Anda di halaman 1dari 8

Definisi Tema

Menurut Para Ahli, Tema adalah:

 Pengertian tema menurut Tarigan(1993 : 125)


tema adalah pandangan hidup yang tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan
atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang membentuk atau membangun dasar/gagasan
utama dari suatu karya sastra.
 Pengertian tema menurut Aminudin(1995:91)
tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal
tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptanya.
 Pengertian tema menurut Rusyana(1988-67)
tema adalah dasar atau makna sebuah cerita, tema adalah pandangan hidup tertentu atau
perasaan tertentu yang membentuk atau membangun dasar gagasan utama suatu karya
sastra, dan semua fiksi harus mempunyai dasar atau tema yang merupakan sasaran tujuan.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, tema adalah :

  Pokok pikiran, dasar cerita ( yang dipercakapkan ) dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak,
dan lain – lain.

  Bertema, berarti mempunyai tema.

Bertemakan, berarti berlandaskan tema. 

Tema berasal dari bahasa Yunani yaitu Tithenai yang berarti meletakkan, dan dalam bahasa Inggris
dikenal dengan Theme yang selanjutnya kita kenal dengan istilah tema yang memiliki arti apa yang
diletakkan, dinyatakan dan memposisikan sesuatu.

Tema terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu :

  Dari unsur teraga, nyata (seperti tema tentang flora, tema hutan, tema fauna dan lain-lain).

  Dari unsur tak teraga, abstrak (seperti tema kemanusiaan, tema budaya, dan lain-lain). 

Definisi Arsitektur
Arsitektur adalah dunia yang tidak bisa dilepaskan dari tema, karena dengan tema itulah
kehadirannya dapat lebih bermakna. Lebih daripada itu arsitektur adalah dunia yang di
dalamnya terdapat semangat untuk teru mencari sesuatu yang baru dan semangat untuk
mencari jawaban.” ( AMI – Arsitek Muda Indonesia, Penjelajahan 1990 – 1995, Subur, Jakarta,
1995 ).
Tema Dalam Arsitektur
Tema sering dikaitkan dengan karya yang berupa tulisan, namun hakikatnya tema
banyak digunakan dalam berbagai karya yang tidak sebatas hanya tulisan saja. Dalam
arsitektur pun tema sangat dibutuhkan dalam perancangan, karena tema akan
menghasilkan judul pada sebuah rancangan. Selain itu, tema juga membuat arsitek lebih
mudah dalam merancang karena tema telah membuat konsep lebih spesifik.
Menurut Gunawan Tjahyono, “Tema dalam arti purbanya lebih merupakan pijakan
bagi sebuah tajuk. Dari situlah kita yang terlibat dalam kehadirannya berangkat untuk
melakukan bahasan, ulasan, dan tindakan (intelektual). Dengan demikian, tema
melandaskan seluruh olahan berkarya dan tindakan intelektual atau seni. Dari contoh
yang sama, dalam bidang arsitektur, tema dapat melandasi tindakan
berarsitektur.” ( Kilas Jurnal FTUI, Januari 2000, volume 2 nomor 1, halaman 79 )

1. Tema Klasik
Pengertian
Tema klasik cenderung menggunakan profil-profil rumit sebagai elemen dekorasi
dengan lengkungan-lengkungan kurva yang estetik.
Sejarah
Arsitektur klasik ini sendiri berkembang pada abad pertengahan sekitar abad ke 14 yang dimulai
dari arsitektur yunani kuno dan berkembang di negara-negara eropa lainnya.Tema klasik ini
walaupun berkembang dari abad ke 14 masih tetap eksis untuk desain-desain arsitektural masa
kini
Prinsip
Tema klasik arsitektur menggunakan ornamen dan bentuk-bentuk lengkung yang variatif
membuat tema klasik ini tidak akan pernah membosankan untuk dilihat. Bahkan dewasa ini
banyak sekali kedai-kedai tempat nongkrong yang menggunakan tema klasik ini agar
memberikan kesan hangat dan kesan masa lalu sehingga cocok untuk bernostalgia.
Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan
yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun
arsitektur rumah klasik juga banyak memiliki nafas modern dan desain gedung yang rumit.
Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer dibuat dengan detail
sempurna. Kemegahan batu alam mulai di hadirkan dalam desain arsitektur klasik yang
menambah kesan mewah bangunan.
Penggabungan sentuhan klasik dengan modern tidak hanya untuk memberikan nuansa
yang lebih fresh dan baru, namun bila sebuah desain seluruhnya digunakan akan mengeluarkan
biaya yang lebih banyak karena profil-profil rumit dan ornamen-ornamen klasik akan
membebani pembiayaan.Gaya arsitektur klasik, memberikan kesan aristokrat yang
mewah pada bangunan. Pilar-pilar, ornament, dan profil-profil pada list plang dan bingkai
jendela disajikan dalam seni Romawi atau Yunani kuno menjadi ciri khas arsitektur klasik. DI
Indonesia gaya arsitektur klasik mulai banyak digunakan pada bangunan rumah tinggal pada
awal tahun 80-an. Bahkan hingga saat ini pun asih banyak rumah-rumah baru yang
menggunaka gaya arsitektur klasik.
Ciri-Ciri
Eksterior juga menjadi hal penting pada bangunan klasik. Umumnya bangunan klasik memiliki
ukuran yang melebihi kebutuhan fungsinya. Tata letak jendela yang teratur/monoton pada
tampak depan bangunan, dan komposisi bangunan yang simetris juga mrupaka ciri bangunan
klasik.

Interior klasik umumnya memiliki ketingian plafond idealnya melebihi 3,5 meter, sehingga bisa
mengekspresikan kemegahan. Profil-profil yang detail menghisai pertemuan antara plafond
dengan dinding bangunan. Tangga pada bangunan klasik dibuat lebar dalam bentuk
lengkung/curva pada sebagian atau seluruh bagian tangga.

Ruangan – ruangan pada rumah klasik juga umunya di buat terpisah-pisah dan dalam ukuran
yang extra besar. Mulai dari pintu masuk di bagian depan, ruang penerima(foyer) ruang tamu,
ruang keluarga, ruang makan, dapur, dll dipisahkan dengan dinding solid. Ada kalanya koridor
digunakan sebagai penghubung antara ruang-ruang yang berjauhan. Karena memang idealnya
rumah brgaya arsitektur klasik di bangun di atas lahan yang luas.

Bahan bagunan yang digunakan pada bangunan klasik umunya adalah bahan-bahan alam.
Pengolahan erhadap bahan-bahan bagunan klasik juga perlu mengekspresikan seni di masanya
seperti besi-besi cor, marmer, batu alam adalah bahan – bahan yang ideal untuk menyajikan
bengunan dengan gaya arsitektur klasik. Sangat tidak serasi jika mebuat rumah dengan gaya
arsitektur klasik pda bagian jendela kita mnggunakan bahan aluminum dengan finishing
anodized. Karena pertimbangan kemudahan perawatandan biaya adakalanya kita terpaksa
menggunakan bahan aluminum, hanya saja kita perlu mempertimbangkan finishing yang kita
gunakan agar rumah klasik menjadi benar-benar konsisten terhadap konsepnya, maka kita
gunakan finish pwder coating warna putih.

Beberapa ciri arsitektur klasik antara lain:


–       Bentuk Simetris
–       Kolom/PilarTinggi yang menjulang.
–       Segitiga pediment
–       Atap kubah

Contoh Bangunan Gereja St. Paul’s Cathedral di London. Dengan kubah yang ikonik,
bangunan klasik ini menjadi salah satu landmark yang memperindah
cityscape dari kota London.Gereja bersejarah ini sendiri telah ada sejak
awal abad ke-7 dan kemudian dibangun ulang dan direstorasi berkali-kali
hingga memiliki tampilan megah seperti saat ini. Tak hanya sebagai
tempat ibadah, bangunan klasik ini kini menjadi daya tarik wisata
tersendiri di London.
2. TEMA MINIMALIS

PENGERTIAN
Arsitektur minimalis adalah gaya yang menampilkan elemen bangunan seperlunya saja sesuai fungsi,
dan sederhana yang kemudian muncul kesan estetis dan elegan.

SEJARAH
Arsitektur minimalis ada pada akhir abad ke-20 yang dikenal sebagai abad Modern, abad yang
diramaikan berbagai kemajuan sebagai dampak dari Revolusi Industri. Le Corbusier dan Ludwig
Mies van der Rohe adalah arsitek yang memberi pengaruh warna kesederhanaan (simplicity)
yang ada dari dulu sampai sekarang.
CIRI-CIRI
1. BENTUK YANG FUNGSIONAL
Bentuk bangunan tercipta mengikuti fungsi, jadi semua elemen bangunan ada karena ada fungsi di
baliknya.

2. KESEDRHANAAN
Membuat tampilan bangunan lebih sederhana, mengurangi tonjolan atau cekungan dalam
bangunan. Semakin sederhana semakin baik sesuai konsep “Less is More”

3. TANPA ORNAMEN
Ornamen dianggap tidak mewakili fungsi apapun dalam bangunan, jadi kesan bangunan akan lebih
rapi dan elegan.

4. KESERAGAMAN
Bentuk-bentuk dalam arsitektur minimalis tidak menampilkan idealisme sang arsitek, semuanya
generik dan terlihat sama dengan yang lainnya.

5. GEOMETRIS
Bentuk yang ditampilkan harus mengikuti pola geometri teratur, bukan bentukan abstrak yang sulit
diukur dimensinya. Karakter bentukan juga harus tegas dan segaris.

6. MATERIAL
Material yang di gunakan biasanya adalah hasil fabrikasi yaitu beton, kaca dan baja

CONTOH BANGUNAN
Farnsworth House (MIES VAN DE ROHE)
House adalah rumah pribadi yang dibuat untuk dr. Edith
Farnsworth. Farnsworth bertemu dengan Mies Van der Rohe
mengutarakan untuk ingin membangun Rumah akhir pekan
(Weekend House ).
Rumah dengan satu kamar dan dibentuk dari baja dan kaca
didisain oleh Ludwig Mies van der Rohe ini disebut-sebut sebagai
karya terpenting dari arsitektur abad 20. Sekarang Farnsworth
beroperasi sebagai sebuah museum.
3. TEMA GREEN ARCHITECTURE
PENGERTIAN
Arsitektur hijau atau yang dikenal secara global dengan sebutan green architecture merupakan salah
satu aliran arsitektur yang berfokus pada arsitektur yang ramah lingkungan

CIRI-CIRI

Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future mengungkapkan bahwa
Arsitektur Hijau memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Hemat energi: desain bangunan harus mampu dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan
merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari
sebagai sumber energi.
2. Memanfaatkan sumber daya alami: desain bangunan berorientasi terhadap sinar
matahari, Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan
udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan
keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak
merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
 Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak
yang ada.
 Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan
secara vertikal.
 Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.

4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)


Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan
di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan
meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat
digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi
satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak
dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain.
7. Menggunakan sumber energi alternatif
satu caranya adalah dengan menggunakan sumber energi alternatif seperti misalnya angin
dan tenaga surya. Kedua energi ini adalah sumber energi yang sejatinya sangat melimpah
di alam dan cukup mudah dikonversi menjadi energi.
Contoh bangunan

Bullitt Center, Seattle

Gedung ini adalah salah satu gedung perkantoran


paling ramah lingkungan di dunia. Semua feature dan fasilitas
yang ada seolah merupakan organisme hidup. Gedung ini
memiliki 575 panel surya di atapnya, yang tak hanya mampu
menyuplai listrik untuk gedung tersebut, tetapi juga untuk
penduduk sekitar terutama di musim panas. Gedung ini
didesain menggunakan zero energi, air, maupun limbah.

Arsiteknya juga menambahkan tangga unik, untuk


melihat Kota Seattle dari atas kawasan Puget Sound.
Sehingga, siapapun akan lebih memilih menaiki tangga ini
dibandingkan naik lift. Nuansa hemat energi dan hidup sehat
terpancar jelas di sini.

4. Arsitektur Futuristik

Futuristik mempunyai arti mengarah atau menuju ke masa depan. Futuristik pada
bangunan menggambarkan bahwa perencanaan dan pembangunannya tidak berdasarkan
oleh sesuatu yang terkait dengan masa lalu, akan tetapi mencoba untuk menggambarkan
masa depan. Bangunan harus dapat mengikuti dan menampung tuntutan kegiatan yang
pasti selalu berkembang. Ciri khas dari arsitektur futuristik adalah ketiadaan sudut, warna-
warna basic (yang cenderung putih dan colorless) dan juga bentuk dinamis yang jauh dari kata
konvensional. Hal ini membuat banyak karya arsitektur futuristik menjadilandmark atau ikon
dari area tempat dibangun.

Arsitektur Futuristik memanfaatkan kemajuan di era teknologi dengan


menggunakan bahan-bahan baru seperti baja, kaca, dan alumunium. Less is
more, sederhana merupakan nilai tambah terhadap arsitektur sedangkan penambahan
ornamen dianggap sebagai suatu hal yang tidak efisien. Nihilism, penekanan perancangan
kepada space atau ruang, maka desain menjadi polos, simple, dengan pemakaian kaca
lebar. Jenis bahan material yang digunakan diekspos secara polos dan ditampilkan apa
adanya.

Dalam arsitektur Futuristik, konsep desain tidak bergantung pada aturan tertentu dan
cenderung bebas mengambil bentuk apapun selagi masih dalam konsep masa depan.
Bentuk yang dihasilkan cenderung mengejutkan, tidak biasa, dan bahkan sering dianggap
aneh. Sama halnya dengan bentuk bangunan zaman sekarang yang mungkin dianggap aneh
oleh orang di masa lalu.
Contoh bangunan futuristik

Gardens by the Bay. 

Pada tahun 2012, Bay South Garden dibuat sebagai konservatori


iklim terbesar di dunia yang membutuhkan anggaran sebesar
510juta dolar. Konservatorium ini berbentuk dua kubah besar yang
menjadi bagian pertama dari proyek Gardens by the Bay.

Taman ini dinobatkan sebagai Best Building of the Year pada tahun 2013 dalam World
Architectural Festival. Bangunan ini menggabungkan elemen natural dengan hutan asli
untuk membuat hutan kota masa depan. Keseluruhan proyek dibangun di atas tanah
reklamasi dan menjadi landmark negara Singapura akibat kurangnya pemandangan alam di
negara tersebut.
Iklim di dalam kubah tersebut diatur dengan pengendali komputer yang telah terintegrasi
dengan material bangunan. Kaca dan baja yang digunakan dalam konservatorium ini
menciptakan iklim Mediterania dan hutan hujan ke wilayah Singapura yang tropis.

5.Arsitektur Tematik

Mengulik berbagai tren arsitektur sebelumnya, beberapa hal yang bisa ditarik sebagai kesimpulan
adalah mulai beraninya para arsitek mengolah arsitektur dari sebuah rumah hunian. Hal yang
sama tercermin dari tren arsitektur satu ini yaitu arsitektur tematik. Yang dimaksud dari arsitektur
tematik adalah pengaplikasian sebuah tema secara total pada rancangan arsitektur.

Contoh dari pengaplikasian arsitektur tematik adalah


rancangan arsitektur rumah piano dengan totalitas bentuk,
rumah Jawa dengan implementasi elemen-elemen arsitektur
Jawa secara eksplisit, dan berbagai rumah dengan tema
arsitektur berbeda namun diwujudkan secara total dan
eksplisit. Nggak cuma gaya modern dan futuristik, arsitektur
tematik ini juga bisa diterapkan dengan konsep vernakular dan
tradisional.

Untuk kamu yang ingin mengekspresikan diri lewat hunian secara frontal, arsitektur tematik bisa
menjadi jawaban karena kamu bisa menerjemahkan berbagai tema secara harafiah dengan
mengikuti trend arsitektur ini.
TIPOLOGI BANGUNAN
TEMA DALAM ARSITEKTUR

Disusun Oleh:
Fatin Syakurah 052001700045
Fitri Isnaini 052001700052
Dinda aurelietha 052001700037

Dosen:
Ir. Ratih Budiarti, MT

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2019

Anda mungkin juga menyukai