LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021
1. Indonesia sudah menggunakan Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara dan
Bangsa Indonesia namun hingga saat ini di masa yang akan datang perlu secara
terus menerus untuk merealisasikan nilai-nilai Pancasila. Sehubungan dengan hal
tersebut anda uraikan apa perlunya reaktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari hari serta
uraikan apa pentingnya prinsip kebulatan dan keutuhan reaktualisasi
Pancasila!
Jawab :
Pancasila dan generasi milenial merupakan dua hal yang perlu diperhatikan lebih
untuk saat ini. Ketimpangan sosial yang terjadi saat ini adalah dikarenakan kurangnya
perhatian masyarakat Indonesia terutama generasi milenial terhadap nilai-nilai Pancasila.
Internalisasi nilai-nilai liberal yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa menjadikan
masyarakat Indonesia layaknya orang buta yang kehilangan tongkatnya. Persoalan yang
sangat besar dihadapi bangsa dan negara hingga sekarang ialah pembudayaan dan aktualisasi
nilai-nilai Pancasila yang tidak berjalan efektif dan mendasar.
punah oleh arus globalisasi yang sangat dahsyat, maka reaktualisasi nilai-nilai Pancasila
tidak dapat ditunda-tunda lagi.
Salah satu peranan Pancasila adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya telah dijabarkan dalam Pembukaan
UUD 1945 sebagai sumber dari keseluruhan politik hukum nasional Indonesia. Pancasila
merupakan azas atau prinsip hukum yang merupakan sumber nilai dan sumber norma
bagi pembentukan hukum derivatnya atau turunannya seperti undang-undang dasar,
undang-undang, Perpu, Peraturan Pemerintah; Perda, dan seterusnya. Hal demikian ini
dapat kita simak dari rumusan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang menegaskan: “Pancasila merupakan
sumber dari segala hukum”.
Pancasila mengandung nilai dasar yang bersifat tetap, tetapi juga mampu berkembang
secara dinamis. Dengan kata lain, Pancasila menjadi dasar yang statis, tetapi juga menjadi
bintang tuntunan (lightstar) dinamis.
Pancasila juga sebagai dasar dan ideologi negara, yaitu sumber kaidah hukum yang
mengatur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan meliputi suasana kebatinan
atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara.
Selain itu Pancasila merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang
menguasai hukum dasar negara.
kan menjadi ideologi yang kuat apabila diamalkan dalam semua aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, menuju negara aman, damai, tentram, adil, dan
makmur .
Saran
Untuk menjaga agar Pancasila tetap terpelihara dan lestari, maka harus dilakukan
peningkatan pemahaman pada semua lapisan masyarakat. Yang lebih penting lagi, para
pemimpin harus menjadi teladan dalam pengamalan Pancasila. Pancasila makmur dan
sejahtera dalam semua aspek kehidupan terutama dalam penegakan hukum di Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
Jawab :
Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa Indonesia
pada saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar
maupun dari dalam negeri. Dengan demikian, di era globalisasi seperti sekarang ini peran
Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa
Indonesia. Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter masyarakat
Indonesia sehingga Pancasila menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, perlu adanya reaktualisasi nilai-nilai Pancasila pada generasi milenial.
Melakukan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia
merupakan suatu imperatif yuridis dan imperatif politis. Karena Pancasila adalah dasar
filsafat negara Indonesia dalam segi yuridis dan politis. Oleh karena itu, agar nilai-nilai
Pancasila tidak punah oleh arus globalisasi yang sangat dahsyat, maka reaktualisasi nilai-
nilai Pancasila tidak dapat ditunda-tunda lagi.1
Reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang pertama
adalah dengan melalui lembaga-lembaga pendidikan baik formal dan non formal yang
pada saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah pada taraf sekolah-sekolah formal
melalui internalisasi pendidikan karakter pada semua mata pelajaran di semua jenjang
pendidikan dari mulai pendidikan anak usia dini sampai dengan pendidikan tinggi.
1
Kailan. 2006. Revitalisasi dan Reaktualisasi Pancasila Sebagai Dasar Filsafat dan Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia, hal.
8
2
Lih. Sumardjoko, Bambang. 2017. (https://nasional.sindonews.com/read/1210372/18/aktualisasi-nilai-nilai-pancasila- pada-
masa-kini-1496431646).
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id
Kekhasan nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila berkembang dalam budaya
dan peradaban Indonesia, terutama sebagai jiwa dan asas kerohanian bangsa dalam
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selanjutnya nilai filsafat Pancasila, baik
sebagai pandangan hidup atau filsafat hidup (Weltanschauung) bangsa, maupun sebagai
jiwa bangsa atau jatidiri (Volksgeist) nasional itu memberikan identitas dan integritas
serta martabat bangsa dalam menghadapi budaya dan peradaban dunia.
Dengan belajar filsafat, kamu bisa memiliki pemikiran yang kritis. Filsafat akan
membentuk pemikiran diplomatis, yang bisa menjadikan kamu peka terhadap lingkungan
sekitar, dan juga bertindak anti-apatis.
Disamping itu, filsafat juga bisa membentuk kamu menjadi seorang pemikir yang logis
dan rasional. Dengan metode berpikir seperti ini, kamu bisa mengatasi masalah-masalah
dalam kehidupan dengan baik.
3. Berpikir independen
Pemikiran independen adalah hasil berpikir secara pragmatis dan terbuka. Kamu juga
berusaha mengambil jalan tengah agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Memang,
berpikir secara konvensional akan membuat hidup kamu menjadi sistematis, tapi berpikir
secara independen membuat kamu bisa melangkah lebih jauh. Selain itu, berpikir
independen berarti kamu tidak 'hidup' berdasar pemikiran orang lain.
Filsafat itu sifatnya dinamis, tidak terbelenggu dalam satu aturan-aturan dan kaidah. Ini
akan membuat kamu memiliki fleksibilitas berpikir, memiliki kemauan untuk mencoba
hal baru. Tidak harus 'terikat' dengan ide-ide lama, karena kamu bisa menggantinya
dengan ide-ide baru yang lebih efektif.
5. Memperluas wawasan
Memiliki wawasan yang luas akan membuat kamu lebih terampil di berbagai bidang.
Ingat, peradaban dunia dibangun berdasar dari berbagai macam pemikiran. Di samping
itu, kamu akan memahami berbagai macam teori-teori dalam kehidupan, sehingga kamu
menjadi sadar, betapa berharganya kehidupan.
Bukan berarti kamu harus menjadi agnostik atau atheist, namun ini lebih ke arah
bagaimana kamu mengamati lingkungan dan situasi sekitar. Menjadi seorang yang
skeptis berarti kamu tidak langsung percaya pada suatu peristiwa atau berita, tapi kamu
harus bisa menemukan bukti yang kredibel serta valid, agar tidak termakan berita hoax.
Prinsip ini disebut juga kausalitas, bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti ada sebab yang
mengawalinya.
Ketika kamu ditanya tentang bagaimana sesuatu bisa terjadi, kamu tidak lagi menjawab
"Tidak tahu", karena kamu sudah memiliki jawabannya.
Mungkin di benak kamu sering terlintas pertanyaan seperti, "Siapa kita?", "Untuk apa kita
hidup?", "Apa itu kehidupan?". Kamu bisa menemukan metode dan cara yang tepat,
untuk bisa memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Jawab :
Hal-hal yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai sistem etika meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a. Meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan
Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan
keputusan yang diambil setiap warga negara.
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id
b. Pancasila sebagai sistem etika memberi guidance bagi setiap warga negara
sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik lokal, nasional, regional,
maupun internasional.
c. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai
kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar dari semangat
negara kebangsaan yang berjiwa Pancasila.
d. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas
nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang
memengaruhi pemikiran warga negara.
Beberapa alasan mengapa Pancasila sebagai sistem etika itu diperlukan dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara di Indonesia, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi muda
sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara.
b. Korupsi akan bersimaharajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki
rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya.
c. Kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran
pajak.
d. Pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di
Indonesia ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain.
e. Kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan
manusia, seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang akan datang,
global warming, perubahan cuaca, dan lain sebagainya.
Jawab :
elit tersebut dalam upayanya untuk menggali dan mengembangkan ilmu melalui
penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, konggres. Sedangkan sebagai produk, ilmu
pengetahuan menampakkan diri sebagai hasil kegiatan kelompok elit tadi berupa teori,
ajaran, paradigma, temuan-temuan lain sebagaimana disebarluaskan melalui karya-karya
publikasi yang kemudian diwariskan kepada masyarakat dunia.
Aspek struktural menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan di dalamnya terdapat unsur-
unsur sebagai berikut.
1) Sasaran yang dijadikan objek untuk diketahui (Gegenstand)
2) Objek sasaran ini terus-menerus dipertanyakan dengan suatu cara (metode) tertentu
tanpa mengenal titik henti. Suatu paradoks bahwa ilmu pengetahuan yang akan terus
berkembang justru muncul permasalahan-permasalah baru yang mendorong untuk terus
menerus mempertanyakannya.
3) Ada alasan dan motivasi mengapa gegenstand itu terus-menerus dipertanyakan.
4) Jawaban-jawaban yang diperoleh kemudian disusun dalam suatu kesatuan sistem
(Koento Wibisono, 1985).
Dengan Renaissance dan Aufklaerung ini, mentalitas manusia Barat mempercayai akan
kemampuan rasio yang menjadikan mereka optimis, bahwa segala sesuatu dapat
diketahui, diramalkan, dan dikuasai. Melalui optimisme ini, mereka selalu berpetualang
untuk melakukan penelitian secara kreatif dan inovatif.
Ciri khas yang terkandung dalam ilmu pengetahuan adalah rasional, antroposentris, dan
cenderung sekuler, dengan suatu etos kebebasan (akademis dan mimbar akademis).
Konsekuensi yang timbul adalah dampak positif dan negatif. Positif, dalam arti kemajuan
ilmu pengetahuan telah mendorong kehidupan manusia ke suatu kemajuan (progress,
improvement) dengan teknologi yang dikembangkan dan telah menghasilkan kemudahan-
kemudahan yang semakin canggih bagi upaya manusia untuk meningkatkan kemakmuran
hidupnya secara fisik-material.
Negatif dalam arti ilmu pengetahuan telah mendorong berkembangnya arogansi ilmiah
dengan menjauhi nilai-nilai agama, etika, yang akibatnya dapat menghancurkan
kehidupan manusia sendiri.
Akhirnya tidak dapat dipungkiri, ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempunyai
kedudukan substantif dalam kehidupan manusia saat ini. Dalam kedudukan substantif itu
ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjangkau kehidupan manusia dalam segala segi
dan sendinya secara ekstensif, yang pada gilirannya ilmu pengetahuan dan teknologi
merubah kebudayaan manusia secara intensif.
Hubungan Antara Pancasila dan Perkembangan IPTEK
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, Jumlah pulau di Indonesia menurut data
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah sebanyak 17.504
buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum memiliki
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan.Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id
nama. Indonesia memiliki perbandingan luas daratan dangan lautan sebesar 2:3.
Letaknya sangat strategis, di antara dua samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra
Pasifik serta dihimpit oleh dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Selain
itu Negara kita dilintasi oleh garis khatulistiwa yang menyebabkan Indonesia
beriklim tropis. Hal ini menyebabkan Indonesia sangat kaya akan fauna dan
flouranya. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan
Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies mamalia dunia dan 16% spesies
binatang reptil dan ampibi, serta 1.519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan
dunia. Sebagian di antaranya adalah endemik atau hanya dapat ditemui di daerah
tersebut.
Selain memiliki kekayaan alam yang menakjubkan, Indonesia juga sangat kaya akan
suku bangsa, budaya, agama, bahasa, ras dan etnis golongan. Sebagai akibat
keanekaragaman tersebut Indonesia mengandung potensi kerawanan yang sangat
tinggi pula, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi
timbulnya konflik sosial. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan
yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus globalisasi yang
mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga
masyarakat yang menyebabkan konflik tata nilai.
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat
multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini
seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi
dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk
ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan dalam upaya
mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab
segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi
Persatuan Indonesia. Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang
lain memiliki hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan
Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus
tetap menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi agar kita dapat tidak terjebak
dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.