Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MENGANALISIS KONSEP, PROSEDUR, FUNGSI, TOKOH, DAN


NILAI ESTETIS

Disusun Oleh
Kelompok I
1. A Nur Riskiani
2. Abdul Rajab
3. Afita Sari
4. Aldo Reamon

SMA NEGERI 2 TOPOYO


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
           

Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, serta sholawat sera salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Oleh karena bimbingan dan jalan kemudahan dari Allah makalah
Prakarya dapat terselesaikan.

            Terselesaikannya makalah ini juga atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada guru Seni Budaya. Semoga bantuan dari
Bapak/Ibu dan sdr/I menjadi suatu ladang amal dan diberikan balasan yang lebih baik dari
Allah SWT.

            “Tiada gading yang tak retak” sebagaimana makalah ini masih belum sempurna.
Namun demikian penyusun hanya bias berusaha untuk memberikan yang terbaik. Semoga
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

       

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia.
Dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan
perkembangan kebudayaan manusia, kesenian sebagai produk budaya juga terus
berkembang sesuai dengan keadaan masanya. Dalam perkembangan seni, muncul seni
kontemporer sebagai refleksi fenomena sosial yang menunjukkan kondisi kreatif pada
masa terakhir. Seni kontemporer memiliki sifat yang lebih membumi (karena
kebanyakan merupakan refleksi fenomena sosial), dan populis daripada seni tradisional.
Berkembangnya seni rupa kontemporer diikuti dengan banyaknya seniman yang terjun
dalam seni rupa kontemporer. Banyaknya jumlah perupa kontemporer tersebut
menimbulkan masalah tersendiri yang pelik. Sebagai perupa mereka di tuntut untuk
berkarya dan menggelar karyakarya mereka. Yang berujung pada keinginan untuk
mendapatkan apresiasi dari orang lain (masyarakat dan pelaku seni), untuk menuju ke
sana mereka tentu butuh wadah serta fasilitas yang memadai.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah untuk makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Konsep dalam karya seni?
2. Apa yang dimaksud dengan Prosedur dalam karya seni?
3. Apa yang dimaksud dengan fungsi ?
4. Siapa sajakah termasuk tokoh-tokoh seni rupa?
5. Seperti apakah nilai estetis itu?
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian analisi dalam konteks apresiasi adalah Suatu usaha untuk mengamati
secara detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen
pembentuknya atau penyusunnya untuk di kaji lebih lanjut. pengertian apresiasi seni lebih
dalam lagi alat penilaian terhadap karya seni mudah dari mengenali memberi nilai sehingga
menghargai bentuk dari setiap individu yang menikmatinya

A. KONSEP
Dengan seiring berkembangnya jaman, seni juga mengalami berbagai perubahan,
ketika berbicara mengenai seni memang tak akan ada batasan tersendiri karena seni itu
merupakan wujud ekspresi seseorang dalam menumpahkan imajinasinya yang berisikan
cerita, keindahan, serta curahan hati yang membuat sebuah karya seni.
Adapun konsep berkarya seni rupa diantaranya yaitu:
a.        Melakukan Pengamatan
Melakukan pengamatan mempunyai maksud untuk melaksanakan pengamatan
terhadap realitas internal spiritual di dalam diri. Karena akan berkaitan dengan cita-
cita, keinginan dan lainnya, untuk itu pengamatan sangatlah penting.
b.        Menentukan Tema
Kemudian ketika proses pertama sudah dilakukan, kemudian tanyalah diri
kalian pribagi bahwa kegiatan apakah yang paling kuat dan bisa untuk dituangkan
dalam sebuah karya seni lukis, sehingga ini akan menjadi tema dalam karya seni yang
akan dibuat.
c.         Membuat Sketsa
Setelah tema mengenai gambaran apa yang akan dilukis beres, maka buatlah
sketsa dengan mengambilnya melalui ide yang ditemukan, kepuasan dalam membuat
karya seni lukis ialah ketika ide dapat diwujudkan dalam sebuah karya seni lukis.
d.        Menganalisis Sketsa
Sketsa selesai dibuat setelah itu diperlukan analisis dari aspek visual,
konseptual, bahan baku seni dan teknik yang akan digunakan. Setelah tahap ini
dilakukan, maka ekspresi diri seharunya sudah cukup penuh dan mulai tuangkan
ekspresi tersebut di sebuah lukisan.
e.         Menyajikan Karya
Nah setelah semua tahap selesai dilewati maka perlu penyajian karya seni
lukisa untuk memperlihatkan hasil karya yang telah dibuat dengan sebuah pameran.
Sebelum lukisan dipamerkan, sebelumnya lukisan harus dibubuhi ringkasan konsep,
pembuatan label “judl, tahun, media, nama pencipta, ukuran, foto karya seni “, dan
deskripsi visual.
B. PROSEDUR
Pengertian analisis dalam konteks apresiasi adalah pengkajian yang cermat
terhadap karya seni rupa untuk mengetahui keberadaan karya yang sebenarnya.
Penelaahan secara mendalam dilakukan dengan cara menguraikan masalah pokok
dengan bagian-bagian karya seni, termasuk hubungan antar bagian dengan keseluruhan,
sehinggga kita memperoleh kesimpulan yang tepat ketika mengkaji karya seni rupa.
a.         Konsep
Dalam menganalisis karya seni rupa aspek konsep berkaitan dengan aktivitas
pengamatan karya seni untuk menemukan sumber inspirasi, interes seni, interes bentuk,
penerapan prinsip estetik, dan pengkajian aspek visual, seperti struktur rupa, komposisi,
dan gaya pribadi.
b.        Unsur
Sementara, ketika menganalisis unsur rupa kita mengkaji kualitas penggunaan
garis, warna, ruang, tekstur dan penyajian bentuk dalam karya seni rupa murni, desain
dan kriya.
c.         Prinsip
Selanjutnya prinsip estetik kita analisis dengan mengkaji aspek:
1)        keselarasan (harmony),
2)        kesebandingan (proportion),
3)        irama (rythme),
4)        keseimbangan (balance), dan
5)        penekanan (emphasis) dalam karya seni rupa.
Termasuk kaitannya dengan prinsip estetik yang dianut perupa, misalnya kita
perlu menetapkan apakah perupa menggunakan pendekatan estetika pramodern,
estetika modern, atau estetika posmodern.
d.        Bahan
Gagasan seni memerlukan penggunaan bahan baku seni tertentu. Setiap bahan
memerlukan pengolahan dan penggunaan alat dan teknik yang sesuai dan serasi.
Misalnya patung yang dipersiapkan sebagai elemen estetik sebuah taman, tidak akan
menggunakan bahan kayu dengan teknik pahat, tetapi menggunakan bahan perunggu
dengan teknik cor, karena bahan inilah yang tahan terhadap perubahan cuaca.
e.          Teknik
Analisis teknik adalah tahapan penting dalam penilaian seni, karena informasi
tersebut merupakan bukti proses pembuatan karya seni untuk menafsirkan nilainya.

C.  FUNGSI
Seni rupa berdasarnya fungsinya itu di bagi menjadi 2 yaitu: fungsi individu dan
fungsi sosial. Tentu saja keduanya ini sangat berbeda.
a.        Fungsi Individu
Fungsi seni rupa individu yaitu bersifat untuk memuaskan diri sendiri. Artinya
seseorang menciptakan karya seni itu hanya untuk mengekspresikan dirinya untuk
memuaskan batin.
Tentu saja hasil karyanya akan memancarkan aura yang sangat mendalam karena
merupakan hasil luapan ekspresi dari seseorang entah itu sedih, senang, dan lain
sebagainya.
b.        Fungsi Sosial
Sedangkan fungsi rupa sosial dari seni merupakanyang memberikan kepuasan
banyak orang, misalnya saja seni dalam bidang rekreasi yang bisa dinikmati banyak
orang, seni dalam komunikasi agar bisa menarik di hadapan banyak orang, serta seni di
bidang rohani.

D. TOKOH
Seni rupa adalah salah satu cara untuk mengekspresikan diri dengan bebas
sebebas-bebasnya tanpa mengkhawatirkan pandangan orang lain dan tanpa dicampuri
oleh sudut pandang orang lain. Para pemula apalagi tokoh seni rupa tahu bahwa seni rupa
atau seni lukis ini bukan sebuah karya seni yang simpel dan sederhana, justru merupakan
sebuah karya yang melalui proses penciptaan yang rumit.
Sebuah karya seni bisa dikatakan memiliki nilai seni apabila ia sudah memiliki
semua unsur-unsur seni rupa, serta memenuhi delapan prinsip seni rupa yang utama,
yaitu kesebandingan, gradiasi, kesatuan, keselarasan, irama, keseimbangan, penekanan
dan komposisi.
Berikut adalah beberapa tokoh seni rupa Indonesia yang harus kita ketahui dan
apresiasi karyanya yang abadi :
1. Abdullah Suriosubroto
Seorang pelukis pertama Indonesia di abad ke 20, lahir tahun 1878 dan awalnya
sempat kuliah kedokteran di Batavia, hanya saja setelah ia melanjutkan kuliah ke
Belanda justru banting setir ke melukis. Pecinta pemandangan alam ini memiliki aliran
seni sendiri yakni Mooi Indie, hanya saja jika diperhatikan betul secara garis besar mirip
dengan naturalisme. Contoh lukisannya yang terkenal adalah Bambu Woods.
2. Affandi Koesoema
Terlahir sebagai pemuda Cirebon tahun 1907 dan meninggal tahun 1990. Seorang
pelukis yang rendah hati dan bahkan tak tahu aliran apa yang ia geluti. Ia hanya
menumpahkan warna-warna cat secara acak di atas kanvas, lalu menyelesaikan
lukisannya dengan menggunakan jemari bukannya kuas seperti pelukis lain. Dunia
menyebutnya maestro, sementara ia hanya menyebut dirinya sebagai tukang lukis saja.
Sampai wafat, ia sudah melukis lebih dari 2000 lukisan salah satunya adalah Kebun
Cengkeh, Perahu dan Matahari, Andong Jogja dan masih banyak lagi.
3. Barli Sasmitawiyana
Seorang pelukis yang terlahir tahun 1921 dan menutup usia tahun 2007 silam,
mulai melukis pada tahun 1930 saat usianya masih 9 tahunan di sebuah studio milik
pelukis Belgia yang tinggal di Bandung yakni Jos Pluimentz. Ia menempuh pendidikan
seni di Paris tahun 1950 dan saat pulang ke Indonesia membuka Sanggar Rangga
Gempol di Dago, Bandung. Beberapa lukisannya adalah Affandi dan Istri Pulang
Melukis Pohon Apel, Bobotoh, Penari Kipas 2 dan masih banyak lainnya.
4. Basuki Abdullah
Pelukis ini adalah pelukis Istana Merdeka di tahun 1974, merupakan putra dari
pelukis abad 20 Indonesia yakni Abdullah Suriosubroto. Terlahir tahun 1925 dan wafat
tahun 1993. Termasuk ke dalam jajaran maestro lukis Indonesia dengan aliran realis, ia
bahkan terkenal sebagai pelukis yang mampu melukiskan kecantikan wanita dengan
sangat sempurna. Pada sebuah kompetisi di Belanda, ia mengalahkan 87 orang pelukis
Eropa dan mengharumkan Indonesia.
5. Delsy Syamsumar
Terlahir di Medan tahun 1935 dan pindah ke Sumatera pada masa perang
revolusi sampai usianya SMA. Kala itu, bakat melukisnya sudah nampak sejak usia 5
tahun, ia juga selalu mendapat nilai sempurna untuk seni rupa. Di usianya yang ke 17
tahun ia membuat komik perjuangan yang dikirim ke majalah Aneka, dan kelak berkat
komik itulah namanya terkenal sampai ke seluruh Indonesia. Berkat itu pula ia hijrah ke
Jakarta dengan difasilitasi oleh penerbit dan produktif menelurkan banyak hasil karya
bernilai tinggi. Beberapa contohnya adalah Heroisme Cut Mutia, Kereta Api Terakhir
Yogyakarta dan komik Si Semut.

E. NILAI ESTETIS
Nilai estetis secara teoretis dibedakan menjadi (1) objektif/intrinsik dan (2)
subjektif/ ekstrinsik. Nilai objektif khusus mengkaji gejala visual karya seni. Aktivitas
ini mendasarkan kriteria ekselensi seni pada kualitas integratif tatanan formal karya seni
yang mengutamakan relasi antar unsur visual yang terjalin padu dalam sebuah karya seni
(pendekatan formalis).
Nilai subjektif menelusuri nilai estetis dengan menjawab pertanyaan;
Apakah lukisan ini memukau dan hadir dalam kehidupan pribadi saya? Efek apakah yang
diberikannya pada saya? Jika demikian sejauh mana?
Pengalaman mengamati dan menikmati karya seni demikian biasanya melukiskan
pengembaraan imaji, emosi, suasana kejiwaan yang hidup dalam diri pengamat
(pendekatan impresionis). Nilai estetis dikaji berdasarkan upaya menelusuri aspek sosial,
psikologis dan historis karya seni.
Pengkajian dilakukan dengan mempelajari asal-usul karya seni dan pengaruh
yang menimpanya (pendekatan kontekstualis). Bila seni dipandang sebagai sarana
memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik dan lain-lain, maka seni
adalah alat untuk mencapai tujuan tertentu. Nilai seni terletak pada manfaaat dan
kegunaannya (pendekatan instrumentalis).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan yakni analisi dalam konteks
apresiasi adalah Suatu usaha untuk mengamati secara detail sesuatu hal atau benda
dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau penyusunnya
untuk di kaji lebih lanjut.
Adapun komponen-komponen yang diperlukan untuk mengamati suatu benda
agar bisa di ambil kesimpulan yakni dengan melalu suatu konsep, prosedur, fungsi,
tokoh, dan nilai estetis sehingga akan mencapai suatu kajian yang kompleks

B. Kritik dan Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih perlu adanya
pembenahan. Maka kami membutuhkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anggikusumah(2016),http://sekolahanggikusumah.blogspot.com/2019/08/menganalis is-
konsep-prosedur-tokoh-dan.html3, diakses pada tanggal 30 januari 2022

https://www.eduspensa.id/seni-rupa/#a

https://ilmuseni.com/seni-rupa/tokoh-seni-rupa-indonesia

https://www.maolioka.com/2018/05/cara-menganalisis-jenis-tema-fungsi-dan.html

Anda mungkin juga menyukai