Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ESTETIKA DALAM DESAIN GRAFIS MODERN

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD FATHURRIDLO
C9517041

PROGRAM STUDI D3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena


limpahan nikmat serta rahmatnya penulis bisa menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW
yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari kiamat nanti.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Perlu
adanya riset mendalam dan waktu yang lebih untuk memaksimalkan makalah ini
serta referensi yang lebih luas. Walaupun begitu, semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca. Penulis sangat menantikan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar penulis dapat membuat makalah ini menjadi
lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi para
pembaca.

Surakarta, 2 Juni 2018


Penulis
PEMBAHASAN

A. Pengertian Estetika
Keindahan sebenarnya merpakan hal yang utama di dalam kehidupan kita.
Karena tanpa keindahan, hidup ini terasa merana dan kehilangan kebahagiaan.
Hingga saat ini memang belum terjawabkan: bagaimana proses terjadina
manusiamempunyai rasa keindahan. Tetapi yang jelas merupakan karunia yang
tiada tara dari Sang Pencipta. (Sachari, 1989). Estetika merupakan ilmu yang
membahas tentang keindahan, bagaimana keindahan tersebut bisa terbentuk dan
bagaimana keindahan itu bisa kita rasakan. Keindahan dalam arti luas merupakan
keindahan dari alam, hasil seni, serta moral dan intelektual. Pengertian keindahan
dalam estetik mencangkup pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang diserap, sedangkan dalam arti terbatas keindahan
sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.

Perkembangan kebudayaan manusia memang dinamis, satu definisi atau


batasan kadang-kadang hanya berlaku sesaat. Definisi-definisi tentang estetik
beberapa dekade ke belakang dianggap telah kadaluarsa jika berhadapan dengan
karya-karya seni mutahir yang mengabaikan konsep keindahan masa lampau.
Estetik lebih mengacu kepada kontekstual budaya, keadaan, serta peradaban.
Pengertian estetik dari sudut ekonomi mungkin berupa kecil itu indah
(Schumacher), efisien itu indah, murah itu indah, dan lain sebagainya. Pengertian
estetik dari sudut sains bisa berupa kompleksitas bilangan itu indah, pikiran
orisinil itu indah, dan lain sebagainya. Pengertian estetik dari para insinyur
barangkali akan berbunyi bahwa presisi itu indah, rasional itu indah, teknologi itu
indah dan lain sebagainya. Dan akan berbeda lagi pengertian-pengertian estetika
menurut banyak tokoh berbeda, tokoh keagamaan, tokoh masyarakat, guru, anak
kecil, atau bahkan preman, dan lain-lain. Sehingga kini estetika bukan lagi milik
para pencipta karya seni atau sastrawan, tetapi siapapun dapat menentukan dan
merasakan keindahan kontekstual berdasarkan tingkat apresiasi, situasi, dan latar
belakangnya.
B. Pengertian Desain Grafis
Desain grafis adalah proses komunikasi visual dan pemecahan masalah
menggunakan satu atau lebih dari ilmu tipografi, fotografi, dan ilustrasi. Bidang
ini dianggap sebagai bagian dari komunikasi visual dan komunikasi desain.
Desain adalah tentang bagaimana membuat sesuatu mudah untuk digunakan atau
mudah dipahami (Vipond, 2015).
Desain grafis adalah lingkup aktivitas yang terletak di persimpangan ilmu
seni visual, komunikasi, psikologi dan bidang ahli lainnya. Desainer grafis
membuat cara berkomunikasi dengan mengkombinasikan elemen visual berupa
gambar dengan gaya dan kompleksitas yang berbeda; foto, font, pictogram,
bentuk dan ukuran, warna dan nuansa, garis dan kurva, tata letak halaman dll..
Desainer grafis membuat gambar sebagai penyampai pesan sehingga menjadi
fungsional. Desainer grafis dapat digambarkan sebagai pelaku kegiatan kreatif
yang mengaplikasikan bakat mereka bukan dalam bentuk seni murni dengan
kepuasan estetik sebagai tujuan utama, tetapi seni dengan tujuan untuk
berkomunikasi dan aplikasi.
Di era sekarang, desain grafis adalah suatu keilmuan yang luas untuk
mengaplikasikan bakat artistik dalam bentuk yang beragam, misalnya ilustrasi,
identitas (logo dan branding), ikon dan piktogram, tipografi, editorial, antarmuka
dan elemen-elemennya, periklanan, aset grafis untuk animasi, poster dan baliho,
infografis, kemasan produk, dan lain sebagainya. Bersamaan dengan tumbuhnya
teknologi, akan semakin banyak jenis pekerjaan serta media yang digunakan dan
dibutuhkan yang berkaitan dengan desain grafis. Apapun tujuan dan arahnya,
tujuan dasar desain grafis adalah untuk mencapai tujuan tertentu atau serangkaian
tujuan dengan cara dan teknik seni.
Desain grafis tidak termasuk dalam ranah kesenian, para desainer grafis
profesional lebih suka menyebut diri mereka sebagai desainer, bukan seniman.
Menurut kamus Merriam-Webster, seni adalah penggunaan keterampilan secara
sadar dan imajinasi yang kreatif terutama dalam membuat sesuatu yang estetis.
Objek-objek seni sangat dihargai karena keindahan, nilai estetika, dan daya tarik
emosional mereka, dan itu bukan merupakan tujuan dari desain grafis.
Gambar 1. Desain Logo ForceCop

Gambar 2. Kartu Bisnis

Pekerjaan desainer grafis dapat digambarkan sebagai membangun jembatan


antara seni dan desain yang fokus pada tujuan. Desainer mengombinasikan
kekuatan seni dan desain yang berfokus pada satu tujuan dan pasar yang jelas.
Edward Tufte menyatakan bahwa desain yang bagus sangat mirip dengan
pemikiran yang jernih yang dibuat menjadi visual, dan itu adalah definisi yang
menunjukkan apa yang para desainer grafis ingin dapatkan. Desain grafis adalah
ilmu yang dinamis dan senantiasa mengalami perubahan serta perkembangan,
para desainer dituntut untuk senantiasa mengikuti perubahan tersebut.
C. Estetika dalam Desain Grafis
Sudah menjadi kepastian setiap orang berhak menilai, berhak meyakini, dan
berhak berdebat tentang makna keindahan. Peristiwa keindahan itu pada dasarnya
haruslah lengkap. Ada obyek, ada kesadaran, ada pengamat, ada konsepsi-
konsepsi serta harus pula dilengkapi oleh keyakinan akan adanya rasa dalam diri
kita yang secara jujur menyatakan bahwa hal semacam itu mempesonakan,
menggetarkan, menakjubkan bahkan mengharukan.
Estetika dalam desain berbeda dengan estetika murni. Penganut estetika
murni sulit menerima berbagai bentuk yang diluar estetika murni. Estetika dalam
desain termasuk dalam estetika terapan karena estetika terapan tidak sepenuhnya
menggunakan kepuasan batin dari pembuatnya karena ada tanggungjawab
tersendiri untuk mencapai tujuan sebagai efek dari proses produksi.
Dalam dunia desain di zaman ini, kehadiran estetik merupakan sebuah
keharusan. Semua ciptaan manusia pada saat ini pada akhirnya akan
membicarakan mengenai estetik, bagaimana cara agar telepon genggam anda
terasa indah dilihat, terasa elegan, dan bahkan bagaimana cara agar telepon
genggam anda mudah digenggam dan digunakan, dan pada akhirnya bagaimana
agar telepon genggam tersebut dikemas dengan kemasan yang menarik, serta
aman, semuanya akan berbicara soal estetik. Estetik di masa sekarang lebih sering
dipakai sebagai alat penjual, menambah nilai jual dari sesuatu. Seorang desainer
grafis akan melibatkan estetik yang berkaitan dengan unsur komunikasi.
informasi, dan biaya sesuai dengan proses perencanaannya.
Bagi seorang desainer, hal-hal yang berkaitan dengan pertimbangan ekonomi
adalah merupakan tujuan estetik yang diperhitungkan secara ekonomi. Kadang-
kadang estetik yang tercipta merupakan tuntutan pasar yang menjadi trend pada
saat itu yang memikat daya beli konsumen untuk membeli. Kadang-kadang
sebagai usaha untuk mengatasi persaingan kualitas dari barang sejenis. Pernahkah
anda melihat dan anda sadari bahwa suatu perusahaan akan mengubah logo dan
identitas perusahaannya agar daya saing perusahaannya meningkat? Dalam
konteks ini, fungsi estetik yang berkaitan dengan aspek ekonomi sebenarnya
cukup banyak. Karena selama manusia ada di permukaan bumi, ia akan menyukai
segala sesuatu yang indah menurut mereka. Manusia adalah pemuja keindahan
walaupun hanya sesaat. Manusia rela mengorbankan uangnya untuk apa saja yang
menyenangkan dirinya, termasuk barang-barang yang indah itu.
Seorang desainer dalam mendesain sesuatu sudah barang tentu akan
mempertimbangkan tujuan dari pekerjaan yang dikaitkan dengan kriteria-kriteria
yang telah disepakati, ada beberapa tujuan yang selama ini bisa kita amati yang
berkaitan dengan ciri-ciri penerapan estetik dalam suatu produk, yaitu desain yang
bersifat sesaat, desain yang bersifat kontemporer, desain yang bersifat lama,
desain pesanan, serta desain eksperimental.

D. Estetika dalam Desain Grafis Modern


Estetik modern cenderung mempunyai ciri serba bebas, dinamis,
konsepsional, dan mempunyai relevansi, keterkaitan ke arah perkembangan
teknologi baru. Bidang-bidang dalam desain grafis akan senantiasa bertambah
seiring dengan perkembangan teknologi. Hal ini secara tidak langsung
membuktikan bahwa desain grafis modern sangat dipengaruhi oleh teknologi, dari
zaman telepon genggam dengan tombol nomor, hingga telepon genggam dengan
layar sentuh.
Teknologi juga memengaruhi trend desain grafis. Salah satu tonggak terbesar
dalam revolusi desain modern adalah penggunaan flat-design secara luas oleh
Microsoft yang memperkenalkan flat-design bersamaan dengan keluarnya sistem
operasi terbaru mereka, Windows 8 pada tahun 2012. Sejak saat itu, trend flat-
design menjadi menjamur, atau bahkan menjadi sebuah titik revolusi desain
hingga saat ini, meninggalkan trend desain lama, serta memunculkan bibit-bibit
desain baru yang bisa dipelopori oleh siapa saja. Flat-design sebenarnya bukanlah
hal yang baru, flat-design bermula dari Swiss-style yang muncul pada 1920.
Kunci dari style ini adalah simpel, keterbacaan, dan objektivitas, dan itulah yang
diyakini oleh para desainer pada zaman sekarang, simpel, keterbacaan, dan
objektivitas.
Gambar 3. Josep Müller-Brockmann, AutoClub of
Switzerland Poster, 1955

Gambar 4. Joseph Müller-Brockmann, Zürich Town


Hall Poster, 1955

Desain grafis tidak hanya berkembang dari sisi visual, namun juga senantiasa
berkembang dalam hal pengalaman pengguna (user experience). Seperti yang
telah dibahas sebelumnya, desain adalah tentang bagaimana membuat sesuatu
mudah untuk digunakan atau mudah dipahami (Vipond, 2015). Estetika dalam
desain grafis modern yang senantiasa mengikuti perkembangan zaman membuat
apa saja yang tidak ikut terlibat didalamnya menjadi memiliki nilai estetik yang
kurang, karena tidak berada dalam kondisi dan waktu yang tepat.
Sebagai contoh, tampilan antarmuka pada sistem operasi Windows95
mungkin akan dipandang sebagai penampilan dengan rasa estetik yang tinggi pada
tahun diluncurkannya, namun seiring berjalannya waktu, teknologi kian
berevolusi dan memunculkan sistem-sistem operasi yang baru dengan antarmuka
yang telah diperbarui pula, sehingga memunculkan persepsi bahwa tampilan
antarmuka pada Windows98-pun terlihat jelek dan kuno karena kita
membandingkan dengan kondisi sekarang. Hal itu juga berlaku hampir pada
semuanya di dalam desain, yang tidak mengikuti perkembangan zaman akan dicap
sebagai kuno dan jelek, walaupun tentu saja akan tetap ada pecinta-pecinta aliran
klasik, karena estetika merupakan pendapat pribadi manusia yang dipengaruhi
oleh banyak sekali faktor.

Gambar 5. Tampilan Antarmuka Windows 95


Gambar 6. Tampilan Antarmuka Windows 7

Gambar 7. Tampilan Antarmuka Windows 10

Dari tahun ke tahun tampilan antarmuka sistem operasi Windows semakin


modern dan simpel, lebih ke arah iconic dan sederhana, dimana memfokuskan
pada penyampaian pesan dan pengalaman pengguna. Desain yang simpel
membuat pesan yang kita ingin sampaikan lebih cepat tersampaikan, dan itulah
tujuan sebenarnya dari desain, menyampaikan pesan.
Bentuk-bentuk penyederhanaan (skeumorphism) kerap kali digunakan dalam
berbagai desain, misalnya ikon dan simbol-simbol, dimana orang-orang akan tahu
dengan cepat bahwa itu adalah logo perusahaan pakaian ternama, bahwa itu
adalah ikon sebuah tong sampah, yang secara tidak langsung mengarahkan
pengguna untuk membuang sampah di situ, atau melakukan kegiatan ‘membuang’
jika anda memilihnya atau ikon ‘+’ bahwa itu adalah simbol untuk menambahkan
sesuatu.

Gambar 8. Kumpulan Contoh Ikon Material Design

Gambar 9. Ikon '+' dari Material Design

Pernahkah terpikir bahwa ikon di atas secara tidak langsung menstimulasi


anda untuk melakukan sesuatu yang baru?
Manusia cenderung menangkap gambar lebih cepat daripada tulisan, itulah
mengapa ikon menjadi sebuah sesuatu yang ‘selalu ada’ pada setiap desain pada
saat sekarang. Selain itu, penggunaan tipografi yang tepat, dalam arti mudah
dibaca dan memperkuat maksud dan tujuan dari desain menjadi kunci utama
dalam penyampaian pesan pada saat ini. Mari kita lihat pada contoh di bawah ini.
Kita bisa merasakan bahwa kalimat yang di bawah terasa lebih mengena dan
lebih imajinatif untuk membayangkan seberapa besarkah anjing tersebut.

Begitu juga dengan tulisan di atas, semakin ke bawah semakin terasa rasa
‘cepat’nya. Hal itu disebabkan oleh penggunaan tipografi yang tepat sehingga
memaksimalkan rasa pembaca tulisan tersebut.
E. Tren Desain Grafis
Berbicara mengenai estetika pada desain grafis modern yang mengikuti
perkembangan zaman, rasa ‘indah’ sendiri senantiasa mengalami perubahan. Di
zaman sekarang, hampir semua aspek desain berevolusi menuju desain yang
simpel dan mengena. Mari kita lihat perubahan di aspek ikonik dari tahun ke
tahun.
Gambar 10. Ikon Gambar 11. Ikon Gambar 12. Ikon
Pada Windows XP Pada Windows 7 Pada Windows 10

Bisa dilihat bahwa setiap perubahan akan membawa ikon tersebut menjadi
terlihat lebih simpel dan sederhana. Desain yang sederhana pun senantiasa
berkembang, bermula dari flat-design menuju flat-design dengan penggunaan
warna-warna gradien.

Gambar 13. Penyederhanaan Logo

Gambar 14. Penyederhanaan Logo Google


Pernahkah anda melihat logo lama aplikasi Instagram? Jika dibandingkan
dengan logo sekarang, tidak lain dan tidak bukan adalah penyederhanaan bentuk
(skeumorphism) dan penggunaan warna-warna sederhana, walaupun pada
kenyataannya tidak semua orang serta-merta menerima perubahan-perubahan ini.

Gambar 15. Logo Instagram Lama dan Baru

Gambar 16. Pikachu Poster oleh Tubik Studio


Flat-design juga semakin mengalami perkembangan dengan munculnya
gradien sebagai peningkatan dari flat-design. Adapula flat-design dengan style-
style baru lainnya seperti long-shadows, drop-shadows, atau blur. Peningkatan-
peningkatan ini biasa disebut juga dengan flat-design 2.0 atau semi flat-design.
Kemunculan gradient yang banyak diterapkan oleh industri-industri besar seperti
iOS dan Instagram membuat style ini semakin populer.
Gambar 17. Transisi Warna dan Tipografi Elje
Group’s.

Gambar 18. Desain Homepage Codecourse


Gambar 19. Card Design Untuk Game Galaxii oleh
boorykin

Pada jalur lain juga berkembang style duotones, dipopulerkan oleh aplikasi
music Spotify. Dengan gabungan gradien dan tipografi yang berani membuat
duotone menjadi salah satu trend terhangat di 2018. Duotones telah mengalami
masa populer sebelumnya pada tahun 1980-1990. Dengan dikombinasikan dengan
flat-design dapat membuat kesan retro dan flat. Seperti yang banyak desainer
katakan “Semua yang lama akan menjadi baru lagi,” dan pada tahun 2018 akan
menjadi tahun yang memadukan desain grafis di masa lampau dan di masa
sekarang. Selain duotones, animasi dan gif menjadi sangat populer akhir-akhir ini.
Adapula desain vintage dengan tingkat detail yang tinggi, fotografi yang
dipadukan dengan tipografi yang berani, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Gambar 20. Spotify Menggunakan Gambar Duotone
Sebagai Branding dan Cover Art

Gambar 21. Yeti Photography, Kombinasi antara Fotografi dan


Tipografi yang Berani
Gambar 22. Penggunaan Duotones pada Desain Web
DAFTAR PUSTAKA

Cann, Mila Jones. (2018). 10 inspirational graphic design trends for 2018. Diakses
pada 3 Juni 2018 dari https://99designs.com/blog/trends/graphic-design-
trends-2018/, 15:58
Heisler, Yoni. (2016). The entire world is still tearing Instagram’s horrible new
look apart. Diakses pada 3 Juni 2018 dari http://bgr.com/2016/05/12/
instagram-new-icon-criticism-funny/, 14.37
Prayoga, Ferdiyansyah Dicky. (2016). Apakah yang Dimaksud dengan Estetika
(Aesthetic)?. Diakses pada 16 April 2018 dari https://www.dictio.id/t/
apakahyang-dimaksud-dengan-estetika-aesthetic/1547, 21:08
Rogcg. (2015). Floating Action Button on Android. Diakses pada 3 Juni 2018 dari
https://rogcg.github.io/articles/2015-12/floating-action-button-on-
android, 14.43
Sachari, Agus. (1989). Estetik Terapan. Spirit-Spirit yang Menikam Desain.
Bandung: Nova.
Sukarman B. (2006). Estetika. Makassar: Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri
Makassar.
Tkachenko, Sergey. The evolution of the File Explorer icon in Windows 10.
Diakses pada 3 Juni 2018 dari https://winaero.com/blog/the-evolution-of-
the-file-explorer-icon-in-windows-10/, 13.05
Vipond, Dean. (2015). Explaining graphic design to four-year-olds. Diakses pada
2 Juni 2018 dari https://medium.com/@deanvipond/explaining-graphic-
design-to-four-year-olds-fe9257ffaf3d, 23:27
Wikipedia. (2018). Microsoft Windows version history. Diakses pada 3 Juni 2018
dari https://en.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Windows_version_history,
02:38
Yalanska, Marina. Flat Design. History, Benefits and Practice. Diakses pada 3 Juni
2018 dari https://tubikstudio.com/flat-design-history-benefits-and-
practice/, 01:58
Yalanska, Marina. (2018). Many Faces of Graphic Design: What Graphic
Designers Do. Diakses pada 2 Juni 2018 dari https://uxplanet.org/many-
faces-of-graphic-design-what-graphic-designers-do-b73a0e611115, 23:24

Anda mungkin juga menyukai