DOSEN PENGAMPU:
ENTIN DARMAWATI
Disusun oleh :
ENNIETA PIRYANA (140201028)
TPK C
1
PEMANFAATAN ZAT WARNA BRAMBANG DAYAK
(Eleutherine palmifolia L) SERTA UJI IDENTIFIKASI
DAN ORGANOLEPTIK SEBAGAI BAHAN PEWARNA
ALAMI PRODUK KULIT
DOSEN PENGAMPU:
ENTIN DARMAWATI
Disusun oleh :
ENNIETA PIRYANA (140201028)
TPK C
2
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh nilai
dalam matakuliah bahasa indonesia dan telah diperiksa dan disetujui oleh dosen
pengampu pada tanggal 12 Januari 2015.
Menyetujui,
Dosen Pengampu Penulis
3
KATA PENGANTAR
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN JUDUL PRAKTIKUM ii
HALAMAN PENGESAHAN ............. iii
KATA PENGANTAR ............. iv
DAFTAR ISI ............. v
DAFTAR TABEL ............. vii
DAFTAR GAMBAR ............. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Praktikum .............
B. Latar Belakang ............. 1
C. Rumusan Masalah ............. 2
D. Tujuan Penulisan ............. 2
E. Manfaat Penulisan ............. 2
F. Definisi Operasional ............. 3
5
Brambang Dayak
B. Hasil Organoleptik Dan Identifikasi ............. 12
Tanin Brambang Dayak
C. Hasil Organoleptik Dan Identifikasi ............. 13
Tanin Brambang Dayak
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............. 16
B. Saran ............. 16
6
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Botani Brambang ..................................... 4
Dayak (Eleutherine palmifolia L )
Tabel 3.1 Nama alat, dan jumlah proses ..................................... 7
pembuatan ekstrak
Tabel 3.2 Bahan-bahan Praktikum proses ..................................... 7
pembuatan ekstrak
Tabel 3.3 Nama alat, dan jumlah proses ..................................... 8
identifikasi zat tanin
Tabel 3.4 Bahan-bahan Praktikum proses ..................................... 8
identifikasi zat tanin
Tabel 3.5 Nama alat, dan jumlah penerapan ..................................... 9
kulit
Tabel 3.6 Bahan-bahan Praktikum proses ..................................... 9
penerapan kulit
Tabel 4.1 Perbandingan Warna Kulit Kras ..................................... 13
dan Perkamen
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tanaman Brambang Dayak ...................................... 4
(Eleutherine palmifolia L )
Gambar 4.1 Proses Pembuatan Ekstrak ...................................... 11
Pewarnaan Brambang Dayak
Gambar 4.2 Perbedaan ektrak setelah ...................................... 12
diidentifikasi
Gambar 4.3 Penerapan pada kulit crust ...................................... 14
Gambar 4.4 Penerapan pada kulit ...................................... 14
percament wayang
Gambar 4.5 Penerapan pada kulit ...................................... 14
percament
Gambar 4.6 Hasil semua penerapan pada ...................................... 15
kulit
8
BAB I
PENDAHULUAN
9
Pada Praktikum ini digunakan umbi tanaman Brambang Dayak
(Eleutherine palmifolia L ) yang dapat menghasilkan warna merah hati.
Kelemahan dari pewarna alami yaitu ketahanan lunturnya yang lebih rendah
dari pewarna sintetis. Untuk memperoleh ketahanan luntur yang tinggi perlu
dilakukan proses fiksasi (pembangkitan warna) yang bertujuan untuk
mempertajam warna dan supaya tidak mudah luntur. Pada Praktikum ini akan
dibahas cara pembuatan ekstrak brambang dayak, hasil identifikasi zat tanin,
dan perbandingan hasil warna pada penerapan kulit crus dan kulit percament.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Praktikum ini adalah :
1. Bagaimana cara membuat ekstrak zat warna brambang dayak?
2. Bagaimana hasil organoleptik dan identifikasi tanin brambang dayak?
3. Bagaimanakah perbandingan hasil dari pencelupan ke ekstrak zat warna
menggunakan kulit crust dan percament?
D. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui cara membuat ekstrak zat warna brambang dayak
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil organoleptik dan identifikasi tanin
brambang dayak.
3. Untuk mengetahui perbandingan hasil dari pencelupan ke ekstrak zat
warna menggunakan kulit crust dan percament.
E. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diambil dari Praktikum ini adalah:
1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan cara penulisan Laporan
Praktikum dan memberikan informasi bahwa zat warna alami Brambang
Dayak (Eleutherine palmifolia L )dapat diaplikasn dalam produk kulit.
2. Bagi pengrajin kulit dan bahan tekstil dapat memanfaatkan dan
menerapkan menggunakan pewarnaan Brambang Dayak (Eleutherine
10
palmifolia L ) karena lebih ramah lingkungan, dan dapat menjadi sumber
usaha baru yang potensial.
3. Bagi Kementerian Republik Indonesia dapat mensosialisasikan dan
memprogramkan untuk bahan pewarnaan produk kulit dan tekstil agar
menggunakan pewarna alami seperti Brambang Dayak (Eleutherine
palmifolia L )
F. Definisi Operasional
1. Bawang dayak atau bawang hantu (Eleutherine palmifolia (L.) merupakan
tanaman khas Kalimantan Tengah, tanaman ini sudah secara turun
temurun dipergunakan masyarakat Dayak sebagai tanaman obat, tanaman
ini memiliki warna umbi merah dengan daun hijau berbentuk pita dan
bunganya berwarna putih dan umbi bawang dayak terkandung senyawa
fitokimia yakni alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, steroid dan tannin.
2. Tannin dapat difenisikan sebagai fenol polihidrtat majemuk yang besar
dan bentuk molekulnya memungkinkan dapat larut dalam air. Satu dua
komponen kimia dasar yang dijumpai pada tanin selain gula adalah asam
galat (gallic acid) dan asam elegat dinier (dinier ellagie acid), flavanoid
(komponen kerabat flavona), lignin, Stillbenoid dan kuinon (quinones).
11
BAB II
LANDASAN TEORI
12
a. Pemanfaatan Brambang Dayak
Brambang dayak mempunyai berbagai manfaat untuk kesehatan. Air
rebusan dari brambang dayak dipakai sebagai obat terhadap penyakit
kuning dan penyakit kelamin. Umbi yang ditumbuk beserta adas pulasari,
digunakan sebagai obat terhadap mencret darah, air rebusannya sebagai
obat dalam. Daun-daunnya yang digerus dengan dibubuhi ramuan-
ramuan lain diminumkan kepada wanita nifas. Umbi (tunggal) untuk
menyembuhkan disentri. Sup yang dibuat dengan mendidihkan umbi
merah dengan ayam dapat digunakan untuk meningkatkan sel darah
merah (Megawati,2005, hal 6).
b. Kandungan Kimia Brambang Dayak
Umbi bawang dayak mengandung senyawa-senyawa turunan anthrakinon
yang mempunyai daya pencahar, yaitu senyawa-senyawa eleutheurin,
isoeleutherin dan senyawa-senyawa sejenisnya; senyawa-senyawa lakton
yang disebut eleutherol dan senyawa turunan pyron yang disebut
eleutherinol. Adapun kandungan yang terdapat dalam bawang dayak
terdiri dari senyawa alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, saponin,
triterpenoid, tannin, kuinon dan steroid yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku obat (Megawati,2005, hal 6).
.
13
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
H. Jenis Praktikum
Jenis Praktikum pada Laporan ini didasarkan pada eksperimen
(percobaan) yang dilakukan, dimana penulis melakukan sebuah percobaan
dan mencari sumber pustaka dari internet, dan buku-buku terkait dengan
laporan yang dibahas ini.
J. Metode Praktikum
Metode Penulisan ini pada Laporan Praktikum ini didasarkan pada
metode ekperimen, dimana data diperoleh berdasarkan hasil percobaan yang
dilakukan peneliti, serta dibahas dengan menggunakan literatur yang relevan
untuk dapat ditarik kesimpulan.
14
L. Instrumen Praktikum
1. Praktikum proses pembuatan ekstrak zat warna brambang dayak
a. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada Praktikum ini, terdapat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Nama alat, dan jumlah proses pembuatan ekstrak
No Nama Alat Jumah
1. Kompor 1 buah
2. Pengaduk 1 buah
3. Saringan 1 buah
4. Wadah untuk ekstrak brambang dayak 2 buah
5. Panci 1 buah
c. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam Praktikum ini, yaitu :
a) Disiapkan alat dan bahan,
b) Direbus bahan sampai mendidih,
c) Disaring ektrak brambang dayak,
d) Didinginkan ekstrak brambang dayak.
15
2. Praktikum Proses Identifikasi Zat Tanin Brambang Dayak
a. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada Praktikum ini, terdapat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Nama alat, dan jumlah proses identifikasi zat tanin
No. Nama Alat Jumah
1. Tabung reaksi 4 buah
2. Gelas ukur 1 buah
3. Pipet tetes 1 buah
4. Indikator pH 1 buah
5. Beumeter 1 buah
6. Tatakan/dudukan tabung reaksi 1 buah
e. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam Praktikum ini, yaitu :
a) Disiapkan alat dan bahan,
b) Dimasukkan 1 ml atau 15 tetes ekstrak brambang dayak pada 4 buah
tabung reaksi,
c) Dimasukkan cairan kimia H2SO4 sebanyak 1ml atau 15 tetes pada
tabung reaksi 1 diamati perubahan warnanya,
d) Dimasukkan cairan kimia NaOH sebanyak 1ml atau 15 tetes pada
tabung reaksi 1 diamati perubahan warnanya,
16
e) Dimasukkan cairan kimia KMnO4 sebanyak 1ml atau 15 tetes pada
tabung reaksi 1 diamati perubahan warnanya,
f) Dimasukkan cairan kimia FeCl3 sebanyak 1ml atau 15 tetes pada
tabung reaksi 1 diamati perubahan warnanya,
g) Catat hasil dari identifikasi zat tanin brambang dayak.
c. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam Praktikum ini, yaitu :
a) Disiapkan alat dan bahan,
b) Dicelupkan kulit percament, diamati setiap 30 menit sekali sampai
warna yang diinginkan,
17
c) Dicelupkan kulit crust sambil diremas-remas lalu diamati setiap 1 jam
sekali sampai warna diinginkan,
d) Angkat dan keringkan kuilt,
e) Catat dan simpan kulit untuk laporan
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
20
3. Perbandingan Hasil Dari Pencelupan Ke Ekstrak Zat Warna
Menggunakan Kulit Crust Dan Percament
Pewarnaan pada produk kulit baik itu kulit crust maupun kulit
percament tidak hanya menggunakan bahan pewarna sintetik. Bahan pewarna
alami memberikan efek warna yang indah. Brambang dayak menghasilkan
warna merah, tetapi tergantung kepekatan yang dihasilkan dari ekstrak
brambang dayak. Semakin tinggi kepekatan ekstrak brambang dayak semakin
pekat warnah yang didapatkan, dan semakin rendah kepekatan ekstrak
brambang dayak semakin mudah kulit hasil penerapannya.
Tabel 4.1 Perbandingan Warna Kulit Crust dan Perkamen
No Nama Lama Sebelum Pencelupan Setelah pencelupan
Kulit Pencelupan
1. Percament 6 jam
2. Crust 24 jam
3. Percament 3 jam
21
Gambar 4.3 penerapan pada kulit crust
22
Gambar 4.6 Hasil semua penerapan pada kulit
Dari tabel dan gambar di atas bahwa kulit percament dominan lebih
mudah menyerap dibandingkan dengankulit crust. Pada kulit crust untuk
waktu perendaman dua jam pertama, bagian grain berwarna merah kehijauan
dan bagian flesh sudah membentuk warna merah. Pewarnaan menggunakan
brambang dayak adalah bagian flesh setelah itu bagian grain. Semakin lama
proses perendaman maka semakin pekat warna dihasilkan.
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil Praktikum yang telah dilakukan dalam Praktikum
penerapan ekstrak brambang merah pada produk kulit, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Cara pembuatan disiapkan alat dan bahan yang diperlukan, disiapkan
brambang dayak kering, disiapkan aquadest, dicampurkan semua bahan
dan dipanaskan dengan suhu 1000 c, diaduk terus hingga mendidih dan
separuh bagian dari air sebelumnya, diangkat dan disaring ekstrak dari
ampasnya, didiamkan hingga dingin dan ada endapannya, dicelupkan kulit
crust dan kulit perkamen,
2. Hasil identifikasi zat tannin adalah pada 1 ml ekstrak tambahakan 1ml
asam sulfat P, terjadi warna perubahan warna kuning keorangean dan tidak
terdapat endapan, pada 1ml ekstrak dan tambahkan 1ml larutan NaOH P
5% b/v dalam Etanol, terjadi perubahan warna merah pekat dan tidak
terdapat endapan, pada 1ml ekstrak tambahkan 1ml KMnO4, terjadi
perubahan warna merah kehitaman dan tidak terdapat endapan, pada 1 ml
ekstrak tambahkan 1ml larutan besi (III) klorida LP 5% b/v terjadi warna
hijau kecoklatan dan tidak terdapat endapan, serta memiliki ph 6 dan
kepekatan 4.
3. Perbandingan menggunakan kulit crust dan prekamen adalah kulit crust
lebih mudah meresap dan lebih mudah diaplikasikan daripada kulit
perkamen.
B. Saran
1. Diharapkan dengan Praktikum yang telah dilakukan, masyarakat
pengrajin kulit dan tekstil dapat memanfaatkan zat warna alami dari
brambang dayak sebagai bahan pewarnanya yang ramah lingkungan
2. Kepada Kementerian Perindustrian Republik dapat mensosialisasikan
dan memprogramkan untuk bahan pewarnaan produk kulit dan tekstil
agar menggunakan pewarna alami seperti brambang dayak.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN
26