspresi diri, yang diolah dalam suatu nada-nada
atau suara-suara yang harmonis. Musik yang sederhana bisa timbul dari suasana hati dan jiwa,
atau respon dari keadaan sekitar yang bisa menginspirasikan pencipta musik.

4.Alat Musik Perkusi


Perkusi adalah sebutan bagi instrumen musik yang teknik permainannya dipukul,baik
menggunakan tangan atau stik. (Bakar, 2008: 1). Untuk memainkan alat musik ini yaitu
menggunakan teknik dengan cara dipukul. Dijelaskan juga bahwa suara yang dihasilkan
bersumber dari kulit atau selaput, lempengan kayu ataupun besi yang dipukul. (Ali, 2006: 124).
Sedangkan dalam Wikipedia Indonesia, (http://id.wikipedia.org/wiki/Instrumen_musik_perkusi)
dijelaskan
bahwa :
Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apa pun yang dapat menghasilkan suara bak
karena dipukul, digosok, dikocok, diadukan atau dengan cara apapun yang dapat membuat
getaran pada benda tersebut. Istilah perkusi biasanya digunakan pada benda yang digunakan
sebagai engiring dalam suatu permainan musik.
6

Sesuai dari penjelasan diatas Instrument perkusi adalah alat musik yang dimainkan
dengan cara dipukul, dikocok, digosok atau diadukan sesuai jenis alat musik tersebut. Dan alat
musik perkusi adalah alat musik yang sangat sederhana karena untuk membunyikannya tidak
memerlukan teknik khusus dalam memainkan alat musik ini, cukup memukul, mengocok,
menggosok secara asal saja alat msik ini sudah bisa berbunyi. Tetapi jika dalam memainkannya
ingin mendapatkan bunyi suara yang sempurna maka harus melatihnya.
Dalam kesenian Goong Renteng berikut ini adalah alat musik perkusi yang digunakan:
a.Kendang
Kendang adalah salah satu waditra karawitan yang berbentuk tabung terbuat
dari kayu dengan tutup tabung dari kulit binatang. Dalam pertunjukan kesenian
sunda, seperti pertunjukan wayang golek, kliningan, pencak silat, ketuk tilu,
degung, celempungan, calung, sisingaan, jaipongan, serta bajidoran, kendang
berperan penting dalam pengaturan irama lagu. Hal ini disebabkan karena kendang
merupakan unsur yang sangat dominan dalam mengatur jalannya pertunjukan.
Disamping itu, kendang sunda pada umumnya lebih atraktif dan komunikatif.

b.Kulanter
Kulanter adalah Kendang yang berukuran kecil. Kendang ini berperan untuk
menambah variasi tabuhan Kendang sedang, sebab pemakaiannya tidak terlepas
dari Kendang sedang.

c.Bonang
BONANG adalah alat musik sunda yang terbuat dari bahan logam perunggu
yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat bantu pemukul. Bentuk alat
musik Bonang seperti bentuk Goong, namun ukuran lebih kecil. Yang menjadi
sumber bunyi bonang adalah bahan yang terbuat dari logam perunggu atau besi.
Bonang yang baik terbuat dari logam perunggu.
Untuk memainkan Bonang, dipergunakan alat pemukul yang terbuat dari
bahan kayu yang dibulatkan dan dibungkus oleh kain yang dililit benang-benang.
Kedua alat pukul dipegang tangan sebelah kiri dan sebelah kanan. Alat pukul ditabuh-kan pada bagian tengah penclon Bonang, untuk mendapatkan bunyi yang
cepat.
7

d.Gong
Gong adalah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong ini
digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini.
Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah
dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan
perunggunya menjadi lebih tipis.

e.Kecrek
Kecrek adalah alat musik berupa tiga atau empat keeping logam (besi, kuningan,
perunggu) yang disusun diatas kayu, berfungsi sebagai pengatur irama dan untuk menimbulkan
efek bunyi tertentu.
Cara menabuhnya ialah dengan memukulkan palu atau tongkat pendek dari kayu diatas kepingan
logam yang te rsusun tersebut.
5.Kesenian Goong Renteng
Asal-usul
Di sebuah kampung yang ada di daerah Kabupaten Cianjur bagian selatan, tepatnya
Kampung Rawa Salak, Desa Purabaya, Kecamatan Agrabinta, ada satu jenis kesenian tradisional
yang hampir punah. Kesenian itu bernama goong renteng. Nama tersebut sangat erat kaitannya
dengan alat musik yang digunakan, yaitu goong (gong). Alat musik yang bentuknya serupa
dengan gong pada umumnya, tetapi ukurannya lebih kecil ini berjumlah 6 buah dan direnteng
(disusun secara horisontal ke samping). Oleh karena itu, kesenian tersebut dinamakan goong
renteng. Kapan dan darimana kesenian ini berasal sulit diketahui secara pasti. Namun demikian,
berdasarkan penuturan masyarakat setempat, khususnya para orang tua, konon di masa lalu
balatentara (pasukan) Mataram --dalam perjalanannya dari Batavia (Jakarta) ke Kotagede
8

(Yogyakarta)-- singgah di daerah Cianjur. Bahkan, banyak diantaranya yang kemudian menetap
di Kadupandak (Cianjur-Selatan). Di daerah tersebut mereka mengembangkan kesenian yang
kemudian disebut sebagai goong renteng.
Tumbuh dan berkembangnya goong renteng di Kampung Rawa Salak adalah berkat
salah seorang warganya yang bernama Akum. Untuk mengembangkan kesenian tersebut di
daerahnya, ia membeli seperangkat goong renteng dari salah seorang warga Cukanggaleuh,
Kecamatan Kadupandak. Ketika itu (kira-kira tahun 1916) harganya 15 ringgit masih ditambah
dengan seekor kerbau dan seekor kuda. Seperangkat gamelan inilah yang digunakan untuk bergoong renteng dari dahulu hingga sekarang. Dengan perkataan lain, dari generasi pertama (1916)
yang tokohnya adalah Akum, generasi kedua (1938) yang tokohnya adalah Mali, sampai generasi
ketiga (1970) yang tokohnya adalah Uma. Mereka adalah masih satu darah (keturunan). Ini
artinya bahwa kesenian goong renteng diwariskan secara turun-temurun dari anak ke cucu.
Peralatan
Seperangkat kesenian goong renteng terdiri atas: 1 buah kendang (gendang) besar, 2
buah kulanter (gendang kecil), 16 buah bonang (gong kecil), 2 buah gong besar, dan 3 lembar
kecrek. Gendang terbuat dari kayu dan kulit, bonang dan gong terbuat dari perunggu, dan kecrek
terbuat dari besi. Peralatan tersebut masing-masing mempunyai fungsi tersendiri.Gendang
misalnya, ia berfungsi sebagai pengatur tempo. Gong besar berfungsi sebagai penutup lagu dan
sekaligus pemuas rasa. Kemudian, kecrek berfungsi sebagai penambah sari irama; dan bonang
berfungsi sebagai melodi.

Pemain dan Busana


Jumlah pemainnya ada 3 orang dengan rincian: 3 orang sebagai penabuh bonang, 1
orang sebagai penabuh gendang, 1 orang sebagai penabuh gong besar, dan 1 orang sebagai
penabuh kecrek. Ke-6 pemain tersebut semuanya lelaki. Dalam suatu penyajian atau pergelaran,
mereka mengenakan pakaian khas Sunda yang berupa pangsi dan iket.
Pementasan

Pementasan kesenian goon renteng ini bisa dilakukan pada ruang terbuka atau tertutup.
Hal itu bergantung pada pemintaan dan tempatnya memungkinkan. Adapun bentuk sajiannya
berupa karawitan gending. Pementasan diawali dengan penyajian tabuhan jiro dan angkatan.
Setelah itu, baru dilantunkan lagu-lagu dalam bentuk instrumental. Banyak judul lagu yang
dinstrumentalkan, antara lain: bongkang, kangkangkot, jangjang odeng, keupat hayam, dan poekpoek ludeung.
Fungsi
Goong renteng pada mulanya hanya sekedar untuk mengisi waktu luang. Jadi, hanya
merupakan klangenan (hiburan) semata untuk mengalihkan perhatian dari rutinitas
kesehariannya sebagai petani. Lama-lama kesenian ini menjadi pengiring dalam upacara tutup
tahun (akhir panen). Seperangkat alat musiknya pun menjadi berbau magis. Hal itu tercermin
dari adanya upacara suci yang disebut dimuludken. Tujuan upacara ini disamping agar
peralatan musik tetap bersih (terpelihara dengan baik), juga sebagai upacara untuk mengenang
para leluhur. Dengan tampilnya dalam setiap upacara tutup tahun, maka kesenian ini dikenal
banyak orang. Dan, karena banyak yang mengenalnya, maka akhirnya ia tidak hanya dipentaskan
pada upacara tutup tahun saja, tetapi pada khajatan seseorang (khitanan dan perkawinan) dan
hari-hari besar nasional, khususnya hari kemerdekaan Republik Indonesia (17-Agustusan).
Ini artinya, fungsi kesenian tradisional goong renteng yang pada mulanya hanya sekedar
sebagai hiburan dalam perkembangan tidak lagi hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai suatu
ungkapan terima kasih, baik kepada Yang Maha Kuasa maupun para pendahulunya. Lepas dari
berbagai fungsi itu, sesungguhnya kesenian yang ditumbuh-kembangkan oleh suatu masyarakat
sekaligus berfungsi sebagai identitas masyarakat yang bersangkutan. Ini bermakna bahwa
kesenian tradisional goong renteng merupakan salah satu unsur jatidiri masyarakat Kampung
Rawa Salak, Desa Purabaya, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur.
Nilai Budaya
Seni apa pun, termasuk kesenian tradisional goong renteng, sangat erat kaitannya dengan
unsur keindahan. Ini artinya bahwa dalam goong renteng terkandung nilai estetika. Namun
demikian, jika dicermati secara seksama goong renteng tidak hanya memiliki nilai esteika
semata, tetapi ada nilai-nilai lain yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam
kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu antara lain adalah
10

kerjasama, kekompakan, ketertiban, ketekunan, dan kerja keras. Nilai kerjasama terlihat dari
adanya kebersamaan dalam melestarikan warisan budaya para pendahulunya. Nilai kekompakan
dan ketertiban tercermin dalam suatu pementasan yang dapat berjalan secara lancar. Nilai kerja
keras dan ketekunan tercermin dari penguasaan dan teknik pemukulan goong renteng. Sebab,
jika tidak didasari oleh kerja keras dan ketekunan bukan hal yang mustahil seseorang dapat
menguasainya. (gufron)

BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Goong Renteng adalah kesenian yang berasal dari di daerah Kabupaten Cianjur
bagian selatan, tepatnya Kampung Rawa Salak, Desa Purabaya

yang terdiri dari

Kendang,Kulanter,Bonang,Goong,dan Kecrek. Kesenian Goong Renteng mulanya hanya sekedar


sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai suatu ungkapan terima kasih, baik kepada Yang
Maha Kuasa maupun para pendahulunya. kesenian tradisional goong renteng merupakan salah
satu unsur jatidiri masyarakat Kampung Rawa Salak, Desa Purabaya, Kecamatan Agrabinta,
Kabupaten Cianjur.

2.Saran
Kita harus mencintai budaya kita sendiri menjaga,dan melestarikan agar
tidak diklaim oleh Bangsa luar.

11

DAFTAR PUSTAKA
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=370&lang=id
http://wismanaerawan.wordpress.com/2013/02/20/sejarah-goong-renteng
http://abdiredja.blogspot.com/2009/04/goong-renteng-realita-daharapan.html
http://dapursastrauniku.blogspot.com/2013/07/goong-renteng

12

LAMPIRAN

Bonang beserta pemainnya

13

Goong Renteng Mahasiswa Musik

Alat yang digunakan Goong Renteng

14

15

16

Anda mungkin juga menyukai