Anda di halaman 1dari 10

YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SIBER ASIA


Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021

Mata Kuliah : MKDU PANCASILA...........................................................................................


Kelas : MJ-
01....................................................................................................................
Prodi :
MKDU..................................................................................................................
Nama Mahasiswa: ALFIAN NOOR..................................................................................................
NIM :
200201010072......................................................................................................
Dosen : Masidin Nasrip, SH.,
MH.....................................................................................

1. Indonesia sudah menggunakan Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara dan
Bangsa Indonesia namun hingga saat ini di masa yang akan datang perlu secara
terus menerus untuk merealisasikan nilai-nilai Pancasila. Sehubungan dengan hal
tersebut anda uraikan apa perlunya reaktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari hari serta
uraikan apa pentingnya prinsip kebulatan dan keutuhan reaktualisasi
Pancasila!

Jawab :

Reaktualisasi Pancasila Pada Generasi Milenial

Pancasila dan generasi milenial merupakan dua hal yang perlu diperhatikan lebih
untuk saat ini. Ketimpangan sosial yang terjadi saat ini adalah dikarenakan kurangnya
perhatian masyarakat Indonesia terutama generasi milenial terhadap nilai-nilai Pancasila.
Internalisasi nilai-nilai liberal yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa menjadikan
masyarakat Indonesia layaknya orang buta yang kehilangan tongkatnya. Persoalan yang
sangat besar dihadapi bangsa dan negara hingga sekarang ialah pembudayaan dan aktualisasi
nilai-nilai Pancasila yang tidak berjalan efektif dan mendasar.

Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa


Indonesia pada saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari
luar maupun dari dalam negeri. Dengan demikian, di era globalisasi seperti sekarang ini
peran Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa
Indonesia. Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter masyarakat
Indonesia sehingga Pancasila menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena
itu, perlu adanya reaktualisasi nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial. Melakukan
reaktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia merupakan
suatu imperatif yuridis dan imperatif politis. Karena Pancasila adalah dasar filsafat negara
Indonesia dalam segi yuridis dan politis. Oleh karena itu, agar nilai-nilai Pancasila tidak
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

punah oleh arus globalisasi yang sangat dahsyat, maka reaktualisasi nilai-nilai Pancasila
tidak dapat ditunda-tunda lagi.

2. Indonesia sebagai negara terkaya di dunia dalam kemajemukan mampu disatukan


oleh sebuah ideologi yang bernama Pancasila. Komunisme gagal mempertahankan
kesatuan Uni Soviet bubar dibulan Desember 1991 menjadi 15 negara, kemudian
juga Yogoslavia bubar menjadi beberapa negara. Sehubungan dengan hal tersebut
anda uraikan bagaimana Kondisi Sosial Budaya, Geografis Dan Demografi Bangsa
Indonesia, lalu apa perlunya persatuan dan kesatuan serta apa makna penting
Pancasila sebagai perjanjian pemersatu bangsa!
Jawab :

Salah satu peranan Pancasila adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya telah dijabarkan dalam Pembukaan
UUD 1945 sebagai sumber dari keseluruhan politik hukum nasional Indonesia. Pancasila
merupakan azas atau prinsip hukum yang merupakan sumber nilai dan sumber norma
bagi pembentukan hukum derivatnya atau turunannya seperti undang-undang dasar,
undang-undang, Perpu, Peraturan Pemerintah; Perda, dan seterusnya. Hal demikian ini
dapat kita simak dari rumusan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang menegaskan: “Pancasila merupakan
sumber dari segala hukum”.
Pancasila mengandung nilai dasar yang bersifat tetap, tetapi juga mampu berkembang
secara dinamis. Dengan kata lain, Pancasila menjadi dasar yang statis, tetapi juga menjadi
bintang tuntunan (lightstar) dinamis.
Pancasila juga sebagai dasar dan ideologi negara, yaitu sumber kaidah hukum yang
mengatur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan meliputi suasana kebatinan
atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara.
Selain itu Pancasila merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang
menguasai hukum dasar negara.
kan menjadi ideologi yang kuat apabila diamalkan dalam semua aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, menuju negara aman, damai, tentram, adil, dan
makmur .
Saran
Untuk menjaga agar Pancasila tetap terpelihara dan lestari, maka harus dilakukan
peningkatan pemahaman pada semua lapisan masyarakat. Yang lebih penting lagi, para
pemimpin harus menjadi teladan dalam pengamalan Pancasila. Pancasila makmur dan
sejahtera dalam semua aspek kehidupan terutama dalam penegakan hukum di Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.

3. Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut uang pengganti yang kembali ke


negara atas kerugian kasus korupsi pada 2020 hanya berjumlah Rp 8,9 triliun
(https://nasional.kompas.com/read/2021/03/22/19301891/data-icw-2020-kerugiannegara-
rp-567-triliun-uang-pengganti-dari-koruptor-rp) kemudian terkait kasus
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

narkoba, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus


Andrianto mengungkapkan Tercatat 24.878 orang ditangkap dari 19.229 kasus di
Indonesia yang berhasil diungkap Polri sepanjang Januari hingga Juni 2021
(https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/14/16303771/24878-orangditangkap-
terkait-kasus-narkoba-di-indonesia-sejak-januari). Berdasarkan data-data
tersebut maka dapat dikatakan banyak sekali penyimpangan dalam kehidupan
masyarakat kita. Dengan memperhatikan hal tersebut uraikan menurut anda apa
perlunya reaktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana
reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab :

Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa Indonesia
pada saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar
maupun dari dalam negeri. Dengan demikian, di era globalisasi seperti sekarang ini peran
Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa
Indonesia. Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter masyarakat
Indonesia sehingga Pancasila menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, perlu adanya reaktualisasi nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial.
Melakukan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia
merupakan suatu imperatif yuridis dan imperatif politis. Karena Pancasila adalah dasar
filsafat negara Indonesia dalam segi yuridis dan politis. Oleh karena itu, agar nilai-nilai
Pancasila tidak punah oleh arus globalisasi yang sangat dahsyat, maka reaktualisasi nilai-
nilai Pancasila tidak dapat ditunda-tunda lagi.1

Reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang pertama
adalah dengan melalui lembaga-lembaga pendidikan baik formal dan non formal yang
pada saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah pada taraf sekolah-sekolah formal
melalui internalisasi pendidikan karakter pada semua mata pelajaran di semua jenjang
pendidikan dari mulai pendidikan anak usia dini sampai dengan pendidikan tinggi.

“Dalam konteks pendidikan, problem dalam aktualisasi nilai-nilai Pancasila ditemukan


baik secara struktural maupun kultural. Pada tingkat struktural, negara belum sepenuhnya
memiliki instrumen yang memadai untuk mengenalkan Pancasila pada level
implementatif sejak dini. Memang Pancasila telah didesain sebagai kurikulum yang
diajarkan di sekolah-sekolah, tetapi tidak punya kekuatan implementatif. Kurikulum
Pancasila seharusnya tidak hanya didesain dengan sekadar tatap muka di dalam kelas dan
sedikit dialog, melainkan harus lebih implementatif dalam kehidupan sehari-hari sehingga
penanaman nilai-nilai Pancasila akan lebih mengena dan tepat sasaran, misalnya tentang
bagaimana mengajarkan secara praktis dan memberi contoh untuk menghargai perbedaan,
toleransi, dan tidak korupsi.”2

Langkah kedua adalah dengan pemberian contoh-contoh aktualisasi nilai-nilai


Pancasila secara langsung dalamn kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dimulai dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kerja dan juga lingkungan

1
Kailan. 2006. Revitalisasi dan Reaktualisasi Pancasila Sebagai Dasar Filsafat dan Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia, hal.
8
2
Lih. Sumardjoko, Bambang. 2017. (https://nasional.sindonews.com/read/1210372/18/aktualisasi-nilai-nilai-pancasila- pada-
masa-kini-1496431646).
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

masyarakat. Contohnya adalah aktualisasi melalui keteladanan para pemimpin baik


pemimpin formal (pejabat negara) maupun informal (tokoh masyarakat) dan juga oleh
orang tua dan guru di lingkungan pendidikan. Dengan keteladanan yang dijiwai nilai-nilai
Pancasila, diharapkan masyarakat luas akan mengikuti.

4. Pancasila adalah sebagai Philosofische Grondslag bagi bangsa Indonesia, sehingga


segagala segi kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendasarkan kepada
Pancasila sebagai Philosofische Grondslag. Sehubungan dengan hal tersebut anda
kemukakan mengapa Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat? Lalu kenapa pula
manusia perlu filsafat? Uraikan pendapat anda!
Jawab :

Pancasila sebagai sistem filsafat, mengandung pemikiran tentang manusia yang


berhubungan denganTuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat
bangsa yang semua itu dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai sistem
filsafat, Pancasila memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lain yang
ada di dunia, seperti materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan
lain sebagainya.

Kekhasan nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila berkembang dalam budaya
dan peradaban Indonesia, terutama sebagai jiwa dan asas kerohanian bangsa dalam
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selanjutnya nilai filsafat Pancasila, baik
sebagai pandangan hidup atau filsafat hidup (Weltanschauung) bangsa, maupun sebagai
jiwa bangsa atau jatidiri (Volksgeist) nasional itu memberikan identitas dan integritas
serta martabat bangsa dalam menghadapi budaya dan peradaban dunia.

Pendapat ini adalah beberapa alasan memperlajari ilmu filsafat itu bermangfaat:

1. Menjadi seorang yang kritis

Dengan belajar filsafat, kamu bisa memiliki pemikiran yang kritis. Filsafat akan
membentuk pemikiran diplomatis, yang bisa menjadikan kamu peka terhadap lingkungan
sekitar, dan juga bertindak anti-apatis.

2. Mampu berpikir secara rasional dan logis

Disamping itu, filsafat juga bisa membentuk kamu menjadi seorang pemikir yang logis
dan rasional. Dengan metode berpikir seperti ini, kamu bisa mengatasi masalah-masalah
dalam kehidupan dengan baik.

3. Berpikir independen

Pemikiran independen adalah hasil berpikir secara pragmatis dan terbuka. Kamu juga
berusaha mengambil jalan tengah agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Memang,
berpikir secara konvensional akan membuat hidup kamu menjadi sistematis, tapi berpikir
secara independen membuat kamu bisa melangkah lebih jauh. Selain itu, berpikir
independen berarti kamu tidak 'hidup' berdasar pemikiran orang lain.

4. Berpikir secara fleksibel


YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

Filsafat itu sifatnya dinamis, tidak terbelenggu dalam satu aturan-aturan dan kaidah. Ini
akan membuat kamu memiliki fleksibilitas berpikir, memiliki kemauan untuk mencoba
hal baru. Tidak harus 'terikat' dengan ide-ide lama, karena kamu bisa menggantinya
dengan ide-ide baru yang lebih efektif.

5. Memperluas wawasan

Memiliki wawasan yang luas akan membuat kamu lebih terampil di berbagai bidang.
Ingat, peradaban dunia dibangun berdasar dari berbagai macam pemikiran. Di samping
itu, kamu akan memahami berbagai macam teori-teori dalam kehidupan, sehingga kamu
menjadi sadar, betapa berharganya kehidupan.

6. Mampu menganilis setiap permasalahan

Filsafat mengajarkan kita untuk bisa mempertahankan pendapat, serta bisa


mengembangkannya secara sehat, menggunakan nalar yang tepat, tidak menggunakan
otot dan tidak menggunakan ototritas intervensi.

7. Menjadi seorang yang skeptis

Bukan berarti kamu harus menjadi agnostik atau atheist, namun ini lebih ke arah
bagaimana kamu mengamati lingkungan dan situasi sekitar. Menjadi seorang yang
skeptis berarti kamu tidak langsung percaya pada suatu peristiwa atau berita, tapi kamu
harus bisa menemukan bukti yang kredibel serta valid, agar tidak termakan berita hoax.

8. Memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi berdasar sebab-akibat

Prinsip ini disebut juga kausalitas, bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti ada sebab yang
mengawalinya.

Ketika kamu ditanya tentang bagaimana sesuatu bisa terjadi, kamu tidak lagi menjawab
"Tidak tahu", karena kamu sudah memiliki jawabannya.

9. Menjawab segala pertnyaan tentang kehidupan

Pada dasarnya, Filsafat adalah jawaban dari setiap pertanyaan.

Mungkin di benak kamu sering terlintas pertanyaan seperti, "Siapa kita?", "Untuk apa kita
hidup?", "Apa itu kehidupan?". Kamu bisa menemukan metode dan cara yang tepat,
untuk bisa memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

5. Dalam kehidupan masyarakat sering kita jumpai banyaknya kasus pelanggaran


etika, seperti misalnya banyaknya anak-anak sekolah (SMP dan SMU) yang
membolos sekolah dan merokok serta banyaknya pengendara lalu lintas (motor dan
mobil) menerobos lampu merah. Sehubungan dengan hal tersebut anda uraikan apa
urgensinya Pancasila sebagai sistem etika? Serta apa esensi dan urgensinya
Pancasila sebagai sistem etika?

Jawab :

Urgensi Pancasila sebagai sistem Etika.


Pentingnya Pancasila sebagai sistem Etika terkait dengan problem yang
dihadapi bangsa Indonesia sebagai berikut :
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

1. Banyaknya kasus korupsi yang melanda Negara Indonesia sehingga dapat


melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Masih sering terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga
dapat merusak toleransi yang sudah ada di Indonesia serta membubarkan rasa
semangat persatuan.
3. Masih adanya pelanggaran HAM dalam kehidupan bernegara.
4. Kesenjangan sosial antar kelompok masyrakat yang kaya dan miskin masih
sering terjadi di kehidupan masyarakat Indonesia.
5. Ketidakadilan hukum yang masih mewarnai proses peradilan di Indonesia
6. Banyaknya orang kaya yang tidak bersedia membayar pajak dengan benar.
Dari problem yang ada memperlihatkan akan pentingnya dan mendesaknya
peran dan kedudukan pancasila sebagai sistem Etika karena dapat menjadi
tuntunan atau sebagai Leading Principle bagi warga Negara untuk berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Etika Pancasila diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sebab berisikan tuntunan nilai-nilai moral yang hidup. Namun,
diperlukan kajian kritis-rasional terhadap nilai-nilai moral yang hidup tersebut
agat tidak terjebak ke dalam pandangan yang bersifat mitos.

Esensi Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika


Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan problem yang dihadapi bangsa
Indonesia sebagai berikut:
a. Banyaknya kasus korupsi yang melanda negara Indonesia sehingga dapat
melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Masih terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga dapat
merusak semangat toleransi dalam kehidupan antar umat beragama, dan
meluluhlantakkan semangat persatuan atau mengancam disintegrasi bangsa.
c. Masih terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan
bernegara.
d. Kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin masih menandai
kehidupan masyarakat Indonesia.
e. Ketidakadilan hukum yang masih mewarnai proses peradilan di Indonesia, seperti
putusan bebas bersyarat atas pengedar narkoba asal Australia Schapell Corby.
f. Banyaknya orang kaya yang tidak bersedia membayar pajak dengan benar.

Hal-hal yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai sistem etika meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a. Meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan
Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan
keputusan yang diambil setiap warga negara.
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

b. Pancasila sebagai sistem etika memberi guidance bagi setiap warga negara
sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik lokal, nasional, regional,
maupun internasional.
c. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai
kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar dari semangat
negara kebangsaan yang berjiwa Pancasila.
d. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas
nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang
memengaruhi pemikiran warga negara.
Beberapa alasan mengapa Pancasila sebagai sistem etika itu diperlukan dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara di Indonesia, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi muda
sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara.
b. Korupsi akan bersimaharajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki
rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya.
c. Kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran
pajak.
d. Pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di
Indonesia ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain.
e. Kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan
manusia, seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang akan datang,
global warming, perubahan cuaca, dan lain sebagainya.

6. Globalisasi sebagai akibat dari pengembangan ilmu pengetahuan dalam


pelaksanaannya ternyata telah menimbulkan degradasi dalam kehidupan
masyarakat, seperti misalnya demoralisasi, deagamaisasi, deculturalisasi dan lain
sebagainya. Sehubungan dengan hal tersebut anda uraikan bagaimana konsep
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu? Serta uraikan bagaimana
perkembangan iptek berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila?

Jawab :

Beberapa dasar penting dalam ilmu pengetahuan


Melalui kajian historis tersebut yang pada hakikatnya pemahaman tentang sejarah
kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan, dapat dikonstatasikan bahwa ilmu
pengetahuan itu mengandung dua aspek, yaitu aspek fenomenal dan aspek struktural.
Aspek fenomenal menunjukan bahwa ilmu pengetahuan mewujud / memanifestasikan
dalam bentuk masyarakat, proses, dan produk. Sebagai masyarakat, ilmu pengetahuan
menampakkan diri sebagai suatu masyarakat atau kelompok elit yang dalam kehidupan
kesehariannya begitu mematuhi kaidah-kaidah ilmiah yang menurut partadigma Merton
disebut universalisme, komunalisme, dan skepsisme yang teratur dan terarah. Sebagai
proses, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai aktivitas atau kegiatan kelompok
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

elit tersebut dalam upayanya untuk menggali dan mengembangkan ilmu melalui
penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, konggres. Sedangkan sebagai produk, ilmu
pengetahuan menampakkan diri sebagai hasil kegiatan kelompok elit tadi berupa teori,
ajaran, paradigma, temuan-temuan lain sebagaimana disebarluaskan melalui karya-karya
publikasi yang kemudian diwariskan kepada masyarakat dunia.
Aspek struktural menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan di dalamnya terdapat unsur-
unsur sebagai berikut.
1) Sasaran yang dijadikan objek untuk diketahui (Gegenstand)
2) Objek sasaran ini terus-menerus dipertanyakan dengan suatu cara (metode) tertentu
tanpa mengenal titik henti. Suatu paradoks bahwa ilmu pengetahuan yang akan terus
berkembang justru muncul permasalahan-permasalah baru yang mendorong untuk terus
menerus mempertanyakannya.
3) Ada alasan dan motivasi mengapa gegenstand itu terus-menerus dipertanyakan.
4) Jawaban-jawaban yang diperoleh kemudian disusun dalam suatu kesatuan sistem
(Koento Wibisono, 1985).

Dengan Renaissance dan Aufklaerung ini, mentalitas manusia Barat mempercayai akan
kemampuan rasio yang menjadikan mereka optimis, bahwa segala sesuatu dapat
diketahui, diramalkan, dan dikuasai. Melalui optimisme ini, mereka selalu berpetualang
untuk melakukan penelitian secara kreatif dan inovatif.
Ciri khas yang terkandung dalam ilmu pengetahuan adalah rasional, antroposentris, dan
cenderung sekuler, dengan suatu etos kebebasan (akademis dan mimbar akademis).
Konsekuensi yang timbul adalah dampak positif dan negatif. Positif, dalam arti kemajuan
ilmu pengetahuan telah mendorong kehidupan manusia ke suatu kemajuan (progress,
improvement) dengan teknologi yang dikembangkan dan telah menghasilkan kemudahan-
kemudahan yang semakin canggih bagi upaya manusia untuk meningkatkan kemakmuran
hidupnya secara fisik-material.
Negatif dalam arti ilmu pengetahuan telah mendorong berkembangnya arogansi ilmiah
dengan menjauhi nilai-nilai agama, etika, yang akibatnya dapat menghancurkan
kehidupan manusia sendiri.
Akhirnya tidak dapat dipungkiri, ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempunyai
kedudukan substantif dalam kehidupan manusia saat ini. Dalam kedudukan substantif itu
ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjangkau kehidupan manusia dalam segala segi
dan sendinya secara ekstensif, yang pada gilirannya ilmu pengetahuan dan teknologi
merubah kebudayaan manusia secara intensif.
Hubungan Antara Pancasila dan Perkembangan IPTEK

Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, Jumlah pulau di Indonesia menurut data
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah sebanyak 17.504
buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum memiliki
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

nama. Indonesia memiliki perbandingan luas daratan dangan lautan sebesar 2:3.
Letaknya sangat strategis, di antara dua samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra
Pasifik serta dihimpit oleh dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Selain
itu Negara kita dilintasi oleh garis khatulistiwa yang menyebabkan Indonesia
beriklim tropis. Hal ini menyebabkan Indonesia sangat kaya akan fauna dan
flouranya. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan
Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies mamalia dunia dan 16% spesies
binatang reptil dan ampibi, serta 1.519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan
dunia. Sebagian di antaranya adalah endemik atau hanya dapat ditemui di daerah
tersebut.
Selain memiliki kekayaan alam yang menakjubkan, Indonesia juga sangat kaya akan
suku bangsa, budaya, agama, bahasa, ras dan etnis golongan. Sebagai akibat
keanekaragaman tersebut Indonesia mengandung potensi kerawanan yang sangat
tinggi pula, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi
timbulnya konflik sosial. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan
yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus globalisasi yang
mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga
masyarakat yang menyebabkan konflik tata nilai.
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat
multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini
seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi
dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk
ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan dalam upaya
mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab
segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi
Persatuan Indonesia. Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang
lain memiliki hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan
Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus
tetap menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi agar kita dapat tidak terjebak
dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.

Tanda Tangan Dosen Tanda Tangan


Nilai
Pengampu Mahasiswa
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

(Masidin Nasrip, SH., MH.) (Alfian noor)


Diserahkan pada Tanggal : Tanggal Mengumpulkan :
31 – 07 - 2021

Anda mungkin juga menyukai