Anda di halaman 1dari 77

Seni Rupa Modern Indonesia

• Garis Besar
• 1.Perintis Seni Rupa Modern Indonesia.
• 2.Periode Seni Lukis Hindia Molek.
• 3.Berdirinya PERSAGI
• 4.Seni Lukis Indonesia Pada Zaman Pendudukan Jepang ,1942-1945.
• 5.Periode Pendirian Sanggar-Sanggar Antara Tahun 1945-1950
• 6.Perkembangan Seni Rupa Modern Indonesia sesudah Tahun 1950
• 7.Seni Rupa Kontemporer
1. Masa Perintisan yaitu sekitar tahun 1817 sampai tahun 1880

• Pada masa perintisan ini tokoh yang paling dikenal adalah Raden Saleh, dengan nama
lengkap Raden Saleh Syarif Bustaman Lahir di Terbaya, pada tahun 1814 -1880, putra
keluarga bangsawan pribumi yang mampu melukis gaya atau cara barat, baik dari segi
alat, media maupun teknik, dengan penggambaran yang natural dan

Raden Saleh banyak mendapat bimbingan dari pelukis Belgia Antonio Payen, pelukis
Belanda A. Schelfhouf dan C. Kruseman di Den Haag. Dia sering berkeliling dunia dan
pernah tinggal di Negara-Negara Eropa.

• Ciri-ciri karya lukisan pada masa ini dengan Raden Saleh sebagai pelopornya
adalah :

 Bergaya natural dan romantisme

 Kuat dalam melukis potret dan binatang

 Pengaruh romantisme Eropa terutama dari Delacroix.

 Pengamatan yang sangat baik pada alam maupun binatang


1.Perintis Seni Rupa Modern Indonesia.

• Raden Saleh kecil dengan


keahliannya yang menonjol
sebagai seorang pelukis besar
sejak bersekolah di Sekolah
Rakyat di zamannya membuat
Raden Saleh menjadi tokoh yang
besar dengan berbagai macam
penghargaan. Belajar dari seorang
pelukis keturunan Belgia berasal
dari Belanda,menjadikan raden
saleh seorang pelukis dengan
multi talenta,seperti melukis
dengan cat minyak,di tambah
dengan terjun langsung dengan
mencari objek pemandangan dan
objek lukisan tipe tipe orang
indonesia di daerah yang di
singgahi.
Antara Hidup dan Mati (Perkelahian seekor banteng dengan singa) 1848
Lukisan ini telah musnah dalam kebakaran Paviliun Kolonial di Paris th 1931
Raden Saleh, A Flood on Java
The Raft of the Medusa is an oil painting of 1818–1819 by the French
Romantic painter and lithographer Théodore Géricault (1791–1824)
Raden Saleh, Deer Hunt. 1846
Ferdinand Victor Eugene Delacroix
Raden Saleh Perkelahian dengan Singa (1870)
(193 X 265 cm)
Raden Saleh, Penangkapan Paneran Diponegoro, 1857
2.Periode Seni Lukis Hindia Molek.
2.Masa Indonesia Molek

• 2. Masa Indonesia Jelita

• Selanjutnya muncul pelukis-pelukis muda yang memiliki konsep berbeda dengan masa perintisan, yaitu melukis keindahan dan keelokan alam
Indonesia.Keadaan ini ditandai pula dengan datangnya para pelukis luar/barat atau sebagian ada yang menetap dan melukis keindahan alam
Masa ini dinamakan Indonesia Jelita karena pada masa ini Karya-karya yang dihasilkan para Seniman Lukis lebih banyak menggambarkan tentang
keindahan alam, serta lebih banyak menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia.
• Tokoh Pelukis pada Masa Indonesia Jelita ini adalah :

 Abdullah Suriosubroto (1878-1941)

 Mas Pirngadi (1875-1936)

 Wakidi

 Basuki Abdullah

 Henk Ngantung, Lee Man Fong (dll)

 Rudolf Bonnet (Bld), Walter Spies (Bel), Romuldo Locatelli, Lee Mayer (Jerman) dan W.G. Hofker.

• Ciri-ciri lukisan yang dihasilkan yaitu:

 Pengambilan obyek alam yang indah

 Tidak mencerminkan nilai-nilai jiwa merdeka

 Kemahiran teknik melukis tidak dibarengi dengan penonjolan nilai spirituil

 Menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia


Karya Wakidi
Mountain Landscape karya Wakidi
Cat minyak diatas kanvas, 139.5 x 197 cm
Karya Abdullah SR (Ayah Basuki Abdullah)
Village life in Sanur
Willem Gerard Hofker (1902-1981), oil on canvas
Balinese legend, karya Walter. Spies
Full moon ceremony(1994)
oil on canvas by Arie Smith
Basuki Abdullah, Wanita Solo, 75 X 100 cm
Basuki Abdullah, Pantai Flores, oil oncanvas, 117 X 180 cm.
Antoine Watteau, Ziarah di Pulau Cythera (1717), termasuk gaya Rokoko
Jean Honore Fragonard, Les Fetes Galantes
3.Berdirinya PERSAGI
• 3. Masa Cita Nasional

• Masa Cita Nasional yaitu Bangkitnya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada Tahun 1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd.
Salam, Agus Djajasumita mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Perkumpulan pertama di Jakarta, berupaya mengimbangi lembaga
kesenian asing Kunstring yang mampu menghimpun lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang
mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya
• Hasil karya mereka mencerminkan :
 Mementingkan nilai-nilai psikologis;

 Tema perjuangan rakyat ;

 Tidak terikat kepada obyek alam yang nyata;

 Memiliki kepribadian Indonesia ;

 Didasari oleh semangat dan keberanian;

• Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain :

 Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman Nirwana

 S. Sudjojono: Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go meh.

 Otto Djaya: Penggodaan, Wanita Impian


Di Depan Kelambu Terbuka,1939, Sudjojono, 86 x 66 cm
- Laki-laki Bali dan Ayam Jago, 1958, Agus Djaja S.,
cat minyak di atas kanvas, 100 x 140 cm
Kawan - kawan Revolusi,
1947 karya S. Sudjojono, cat minyak di atas kanvas, 95 x 149 cm
Aliran Realisme di Perancis

• Pada tahun 1840 hingga 1880, aliran realisme mendominasi seni rupa dan sastra di Perancis,
Inggris dan Amerika Serikat. Seniman – seniman realis yang terkenal adalah Gustave Courbet
dan Jean Francois Millet.

• Ciri – ciri dari aliran realisme adalah :


a. Berusaha menampilkan kehidupan sehari – hari dari karakter, suasana, dilema dan objek (
Verisimilitude )
b. Mengabaikan drama – drama teaterikal
c. Mengabaikan subjek – subjek yang tampil dalam ruang yang terlalu luas dan bentuk –
bentuk klasik
d. Jujur dan tidak ada manipulasi
e. Menolak idealisme
Lukisan karya Jean Francois Millet
Lukisan karya Gustave Courbet
Penjual Jamu, karya Otto Djaya Suminta
4.Seni Lukis Indonesia Pada Zaman Pendudukan Jepang
1942-1945.

• 4. Masa Pendudukan Jepang

• Masa Pendudukan Jepang


 Cita PERSAGI masih melekat pada para pelukis, serta menyadari pentingnya seni lukis untuk kepentingan revolusi.

 Pemerintah Jepang mendirikan KEIMIN BUNKA SHIDOSO,Lembaga Kesenian Indonesia –Jepang ini pada dasarnya lebih mengarah
pada kegiatan propaganda Jepang.

 Tahun 1943 berdiri PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) oleh Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH Mansur. Tujuannya
memperhatikan dan memperkuat perkembangan seni dan budaya. Khusus dalam seni lukis dikelola oleh S. Sudjojono dan Afandi,
selanjutnya bergabung pelukis Hendara, Sudarso, Barli, Wahdi dan sebagainya Hasil karya mereka mencerminkan kelanjutan dari masa
cita Nasional

• Tokoh utama pada masa ini antara lain:

 S. Sudjojono

 Basuki Abdullah, Emiria Surnasa

 Agus Djajasumita, Barli

 Affandi, Hendra dan lain-lain


Masa Pendudukan Jepang
• Masa Pendudukan Jepang
 Cita PERSAGI masih melekat pada para pelukis, serta menyadari pentingnya seni lukis untuk
kepentingan revolusi.

 Pemerintah Jepang mendirikan KEIMIN BUNKA SHIDOSO,Lembaga Kesenian Indonesia –Jepang


ini pada dasarnya lebih mengarah pada kegiatan propaganda Jepang.

 Tahun 1943 berdiri PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) oleh Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar
Dewantara dan KH Mansur. Tujuannya memperhatikan dan memperkuat perkembangan seni dan
budaya. Khusus dalam seni lukis dikelola oleh S. Sudjojono dan Afandi, selanjutnya bergabung
pelukis Hendara, Sudarso, Barli, Wahdi dan sebagainya Hasil karya mereka mencerminkan kelanjutan
dari masa cita Nasional

• Tokoh utama pada masa ini antara lain:

 S. Sudjojono

 Basuki Abdullah, Emiria Surnasa

 Agus Djajasumita, Barli

 Affandi, Hendra dan lain-lain


Mengungsi, 1947, karya S. Sudjojono,
cat minyak diatas kanvas, 95 x 149 cm
Keluarga Pemusik , 1971, karya Hendra Gunawan,
cat minyak diatas kanvas, 150 x 90 cm
Pengemis karya Affandi,
Cat minyak di atas kanvas, 99 x 129 cm
Potret diri karya Affandi
5.Periode Pendirian Sanggar-Sanggar Antara Tahun
1945-1950
• Berpindahnya Ibu Kota dari Jakarta ke Jogyakarta , tahun 1945-1949, seniman-seniman terkemuka dari
Jakarta dan Bandung hijrah ke Yogyakarta.
• Tahun 1946 Affandi mendirikan sanggar “Seniman Masyarakat”
• Tidak lama kemudian berganti nama menjadi SIM (Seniman Indonesia Muda) dan dipimpin oleh
S.Sudjojono. (anggota-anggotanya Affandi, Hendra, Sudarso, Trubus, Dullah, Kartono Yudokusumo,
Basoeki Resobowo,Rusli, Haryadi, Suromo, Surono , Abdul Salam, D.Joes dan Zaini., Tahun 1948
Anggotanya bertambah dengan Trisno Sumardjo. Oesman Effendi, Sasongko, Suparto, Mardian, Wakidjan,
dan Srihadi.
• Tahun 1947 berdiri perkumpulan seniman dengan nama “Pelukis Rakyat” sebagian anggotanya pindah
dari SIM, seperti Affandi, Sudarso, Sudiardjo, Trubus, dan Sasongko, ditambah dengan anggota-anggota
baru ,Kusnadi Sudjana Kerton,.Sesudah tahun 1950 angghotanya bertambah terus.
• Pada tahun 1950, karena SIM ditunggangi politik (LEKRA),maka beberapa pelukis seperti Nasjah Djamin
,Bagong Kusszudiardja, Kusnadi, mendirikan perkumpulan Pelukis Indonesia.
• PTPI (Pusat Tenaga Pelukis Indonesia) adalah perkumpulan yang khusus mengadakan kursus menggambar
dan membut poster-poster perjuangan.
• Di Surakarta sejak th 1945, berdiri “Himpunan Budaya Surakarta” dan antara tahun 1947-1949, berdiri
perkumpulan pelukis “Pelangi”
Merdeka, karya Affandi
Pelukis Sudjana Kerton
Pengemis, karya Sudjana Kerton
Seniman multi Talenta , Bagong Kussudiardja
Karya Bagong Kussudiardja
Pelukis Istana Trubus Soedarsono
Wanita dan Bunga karya Trubus Soedarsono
6.Perkembangan Seni Rupa Modern Indonesia
sesudah tahun 1947
• Pada tahun 1947 di Bandung berdiri lembaga Universiter, di bawah Fakultas Teknik Universitas Indonesia,
yang lulusannya berijazah sebagi guru gambar. Pada masa awal guru-gunya kebanyakan bangsa Belanda,
seperti Ries Mulder,. Sedang Guru Besar bangsa Indonesia yang paling terkemuka adalah
Prof.S.Soemardja.Lembaga ini pada tahun 1956 berganti nama menjadi Seksi Seni Rupa, dibawah Fakultas
Arsitektur dan Seni Rupa..Tahun 1959 , Fakultas Teknik Universitas Indonesia, berganti nama menjadi
Institut Teknologi Bandung, dan Seksi Seni Rupa berubah menjadi Departemen Seni Rupa, Selanjutnya
Departemen ini menjadi cikal bakal berdirinya FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB).Dari Bagian Seni
Rupa inilah lahir-seniman seniman kaliber internasional seperti But Muchtar., Mochtar Apin, Sadali,
Srihadi S., A.D.Pirous, G.Sidharta, Rita Widagdo, Sunaryo , ADS .,Nyoman Nuarta, Selain melahirkan
seniman besar, juga melahirkan kurator dan kritikus seni yang bertaraf internasional seperti Sanento
Yuliman (Alm) dan Jim Supangkat.
• Pada tahun 1950 di Jogyakarta berdiri Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI).Akademi ini bermula dari
pemikiran-pemikiran para seniman seperti Kusnadi , Hendra Goenawan, R.J.Katamsi, serta
Djajengasmoro.PdaA TAHUN 1968, ASRI berubah menjadi Sekolah Tinggi Seni Rupa (STRI) Asri.Pada tahun
1984 dilebur menjadi ISI (Institut Seni Indonesia.), yang menghimpun juga Fakultas Seni Tari, Seni
Karawitan, Seni Musik dsb.
Kelas menggambar, karya Ahmad Sadali mengingatkan
gaya pelukis Jacques Villon
Prof. Ahmad Sadali Guru, Pelukis dan Ulama), dengan
lukisan pada periode Kubisme
Karya Prof.Ahmad Sadali , periode Gunungan dan
Kligrafi
Prof.Srihadi Soedarsono, (Maestro )dan Istri (Farida),
dan karya pada periode awal , bercorak Kubisme
Borobudur ,karya Prof.Srihadi Soedarsono, (Maestro)
Karya Prof.Srihadi Soedarsono, (Maestro)
Karya Prof.Srihadi Soedarsono, (Maestro)
Prof.A.D.Pirous, yang dianggap perintis Lukisan Kaligrafi
di Indonesia, berlatar karyanya.
Karya A.D.Pirouss pada periode awal, yang masih bis
digolongkan gaya Kubisme
Lukisan Kaligrafi, pada periode awal, karya Prof.A.D.Pirous
Lukisan Kaligrafi,, karya Prof.A.D.Pirous
Pelukis Abas Alibasyah, dan karyanya
Cili Bali, karya pelukis Abas Alibasyah
ADS dan karyanya
Lengkung Mihrab dan Do’a Sapujagat ,karya ADS
Pelukis Kusnadi (ayah Priadji Kusnadi) dan karyanya
Dua Karya pelukis Kusnadi
Seniman Prof. Amri Yahya, lebih terkenal sebagai
pelopor lukisan batik, dan karyanya
Luksan batik, karya Seniman Prof. Amri Yahya, lebih
terkenal sebagai pelopor lukisan batik,.
Syaiful Adnan,dari yogyakarta, Seniman Kaligrafi,
penerus mazhab Kaligrafi Bandung
Amang Rachman (Alm), pelukis Surabaya asal Madura,
yang gayanya lebih dapat disebut Surrealis.
Perahu Nabi Nuh, karya Amang Rachman
7.Seni Rupa Indonesia Kontemporer
• Seni Lukis Indonesia Sehabis Politik Jadi Panglima ,1966-1980.
• Setelah redamnya Gerakan 30 September, dimana sebelm tahun itu dominasi Partai Komunis Indonesia
(PKI), dengan Lekra-nya (Lembaga Kebudayaan Rakyat) sangat mengekang kebebasan berekpresi bagi
semua kalangan seniman dan budayawan.
• Dengan tertumpasnya Lekra, berarti tumbang pula Prinsip Seni Rupa sebagai Propaganda Politik.Maka
berkembanglah seni rupa yang tema-temanya tidak lagi merupakan propaganda politik.Seniman-seniman
Seni Rupa ITB, mengmbangkan kembali dengan bebas, ekspresi -ekpresi estetis, yang tidak lahir di dunia
Komunis.Pada saat yang bersamaan hidup kembali aliran-aliran Kubisme, Abstrak-ekspresionis, Lukisan
Kaligrafi , Seni Konseptual, Neo Realisme, bahkan sampai kepada Seni Instalasi.
• Pada akhirnya tidak ada pertentangan antara Prisip Berekspresi antara Seni Rupa ITB dan ASRI yang
awalnya bertolak belakang. Jika sejak awal Seni Rupa ITB lebih terbuka pada konsep-konsep berkesnian
yang datang dari Barat, sedang ASRI, berpijak pada seni tradisi, setelah tahun 1966 keduanya menjadi cair.
• Pada tahun 1975 timbul Gerakan Seni Rupa baru, yang ekspresinya nya lebih lepas dan tidak terikat pada
kaidah -kaidah Seni Rupa Lama. (Seni Rupa yang membatasi diri pada Seni Lukis, Seni Patung dan seni
Grafis saja).Gerakan Seni Rupa Baru membuang melepaskan diri dari definisi seni rupa lama , dan mulai
masukkan unsur unsur gerak, cahaya, waktu dsb.
Katalog Seni Rupa Baru, katalog karya Jim Supangkat
Karya Dede Eri Supria
Salahsatu karya Gerakan Seni Rupa Baru
Salahsatu karya Gerakan Seni Rupa Baru
Dr.Tisna Sanjaya dengan karya Instalasi
Seni Rupa Instalasi karya Dr.Tisna Sanjaya
Presiden Joko Wi , menyalami seniman Tisna Sanjaya.

Anda mungkin juga menyukai