MK. DKV
PRODI S1 PEND. SENI RUPA
MK
TIPOGRAFI Skor Nilai:
(Drs. Gamal Kartono, M.Si, 2017)
NAMA MAHASISWA :
NIM :
DOSEN PENGAMPU : DRS. GAMAL KARTONO, M.SI
MATA KULIAH : DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Puji dan syukur atas hikmat serta berkat yang melimpah yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa, Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Critical Book Review ini
dengan baik. Selain itu juga penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih saya kepada
dosen mata kuliah Desain Komunikasi Visual, Drs. Gamal Kartono, M.Si yang sudah
membimbing dan menjelaskan dalam mengerjakan tugas makalah ini.
Saya sangat menyadari bahwa makalah critical Book Review ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki lagi. Oleh karena itu saya mengharapkan
pengertian apabila terdapat kekurangan didalam makalah ini. Begitu juga, saya sangat
menerima kritikan dan saran untuk makalah ini demi memperbaiki dan membuat laporan
tugas semakin baik dan sempurna lagi. Dan sekira – kiranya tugas saya ini dapat berguna bagi
kita semua terkhususnya untuk dosen dan mahasiswa.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Rekomendasi ...................................................................................
PENDAHULUAN
Berpikir kritis adalah seni menganalisis sebuah gagasan berdasarkan penalaran yang
logis. Berpikir kritis bukanlah berpikir secara keras melainkan berpikir lebih baik lagi.
Seseorang yang mengasah kemampuan berpikirnya biasanya memiliki tingkat keingintahuan
intelektual yang tinggi. Dengan kata lain, orang yang menganalisis suatu gagasan adalah
mereka yang rela menginventasi waktu dan tenaganya untuk memahami dan mempelajari
segala fenomena dan masalah yang ada disekitarnya.
Dalam mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam bersikap kritis dan analisis, maka
dibuatlah enam jenis penugasan untuk mendukungnya. Salah satu penugasan tersebut adalah
Critical Book Review.
Critical book review merupakan salah satu instrumen yang dapat mendukung
keberhasilan pembelajaran dibangku perkuliahannya. Indikator perkuliahan critical Book
review ini untuk mendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dalam
penciptanya kemampuan dari setiap mahasiswa atau mahasiswi untuk mengevaluasi
penjelasan, interpretasi serta analisis mengenai kelebihan maupun kelemahan baik dari jurnal,
buku ataupun artikel lainnya, sehingga berdampak besar bagi pengembangan cara berpikir
dan sikap dari mahasiswa yang pada akhirnya menambah pemahaman dan pengetahuan
mahasiswa itu sedini mungkin terhadap kajian mata kuliah yang telah diambil tersebut.
Adapun Tujuan dari pengerjaan Critical Book Review ini yaitu pertama untuk
mendorong setiap mahasiswa untuk berpikir kritis mengenai setiap masalah yang sedang
terjadi atau yang mungkin akan terjadi. Selanjutnya untuk membuat setiap mahasiswa
memperluas ilmu pengetahuannya mengenai teori – teori ataupun masalah dan yang terakhir
adalah untuk menghadirkan pendekatan kepada mahasiswa serta membantu mahasiswa dalam
mencari serta menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi serta akan dihadapi mahasiswa.
Dengan kata lain, melalui critical book review mahasiswa diajak untuk menguji
pemikiran dan mengetahui maksud dari pengarang maupun penulis berdasarkan sudut
pandang yang akan dibangun oleh setiap mahasiswa berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang mereka miliki.
1. Menyelesaikan salah satu tugas dalam mata kuliah ‘Desain Komunikasi Visual’
2. Menambah wawasan bagi setiap mahasiswa.
3. Meningkatkan Kemampuan mahasiswa dalam menganalisa artikel, buku atau jurnal
yang dibacanya.
4. Menguatkan sikap kritis mahasiswa pada proses pendidikan.
C. Manfaat CBR
Critical Book Review bermanfaat untuk membantu mahasiswa dalam memperoleh
wawasan, meningkatkan pemahaman terhadap suatu artikel, buku maupun jurnal serta sikap
kritis pada pembelajaran.
Buku II
1. Judul : Buku Ajar Tipografi
8. Edisi :-
9. Pengarang : Drs. Gamal Kartono, M.Si
10. Penerbit : Unimed Press
11. Kota terbit : Medan
12. Tahun terbit : 2017
ISBN
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Buku I
Setiap Alfabet memiliki keunikan masing-masing yang menyebabkan mata kita dapat
membedakan setiap huruf. Keunikan ini disebabkan karena cara mata melihat korelasi antara
komponen visual yang satu dengan yang lainnya. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman
dan Australia, memfokuskan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini
berbasis pada "pattern seeking" dalam perilaku manusia.
A. Anatomi Huruf
Gabungan seluruh komponen dari setiap huruf merupakan identifikasi visual yang
dapat membedakan antara huruf yang satu dengan yang lainnya. Berikut adalah terminologi
yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik
huruf :
a. Baseline : Sebuah garis maya horizontal yang menjadi batas dari bagian terbawah
setiap huruf besar.
b. Capline : Sebuah garis maya horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas
disetiap huruf besar.
c. Meanline : Sebuah garis lurus horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas setiap
huruf kecil
d. x-Height : jarak ketinggian dari baseline sampai ke meanline, x-height merupakan
tinggi dari badan huruf kecil. Cara yang termudah mengukur ketinggian badan huruf
kecil adalah dengan menggunakan huruf “x”
e. Ascender : Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada diantara meanline dan
capline
f. Descender : Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada dibawah baseline.
Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur
huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu : Kelompok garis tegak
datar, Kelompok garis tegak miring, Kelompok garis tegak lengkung dan Kelompok garis
lengkung.
Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum persepsi dari teori Gestalt,
yaitu figure dan ground. Apabila kita menelaah keberadaan ruang negatif dari seluruh huruf
maka secara garis besar dapat dipecah menjadi tiga kelompok, yaitu : Ruang negatif bersudut
lengkung, Ruang negatif bersudut persegi-empat, Ruang negatif bersudut persegi tiga.
Manusia Primitif menggunakan berbagai gambar dan simbol visual sebagai cara alami
dalam mengomunikasikan gagasan, merekam peristiwa, menyampaikan informasi, dan
sebagai media kegiatan ritual. Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada
awal masa kejayaan kerajaan Romawi. Dalam sejarah tipografi, lahirnya desain dan gaya
huruf banyak dipengaruhi oleh factor budaya serta pembuatannya, baik yang mengunakan
perangkat tradisional maupun teknologi mesin serta komputer.
b. Roman script
Salah satu gaya romant script yang teramat penting ialah capitalis quadrata yang
banyak digunakan pada abad ke-2 hingga abad ke-5. huruf ini dibuat dengan pena berujung
datar yang merupakan versi kaligrafi dari square capitalis. Huruf ini banyak digunakan untuk
naskah-naskah penting dan judul buku.
c. Uncial scripts
Disekitar abad ke-7, ketika Charlemagne berkuasa menjadi pemimpin di sentral Eropa,
ia banyak menatuh perhatian pada bidang pendidikan dan kesenian. Konon, Charlemagne
tidak dapat membaca dan menulis, namun lewat gagasannya dibangun sebuah sekolah di
istananya dimana diajarkan cara menyalin dan memproduksi naskah-naskah yang kelak
menjadi sumber lahirnya kembali ilmu pengetahuan dan kesenian.
Pada masa itu, para penyalin huruf memiliki kualitas keterampilan yang sangat buruk.
Banyak sekali naskah yang sulit dibaca. Untuk menanggulangi permasalahan ini,
Charlemagne mengangkat Alcuin of York, seorang budayawan dari Inggris sebagai
penasihatnya untuk menangani pengadaan buku-buku serta pembuatan huruf. Alcuin
menciptakan suatu standardisasi untuk desain tata letak serta gaya huruf baru yang kemudian
dikenal dengan nama Carolingian Minuscule Scripts. Huruf ini merupakan pionir dari bentuk
huruf kecil kontemporer yang digunakan sekarang. Carolingian Minuscule Scripts memiliki
beberapa ligatures, ascender, dan descender serta mudah dibaca walaupun ditulis dalam
ukuran huruf yang kecil.
e. Angka arab
f. Gothic
Titik puncak dari periode Gothic berlangsung antara abad ke-12 hingga abad ke-15
yang dimotori oleh para humanis Itali di jaman Renaissance. Periode Gothic ditandai dengan
dimunculkannya kembali elemen-elemen klasik ke dalam perbendaharaan visual.
Ciri dari huruf Gothic adalah dominasi garis-garis vertikal yang sangat kuat serta
penggunaan ornament-ornamen pada huruf inisial. Tulisan bergaya Gothic secara umum
sangat dekoratif serta sukar dibaca. Ini merupakan contoh dari peranan nilai estetik yang
lebih dominan dibanding nilai fungsionalnya, seperti terlihat dari penamaan untuk salah satu
huruf Gothic yang disebut Textura.
g. Renaissance
Pada tahun 1463, Felice Feliciano merancang Alphabetum Romanum, sebuah pola
konstruksi huruf dengan menggunakan bentuk bujur sangkar yang di dalamnya terdapat
sebuah lingkaran yang beraksis pada persilangan dua garis diagonal. Pola konstruksi ini dapat
mengontrol setiap pengembangan komponen pada huruf yang keseluruhannya berbasis pada
bentuk-bentuk geometrik.
h. Baroque Scripts
Rancangan huruf dalam periode Baroque pada abad ke-16 sampai dengan abad ke-17
memiliki tendensi kepada seni kaligrafi. Desain huruf dipenuhi oleh hiasan serta ornamen
dari elaborasi guratan-guratan garis yang memberikan kesan mewah.
Dari tahun 1760-1840 adalah masa revolusi industry yang terjadi di Inggris dengan
membawa dampak kuat terhadap kehidupan sosial ekonomi.
j. Art Nouveau
Selama dua dekade (1890-1910) perkembangan seni arsitektur, desain produk ,
furnitur, mode pakaian hingga desain grafis mengacu pada gaya dekoratif Art Nouveau yang
merupakan reaksi terhadap gerak dari revoulusi industri yang ekspresif secara visual
diidentifikasi dengan bentuk bentuk organik yang menyerupai tanaman.
k. Bauhaus
Bauhaus didirikan pada tahun 1919 di kota Weimar – Jerman oleh seorang arsitek
Jerman, Walter Gropius (1883 – 1969). Tujuan inti The Bauhaus. Lewat teori dan praktek,
Mereka menciptakan desain buku, poster, katalog, eksibisi, majalah , serta desain huruf yang
sangat inovatif.
l. Sans serif
Jenis huruf ini sudah dikenal sejak revolusi industry abad ke-19 , namun perannya
hanya terbatas sebagai display type . huruf sans serif dianggap pilihan sempurna karena lebih
mudah dibaca.
m. Typography Digital
Huruf dapat diperkecil dan diperbesar dengan mudah pada layar monitor .Huruf
bitmap yang muncul awal tahun 1980 memiliki kualitas output dengan resolusi tetap 72 dpi
dalam ukuran tetap 12 pt.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada buku yang berjudul ’Tipografi’ membahas tentang sejarah tipografi, lahirnya
desain dan gaya huruf banyak dipengaruhi oleh faktor budaya serta pembuatannya, baik yang
mengunakan perangkat tradisional maupun teknologi mesin serta komputer. Adapun desain
dan gaya huruf tersebut adalah Roman Square Capitals yang dimana Huruf-huruf ini dikenal
sebagai square capitals dan merupakan cikal bakal huruf capital sekarang, Roman script yang
dimana huruf ini dibuat dengan pena berujung datar yang merupakan versi kaligrafi dari
square capitalis, Uncial scripts yang merupakan Jenis huruf yang banyak sekali digunakan
oleh gereja-gereja pada abad ke-5 sampai dengan abad ke-9, Carolingian Minuscule Sripts
yaitu desain tata letak serta gaya huruf baru yang kemudian dikenal dengan nama Carolingian
Minuscule Scripts, selanjutnya Angka arab yang dimana angka tersebut digunakan dalam
alphabet latin yang berasal dari kebudayaan islam, Gothic yang Ciri dari huruf ini adalah
dominasi garis-garis vertikal yang sangat kuat serta penggunaan ornament-ornamen pada
huruf inisial, Renaissance sebuah pola konstruksi huruf dengan menggunakan bentuk bujur
sangkar yang didalamnya terdapat sebuah lingkaran yang beraksis pada persilangan dua garis
diagonal, Baroque Scripts yang merupakan Desain huruf dipenuhi oleh hiasan serta ornamen
dari elaborasi guratan-guratan garis yang memberikan kesan mewah, di Era Revolusi Industri
Dari tahun 1760-1840 adalah masa revolusi industri dengan membawa dampak kuat terhadap
kehidupan sosial ekonomi, Art Nouveau yang merupakan reaksi terhadap gerak dari revoulusi
industri yang ekspresif secara visual diidentifikasi dengan bentuk bentuk organic, Bauhaus
yang didirikan pada tahun 1919 dikota Weimar – Jerman oleh seorang arsitek Jerman, Walter
Gropius, Sans serif yang dimana huruf sans serif ini dianggap pilihan sempurna karena lebih
mudah dibaca dan terakhir Typography Digital yang merupukan Huruf dapat diperkecil dan
diperbesar dengan mudah pada layar monitor.
Sedangkan menurut buku yang berjudul ‘Perihal cetak – mencetak’ desain dan gaya
huruf yang dibahas adalah Tulisan dengan huruf paku yang dimana huruf-huruf paku yang
merupakan tulisan yang pertama dikembangkan di dunia, Tulisan hieroglyph yang
merupakan tulisan gambar murni ditakikkan pada batu, Tulisan punesia yang dimana Alfabet
punesia terdiri dari 22 huruf tetapi tidak memiliki huruf hidup (vocal), Tulisan Romawi yang
dimana orang romawi mempelajari tulisan Yunani dan sistem tulisan etruska serta
memperbaikinya dan pada akhirnya membentuk tanda-tanda baru Romawi dengan 21 huruf
alfabet, Tulisan quadrata, rustica dan cursive Perkembangan lebih lanjut ketika orang
Romawi mulai menulis dengan pena ini menghasilkan 3 grup tulisan yaitu quadrata, rustica
dan Cursiva, Tulisan uncial yang dimana Huruf ini lebih banyak lengkungan yang dipakai
dan beberapa huruf meluncur ke bawah garis huruf yang mengarah ke pembentukan huruf-
huruf onderkast atau huruf-huruf kecil, Tulisan huruf kecil Carolina yang diabad ke-9 Karel
Agung Membentuk tulisan huruf kecil Carolina sebagai tulisan resmi, Tulisan patah yang
pada tahun 1180 untuk pertama kalinya huruf dituliskan patah dan dapat dituliskan lebih
dekat satu dengan yang lain dan Tulisan grotesque dan Egyptian dimana pada awal zaman
industrial tercipta dua jenis huruf baru dengan garis-garis badan yang lengkap yaitu sans serif
atau grotesque dan egyptian.
Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah pada cover
buku yang sangat menarik dan cocok adapun Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis,
termasuk penggunaan font sudah ditata dengan rapi. Sehingga menarik untuk dibaca dan
pengaturan tata letak sudah baik dan Dari aspek isi, penjelasan yang ada pada setiap bab
dibuku sudah sangat memadai dan jelas. Kekurangan yang tampak pada buku ini adalah pada
akhir setiap topik bab pada buku tidak memuat rangkuman atau kesimpulan yang dibahas.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sekitar 5000 tahun yang lalu manusia dengan sadar menciptakan tanda-tanda tulisan
yang pertama. Manusia Primitif menggunakan berbagai gambar dan simbol visual sebagai
cara alami dalam mengomunikasikan gagasan, merekam peristiwa, menyampaikan informasi,
dan sebagai media kegiatan ritual. Sejarah mencatat bahwa manusia telah menciptakan tanda-
tanda komunikasi visual yang sederhana sejak zaman batu tua, ketika umumnya alat-alat
masih terbuat dari batu hingga zaman batu muda. Sejak itu tulisan menjadi salah satu sarana
informasi dan komunikasi yang penting.
Masa lalu dan sekarang telah memberi kita macam-macam desain huruf dalam jumlah
yang tak terhitung. Semuanya merupakan pengungkapan dari zaman dan orang pada
masanya. Penting untuk selalu mengingat bahwa tulisan merupakan bahasa yang nampak.
Tulisan tidaklah harus hanya dibaca saja, ia harus ditanggapi dengan perasaan.
B. REKOMENDASI
Dengan mempelajari Huruf seperti mengetahui analisis huruf dan desain huruf, telah
membantu kita untuk mempelajari desain komunikasi visual. Karena hal tersebut merupakan
salah satu hal yang terpenting dalam mempelajari desain grafis. Diperkuat oleh pendapat
Suyanto bahwa seni desain merupakan sebuah praktik dari keterampilan seni dan komunikasi
yang bisa digunakan untuk kebutuhan berbisnis.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.historygraphicdesign.com/prologue-to-graphic-design/alphabet/842-cretan-
pictographs&hl=id-ID
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php./mediator/article/740/480&ved=2ahUKEwjz_6z0
ja7dAhuBdCsKHUQ8BrUQFjAKegQIBAB&usg=AOvVaw3