0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
431 tayangan25 halaman
I Nyoman Nuarta adalah pematung terkemuka asal Bali yang lahir pada 1951. Ia dikenal lewat karya-karya monumental seperti Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali dan Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya. Ia belajar seni rupa di ITB dan mendirikan Gerakan Seni Rupa Baru. Karya terbesarnya adalah Patung Garuda Wisnu Kencana setinggi 75 meter yang menjadi ikon Bali.
I Nyoman Nuarta adalah pematung terkemuka asal Bali yang lahir pada 1951. Ia dikenal lewat karya-karya monumental seperti Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali dan Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya. Ia belajar seni rupa di ITB dan mendirikan Gerakan Seni Rupa Baru. Karya terbesarnya adalah Patung Garuda Wisnu Kencana setinggi 75 meter yang menjadi ikon Bali.
I Nyoman Nuarta adalah pematung terkemuka asal Bali yang lahir pada 1951. Ia dikenal lewat karya-karya monumental seperti Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali dan Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya. Ia belajar seni rupa di ITB dan mendirikan Gerakan Seni Rupa Baru. Karya terbesarnya adalah Patung Garuda Wisnu Kencana setinggi 75 meter yang menjadi ikon Bali.
2. Indah Nurohimah BIOGRAFI I NYOMAN NUARTA I Nyoman Nuarta lahir di Tabanan, Bali, 14 November 1951 adalah pematung Indonesia dan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru (1976). I Nyoman Nuarta adalah putra keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Wirjamidjana dan Samudra. I Nyoman Nuarta tumbuh dalam didikan pamannya, Ketut Dharma Susila, seorang guru seni rupa. Dia paling dikenal lewat mahakaryanya seperti Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), serta Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta). I Nyoman Nuarta mendapatkan gelar sarjana seni rupanya dari Institut Teknologi Bandung dan hingga kini menetap di Bandung. Pendidikan Setelah lulus SMA,I Nyoman Nuarta masuk di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1972. Awalnya I Nyoman Nuarta memilih jurusan seni lukis, namun setelah menempuh dua tahun dia berpindah ke jurusan seni patung. Saat masih menjadi mahasiswa pada tahun 1979, I Nyoman Nuarta memenangkan Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia, lomba ini adalah awal dari ketenaran I Nyoman Nuarta. Bersama rekan-rekan senimannya, seperti pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono, dan kritikus seni Jim Supangkat, I Nyoman Nuarta tergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia sejak tahun 1977. Gerakan itu kemudian menjadi salah satu tonggak penting perkembangan seni rupa di Indonesia bahkan telah menerima penghargaan dari Presiden HM Soeharto di tahun 1979. Karier • Sejak tenar, I Nyoman Nuarta yang merupakan alumni ITB tahun 1979 telah menghasilkan lebih dari seratus karya seni patung. Semua karyanya menggambarkan seni patung modern sampai gaya naturalistik, dan material yang digunakan dalam padatan patungnya adalah dari tembaga dan kuningan. • Bakat I Nyoman Nuarta di bidang seni diturunkan pada putrinya. Putri sulungnya, Tania belajar di jurusan seni rupa di salah satu Perguruan Tinggi di Melbourne, Australia, sedangkan adiknya, Tasya membantu I Nyoman Nuarta di studionya. Sebagai seorang pematung, I Nyoman Nuarta telah membangun sebuah Taman Patung yang diberi nama NuArt Sculpture Park. I Nyoman Nuarta membangun taman ini di kelurahan Sarijadi, Bandung. Puluhan beraneka bentuk patung dalam beraneka ukuran tersebar di areal seluas tiga hektare tersebut. Di taman tersebut dibangun gedung 4 lantai yang digunakan untuk pameran dan ruang pertemuan dengan gaya yang artistik. • Saat ini, I Nyoman Nuarta merupakan pemilik dari Studio I Nyoman Nuarta, Pendiri Yayasan Mandala Garuda Wisnu Kencana, Komisioner PT Garuda Adhimatra, Pengembang Proyek Mandala Garuda Wisnu Kencana di Bali, Komisioner PT Nyoman Nuarta Enterprise, serta pemilik NuArt Sculpture Park di Bandung. I Nyoman Nuarta juga tergabung dalam organisasi seni patung internasional, seperti International Sculpture Center Washington (Washington, Amerika Serikat), Royal British Sculpture Society (London, Inggris), dan Steering Committee for Bali Recovery Program. Mahakarya 1) Pada tahun 1993, I Nyoman Nuarta membuat sebuah monumen raksasa "Jalesveva Jayamahe" yang sampai sekarang masih berdiri di Dermaga Ujung Madura, Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Koarmatim) Kota Surabaya. Monumen tersebut menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan yang sedang menerawang ke arah laut. Patung tersebut berdiri di atas bangunan dan tingginya mencapai 60,6 meter. Monumen Jalesveva Jayamahe menggambarkan generasi penerus bangsa yang yakin dan optimis untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia. 2). Karya I Nyoman Nuarta yang paling besar dan paling ambisius adalah Monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang dimulai sejak 8 Juni 1997 namun terhenti beberapa tahun akibat berbagai hambatan. Rencana patung GWK sendiri akan memiliki tinggi 75 meter dengan rentang sayap garuda sepanjang 64 meter, sedangkan tinggi pedestal 60 meter. Oleh karena itu, tinggi patung dan pedestal secara keseluruhan akan menjulang setinggi 126 meter. Penghargaan
• Pemenang Lomba Patung Proklamator
Republik Indonesia (1979) • Penghargaan Jasa Adiutama dari Institut Teknologi Bandung (2009) Daftar Karya Seni I Nyoman Nuarta Patung Jalesveva Jayamahe – Surabaya Patung Dewa Wisnu dan Patung Garuda Wisnu Kencana Monumen Arjuna Wijaya, Jakarta 1987 Patung Rush Hour 2002 Monumen Proklamasi Indonesia Patung Lembuswana, Pulau Kumala Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Patung Karapan Sapi, Surabaya Patung Tiga Mojang (Tiga Gadis),Bekasi Tugu Tarian Langit Sebelum tugu tarian langit, awal mulanya berdiri tugu/patung Tiga Mojang ( tiga gadis). Pada tahun 2010, patung tiga mojang terebut mendapat demontrasi salah satu ormas, sehingga terpaksa harus diturunkan. Dan diganti dengan tugu tarian langit ini Mengkritik Karya Seni I Nyoman Nuarta “Monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK)” • Dalam karya“Patung Garuda Wisnu Kencana” (1997), I Nyoman Nuarta sengaja menghadirkan sosok Dewa Wisnu juga sosok Garuda dalam bentuk terpisah.Kedua patung yang masih berkaitan ini memiliki pahatan- pahatan yang tegas serta memiliki nilai estetika yang tinggi.Sosok burung Garuda yang memiliki kepala, sayap, ekor, dan moncong burung elang ini hanya dibuat setengah badan saja.Begitu pun dengan sosok Dewa Wisnu hanya dibuat setengah badan saja, lengannya pun tidak diikutsertakan.Secara visual karya ini menunjukkan sebuah keharmonisan dengan alam. • Karya ini terinspirasi dari kisah Adi Parwa dalam episode Garuda dengan kesetiaan dan pengorbanannya menyelamatkan ibunya dari belenggu perbudakan dengan mengabdi kepada Dewa Wisnu sebagai kendaraannya.Sosok Dewa Wisnu melambangkan kekuatan utama pemeliharaan alam semesta, sedangkan sosok Garuda merupakan seekor burung besar yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu sebagai lambang kebebasan sekaligus pengabdian tanpa pamrih.Wujud Dewa Wisnu yang dibuat dari kuningan dan tembaga dengan ketinggian mencapai 75 meter ini menjadikannya sebagai sebuah perwujudan modern sebuah kebudayaan dan tradisi kuno. • Dalam karya ini, I Nyoman Nuarta sengaja membuatnya dalam bentuk gigantis, bahkan mengalahkan ketinggian patung Liberty yang menjadi ikon Negara Amerika.Patung yang berlokasi di pulau Dewata ini menjadi patung terbesar di dunia dan merupakan patung favorit wisatawan Bali, baik domestik maupun mancanegara.Patung Garuda Wisnu Kencana diharapkan akan merangsang dinamika nilai phisik dan spiritual, serta keseimbangan antara skala dan niskala (dunia nyata dan tidak nyata) dengan demikian harmonisasi alam dapat tercipta. TERIMAKASIH