Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REPORT

Gedung-Gedung Bersejarah

di Kota Medan Dalam Sketsa

DISUSUN OLEH:

NAMA : TAMARA SARI

NIM : 2191151007

KELAS :A

MATA KULIAH : SKETSA

DOSEN PENGAMPU:

Drs. AZMI, M.Si.

PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
A.IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Gedung-Gedung Bersejarah di Kota Medan Dalam


Sketsa

Pengarang : Azmi,Ichwan Azhari

Pengantar : Ichwan Azhari

Penata Letak : Azda Fanya Ramadhany

Penerbit : UNIMED PRESS

Kota Terbit : Medan

Tahun Terbit : 2016

B.TUJUAN PENUGASAN

1. Mengulas isi sebuah buku.


2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari buku.
4. Membandingkan isi buku.
5. Mengkritisi satu topik materi kuliah seni rupa dalam buku.
I.RINGKASAN ISI BUKU

BAB I

1. Merawat Sejarah Gedung Tua dari Kepungan Hutan Beton

Dari perspektif buku sejarah ini mengingatkan dalam membangun kota


moderns seharusnya mengawinkan budaya tradisi dan budaya terkini.Membangun
gedung modern tidak harus menghancurkan gedung tua,tapi harus bias
bersinergi.Gedung-gedung yang dibangun oleh pemerintah koloniak yang kini sudah
tua yang selayaknya jangan diabaikan atau tidak dirawat.Dari perspektif seni
arsitektur klasik ,Mahatmanto (2003: 15),mengatakan:”Bila penataan kota colonial
dipahami sebagai sejenis control spasial maka prosesitu masih berlangsung walaupun
kolonialisasi kenegaraan sudah berakhir”.

2. Gedung Tua Merindukan Belaian dan Pelestarian


Secara umum dapat diketahui bahwa kota Medan yang dibangun oleh zaman
colonial dahulu meliputi dua kawasan yakni untuk pribumi dan kaum
kolonialis.Dampaknya muncullah dua watak yang berbeda sehingga peruntukan kota
menjadi ganda.Kini sejarah aktivitas itu ada disekitar kawasan ‘Balai Kota’ hingga
rumah ‘Tong A Fie’di daerah kesawan (kini A. Yani).

3. Gedung Tua Bagian dari Peninggalan Sejarah


Pada tahun 1918, pemerintah kolonian Belanda menetapkan Medan sebagai
kotapraja.Pada tahun 1911, dibangun pula Gedung Kantor Pos yang sampai sekarang
tetap digunakan dengan fungsi yang sama.Tidak jauh dari kantor Pos dan Bali
Kota,terdapat daerah Pertokoan yang mulai berdiri pada 1876.Selam beberapa
dasawarsa,didaerah pertokoan ini menjadi pusat perbelanjaan masyarakat Eopa dan
mengalami kejayaan sampai tahun 60-an. Dengan sejarah yang sedemikian pangjang,
maka ditetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai hari jadi kota Medan.
4. Gedung Tua Seni Arsitektur Kolonial

Di zaman penjajahan Belanda dahulu mereka mendirikan kantor pemerintahan


untuk mengurusi bisnis mereka sebagai pusat ekonomis di Medan bernama ‘Parijs
van Sumatera’.Kota Medan memang termasuk kota terindah dan termolek,karena
bertabur bentuk bangunan,tanaman,jembatan dan jalan-jalan yang asri.Sisa
peninggalan yang asri itu kini ada Taman A. Yani posisinya tepat didepan Rumah
Sakit Elizabeth sekarang ini.Pada tahun 1960-an bangunan yang indah dan megah ini
sudah dilalap jago merah atau musnah terbakar.Gedung tua sebagai seni arsitektur
yang dahulu megah berdiri,cukup indah kini hanya menjadi saksi bisu menunggu
detik-detik lenyap ditelan mesin waktu (zaman).

BAB II
1. Merekam Sejarah

Lahir 1 Januari 1951, di Medan berdarah Jawa,selepas SMA masuk STSRI


“ASRI” Yogyakarta tahun 1975 dan UNIMED (IKIP Senirupa) Medan tahun 1999,
sebagai praktisi senirupa.Dan pernah menjadi tenaga pengajar dari tingkat SMP,SMA
Negeri maupun Swasta.Manfaat yang kudapat dari tugas sketsa kusadari setlah tidak
lagi kuliah.Mengerjakan sesuatu dalam bidang seni membuat batin begitu
gembira,apalagi tugas untuk menyenangkan orang lain rasanya sudah
menyempurnakan akal sehatku.

2. Pelukis Sketsa Gedung Tua di Medan

Dalam sebuah perjalanan ke Bali bersama sang sketser Ipe Ma’aruf ke Bali,pak
Ipe ,pak Rusli dan Aku,nyeket di pasaar Sukowati.Yang suasananya sedemikian
ramai.Setiap perjalanan, dalam pemburuan nyekets,mengalami berbagai pengalaman
bathin yang member sebuah pemaknaan.Sehingga kehadiran sebuah karya merupakan
proses pengalaman kehidupan.Berjalan,melihat dan mengamati perisitiwa,aksi,reaksi
yang kemudian diungkapkan dalam wujud sketsa.
3. Kreasi Seni Sketsa

Dasar penciptaan merupakan sebuah upaya petualangan spiritual dari pengalaman


untuk mendalami tanda-tanda kehidupan.Dari inspirasi ungkapan visual, eksplorasi
gagasan sebagai gaya berbahasa dalam mem-visualisasikan ekspresi sebagai
ungkapan acuan penciptaan, yang dapat saja berakar dari berbagai aspek fenomena
kehidupan manusia.

4. Memburu Objek Gedung

Garis menjadi unsure utama dalam senirupa sebagai bahasa ungkapan yang sangat
esensial.Garis-garis dalam sketsa belum direcoki oleh warna,tekstur,atau elemen-
elemen lainnya.Dan karena itu garis-garis disana sekaligus merupakan jejak emosi
dan getr ekspresi senimannya.

BAB III

1. Seni Sketsa Rupa Garis

Garis-garis sketsa akan mampu menunjukkan kualitas ekspresi dari


sipembuatnya.Pada umumnya,rencana kasar garis besar pada umumnya permainan
ringan yang mirip dengan music atau artikel yng mengutaarakan sesuatu.Sketsa yang
dibuat oleh pelukis pemandangan biasanyaa berupa goresan-goresan/tanda-tanda
kecil dan cepat dari efek cahaya yang dia tangkap dari apa yang dilihatnya.Garis
mampu membangun emosi,pemikiran dan perasaan serta stimulasi dalam eksistensi
dengan kesadaran nilai artistic personal yang mengalami penyegaran dengan suasana
rekreatif.
2. Menggeluti Seni Sketsa,Gedung Bersejarah Kota Medan

Salah seorang perupa Medan sedikit banyaknya, ikut meramaikan khasanah


pertumbuhan senirupa daerah.Kini ia melesat sendirian berpameran tunggal.Rumah
yang terletak dijalan Sei.Belutu No.74 Medan, sepintas kesannya begitu damai dan
teduh.Dapat dimaklumi daerah itu merupakan jalur menuju ke kompleks Setia Budi
Indah,satu kawasan elite perumahan di kota ini yang dibuat oleh engusaha real
estate.Kemudian disekitar jalan berdiri kokoh bangunan baik fisik rumah maupun
tanahnya.

3. Karakteristik Seni Sketsa

Mungkin tidak semua tahu bahwa gambar memiliki banyak karakter sehingga
bagi sang perupa setiap goresan akan membuatnya tak pernah berhenti menumpahkan
egala ekspresinya.

4. Memaknakan Fungsi Esensi Garis

Coretan adalah wujud dari semua ide-ide tanpa kata-kata tetapi mampu
berbicara.Lewat sebuah coretan lahirlah kepribadian dan Amran tahu betul
menuangkan coretan jadi bermakna tak hanya satu tetapi banyak.

5. Memahami Liukan Garis

Memahami karya sketsa yaitu dengan cara mengamati ketebalan garis yang memiliki
energy,spontanitas dan bersinergi.Garis yang tertuang pada gambar sketsa Amran
Ekoprawoto bagaikan satu kekuatan hati dan sebuah keteguhan dan ini menunjukkan
keperkasaan seseorang.
BAB IV

Sentuhan Nuansa Estetika

Dari sini lahirlah goresan garis menjadi sentuhan estetis.Garis bahasa yang paling
dasar dan paling jujur dari berbagai manipulasi.Goresan garis yang sudah memiliki
makna estetis inilah yang disebut sebuah sketsa.

Kreativitas merupakan posisi utama yang disusul keterampilan pada posisi


berikutnya yang harus dimiliki seorang pelukis dalam berkarya cipta.Garis adalah
yang utama dalam sketsa,sebab dengan garis ini dapat membentuk,mengungkapkan
wujud dari sesuatu obyek.Karya sketsa adalah gurat ekspresi dan piker yang dilandasi
dengan keinginan menuangkan perasaan tanpa sebuah tendesi tertentu.

BAB V

Kiprah,Aktivitas,dan Berkarya Seni

Amran Ekoprawoto adalah salah seorang perupa yang dahulu berkiprah dan
berkecimpung di dunia yang akrab dengan ‘dunia gores-menggores’ini lama
bermukim di kota Medan yang sedikit banyaknya ,ikut meramaikan khasannah
pertumbuhan senirupa daerah tersebut.

BAB VI

Nama Jalan Kota Medan 1920 s/d 1940

Kota Medan termasuk sangat beruntung karena masih memiliki saksi sejarah
berupa gedung-gedung tua.Bangunan tua dengan berbagai langgam arsitektur tapi
yang paling dominan adalah berkarakter Eropa.Dari segi arsitektur kota Medan
banyak memiliki sumber inspirasi.
II.KEUNGGULAN BUKU

1. KEUNGGULAN BUKU
Buku ini sangat menarik karena, menambah wawasan bagi mahasiswa serta
masyarakat luas karena,di dalam buku ini terdapat nama-nama pelukis sketsa gedung
tua di Medan, macam-macam gedung-gedung bersejarah yang ada di kota Medan
selain itu terdapat juga nama-nama jalan kota Medan tempoe doelo.Dan juga didalam
buku ini kita mengetahui apa itu yang dikatakan dengan sketsa,unsure
sketsa,karakteristik sketsa.Kemudian didalam buku ini juga terdapat beberapa
kosakata baru sehingga menambah wawasan bagi sipembaca.

2. KEMUTAKHIRAN ISI BUKU


Dalam buku ini memiliki teori-teori yang be nar,sangat bagus dan sangat
membangun dalam memberikan wawasan kepada sipembaca khususnya saya dan
mahasiswa seni rupa dimanapun, karena buku ini memiliki materi yang cukup
lengkap sebagai acuan dan pedoman dasar dalam membuat sketsa.Dan terdapat
kosakata baru sehingga bertambahnya pengetahuan kalimat sipembaca.

IV.KELEMAHAN BUKU
1. KELEMAHAN BUKU
Didalam buku ini kata-katanya terlalu kecil,sehingga dapat menimbulkan efek
bosan bagi sipembaca.Penggunaan kosakata yang jarang digunakan membuat
bingung pembaca menangkap isi buku.Kemudian isi dari buku tersebut kurang tertuju
pada judul buku tersebut.Dan beberapa contoh gambar ukurannya terlalu kecil.
2. KEMUTAKHIRAN BUKU
Buku ini tidak memberikan dampak negative kepada pembaca,bahkan
memberikan wawasan positif yang membangun karakter yang lebih pada pembaca.

.
V.IMLIKASI TERHADAP:

1. TEORI/KONSEP
Dalam buku ini memiliki beberapa teori dan konsep seperti membangun dan
memberi wawasan lebih tentag dasar-dasar dalam membuat karya berupa sketsa,
yang dapat ditemukan dalam pembelajaran setiap materi antar bab yang ada,teorinya
melaui konsep-konsep sebagai berikut:
a)Bagaimanakah yang dikatakan dengan merawat sejarah.
b)Jenis-jenis gedung di kota Medan.
c)Jejak perupa Kepeduluan sejarah.
d)Seni sketsa rupa garis.
e)Sentuhan nuansa estetika.
2. PROGRAM PEMBANGUNAN INDONESIA

Buku ini sangat bagus dan sangat penting dalam dasar-dasar merancang
nirmana dwimatra dan buku ini sangat membangun sebagai media pengetahuan yang
lebih luas untuk para mahasiswa di Indonesia,bahkan buku ini memiliki cara-cara
menggambar nirmana dwimatra,serta contoh gambar nirmana dwimatra yang terus
meningkat dalam buku ini.

3. ANALISIS MAHASISWA

Buku ini mengupas tentang asas yang digunakan dalam menyusun gambar
nirmana yang benar,dipaparka apa itu merancang,unsure rupa dan bahasa rupa.Buku
ini juga menyertakan gambar yang bias digunakan sebagai acuan dalam proses
pelatihan menggambar dwimatra.Dengan dijelaskan proses pembuatan dwimatra dan
catatan latihan agar penggambaran bentuk semakin sempurna.Dalam buku ini
dipaparkan gambar nirmana yang baik sehingga kita tidak perlu takut untuk
menggoreskan tinta.Dan terdapat kata-kata baru untuk menambah pengetahuan
mahasiswa saat membaca buku ini.
VI.SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Sketsa adalah ungkapan ekspresi,yang menggurat rasa,emosi dan penjelajahan


kreativitas yang mengutamakan garis sebagai ungkapan terdalam,dalam sebuah
pemaknaan sebagai karya seni visual.Keindahan sketsa terdapat pada penciptaan
suasana yang mampu mengekspresikan perasaan dari gambar dengan nilai
keindahan.Buku ini cocok untuk para pendidik seni rupa dan seniman karena
merupakan dasar dari sebuah perancang gambar.

SARAN

Bagi para pembuat dan penikmat karya sketsa diharapkan tetap memegang
teguh etika dalam pembuatan atau dalam menikmati karya tersebut.Dan pada dunian
pendidikan seni rupa dengan terus memberikan dukungan atau motivasi kepada
peserta didik untuk senantiasa berkarya dalam menciptakan atau mengembangkan
keindahan nirmana dwimatra atau mengembangkan seni di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, Azhari Ichwan, 2016. Gedung-Gedung Bersejarah di Kota Medan Dalam


Sketsa.Medan : UNIMED PRESS

Anda mungkin juga menyukai