Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Seni

Patung Indonesia
HUTOMO ALAMSYAH PUTRA
PANGGABEAN
(2213351008)

DEVI KETTYRINA DABARIBA SILALAHI


(2213351012)

NADIA PUTRI PILIANG


(2211151009)
Pengertian Seni Patung

Seni patung adalah cabang seni rupa yang berwujud tiga dimensi. Biasanya
diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah
liat) atau casting (dengan cetakan). Seiring dengan perkembangan seni
patung modern, maka karya-karya seni patung menjadi semakin beragam,
baik bentuk maupun bahan dan teknik yang digunakan, sejalan dengan
perkembangan teknologi serta penemuan bahan- bahan baru. Dalam
pengertian seni tradisi, seni patung sering diidentikkan dengan seni arca,
sebuah bentuk karya tiga dimensi yang menggambarkan figur-figur
manusia atau dewa-dewa. Biasanya patung terbuat dari batu, kayu, gerabah,
atau logam perunggu.
Seni Patung Masyarakat Pra-
Sejarah di Indonesia
Munculnya seni patung di Indonesia pertama kali terjadi pada zaman Perunggu, sekitar tahun
500 SM. Zaman ini dikenal sebagai masa perpindahan orang-orang Melayu Muda dari
Yunnan ke Indonesia. Mereka membawa kebudayaan hidup bermasyarakat, pengetahuan
mengenai cara bercocok tanam, pembuatan perkakas untuk keperluan sehari-hari,
pembuatan senjata untuk berburu, dan patung-patung perwujudan manusia sebagai bagian
dari ritual kepercayaan masyarakat saat itu.

Memasuki zaman Megalitikum, di beberapa wilayah di Indonesia ditemukan teknik


pembuatan alat-alat yang lebih canggih, yang dinamakan teknik metalurgi. Ditemukannya
metode baru tersebut membuat masyarakat dapat menciptakan alat-alat yang terbuat dari
logam, termasuk menciptakan sebuah karya seni logam dengan motif yang lebih rumit,
dibandingkan sebelumnya yang umumnya memanfaatkan media batu, kayu, atau tanah.
Corak seni patung yang berkembang pada masa
prasejarah di Indonesia lebih kepada corak
Monumental, di mana corak tersebut mewakili
kesenian gaya neolitik. Corak ini memiliki ciri
penggambaran pada wujud patung yang dibuat
secara frontal dengan motif-motif simbolik yang
sederhana, seperti garis, diagonal, titik, dan
sebagainya.

Seni patung zaman pra-sejarah tersebut


didominasi oleh gaya Polinesia dengan ciri-ciri
desainnya yang sederhana, mendekati bentuk
asli bahannya, bergaya kaku, dan bersudut-
sudut. Salah satu contoh patung gaya
kebudayaan Polinesia yang sangat terkenal
adalah patung Eta Moai di Pulau Paskah. Di
Indonesia patung yang serupa banyak tersebar
di beberapa wilayah, seperti Palembang,
Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Irian Jaya.
Seni Patung Modern Indonesia
Sejarah seni patung memang mengalami pasang-surut. Pada masa pra-sejarah
sifat seni patung yang monolith, dengan fungsi magis, penuh dengan arti
simbolis. Sedangkan pada masa Hindu-Budha di Jawa Tengah, dan Bali patungnya
bergaya lemah gemulai, luwes dan klasik. Di Jawa Timur gaya patungnya statis,
kaku, meskipun diciptakannya patung itu masih dalam kurun waktu zaman Hindu-
Budha. Pada waktu Kebudayaan Islam masuk ke Indonesia, seni patung
mengalami kemunduran. Setelah Indonesia mengalami kemerdekaan seni patung
mulai tumbuh dan berkembang kembali.
Seni patung tradisional berfungsi sebagai sarana perwujudan dewa-dewa dalam
kepercayaan Hindu. Seni patung dibedakan antara Arca/pratime dan Bedogol. Arca/pratime
merupakan perwujudan dewa-dewa dalam bentuk mini yang ditempatkan dalam bilik pura
(bangunan suci). Sedangkan Bedogol memiliki wujud yang lebih besar yang ditempatkan di
luar, pada tiang-tiang dan dinding-dinding dalam ba- ngunan suci pura, atau mengapit
undak-undak pada pintu gerbang pura berupa perwujudan dewa-dewa ataupun raksasa
dalam mitos Hindu.

Dalam perkembangannya patung ini digolongkan ke


dalam patung klasik atau tradisional yang mana
proporsi, anatomi, bahkan sampai hiasannya telah diatur
dalam aturan tertentu yang digali dari nilai-nilai
religiusitas dalam agama Hindu. Maka kelahiran nilai
estetis pada karya seni patung adalah hasil peleburan
dari gagasan dan transformasi fisik dalam situasi ritual.
Itulah sebabnya kelahiran nilai estetis dari patung Dewa-
Hindu dan Budha ditunjang oleh bersatunya gagasan
dengan daya cipta seniman sebagai proses kejiwaan.
Tokoh-Tokoh Seni Patung Indonesia

I Nyoman Nuarta Edhi Sunarsono Dolorosa Sinaga


I Nyoman Nuarta
Salah satu karya I Nyoman Nuarta adalah Patung Arjuna Wijaya. Patung ini adalah monumen
berbentuk patung kereta kuda dengan air mancur yang terbuat dari tembaga yang terletak
di persimpangan Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka. Perancang Patung Arjuna
Wijaya adalah maestro pematung Indonesia asal Tabanan, Bali, Nyoman Nuarta. Patung ini
dibangun sekitar tahun 1987, seusai lawatan kenegaraan Presiden Indonesia Soeharto dari
Turki. Proses pembuatan Patung Arjuna Wijaya dikerjakan oleh sekitar 40 orang seniman dan
pengerjaannya dilakukan di Bandung, Jawa Barat.
Edhi Sunarsono
Banyak sekali karya yang sudah diciptakan oleh
tangan pematung satu ini diantaranya yakni
Patung Selamat Datang di Bundaran Hotel
Indonesia dan Diorama Sejarah Monumen
Nasional di Jakarta. Monumen Selamat Datang
adalah sebuah monumen yang terletak di tengah
Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Indonesia.
Monumen ini berupa patung sepasang manusia
yang sedang menggenggam bunga dan
melambaikan tangan. Patung tersebut
menghadap ke utara yang berarti mereka
menyambut orang-orang yang datang dari arah
Monumen Nasional.
Dolorosa Sinaga
Salah satu karya Dolorisa adalah Faith
And Illussion. Patung Ini
menggambarkan tentang iman yang
kita tempatkan dalam kemajuan dan
manfaatnya bagi masyarakat. Tetapi di
tengah berdiri seorang wanita yang
menderita, ketika dia menyadari bahwa
harapan untuk masa depan yang lebih
baik ini hanyalah ilusi ketika yang kaya
semakin kaya, yang miskin semakin
miskin dan manfaatnya tidak terjadi.
Kesimpulan
Seni patung adalah cabang seni rupa yang berwujud tiga dimensi.
Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya
dengan bahan tanah liat) atau casting (dengan cetakan).
Munculnya seni patung di Indonesia pertama kali terjadi pada
zaman Perunggu, sekitar tahun 500 SM. Corak seni patung yang
berkembang pada masa prasejarah di Indonesia lebih kepada
corak Monumental, di mana corak tersebut mewakili kesenian
gaya neolitik. Selanjutnya, gaya monumental patung arwah tradisi
masa prasejarah kemudian mendapat perkembangan yang luar
biasa pada masa masuknya agama Hindu–Budha dan berkembang
hingga saat ini.

Anda mungkin juga menyukai