MOJANG JAJAKA

Di wilayah tata Sunda pemuda dan pemudinya kerap disebut dengan mojang dan jajaka. Jajaka
sunda yang berwibawa, waspada dan gagah berani atau tegas adalah modal awal membangun
wilayah Nusantara yang berkeadilan dan berkesejahteraan. Adapun mojang sunda adalah partner
dari jajaka yang mestinya mencerminkan kreativitas seorang perempuan dalam membangun
kedaulatan daerahnya dan negeri Indonesia. Maka, eksistensi mojang dan jajak semestinya bias
memberikan secercah cahaya perbaikan, khususnya bagi warga Jawa Barat, umumnya bagi
seluruh rahyat Indonesia.
Salah satu agenda tahunan adalah dengan adanya Penyelenggaraan Pasanggiri Mojan dan Jajaka,
kegiatan ini pada hakekatnya adalah bagian dari upaya membangkitkan gerakan kebudayaan di
Jawa Barat menuju perwujudan mayarakat berbudaya.
Upaya itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab kita bersama: pemerintah (daerah), pihak
swasta maupun masyarakat. Pasanggiri mojang dan jajaka merupakan sebuah peristiwa budaya.
Maka, kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan sosok-sosok nonoman Sunda yang ideal untuk
merepresentasikan manusia Jawa Barat: cageur, bageur, bener, dan pinter.

Pasanggiri ini lebih menekankan pada aspek kualilatif, sebagai langkah lanjutan dari kegiatan
serupa yang telah berlangsung puluhan tahun. Dengan intropeksi tanpa henti, kiranya peristiwa
penting ini dapat dijadikan wahana untuk semakin menunjukan kesadaran akan kewajiban dan
tanggungjawab masyarakat Jawa Barat terhadap upaya perwujudan masyarakat berbudaya.

KUNINGAN, (PRLM).-Gita Dwi Rahmi (21) dan Yogi Nur Adha Gumilang (21) terpilih sebagai
mojang dan jajaka pinilih Kabupaten Kuningan tahun 2014.

Penentuan mojang dan jajaka pinilih Kuningan 2014 itu, terseleksi melalui ajang grand final
Pasanggiri Mojang dan Jajaka Kabupaten Kuningan, berlangsung di Gelanggang Olah Raga
Ewangga, kompleks Stadion Mashud Wisnusaputra, Kuningan sejak Sabtu (14/6/2014) pukul
20.00 dan berakhir Minggu (15/6/2014) sekitar pukul 2.00.
Dalam panggung pasanggiri tersebut, tim juri menampilkan serta menyeleksi ketat sebanyak 12
mojang dan 12 jajaka finalis hasil rangakaian proses seleksi sebelumnya.
Acara grand final itu, dibuka Wakil Bupati Kuningan Acep Purnama, dan disaksikan langsung
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan Teddy Suminar, moka dari
sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Barat, serta ratusan pengunjung.
Gita Dwi Rahmi adalah warga Gang Ciasem Nomor 18, Jalan Siliwangi Kuningan, mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia, Fakultas Pendidikan Akuntansi smester VI.
Sedangkan Yogi Nur Adha Gumilang adalah warga Lingkungan Pasapen 2, Kuningan,
mahasiswa Universitas Pajajaran, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik jurusan antropologi smeseter
IV.
Melalui proses seleksi di panggung pasanggiri, tim juri dipimpin Putri Indonesia Jawa Barat
tahun 2013-2014 Suci Nurhadiah, memutuskan memilih Gita dan Yogi sebagai moka pinilih
Kuningan 2014.
Kemudian runner up 1 atau moka waki 1 Kuningan Nurul Hidayah dan Hilman Maysa Firdaus,
dan runner up 2 Dominike Leina Damayanti dan Feby Abu Hanifah.
Selain itu melalui final pasanggiri itu, tim juri mememilih dan menetapkan moka harapan satu,
dua dan tiga serta masing-masing seorang mojang dan jajaka untuk katagori moka kewes dan
gandes, moka kameumeut, moka mimitran, dan moka anti narkoba.
Semua penyandang gelar dan juara pinilih itu, mendapat hadiah berupa bingkisan dari sponsor,
dan uang pembinaan. Di samping itu, Gita dan Yogi, menerima pula penghargaan berupa tropi
Bupati Kuningan dan tropi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan.
"Mojang dan Jajaka Pinilih Kabupaten Kuningan 2014 hasil Pasanggiri ini, selanjutnya akan
kami bina untuk menjadi duta Kuningan dalam Pasanggiri Mojang dan Jajaka tingkat Provinsi
Jawa Barat. Selain itu, melalui Paguyuban Mojang dan Jajaka Kuningan, semua peserta
pasanggiri Mojang dan Jajaka Kuningan tahun 2014 ini, akan terus dibina sebagai duta-duta
pariwisata di Kabupaten Kuningan," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Kuningan Teddy Suminar, seusai menutup acara tersebut.(Nuryaman/A-89)***