Anda di halaman 1dari 39

Critical Book Report

Sejarah Seni Rupa Timur & Barat


PRODI S1 Pendidikan Seni Rupa-FBS

Skor Nilai:

SEJARAH SENI RUPA TIMUR

(Sofyan Salam&Tangsi,2007)

NAMA MAHASISWA : Maulida Habibah Tanjung


NIM : 2163151009
DOSEN PENGAMPU : Drs. R. Triyanto, M.Sn
MATA KULIAH : Sejarah Seni Rupa Timur & Barat

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ,karena atas berkat
dan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah critical book report
untuk mata kuliah Sejarah Seni Rupa Timur & Barat. Saya berterima kasih
kepada Bapak dosen yang sudah memberikan arahan kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas critical book report ini.

Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu
saya minta maaf, jika ada kesalahan dalam penulisan dan saya harap kritik dan
saran pembaca yang dapat membangun, guna kesempurnaan tugas saya ini.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Maret,2018
Penulis

MAULIDA HABIBAH TANJUNG


2163151009
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………

1.2 TUJUAN…………………………………………………………………

1.3 MANFAAT………………………………………………………………

1.4 IDENTITAS BUKU……………………………………………………...

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

2.1 RINGKASAN ISI BUKU……………………………………………….

BAB III PEMBAHASAN

3.1 PEMBAHASAN ISI BUKU……………………………………………

3.2 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU……………………..…

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN………………………………………………………..

4.2 SARAN................…………………………………………………........

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan
rupa sebagai medium penggungkapan gagasan seni. Yang termasuk ke dalam seni rupa
adalah garis, bidang, bentuk, huruf, angka, warn, bahkan cahaya. Karena perbedaan rupa
yang dijadikan medium inilah kemudian dikenal cabang-cabang seni rupa seperti seni
lukis, seni patung, seni grafis, seni desain, dan sebagainya. Sebagai karya seni, seni rupa
dapat dikelompokkan dalam berbagai kepentingan. Berdasarkan bentuknya dineal adanya
karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan karya seni rupa tiga dimensi (trimatra). Karya
seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang diterakan pada bidang datar seperti
gambar, lukisan, dan sejenisnya. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi dalah karya seni
rupa yang menggunakan bentu-bentuk yang memiliki tiga ukuran (panjang, lebar, tinggi)
sebagai mediumnya, seperti patung, karya kriya, dan sejenisnya.
        Selain penggolongan berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat
dikelompokkan berdasarkan fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan manusia.
Berdasarkan kegunaannya dikenal adanya seni rupa murini (pure art/fine art) dan seni rupa
pakai (applied art) yang sering disebut dengan seni kriya.
Perkembangan sejarah seni rupa dapat dirunut sejak zaman purbakala hingga era modern.
Secara garis besar, sejarah seni rupa terbagi dalam beberapa periode sebagai berikut:
1.  Seni Rupa Zaman Pra Sejarah
2.  Zaman Peradaban Bangsa-Bangsa Kuno
3. Zaman Abad Pertengahan
4. Seni Rupa Zaman Renaissance
5. Seni Rupa Zaman Barok dan Rokoko
6. Seni Rupa Abad ke-19
7. Seni Rupa Abad ke-20

1.2 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian mengenai sejarah seni rupa timur dan barat.


2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami macam-macam seni yang ada diwilayah
timur dan barat.
3. Menambah wawasan tentang sejarah seni.

1.3 Manfaat
Bagi Mahasiswa
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah seni rupa timur dan barat.
2. Menambah pengetahuan mahasiswa dalam memahami isi buku sejarah seni rupa
timur dan bara.
3. Dapat melatih kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
1.4 IDENTITAS BUKU

 Judul buku : Sejarah Seni Rupa Timur


 Penulis : Sofyan Salam Dan Tangsi
 Penerbit : UNM
 Tahun terbit : 2007
 Kota terbit : Makassar
 Halaman yang dikritik: 1-252 halaman

Bab ini terdiri dari 6 bab,yang terdiri dari:


Seni Rupa Mesir
Seni Rupa Mesopotamia
Seni Rupa India
Seni Rupa Cina
Seni Rupa Jepang
Seni Rupa Islam

BAB II
RINGKASAN
2.1 Ringkasan isi buku

Bab I

SENI RUPA MESIR

Bangsa Mesir termasuk bangsa yang memiliki kebudayaan tertua di dunia. Mesir
merupakan bangsa yang mempunyai peninggalan kebudayaan tertua di dunia (sejak 3400
SM). Bentuk karya-karya seni rupa bangsa Mesir berupa seni bangunan, seni patung, relief,
seni lukis, dan seni kriya. Seni bangunan Mesir terdiri atas bangunan piramida, mastaba,
dan candi. Piramida dan mastaba merupakan bangunan yang berfungsi untuk menyimpan
mumi, sedangkan candi berfungsi sebagai tempat pemujaan. Seni patung Mesir terbuat dari
batu granit yang merupakan penggambaran dari Ramses, Chefren, Achnaton, Amenhotep,
dan Spinx. Relief dan seni lukis Mesir banyak ditemukan pada dindingdinding kuburan
dan peti mati. Peninggalan lainnya berupa benda-benda kriya, seperti tembikar, perhiasan,
dan mahkota.

Bagi bangsa Mesir tujuan tama dalam hidup ini adalah mempersiapkan keamanan dan
kebahagiaan hidup sesudah mati. Berdasarkan kepercayaan itu,maka bangsa Mesir lebih
mementingkan bangunan kuburan dari pada tempat tinggalnya sendiri.
Kebudayaan Mesir kuno hidup dan berkembang di lembah Sungai Nil. Bagi bangsa Mesir
sungai Nil sangat berarti bagi kehidupan mereka.

Mesir kuno adalah berupa pembentukan dinasti yaitu suatu teokrasi dimana para penguasa
(pharaohs),sebagai penguasa, pemikir dan juga mengangkat dirinya sebagai dewa.
Kekuasaan ini dimulai dari Lembah Nil sekitar 3150 SM, dan bertahan hingga 31 dinasti.
Dinasti berakhir setelah Mesir takluk kapada Kerajaan Romawi pada sekitar abad 30 SM.
Pada periode kekuasaan Romawi secara bertahap terjadi perubahan politik dan agama dan
periode inilah yang mengakhiri perkembangan peradaban independen Mesir.

Berada di bagian timur laut Afrika yang terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir
Sungai Nil dan mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, yang disebut periode
Kerajaan Baru. Wilayahnya mencakup Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak.
Pada beberapa zaman, peradaban Mesir meluas hingga ke selatan Levant, Gurun Timur,
pesisir pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta Gurun Barat.

Bentuk peradaban Mesir kuno antara lain berupa bangunan ( Architecture ), tulisan,
patung, relief, painting, mumi, yang tinggi dan hingga kini masih bertahan.

Bangunan / Architecture

Piramida Cheops, tinggi 146 m, panjang di sisi bawah 230 m, areal 52.900 meter persegi,
2.3 juta buah batuan. dibangun dinasti ke-4 sekitar tahun 2.000 SM, oleh Raja
Cheops/Khufu.

Piramida Yang dibengkokkan, dibangun masa pemerintahan Raja Sneferu.Awalnya arsitek


membangun dinding dengan sudut 55 derajat, Kemudian mereka temu permasalahan
struktural hingga dilanjutkan menjadi 43 derajat tingkat.

PATUNG
Patung Raja Khafre duduk, dari 2500s BC, diukir dari suatu blok batu diorit padat, batu
keras dari kerajaan tua Kerajaan di Mesir. Tinggi 165 cm ( 66) tinggi dan adalah suatu
diidealkan penyajian raja, dengan bentuk geometris kuat dan proporsi dramatis.

LUKISAN

Anubis dan Mumi Orang Mesir Yang masa lampau percaya bahwa dewa mereka yang
mati, Anubis, adalah pencipta membalsem. Potongan seni ini menunjukkan yang jackal-
headed Anubis menyiapkan suatu mumi.
RELIEF

Relief,Pembebasan Orang Mesir, dari dinasti menunjukkan yang ditinggal mendudukkan


pada suatu berbadan tegap dengan sesaji makanan.

Bab II

SENI RUPA MESOPOTAMIA

Secara tradisional,sejarah seni rupa zaman kuno menempatkan Mesir sebagai permulaan,
Kemudian disusul oleh Mesopotamia.

Seni Rupa Tertua


1. Jericho

Pada sekitar 7000 SM. Pertanian telah berkembang dengan baik paling tidak pada tiga
daerah di Timur-dekat yaitu di Yordania, Iran dan Anatolia. Jericho di lembah sungai
yordania telah merupakan tempat pemukiman pada sekitar 9000 SM. Pada sekitar 9000
SM Jericho telah merupakan kota dengan bentuk yang spektakuler. Kota dipenuhi oleh
rumah – rumah yang terbuat dari bata di atas fondasi batu yang melingkar atau oval serta
dikelilingi oleh dinding setebal lima kaki. Pada dinding ini di bangun menara batu dengan
tinggi dan diameter 30 kaki.

2. Catal huyuk
Penggalian – penggalian di Hacilar dan Catal Huyuk menunjukkan bahwa tidak hanya
daerah dataran tinggi Anatolia sebagai lokasi kebudayaan neolithicum antara 7.000 – 5.000
SM, akan tetapi mungkin merupakan kebudayaan termaju pada masa tersebut.

Rekontruksi susunan rumah – rumah, Catal huyuk, 6000-5000 SM

Rekonstruksi sebuah tempat pemujaan, catal huyuk 5900 SM

B.Seni Rupa Sumeria


Bangsa Sumeria merupakan bangsa pribumi Mesopotamia mereka telah ada sejak
5000 SM, peradaban Sumeria berhasil kepada titik puncak pada tahun 2000 SM sekaligus
abad kehancurannya, pada fase berikutnya Bangsa Sumeria bercampur baur dengan
peradaban yang datang kemudian ke Mesopotamia semisal Akkadia, Babylonia (amori)
dan Asyyiria.
Bangsa Sumeria terkenal akan kemampuannya dalam bidang agraris dan ternak
hewan, selain itu mereka mampu menciptakan teknik penulisan “paku” sekitar tahun 3000
SM. Mereka menggunakan ± 350 tanda gambar, setiap gambar merupakan satu suku kata.
Huruf – huruf itu ditulis kan pada papan tanah liat yang digoresi / ditulisi menggunakan
karang yang keras dan berujung tajam. Mereka pun ahli dalam masalah ukiran kayu.

C.Seni Rupa Akkadia


Setelah berhasil merebut kekuasaan dari sumeria, bangsa Akkadia menjadi
penguasa di Mesopotamia. Bangsa Akkadia adalah bangsa semit yang berimigrasi dari
Jazirah Arab ke wilayah Irak Tengah (Akkad) pada millennium ke-3 SM, masa keemasan
Dinasti Sumeria berakhir dengan penyatuan wilayah kerajaan – kerajaan tersebut dalam
satu kesatuan dibawah kekuasaan Raja Kish yang dikenaldengan masa Lugalzagezi.
Seperempat abad setelah itu Munculah King Sargon (Shargoni-Shar-Ali), raja pertama dari
Imperium Akkadia. Ia mendirikan sebuah kota yang bernama Akkadah sekaligus
menjadikannya Ibu Kota dari Mesopotamia.

D. Seni Rupa Babylonia

Babylonia adalah sebuah kerajaan kuno yang di dalamnya terdapat peradaban yang
besar yang berkembang di sekitar sungai Eufrat dan juga Tigris dan sekarang termasuk
pada wilayah Irak Selatan. Babilonia muncul ketika Hammurabi mendirikan sebuah
kerajaan di luar kerajaan Akkadian.  Babilonia pada zaman Sumeria termasuk kota yang
kecil dan tidak begitu penting. Syek Sumuabu mendirikan kerajaan itu sekitar tahun 185
SM. Sampai pada keturunan yang ke-6, yang diangkat sebagai raja adalah Hammurabi.
Usahanya tidak sia-sia sehingga nama Babylonia akhirnya menjadi nama seluruh negeri
yang sebelumnya disebut Sumeria. Pemakaian nama itu jelas dimaksudkan untuk menjadi
lambang kemenangan dan kebesaran Babylonia. Peradaban Babilonia memang sangat
terkenal dengan seni dan arsitekturnya. Hal itu dikarenakan Babilonia banyak
menghasilkan tanah liat maka kebanyakan bangunan yang didirikan disana banyak
menggunakan tanah liat,salah satu hasil seni rupa babilonia.Kerajaan babylonia yang
dibangun oleh Hammurabi,diruntuhkan oleh bangsa Hitti.

E. Seni Rupa Assyria


Assyria negeri yang pada zaman dahulu menempati daerah di ujung utara Dataran
Mesopotamia atau bagian paling utara daerah yang sekarang dikenal sebagai negeri Irak.
Bangsa Assyria merupakan salah satu adikuasa yang turut menyumbangkan sejarah
peradaban di Mesopotamia. Takluknya Babilonia Lama di tangan Bangsa Assyria
menjadikan Assyria sebagai penguasa Mesopotamia. Kerajaan yang bercorak militeristik
ini sangatlah tangguh dan senang dalam berperang.
Banyak kemajuan-kemajuan yang diperoleh setelah meruntuhkan Babilonia Lama.
Kemajuan yang s angat mengentarai ialah dalam pembangunan. Assyria membangun
perpustakaan yang dilengkapi lembaran-lembaran lempeng tanah liat yang berisikan huruf
paku. Tak hanya itu, Assyria mampu membangun istana-istana yang sangat megah, dan
menghiasi tembok-temboknya dengan lempeng-lempeng batu berukir gambar-gambar
yang sangat hidup tentang peperangan dan perdamaian. Sungguh mengagumkan,
bagaimana bisa Assyria hebat dalam hal tersebut. Tak hanya itu, masih banyak lagi 
tentang keberhasilan yang telah Assyria capai dalam sumbangsihnya terhadap peradaban
wilayah tersebut.contoh peninggalan bangsa Assyria.

F.Seni Rupa Babylonia Baru


Kerajaan Assyria runtuh oleh serangan yang secara bersamaan dilakukan oleh bangsa
Medes dari timur dan bangsa Babylonia yang bangkit sekali lagi.
Kebangkitan Babylonia yang singkat selama 74 tahun itu, menjadi mekar terutama di
bawah raja Nebukadnezzar. Nebukadnezzar menjadikan Babylonia sebuah kota yang
menakjubkan yang termashue dengan “kebun gantung”nya,salah satu dari tujuh keajaiban
dunia dari zaman kuno.

G. Seni Rupa Persia


Kota Babylon yang berjaya di bawah raja Nebukadnezzar,kemudian jatuh di tangan Cyrus
dan Persia pada tahun 1538 SM.Pada tahun 480 SM Persia membentang dari lembah
sungai Indus ke Eropa bagian selatan-timur.
Bentuk arsitektur dan seni patung, seni rupa persia dapat dilihat dari istana Persepolis.
Seni kerajinan persia,biasanya menggunakan bahan emas dan perak.

Bab III

SENI RUPA INDIA

India berasal dari nama salah satu sungai yang ada di jazirah ini yaitu sungai Sindu.
Untuk mengetahui penduduk pertama yang mendiami jazirah India sampai saat ini belum
dapat diketahui secara pasti. Akan tetapi bila dirujuk lebih awal ke sejarah turunnya
manusia ke bumi, maka manusia pertama sebagai nenek moyang manusia, Siti Hawa
diturunkan Allah disekitar jazirah India. Begitu juga bila melihat secara geografi maka
India dahulunya diyakini bertautan dengan Indonesia dan benua Australia. Hanya saja
setelah itu dipisahkan karena pergeseran-pergeseran lempeng bumi dan naiknya air pada
masa glacial.
Negeri ini telah memiliki taraf kemajuan kebudayaan semenjak 2.300 SM. Bukti
kemajuan itu diketahui dari penyelidikan terhadap dua buah kota kuno yaitu Harappa dan
Mohenjo-Daro. Dari hasil penyelidikan atas kemajuan kebudayaan India ini ditemukan
seni bangunan, kemampuan menulis, gudang-gudang tempat menyimpan makanan, dan
tepian tempat mandi. Kemajuan India dalam soal beragamapun juga telah lama sebelum
nabi Isa a.s lahir. Dari jazirah ini pula lahir agama Brahmana dan Budha Gautama.
Perkembangan sejarah India yang begitu panjang tentu meliputi sejarah kesenian
mereka. Khusus tentang sejarah seni rupa India yang diketahui sekarang dan dikaji dimulai
pada masa bangsa Arya menyerbu daerah ini sekitar 2.000 – 1.200 SM. Bangsa  Arya ini
mendesak penduduk yang telah mendiami India yakni bangsa Drawida.
Sejarah perkembangan India selanjutnya dipengaruhi dan diwarnai dengan
munculnya kerajaan-kerajaan besar di jazirah ini. Hubungannya dengan luar negeri dan
agama juga
memberi andil dalam mempengaruhi perkembangan budaya negeri ini. Agama yang
dominan mempengaruhi sejarah India adalah Hindu, Budha dan Islam. India yang
dimaksud dalam sejarah ini meliputi negara India, Pakistan, Banglades, dan Sri Langka.
Tiga negara terahir (Pakistan, Banglades, dan Sri Langka) yang merupakan bahagian dari
India sebelumnya kemudian berpisah menjadi negara merdeka.

Seni Rupa India

Ada berbagai karya seni rupa India yang menonjol dan memberi pengaruh terhadap
perkembangan seni rupa Indonesia. Karya seni rupa India yang memberi pengaruh besar
itu adalah arsitektur seperti candi dan bangunan lainnya, lukisan dan ukiran/ relief yang
bersumber cerita mahabrata. Sejarah India kuno memiliki berbagai macam hasil
kebudayaan, antara lain  seni lukis, seni patung, seni bangunan (arsitektur), seni kerajinan,
seni busana dan lain sebagainya. Disetiap kebudayaan memiliki perbedaan masing-masing
dan juga memiliki pengaruh ke Indonesia.
Karya-karya seni rupa India terutama lukisan sudah ditemui semenjak zaman
prasejarah sekitar 5.500 SM. Perkembangan seni rupa India seiring dengan perkembangan
budaya dan masuknya pengaruh agama. Sebagaimana diketahui karya seni di India tidak
semata-mata bertujuan keindahan melainkan ditujukan untuk pemujuan dan  memperdalam
kehidupan kerohanian. Pengaruh agama seperti Budha, Hindu, dan Islam banyak menjadi
insipiarsi seniman dalam berkarya.
Dalam mengapresiasi seni rupa India harus dipahami latar belakang agama yang
mendasarinya. Karya-karya seni rupa India bersifat simbolis tidak dibuat berdasarkan
ekspresi tok. Ada aturan-aturan tertentu dalam membuat karya, aturan-aturan itu sangat
baku seperti proporsinya, bentuk-bentuk, dan warna yang digunakan. Jika terjadi
penyimpangan dari aturan maka karya itu dianggap tidak bermanfaat walau karya tersebut
indah dan halus (eksperisif). Hal ini tidak lepas dari maksud seni dibuat tidak untuk
memuaskan rasa estetis seniman melainkan untuk mempertinggi martabat dewa dan
memperdalam rasa keagamaan.
Terjadinya berbagai variari dalam karya disebabkan pengaru lokal dan perkembangan
zaman. Pengaruh agama juga menimbulkan style karya seperti awalnya Budha tidak dibuat
dalam bentuk patung figuarif melainkan motif pohon bodhi, telapak kaki, ataupun motif
hias roda. Bagian atas candi atau atap pada abad 9 sampai abad 13 dibuat dalam bentuk
ujung peluru.

1. Seni Lukis India


Sejarah dan perkembangan seni lukis India tidak sedahsat perkembangan seni patung
dan arsitekturnya. Data tentang seni lukis India amat terbatas terutama data-data seni lukis
masa-masa dinasti yang berkuasa di India. Namun seni lukis India tentulah tetap ada
sebagaimana ditemukannya lukisan yang terdapat di gua Ayanta.
Seni lukis zaman Ayanta ini merupakan seni lukis yang dianggap menemukan tingkat
kemajuan yang tinggi waktu itu. Ada dua tahap perkembangan seni lukis masa ini yakni
pertama abad 2 AD dan tahap kedua pada abad ke 5 AD di bawah naungan Vakatakas yang
memerintah di Deccan.

2. Arsitektur India
Karya arsitektur India sama halnya dengan seni lainnya, ia pun dipengaruhi oleh
unsur keagamaan. Beberapa arsitektur India seperti stupa, candi, dan kuil berkaitan dengan
agama Budha, Hindu, dan Jaina. Artinya bangunan-bangunan itu selain berfungsi untuk
tempat pemujaan juga tempat tinggal bikhsu. Misalnya komplek stupa selain sebagai
monumen juga berfungsi tempat pemujaan, di situ ada chaitya dan wihara sebagai tempat
pertemuan, tempat pemujaan dan sekaligus tempat tinggal bikhsu.
Bangunan-bagunan ini sebagai bukti sejarah kemajuan budaya India. Selain
berarsitektur bagus bagunan-bagunan itu terbuat dari bahan batu. Bagunan yang terbuat
dari bahan batu ini sangat tahan. Beberapa karya arsitektur India senantiasa menjadi bahan
kajian dan bahasan karena di antara karya-karya seni India maka seni bagunan ini lah yang
masih tersisa sebagai bukti  peninggalan sejarah.
Stupa merupakan salah satu bagunan suci berfungsi sebagai monumen peringatan
Budha. Bangunan ini mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan budaya
masyarakatnya. Pada awalnya bentuk stupa sangat sederhana, bagai onggokan tanah
setengah lingkaran, kemudian berkembang dengan penambahan bentuk kiri, kanan, depan
belakang, dan bagian atas. Bahannya pun berubah dari tanah menjadi batu. Walaupun
bahan stupa dari tanah atau batu namun bila melihat arsitekturnya sangatlah bagus karena
selain ada patung ada ornamen-ornamen.
Stupa yang merupakan tempat suci bagi penganut Budha sekaligus sebagai tempat
pemujaan. Di dalam stupa tersimpat benda-benda suci. Perkembangan arsitektur stupa
lebih banyak di luar India sebagaimana perkembangan agama Budha itu sendiri. Di daerah
Thailand tempat berkembangnya agama Budha maka stupa dapat dijumpai dalam berbagai
bentuk dengan arsitektur yang indah, megah dan berkesan mewah.
Arsitektur India lainnya adalah chaitya dan wihara, dua  bangunan ini tidak begitu
sering dibahas. Bagunan ini berupa gua atau bukit yang dikerok. Umumnya bangunan ini
sebagai tempat pertemuan, tempat tinggal bikhsu (bertapa atau menyendiri) dalam upaya
menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat duniawi.
Chaitya dapat berupa stupa, altar, dan bahkan pohon karena maksudnya adalah
tempat pemujaan. Chaitya yang dibuat di bukit bentuknya empat persegi panjang dengan
ujung bagian dalam berupa setengah lingkaran tempat meletakkan patung budha. Kiri
kanan menuju ceruk (setengah lingkaran) disangga oleh tiang, bagian atas melengkung,
bagian depan atau pintu masuk dihiasi dengan berbagai relief.
Chaitya yang paling tua dibuat sekitar 150 SM yaitu chaitya Bahaja. Perkembangan
arsitektur chaitya selanjutnya dalam bentuk penambahan interior dan eksteriornya, ukuran,
dan bahan-bahan yang digunakan. Chaitya yang terkenal terdapat di Karli dan dibuat pada
masa dinasti Andhra abad ke 1 dan ke 2 M.
Kemampuan dalam menggali bukit, menyangga, dan membuat ornamen
menunjukkan telah majunya budaya India pada abad ke 1 M. Pada pintu
masuk chaitya tampak kesan keanggunan dan sekaligus juga kesan ritual. Pemilihan lokasi
juga sangat menentukan perpaduan antara ritualitas dan seni bangunan.

3. Seni Patung dan Relief India

Sebagaimana telah disinggung pada bagian awal bahwa kemajuan kebudayaan India
terbukti dari tata kota dan arsitektur pada lembah sunggai Indus. Selain dari tata  kota dan
aritektur yang telah maju pada dua pusat kebudayaan di lembah sungai Indus (Harappa dan
Mohenjodaro) juga kemajuan patungnya. Karya-karya seni patung teracotta, batu kapur,
dan logam telah dibuat dua kota itu. Patung yang dibuat figur manusia dan binatang.
Patung figur manusia yang dibuat melambangkan dewi kesuburan. Patung ini hampir
sama dibanyak tempat dimana dewi kesuburan dibuat dengan pinggul besar dan buah dada
yang menonjol dan pakai perhiasan kepala serta kalung. Patung teracotta berfungsi sebagai
mainan dengan mengambil objek binatang seperti lembu, burung, gajah, dan badak.

Bab IV

SENI RUPA CINA

SENI RUPA CHINA Kebudayaan Neolitik menghasilkan banyak artefak dicat tembikar,
seni yang terbuat tulang dan ornamen dan ukiran-ukiran batu giok dengan desain yang
mulai modern. Penggalian di B'ei-li-kang dekat Luo-yang sampai saat ini bahan-bahan
yang ditemukan di situs itu berumur sekitar 6000–5000 SM. 

Penggalian di awal tahun 1970 makam kerajaan Shih-huang TI mengungkapkan


serangkaian gambar terakota penguburan. Di Henan, desa Yang-shao memberikan
namanya pada budaya yang berkembang dari 5000 untuk 3000 SM Ban-p'o barang
tembikar buatan tangan dan daerah diproduksi ware merah dipoles yang dicat hitam
dengan desain spiral yang berputar-putar dan desain geometris, kadang-kadang dengan
wajah-wajah manusia. 

Kemudian, di Ma-jia-yao di Gansu, tembikar sikat-dicat menjadi lebih indah dengan mulai
mendapat sentuhan desain. Pengetahuan tentang seni Cina kuno terbatas dari sebagian
besar karya tembikar, perunggu, tulang, dan jade.
Neolitik

Tembikar Neolitik Cina.


Zaman Neolitik di Cina dapat dilacak hingga 10.000 SM [
Zaman kuno
Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)
Wilayah kekuasaan Xia
 Dinasti Xia adalah dinasti pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah seperti Catatan
Sejarah Agung dan Sejarah Bambu.Dinasti ini didirikan oleh Yu yang Agung. Sebagian
besar arkeolog sekarang menghubungkan Dinasti Xia dengan hasil-hasil ekskavasi di
Erlitou, provinsi Henan, yang berupa temuan perunggu leburan dari sekitar tahun 2000
SM. Beragam tanda-tanda yang terdapat pada tembikar dan kulit kerang yang ditemukan
pada periode ini, diduga adalah bentuk pendahulu dari aksara moderen Cina.
Menurut kronogi tradisional berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara
2205 SM sampai 1766 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu, pemerintahan dinasti ini
adalah antara 1989 SM dan 1558 SM. Menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou yang
diselenggarakan oleh pemerintah Republik Rakyat Cina pada tahun 1996, dinasti ini
berkuasa antara 2070 SM hingga 1600 SM.
Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM)
Dinasti Shang menurut sumber tradisional adalah dinasti pertama Cina. Menurut kronologi
berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 1766 SM dan 1122 SM,
sedangkan menurut Sejarah Bambu adalah antara 1556 SM dan 1046 SM. Hasil dari
Proyek Kronologi Xia Shang Zhou pemerintah Republik Rakyat Cina pada tahun 1996 .
Para ilmuwan Barat cenderung ragu-ragu untuk menghubungkan berbagai permukiman
yang sezaman dengan pemukiman Anyang sebagai bagian dari dinasti Shang.Hipotesa
terkuat ialah telah terjadinya ko-eksistensi antara Anyang yang diperintah oleh Dinasti
Shang, dengan pemukiman-pemukiman berbudaya lain di wilayah yang sekarang dikenal
sebagai “Cina sebenarnya” (China proper).
Dinasti Zhou (1046 SM–256 SM)

Bejana ritual (You), dari zaman Dinasti Zhou Barat.

Bejana pu berdesain naga, dari Zaman Musim Semi dan Gugur.


Dinasti Zhou adalah dinasti terlama berkuasa dalam sejarah Cina yang menurut Proyek
Kronologi Xia Shang Zhou berkuasa antara 1046 SM hingga 256 SM. Dinasti ini mulai
tumbuh dari lembah Sungai Kuning, di sebelah barat Shang. Penguasa Zhou, Wu Wang,
berhasil mengalahkan Shang pada Pertempuran Muye. Pada masa Dinasti Zhou mulailah
dikenal konsep “Mandat Langit” sebagai legitimasi pergantian kekuasaan, dan konsep ini
seterusnya berpengaruh pada hampir setiap pergantian dinasti di Cina. Ibukota Zhou
awalnya berada di wilayah barat, yaitu dekat kota Xi’an moderen sekarang, namun
kemudian terjadi serangkaian ekpansi ke arah lembah Sungai Yangtze. Dalam sejarah
Cina, ini menjadi awal dari migrasi-migrasi penduduk selanjutnya dari utara ke selatan.
Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM)
Pada sekitar abad ke-8 SM, terjadi desentralisasi kekuasaan pada Periode Musim Semi dan
Musim Gugur, yang diberi nama berdasarkan karya sastra Chun Qiu (Musim Semi dan
Gugur). Pada zaman ini, pimpinan militer lokal yang digunakan Zhou mulai menunjukkan
kekuasaannya dan berlomba-lomba memperoleh hegemoni. Invasi dari barat laut, misalnya
oleh Qin, memaksa Zhou untuk memindahkan ibu kotanya ke timur, yaitu ke Luoyang. Ini
menandai fase kedua Dinasti Zhou: Zhou Timur. Ratusan negara bermunculan, beberapa di
antaranya hanya seluas satu desa, dengan penguasa setempat memegang kekuasaan politik
penuh dan kadang menggunakan gelar kehormatan bagi dirinya. Seratus Aliran Pemikiran
dari filsafat Cina berkembang pada zaman ini, berikut juga beberapa gerakan intelektual
berpengaruh seperti Konfusianisme, Taoisme, Legalisme, dan Mohisme.
Periode Negara Perang (476 SM-221 SM)
Setelah berbagai konsolidasi politik, tujuh negara terkemuka bertahan pada akhir abad ke-5
SM. Meskipun saat itu masih terdapat raja dari Dinasti Zhou sampai 256 SM, namun ia
hanya seorang pemimpin nominal yang tidak memiliki kekuasaan yang nyata. Pada masa
itu, daerah tetangga dari negara-negara yang berperang juga ditaklukkan dan menjadi
wilayah baru, antara lain Sichuan dan Liaoning; yang kemudian diatur di bawah sistem
administrasi lokal baru berupa commandery dan prefektur ( 郡 县 / 郡 县 ). Negara Qin
berhasil menyatukan ketujuh negara yang ada, serta melakukan ekspansi ke wilayah-
wilayah Zhejiang, Fujian, Guangdong, dan Guangxi pada 214 SM. Periode saat negara-
negara saling berperang hingga penyatuan seluruh Cina oleh Dinasti Qin pada tahun 221
SM, dikenal dengan nama “Periode Negara Perang”, yaitu penamaan yang diambil dari
nama karya sejarah Zhan Guo Ce (Strategi Negara Berperang).
Zaman kekaisaran
Dinasti Qin (221 SM–206 SM)
Qin Shi Huang
Dinasti Qin berhasil menyatukan Cina yang terpecah menjadi beberapa kerajaan pada
Periode Negara Perang melalui serangkaian penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan lain,
dengan penaklukan terakhir adalah terhadap kerajaan Qi pada sekitar tahun 221 SM.[25] Qin
Shi Huang dinobatkan menjadi kaisar pertama Cina bersatu pada tahun tersebut. Dinasti ini
terkenal mengawali pembangunan Tembok Besar Cina yang belakangan diselesaikan oleh
Dinasti Ming serta peninggalan Terakota di makam Qin Shi Huang.
Beberapa kontribusi besar Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep pemerintahan
terpusat, penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya bahasa tertulis, satuan
pengukuran, dan mata uang bersama seluruh Cina, setelah berlalunya masa-masa
kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan Gugur. Bahkan hal-hal yang mendasar seperti
panjangnya as roda untuk gerobak dagang, saat itu mengalami penyeragaman demi
menjamin berkembangnya sistem perdagangan yang baik di seluruh kekaisaran.
 Dinasti Han (206 SM–220)

Lentera minyak Dinasti Han, abad ke-2 SM.


 
Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memimpin pemberontakan
rakyat dan meruntuhkan dinasti sebelumnya, Dinasti Qin, pada tahun 206 SM. Zaman
kekuasaan Dinasti Han terbagi menjadi dua periode yaitu Dinasti Han Barat (206 SM – 9)
dan Dinasti Han Timur (23 – 220) yang dipisahkan oleh periode pendek Dinasti Xin (9 –
23).
Kaisar Wu

berhasil mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran Cina dengan mendesak bangsa
Xiongnu (sering disamakan dengan bangsa Hun) ke arah stepa-stepa Mongolia Dalam,
dengan demikian merebut wilayah-wilayah Gansu, Ningxia, dan Qinghai. Hal tersebut
menyebabkan terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara Cina dan Eropa, melalui
Jalur Sutra..
Zaman Tiga Negara (220–280)
Zaman Tiga Negara (Wei, Wu, dan Shu) adalah suatu periode perpecahan Cina yang
berlangsung setelah hilangnya kekuasaan de facto Dinasti Han. Secara umum periode ini
dianggap berlangsung sejak pendirian Wei (220) hingga penaklukan Wu oleh Dinasti Jin
(280), walau banyak sejarawan Cina yang menganggap bahwa periode ini berlangsung
sejak Pemberontakan Serban Kuning (184).
Dinasti Jin dan Enam Belas Negara (280-420)
Cina berhasil dipersatukan sementara pada tahun 280 oleh Dinasti Jin. Meskipun demikian,
kelompok etnis di luar suku Han (Wu Hu) masih menguasai sebagian besar wilayah pada
awal abad ke-4 dan menyebabkan migrasi besar-besaran suku Han ke selatan Sungai
Yangtze. Bagian utara Cina terpecah menjadi negara-negara kecil yang membentuk suatu
era turbulen yang dikenal dengan Zaman Enam Belas Negara (304 – 469).

Patung Bodhisattva dari batu kapur, Dinasti Qi Utara, 570 Masehi, provinsi Henan.
Dinasti Utara dan Selatan (420–589)
Menyusul keruntuhan Dinasti Jin Timur pada tahun 420, Cina memasuki era Dinasti Utara
dan Selatan. Zaman ini merupakan masa perang saudara dan perpecahan politik, walaupun
juga merupakan masa berkembangnya seni dan budaya, kemajuan teknologi, serta
penyebaran Agama Buddha dan Taoisme.
Dinasti Sui (589–618)
Setelah hampir empat abad perpecahan, Dinasti Sui berhasil mempersatukan kembali Cina
pada tahun 589 dengan penaklukan Yang Jian, pendiri Dinasti Sui, terhadap Dinasti Chen
di selatan. Periode kekuasaan dinasti ini antara lain ditandai dengan pembangunan Terusan
Besar Cina dan pembentukan banyak lembaga pemerintahan yang nantinya akan diadopsi
oleh Dinasti Tang.
Dinasti Tang (618–907)
Pada 18 Juni 618, Li Yuan naik tahta dan memulai era Dinasti Tang yang menggantikan
Dinasti Sui. Zaman ini merupakan masa kemakmuran dan perkembangan seni dan
teknologi Cina. Agama Buddha menjadi agama utama yang dianut oleh keluarga kerajaan
serta rakyat kebanyakan. Sejak sekitar tahun 860, Dinasti Tang mulai mengalami
kemunduran karena munculnya pemberontakan-pemberontakan.
Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907–960)
Antara tahun 907 sampai 960, sejak runtuhnya Dinasti Tang sampai berkuasanya Dinasti
Song, terjadi suatu periode perpecahan politik yang dikenal sebagai Zaman Lima Dinasti
dan Sepuluh Negara. Pada masa yang cukup singkat ini, lima dinasti (Liang, Tang, Jin,
Han, dan Zhou) secara bergantian menguasai jantung wilayah kerajaan lama di utara Cina.
Pada saat yang bersamaan, sepuluh negara kecil lain (Wu, Wuyue, Min, Nanping, Chu,
Tang Selatan, Han Selatan, Han Utara, Shu Awal, dan Shu Akhir) berkuasa di selatan dan
barat Cina.
Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279)
Antara tahun 960 hingga 1279, Cina dikuasai oleh beberapa dinasti. Pada tahun 960,
Dinasti Song (960-1279) yang beribu kota di Kaifeng menguasai sebagian besar Cina dan
mengawali suatu periode kesejahteraan ekonomi. Wilayah Manchuria (sekarang dikenal
dengan Mongolia) dikuasai oleh Dinasti Liao (907-1125) yang selanjutnya digantikan oleh
Dinasti Jin (1115-1234). Sementara itu, wilayah barat laut Cina yang sekarang dikenal
dengan provinsi-provinsi Gansu, Shaanxi, dan Ningxia dikuasai oleh Dinasti Xia Barat
antara tahun 1032 hingga 1227.
Dinasti Yuan (1279–1368)
Kublai Khan, pendiri Dinasti Yuan
Antara tahun 1279 hingga tahun 1368, Cina dikuasai oleh Dinasti Yuan yang berasal dari
Mongolia dan didirikan oleh Kublai Khan. Dinasti ini menguasai Cina setelah berhasil
meruntuhkan Dinasti Jin di utara sebelum bergerak ke selatan dan mengakhiri kekuasaan
Dinasti Song. Dinasti ini adalah dinasti pertama yang memerintah seluruh Cina dari ibu
kota Beijing.
Dinasti Ming (1368–1644)
Sepanjang masa kekuasaan Dinasti Yuan, terjadi penentangan yang cukup kuat terhadap
kekuasaan asing ini di kalangan masyarakat. Sentimen ini, ditambah sering timbulnya
bencana alam sejak 1340-an, akhirnya menimbulkan pemberontakan petani yang
menumbangkan kekuasaan Dinasti Yuan. Zhu Yuanzhang dari suku Han mendirikan
Dinasti Ming setelah berhasil mengusir Dinasti Yuan pada tahun 1368.
Selama masa Dinasti Ming, pembangunan terakhir Tembok Besar Cina selesai
dilaksanakan, sebagai usaha perlindungan bagi Cina atas invasi dari bangsa-bangsa asing.
Meskipun pembangunannya telah dimulai di masa sebelumnya, sesungguhnya sebagian
besar tembok yang terlihat saat ini adalah yang telah dibangun atau diperbaiki oleh Dinasti
Ming. Bangunan bata dan granit telah diperluas, menara pengawas dirancang-ulang, serta
meriam-meriam ditempatkan di sepanjang sisinya.
Penemuan-penemuan Prasati Cina

Oracle Bones adalah potongan-potongan tulang atau tempurung kura-kura juga kerang


yang digunakan dalam ramalan kerajaan pada pertengahan shang hingga awal dinasti Zhou
di China kuno , dan sering bantalan prasasti yang ditulis dalam apa yang disebut skrip
oracle bones.

Sistem Penulisan Oracle Bones 

Selama Dinasti Shang, Beberapa yang paling luar biasa dari seni Cina adalah diciptakan-
Nya Kerajinan Menggunakan Perunggu. Masa ini menampilkan gaya perkembangan yang
dimulai dengan awal perunggu di Erh-li-tou dan mencapai puncak mereka di Anyang,
ibukota Shang, mana penggalian telah menghasilkan banyak karya perunggu yang
menunjukkan budaya yang sangat maju dalam Dinasti Shang di Milenium 2d. Seni
pengecoran perunggu periode ini adalah berkualitas tinggi seperti itu menunjukkan lama
sebelum percobaan.

Bronze Vessels Jade

Jade ( Yu dalam bahasa Cina pinyin ) didefinisikan sebagai batu yang indah oleh Xu Zhen
(sekitar 58-147 ) di Shuo Wen Jie Zi , kamus Cina pertama . Jade umumnya
diklasifikasikan ke dalam batu giok lunak ( nephrite ) dan batu giok keras ( jadeite ) . Sejak
China hanya memiliki batu giok jadeite lunak sampai didatangkan dari Burma selama
dinasti Qing (1271-1368) , giok tradisional mengacu pada batu giok lunak sehingga juga
disebut batu giok tradisional . Jadeite disebut Feicui dalam bahasa Cina . Feicui sekarang
lebih populer dan berharga daripada batu giok lunak di Cina.

Penemuan Terra Cotta

Tentara Terracotta merupakan Terra Cotta Warriors and Horses dari Qin Shi Huang
Maharaja Pertama China. Nombor Terracotta itu, yang berasal dari 210 SM, ditemui pada
tahun 1974 oleh beberapa petani setempat Xi’an, Wilayah Shaanxi, China berhampiran
Mausouleum Pertama Maharaja Qin. Angka-angka bervariasi quality (183-195 cm – 6
kaki-6 ft 5in), sesuai dengan peranan mereka, yang tertinggi menjadi jenderal. Angka-
angka termasuk askar, kereta, kuda, pegawai, pemain akrobat, orang kuat, dan musisi.

Kaligrafi dan Seni Kecil


Penguasaan brushwork berhubungan langsung dengan kaligrafi, secara tradisional
dianggap oleh Cina sebagai bentuk seni tertinggi. Master kaligrafi seperti Wang Hsi-chih
(c.303–361) dan anaknya yang dihormati. karya-karya mereka disalin untuk kesempurnaan
tulisan mereka. Ketergantungan pada teknik kaligrafi kemudian lukisan, namun,
menghasilkan seni steril rumus bekerja terlalu keras di lukisan pada abad ke 19. Prasasti-
prasasti yang elegan dan puisi sering dimasukkan dalam lukisan, yang berupa handscroll
atau sebuah gulungan-gulungan yang di buka memanjang, gulungan yang dapat di
gantung, atau album yang terbuat dari sutra atau kertas.

Kaligrafi
adalah seni menulis tanda-tanda sebuah bahasa. Kaligrafi Cina ditandai dengan orisinalitas
dan kekayaan tulisan Cina, Sedangkan Kaligrafi Tiongkok memungkinkan bidang ekspresi
artistik yang sangat lua

Arsitektur

Ciri khas dalam arsitektur Cina adalah penekanan pada artikulasi dan simetri bilateral,


yang berarti keseimbangan. Simetri bilateral dan artikulasi bangunan bisa ditemukan di
rumah-rumah pertanian sederhana dan kompleks istana. Elemen sekunder diposisikan
kedua sisi struktur utama seperti dua sayap untuk mempertahankan simetri bilateral secara
keseluruhan. kolom dalam struktur bangunan biasanya berjumlah genap. Pintu masuk
utama sebuah bangunan ditempatkan ditengah dinding bagian depan.
Berbeda dengan bangunan di kebun Cina cenderung asimetris. Prinsip yang mendasari
komposisi taman adalah untuk menciptakan aliran abadi.

Bab V
SENI RUPA JEPANG

Jepang adalah Negara yang memiliki keanekaragaman seni rupa mulai dari lukisan, patung
– patung, peninggalan bersejarah yang sampai saat ini masih di jaga kelestariannya.

Kepulauan jepang disebut kepulauan Matahari Terbit,telah dihuni sejak masa 3000
SM.Kebudayaan Jepang adalah kebudayaan yang masih muda jika dibandingkan dengan
kebudayaan Asia daratan terkemuka lainnya.

A.SENI RUPA JEPANG PADA MASA KEBUDAYAAN TERTUA

Peninggalan seni rupa Jepang pada masa awal berupa keramik berhias, benda kerajinan
logam,patung tanah liat,serta bangunan monumental berupa kuburan raksasa.

SENI RUPA JEPANG MASA KESUBURAN BUDAYA BUDHA/CINA


ZAMAN ASUKA (552-645)
Pada zaman Asuka (538-710), negara Jepang purba Yamato secara bertahap menjadi
negara yang tersentralisasi.
 Seni lukis

Lukisan dinding di Makam Takamatsuzuka, Asuka, Nara,


abad ke-8 Pada zaman Asuka (538-710)

ZAMAN NARA (646-794)

Zaman Nara pada abad ke-8 ditandai oleh negara Jepang yang kuat. Pada tahun 710, Kaisar
Gemmei mengeluarkan perintah kekaisaran yang memindahkan ibu kota ke Heijō-kyō
yang sekarang bernama Nara. Heijō-kyō dibangun dengan mencontoh ibu kota Dinasti
Tang di Chang'an (sekarang disebut Xi'an). Kekaguman terhadap Dinasti TangTercermin
pada peniruan terhadap aturan pemerintahan, Karya seni bahkan bahasa cina
1.Seni lukis

Perkembangan seni lukis terjadi pada masa ini sebuah badan seni lukis. dibawah
koordinasi mentri dalam negeri yang terdiri dari 4 orang pelukis berstatus master, 60 orang
pelukis biasa dan dilengkapi dengan pembantu-pembantu. Tugas badan seni lukis tadi
adalah menggarap lukisan-lukisan pada kuil dan istana disekitar Nara. Pada abad ke-7 dan
8, salah satu peninggalan seni lukis adalah karya seni lukis yang menghiasi dinding kondo
kuil Horyu-ji.

2.Seni Patung

Perkembangan seni patung dari masa Nara ditandai sifat


yang lebih realistis. Pengaruh agama Budha tampak
pada masa ini yakni salah satu patung Gakko Bosatku
( candraprabha). Karya seni patung Gakko Bosatku yang
menunjukkan sifat tenang, damai dan anggun. Karya
seni pada masa Nara terbuat dari tanah liat.

3.Arsitektur

Arsitektur masa Nara tidak begitu menonjol dari segi bentuk atau tampak luarnya. Gudang
tempat penyimpanan harta Shoso-in di Todai-Ji sebagai salah satu peninggalan arsitektur
masa ini. Bangunan ini dibangun pada tahun 756 berfungsi untuk menyimpan koleksi
karya seni sebagai harta peninggalan kaisar Shomu.

SENI RUPA JEPANG PADA MASA PERTUMBUHAN KEBUDAYAAN NASIONAL

Puncak kejayaan istana kekaisaran di bidang puisi dan sastra terjadi pada zaman Heian.
Pada awal abad ke-11, Murasaki Shikibu menulis novel Hikayat Genji yang hingga kini
merupakan salah satu dari novel tertua di dunia. Teknik yang digunakan dalam membuat
lukisan ini adalah tsukuri-e (make-up painting). Teknik yang dilakukan dengan pemberian
garis dasar warna hitam untuk kemudian diberikan warna warna mineral dalam beberapa
lapisan tebal. Garis garis utama diulangi dengan pemberian tinta. Penggambaran wajah
dilakukan dengan penggunaan garis lurus untuk mata dan garis bengkok untuk hidung
yang kurang memberikan gambaran watak, emosi bahkan enis kelamin. manfaat yang
ditimbulkan adalah suasana yang tidak realistis dari certia romantis tersebut.

SENI RUPA JEPANG PADA MASA PERTENGAHAN

1.MASA KAMAMURA(1185-1392)

Keshogunan Kamakura berkuasa di Jepang dari tahun 1185 hingga 1333 yang disebut
zaman Kamakura yang merupakan zaman transisi menuju abad pertengahan Jepang.
Abad pertengahan berlangsung selama hampir 700 tahun ketika pemerintah pusat,
istana, dan Kaisar Jepang umumnya hanya menjalankan fungsi-fungsi seremonial.

Seni lukis
Lukisan potret minamoto no yoritomo berwarna
diatas stera pada abad ke -13 Lukisan ini dibuat oleh
fujiwara takanobo yang Menunjukkan karakter khas
dengan penonjolan dengan kpribadian,detail wajah
yang realistis, dan penggayaan pakaian yang
menyerupai bidang persegi dibagian bahu tampak
menyerupai bentuk sayap yang siap untuk
dikepakkan. Lukisan ini menunjukkan pola desain
dan pewarnaan yang simple,mantap dan
monumental yang di tonjolkan dari watak disiplin kuat dari sang shogun
minamoto.

3.MASA MUROMACHI (1392-1573)

Dalam periodisasi sejarah Jepang, zaman Muromachi berlangsung dari sekitar


tahun 1136 hingga 1673 ketika kekuasaan pemerintah berada di tangan Keshogunan
Ashikaga yang juga disebut Keshogunan Muromachi. Pendiri Keshogunan Ashikaga
adalah Ashikaga Takauji yang merebut kekuasaan politik dari Kaisar Go-Daigo dan
sekaligus mengakhiri Restorasi Kemmu. Zaman Muromachi berakhir pada tahun 1573
ketika shogun ke-15 sekaligus shogun Muromachi terakhir, Ashikaga Yoshiaki diusir
dari ibu kota Kyoto oleh Oda Nobunaga.

Dari segi arsitektur dibuat bangunan yang


sangat megah seperti Kinkaku dan Ginkaku.
MASA PRA MODERN

SENI RUPA JEPANG PADA MASA MOMOYAMA ( 1573-1615)

a. arsitektur

Pada tahun 1601, Ikeda Terumasa (1564-1613) diserahi


kendali Istana Himeji karena kesetiannya kepada
Tokugawa. Terumasa lah yang kemudian membangun
Istana Himeji seperti yang sekarang. Kurang lebih
membutuhkan sembilan tahun untuk membangunnya.
Kastil Himeji terletak di dua bukit. Terdiri dari satu
menara utama dan tiga lainnya berukuran lebih kecil.
Tinggi keseluruhan menara utama mencapai 46 meter. Menara utama merupakan
bangunan berlantai tujuh—satu lantai berada di bawah tanah—dengan atap susun lima.
Tiga bangunan menara berukuran kecil (Menara Barat, Inui, dan Timur) semuanya
beratap susun dua terdiri dari empat lantai dan berfungsi sebagai menara pengawas yang
sekaligus penghubung menara satu dengan lainnya; Watari yagura (“menara
penyeberang”).

Selain Kastil ada beberapa bangunan lain di Kastil


Himeji. Bangunan-bangunan itu diapit oleh parit
serta dinding batu. Bangunan-bangunan ini juga
terhubung satu sama lain dengan koridor. Kastil
yang tahun kemarin baru selesai direnovasi dan
kembali dibuka untuk umum ini, ukuran kompleks
utamanya mencapai 140 meter jika dilakukan
pengukuran dari sumbu timur-barat dan 125 meter
jika diukur dari sumbu utara-selatan.

Dizaman ini ada seni merangkai bunga,yang dihadirkan untuk mengungkapkan kemunian
dan kesederhanaan dalam upaya menghayati kedalaman alam. Orang yang membawa seni
merangkai bunga kedalam tatanan upacara minum teh di Jepang disebut Ikenobo Senkei.

SENI RUPA JEPANG PADA MASA EDO (1615-1867)


Fondasi batu di menara utama Istana Edo. Pada zaman Edo adalah pemerintahan otonomi
daerah berada di tangan lebih dari dua ratus pejabat daimyo. Sebagai klan terkuat,
pemimpin klan Tokugawa dari generasi ke generasi menjabat sebagai shogun (sei-I
taishōgun). Keshogunan Tokugawa yang
bermarkas di Edo (sekarang Tokyo).

Zaman Edo adalah zaman keemasan seni lukis


ukiyo-e dan seni teater kabuki dan bunraku.
Sejumlah komposisi terkenal untuk koto dan
shakuhachi berasal dari zaman Edo jenis dan
artefak peninggalan jepang dogu. Dogu
adalah patung humanoid kecil dibuat di
Jepang prasejarah. Tampilan yang tidak
biasa dari Dogu telah diklaim menyerupai semacam baju ruang angkasa, seharusnya
lengkap dengan kacamata, baju besi dan selang. Menambah misteri, tujuan yang
tepat mereka masih belum jelas bagi sejarawan.

Seni lukis

Lukisan “Ukiyo” dalam bahasa Jepang memiliki makna “dunia mengambang” dan
mengacu pada budaya yang berkembang dipusat-pusat Edo, semisal Tokyo, Osaka dan
Kyoto. Bentuk seni lukis ini kemudian menjadi sangat populer dalam budaya
metropolitan Tokyo pada paruh abad ke-17. Menyebabkan banyak kelas pedagang dan
pengrajin yang mulai menulis cerita, menggambar yang disusun menjadi buku. Yang
menjadi objek dalam cerita maupun gambarnya ialah kehidupan urban dan budaya
masyarakat kala itu. Dan lukisan Ukiyo-e mengalami kebangkitannya pada abad ke-20.

Seni keramik

Kesenian keramik di Jepang, diperkirakan berawal pada periode Jomon,


periode yang tertua dan merupakan Jaman Prasejarah pada sejarah Jepang. Waktu
periode Jomon sekitar 10.000 SM – 200 SM. Setelah periode Jamon usai, Jepang
memasuki periode Yayoi.

SENI RUPA KONTEMPORER JEPANG


Seni rupa kontemporer Jepang memiliki watak khas yang bersumber pada peradaban klasik
yang didasarkan pada Zen Budhisme. Pengaruh Budhisme yang datang dari Cina dan
Korea dan kemudian berasimilasi dengan kepercayaan Shinto di Jepang membuahkan
sekte Budha yang kemudian dikenal dengan Zen Budhisme. Prinsip kesederhanaan yang
menjadi inti ajaran Budha bertemu dengan inti ajaran Shinto yang melebur dengan alam
menjadi inti dasar dari paham estetik Zen, yang lebih cenderung bersifat esoterik.

Bab VI

SENI RUPA ISLAM

Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir hingga akhir masa
keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur
Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai mundurnya
kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya Islam dan keseniannya tersebar jauh
lebih luas daripada itu dan tetap bertahan hingga sekarang.

CIRI DAN PERIORIDASI


Seni rupa Islam tidak berdiri sendiri seperti Seni rupa Buddha ataupun Barat. Ia merupakan
gabungan dari kesenian daerah-daerah taklukan akibat adanya ekspansi oleh kerajaan
bercorak Islam di sekitar Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Kecil, dan Eropa dan
penakulukan oleh bangsa Mongol. Daerah ini didefinisikan sebagai Persia, Mesir, Moor,
Spanyol, Bizantium, India, Mongolia, dan Seljuk. Selain itu ditemukan pula pengaruh
akibat hubungan dagang, seperti Tiongkok. Ini disebabkan miskinnya seni rupa asli Arab
pada saat itu walaupun dalam bidang sastra dan musik sebenarnya memperlihatkan hal
yang menakjubkan. Keberagaman pengaruh inilah yang membuat seni rupa Islam sangat
kaya.
Hal ini terutama bisa dilihat dari arsitektur Islam yang memperlihatkan gabungan corak
dari berbagai daerah.

SENI RUPA ASLI JAZIRAH ARAB


Seni rupa asli Jazirah Arab bisa terlihat dari arsitektur di sekitar wilayah Makkah dan
Madinah. Kedua kota ini merupakan pusat pemerintahan pada masa Nabi Muhammad.
Biasanya arsitektur asli Jazirah Arab berupa bentuk bangunan segi empat sederhana yang
difungsikan sebagai tempat ibadah. Bagian tengah merupakan lapangan terbuka dengan
dikelilingi pilar, dinding, dan kamar-kamar. Lapangan berfungsi sebagai tempat salat
berjamaah dan di bagian depan kiblat terdapat mimbar untuk khatib yang memberikan
ceramah keagamaan. Contoh bangunan yang masih memperlihatkan ciri arsitektur ini
adalah Masjid Nabawi.

SENI RUPA UMAYYAH


Seni rupa pada zaman Umayyah banyak dipengaruhi oleh kesenian Bizantium, sebagai
akibat dipindahkannya pusat pemerintahan Islam dari Makkah ke Syria. Seni rupa ini
banyak memperlihatkan ciri seni rupa kristen awal, yaitu bentuk-bentuk basilika dan
menara. Seperti bisa dilihat di Masjid Umayyah yang awalnya adalah Gereja Johannes di
Damaskus. Interior masjid ini digarap seniman-seniman Yunani dari Konstantinopel.

Pada masa ini ragam hias mosaik dan stucco yang dipengaruhi oleh pengulangan geometris
sebagai tanda berkembang pesatnya ilmu pengetahuan. Selain itu ciri khas lapangan di
tengah masjid mulai diganti oleh ruangan besar yang ditutup kubah.

Pada masa ini pula dikenal kalifah yang sangat memperhatikan kelestarian masjid-masjid,
yaitu Kalifah Abdul Malik dan Kalifah Al-walid. Kalifah Abdul Malik membangun Kubah
Batu Karang (dikenal pula dengan nama Masjid Quber esh Sakhra dan Masjid Umar)
sebagai pengingat tempat dinaikkannya Nabi Muhammad ke langit pada peristiwa Isra-
Miraj. Selain itu dibangun pula Masjid Al Aqsa.

Dinasti Umayyah juga meninggalkan banyak istana yang memiliki ciri tersendiri, yaitu
bangunan di tengah-tengah gurun pasir yang terasing, walaupun kini banyak yang telah
rusak. Contohnya adalah Istana Kusair Amra.

SENI RUPA ABBASYIAH


Perkembangan seni rupa periode ini dimulai sejak tahun 747 M sebagai akibat keruntuhan
Dinasti Umayyah akibat revolusi oleh Keluarga Abbasiyah bersama kelompok Syiah. Seni
rupa ini terkonsentrasi di pusat pemerintahan baru di daerah Baghdad dan kemudian
pindah ke Sammara, Persia (sekarang wilayah Iran dan Irak). Walaupun sebenarnya
Baghdad adalah pusat pemerintahan dan kebudayaan, namun penyerangan oleh bangsa
Mongol membuat hampir seluruh peninggalan di daerah ini musnah, sehingga bukti karya
lebih banyak didapat di daerah-daerah sekitarnya.

Seni rupa pada zaman ini maju akibat lancarnya perdagangan dengan bangsa Syria,
Tiongkok, India, dan bahkan Nusantara. Selain itu dimulai banyak penerjemahan tulisan-
tulisan kuno Yunani, sehingga seni ilustrasi berkembang.
Peninggalan penting dari masa ini adalah Masjid Mutawakkil, Masjid Abu Delif, dan bekas
istana kalifah. Masjid pada zaman ini berciri mirip bangunan kuno mesopotamia, yaitu
menara yang semakin mengecil di bagian ujungnya dan motif hias abjad Kufa, yaitu motif
hias dari kaligrafi berbentuk tajam dan kaku. Selain itu ditemukan bentuk tiang
melengkung.

Pindahnya kekuasaan dari keluarga Abbasyiah ke Fatimiyah dan dipindahkannya ibukota


ke Mesir membuat pengaruh seni Afrika Utara menjadi kuat.

SENI RUPA TURKI


Pengaruh Turki didapat dari penaklukan Iran oleh bangsa Turki pada abad 11 M. Di bawah
kekuasaan ini Bizantium, Iran, Mesopotamia, dan Asia Kecil bersatu di bawah kerajaan
bercorak Islam.

Pada masa ini seni rupa yang berkembang adalah dekorasi dan tekstil. Antara lain
ditemukan teknik hias batu bata. Selain itu ditemukan kaligrafi dengan abjad nashi dan
juga banyak pengaruh keramik-keramik Tiongkok dari dinasti Sung.

SENI RUPA KORDOBA


Dimulai pada tahun 750, Seni rupa Kordoba meliputi daerah Spanyol dan Moor. Contoh
peninggalannya adalah Masjid Kordoba. Ia merupakan gabungan kesenian Yunani klasik
dan kesenian lokal yang tidak terorganisasi dengan baik menjadi satu kesatuan. Ciri
utamanya adalah pelengkung tapal kuda.Ciri khas seni rupa dari Moor adalah pemakaian
motif yang diinspirasi oleh pengulangan ilmu ukur.

KAMALUDIN BEHZAD MAESTRO SENI LUKIS MINIATUR


Maestro seni lukis Persia. Begitulah Kamaluddin Behzad--pelukis miniatur terkemuka dari
Persia-- itu kerap dijuluki. Ia adalah pelukis miniatur ulung yang mendedikasikan dirinya
di istana Dinasti Timurid serta Safawiyah. Sebagai pelukis andal, Behzad pun didapuk
sebagai direktur bengkel seni lukis (kitabkhana) yang memproduksi risalah bergambar
dengan gaya yang khas

Behzad terlahir sebagai anak yatim di kota Herat (Afghanistan) pada 1450 M. Ia
dibesarkan oleh ayah angkatnya, seorang pelukis terkemuka bernama Mirak Naqqash.
Behzad pun tumbuh sebagai anak yang menggemari lukisan. Berkat kemampuan
melukisnya, sang maestro pun dipercaya penguasa Timurid, Sultan Husain Bayqarah
(berkuasa 1469 M-1506 M), untuk menjadi pelukis istana.

Selain dipercaya Sultan, Behzad juga sering diminta oleh para penguasa Timurid untuk
melukis. Ketika kekuasaan Dinasti Timurid ambruk, pamor Behzad sebagai maestro lukis
tetap bersinar. Tak heran, jika penguasa Dinasti Safawiyah yang berpusat di Tabriz juga
mengangkatnya sebagai pelukis istana. Saat itu, Dinasti Safawiyah dipimpin oleh Shah
Ismail I Safav.

Behzad pun diangkat sebagai direktur studio lukis istana Safawiyah. Dengan kepercayaan
itu, sang maestro pun mengembangkan seni lukis yang kemudian menjadi ciri khas lukisan
Persia. Pelukis Persia di era Behzad kerap menggunakan susunan elemen-elemen arsitektur
geometrik sebagai struktur atau konteks komposisi dalam menyusun gambar. Behzad pun
memiliki kemampuan dalam membuat landskap.

MENGUMANDANGKAN KEINDAHAN MELALUI KALIGRAFI ISLAM


Keindahan terus menyertai hadirnya karya seni Islam, apalagi kalau kita melihat karya-
karya lukis ornamen yang berangkat dari motif-motif flora yang mengambil obyek-obyek
yang ada di alam dan seisinya dengan mengutamakan aspek keindahannya sebagai totalitas
wacana isian yang dikemukakan kepada publik seni Islam.

Dalam Al-qur’an yang penuh kisah-kisah indah tersebut paling tidak terdapat 30 ayat
tentang keindahan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dan, bila pelukis muslim
bertolak dari ayat-ayat Al-qur’an tersebut maka dalam dirinya senantiasa penuh dengan
kalimat tauhid setiap saat, maka lukisannya membuahkan hasil yang bernafaskan Islam
atau jauh dari bisikan-bisikan syetan. Mengingat pelukis Islam selalu berpegang teguh
dengan ayat-ayat Al-qur’an, tentulah yang bersangkutan tidak akan takut atau menunggu
dulu komando dari para alim ulama boleh atau tidaknya melukis atau membuat lukisan
sebagai karya sejauh jelas tujuan, fungsi dan sasarannya serta tidak menyimpang dari
ajaran agama Islam seperti yang terkandung dalam Al-qur’an.

Namun tentulah akan jauh lebih berarti dan bermakna bila seniman lukis Islam dan para
alim ulama yang ada dapat seiring dan sejalan dalam membentuk opini yang tidak
menyimpang sesuai ajaran Islam terhadap karya-karya lukis yang dihasilkan melalui
wilayah kreativitas dan penjelajahan senimannya yang dengan sendirinya seniman Islam
tidak ketinggalan dari aspek bentuk-bentuk karya dan nilai-nilai estetika yang ada di
dalamnya dengan hasil karya seniman non Islam.

Di Indonesia sendiri seni Islam berkembangan selain ditandai hadirnya sejumlah arsitektur
dengan interior pada mesjid-mesjid terkemuka di tanah air, juga hadirnya dalam bentuk-
bentuk ornamen yang mengambil mortif-motif flora bahkan fauna yang distilasi dari aspek
bentuk-bentuknya diberbagai tempat dan lokasi yang setiap saat menampilkan nilai
keindahan, juga ditandai maraknya perkembangan seni lukis kaligrafi Islam.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1PEMBAHASAN ISI BUKU


Bab ini terdiri dari 6 bab,yang terdiri dari:
Bab I Seni Rupa Mesir membahas tentang mesir dinasti awal dan kerajaan tua,kerajaan
tengah dan baru

Bab II Seni Rupa Mesopotamia membahas tentang seni rupa tertua,sumeria,akkadia,


babylonia,assyria,babylonia baru dan persia.

Bab III Seni Rupa India membahas tinjauan umum seni rupa india,seni rupa masa
permulaan,budha,hindu dan jaina.

Bab IV Seni Rupa Cina membahas kerajaan tertua, dinasti shang ,chou ,chi’in ,han ,tang
,sung,dinasti yuan,ming,manchuria.

Bab V Seni Rupa Jepang membahas tentang seni rupa massa kebudayaan tertua,kesuburan
buday budha/cina,pertumbuhan kebudayaan nasional,pertengahan,pra modern,modern.

Bab VI Seni Rupa Islam membahas tentang tinjauan seni rupa islam,seni rupa islam dari
berbagai kurun waktu dan daerah.
3.2 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU

BUKU UTAMA

●Keunggulan

 Penyajian kompetensi dasar dan indikator keberhasilan di awal bab sangat baik
sebagai acuan tingkatan atau hal yang perlu dicapai setelah dan dengan
mempelajari materi.
 Pembahasan materi sesuai dengan perkembangan ilmu yang dibutuhkan pada
zamannya.
 Menggunakan kata-kata yang sederhana atau mudah dimengerti.
 Rangkuman yang terletak setelah penjabaran materi, Hal ini sangat membantu
untuk pembaca mereview kembali hal-hal pokok yang harus diingat dan dipahami
dengan baik.
 Sumber-sumber buku acuan dalam penulisan buku dicantumkan dengan baik
dalam daftar pustaka sehingga pembaca mengetahui sumber aslinya.
 Cover buku cukup menarik.

●Kelemahan

 Terdapatkan penulisan huruf yang salah dibeberapa halaman.


 Di beberapa halaman buku tulisan teks terlalu kecil,sehingga pembaca sedikit
menggalami kesulitan.
 Penjabaran Biodata Buku dihalaman awal, tidak Lengkap.
 Gambar yang ada dibuku tidak begitu jelas.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Sejarah adalah kajian tentang masa lampau,khususnya bagaimana kaitannya dengan
manusia.
Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan
rupa sebagai medium penggungkapan gagasan seni.
Sejarah seni rupa timur terdiri dari: Mesir,Mesopatamia,India,Cina,Jepang,Dan Islam.
Perkembangan sejarah seni rupa dapat dirunut sejak zaman purbakala hingga era modern.
Secara garis besar, sejarah seni rupa terbagi dalam beberapa periode sebagai berikut:
1.  Seni Rupa Zaman Pra Sejarah
2.  Zaman Peradaban Bangsa-Bangsa Kuno
3. Zaman Abad Pertengahan
4. Seni Rupa Zaman Renaissance
5. Seni Rupa Zaman Barok dan Rokoko
6. Seni Rupa Abad ke-19
7. Seni Rupa Abad ke-20

4.2 SARAN
Secara keseluruhan, buku ini tentu memiliki keunggulan tersendiri. Tetapi, buku ini
pun tidak luput dari kelemahan.Oleh karena itu, setiap buku haruslah terus meningkatkan
kualitas dan ketelitian dalam penulisan buku yang sesuai dengan kebutuhan pada setiap
zamannya, sehingga buku dapat membantu menjadikan orang yang ingin belajar memiliki
banyak pengetahuan yang lebih luas dan mendalam.
DAFTAR PUSTAKA

Salam,Sofyan.,dan Tangsi.200.Sejarah Seni Rupa Timur. Makassar : UNM.

http://panduanwisata.id/files/2013/06/2-1-300x241.jpg Diunduh 12/03/2018 pukul 20:18

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah/Jepang Diunduh 12/03/2018 pukul 20:20

Anda mungkin juga menyukai