Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PENCIPTAAN

EKSPLORASI ESTETIKA PISANG SEBAGAI


METAFORA DALAM PENCIPTAAN KARYA
SENI LUKIS

Yuri Christiani

2015003059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENCIPTAAN

EKSPLORASI ESTETIKA PISANG SEBAGAI


METAFORA DALAM PENCIPTAAN KARYA
SENI LUKIS

Telah disetujui dan disahkan untuk memenuhi salah satu persyaratan


menyusun tugas akhir bukan skripsi
Karya :
Yuri Christiani
(2015003059)
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan :
Yogyakarta, November 2018

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. M. Rusnoto Susanto. S.Pd..M.Sn Dra. Dharmawatin DP. M.Hum.

NIY. 7211318 NIY . 5990153

Mengetahui,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Dekan,

Nanang Bagus Subekti. S.Pd..M.Pd


NIY/NIDN. 7700207/0508067702

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

A. Judul Penciptaan.......................................................................................... 1
B. Bidang Ilmu ................................................................................................. 1
C. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
D. Fokus Masalah ............................................................................................ 3
E. Rumusan Ide Penciptaan ............................................................................. 4
F. Tujuan Penciptaan ....................................................................................... 4
G. Manfaat Penciptaan ..................................................................................... 5
H. Batas Peristilahan.......................................................................................5
I. Tinjauan Pustaka.........................................................................................7
1. Landasan Teori ...................................................................................... 9
a. Pengertian seni dan seni lukis ......................................................... 9
b. Unsur-unsur seni rupa ..................................................................... 9
c. Prinsip-prinsip seni rupa ............................................................... 11
J. Metode Penelitian
a. Eksplorasi ...................................................................................... 12
b. Analisis data ................................................................................... 13
c. Perancangan .....................................................................................14
d. Perwujudan .................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii
4

A. Judul Penciptaan
“Eksplorasi Estetika Pisang sebagai Metafora dalam
Penciptaan Karya Seni Lukis”

B. Bidang Ilmu

Penciptaan karya seni lukis.

C. Latar Belakang Masalah

Buah merupakan bagian dari tumbuhan berbunga


yang berasal dari perkembangan bakal buah atau
ovarium tumbuhan. Buah biasanya menyelimuti biji
atau bakal buah. Dilihat dari kandungan gizinya, buah
merupakan sumber mineral dan vitamin yang sangat
dibutuhkan tubuh manusia sebagai kelancaran
metabolisme. Buah memiliki berbagai macam bentuk,
warna, aroma, rasa, dan keunikan yang berbeda-beda
disetiap jenis tumbuhannya. Buah yang memiliki
keunikan tersendiri salah satunya adalah buah pisang.
5

Gambar 1. Buah pisang


(Dok. Yuri Christiani 2018)
Buah pisang memiliki tekstur daging buah yang
lembut, memiliki aroma buah yang khas, dan rasa
yang lezat. Di Indonesia, buah pisang merupakan
buah yang dapat ditemukan dengan mudah. Dapat
dikatakan buah pisang adalah buah yang digemari
oleh seluruh lapisan di masyarakat, mulai dari anak-
anak hingga orang tua, dari masyarakat desa hingga
masyarakat kota. Sering kali kita menemukan orang
tua yang memberikan bubur pisang kepada buah
hatinya yang baru berumur beberapa hari, tidak ada
rasa kekawatiran orang tua saat memberikan buah
pisang kepada buah hatinya.
Tidak perlu perawatan khusus dalam
membudidayakan tanaman pisang ini. Kita dapat
menjumpai tanaman pisang di sekitar pekarangan
6

rumah, kebun, atau tegalan. Pertumbuhan tanaman


pisang yang mudah ini, membuat banyak masyarakat
membiarkan tanaman pisang ini tumbuh secara asal
dan dibiarkan hidup secara alami bahkan tanpa
perawatan.
Membudidayakan tumbuhan pisang memiliki
segudang manfaat, dari pemanfaatan batang, daun,
buah pisang, bahkan kulit buah pisang. Air batang
pisang yang dicampur dengan jelaga dapat dipakai
untuk mengecat hitam anyaman bambu
(Rismunandar, 1986 : 68). Daun pisang biasanya
digunakan sebagai media pembungkus makanan.
Makanan yang dibungkus dengan daun pisang akan
memiliki kekhasan aroma tersendiri. Kulit buah
pisang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan
hewan peliharaan. Buah pisang sendiri sering
digunakan sebagai sumber bahan pangan yang
memiliki banyak kandungan. Banyak cara
mengkonsumsi buah kuning ini, ada jenis buah pisang
yang dapat dikonsumsi langsung, diolah terlebih
dahulu, dimakan saat masih mentah, atau pun
dijadikan tepung buah pisang. Buah pisang sendiri
memiliki banyak kandungan yang bermanfaat untuk
7

tubuh manusia. Sebuah pisang matang mengandung


99 gr kalori, 1,2 gr protein, 0,2 gr lemak, 25,8 mg
karbohidrat, 0,7 gr serat, 8 mg kalsium, 29 mg fosfor,
0,5 mg besi, 44 RE vitamin A, 0,08 mg vitamin B, 3
mg vitamin C dan 72 gr air (Khinanti, 2010 : 105).
Sejak zaman dahulu buah pisang sudah sangat
dekat dengan masyarakat di Indonesia, bukan hanya
sebagai bahan pangan yang dapat dikonsumsi namun
juga sebagai simbol-simbol yang sarat dengan
kepercayaan serta budaya adat istiadat di masyarakat.
Seringkali kita melihat pisang dijadikan sebagi simbol
yang menandai kedekatan hubungan pisang dengan
manusia. Pisang dalam bahasa jawa disebut gedhang
bahasa kiratannya “digeget bar madang” atau
dinikamati setelah makan. Seperti yang sering kita
lihat bahwasannya tradisi sesajen di Indonesia yang
masih sangat kental, pisang masih digunakan sebagai
repersentasi cita-cita, permohonan serta ucapan
syukur. Pemakaian pisang ini memiliki maksud
sebagai simbol dari permohonan terkabulnya doa
ambeg adil paramarta berbudi bawa leksana, atau
menjadi orang yang berwatak adil, berbudi luhur, dan
tepat janji (Sholikhin, 2010 : 53).
8

Tanaman pisang hingga saat ini masih


memegang peranan dalam upacara-upacara adat,
misalnya di beberapa daerah di Jawa, Sumatera serta
Bali. Sebatang pisang ditempatkan di bubungan
rumah pada saat mendirikan rumah atau didalam
acara-acara pernikahan. Hal ini sebagai perwujudan
agar penghuni rumah kedepannya akan dikaruniai
banyak anak.

Gambar. 2 . Buah pisang dalam acara adat pernikahan


(Dok. Yuri Christiani 2018)
Buah pisang sendiri popularitasnya di
masyarakat bukan hanya sebagai sumber pangan
namun lebih menyeluruh hingga ke sosial dan adat
istiadat. Dari keunikan buah inilah penulis mencoba
meresponi untuk berimajinasi dalam proses
penciptaan karya seni lukis, menggunakan pisang
9

sebagi objek utama. Penulis dalam proses berkarya


tidak melihat pisang sebagai buah saja, namun
mencoba membawa nilai estetika pisang kedalam
sebuah karya melalui penalaran metafora. Nilai-nilai
estetika pisang mengandung makna yang dalam yang
divisualisasikan dengan penyimbolan makna untuk
memperkuat dan memperindah visual serta makna
karya.
Penggunaan majas atau kiasan utamanya
dipandang sebagai strategi-strategi retoris yang
digunakan oleh para orator dan penulis untuk
memperkuat serta memperindah ucapan dan tulisan
mereka. Sebagai tambahan terhadap metafora yang
secara tradisional didefinisikan sebagai penggunaan
sebuah kata atau frasa untuk tujuan pernyataan
kemiripan antara dua (contoh: “Cinta itu mawar”)
(Danesi, 2011 : 134) . Dimana pisang dijadikan
sebagai metafora konseptual yang mereprsentasikan
pernyataan secara visual seluruh pemikiran abstrak
penulis dalam sebuah karya seni lukis. Penulis
mengunakan penalaran metafora ini untuk membawa
apresian berfikir lebih dalam ketika melihat karya
penulis. Bersumber pada fakta-fakta nyata
10

dilingkungan sosial, menjadi faktor yang kuat bagi


penulis melakukan perenungan dan mentransferkan
kedalam sebuah karya seni lukis.

D. Fokus Masalah
Dalam perwujudan sebuah karya seni, aspek yang paling
mendasar adalah ide, gagasan, konsep, serta nilai yang diolah dan
dikemas dalam sebuah karya seni lukis. Implementasi ekspresi penulis
dituangkan dalam sebuah karya seni lukis dengan keorisinalitasnya
sendiri sehingga masalah yang diangkat penulis dalam karyanya
memiliki perbedaan dari karya sebelumnya.
Buah pisang bagi penulis merupakan buah yang memiliki
keunikan teresendiri. Dari keunikan inilah penulis ingin meresponi
untuk dapat berimajinasi dalam ruang lingkup metaforis, menjadikan
pisang sebagai perwujudan makna yang berbeda bukan hanya sebagai
buah saja namun memiliki nilai estetika yang dapat diresponi. Subject
matter atau tema pokok ialah rangsangan cipta seniman dalam usahanya
untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyengkan (Kartika, 2004 :
28). Visualisasi karya-karya penciptaan yang penulis realisasikan disini
menjadikan objek buah pisang sebagai subject matter “tema pokok”
dengan mengkombinasikan objek-objek artistik yang nantinya
mendukung untuk mewujudkan visualisasi yang menarik dan berbobot
sebagai metafora dalam bentuk lukisan surialis. Dimana didalam
perwujudan proses berkarya, visualisasi buah pisang yang ringan ini
mengandung pesan penulis kepada apresian yang mampu membawa
penikmat seni berpikir dan memiliki ketertarikan tersendiri .

E. Rumusan Ide Penciptaan


11

1. Bagaimana mengimplementasikan gagasan


tentang visualisasi pisang sebagai hasil
kontemplasi dalam karya seni lukis?
2. Bagaimana penyampaian komunikasi visual
penulis yang membawa pisang sebagai metafora
melalui karya seni lukis?
3. Bagaimana menggali teknik kreatif eksplorasi
estetik pisang dalam penciptaan karya seni lukis?

F. Tujuan Penciptaan
1. Mengimplementasikan gagasan tentang visualisasi buah pisang
sebagai hasil kontemplasi kedalam sebuah karya seni lukis.
2. Melalui karyao ini penulis dapat berkomunikasi secara visual
dengan menggunakan penalaran metafora serta memberikan
semangat baru kepada apresian.
3. Menggali teknik kreatif eksplorasi estetika pisang dalam
peciptakan karya seni lukis dengan teknik surialis.

G. Manfaat Penciptaan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penciptaan karya
seni lukis dengan tema “Eksplorasi Estetika Pisang sebagai
Metafora dalam Penciptaan Karya Seni Lukis” adalah :
1. Khusus :
a. Sebagai media pemicu penulis dalam proses kreatif hasil
kontemplasi dan mengembangkan kemampuan memvisualisasi
ide maupun konsep.
b. Dapat menjadi perwujudan ekspresi kegelisahan penulis
12

melihat masalah-masalah sosisal di lingkungannya.


2. Umum :
a. Dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya seni
lukis.
b. Sebagai media komunikasi, ekspresi, dan kreatifitas penulis
dengan apresian.
c. Agar apresian tidak hanya mengapresiasi karya dari segi
penyajian visualnya saja, namun juga segala pesan dan cerita
didalamnya juga dapat diapresiasikan.

H. Batas Peristilahan
Dalam tugas akhir pencitaan karya seni lukis penulis mengusung
judul “Eksplorasi Estetika Pisang sebagai Metafora dalam
Penciptaan Karya Seni Lukis ”. Batas-batas istilah yang terkandung
didalam judul dijelaskan sebagai berikut :
1. Eksplorasi
Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh
pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber-
sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan;
penjajakan.
2. Estetika
Kajian filsafat yang mempelajari tentang nilai keindahan
karya manusian, aspek tanda, jejak dan makna adalah estetika.
Dengan demikian kajian-kajian estetika pun menjadi luas, tidak
sebatas pada artifak yang disepakati sebagai suatu karya seni,
tetapi pada suatu artefak yang mengandung makna (Sachari, 2002
: 4).
3. Pisang
Buah pisang adalah buah berupa herbal yang berasal dari
kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia) (Yulianto, 2012 : 2)
13

4. Metafora
Metafora merupakan alat yang digunakan banyak penulis
sebagai alat stilistik bahasa dalam menyampaikan pesan dalam
tulisannya. Metafora menujukkan suatu kecenderungan dasar dari
pikiran manusia untuk memikiran referen tertentu dengan cara
tertentu (Danesi, 2011 : 137)
5. Penciptaan
Penciptaan berasal dari kata kerja “cipta” yang artinya
imajinasi untuk membuat suatu karya. Sebuah karya seni dibuat
atau diciptakan bukan sekedar untuk ditampilkan, dilihat, dan
didengar saja, tetapi harus penuh dengan gagasan, abstraksi,
pendirian, pertimbangan, hasrat, kepercayaan, serta pengalaman
tertentu yang hendaknya dikomunikasikan penciptanya ( Bahari,
2017 : 14)
6. Karya
Bentuk fikis sebuah karya dapat diartikan sebagai
kongkritisasi dari subject matter dan bentuk psikis sebuah karya
yang merupakan susunan dari kesan hasil tanggapan ( Kartika,
2004 : 30)
7. Seni Lukis
Seni atau art aslinya berarti teknik, pertukangan,
keterampilan, yang dalam bahasa yunanu kuno sering disebut
sebagai techne ( Sumardjo, 2000 : 24) .
Seni lukis dapat diartikan sebagai suatu ungkapan
pengalaman estetik seseorang yang dituangkan dalam bidang dua
dimensi (dua metra) , dengan mengunakan medium rupa, yaitu
garis, warna, tekstur, shape, dan sebaginya (Kartika, 2004 : 36).
Berdasarkan istilah-istilah tersebut, penulis ingin mengungkapkan
bahwa maksud dari tema Tugas Akhir Bukan Skripsi “Eksplorasi
Estetika Pisang sebagai Metafora dalam Penciptaan Karya Seni Lukis”
ialah mengimpelementasi nilai-nilai keindahan pisang sebagai objek
14

visual sebagai metafora dalam penciptaan karya seni lukis.Penulis


membawa tema besar tersebut sebagai representasi kegelisahannya
atas pengalaman pribadi penulis di lingkungan sosisal yang semakin
memprihatinkan, penulis ingin membakar kembali semangat
lingkungan sosialnya dengan karya-karya berojek ringan namun
memiliki sensitivitas makna yang sangat dalam. Buah pisang sendiri
menjadi objek karena pisang bukan hanya menjadi sumber pangan
yang lezat namun memiliki kedekatan teresendiri dengan manusia,
kedekatan inilah yang menjadi metafora. Hasil perenungan inilah yang
divisualisasikan penulis kedalam karya seni lukis yang di tarik secara
dalam sebagai makna karya seni lukis, dengan visualisasi objek yang
ringan namun menitik beratkan makna yang dalam.

I. Kajian Sumber Penciptaan


Buah merupakan bagian utama dari tumbuhan yang memiliki
bunga yang merupakan bagian dari proses terciptanya bakal buah yang
di istilahkan ovarium atau bakal buah. Proses terciptanya buah dimulai
dari proses matangnya serbuk sari dan putik pada bunga dan terjadi
penyerbukan. Penyerbukan pada tumbuhan diklasifikasi menjadi dua
yaitu penyerbukan alami, alami dari batuan angin, seranga serta air
hujan, penyerbukan yang kedua merupakan penyerbukan buatan,
penyerbukan ini dilakukan manusia secara sengja untuk proses
penyerbukannya. Setelah terkadi penyerbukan yang diikuti
pembuahan maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah, sedangkan
bakal biji yang terdapat didalam buah akan tumbuh menjadi biji.
Buah memiliki banyak ukuran warna bahkan rasa dan keunikan
bentuk yang beragam. Selah satunya adalah buah pisang, buah pisang
memiliki warna kuning yang khas, bentuk yang unik, memiliki
tekstur daging buah yang lembut, rasa yang manis serta bentuk yang
unik. Dibalik rasanya yang lezat pisang memiliki beragam kandungan
15

gizi pengembali energi. Sebuah pisang matang mengandung 99 gr


kalori, 1,2 gr protein, 0,2 gr lemak, 25,8 mg karbohidrat, 0,7 gr serat,
8 mg kalsium, 29 mg fosfor, 0,5 mg besi, 44 RE vitamin A, 0,08 mg
vitamin B, 3 mg vitamin C dan 72 gr air (Khinanti, 2010 : 105).
Di Indonesia sendiri, buah pisang merupakan buah yang mudah
dijumpai, karena pertumbuhan buah kuning yang satu ini tidak
memerlukan perawatan khusus oleh sang pemilik. Kita sering
mejumpai tanaman pisang ini di perkarangan rumah, kebun, halaman
rumah dan tegalan. Namun karena tidak memerlukan perawatan, buah
pisang sering kali memiliki kualitas yang tidak baik saat dikonsumsi.
Buah ini memiliki eksistensi yang tinggi dimasyarakat Indonesia, dari
berbagai lapisan masyaraat, mulai dari anak-anak hingga orang tua,
dari masyarakat desa hingga masyarakat kota. Dengan haganya yang
ekonomis di pasaran membuat buah ini selalu banyak peminatnya.
Mulai dari harga Rp. 5000; hingga Rp.75.000; persisir, dengan harga
tersebut pisang menjadi buah primadona di masyarakat Indonesia dari
zaman dahulu.
Selain dikonsumsi secara langsung buah pisang sering kali
digunakan masyarakat sebagai media dalam upacara adat istiadat yang
masih dilestarikan hingga saat ini. kedekatan buah pisang dengan
manusia masih sangat terlihat di sajen-sajen kuno dalam acara adat. Di
dalam sajen terdiri dari berbagai macam mkanan yang menjadi
simbol-simbol dalam acara adat, salah satunya adalah buah pisang.
Buah pisang tersebut menjadi simbol cita-cita yang senantiasa luhur
dalam membangun nusa dan bangsa. Masih banyak masyarakat yang
menggunakan dalam upacara adat saat mendirikan rumah, sebatang
pisang ditambatkan dibumbungan rumah, masyarakat mempercayai
pisang ini merupakan simbol permohonan agar kelak pemilik rumah
memiliki banyak anak.

J. Landasan Penciptaan
16

Dalam proses penciptaan suatu landasan merupakan proses


datangnya sebuah gagasan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
faktor internal, faktor-faktor ini memberi rangsangan batin yang akan
dibawa dalam proses memvisualisasikan karya. Faktor internal
merupakan rangsangan yang didapat dari proses intuintif secara
sengaja atau pun tidak disengaja. Ide dalam karya penulis adalah hal
yang dirasakan penulis mengenai rangsangan dilingkungan mengenai
masalah-maslah sosial, politik, peristiwa, dan lain-lain.
Suatu gagasan yang muncul sebagai dampak interaksi seniman
dengan lingkungan diluar dirinya merupakan faktor-faktor eksternal.
Melalui observasi semua yang berhubungan tentang buah pisang,
wawancara dengan orang terdekat mengenai masalah-masalah sosial
dilingkungan penulis, melakukan diskusi untuk dapat memecahkan
kegelisahan serta mengumpulkan gambar dan referensi tulisan tentang
buah pisang, pahlawan Indonesia dan simbolis buah pisang. Berikut
ini adalah contoh karya yang seirama dengan konsep penulis, baik dari
segi konsep, visualisasi serta nilai estetikanya.
Penulis mengambil referensi karya Hadi Soesanto seperti
gambar karena memiliki kesamaan konsep, dimana seniman melihat
pisang bukan hanya sebagai visualisasi buahnya saja. Karya Sign of
lowliness ini dibuat dengan teknik surialis – realis dengan perwainam
warna yang lembut, menjadiinspirasi penulis untuk berkarya.
17

Sign of lowliness
Karya : Hadi Soesanto 2015
Mixed media on canvas
122 X 152 Cm
(Sumber : https://sahabatgallery.wordpress.com/2008/12/27/hadi-soesanto/)
Dari tahapan-tahapan tersebut terciptalah sebuah konsep
penciptaan karya seni lukis yaitu dengan mengkolaborasikan
pemikiran dan referensi yang ada menjadi sebuah karya seni lukis
surialis dengan melakukan pendekatan pada objek artistik yang tidak
berhubungan.

1. Landasan Konseptual
Penciptaan sebuah karya seni melalui proses yang dimulai
dengan ide atau gagasan dari penulis dan sumber lain, rangsangan
dari gagasan tersbut kemudian divisualisasikan dalam bentuk karya
seni. Ide dalam karya yang akan direalisasikan adalah hal yang
dialami dan dirasakan oleh penulis tentang masalah disekitar
lingkungannya, mengenai peristiwa, permasalahan sosial-politik,
keluarga serta persahabatan. Masalah-masalah tersebut memberi
rangsangan kepada penulis untuk dapat meresponinya ke dalam
sebuah karya. Banyak sekali objek visual yang dapat dijadikan
sebagai subjek dalam pemvisualisasian karya. Salah satunya adalah
18

pisang. Penulis memiliki ketertarikan terhadap buah pisang bukan


sebagai buah yang dapat dinikamati semata, namun mencoba
menggali nilai estetika pisang kedalam sebuah karya.
Seringkali penikmat seni awam susah mencerna makna didalam
sebuah karya, bahkan banyak apresian yang meilihat karya seni
hanya dari segi visualnya saja. Penulis mencoba mengatasi kendala
tersebut dengan membawa pisang ini kedalam penalaran metafora,
sebagai sebuah makna simbol yang menarik.

2. Landasan Teori
Dalam perwujudkan gagasan atau ide tersebut penulis tentu tidak
terlepas dari teori-teori dan unsur-unsur seni rupa yang di gunakan
diantaranya :
a. Pengertian seni dan seni lukis
Kata seni bukan lah kata yang asing ditelinga kita, banyak
sekali ahli yang mencoba memberikan makna kepada kata seni
ini, konon kabarnya kata seni beawal dari kata “sani” yang
berarti : jiwa yang luhur. Seni merupakan ekspresi yang paling
kental dengan nilai penghayatan hidup (Bangun, 2000 : 1).
b. Unsur-unsur Seni Rupa
1) Titik
Bila menyentuhkan alat gambar, alat tulis pada tafril atau
bidang gambar, akan menghasilkan bekas. Bekas tersebut
dinamakan titik. Tidak peduli alat yang digunakan, apakah
runcing seperti ujung pensil atau benda besar seperti sapu
ijuk yang dicelup cat sebagai alat penyentuhnya. Sebesar
apapun bentuknya tetaplah disebut titik asalkan bentuk itu
merupakan hasil sentuhan tanpa pergeseran dari suatu alat
tulis (Sanyoto, 2010 : 84).
Titik menurut penulis merupakan objek terkecil yang
memiliki pengaruh besar terhadap sebuah karya.
19

2) Garis
Kalau kita menyentuhkan alat gambar atau penggoresan
yang lain dan berusaha menggerakkannya pada tafril/bidang
maka akan meninggalkan berkas. Berkas itu disebut goresan
atau garis (Sanyoto, 2010 : 86).
Goresan atau garis ini merupakan ekspresi seseorang
melalui media yang runcing maupun tumpul yang bermula
dari sebuah titik yang digerakkan.
3) Warna
Warna dapat didefinisikan secara objektif/fisik sebagai
sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara
subjektif/psikologis sebagi bagian dari pengalaman indra
penglihatan ( Sanyoto, 2005 : 9). Warna adalah medium
atau elemen seni rupa yang paling penting, baik di bidang
seni rupa murni ataupun seni rupa terapan. Warna dapat
dikatakan sebagai ekspresi perasaan seseorang dimana
warna dapat menjadi simbol perasaan.
Demikian eratnya hubungan warna dengan kehidupan
manusia, maka warna mempunyai peranan yang sangat
penting, yaitu : warna sebagai warna, warna sebagai
representasi alam, warna sebagai lambang/simbol, warna
sebagi simbol ekspresi (Kartika, 2004 : 49)
4) Teksture
Tekstur merupakan nilai raba suatu benda, dimana
permukaan inilah yang memiliki rasa raba yang berbeda
disetiap bendnya. Texture (tekstur) adalah unsur seni rupa
yang menujukkan rasa permukaan bahan yang sengaja
dibuat dan dihadirkan dalam suasana untuk mencapai
bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu
pada permukaan bidang pada perwujudan bentuk pada
20

karyaseni rupa secara nyata atau semu (Kartika, 2004 : 47-


48).
5) Bangun (shape)
Shape adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena
dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi oleh
adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada
arsiran atau karena adanya tekstur (Kartika, 2004 : 40).
Bidang didalam karya seni rupa merupakan bidang semu
yang dibuat untuk menimbukan kesan adanya volemu dan
ruang didalamnya.
Bidang adalah suatu bentuk ( form) yang memiliki
dimensi panjang dan lebar serta menutupi area (Sanyoto,
2001 : 104).
c. Prinsip-prinsip Seni Rupa
1) Selaras (Harmony)
Harmoni atau selaras merupakan paduan unsur-unsur
yang berbeda dekat. Jika unsur-unsur estetika dipadu secara
berdampingan maka akan timbul keserasian (harmony),
(Kartika, 2004 : 54). Dalam karya penulis, warna dari
visualisasi pisang di masukkan kedalam warna beacgraound
sehingga timbul keselarasan di dalam karya.
2) Kesatuan (Unity)
Kesatuan ( unity ) merupakan salah satu prinsip dasar
tata rupa. Unity bisa juga disebut keutuhan ( Sanyoto, 2009
: 213). Penulis mengemas objek yang tidak saling
berhubungan namun tetap dalam satu kesatuan yang utuh
sehingga menampilkan karya iamjinatif yang baru.
3) Keseimbangan (balance)
Keseimbangan dalampenyusunan adalah keadaan atau
kesamaan antara kekuatan yang salaing behadapan dan
21

menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual ataupun


secara intesitas kekaryaan (Kartika, 2004 : 60)
4) Kesederhanaan ( Simplicity)
Kesederhanaan dalam desain, pada dasarnya adalah
kesederhanaan selektif dan kecermatan pengelomokan
unsur-unsur aertistik dalam desain ( Kartika, 2004 : 62)
5) Pusat perhatian (Center Of Interest)
Lokasi tertentu atau titik paling penting dalam sebuah
karya (Susanto, 2011 : 77). Pusat perhatian tidak selalu
berada di tengah atau center di bidang kanvas.
Pusat perhatian di dalam karya penulis yaitu terletak
pada objek visualisasi buah pisang yang di sandingkan
dengan objek artistik lain yang tidak berhubungan.

K. Metode Penciptaan
1. Eksplorasi

Dalam proses penciptaan karya seni ada beberapa metode yang


dilakukan untuk menguraikan secara rinci tahapan-tahapan dalam
proses penciptaan, sebagai upaya dalam mewujudkan karya seni
lukis dengan tema “Eksplorasi Estetika Pisang sebagai Metafora
dalam Penciptaan Karya Seni Lukis ".
a. Eksplorasi Visual
Eksplorasi visual/bentuk adalah proses berpikir,
berimajinasi dan meresponi ekspresi-ekspresi kedalam
sebuah objek visual karya seni lukis, proses ini didapat dari
lingkungan sosial serta pengalaman estetis. Adapun
eksplorasi yang dilakukan sebagai berikut:
1) Menemukan gagasan-gagasan baru sehingga dapat
meramu objek visualisasi buah pisang sebagai metafora
dengan objek artistik lain.
22

2) Melakukan pengamatan pada lingkungan alam sekitar.


3) Melakukan pengamatan pada lingkungan sosial.
4) Mencari sumber inspirasi lain dari sosial media serta
karya-kaya seni lukis seniman.
b. Eksplorasi Konsep
Kesadaran penulis tentang masalah-masalah moral
dilingkungannya yang sudah mulai memburuk, penlis ingin
mengunakan visualisasi buah pisang yang sering di jumpai
sebagai objek lukisannnya, dimana didalam karya-karyanya
penulis menggunakan metafora pisang sebagai rangsangan
kepada apresian . Pisang dalam objek karya penulis bukanlah
makna buah pisang yang sesungguhnya, namun merupakan
repersentasi dari perenungan penulis. Visualisasi buah pisang
dibuat dengan teknik surialis agar ada daya tarik dan muncul
pertanyaan terhadap karya, sehingga apresian memiliki rasa
ingin tahu lebih terhadap karya penulis.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang digunakan dalam
perancangan konsep peciptaan karya seni lukis :
1) Mengingat hal-hal yang pernah terjadi dan dirasakan sendiri
oleh penulis dilingkungan sosialnya.
2) Mencari objek artistik lain yang dapat mejadi rangsangan
pesan dalam karya.
3) Menetapkan hasil beberapa perenungan yang dilakukan
penulis tentang masalah-masalah kehidupan penulis.
2. Analisis data

Analisis beanjak dari dari deskripsi objektif ke arah prinsip


dan ide teknis bagaimana pengorganisasian sebuah karya seni (
Bangun, 2000 : 15). Analisis data dilakukan untuk
mengumpulkan data yang mendukung penciptaan karya yang
akan direalisasikan. Data yang dikumpulkan terdiri atas data
23

primer dan data skunder.


a. Data Primer
1) Melakukan pengamatan atau interaksi secara langsung
dengan orang sekitar penulis.
2) Melakukan perenungan terhadap kegelisahan yang
dirasakan penulis.
3) Melakukan pendekatan dengan objek lukis.
b. Data Sekunder

1) Melakukan wawancara serta diskusi dilingkungan


penulis mengenai masalah sosial, politik, serta isu-isu
yang sedang hangat.

2) Observasi semua yang berhubungan dengan metafora


pisang.

3) Mengumpulkan data berupa gambar dan referensi


tulisan yang bersumber dari media sosial dan cetak.

3. Perancangan

Dari semua data dan informasi hasil dari analisis kemudian


direpresentasi kedalam bahasa visual dalam bentuk sketsa-sketsa
kasar diatas kertas. Pembuatan sketsa dikerjakan pada media
kertas yang kemudian dipindahkan kedalam media kanvas.
Sketsa yang dibuat disesuaikan dengan konsep yang diangkat
pada tiap-tiap karya.
Adapun beberapa contoh sket adalah sebagai berikut:
a. Sketsa satu
24

Gambar .3. : Hope and strength


(Doc. Oleh Yuri Christiani, 2018)
b. Sketsa dua

Gambar. 4. : Terkulai
(Doc. Oleh Yuri Christiani, 2018)
4. Perwujudan
Adapun tahapan yang dilakukan dalam proses perwujudan
sketsa sebagai perwujudan karya, sebagai berikut:
a. Membuat rancangan sketsa atau pola pada kertas .
b. Membuat rancangan (sketsa) pada kanvas
c. Pewarnaan dasar pada objek dan background lukisan
d. Memberi warna selanjutnya untuk memperjelas gambar
25

e. Memberikan kesan balance dengan cara memberikan


sentuhan terakhir.
f. Finishing menggunakan mowilex waterbash woodstain.
a. Skema Penciptaan

Metode Penciptaan
W

Eksplorasi
Eksporasi Eksporasi
Visual Konsep

AnalisisData

Data Data
Primer Sekunder

Perancangan

Perwujudan

Gambar 3.3 Skema Penciptaan


L. Jadwal Penciptaan
Proses penciptaan karya dilakukan dari bulan Agustus hingga
Desember, ada pun jadwal penciptaannya sebagai berikut:

Agustus September Oktober November Desember Januari


Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Observasi

Pengajuan
Proposal
26

Pengumpulan
data

Penciptaan
karya

Penyusunan
laporan

Ujian

Revisi

Tabel jadwal penciptaan

Keterangan :

1 = minggu ke- 1

2 = minggu ke- 2

3 = minggu ke- 3

4 = minggu ke- 4
27
Daftar Pustaka

Kartika, Dharsono Sony. 2017. Seni Rupa Modern. Bandung : Rekayasa Sains.
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.
Rismunandar. 1986. Bertanam Pisang. Bandung: Penerbit CV “Sinar Baru”.
Sholikhin, K.H. Muhammad. 2010. Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: Narasi
(Angota IKAPI).
Sadjiman Ebdi Sanyoto. 2010. Nirmana Elemen-elemen Senidan Desain. Yogyakarta:
Jalasutra.
-------------, 2005. Dasar-dasar Tata Rupa & Desain (Nirmana). Yogyakarta: Penerbit CV.
Arti Bumi Intaran.
Bangun, Sem C. 2000. Kritik Seni Rupa. Bandung: Penerbit ITB.
Sachari, Agus. 2002. Estetika. Bandung: Penerbit ITB.
Yulianto, A. 2012. Budidaya Buah-Buah. Yogyakarta: Javalitera.
Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai
Semiotikadan Teori Komunikasi. Diterjemahkan oleh: Setyarini, Evi dan Lusi Lian
Piantari. Yogyakarta: Jalasutra.
Kinanti, Ayu Sekar. 2010. 101 Khasiat Buah-Buahan. Yogyakarta: Pustaka Araska Media
Utama.
Bahari, Nooryana. 2008. Kritik Seni Wacana Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.

Sumber relevan lainya:


https://sahabatgallery.wordpress.com/2008/12/27/hadi-soesanto/ ( 27 Desember 2008)

Anda mungkin juga menyukai