Anda di halaman 1dari 183

CBR NIRMANA DWIMATRA KELAS B

CRITICAL BOOK REPORT

Wicus Wong “Beberapa Azas Merancang Dwimatra

OLEH

Nama Mahasiswa : Cris Junner Hutapea

NIM/PRODI : 2201151011/SENI RUPA

KELAS : B

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Report pada mata kuliah NIRMANA DWIMATRA.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Nirmana Dwimatra. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Nirmana Dwimatra bagi saya Mahasiswa
Universitas Negeri Medan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Zulkifli, M.Sn. selaku
dosen mata kuliah Nirmana Dwimatra yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga berterima kasih terhadap seluruh sumber yang membantu saya
supaya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

a. Rasionalisasi pentingnya CBR.....................................................................1


b. Tujuan penulisan CBR.................................................................................1
c. Manfaat CBR...............................................................................................1
d. Identitas Buku..............................................................................................1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

a. Ringkasan isi Buku......................................................................................2

BAB III PENILAIAN TERHADAP BUKU

a. Kelebihan isi buku........................................................................................7


b. Kekurangan isi buku....................................................................................7

BAB IV PENUTUP

a. Kesimpulan..................................................................................................8
b. Saran.............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR

Sering sekali kita bingung dalam menentukan referensi dari buku yang menyangkut
pembahansan Nirmana Dwimatra. Baik dari segi bahasa, penulisan, maupun karakter dari
buku tersebut beberapa diantaranya tidak sesuai dengan apa yang kita cari. Oleh karena itu,
saya sebagai penulis membuat Critical Book Report ini guna mempermudah pemahaman
terhadap Nirmana Dwimatra.

B. Tujuan penulisan CBR


1. Mengulas isi buku
2. Mencari dan mengetahui informasi isi didalam buku
3. Mengumpulkan ide dan gagasan dengan kritis dari isi buku.

C. Manfaat CBR
1. Untuk menambah wawasan tentang nirmana dwimatra.
2. Untuk mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah dilengkapi
dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku serta kekurangan dan kelebihan isi buku
.
D. Identias Buku
Judul Buku :“Beberapa Azas Merancang Dwimatra
Penerjemah : Drs. Adjat Sakri, M.Sc.

Penyunting : DR. Sudjoko


Kota terbit : Bandung
Tahun terbit : 1986
Jumlah halaman : 94 halaman
ISBN : 979-8001-09-5
Penerbit : ITB
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

BAB I
PENDAHULUAN
Merancang merupakan proses pembuatan sesuatu berdasarkan keinginan seniman,
karya rancang memenuhi kebutuhan praktis.
Unsur rancangan
Ada 4 kelompok unsur:
 Unsur konsep Unsur yang bersifat konsep atau pengertian tak dapat dilihat.
Sebetulnya unsur konsep tidak ada, hanya terasa adanya. Unsur konsep yaitu titik,
garis, bidang dan gempal.
 Unsur rupa Unsur yang berupa konsep menjelma sebagai unsur yang terlihat, wujud
itu mempunyai raut, ukuran, warna dan barik.
 Unsur pertalian Kelompiok unsur pertalian menegndalikan penempatan dan pertalian
raut dadladm sebuah rancangan. Bebeapa diantaranya harus dilihat, misalnya arah dan
kedudukan; yang lain haus dirasakan, misalnya ruang dan gaya berat.
 Unsur peranan Unsur peranan mendasari isi perluasan sebuah karya rancang, yaitu
imba, makna dan tugas.

5
BAB II
BENTUK

1. Bentuk dan unsur konsep Sebagaimana dikatakan unsur konsep tidak terlihat. Titik,
garis atau bidang akan menjadi bentuk jika terlihat.
2. Bentuk berupa titik Titik merupakan sebuah bentuk yang sangat kecil dan sederhana.
Sebuah bentuk disebut titik karena ukurannya yang kecil.
3. Bentuk berupa garis Garis memiliki ciri-ciri yaitu memiliki lebar yang sempit namun
panjang yang signifikan. Tiga segi yang perlu diperhatikan dalam garis: raut
keseluruhan, tubuh, ujung.
4. Bentuk berupa bidang Pada permukaan dwimatra, segala bentuk pipih yang buka
titik atau garis, digoglongkan kedalam bidang. Raut bidang dapat dikelompokkan
yaitu geometri, organik, bersudut, tak beratur, taruk tangan, dan kebetulan.
5. Bentuk berupa gempal Bentuk yang berupa gempal benar-benar tipuan mata dan
memerlukan keadaan rung yang khusus.
6. Pertalian bentuk bentuk dapat berhubungan dengan sendirinya dengan banyak cara.
Telah kita pertunjukkan, jika sebuah bentuk mendidh yang lain hasilnya tidak
sederhana yng kita bayangkan. Kita akan memperoleh delapan pertalian yang
berbeda yaitu perpisahan, prtindihan, pelantasan, peleburan, pengikisan,
pengudungan, perimpitan.

6
BAB III

PERULANGAN

 Gatra Semua bentuk yang mirip rautnya disebut ‘gatra’ dan muncul dalam rancangan
lebih dari sekali.
 Perulanga gatra Jika bentuk yang sama digunakan lebih dari sekali dalam rancangan,
kita katakan dalam bentuk itu berulang. Setiap gatra yang diulang seakan-akan
merupakan suatu ketukan tertentu sebuah irama.
 Jenis perulang Perulang harus kita lihat dari segi setiap unsur pertalian dan unsur rupa
yaitu perulang raut, perulang ukuran, perulang warna, perulang barik, perulangan arah,
perulangan kedudukan, perulangan ruang, perulangan gaya berat.
 Perulangan beragam Jika kebanyakan unsur rupa berulang, hendaknyamdijelahi
kemungkinan memperagakan arah dan ruang.
 Upagatra dan adigatra Gatra dapat terdiri dari unsur yang lebih kecil dan berulang.
Unsur seperti itu disebut ‘upagatra’. Sejumlah gatra dikelompokkan menjadi bentuk yang
lebih besar, kita namakan bentuk baru yang lebih besar itu ‘adigatra’.
 Perulanagan dan pencerminan Pencermina merupakan peristiwa khusus tentang
perulang ynag menghasilkan ganal. Yang dimaksud dengan ganal adalah bentuk yang
mirip benar dengan bentuk yang dipercerminkannya tettapi letaknya terbalik sehingga
kedua bentuk itu jadi setangkup.

7
BAB IV

RACANA

Racana mengatur kedudukan bentuk dalam rancangan. Racana mengenakan keteraturan


dan terlebih dahulu menentukan pertalian bentuk dalam rancangan.

 Racana tertib Racana tertib terdiri atas sejumlah garis racana yang diragang dengan
cara matematika yang tegar.
 Racana semu tertib Biasanya sangat beratur, tetapi terdapat sedikit tak beratur.
 Racana atertib Racana atertib biasanya tak bergaris racana. Susunannya pada
umumnya bebas dan tak tentu.
 Racana takgiat Terdiri atas garis racana yang bersifat konsep murni.
 Racana giat Terdiri atas bebrapa garis racana yang juga bersifat konsep.
 Racana taya Garis racana pada racana taya bersifat konsep, walaupun dapat menggal
sebagian gatra.
 Racana tampak Garis racana itu hadir sebagai garis yang terlihat.
 Racana perulang Gatra ditempatkan beratur, dan masing-masing dikelilingi oleh
ruang sama luasnya.
 Jejala dasar Deretan garis tegak dan datar yang sama jaraknya dan berpotongan
sehingga berbentuk sebuah bujur sangkar yang sama besarnya.
 Keragaman jejala dasar Dapat terjadi karena hal berikut, perubahan kesebandingan,
perubahan arah, pergeseran, pelengkungan, pencerminan, penggabungan, pembagian
melanjut, jejala segitiga, jejala sadkona,
 Racana perulangan majemuk Yaitu sebuah racana yang terdiri atas lebih dari satu
jenis pangsaracana dengan raut dan besarnya berulang.
 Gatra dan pangsaracana Adigatra juga bertalian dengan pangsaracana dengan cara
yang sama, hanya disini wadahnya mungkin berupa dipangsa racana yang terbuat dari
gabungan beberapa pangsa beratur.
 Perulangan kedudukan Berarti semua gatra ditempatkan dalam pangsanya masing–
masing dengan cara yang sama benar.
 Menumpangkan racana perulangan Kedua racana beserta gatranya dapat sama dan
berlainan dan kedua racana tesebut beserta gatranya dapat memberi hasil yang
menakjubkan.
8
BAB V

KEMIRIPAN

Sejumlah bentuk dapat mirip, yang berarti tidak sama. Kemiripan tidak memiliki
keberaturan perulanganya ketat, tetapi tetap banyak mengesankan keberaturan.

 Kemiripan gatra Dalam sebuah rancangan biasanya terutama menyangkut kemiripan


raut. Di dalam racana perulangan ukuran gatra harus mirip juga.
 Kemiripan Raut Dapat terjadi karena salah satu hal berikut: persekutuan, ketunaan,
pemiuhan ruang, peleburan atau pengikisan, peregangan dan penetalan.
 Kemiripan dan roncetan Jika kita menggunakan sekelompok gatra yang mirip
hendaknya dijaga agar susunannya dalam rancanganya jelas-jelas memperlihatkan
perubahan roncetan bersistem.
 Racana kemiripan Dapat dikatakan semu-tertib dan tidak ketat seperti racana
perulangan, dan tidak pula beratur seperti racana perulangan berganda. Dua jenis
racana kemiripan yaitu pangsa racana kemiripan dan sebaran rupa.

9
BAB III

PENILAIAN TERHADAP BUKU

A. Kelebihan Buku
Kelebihan dari buku ini adalah penjelasannya yang sangat lengkap dan rinci antar
bab sehingga pembaca mudah memahami penjelasan dari buku. Informasi yang
termuat dalam buku ini sangat lengkap dan menyeluruh dengan penjabaran masing-
masing poin. Melampirkan gambar-gambar yang menjelaskan tentang apa yang
dibahas di dalam buku.
B. Kekurangan Buku
Kekurangan buku ini ialah materi yang disajikan cenderung berat dan sulit
dipahami. Dalam penjelasannya, buku ini banyak menggunakan istilah-istilah rumit
yang sush untuk dimengerti. Dari segi tampilan buku, kurang menarik peratian calon
pembaca karena cover yang begitu membosankan.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa Critical
Book merupakan kegiatan untuk mengkritis buku untuk mengetahiu kelenihan dan
kekurangan dalam buku, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa, isi
materi dan tampilan buku.
Buku ini sudah memiliki penjelasan yang sangat lengkap dan terinci dan
melampirkan gambar-gambar sebagai contoh dari pejelasan. Meskipun demikian buku
tersebut juga memiliki bebrapa kelemahan yang membuat buku ini tidak sempurna,
hal tersebut adalah penggunaan bahasa yang berat dan dalam penjelasan banyak
menggunakan istilah-istilah yang sulit untuk dipahami.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, maka penulis akan
selalu menerima kritikan dan saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan Critical Book yang telah dijelaskan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Skakri, Adjat. 1986. Wucius Wong Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung. ITB

12
CRITICAL BOOK REPORT

NIRMANA DWIMATRA

Nama Mahasiswa: Dhita Hartina P. Daulay

NIM: 2201151003

Dosen Pengampu : Dr Zulkifki, M. Sn

MATA KULIAH : NIRMANA DWIMATRA

PROGRAM STUDY : PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

13
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang teleh memberikan petunjuk kepada saya,  sehingga
saya daoat menyelesaikan penyusunan critical book report inidengan baik, walaupun bentuk
maupun isinya masih sangat sederhana, semoga CBR ini dapat berguna bagi siapapun yang
membacanya.
Harapan saya semoga CBR yang telah saya buat demikian ini akan memberikan atau
menambah pengetahuan serta wawasan bagi si pembaca, dan meberi kritik saran terhadap
CBR yang telah saya buat ini, agar saya bisa mengerti dimana kekurangan saya dalam
membuat tugas tersebut.
 CBR ini berjudul ‘wucius wong Beberapa asas merancang dwimtra’ yang dimana di dalam
nya akan di jelaskan apa itu nirmana,
Masih banyak kekurangan, pada CBR yang telah saya buat ini , oleh karna itu saya sangat
membutuhkan kritik dan saran kepada tuan pembaca, atas perhatiannya saya ucapkan
terimakasih
                                                         

Pintu Padang ,2020

Dhita Hartina P. Daulay

14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................................................ii.

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................iii.

A .Latar Belakang .................................................................................................................................

B .Tujuan ...............................................................................................................................................

C .Manfaat..............................................................................................................................................

D . Identitas Buku..................................................................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN

1.Pembahasan Isi Buku......................................................................................................................

2.Kelebihan Dan Kekurangan............................................................................................................

BAB IV

PENUTUP..................................................................................................................................................

KESIMPULAN .........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................

15
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Critical book report ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah nirmana dwimatra
yang telah diberikan. Dalam Critical book report ini penulis mendapatkan tugas untuk membuat CBR
mengenai perancangan nirmana dwimatra .

Nirmana adalah Pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna,
ruang, dan tekstur yang menjadi satu kesatuan yang harmonis.

B.Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah penulis

2. Mengulas isi buku

3. Melati diri untukbberfikir kritir dalam mencari iformasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku.

C. Mafaat

1.Untuk menambah wawasan tentang nirmana dwimatra.

2. Untuk mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah dilengkapi dengan
ringkasan buku, pembahasan isi buku serta kekurangan dan kelebihan buku .

D.Identitas Buku

Judul buku : Beberapa Asas Merancang Dwimatra

Penulis :Wucius Wong

Penerbit :ITB

Tahun terbit :

Jumlah halaman :

16
BAB II

PEMBAHASAN

1 . Pembahasan isi buku

Bab 1 Pendahuluan

Arti merancang.

Banyak ornang mengira merancang itu pekerjaan mempercantik wajah barang.Tentu saja hal itu
termasuk di dalamnya, tetap merancang bukanlah cuman mempercantik.

Merancang ialah proses mencipta rupa untuk maksud tertentu. Berbeda dengan lukisan dan patung
yang merupakan perwujudan pandangan dan khayalan seniman pribadi , karya rancang memenuhi
kebutuhan praktis. Sebuah karya cetak misalnya yang terpampang didepan umum , menyampaikan
sebuah pesan . Karena itu sebuah kara rancang harus mampu memenuhi kebutuhan penggunanya.

Karya rancang yang baik ialah ungkapan rupa yang sebaik-baiknya , sari pati sesuatu,entah sesuatu itu
pesan atau yasan.

Bahasa rupa.

Merancang termasuk pekerjaan praktis .perancang adalah manusia praktis tetapi sebelum dapat
menangani masalah praktis ,terlebih dahulu perancang harus menguasai bahasa rupa.

Bahasa rupa menjadi dasar bagi penciptaan karya rancang bagi penciptaan karya rancang. Jika
didalam karya rancang kita kesampingkan segi fatalnya,terdapatlah segilain yang menjadi perhatian
seseorang perancang ketika merancang , yakni asas,kaidah,atau konsep rupa . Seseorang perancang
boleh saja bekerja tanpa sadar akan asas , kaidah, atau kosep tadi, sebab selera dan kepekaanya
terhadap pertalian rupa jauh lebih penting artinya .Tetapi jika asas rupa dipahaminya benar-benar,
kmahiran dalam merancang rupa akan bertambah besar.

Menafsirkan bahasa rupa

Untuk menafsirkan bahasa rupa banyak caranya .Bahasa rupa tidak memiliki kaidah seperti bahasa
lisan atau tulis yang kaidah gramatikanya kurang lebih mapan . Karena itu , setiap ahli teorimerancang
mungkin saja memiliki perangkat pendapat yang berbeda.

17
Unsur rancang

Teorinya dimulai dengan daftar unsur rancang. Daftar itu diperlukan karena semua unsur rancangan
mendasari pembahasan kita nanti.

Ada 4 kelompok unsur yaitu :

A.Unsur konsep

C. Unsur Pertalian

B. Unsur rupa

D. Unsur peranan

A. Unsur konsep

Unsur yang bersifat konsep atau tak dapat dilihat . Sebetulnya unsur konsep tidak ada , hanya
terasa adanya .

Unsur konsep terdiri dari 4 yaitu :

a.titik

b.garis

c.bidang

d .gempal

B . Unsur rupa.

Kita menggambar pada kertas dengan menggunakan garis yang tampak .Sebagai perwujudan
konsep garis . Garis yang tampak itu tidak hanya mempunyai panjang,melainkan lebar juga .
Warna dan baiknya ditentukan oleh bahan yang dipakai dan cara bahan itudigunakan.

Unsur rupa terdiri dari 4 yaitu :

a. Raut
b. Ukuran
c. Warna
d. Barik

18
Unsur Pertalian .

Kelompok unsur pertalian mengendalikan penempatan dan pertalian raut dalam sebuah rancang.

Beberapa diantaranya harus dilihat misalnya :

a. Arah
b. Kedudukan
c. Ruang
d. Gaya berat

Unsur petalian .
Unsur pertalian terdiri dari 3 yaitu :
a.Imba
b. Makna
c. Tugas.

Sampai Acuan

Semua unsur tersebut diatas biasanyan terdapat didalam pembatas yang disebut simpai acuan .Simpai
acuan merupakan sempadan sebuah rancangan dan membatasi daerah tempat semua unsur yang
dicipta berpadu , jika ada ruang yang masih kosong.

Bidang Gambar

Didalam simpai acuan terdapat bidang gambar. Bidang gambar tidak lain dari permukaan kertas
(papan) tempat kita merancang sebuah karya.

Bentuk dan Rancana.

Semua unsur rupa tresusun dalam hal yang disebut “bentuk” yang menjadi perhatian utama kita
sekarang dalam usaha mempelejari bahasa rupa . Yang dimaksud dengan bentuk disini bukanlah raut
yang polos, melainkan raut yang memiliki ukuran , warna,da bariktertentu.

19
BAB 2

Bentuk Dan Unsur Konsep

Sebagai mana dikatakan ,unsur konsep tidak terlihat garis atau bidang yang terlihat adalah bentuk
dalam arti yang sebenarnya walaupun bentuk yang berupa titik atau garis pada umumnya tetap disebut
titik atau garis saja.

Bentuk Berupa Titik

Sebuah bentuk disebut titik karena ukurannya kecil

Ciri utama sebuah titik :

a. Ukurannya kecil.
b. Rautnya sederhana .

Bentuk Berupa Garis

Bentuk disebut garis karna dua hal :

a. Bujurnya sempit sekali.


b. Lintagnya sangat menonjol.

Bentuk Berupa Bidang

Pada umumnya permukaam dwimatra , segala bentuk pipih yang bukan titik atau garis digolongkn
kedalam bidang.

Raut bidang beragam dan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Geometri
b. Organik
c. Bersudut
d. Tak teratur
e. Tarikan tangan
f. Kebetulan

20
Bentuk Berupa Gempal

Bentuk yang berupa gempal benar-benar tipuan mata dan memerlukan keadaan ruang yang khusus.

Bentuk Positif Dan Negatif

Pada umumnya , bentuk dipandang sebagai suatu yang menempati ruang kosong yang dikelilingi
ruang terisi .

Jika bentuk dipandang sebagai pengisi ruang kita menamainya bentuk positif.

Jika dipandang sebagai ruang kosong yang dikelilingi ruang terisi, kita menamainya bentuk negatif.

Sebaran Bentuk Dan warna.

Ada 4 macam sebaran warna :

a. Bentuk putih pada natar putih


b. Bentuk putih pada natar hitam
c. Bentuk hitam pada natar putih
d. Bentuk hitam pada natar hitam

Pertalian Bentuk

Bentuk dapat berhubungan sesamanya dengan cara :

a. Perpisahan
b. Persentuhan
c. Pertindihan
d. Pelantasan
e. Peleburan
f. Pengikisan
g. Pengudungan
h. Perimpitan

BAB 3 PERULANGAN

21
Gastra

Gastra adalah sebuah rencana terbuat dari sejumlah bentuk, semua bentuk yang mirip rautnya.

Jenis Pengulangan

a. Perulangan raut
b. Perulangan ukuran
c. Perulangan warna
d. Perulangan balik
e. Perulangan arah
f. Perulangan kedudukan
g. Perulangan ruang
h. Perulangan gaya berat

Arah Beragam

Kecuali bundara , semua betuk dapat beragam arahnya .

Susunan arah :

a. Arah berulang
b. Arah bertulaang
c. Arah beringsut
d. Arah sehala

Upagatra Dan Adigatra

Gatra yang terdiri atas unsur yang lebih kecil dan berulang disebut upagatra

Sedangkan gatra yang terdiri atas unsur yang lebih besar dan berulang disebut adigatra.

22
Pertemuan Empat Bundaran .

Ada beberapa cara yang umum menyusunnya yaitu :

a. Susunan lanjar
b. Susunan bujur sangkar
c. Susunan belah ketupat
d. Susunan segitiga
e. Susunan lingkaran

Perulangan dan pencerminan.

Pencerminan merupakan peristiwa khusus tentang perulangan yang menghasilkan ganal.

Ganal adalah bentuk yang mirip dengan betuk yang di percermin tetapi letaknya terbalik.

BAB 4 RACANA

Pada umumnya sebuah rancang memiliki racana. Racana pada umunya memaksakan keteraturan dan
menentukan lebih dahulu pertalian bentuk dalam rancang .

Racana Tertib .

Racana tertib terdiri atas sejumlah garis racana yang dirancang dengan cara matematika yang tegar.

Racana Semu Tertib.

Racana ini biasanya sangat teratur, tetapi terdapat juga yang sedikit tidak teratur.

Racana Tidak Tertib.

Racana tidak tertib biasanya tak bergaris dan susunanya bebas dan tak tentu.

Racana Tak Giat

Racana ini terdiri atas garis racana yang bersifat konsep murni.

23
Racana Giat

Racana ini terdiri atas beberapa garis , yang bersifat konsep.

Racana Taya (tak nampak)

Racana ini bersifat konsep walaupun dapat memenggal sebagian gatra.

Racana Tampak

Racana ini hadir sebagai garis yang terlihat ,yang maujud dengan tebal yang dikehendaki.

Racana Perulangan

Racana ini tertib, dapat giat atau tak giat.

Jejala Dasar

Jejala ini terdiri atas deret garis tegak dan datar yang sama jaraknya dan berpotongan sehingga
berbentuk sejumlah bujur sangkar yang sama besarnya.

Peragaman Jejala Dasar

Banyak lagi jenis racana perulangan yang lain yang biasanya diturunkan dari jejala dasar yaitu :

a. Perubahan kesebandingan.
b. Perubahan arah.
c. Pergeseran.
d. Perlengkungan dan penekukan.
e. Percerminan.
f. Penggabungan.
g. Pembagian melanjut .
h. Jejala segi tiga.
i. Jejala sadkona.

24
Racana Perulangan Majemuk .

Sebuah racana yang terdiri atas lebih dari satu jenis pangsa racana dengan raut dan besarnya berulang
bukan lagi racana pengulangan melainkan sebuah racana perulangan majemuk.

Menumpangkan racana perulangan

Sebuah racana perulangan beserta gatra yang di kandungnya dapat ditumpangkan pada racana
perulangan yang lain.

BAB 5

KEMIRIPAN

Beberapa bentuk dapat mirip , yang tak berarti sama . Bentuk dapat mirip tidak membuat perulangan.
Kita katakan bentuk itu memiliki kemiripan.

Kemiripan Gatra

Kemiripan gatra dalam sebuah rancang biasnya menyangkut terutama kemiripan raut , didalam racana
perulangan,ukuran gatra harus mirip juga.

Kemiripan Raut.

Kemiripan raut tidak Cuma berati bahwa bentuk itu terlihat kurang lebih sama.Kemiripan raut dapat
terjadi karena salah satu hal berikut :

a. Persekutuan.
b. Keturunan.
c. Pemilihan ruang.
d. Peleburan atau pengikisan.
e. Peregangan.

25
Kemiripan Roncetan .

Jika kitav menggunakan sekelompok gartra yang mirip , hendaknya dijaga agar susunannyadalam
rancang ,jangan jelas-jelas memperlihatkan perubahan roncet brsisitim . Begitu keteraturan perubahan
roncet menampakkan diri , kesan kemiripannya pun lenyap.

26
BAB III

PEMBAHASAN

1 .Pembahasan Buku.

Dalam hal ini buku yang saya pakai adalah buku “asas-asas merancang dwimatra” yang disusun oleh
Wucius wong terbitan dari ITB BANDUNG . Isi dari buku ini terdiri dari 12 bab. Pembahasan
didalam buku ini disajikan secara mendetail. Penulisan didalam buku ini juga cukup bagus karena
buku disusun secara sistematika yang baik sehingga pembaca dengan mudah dapat memahami isi dan
makna dari buku tersebut.
2.Kelebihan Dan Kekurangan Buku
Kelebihan :
 Materi dijelaskan dengan sangat mendetail.
 Penjelasan disertai dengan gambar sehingga mudah dipahami.

Kekurangan :

 Pemilihan kata masih banyak yang kurang dipahami.

27
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Buku yang berjudul ‘‘Beberapa Asas Merancang Dwimatra” oleh penerjemahan Drs.Adjat
Sakti M.Sc, dan penyunting Dr.Sudjoko dan penerbitan Wong Wicius. Buku ini terdiri dari 5
bab di antaranya pendahuluan,bentuk, perulangan, racana dan kemiripan. Setiap bab yang
berada dalam buku ini saling berkaitan dengan antara yang satu dengan yang lainnya dan
tersusun secara sistematika.
Didalam buku ini juga memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan secara sistematis buku
ini sudah sangat baik dan relevan dengan judul dan pembahasan hanya saja terdapat beberapa
kekurangan seperti bahasa dan ejaan yang belum sesuai dengan penulisan bahasa indonesia
yang baik dan benar.

B.SARAN

Buku ini sangat baik dibaca untuk seorang guru,calon guru ataupun tenaga pendidikan karena
dalam setiap bab sudah berkaitan dengan pendidikan masa kini. Buku ini merupakan buku
yang sangat cocok dan tepat sebagai buku pegangan mahasiswa yang menjalani mata kuliah
Nirmana Dwimatra,karena buku ini memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang
baru belajar nirmana dwimatra dan penyusun materi yang sistematis namun tidak menutup
kemugkinan agar mahasiswa menggunakan referensi buku lain sebagai pegangan dalam
nirmana dwimatra.

28
DAFTAR PUSTAKA

Wong wicius 1986.Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung: ITB

29
CRITICAL BOOK REVIEW

Drs. Adjat Sakri, M.Sc, Wicus Wong Beberapa Asas Merancang Dwimatra.

Bandung. 1989

Nama : Dimas Naufal Alsaba


Nim : 2201151001
Kelas : B
Dosen Pengampu : Dr. Zulkifli, M.sn.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2020

30
31
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah CBR
NIRMANA DWIMATRA guna memenuhi tugas.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang memberikan kritik dan saran sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Saya
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki.

Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Senin, 21 September 2020

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

e. Rasionalisasi pentingnya CBR.....................................................................1


f. Tujuan penulisan CBR.................................................................................1
g. Manfaat CBR...............................................................................................1
h. Identitas Buku..............................................................................................1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

b. Ringkasan isi Buku......................................................................................2

BAB III PENILAIAN TERHADAP BUKU

c. Kelebihan isi buku........................................................................................6


d. Kekurangan isi buku....................................................................................6

BAB IV PENUTUP

c. Kesimpulan..................................................................................................7
d. Saran.............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Rasionalisasi pentingnya CBR

Seringkali kita bingung memilih buku untuk di referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi
analisis bahasa, pembahaasan tentang nirmana dwimatra, oleh karena itu penulis membaca
critical book report ini untuk mempemudah pembaca dalam memilih referensi, terkhusus
pada pokok bahasa tentang nirmana dwimatra.

D. Tujuan penulisan CBR


4. Mengulas isi buku
5. Mencari dan mengetahui informasi isi didalaam buku
6. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku

C. Manfaat CBR
3. Untuk menambah wawasan tentang nirmana dwimatra.
4. Untuk mempermudah pembacaa mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah dilengkapi
dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku serta kekurangan dan kelebihan isi buku

D. Identias Buku
Buku Inti
Judul buku : WUCIUS WONG BEBERAPA ASAS MERANCANG DWIMATRA
Penerjemah : Drs. Adjat Sakri, M.Sc.
Penyunting : DR. Sudjoko
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 1986
Jumlah Halaman : 94 halaman
ISBN : 979-8001-09-5
Penerbit : ITB

BAB II

3
RINGKASAN ISI BUKU

BAB I PENDAHULUAN
Merancang ialah mencipta rupa untuk maksud tertentu. Berbeda dengan lukisan dan
patung yang merupakan oerwujudan khayalan seniman pribadi, karya rancang memenuhi
kebutuhan praktis. Unsur rancangan Ada 4 kelompok unsur:
Unsur konsep Unsur yang bersifat konsep atau pengertian tak dapat dilihat. Sebetulnya unsur
konsep tidak ada, hanya terasa adanya. Unsur konsep yaitu titik, garis, bidang dan gempal.
Unsur rupa Unsur yang berupa konsep menjelma sebagai unsur yang terlihat, wujud itu
mempunyai raut, ukuran, warna dan barik.
Unsur pertalian Kelompiok unsur pertalian menegndalikan penempatan dan pertalian raut
dadladm sebuah rancangan. Bebeapa diantaranya harus dilihat, misalnya arah dan kedudukan;
yang lain haus dirasakan, misalnya ruang dan gaya berat.
Unsur peranan Unsur peranan mendasari isi perluasan sebuah karya rancang, yaitu imba,
makna dan tugas.
Simpai acuan Semua unsur tersebut diatas biasanya terdapat di dalam pembatas yang disebut
‘simpai acuan’. Simpai acuan merupakan sempatan sebuah rancangan dan membatasi daerah
tempat semua unsur yang diciptakan berpadu dengan ruang yang masih kosong, jika ada.
Bidang gambar Bidang gambar adalah permukaan kertas (atau bahan lain) tempau kita
merancang sebuah karya.
Bentuk dan racana Cara kita mencipta,membangun tau memadu beberapa bentuk sering
dikendalikan oleh winaya yang disebut ‘racana’ atau bangun.

BAB II BENTUK
Bentuk dan unsur konsep Sebagaimana dikatakan unsur konsep tidak terlihat. Titik,
garis atau bidang akan menjadi bentuk jika terlihat.

Bentuk berupa titik Sebuah bentuk disebut titik karena ukurannya yang kecil. Ciri utama dari
sebuah titik ialah ukurannya yang kecil dan rautnya sederhana.

Bentuk berupa garis Bentuk disebut garis karena dua hal:


(a) lebarnya sempit sekali dan
(b) panjangnya sangat menonjol. Tiga segi yang perlu diperhatikan dalam garis: raut
keseluruhan, tubuh, ujung.

4
Bentuk berupa bidang Pada permukaan dwimatra, segala bentuk pipih yang buka titik atau
garis, digoglongkan kedalam bidang. Raut bidang dapat dikelompokkan yaitu geometri,
organik, bersudut, tak beratur, taruk tangan, dan kebetulan.

Bentuk berupa gempal Bentuk yang berupa gempal benar-benar tipuan mata dan
memerlukan keadaan rung yang khusus.

Pertalian bentuk bentuk dapat berhubungan denag sendirinya dengan banyak cara. Telah kita
pertunjukkan, jika sebuah bentuk mendidh yang lain hasilnya tidak sederhana yng kita
bayangkan. Kita akan memperoleh delapan pertalian yang berbeda yaitu perpisahan,
prtindihan, pelantasan, peleburan, pengikisan, pengudungan, perimpitan.

BAB III PERULANGAN

Gatra Semua bentuk yang mirip rautnya disebut ‘gatra’ dan muncul dalam rancangan lebih
dari sekali.
Perulanga garta Jika bentukk yang sama digunakan lebih dari sekalidalam rancangan, kita
katakan dalam bentuk itu berulang. Setiap gatra yang diulang seakan-akan merupakan suatu
ketukan tertentu sebuah irama.
Jenis perulang Perualang harus kita lihat dari segi setiap unsur pertalian dan unsur rupa yaitu
perulang raut, perulang ukuran, perulanagn warna, perulang barik, perulangan arah,
perulangan kedudukan, perulangan ruang, perulangan gaya berat.
Perulanagan beragam Jika kebanyakan unsur rupa berulang, hendaknyamdijelahi
kemungkinan memperagakan arah dan ruang.
Upgatra dan adigatra Gatra dapat terdiri dari unsur yang lebih kecil dan berulang. Unsur
seperti itu disebut ‘upagatra’. Sejumlah gatra dikelompokkan menjadi bentuk yang levbih
besar, yang kemudian kita oerkuangkan, kita namakan bentu baru yang lebih besar itu
‘adigatra’.
Perulanagan dan pencerminan Pencermina merupakanperistiwa khusu tentang perulang
ynag menghasilkan gana. Yang dimaksud dengan gana adalah bentuk yang mirip benar
dengan bentuk yang dipercerminkannya tettapi letaknya terbalik sehingga kedua bentuk itu
jadi setangkup.

5
BAB IV RACANA

Racana mengatur kedudukan bentuk dalam rancangan. Racana mengenakan keteraturan


dan terlebih dahulu menentukan pertalian bentuk dalam rancangan.

Racana tertib Racana tertib terdiri atas sejumlah garis racana yang diragang dengan cara
matematika yang tegar.
Racana semu tertib Biasanya sangat beratur, tetapi terdapat sedikit tak beratur.
Racana atertib Racana atertib biasanya tak bergaris racana. Susunannya pada umumnya
bebas dan tak tentu.
Racana takgiat Terdiri atas garis racana yang bersifat konsep murni.
Racana giat Terdiri atas bebrapa garis racana yang juga bersifat konsep.
Racana taya Garis racana pada racana taya bersifat konsep, walaupun dapat menggal
sebagian gatra.
Racana tampak Garis racana itu hadir sebagai garis yang terllihat.
Racana perulang Gatra ditempatkan beratur, dan masing-masing dikelilingi oleh ruang sama
luasnya.
Jejala dasar Deretan garis tegak dan datar yang sama jaraknya dan berpotongan sehingga
berbentuk sebuah bujur sangkar yang sama besarnya.
Keragaman jejala dasar Dapat terjadi karena hal berikut, perubahan kesebandingan,
perubahan arah, pergeseran, pelengkungan, pencerminan, penggabungan, pembagian
melanjut, jejala segitiga, jejala sadkona,

Racana perulangan majemuk Yaitu sebuah racana yang terdiri atas lebih dari satu jenis
pangsaracana dengan raut dan besarnya berulang.

Gatra dan pangsaracana Adigatra juga bertalian dengan pangsaracana dengan cara yang
sama, hanya disini wadahnya mungkin berupa dipangsaracana yang terbuat dari gabungan
beberapa pangsa beratur.

Perulangan kedudukan Berarti semua gatra ditempatkan dalam pangsanya masing– masing
dengan cara yang sama benar.

Menumpangkan racana perulangan Kedua racana beserta gatra yaitu dapat memberihasil
yang menakjubkan.

6
BAB V KEMIRIPAN

Sejumlah bentuk dapat mirip, yang berarti tidak sama. Kemiripan tidak memiliki
keberaturan perulanganya ketat, tetapi tetap banyak mengesankan keberaturan.

Kemiripan gatra Dalam sebuah rancangan biasanya terutama menyangkut kemiripan raut. Di
dalam racana perulangan ukuran gatra harus mirip juga.

Kemiripan Raut Dapat terjadi karena salah satu hal berikut: persekutuan, ketunaan, pemiuhan
ruang, peleburan atau pengikisan, peregangan dan penetalan.

Kemiripan dan roncetan Jika kita menggunakan sekelompok gatra yang mirip hendaknya
dijaga agar susunannya dalam rancanganya jelas-jelas memperlihatkan perubahan roncetan
bersistem.

Racana kemiripan Dapat dikatakan semu-tertib dan tidak ketat seperti racana perulangan, dan
tidak pula beratur seperti racana perulangan berganda. Dua jenis racana kemiripan yaitu
pangsa racana kemiripan dan sebaran rupa.

BAB III

7
PENILAIAN TERHADAP BUKU

C. Kelebihan Buku
Kelebihan dari buku ini adalah penjelasannya yang sangat lengkap dan rinci antar
bab sehingga pembaca mudah memahami penjelasan dari buku. Informasi yang
termuat dalam buku ini sangat lengkap dan menyeluruh dengan penjabaran masing-
masing poin. Melampirkan gambar-gambar yang menjelaskan tentang apa yang
dibahas di dalam buku.
D. Kekurangan Buku
Kekurangan buku ini adalah menggunakan bahasa yang berat sehingga sulit
memahami pemjelasan isi buku. Banyak menggunakan istilah-istilah dalam penjelasan
sehingga sulit untuk memahami penjelasan tersebut. Penetapan ukuran judul dan
penjelasan sama sehingga pembaca sedikit sulit membedakan antara judul dengan
pejelasan. Dalam segi tampilan sampul kurang menarik minat pembaca sehingga
pembaca tidak tertarik untuk membaca buku ini.

8
BAB IV

PENUTUP

C. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa Critical
Book merupakan kegiatan untuk mengkritis buku untuk mengetahiu kelenihan dan
kekurangan dalam buku, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa, isi
materi dan tampilan buku.
Buku ini sudah memiliki penjelasan yang sangat lengkap dan terinci dan
melampirkan gambar-gambar sebagai contoh dari pejelasan. Meskipun demikian buku
tersebut juga memiliki bebrapa kelemahan yang membuat buku ini tidak sempurna,
hal tersebut adalah penggunaan bahasa yang berat dan dalam penjelasan banyak
menggunakan istilah-istilah yang sulit untuk dipahami.
D. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, maka penulis akan
selalu menerima kritikan dan saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan Critical Book yang telah dijelaskan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Skakri, Adjat. 1986. Wucius Wong Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung. ITB

10
CRITICAL BOOK REPORT

“WUCIUS WONG.BEBERAPA ASAS MERANCANG


DWIMATRA.ITB BANDUNG 1986

oleh :

Kofifah Indar Prawansyah (2202451005)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA

JURUSAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

11
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya,
sehingga mampu menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REPORT”. Tugas
ini di buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Saya yaitu “NIRMANA
DWIMATRA”.
Tugas critical book report ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua khusunya dalam hal mengenai nirmana
dwimatra. Saya menyadari bahwa tugas critical book report ini masih jauh dari
kesempurnaan, Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, Saya mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman
saya masih terbatas,karena keterbatasan ilmu dan pemahaman saya yang belum
seberapa. Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga
tugas critical book report ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Saya
khususnya, Atas perhatiannya Saya mengucapkan terima kasih.

Padangsidimpuan, 28
September 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................
i
DAFTAR ISI....................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1
A. Latar Belakang Pentingnya CBR......................................................................
1
B. Tujuan CBR......................................................................................................
1
C. Manfaat CBR....................................................................................................
1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU..................................................................................
2
BAB III
PEMBAHASAN...............................................................................................10
Kelebihan dan kekurangan isi
buku..................................................................10
BAB VI PENUTUP.........................................................................................................
12
A. Kesimpulan.......................................................................................................
12
B. Saran.................................................................................................................
12

13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
13

BAB I
PENDAHULUAN

A. belakang masalah

Critical book report ini berisi tentang kesimpulan dan kelebihan/kekurangan dari buku
ini. Saya akan menyertakan ringkasan dari buku ini. Nirmana Dwimatra adalah asas atau
prinsip kebenaran yang dapat digunakan untuk menyusun unsur rupa menjadi komposisi
desain atau karya dua dimensi yang baik. Intinya Nirmana adalah penerapan terhadap
Penggunaan prinsip-prinsip desain pada unsurnya yang dapat dimodifikasi juga. Nirmana
Dwimatra banyak menggunakan terminologi dan istilah-istilah yang jarang didengar,
padahal sebetulnya istilah tersebut merepresentasikan sesuatu yang sederhana.
Penggunaan terminologi rumit tersebut dimaksudkan untuk memperuncing istilah yang
terlalu umum menjadi lebih spesifik pada disiplin ilmu desain dan seni rupa.

14
B. Tujuan Critical Book Report

1. Memenuhi tugas wajib mata kuliah Nirmana Dwimatra

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan buku

C. Manfaat "Critical Book Report [CBR] Perkembangan Peserta Didik PPD"

1. Menambah wawasan pembaca tentang Nirmana Dwimatra

2. Menambah pemikiran dalam mengkritik sebuah buku

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BEBERAPA ASAS MERANCANG DWIMARTA

Bab 1
Pendahuluan
Arti Merancang
Merancang ialah proses menciptakan rupa untuk maksud tertentu.Karya rancang
memenuhi karya praktis.
Bahasa Rupa

15
Bahasa rupa menjadi dasar bagi penciptaan karya rancang.jika dalam karya
rancang kita kesampingan segi faalnya,terdapatlah segi lain yang menjadi
perhatian seorang perancang ketika merancang,yaitu asas,kaidah,atau konsep
rupa.
Menafsirkan Bahasa Rupa
Penafsiran bahasa rupa berhubungan dengan emosi dan intuisi.
Unsur Rancangan
Ada empat kelompok unsur:
a) Unsur konsep
b) Unsur rupa
c) Unsur pertalian
d) Unsur peranan

Unsur Konsep
Merupakan unsur yang bersifat konsep atau pengertian tak dapat di
lihat.Misalnya titik, garis, bidang, dan gempal.
Unsur Rupa
Merupakan segi rancangan yang paling utama karena betul-betul dapat di
lihat.Unsur-unsur itu dapat berupa raut, warna, ukuran, dan barik.
Unsur Pertalian

2
Kelompok unsur pertalian mengendalikan penempatan dan pertalian raut
dalam sebuah rancangan.Seperti arah, kedudukan, ruang, dan gaya berat.
Unsur Peranan
Unsur peranan mendasari isi dan perluasan sebuah karya rancang.Seperti
lamba, makna, dan tugas.
Simpai Acuan
Merupakan sampadan sebuah rancangan dan membatasi daerah tempat
semua unsur yang diciptakan berpadu dengan ruang yang masih kosong, jika ada.
Bidang Gambar
Bidang gambar tidak lain adalah permukaan kertas yang papar (atau bahan
lain) tempat kita merancang sebuah karya.

16
Bentuk Dan Racana
Bentuk ialah raut yang memiliki ukur, warna, dan barik tertentu.sedangkan
racana ialah cara kita menciptakan, membangun, atau memadu beberapa bentuk
sering dikendalikan oleh wilayah.

Bab 2
Bentuk
Bentuk Dan Unsur Konsep
Titik,garis,atau bidang yang terlihat adalah bentuk dalam arti yang
sebenarnya, wakaupun yang berupa titik atau garis pada umumnya tetap disebut
titik atau garis saja.
Bentuk Berupa Titik
Sebuah bentuk di katakan titik karena ukuranya kecil,sudah barang tentu
kecil itu nisbi. Bentuk dalam bingkai acuan yang besar. Sebuah benturan yang
sederhana,mampat,takbersudut,dan tanpa arah.Jadi,ciri utama sebuah titik
ialah;Ukurannya kecil, danRautnya sederhana
Bentuk Berupa Garis
Bentuk disebut garis karena dua hal : (a) lebarnya sempit sekali, dan (b)
panjangnya sangat menonjol.Pada umumnya garis menimbulkan kesan
tipis,seperti halnya kecil,tipis juga nisbi.Tiga segi perlu diperhatikan pada garis
Raut keseluruhan– ialah Nampak umum,yakni lurus,lengkug,dan bertekuk.

Tubu–karena garis mempunyai lebar , tubuhnya dibatasi oleh dua sisi.


Ujung – ujung dapat diabaikan jika garis sangat tipis.
Sejumlah titik yang berderet menimbulkan kesan garis.
Bentuk Berupa Bidang
Pada permukaan dwimatra,segala bentuk pipih yang bukan titik atau garis,
digolongkan kedalam bidang. Bidang dikelilingi oleh garis konsep yang menjadi
sisi bentuk tersebut.
a) Geometri – dibuat secara matematika
b) Organic – dibatasi oleh lengkung bebas yang mengesankan kejelangan dan
pertumbuhan.
c) Bersudut – dibatasi oleh beberapa garis lurus yang secara matematika
tidak bersitaliar.

17
d) Tak beratur – dibatasi oleh garis lurus dan berlengkung.
e) Tarikan tangan – kaligrafi atau dibuat dengan tangan bebas
f) Kebtulan – ditentukan oleh pengaruh bahan atau proses khusus.

Bentuk Berupa Gempal


Bentuk berupa gempal benar-benar tipuan mata dan memerlukan keadaan
ruang yang khusus
Bentuk Positif Dan Negatif
Jika bentuk dipandang sebagai pengisi ruang ,kita menamakanya
‘posoitif’,jika dipandang sebagai ruang kosong yang dikelilingi ruang yang
terisi,kita menamakanya bentuk ‘negatif’.Pada rancangan hitam putih lita
cenderunng memandang hitam sebagai terisi dan putih sebagai tidak terisi .jadi ,
bentuk hitam dikenal sebagai positif dan bentuk putih sebagai negative.
Sebaran Bentuk Dan Warna
Tampa mengubah bentuk apapun dalam sebuah rancangan, sebaran warna
dalam rengrengngan warna tentu dapat mempunyai lingkup keragaman yang
besar,misalkan kita mempunyai sebuah bentuk yang terdapat dalam sebuah
bingkai,dan kita hanya dapat menggunakan hitam dan putih. Kita akan
memperoleh empat macam sebaran warna yang berbeda:
a) Bentuk putih pada natar putih
b) Bentuk putih pada natar hitam
c) Bentuk hitam pada natar putih
d) Bentuk hitam pada natar hitam

4
Pertalian Bentuk
Bentuk dapat berhubungan dengan sendirinya dalam berbagai cara,kita
akan memperoleh delapan prtalian yang berbeda:
a) Perpisahan
b) Pertindihan
c) Persentuhan
d) Perlantasan
e) Perleburan
f) Pengikisan
g) Pengudungan
h) Perimpitan

18
Kesan Ruang Pada Pertalian Bentuk
Pertalian bentuk pada
perpisahan,persentuhan,pertindihan,peralatan,perleburan,pengikisan,pengudungan
,atau perimpitan menimbulkan kencan yang berlainan.

Bab 3
Perulangan
Gatra
Jika sebuah rancanganterbuat dari sebuah bentuk, semua bentuk yang mirip
rautnya disebut ‘gatra’ dan muncul dari rancangan lebih dari sekali.Kehadiran
gatra membantu perpaduan rancangan.Gatra mudah ditemukan pada kebanyakan
rancangan jika kita mencarinya.
Gatra hendaklah.Sederhana dan terlalu rumit sering menonjol denngan berlebihan
sebagai bentuk menyendiri, sehingga merusakkan kesan kepaduan rancangan.
Perulangan Gatra
Tiang dan jendela pada bangunan,kaki sebuah kursi,corak pada kain,ubin
pada lantai adalah contoh yang jelas tentang perulangan. Perulangan gatra
biasanya memperlihatkan kesan keserasian dengan langsung.

Jenis perulangan
Menurut cara berpikir tepat,perulangan harus kita lihat segi setiap unsur
pertalian dan unsur rupa:
a) Perulangan raut – raut merupakan unsur yang paling penting.
b) Perulangan ukuran – ini hanya mungkin jika raut juga berulang

5
c) Perulangan warna – warna yang berulang namun raut dan ukuran yang
berbeda.
d) Perulangan barik – perulangan dapat sebarik atau sama bariknya.
e) Perulangan arah – jika bentuk menunjukkan kesan arah
f) Perulangan kedudukan – tersusun dalam kaitan rancana
g) Perulangan ruang – semua bentuk dapat menempati ruang dengan cara
yang sama.
h) Perulangan gaya berat – gaya berat sebagai unsur terlalu amstrak untuk
diulang.

19
Perulangan Beragam
Jika unsur berulang mungkin Nampak membosankan,perulangan jika
kebanyakkan unsur rupa berulang hendaknya dijelajahi kemudian memperkirakan
arah dan ruang.
Arah beragam – kecuali bundaran,kita dapat membedakan susunan arah sebagai
berikut;
a) Arah berulang
b) Arah bertualang
c) Arah berselisih
d) Arah beringsut
e) Arah sehala

Ruang beragam – bias dijadikan beragam

Upagatra Dan Adigatra


Gatra dapat terdiri atas unsur yang lebih kecil dan berulang.sejumlah gatra
dapat dikelompokkan menjadi bentuk yang lebih besar yang kemudian
diperulangkan,kita namakan bentuk baru yang lebih besar itu adalah ‘agatra’

Petemuan Empat Bundaran


Kita akanmemeriksa beberapa cara menyusun yang umum saja sebagai berikut.
a) Susunan lanjar
b) Susunan segi empat atau bujur sangkar
c) Susunan belah ketupat
d) Susunan segi tiga

Perulangan Dan Percerminan


Ganal ialah bentuk yang mirip benar dengan bentuk yang dipercerminya
tetapi letaknya terbalik sehingga kedua bentuk itu jadi setangkup.

20
Bab 4
Rancana
Rancana Tertib
Terdiri atas sejumlah garis wacana yang diranggang dengan cara matimatika
yang tegar.sejenis racana terdapat pada perulangan,roncetan,dan pancaran.
Rancana Semu Tertib
Biasanya sangat teratur,namun ada pula yang tidak beraturan.
Rancana Artertib
Biasanya takbergaris racana,susunanya pada umumnya bebas dan taktentu.
Rancana Takgiat
Semua jenis rencana takgiat atau giat.
Rancana Giat
Terdiri atas beberapa garis racana yang juga bersifat giat.gatra yang
diwadahinya sebagai berikut;
a) Pangsa racan sepenuhnya memberi kemandirian ruang kepada gatra
b) Dalam pangsa racana itu setiap gatra dapat bergeser dari kedudukan
memusatnya.
c) Jika gatra melanggar wilayah pangsa disebelahnya keadaan keadaan itu
dapat dianggap pertemuan dua bentuk.
d) Ruang yang tersekat oleh gatra dalam sebuah pangsa racana dapat melebur
dengan setiap gatraatau pangsa racana didekatnya

Rancana Taya
Pada kebanyakan pristiwa racana taya itu tidak ternampak,baik racana yang
tertip,semu tertip,atertip,giat,atau yang takgiat.
Rancana Nampak
Artinya garis racana itu hadir sebagai garis yang terlihat , yang maujud
dengan tebal yang dikehendaki.garis seperti itu harus diperlakukan sebagai gatra
yang khusus karena memiliki unsur yang Nampak dan padat bersetindakan
dengan ruang yang diwadahi oelh setiap pangsa racana.
Rancana Perulangan
Jika gatra ditempatkan beratur, dan masing-masing dikelilingi ruang yang
sama luasnya,gatra itu dapat dikatakan terdapat dalam ‘racana perulangan’
Keragaman Jejela Dasar

21
7
Keragaman jejala dasar tersebut dapat terjadi karena hal berikut:
a) Perubahan kesebandingan
b) Perubahan arah
c) Penggeseran
d) Pelengkungan dan/ atau penekukan
e) Pencerminan
f) Penggabungan
g) Pembagian melanjut
h) Jejala segi tiga
i) Jejala sadkona

Rencana Perulangan Majemuk


Sebuah racana yang terdiri atas lebih dari satu jenis pangsa racana dengan
raut dan besarnya berulang,bukan lagi racana perulangan majemuk masih tetap
racana tertip
Gatra Dan Pangsa Rancana
Pada racana targiat (dan taya),gatra ditempatkan dipusat pangsa racana atau
pada perpotongan garis racana.
Perulangan Kedudukan
Perulangan kedudukan berarti semja gatra di tempatkan di dalam pangsanya
masing-masing dengan cara yang sama benar
Menumpangkan Racana Perulangan
Sebuah racana perulangan beserta gatra yang dikandungnya dapat
ditumpangkan pada racana perulangan yang lain. Kedua racana beserta gatranya
dapat sama atau berlainan.

Bab 5
Kemiripan
Kemiripan Gatra
Kemiripan gatra dalam sebuah rancangan biasanya terutama mempakut
kemiripan raut. Sama seperti pada perulangan ,kemiripan hendaknya terlihat
secara terpisah-pisah dari segi setiap unsur dan dari unsur pertalian.
Kemiripan Raut
Kemiripan raut tidak Cuma berarti bentuk itu terlihat kurang lebih
sama,kadang-kadang kemiripan dapat dikenali jika semua bentuk tergolong dalam
rumpung yang sama.

22
8
Kemiripan raut dapat terjadi karna salah satu hal berikut:
a) Persekutuan – berbagai bentuk dapat bersekutu jika dapat di kelompokkan
menurut jenis.
b) Ketunaan – kita dapat memulai dengan raut angan-angan kita.
c) Pemiuhan ruang – sebuah bentuk dapat dihasilkan oleh peleburan dua
bentuk yang lebih kecil
d) Peregangan dan penetalan

Kemiripan Dan Roncetan


Peroncetan merupakan jenis winaya yang lain, yang akan dibahas dalam
bab berikut.

Racana kemiripan
Dua jenis dasar pada racana kemiripan adalah sebagai berikkut;
Pangsa racana kemiripan -yang tidak berulang tetapi mirip.
Sebaran rupa –penempatan gatra dalam bingkai acuan sebuah rancang.

23
9

BAB III
PEMBAHASAN
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU
BAB 1
PENDAHULUAN
Dapat ditarik kesimpulan, dari hasil kritik dengan judul buku “Beberapa
Asas Merancnag Dwimarta” yang dibuat oleh penerjemah Drs.Adjat Sakri,
M.Sc,dan penyuting DR. Sudjoko dan penerbit Wong,Wucius dapat disimpulkan
bahwa buku ini sudah baik, mudah dipahami mahasiswa dan kelebihan lebih
banyak dibandingkan kelemahannya. Hal ini dapat dilihat dari bahasa yang di
gunakan sudah bahasa baku dan sistematika penulisan sudah memenuhi syarat
sesuai dengan format penulian yang telah di tentukan. Disamping itu juga terdapat
kelemahan atau kekurangan dalam buku ini yakni dalam penggunaan ejaan bahasa
indonesia yang baik dan benar. Masih terdapat beberapa kata yang tidak sesuai
dengan ejaan bahasa Indonesia dan terdapat juga pemberian spasi yang kurang
efektif.

BAB II
BENTUK
Dapat ditarik kesimpulan, dari hasil kritik dengan judul buku “Beberapa
Asas Merancnag Dwimarta” yang dibuat oleh penerjemah Drs.Adjat Sakri, M.Sc,
dan penyuting DR.Sudjoko dan penerbit Wong,Wucius dapat disimpulkan bahwa
masih terdapat berbagai kelemahan dan kelebihan. Adapun kelemahan yang
terdapat dalam penulisan yaitu dengan penggunaan bahasa, pemakaian huruf dan
penulisan huruf , dan kekurangan dalam menggunakan tanda baca dan peletakan
tanda baca. Dan kelebihan buku Beberapa Asas Merancnag Dwimarta ini juga
memiliki kelebihan seperti penulisannya sudah sesuai dengan standart sistematika.

BAB III
PERULANGAN
Dapat ditarik kesimpulan, Setelah menganalisis isi buku dan mengkritik
mulai dari penggunaan ejaan, sistematika penulisan, serta isi materi pada bab 3,
dengan judul buku “Beberapa Asas Merancang Dwimarta” oleh penerjemah
Drs.Adjat Sakri, M.Sc,dan penyuting DR.Sudjoko dan penerbit Wong,Wucius ini

24
lebih dominan memiliki kelebihan baik itu dari segi bahasa sistematika serta
kesesuaian materi dengan judul. Akan tetapi buku ini juga memiliki kekurangan
dari segi ejaan karena didalam ejaan pada buku ini terdapat banyak sekali
penggunaan yang salah, baik itu penggunaan tanda baca, penulisan huruf serta
pemakaian kata yang masih belum sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia. Akan
tetapi keseluruhan isi buku sudah baik dan sesuai dengan sistematika.

10

BAB IV
RACANA
Dapat ditarik kesimpulan, setelah menganalisis isi buku dapat disimpulkan
bahwa dalam penulisan buku terutama bab 4 mulai dari ejaan, bahasa, sistematika
penulisan, isi materi adalah kelebihan lebih menonjol di bandingkan
kelemahannya. Karena di dalam bab 4 ini, hanya terdapat beberapa ejaan yang
kurang baik dan sistematika penulisannya sudah lebih baik

BAB V
KEMIRIPAN
Dapat ditarik kesimpulan, dari hasil analisa dan kritik isi buku maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat berbagai kelemahan dan kelebihan. Salah satu
kelemahan yang terdapat dalam penulisan yaitu bahasa yang digunakan masih
sedikit tidak baku dan terdapat beberapa pengulangan kata yang dapat
menciptakan kebingungan para pembaca, kemudian dalam pemakaian huruf dan
penulisan huruf juga masih memiiki kekurangan dimana masih banyak penulisan
kata yang kurang hurufnya, lalu dalam menulis sebuah judul keseluruhannya
menggunakan huruf kapital seharusnya diawal kalimat menggunakan huruf
kapital. Terdapat juga beberapa kata serapan yang tidak sesuai dengan ejaannya
dan yang terakhir masih terdapat beberapa kekurangan dalam menggunakan tanda
baca dan peletakan tanda baca. Namun buku dengan judul “Beberapa Asas
Merancnag Dwimarta” ini juga memiliki kelebihan yaitu sistematika
penulisannya yang sudah sesuai dengan standart penulisan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

25
Buku yang berjudul “Beberapa Asas Merancnag Dwimatra” oleh
penerjemah Drs.Adjat Sakri, M.Sc, dan penyuting DR.Sudjoko dan penerbit
Wong,Wucius. Buku ini terdiri dari 6 bab, diantaranya Pendahulaun, Bentuk,
Perulangan, Racana, Kemiripan, dan Roncetan. Setiap bab yang berada dalam
buku ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya dan tersusun
secara sistematis.
Didalam buku ini juga memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan.
Secara sistematis buku ini sudah sangat baik dan relevan dengan judul
pembahasan hanya saja terdapat beberapa kekurangan seperti bahasa dan ejaan
yang belum sesuai dengan penulisan bahasa indonesia yang baik dan benar.

B. Saran

Buku ini sangat baik dibaca untuk seorang guru, calon guru ataupun
tenaga pendidikan karena dalam setiap bab sudah terkait dengan pendidikan masa
kini
Buku ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku pegangan
mahasiswa yang menjalani mata kuliah Nirmana dwimatra, karena kedua buku ini
memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru belajar Nirman
Dwimatra dan penyusunan materi yang sistematis. Namun tidak menutup
kemungkinan agar mahasiswa menggunakan beberpara referensi buku lain
sebagai pegangan dalam Nirmana.

DAFTAR PUSTAKA
Wong, Wucius. 1986. Beberapa Asas Merancang Dwimarta. Bandung: ITB

26
27
CRITICAL BOOK REVIEW

WICIUS WONG BEBERAPA AZAS DWIMATRA.


1986

Nama : ADISTI PUTRI HARIYANI HASIBUAN


Nim : 2203151006
Kelas : B
Dosen Pengampu : Drs. ZULKIFLI, M.Sn

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2020

KATA PENGANTAR

28
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat tuhan yang
Maha Esa,sebab telah memberikan rahmat dan kharuniaNya serta
kesehatan kepada saya, srhingga mampu menyelesaikan tugas
“CRITICAL BOOK REVIEW’’. Tugas ini di buat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah saya “NIRMANA TRIMATRA’’
Tugas ini critical book report ini disusun dengan harapan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam
hal mengenai nirmana dwimatra. Saya menyadari bahwa tugas
critical book report ini masih jauh dari kesempurnaan.Apabila dalm
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,maka mohon
maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya
masih terbatas,karena keterbatasan ilmu dan pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap
semoga tugas critical book report ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bagi saya khususnya.atas perhatiannya saya mengucapkan
terimakasih

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dunia Dwimatra
Dunia dwimatra yaitu panjang dan lebar membentuk bidang papar,
dan tidak memiliki kedalam, Dunia DWIMATRA pada dasarnya

29
ciptaan manusia menggambarkan melukis mencetak mencelup atau
menulis. Namun terkadang karya twimatra terlihat Dwimatra. Dunia
Trimatra pada kenyataannya kita hidup dalam dunia Trimatra.
Merancang Dwimatra iyalah mencipta Dunia Dwimatra dengan jalan
mengatur berbagai macam unsur dengan sadar

TUJUAN CBR

1. Untuk mengetahui isi Nirmana


2. Untuk mengetahui fase-fase Nirmana
3. Untuk menambah wawasan

MANFAAT CBR

1. Agar dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan yang ada dalam


buku
2. Agar mengetahui apa itu Nirmana
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Nirmana

RESENSI BUKU 1

1. Fisik Buku

Judul Buku      : Beberapa Azas Merancang Dwimatra

30
Penulis             : Wicius Wong

Penerbit           : ITB

Tahun terbit     : 1986

Kota Terbit : Bandung

Tebal buku      : 113 Halaman

ISBN : 979-8001-0

Dunia Trimatra
Merancang Trimatra seperti merancang Dwimatra merancang
Trimatra juga bertujuan mencapai keserasian supa atau membangkit
rupa tertentu mengsyikkan tapi dalam dunia trimatra merancang
Trimatra lebih Rumit dari merancang Dwimatra. Tiga arah Utama
dalam Trimatra:
a. Arah tegak ke atas dan bawah
b. Arah melintang ke kiri dan kanan
c. Dan arah bujur ke depan dan belakang

Unsur rancang Trimatra


a. Unsur konsep. Garis bidang dan Gempal
b. Unsur rupa Rahut ukuran warna dan barik
c. Unsur pertalian kedudukan arah ruang dan gaya berat

Unsur ragang

31
Unsur Ragang memiliki nilai Rancana semua unsur digunakan untuk
menunjukkan komponen geometri sebuah rancangan trimatra
Bentuk dan Racana
Bentuk iyalah istilah yang gampang dikacaukan dengan raut.
Rencana adalah keseluruhan organisasi dalam ruang yakni sebuah
kerangka yang menopang keseluruhan susunan warna raut dan barik

BAB II
BENTUK
Bentuk dan unsur konsep
Unsur konsep tidak terlihst Titik, garis, atau bidang akan
menjadi bentuk jika terlihat Titik,garis, atau bidang akan
menjadi bentuk jika terlihat sebuah titik pada kertas,
betapapun kecilnya pasti mempunyai raut,ukuran,warna,dan
barik jika harus tampak, Demikiran pula halnya dengan garis
atau bidang, Gempal tetap maya dalam rancangan dwimatra.
Titik,garis,atau bidang yang terlihat adalah bentuk dalam arti
yang sebenarnya walaupun bentuk tetap yang berpa titik atau
garis pada umumnya tetap disebut titik atau garis saja.

Bentuk berupa titik


Sebuah bentuk disebut titik karena ukurannya kecil jadi ciri utama
sebuah titik ialah
a. Ukurannya kecil,dan
b. Rautnya sederhana

Bentuk berupa garis


Bentuk disebut garis karena dua hal,
a. Bujurnya sempit sekali dan
b. Lintangnya sangat menonjol

32
Bentuk berupa bidang
Pada permukaan dwimatra, segala bentuk pipih yang bukan titik atau
garis digolongkan ke dalam bidang raut bidang beraneka ragam dan
dapat dikelompokkan sebagai berikut
a. Geometri dibuat berdasar matematika
b. Organik dibatasi oleh lengkung bebas yang mengesahkan
kejelangan dan pertumbuhan
c. Bersudut dibatasi oleh beberapa garis lurus yang menurut
matematika tidak bersitali
d. Tak teratur dibatasi oleh Garis lurus dan lengkung yang dari
segi matematika tidak bersitali
e. Tarikan tangan kaligrafi atau dibuat dengan tangan bebas
f. Kebetulan ditentukan oleh pengaruh bahan dan proses khusus

Bentuk berupa gempal


Bentuk yang berupa gempal benar-benar tipuan mata dan
memerlukan keadaan ruang yang khusus.

BAB III
PERULANGAN
Perulangan gatra telah dikemukakan dengan singkat [ada bab satu
dalam arti yang sempit perulangan gatra berarti bahwa semua unsur
rupa gatra raut ukuran warna dan Barik Harus sama Kesatuan rupa
diperkuat lagi oleh perulangan raut dan ukuran gatra.Racana
perulangan dapat di definisikan sebagai rwncana dengan gatra atau
kerrawang yang berisi gatra tersusun dlam susunan dan pola yang
beraturan sehingga semuanya bertalian sesamanya dengan cara yang
sama
Tataan dalam setiap lapisan ada banyak car untuk menyusun
gatra di dalam tiap lapisan dan secara berselang seling lapisan dapat
disusun berbeda beda. Kedudukan barisan tersebut dapat digeser

33
diantara peta gatra dapat menjadi celah. Merangkai gatra petak yang
biasanya berapa meter sederhana dapat dirangkai dengan jalan
menyaTuhkan sisinya namun gatra jika digunakan tanpa petak ruang.
Racana menjadi lebih rumpil jika gatra atau petak ruang yang
mewadahi nya bukan kubus gatra dalam racana perulangan
kebanyakan gatra jauh lebih rumpil Daripada kubus biasanya Prisma
bujursangkar atau bahkan raut

BAB IV
RACANA
Pada umumnya racana memiliki racana struktur, atau bangun.
Racana mengatur kedudukan bentuk dalam rancang. Ranaca pada
umumnya memaksakan keteraturan dan menentukan lebih dulu
pertalian bentuk dalam rancang. Mungkin kitamencipta sebuah
rancang tanpa racana selalu hadir dalam segala sesuatu yang terusun
Racana dapat tertib,semu-tertib, atau tak tertib, Dapat giat atau tak
giat, Dapat pula tampak tau atau Tanya
Racana perulangan
jika gatra ditempatkan teratur,masing-masing dikelilingi oleh ruang
yang sama luasnya gatra itu dapat dikatakan terdapat dalam rcana
perulangan, Racana perulangan paling sederhana di antara semua
racana, dan terutama bermanfaat untuk membuat corak seragam
Perulangan kepeduduk
Perulangan kependudukan sudah disinggung dalam bab terdahulu,
Perulangan kependudukn berarti semua gatra ditempatkan dalam
pasangannya masing-masing dengan gatra yang sama besar
Menumpangkan racana perulangan

34
Sebuah racana perulangan beserta gatra yang dikandungnya dapat
ditumpangkan pada racana perulangan yang lain, kedua racana
beserta gatranya dapat sama atau berlainan

BAB V
KEMIRIPAN
Berbagai bentuk dapat mirip,yang tidak berarti sama. Bentuk yang
mirip tidak membuat perulangan. Kita katakan bentuk itu memiliki
kemiripan, kemiripan mudah di temukan dalam alam, Antara
dedaunan sebatang pohon,pepohonan di hutan,butir pasir di pantai,
gelombang samudra adalah beberapa contohnya yang gambling.
Kemiripan tidak memiliki keteraturan perulangan yang ketat,tetapi
tetap banyak mengesankan keteraturan
Kemiripan gatra
Kemiripan Gatra dalam sebuah rncang biasanya menyangkut,
terutama, kemiripan raut. Di dalam racana perulangan, ukuran gatra
harus mirip juga.
Kemiripan raut
Kemiripan raut tidak Cuma berarti bahwa bentuk itu terlihat kurang-
lebih sama. Kadang-kadang kemiripan dapat dikenali jika semua
bentuk tergolong dalam rumpun yang sama.
Kemiripan dan roncetan
Jika kita menggunakan sekelompok gatra yang mirip, hendaknya
dijaga agar susunannya dalam rancang jangan jelas-jelas
memperhatikan perubahan roncetan bersistem.
Racana kemiripan
Tidak mudah untuk merumuskan racana kemiripan, tetapi dapat
dikatakan semu tertib dan tidak ketat seperti racana perulangan, dan
tidak pula teratur seperti racana perulangan berganda

35
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU

BAB I
PENDAHULUAN

Dapat ditrik kesimpulan hasil kritik dengan judul buku “Beberapa


Asas Merancang Dwimatra” Yang dibuat oleh penerjemahan
Drs.Adjat Sakri, M.Sc,dan ini sudah baik,mudah dipamahi mahasiswa
dan kelebihan lebih banyak dibandingkan kelemahannya. Hal ini
dapat dilihat dari bahasa yang di gunakan sudah bahasa baku dan
sistematika penulisan sudah memenuhi syarat sessuai dengan format
penulisan yang telah di tentukan. Disamping itu juga terdapat
kelemahan atau kekurangan dalam buku ini yakni dalam penggunaan
ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Masih terdapat
beberapa kata yang tidak sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia dan
terdapat juga pemberian spasi yang kurang efektif

BAB II
BENTUK
Dapat ditrik kesimpulan, dari hasil kritik dengan judul buku
“Beberapa Asas Merancang Dwimatra” yang dibuat oleh penerjemah
Drs.Adjat Sakri, M.Sc, dan penyunting DR.Sudjoko dan penerbit Wong
Wucius dapat disimpulkan bahwa masih terdapat berbagai
kelemahan dan kelebihan. Adapun kelemahan yang terdapat dalam

36
penulisan yaitu dengan penggunaan bahasa, pemakaian huruf dan
penulisan huruf , dan kekurangan dalam menggunakan tanda baca
dan peletakan tanda baca. Dan kelebihan buku Beberapa Asas
Merancang Dwimatra ini juga memilikin kelebihan seperti
penulisannnya sudah sesuai denga standart sistematika.

BAB III
PERULANGAN
Dapat ditrik kesimpulan, Setelah menganalisis isi buku dan mengkritik
mulai dari penggunaan ejaan, sistematika penulisan, serta isi materi
pada bab 3, dengan judul buku “Beberapa Asas Merancang
Dwimatra” oleh penerjemahan Drs.Adjat Sakri, M.Sc, dan penyunting
DR.Sudjoko dan penerbit Wong Wucius ini lebih dominan memiliki
kelebihan baik itu dari segi bahasa sistematika serta kesesuaian
materi dengan judul, Akan tetapi buku ini juga memiliki kekurangan
dari segi ejaan karena didalam ejaan pada buku ini terdapat banyak
sekali penggunaan yang salah, baik itu penggunaan tanda
baca,penulisan huruf serta pemakaian kata yang masih belum sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia. Akan tetapi keseluruhan isi buku
sudah baik dan sesuai dengan sistematika

BAB IV
RACANA
Dapat ditrik kesimpulan, setelah menganalisis isi buku dapat
disimpulkan bahwa dalam penulisan buku terutama bab 4 mulai dari
ejaan, bahasa, sistematika penulisan, isi materi adalah kelebihan
lebih menonjol dibandingkan kelemahannnya. Karena di dalam bab 4

37
ini, hanya terdapat beberapa ejaan yang kurang baik dan sistematika
penulisannya sudah lebih baik

BAB V
KEMIRIPAN
Dapat ditrik kesimpulan,dari hasil analisa kritik isi buku maka dapat
disimpulka bahwa terdapat berbagai kelemahan dan kelebihan. Salah
satu kelemahan yang terdapat dalam penulisan yaitu bahasa yang di
gunakan masih sedikit tidak baku dan terdapat beberapa
pengulangan kata yang dapat menciptakan kebingungan para
pembaca, kemudian dalam pemakaian huruf dan penulisan huruf
juga masih memiliki kekurangan dimana masih banyak penulisan kata
yang kurang hurufnya, lalu dalam menulis sebuah judul keseluruhan
huruf kapital seharusnya diawal kalimat menggunakan huruf capital.
Terdapat juga beberapa kekurangan dalam menggunakan tanda baca
dan peletakan tanda baca. Namun buku dengan judul “Beberapa Asas
Merancang Dwimatra” ini juga memiliki kelebihan yaitu sistematika
penulisannya yang sudah sesuai dengan standart penulisan.

IMPLIKASI
A.Teori/Konsep
pada buku 1 yang berjudul “Beberapa Asas Merancang Dwimatra”
menggunakan konsep/teori pendahuluan. Bentuk, Perulangan
Racana, dan juga Kemiripan. Konsep ini sangat bagus jika diterapkan
di Indonesia agar kota Indonesia menjadi Negara yang lebih maju dan

38
berkemang dan tidak kalah modern nya dengan Negara-negara maju
lain-Nya

B.Program Pembangunan Di Indonesia


Untuk memajukan Negara Indonesia kita butuh menerapkan konsep
dan teori tersebut. Untuk menerapkan nirmana dwimatra dalam
pembangunan Indonesia ke tahap berikutnya ,yang maju dengan
bangunan-bangunannya

C.Analisis Mahasiswa
Dari buku yang say abaca yang berjudul “Beberapa Asas Merancang
Dwimatra” kita harus menerapkan konsep/teori Asas merancang
dwimatra karena buku tersebut jika diterapkan untuk pelajara
ataupun mahasiswa khususnya buat karya SENI

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN

Buku yang berjudul “Beberapa Asas Merancang Dwimatra” oleh


penerjemahan Drs.Adjat Sakti M.Sc, dan penyunting DR.Sudjoko dan
penerbitan Wong Wicius. Buku ini terdiri dari 5 bab di antaranya
pendahuuan, bentuk, perulangan, racana dan kemiripan. Setiap bab
yang berada dalam buku ini saling berkaitan dengan antara yang satu
dengan yang lainnya dan tersusun secara sistematika.
Didalam buku ini juga memiliki beberapa kekurangan dan
kelebihan. Secara sistematis buku ini sudah sangat baik dan relevan
dengan judul dan pembahasan hanya saja terdapat beberapa
kekurangan seperti bahasa dan ejaan belum sesuai dengan penulisan
bahasa Indonesia yang dan benar.
B. Saran

39
Buku ini sangat baik dibaca untuk seorang guru, calon guru ataupun
tenaga pendidikan karena dalam setiap bab sudah berkaitan dengan
pendidikan masa kini
Buku ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku
pegangan mahasiswa yang menjalani mata kuliah Nirmana Dwimatra,
karena buku ini memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa
yang baru belajar Nirmana Dwimatrs dan penyusun materi yang
sistematis. Namun tidak menutup kemungkinan agar mahasiswa
menggunakan beberapa referensi buku lain sebagai pegangan dalam
Nirmana

DAFTAR PUSTAKA
Wong Wicius 1986. Beberapa Asas Merancang Dwimatra.
Bandung: ITB

CRITICAL BOOK REVIEW

40
Nirmana Dwimatra

Oleh :

SURANDA (2202451002)

KELAS : B

DOSEN PENGAMPU : Dr. Zulkifli, M.Sn

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNUVERSAITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2020

41
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Cbr Nirmana Dwimatra guna memenuhi tugas.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang memberikan kritik dan saran sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna


dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
keritikan yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Stabat, September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................................1
C. Manfaat.................................................................................................................1
D. Identitas Buku......................................................................................................1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU...................................................................................2
A. Ringkasan Isi Buku..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6
A. Kelebihan Buku....................................................................................................6
B. Kekurangan Buku................................................................................................6
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................7
A. Kesimpulan...........................................................................................................7
B. Saran.....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Seringkali kita bingung memilih buku untuk di referensi untuk kita baca dan
pahami. Terkadang kita memilih satu buku namun kurang memuaskan hati kita.
Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahaasan tentang nirmana dwimatra, oleh
karena itu penulis membaca critical book report ini untuk mempemudah pembaca
dalam memilih referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang nirmana dwimatra.

B. Tujuan
7. Mengulas isi buku
8. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari buku
9. Mencari dan mengetahui informasi isi didalaam buku

C. Manfaat
5. Untuk menambah wawasan tentang nirmana dwimatra.
6. Untuk mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah
dilengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku serta kekurangan dan
kelebihan isi buku
D. Identitas Buku

Judul buku : WICUS WONG BEBRAPA ASAS MERANCANG


DWIMATRA
Penerjemah : Drs. Adjat Sakri, M.Sc.
Penyunting : DR. Sudjoko
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 1986
Jumlah Halaman : 94 halaman
ISBN : 979-8001-09-5

i
Penerbit : ITB

ii
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
A. Ringkasan Isi Buku

I. BAB I PENDAHULUAN
Merancang ialah mencipta rupa untuk maksud tertentu. Berbeda dengan
lukisan dan patung yang merupakan oerwujudan khayalan seniman pribadi, karya
rancang memenuhi kebutuhan praktis.
Unsur rancangan
Ada 4 kelompok unsur:
Unsur konsep Unsur yang bersifat konsep atau pengertian tak dapat dilihat.
Sebetulnya unsur konsep tidak ada, hanya terasa adanya. Unsur konsep yaitu titik,
garis, bidang dan gempal.
Unsur rupa Unsur yang berupa konsep menjelma sebagai unsur yang terlihat,
wujud itu mempunyai raut, ukuran, warna dan barik.
Unsur pertalian Kelompiok unsur pertalian menegndalikan penempatan dan
pertalian raut dadladm sebuah rancangan. Bebeapa diantaranya harus dilihat,
misalnya arah dan kedudukan; yang lain haus dirasakan, misalnya ruang dan gaya
berat.
Unsur peranan Unsur peranan mendasari isi perluasan sebuah karya rancang,
yaitu imba, makna dan tugas.
Simpai acuan Semua unsur tersebut diatas biasanya terdapat di dalam pembatas
yang disebut ‘simpai acuan’. Simpai acuan merupakan sempatan sebuah
rancangan dan membatasi daerah tempat semua unsur yang diciptakan berpadu
dengan ruang yang masih kosong, jika ada.
Bidang gambar Bidang gambar adalah permukaan kertas (atau bahan lain)
tempau kita merancang sebuah karya.
Bentuk dan racana Cara kita mencipta,membangun tau memadu beberapa bentuk
sering dikendalikan oleh winaya yang disebut ‘racana’ atau bangun.

iii
II. BAB II BENTUK

Bentuk dan unsur konsep Sebagaimana dikatakan unsur konsep tidak terlihat.
Titik, garis atau bidang akan menjadi bentuk jika terlihat.
Bentuk berupa titik Sebuah bentuk disebut titik karena ukurannya yang kecil. Ciri
utama dari sebuah titik ialah ukurannya yang kecil dan rautnya sederhana.
Bentuk berupa garis Bentuk disebut garis karena dua hal: (a) lebarnya sempit
sekali dan (b) panjangnya sangat menonjol. Tiga segi yang perlu diperhatikan
dalam garis: raut keseluruhan, tubuh, ujung.
Bentuk berupa bidang Pada permukaan dwimatra, segala bentuk pipih yang buka
titik atau garis, digoglongkan kedalam bidang. Raut bidang dapat dikelompokkan
yaitu geometri, organik, bersudut, tak beratur, taruk tangan, dan kebetulan.
Bentuk berupa gempal Bentuk yang berupa gempal benar-benar tipuan mata dan
memerlukan keadaan rung yang khusus.
Pertalian bentuk bentuk dapat berhubungan denag sendirinya dengan banyak
cara. Telah kita pertunjukkan, jika sebuah bentuk mendidh yang lain hasilnya
tidak sederhana yng kita bayangkan. Kita akan memperoleh delapan pertalian
yang berbeda yaitu perpisahan, prtindihan, pelantasan, peleburan, pengikisan,
pengudungan, perimpitan.

III. BAB III PERULANGAN

Gatra Semua bentuk yang mirip rautnya disebut ‘gatra’ dan muncul dalam
rancangan lebih dari sekali.
Perulanga garta Jika bentukk yang sama digunakan lebih dari sekalidalam
rancangan, kita katakan dalam bentuk itu berulang. Setiap gatra yang diulang
seakan-akan merupakan suatu ketukan tertentu sebuah irama.
Jenis perulang Perualang harus kita lihat dari segi setiap unsur pertalian dan
unsur rupa yaitu perulang raut, perulang ukuran, perulanagn warna, perulang
barik, perulangan arah, perulangan kedudukan, perulangan ruang, perulangan
gaya berat.

iv
Perulanagan beragam Jika kebanyakan unsur rupa berulang, hendaknyamdijelahi
kemungkinan memperagakan arah dan ruang.
Upgatra dan adigatra Gatra dapat terdiri dari unsur yang lebih kecil dan
berulang. Unsur seperti itu disebut ‘upagatra’. Sejumlah gatra dikelompokkan
menjadi bentuk yang levbih besar, yang kemudian kita oerkuangkan, kita
namakan bentu baru yang lebih besar itu ‘adigatra’.
Perulanagan dan pencerminan Pencermina merupakanperistiwa khusu tentang
perulang ynag menghasilkan gana. Yang dimaksud dengan gana adalah bentuk
yang mirip benar dengan bentuk yang dipercerminkannya tettapi letaknya terbalik
sehingga kedua bentuk itu jadi setangkup.

IV. BAB IV RACANA

Racana mengatur kedudukan bentuk dalam rancangan. Racana mengenakan


keteraturan dan terlebih dahulu menentukan pertalian bentuk dalam rancangan.

Racana tertib Racana tertib terdiri atas sejumlah garis racana yang diragang
dengan cara matematika yang tegar.
Racana semu tertib Biasanya sangat beratur, tetapi terdapat sedikit tak beratur.
Racana atertib Racana atertib biasanya tak bergaris racana. Susunannya pada
umumnya bebas dan tak tentu.
Racana takgiat Terdiri atas garis racana yang bersifat konsep murni.
Racana giat Terdiri atas bebrapa garis racana yang juga bersifat konsep.
Racana taya Garis racana pada racana taya bersifat konsep, walaupun dapat
menggal sebagian gatra.
Racana tampak Garis racana itu hadir sebagai garis yang terllihat.
Racana perulang Gatra ditempatkan beratur, dan masing-masing dikelilingi oleh
ruang sama luasnya.
Jejala dasar Deretan garis tegak dan datar yang sama jaraknya dan berpotongan
sehingga berbentuk sebuah bujur sangkar yang sama besarnya.

v
Keragaman jejala dasar Dapat terjadi karena hal berikut, perubahan
kesebandingan, perubahan arah, pergeseran, pelengkungan, pencerminan,
penggabungan, pembagian melanjut, jejala segitiga, jejala sadkona,

Racana perulangan majemuk Yaitu sebuah racana yang terdiri atas lebih dari satu
jenis pangsaracana dengan raut dan besarnya berulang.

Gatra dan pangsaracana Adigatra juga bertalian dengan pangsaracana dengan


cara yang sama, hanya disini wadahnya mungkin berupa dipangsaracana yang
terbuat dari gabungan beberapa pangsa beratur.

Perulangan kedudukan Berarti semua gatra ditempatkan dalam pangsanya


masing– masing dengan cara yang sama benar.

Menumpangkan racana perulangan Kedua racana beserta gatra yaitu dapat


memberihasil yang menakjubkan.

V. BAB V KEMIRIPAN

Sejumlah bentuk dapat mirip, yang berarti tidak sama. Kemiripan tidak
memiliki keberaturan perulanganya ketat, tetapi tetap banyak mengesankan
keberaturan.

Kemiripan gatra Dalam sebuah rancangan biasanya terutama menyangkut


kemiripan raut. Di dalam racana perulangan ukuran gatra harus mirip juga.

Kemiripan Raut Dapat terjadi karena salah satu hal berikut: persekutuan,
ketunaan, pemiuhan ruang, peleburan atau pengikisan, peregangan dan penetalan.

Kemiripan dan roncetan Jika kita menggunakan sekelompok gatra yang mirip
hendaknya dijaga agar susunannya dalam rancanganya jelas-jelas memperlihatkan
perubahan roncetan bersistem.

vi
Racana kemiripan Dapat dikatakan semu-tertib dan tidak ketat seperti racana
perulangan, dan tidak pula beratur seperti racana perulangan berganda. Dua jenis
racana kemiripan yaitu pangsa racana kemiripan dan sebaran rupa.

BAB II

PEMBAHASAN
E. Kelebihan Buku
Kelebihan dari buku ini adalah penjelasannya yang sangat lengkap dan
rinci antar bab sehingga pembaca mudah memahami penjelasan dari buku.
Informasi yang termuat dalam buku ini sangat lengkap dan menyeluruh
dengan penjabaran masing-masing poin. Melampirkan gambar-gambar
yang menjelaskan tentang apa yang dibahas di dalam buku.
F. Kekurangan Buku
Kekurangan buku ini adalah menggunakan bahasa yang berat sehingga
sulit memahami pemjelasan isi buku. Banyak menggunakan istilah-istilah
dalam penjelasan sehingga sulit untuk memahami penjelasan tersebut.
Penetapan ukuran judul dan penjelasan sama sehingga pembaca sedikit
sulit membedakan antara judul dengan pejelasan. Dalam segi tampilan
sampul kurang menarik minat pembaca sehingga pembaca tidak tertarik
untuk membaca buku ini.

vii
BAB IV

PENUTUP
E. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat kita tarik kesimpulan
bahwa Critical Book merupakan kegiatan untuk mengkritis buku untuk
mengetahiu kelenihan dan kekurangan dalam buku, baik dalam sistematika
penulisan, penggunaan bahasa, isi materi dan tampilan buku.
Buku ini sudah memiliki penjelasan yang sangat lengkap dan terinci
dan melampirkan gambar-gambar sebagai contoh dari pejelasan. Meskipun
demikian buku tersebut juga memiliki bebrapa kelemahan yang membuat
buku ini tidak sempurna, hal tersebut adalah penggunaan bahasa yang berat
dan dalam penjelasan banyak menggunakan istilah-istilah yang sulit untuk
dipahami.
F. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, maka
penulis akan selalu menerima kritikan dan saran terhadap penulisan juga
bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan Critical Book
yang telah dijelaskan.

viii
DAFTAR PUSTAKA
Skakri, Adjat. 1986. Wucius Wong Beberapa Asas Merancang Dwimatra.
Bandung. ITB

ix
CRITICAL BOOK REPORT

DOSEN PENGAMPU: Dr. Zulkifli, M.Sn.

OLEH

JOSEPH SALEH HIDAYAT GULO

2203151008

PENDIDIKAN SENIRUPA KELAS B

x
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Report pada mata kuliah NIRMANA DWIMATRA.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Nirmana Dwimatra. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Nirmana Dwimatra bagi saya Mahasiswa
Universitas Negeri Medan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Zulkifli, M.Sn. selaku
dosen mata kuliah Nirmana Dwimatra yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga berterima kasih terhadap seluruh sumber yang membantu saya
supaya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

xi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

i. Rasionalisasi pentingnya CBR.....................................................................1


j. Tujuan penulisan CBR.................................................................................1
k. Manfaat CBR...............................................................................................1
l. Identitas Buku..............................................................................................1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

c. Ringkasan isi Buku......................................................................................2

BAB III PENILAIAN TERHADAP BUKU

e. Kelebihan isi buku........................................................................................6


f. Kekurangan isi buku....................................................................................6

BAB IV PENUTUP

e. Kesimpulan..................................................................................................7
f. Saran.............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

xii
BAB I
PENDAHULUAN
E. Rasionalisasi pentingnya CBR

Sering sekali kita bingung dalam menentukan referensi dari buku yang menyangkut
pembahansan Nirmana Dwimatra. Baik dari segi bahasa, penulisan, maupun karakter dari
buku tersebut beberapa diantaranya tidak sesuai dengan apa yang kita cari. Oleh karena itu,
saya sebagai penulis membuat Critical Book Report ini guna mempermudah pemahaman
terhadap Nirmana Dwimatra.

F. Tujuan penulisan CBR


10. Mengulas isi buku
11. Mencari dan mengetahui informasi isi didalam buku
12. Mengumpulkan ide dan gagasan dengan kritis dari isi buku.

C. Manfaat CBR
7. Untuk menambah wawasan tentang nirmana dwimatra.
8. Untuk mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah dilengkapi
dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku serta kekurangan dan kelebihan isi buku.
G. Identias Buku

Judul Buku : Wicus Wong “Beberapa Azas Merancang Dwimatra

Penerjemah : Drs. Adjat Sakri, M.Sc.

Penyunting : DR. Sudjoko

Kota terbit : Bandung

Tahun terbit : 1986

Jumlah halaman : 94 halaman

ISBN : 979-8001-09-5
Penerbit : ITB

i
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

BAB I
PENDAHULUAN
Merancang merupakan proses pembuatan sesuatu berdasarkan keinginan seniman,
karya rancang memenuhi kebutuhan praktis.
Unsur rancangan
Ada 4 kelompok unsur:
Unsur konsep Unsur yang bersifat konsep atau pengertian tak dapat dilihat. Sebetulnya unsur
konsep tidak ada, hanya terasa adanya. Unsur konsep yaitu titik, garis, bidang dan gempal.
Unsur rupa Unsur yang berupa konsep menjelma sebagai unsur yang terlihat, wujud itu
mempunyai raut, ukuran, warna dan barik.
Unsur pertalian Kelompiok unsur pertalian menegndalikan penempatan dan pertalian raut
dadladm sebuah rancangan. Bebeapa diantaranya harus dilihat, misalnya arah dan kedudukan;
yang lain haus dirasakan, misalnya ruang dan gaya berat.
Unsur peranan Unsur peranan mendasari isi perluasan sebuah karya rancang, yaitu imba,
makna dan tugas.
Simpai acuan Semua unsur tersebut diatas biasanya terdapat di dalam pembatas yang disebut
‘simpai acuan’. Simpai acuan merupakan sempatan sebuah rancangan dan membatasi daerah
tempat semua unsur yang diciptakan berpadu dengan ruang yang masih kosong, jika ada.
Bidang gambar Bidang gambar adalah permukaan kertas (atau bahan lain) tempau kita
merancang sebuah karya.
Bentuk dan racana Cara kita mencipta,membangun tau memadu beberapa bentuk sering
dikendalikan oleh winaya yang disebut ‘racana’ atau bangun.

BAB II
BENTUK

ii
Bentuk dan unsur konsep Sebagaimana dikatakan unsur konsep tidak terlihat. Titik, garis
atau bidang akan menjadi bentuk jika terlihat.
Bentuk berupa titik Titik merupakan sebuah bentuk yang sangat kecil dan sederhana. Sebuah
bentuk disebut titik karena ukurannya yang kecil.
Bentuk berupa garis Garis memiliki ciri-ciri yaitu memiliki lebar yang sempit namun
panjang yang signifikan. Tiga segi yang perlu diperhatikan dalam garis: raut keseluruhan,
tubuh, ujung.
Bentuk berupa bidang Pada permukaan dwimatra, segala bentuk pipih yang buka titik atau
garis, digoglongkan kedalam bidang. Raut bidang dapat dikelompokkan yaitu geometri,
organik, bersudut, tak beratur, taruk tangan, dan kebetulan.
Bentuk berupa gempal Bentuk yang berupa gempal benar-benar tipuan mata dan
memerlukan keadaan rung yang khusus.
Pertalian bentuk bentuk dapat berhubungan dengan sendirinya dengan banyak cara. Telah
kita pertunjukkan, jika sebuah bentuk mendidh yang lain hasilnya tidak sederhana yng kita
bayangkan. Kita akan memperoleh delapan pertalian yang berbeda yaitu perpisahan,
prtindihan, pelantasan, peleburan, pengikisan, pengudungan, perimpitan.

BAB III
PERULANGAN
Gatra Semua bentuk yang mirip rautnya disebut ‘gatra’ dan muncul dalam rancangan lebih
dari sekali.
Perulanga gatra Jika bentuk yang sama digunakan lebih dari sekali dalam rancangan, kita
katakan dalam bentuk itu berulang. Setiap gatra yang diulang seakan-akan merupakan suatu
ketukan tertentu sebuah irama.
Jenis perulang Perulang harus kita lihat dari segi setiap unsur pertalian dan unsur rupa yaitu
perulang raut, perulang ukuran, perulang warna, perulang barik, perulangan arah, perulangan
kedudukan, perulangan ruang, perulangan gaya berat.
Perulangan beragam Jika kebanyakan unsur rupa berulang, hendaknyamdijelahi
kemungkinan memperagakan arah dan ruang.
Upagatra dan adigatra Gatra dapat terdiri dari unsur yang lebih kecil dan berulang. Unsur
seperti itu disebut ‘upagatra’. Sejumlah gatra dikelompokkan menjadi bentuk yang lebih
besar, kita namakan bentuk baru yang lebih besar itu ‘adigatra’.
Perulanagan dan pencerminan Pencermina merupakan peristiwa khusus tentang perulang
ynag menghasilkan ganal. Yang dimaksud dengan ganal adalah bentuk yang mirip benar

iii
dengan bentuk yang dipercerminkannya tettapi letaknya terbalik sehingga kedua bentuk itu
jadi setangkup.

BAB IV
RACANA
Racana mengatur kedudukan bentuk dalam rancangan. Racana mengenakan keteraturan
dan terlebih dahulu menentukan pertalian bentuk dalam rancangan.

Racana tertib Racana tertib terdiri atas sejumlah garis racana yang diragang dengan cara
matematika yang tegar.
Racana semu tertib Biasanya sangat beratur, tetapi terdapat sedikit tak beratur.
Racana atertib Racana atertib biasanya tak bergaris racana. Susunannya pada umumnya
bebas dan tak tentu.
Racana takgiat Terdiri atas garis racana yang bersifat konsep murni.
Racana giat Terdiri atas bebrapa garis racana yang juga bersifat konsep.
Racana taya Garis racana pada racana taya bersifat konsep, walaupun dapat menggal
sebagian gatra.
Racana tampak Garis racana itu hadir sebagai garis yang terlihat.
Racana perulang Gatra ditempatkan beratur, dan masing-masing dikelilingi oleh ruang sama
luasnya.
Jejala dasar Deretan garis tegak dan datar yang sama jaraknya dan berpotongan sehingga
berbentuk sebuah bujur sangkar yang sama besarnya.
Keragaman jejala dasar Dapat terjadi karena hal berikut, perubahan kesebandingan,
perubahan arah, pergeseran, pelengkungan, pencerminan, penggabungan, pembagian
melanjut, jejala segitiga, jejala sadkona,

Racana perulangan majemuk Yaitu sebuah racana yang terdiri atas lebih dari satu jenis
pangsaracana dengan raut dan besarnya berulang.

Gatra dan pangsaracana Adigatra juga bertalian dengan pangsaracana dengan cara yang
sama, hanya disini wadahnya mungkin berupa dipangsa racana yang terbuat dari gabungan
beberapa pangsa beratur.

Perulangan kedudukan Berarti semua gatra ditempatkan dalam pangsanya masing– masing
dengan cara yang sama benar.

iv
Menumpangkan racana perulangan Kedua racana beserta gatranya dapat sama dan
berlainan dan kedua racana tesebut beserta gatranya dapat memberi hasil yang menakjubkan.

BAB V

KEMIRIPAN

Sejumlah bentuk dapat mirip, yang berarti tidak sama. Kemiripan tidak memiliki
keberaturan perulanganya ketat, tetapi tetap banyak mengesankan keberaturan.

Kemiripan gatra Dalam sebuah rancangan biasanya terutama menyangkut kemiripan raut. Di
dalam racana perulangan ukuran gatra harus mirip juga.

Kemiripan Raut Dapat terjadi karena salah satu hal berikut: persekutuan, ketunaan, pemiuhan
ruang, peleburan atau pengikisan, peregangan dan penetalan.

Kemiripan dan roncetan Jika kita menggunakan sekelompok gatra yang mirip hendaknya
dijaga agar susunannya dalam rancanganya jelas-jelas memperlihatkan perubahan roncetan
bersistem.

Racana kemiripan Dapat dikatakan semu-tertib dan tidak ketat seperti racana perulangan,
dan tidak pula beratur seperti racana perulangan berganda. Dua jenis racana kemiripan yaitu
pangsa racana kemiripan dan sebaran rupa.

BAB II

PENILAIAN TERHADAP BUKU

G. Kelebihan Buku
Kelebihan dari buku ini adalah penjelasannya yang sangat lengkap dan rinci antar
bab sehingga pembaca mudah memahami penjelasan dari buku. Informasi yang
termuat dalam buku ini sangat lengkap dan menyeluruh dengan penjabaran masing-
masing poin. Melampirkan gambar-gambar yang menjelaskan tentang apa yang
dibahas di dalam buku.

v
H. Kekurangan Buku
Kekurangan buku ini ialah materi yang disajikan cenderung berat dan sulit
dipahami. Dalam penjelasannya, buku ini banyak menggunakan istilah-istilah rumit
yang sush untuk dimengerti. Dari segi tampilan buku, kurang menarik peratian calon
pembaca karena cover yang begitu membosankan.

vi
BAB IV

PENUTUP

G. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa Critical
Book merupakan kegiatan untuk mengkritis buku untuk mengetahiu kelenihan dan
kekurangan dalam buku, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa, isi
materi dan tampilan buku.
Buku ini sudah memiliki penjelasan yang sangat lengkap dan terinci dan
melampirkan gambar-gambar sebagai contoh dari pejelasan. Meskipun demikian buku
tersebut juga memiliki bebrapa kelemahan yang membuat buku ini tidak sempurna,
hal tersebut adalah penggunaan bahasa yang berat dan dalam penjelasan banyak
menggunakan istilah-istilah yang sulit untuk dipahami.
H. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, maka penulis akan
selalu menerima kritikan dan saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan Critical Book yang telah dijelaskan.

vii
DAFTAR PUSTAKA

Skakri, Adjat. 1986. Wucius Wong Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung. ITB

viii
CRITICAL BOOK REPORT
BEBERAPA ASAS MERANCANG DWIMATRA

OLEH :

NAMA: CRISSELA ARNES SIAHAAN

NIM : 2203151025

KELAS: B

Dosen PENGAMPU : Dr. Zulkifli, M.Sn.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI- UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR

ix
Pertama kali saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpah kan rahmat dankarunia Nya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REPORT” ini tepat waktu. Tugasini saya
kerjakan untuk memenuhi salah satu matakuliah Saya yaitu “NIRMANA DWIMATRA”.

Tugas critical book report inisaya susun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan sebagai referensi untuksiapapun yang membacanya .Saya menyadari bahwa
tugas Critical Book Report ini masih jauh dari kesempurnaan, dan masih membutuhkan
bimbingan dan masukan.

Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, Saya
mohonmaaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas .Karena
itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifat nya membangun guna
menyempurnakan tugas ini .Saya berharap semoga tugas CriticalBookReport inid apat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi Saya khusus nya, Atas perhatiannya Saya mengucapkan
terimakasih.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................2

x
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 3


1.2 Tujuan.............................................................................................................. 4
1.3 Manfaat.............................................................................................................4
1.4 Identitas Buku..................................................................................................4

BAB II RINGKASAN BUKU

2.1 RingkasanBukuUtama ....................................................................................6

2.2.RingkasanBukuPembanding 1 ...........................................................................12

2.3 Ringkasan Buku Pembanding 2...............................................................................

BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS

3.1 Perbedaan Isi Buku..........................................................................................15

3.2 Kelebihan Dan Kekurangan Buku..................................................................... 16

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan...........................................................................................................17

4.2 Saran................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17

xi
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan CBR

H. Mengetahui informasi sebuah buku


I. Menambah wawasan pembaca mengenai Asas Merancang Dwimatra
J. Mengetahui informasi sebuah buku.
K. Menguatkanpemahamanpembacamengenai betapa pentingnya mempelajari asas
merancang dwimatra

Manfaat CBR
9. Untuk menambah pengetahuan tentang “Asas Merancang Dwimatra”
10. Untuk mempermudah pembacaa mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah
dilengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku serta kekurangan dan kelebihan
isi buku
11. Untuk memenuhi tugas matakuliah Perkembangan Pesertadidik
12. Untuk menambah pengetahuan tentang “Asas Merancang Dwimatra”
13. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritis suatu buku

Identias Buku

xii
Judulbuku : WICUS WONG BEBRAPA ASAS MERANCANG
DWIMATRA
Penerjemah : Drs. Adjat Sakri, M.Sc.
Penyunting : DR. Sudjoko
Kota Terbit : Bandung
TahunTerbit : 1986
JumlahHalaman : 94 halaman
ISBN : 979-8001-09-5
Penerbit : ITB

xiii
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

BAB I PENDAHULUAN
Arti merancang
Banyak orang mengira merancang itu pekarjaan mempercantik wajah barang. Tentu saja hal
itu termasuk di dalamnya, tetapi merancang bukanlah cuma mempercantik
Merancang ialah proses mencipta rupa untuk maksud tertentu. Berbeda dengan lukisan dan
patung yang merupakan perwujudan pandangan
san khayslan seniman pribadi, karya rancang
memenuhi kebutuhan praktis.Unsur rancangan
Ada 4 kelompok unsur:
Unsur konsepUnsur yang bersifat konsep atau pengertian tak dapat dilihat. Sebetulnya unsur
konsep tidak ada, hanya terasa adanya. Unsur konsep yaitu titik, garis, bidang dan gempal.
Unsur rupaUnsur yang berupa konsep menjelma sebagai unsur yang terlihat, wujud itu
mempunyai raut, ukuran, warna dan barik.
Unsur pertalianKelompiok unsur pertalian menegndalikan penempatan dan pertalian raut
dadladm sebuah rancangan. Bebeapa diantaranya harus dilihat, misalnya arah dan kedudukan;
yang lain haus dirasakan, misalnya ruang dan gaya berat.
Unsur perananUnsur peranan mendasari isi perluasan sebuah karya rancang, yaitu imba,
makna dan tugas.
Simpai acuanSemua unsur tersebut diatas biasanya terdapat di dalam pembatas yang disebut
‘simpai acuan’. Simpai acuan merupakan sempatan sebuah rancangan dan membatasi daerah
tempat semua unsur yang diciptakan berpadu dengan ruang yang masih kosong, jika ada.
Bidang gambarBidang gambar adalah permukaan kertas (atau bahan lain) tempau kita
merancang sebuah karya.
Bentuk dan racanaCara kita mencipta,membangun tau memadu beberapa bentuk sering
dikendalikan oleh winaya yang disebut ‘racana’ atau bangun.

BAB II

BENTUK

xiv
Bentuk dan unsur konsepSebagaimana dikatakan unsur konsep tidak terlihat. Titik, garis
atau bidang akan menjadi bentuk jika terlihat.
Bentuk berupa titikSebuah bentuk disebut titik karena ukurannya yang kecil. Ciri utama dari
sebuah titik ialah ukurannya yang kecil dan rautnya sederhana.
Bentuk berupa garisBentuk disebut garis karena dua hal: (a) lebarnya sempit sekali dan (b)
panjangnya sangat menonjol. Tiga segi yang perlu diperhatikan dalam garis: raut
keseluruhan, tubuh, ujung.
Bentuk berupa bidangPada permukaan dwimatra, segala bentuk pipih yang buka titik atau
garis, digoglongkan kedalam bidang. Raut bidang dapat dikelompokkan yaitu geometri,
organik, bersudut, tak beratur, taruk tangan, dan kebetulan.
Bentuk berupa gempalBentuk yang berupa gempal benar-benar tipuan mata dan memerlukan
keadaan rung yang khusus.
Pertalian bentukbentuk dapat berhubungan denag sendirinya dengan banyak cara. Telah kita
pertunjukkan, jika sebuah bentuk mendidh yang lain hasilnya tidak sederhana yng kita
bayangkan. Kita akan memperoleh delapan pertalian yang berbeda yaitu perpisahan,
prtindihan, pelantasan, peleburan, pengikisan, pengudungan, perimpitan.

BAB III
PERULANGAN
GatraSemua bentuk yang mirip rautnya disebut ‘gatra’ dan muncul dalam rancangan lebih
dari sekali.
Perulanga garta Jika bentukk yang sama digunakan lebih dari sekalidalam rancangan, kita
katakan dalam bentuk itu berulang. Setiap gatra yang diulang seakan-akan merupakan suatu
ketukan tertentu sebuah irama.
Jenis perulang Perualang harus kita lihat dari segi setiap unsur pertalian dan unsur rupa yaitu
perulang raut, perulang ukuran, perulanagn warna, perulang barik, perulangan arah,
perulangan kedudukan, perulangan ruang, perulangan gaya berat.

xv
Perulanagan beragam Jika kebanyakan unsur rupa berulang, hendaknyamdijelahi
kemungkinan memperagakan arah dan ruang.
Upgatra dan adigatra Gatra dapat terdiri dari unsur yang lebih kecil dan berulang. Unsur
seperti itu disebut ‘upagatra’. Sejumlah gatra dikelompokkan menjadi bentuk yang levbih
besar, yang kemudian kita oerkuangkan, kita namakan bentu baru yang lebih besar itu
‘adigatra’.
Perulanagan dan pencerminan Pencermina merupakanperistiwa khusu tentang perulang
ynag menghasilkan gana. Yang dimaksud dengan gana adalah bentuk yang mirip benar
dengan bentuk yang dipercerminkannya tettapi letaknya terbalik sehingga kedua bentuk itu
jadi setangkup.

BAB IV
RACANA
Racana mengatur kedudukan bentuk dalam rancangan. Racana mengenakan keteraturan dan
terlebih dahulu menentukan pertalian bentuk dalam rancangan.

Racana tertib Racana tertib terdiri atas sejumlah garis racana yang diragang dengan cara
matematika yang tegar.
Racana semu tertib Biasanya sangat beratur, tetapi terdapat sedikit tak beratur.
Racana atertib Racana atertib biasanya tak bergaris racana. Susunannya pada umumnya
bebas dan tak tentu.
Racana takgiat Terdiri atas garis racana yang bersifat konsep murni.
Racana giatTerdiri atas bebrapa garis racana yang juga bersifat konsep.
Racana taya Garis racana pada racana taya bersifat konsep, walaupun dapat menggal
sebagian gatra.
Racana tampakGaris racana itu hadir sebagai garis yang terllihat.

xvi
Racana perulang Gatra ditempatkan beratur, dan masing-masing dikelilingi oleh ruang sama
luasnya.
Jejala dasar Deretan garis tegak dan datar yang sama jaraknya dan berpotongan sehingga
berbentuk sebuah bujur sangkar yang sama besarnya.
KeragamanjejaladasarDapatterjadikarenahalberikut,perubahankesebandingan,perubahanarah
,pergeseran,pelengkungan,pencerminan,penggabungan,pembagianmelanjut,jejalasegitiga,jejal
asadkona,

RacanaperulanganmajemukYaitusebuahracana yang
terdiriataslebihdarisatujenispangsaracanadenganrautdanbesarnyaberulang.

GatradanpangsaracanaAdigatrajugabertaliandenganpangsaracanadengancara yang sama,


hanyadisiniwadahnyamungkinberupadipangsaracana yang
terbuatdarigabunganbeberapapangsaberatur.

PerulangankedudukanBerartisemuagatraditempatkandalampangsanyamasing–
masingdengancara yang samabenar.

MenumpangkanracanaperulanganKeduaracanabesertagatrayaitudapatmemberihasilyangme
nakjubkan.

BAB V KEMIRIPAN

Sejumlahbentukdapatmirip,yangberartitidaksama. Kemiripan tidak memiliki keberaturan


perulanganya ketat, tetapi tetap banyak mengesankan keberaturan.

KemiripangatraDalamsebuahrancanganbiasanyaterutamamenyangkutkemiripanraut.Didalamr
acanaperulanganukurangatraharusmiripjuga.

KemiripanRautDapat terjadi karena salah satu hal berikut:persekutuan, ketunaan,


pemiuhanruang, peleburanataupengikisan, peregangandanpenetalan.

KemiripandanroncetanJika kita menggunakan sekelompok gatra yang mirip hendaknya


dijaga agar susunannya dalam rancanganya jelas-jelas memperlihatkan perubahan roncetan
bersistem.

xvii
RacanakemiripanDapatdikatakansemu-tertib dan tidak ketat seperti racana perulangan dan
tidak pula beratur seperti racana perulangan berganda. Dua jenis racana kemiripan yaitu
pangsa racana kemiripan dan sebaran rupa.

BAB X

KERAPATAN

Kerapatan ialah cara gatra menyebar, yang dapat berkerumunan rapat-rapat di suatu daerah
atau bertebarab jarang-jarang di daerah lain sebuah rancangan. Sebarannya bisanya tidak
merata dan atertib.

Kerapatan gatra pada racana tertib Kesan rapat dapat dapat dicipta dalam racana tertib
sekalipun tanpa mengubah winaya yang tegar. Kerapatan dapat dibuat lewat salah satu cara
yaitu ketiadaan yang kerap, perubahan keduddukan, perubahan jumlah.

Racana kerapatanJika racana tertib tidak dipakai, gatra dapa disusun bebas untuk
memperoleh kesan kerapatan. Jenis racana kerapatan yaitukerapatan disebuah titik, kerapatan
menjauhi sebuah titik, kerapatan sepanjang garis, kerpatan menjauhi garis, kerapatan bebas,
librapat dan nirapat.

Gatra dalam racana kerapatan Kesan rapat akan lebih baik dicapai jika ukuran gatra kecl-
kecil sehingga jumlahnya besar untuk membuat kepadatan yang dikehendaki di tempat yang
cocok. Jadi, ukuran merupakan unsur utama yang perlu diperhatikan sedangkan raut menjadi
nompr dua.

BAB XI

BARIK

Barik ialah sifat khas permukaan suatu raut. Setiap raut memiliki permukaan dan setiap
permukaan memiliki sifat khasnya, misalnya licin atau kasar, polos atau bercorak, kusam atau
sega, lunak atau keras.

Barik lihat Barik ini yang dicerap oleh penglihatan walaupun dapat pula membangkitkan
penginderaan raba. Ada tiga macam barik yaitu barik hias, barik semerta, barik mekanis.

Membuat barik lihat Membuat barik lihat dapat dengan berbagai teknik yaitu menggambar,
mencetak, menyemburkan, melabur, mengasapi, mengeruk dan proses potigrafi.

xviii
Kloase Pengunaan barik lihat secara langsung dalam rancangan adalah pada kloase, yaitu
proses merekat atau menempel-nempelkan kertas, kain atau bahan pipih yang lain pada
sebuah permukaan.

Barik raba Adalah sejenis barik yang tidak saja dapat dilihat tetapijuga dapat dirasakan
dengan rabaan tangan. Barik raba timbul diatas permukaan rancangan dwimatra dan
mendekati kumai dwimatra. Ada tiga jenis barik raba yaitu barik alami seadanya, barik alami
terubah, dan barik tersusun.

Cahaya dan warna pada barik raba Sifat raba permukaan kasar biasanya dipertegas oleh
cahaya kuat dari samping. Beberapa rancanga dapat diliahat karena perubahan cahaya sebagai
unsur yang hakiki. Warna juga dapat memainkan peranan yang menarik pada barik raba. Jika
terdapat lebih dari satu warna pada permukaan, semua warna tu akan membentuk sebuah pola.
Kadang-kadang pola seperti itu lebih kuat daripada inderaan yang yang dibangkitkan oleh
barik raba.

BAB II

PENILAIAN TERHADAP BUKU

A. Kelebihan Buku
Kelebihan buku Beberapa Asas Merancang Dwimatra karya Wicus Wong ini adalah
menjelaskan asas merancang dwimatra dengansangat lengkap dan terperinciserta berisikan
beberapa contoh gambar yang menjelaskan materi apa saja yang dibahas di buku sehingga hal
ini dapat membantu si pembaca lebih mudah memahami dan tidak gampang merasa bosan
ketika membacanya. ,

B. Kekurangan Buku

Kekurangan buku Beberapa Asas Merancang Dwimatra karya Wicus Wong ini adalah.
Dari segi tampilan cover bukunyatidak menarik perhatiansehinggakurangmenarik
minatpembacaSelain itu juga banyak menggunakan istilah-istilah dalam penjelasan bahasa
asing sehingga sulit untuk memahami penjelasan tersebut. Penetapan ukuran judul dan
penjelasan sama sehingga pembaca sedikit sulit membedakan antara judul dengan pejelasan.

xix
BAB IV

PENUTUP

I. Kesimpulan

Bukuinilayakdibacaolehsiapasaja yang sedanginginmemahamiberbagai macam asas


merancang dwimatra. Dan tidak hanyauntuksenimansaja, buku ini juga cocok bagi
mahasiswa yang membutuhkan panduan merancang dwimatra.Di
dalambukuinimemuatberbagaimacamcontoh dwimatra sekitarada12 babyang
berisikanpembahasanlengkapdenganpenjelasanyang sangat terperinci dan jelas bahkan
beserta berisikan contoh gambar.

Namun, buku ini memiliki beberapa kekurangan seperti penggunaan bahasa yang
berat dan banyaknya penjelasan menggunakan istilah bahasa asing yang sulit dipahami
membuat buku ini tidak sempurna.

Saran

DalambukuBeberapa Asas Merancang Dwimatra karya Wicus


Wonghendaknyadilengkapipertanyaan yang dapatmengujipemahamansang pembaca.
Dan kepadapembacahendaknyamembacabukuinidengancermatapalagi yang
inginbanyakmengetahuiberbagaimacamasas merancang dwimatra, karena ada beberpa istilah
yang sulit dipahami.

DAFTAR PUSTAKA
Skakri, Adjat. 1986. Wucius Wong Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung. ITB

xx
CRITICAL BOOK REPORT
NIRMANA DWIMATRA

DISUSUN OLEH
NAMA : Muhammad Rivanza Nasution
KELAS :B
NIM : 2203151015
DOSEN PENGAMPU : Drs. Zulkiflm, M.Sn.

PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS SENI DAN BAHASA

xxi
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN ( UNIMED )
2020

xxii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmatnyapenulis dapat menyelesaikan critical book report. Critical book report ini
penulis buat gunamemenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah pengantar ilmu
seni rupa, semoga criticalbook report ini dapat menambah wawasan dan pengatahuan bagi
para pembaca.
Penulis menyadari bahwa penulisan critical book report ini masih jauh dari
kata sempurnakarena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan
segala kerendahan hatimeminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna perbaikan danpenyempurnaan ke depannya.

Medan, 29 September 2020

Muhammad Rivanza Nasution

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………1
C. TUJUAN………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….2
A. IDENTITAS BUKU……………………………………………………..2
B. RINGKASAN……………………………………………………………2

BAB III PENUTUP………………………………………………………………….12


A. KESIMPULAN…………………………………………………………12
B. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keberadaan seni rupa sudah lama sekali di kenal manusia. Bahkan sejak zaman
prasejarah , bukti bahwa sudah ada zaman itu yaitu di temukannya peninggalan-
peninggalan purbakala yang memiliki niai estetika, seperti kapak dari batu, menhir,
dan lain-lain.seiring dengan perkembangan zaman ,bermunculanlah  berbagai aliran
lah dalam seni rupa. Teori seni rupa juga mulai di kembangkan oleh para ahli seni,
hingga terciptalah dasar-dasar seni rupa. Desain ini disusun melalui prinsip gestalt,
yaitu melalui kedekatan dan kesamaan elemen, irama muncul melalui  gerakan dan
pengulangan bentuk.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja Asas dalam merancang Nirmana
2. Apa saja Ketentuan dalam merancang Nirmana
3. Apa yang dapat dilakukan untuk merancang Nirmana

C. TUJUAN
1. Mengetahui Ketentuan dalam merancang Nirmana
2. Mengetahui Jenis-jenis pola Nirmana
3. Lebih leluasa dalam merancang Nirmana

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. IDENTITAS BUKU
Judul : Beberapa Asas Merancang Dwimatra
Penulis : Wucius Wong
Penerjemah : Drs. Adjat Sakri, M.Sc.
Penerbit : ITB Press
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 1986
Tebal Buku : 114 Halaman

B. RINGKASAN

BAB I
PENDAHULUAN

ARTI MERANCANG
Merancang adalah proses menciptakan rupa untuk maksud tertentu, karya rancang
memenuhi kebutuhan praktis. Karya rancang yang baik adalah ungkapan rupa yang
sebaik-baiknya. Ciptaan seorang perancang jangan hanya indah namun harus berfaal
dan mencerminkan selera zaman.

BAHASA RUPA
Bahasa rupa menjadi dasar bagi penciptaan karya rancang. Terdapat segi yang
menjadi perhatian perancang, yakni asas, kaidah, atau konsep rupa. Seorang
perancang boleh tidak sadar akan hal-hal ini, namun jika dipahami akan menambah
kemahiran dalam merancang rupa.

UNSUR RANCANG
Semua unsur saling jalin-menjalin sehingga mata kita pada umumnya tidak mudah
menceraikannya. jika diambil satu-persatu, setiap unsur akan tampak agak abstrak,
tetapi penampilannya menentukan wajah dan isi karya rancang. Ada empat kelompok
unsur :

2
1) Unsur Konsep
Unsur yang bersifat konsep atau tak dapat dilihat, seperti sudut meja, garis
mengelilingi sebuah benda, dll. Sebetulnya titik, garis, bidang, dan gempal itu
tidak ada, jika ada maka bukanlah sebuah konsep.
a) Titik
Menandai sebuah tempat. tidak memiliki Panjang, lebar, daerah,
maupun ruang. Merupakan perpotongan antara 2 garis.
b) Garis
Memiliki Panjang dan lebar, memiliki kedudukan dan arah, kedua
ujungnya berupa titik. Merupakan batas sebuah Bidang.
c) Bidang
Jalan yang dilalui garis ( ke arah yang bukan dirinya ) membentuk
suatu bidang. Memiliki Panjang, Lebar, Tanpa tebal, memiliki
kedudukan dan arah, dibatasi garis dan menentukan batas terluar suatu
gempal.
d) Gempal
Jalan yang dilalui Bidang ( Ke arah yang bukan dirinya ) membentuk
gempal. Gempal mengambil tempat dalam ruang dan terbungkus oleh
bidang. Pada karya dwimatra, gempl merupakan wujud maya.

2) Unsur Rupa
Jika unsur yang berupa konsep menjelma sebagai wujud yang terlihat, wujud
itu mempunyai raut, ukuran, warna, dan barik. Unsur rupa merupakan segi
rancang paling utama karena dapat dilihat.
a) Raut
segala benda yang dapat dilihat memiliki raut sebagai penampilan diri
paling utama dari benda itu.
b) Ukuran
Semua raut memiliki ukuran. Ukuran dapat diukur dengan pasti.
c) Warna
Sebuah raut di dalam ruang dibedakan oleh warna. Warna tidak hanya
meliputi semua spektrum, tapi juga netral, dan segala ragam nada dan
ronanya.
d) Barik

3
Permukaan raut.

3) Unsur Pertalian
a) Arah
Bergantung pada pertaliannya dengan pelihat, dengan bingkai, atau
dengan raut lain.
b) Kedudukan
Ditentukan oleh pertaliannya dengan bingkai atau racana rancang.
c) Ruang
Ruang dapat terisi atau kosong. Dapat tampak papar atau seakan jeluk.
d) Gaya Berat
Kesan berat bukan masalah penglihatan, tapi batin. Kita mengaggap
bahwa setiap atau sekumpulan raut itu pun mempunyai sifat berat atau
ringan, mantap atau limbung.

4) Unsur Peranan
a) Imba
Raut yang meniru-niru alam atau benda. Dapat mirip dengan yang asli,
berupa pergayaan, ataupun abstrak.
b) Makna
Jika karya rancang menyampaikan pesan
c) Tugas
Jika Karya rancang melayani tugas tertentu

SIMPAI ACUAN
Simpai acuan adalah sebuah rancang dan membatasi daerah tempat semua unsur yang
dicipta berpadu dengan, jika ada, ruang yang kosong. Simpai acuan bermacam-
macam rautnya, tapi biasanya segi empat.

BIDANG GAMBAR
Bidang gambar tidak lain dari permukaan kertas yang papar ( atau bahan lain ) tempat
kita merancang sebuah karya.

4
BENTUK DAN RACANA
Yang dimaksud bentuk disini bukanlah raut yang polos, melainkan raut yang memiliki
ukuran, warna, dan barik tertentu.

BAB II
BENTUK
BENTUK BERUPA TITIK
Sebuah bentuk disebut titik karena kecil. Raut titik paling umum adalah sebuah bundaran
sederhana, mampat, tak bersudut, dan tanpa arah. Titik juga beraut bujur sangkar, segi
tiga, lonjong, dll. Ciri utama sebuah titik adalah KECIL dan SEDERHANA.

BENTUK BERUPA GARIS


Bentuk disebut garis karena, bujurnya sempit dan lintangnya sangat menonjol. Ada tiga
segi yang perlu diperhatikan.
1) Raut Keseluruhan
Yang dimaksud adalah tampilan umum, lurus, lengkung, bertekuk, atau tarikan
tangan bebas.
2) Tubuh
Karena garis punya lebar, tubuh dibatasi oleh dua sisi, baik itu sejajar dan rata,
maupun tampak runjung, ikal, dan gerigis.
3) Ujung
Dapat diabaikan jika garis sangat tipis. Tapi jika lebar, ujungnya akan jelas.

BENTUK BERUPA BIDANG


Raut bidang beraneka ragam, seperti :
1) Geomentri, Berdasarkan matematika
2) Organik, Dibatasi oleh lengkung bebas yang mengesankan pertumbuhan
3) Bersudut, Dibatasi oleh beberapa garis lurus
4) Tak teratur, Dibatasi oleh garis lurus dan lengkung
5) Tarikan tangan, Kaligrafi atau dibuat dengan tangan bebas
6) Kebetulan ,Ditentukan oleh pengaruh bahan atau proses khusus, atau secara
kebetulan

BENTUK BERUPA GEMPAL


Merupakan tipuan mata dan memerlukan kesadaran ruang yang khusus.

BENTUK POSITIF NEGATIF


Bentuk dapat dilihat sebagai sesuatu yang menempati ruang ( positif ) atau sebagai ruang
kosong yang dikelilingi ruang terisi ( negatif ).

SEBARAN BENTUK DAN WARNA


Sebaran warna dalam rengrengan warna tertentu dapat mempunyai lingkup keragaman.
Jika rancangan bertambah rumit, keragaman warna juga bertambah.

PERTALIAN BENTUK
a) Perpisahan
b) persentuhan
c) Pertindihan
d) Pelantasan
e) Peleburan
f) Pengikisan
g) Pengundungan
h) Perimpitan

KESAN RUANG PADA PERTALIAN BENTUK


Pertalian bentuk pada perpisahan, persentuhan, pertindihan, palantasan, peleburan,
pengikisan, pengundungan, perimpitan menimbulkan kesan ruang yang berlainan.

BAB III
PERULANGAN

6
GATRA
Sebuah rancang yang terbuat dari sejumlah bentuk, yang mirip rautnya dan muncul
dalam rancang lebih dari sekali. Gatra membantu perpaduan rancang. Gatra hendaklah
sederhana.

PERULANGAN GATRA
Jika bentuk yang sama digunakan lebih dari sekali dalam rancang. Biasanya
memperlihatkan keserasian, seakan-akan ketukan tertentu sebuah irama. Apabila besar
dan sedikit kesannya tegas. Apabila kecil dan banyak Nampak seperti barik yang
seragam.

JENIS PERULANGAN
a) Perulangan raut
b) perulangan ukuran
c) perulangan warna
d) perulangan barik
e) perulangan arah
f) perulangan kedudukan
g) perulangan ruang
h) perulangan gaya berat

PERULANGAN SERAGAM
Jika semua unsur berulang maka akan tampak membosankan. Hendaknya dijelajahi
kemungkinan mempergamkan arah dan ruangnya.

UPAGATRA
Gatra dapat disusun atas unsur yang lebih kecil dan berulang, inikah upagatra. jika
rancangan disusun sejumlah gatra dikelompokkan menjadi yang lebih besar, kemudian
diperulangkan, itulah adigatra.

PERTEMUAN EMPAT BUNDARAN

7
a) Susunan Lanjar
b) Susunan segi empat atau bujur sangkar
c) Susunan belah ketupat
d) Susunan segitiga
e) Susunan lingkaran

PERULANGAN DAN PENCERMINAN


Pencerminan merupakan peristiwa khusus tentang pengulangan, yang menghasilkan
ganal. Ganal adalah bentuk yang mirip benar dengan bentuk yang dipercermin, tetapi
letaknya terbalik. Pemutaran adalah bentuk ke arah mana pun tidak akan menghasilkan
ganal.

BAB IV
RACANA

Racana adalah rangka yang melandasi susunan. Racana memaksakan keteraturan dan
menentukan lebih dulu pertalian bentuk dalam rancang.
1) RACANA TERTIB
Terdiri atas sejumlah garis racana yang diragang dengan cara metematika yang
tegar.

2) RACANA SEMU-TERTIB
Biasanya sangat teratur, tetapi terdapat juga yang sedikit tidak teratur. Racana ini
dapat mengandung garis racana atau dapat juga untuk tidak menentukan susunan
gatra.

3) RACANA TAK TERTIB


Biasanya tak bergaris racana. Susunannya bebas dan tak tentu.

4) RACANA TAK GIAT

8
Terdiri atas garis racana yang bersifat konsep murni. Garis racana seperti itu
diragang dalam rancang untuk memandu penempatan bentuk atau gatra.

5) RACANA GIAT
Terdiri atas beberapa garis racana yang juga bersifat konsep. Dapat membagi
ruang ke dalam bebrapa pangsa yang bersitindak dengan gatra yang diwadahinya
dengan cara berikut.

6) RACANA TAYA
Bersifat konsep walaupun memenggal sebagian gatra. Garis seperti giat, tapi
bukan garis tampak dengan tebal yang dapat diukur.

7) RACANA TAMPAK
Garis racana hadir sebagai garis yang terlihat, yang maujud dengan tebal yang
dikehendaki. Garis seperti ini harus diperlakukan sebagai gatra yang khusus
karena memiliki semua unsur tampak dan dapat bersitindak dengan ruang yang
diwadahi oleh setiap pangsa racana.

8) RACANA PERULANGAN
Jika gatra ditempatkan teratur, dan masing-masing dikelilingi oleh ruang yang
sama luasnya. Racana perulangan itu tertib, dapat giat ataupun tidak. Racana ini
paling sederhana diantara semua racana, dan terutama bermanfaat untuk membuat
corak seragam.

9) JEJALA DASAR
Paling sering dipakai dalam racana perulangan.Terdiri atas deret garis tegak dan
datar yang sama jaraknya dan berpotongan sehingga membentuk sejumlah busur
sangkar yang sama besarnya.

10) PERAGAMAN JEJALA DASAR


a) Perubahan Kesebandingan

9
b) Perubahan Arah
c) Pergeseran
d) pelengkungan
e) Pencerminan
f) Penggabungan
g) Pembagian Melanjut
h) Jejala Segi
i) Jejala Sadkona

11) RACANA PERULANGAN MAJEMUK


Sebuah racana yang terdiri atas lebih dari satu jenis pangsa racana dengan raut
dan besarnya berulang.

GATRA DAN PANGSA RACANA


Gatra mungkin cocok dengan pangsa, lebih kecil, atau lebih besar daripada pangsa.
Dalam racana giat, setiap gatra terkurung dalam pangsa ruangnya sendiri, tapi tidak perlu
tepat di pusat pangsa. Adigatra juga bertalian dengan pangsa racana dengan cara yang
sama, hanya di wadahnya mungkin berupa adipangsa racana yang terbuat dari gabungan
beberapa pangsa teratur.

BAB V
KEMIRIPAN

KEMIRIPAN GATRA
Biasanya menyangkut kemiripan raut. Di dalam racana perulangan, ukuran gatra harus
mirip juga. Kemiripan hendak dilihat secara terpisah-pisah menurut setiap unsur rupa dan
unsur pertalian.

KEMIRIPAN RAUT
Kemiripan raut dapat terjadi karena salah satu hal berikut.

10
a) Persekutuan. Berbagai bentuk akan bersekutu jika dapat dikelompokkan menurut
jenis, sanak, makna, atau faalnya.
b) Ketunaan kita dapat mulai dengan raut yang dianggap raut angan-angan kita. Raut
yang mengangan-angan itu dapt dierotkan, dimalih, dicacati, digunting, atau
dipenggal menurut pantasnya.
c) Pemiuhan ruang sebuah cakram bundar, jika diputar dalam ruang akan tampak
jorong.
d) Peleburan atau pengikisan. sebuah bentuk dapat dihasilkan oleh peleburan dua
bentuk yang lebih kecil, atau pengikisan bentuk yang besar oleh yang kecil
e) Peregangan dan penetalan. Sebuah bentuk dapat direntang ( dari dalam
mendorong keluar ) atau ditetal ( dari luar ke dalam ).

KEMIRIPAN DAN RONCETAN


Gatra pada kemiripan tampak sedikit hiruk, tetapi semuanya saling mengikat dalam satu
kesatuan. Pada roncetan, susunan gatra mengesankan kemaraan dan gerak dengan cara
yang terkendalikan benar.

RACANA KEMIRIPAN
Dua jenis dasar pada racana kemiripan adalah sebagai berikut.
1) Pangsa racana kemiripan.
Pangsa racana tidak berulang tapi mirip. Bujur sangkar, trikona, atau sadkona
semuanya sama sisi sehingga dapat diperkaitkan untuk membentuk sebuah corak
yang mengisi seluruh ruang.

2) Sebaran rupa
Penempatan gatra dalam bingkai acuan sebuah rancang berdasarkan penglihatan,
tanpa dipandu oleh garis racana. Dalam sebaran rupa seperti itu hendaknya gatra
dibiarkan mengisi luas ruang yang sama luasnya berdasarkan tanggapan mata.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Di kesimpulan ini penulis akan memberikan beberapa kelebihan dan kekurangan dari
beberapa bab buku yang telah dirangkum.
Kelebihan :
1. Sangat memberi banyak informasi seputar Nirmana
2. Sangat mendetail mengenai Unsur – unsur Nirmana
3. Memberi banyak contoh agar lebih gampang untuk memahami materi
4. Bahasa yang digunakan gampang untuk dimengerti
5. Banyak memberi penjelasan tentang istilah didalam Nirmana

Kekurangan
1. Font Tulisan kecil susah untuk dibaca
2. Font kanan kiri membuat seakan halaman per halaman terasa sangat sesak atau penuh

B. DAFTAR PUSTAKA
Wong, Wucius. 1986. “Beberapa Asas dalam Merancang Nirmana”. Bandung : ITB Press

12
CRITICAL BOOK REPORT

Drs. Adjat Sakri, M.Sc, Wicius Wong Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung. 1986

OLEH:

RIAN SHAKIRA

2203151017

KELAS B

Dosen Pengampu: Dr. Zulkifli, M. Sn

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

13
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah CBR
NIRMANA DWIMATRA guna memenuhi tugas Critical Book Report.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh sebab itu, kritik serta saran yang
membangun saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. saya mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Nirmana Dwimatra, yaitu Bapak Dr. Zulkifli, M.
Sn.

Medan, September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………….…….i

Daftar Isi………………………………………………………………………………….…..ii

Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….1
1.4 Identitas Buku…………………………………………………………………….1
Bab II Ringkasan Isi Buku……………………………………………………………………3

2.1 Pendahuluan…………………………………………………………….…………..3

2.2 Bentuk………………………………………………………………………………4

2.3 Perulangan………………………………………………………………………….4

2.4 Racana………………………………………………………………………………5

2.5 Kemmiripan……………………………………………………………….………...6

Bab III Pembahasan…………………………………………………………………………...7

3.1 Kelebihan Buku………………………………………………………….………..7

3.2 Kekurangan Buku………………………………………………………….……...7

Bab IV Penutup………………………………………………………………….……………8

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….8

4.2 Saran………………………………………………………………………………8

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam merancang sebuah karya seni hendaklah kita mengetahui terlebih dahulu apa arti
merancang. Merancang ialah proses mencipta rupa untuk maksud tertentu. Makalah ini
akan membahas dan mengkritik buku Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Melalui
buku ini juga kita akan belajar bersama untuk mengembangkan nalar rupa yang akan
membawa kita ke arah pemahaman unsur merancang, kemungkinan mengubah unsur
tersebut, dan batasnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa isi buku yang akan dikritik?
2. Apa informasi yang terdapat di dalam buku?
3. Apa kelebihan dan kekurangan buku tersebut?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui isi buku Beberapa Asas Merancang Dwimatra.
2. Mengetahui informasi yang terdapat di dalam buku.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku.

1.4 Identitas Buku


a. Judul buku : Beberapa Asas Merancang Dwimatra
b. Penulis : Wicius Wong
c. Penerjemah : Drs. Adjat Sakri, M.Sc.
d. Penyunting : DR. Sudjoko
e. Kota Terbit : Bandung
f. Tahun Terbit : 1986
g. Jumlah Halaman : 94 halaman
h. ISBN : 979-8001-09-5
i. Penerbit : ITB

3
4
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2. 1 Pendahuluan
Merancang ialah mencipta rupa untuk maksud tertentu. Berbeda dengan lukisan dan
patung yang merupakan perwujudan khayalan seniman pribadi, karya rancang memenuhi
kebutuhan praktis.

Unsur rancangan
Ada 4 kelompok unsur, yaitu:
Unsur konsep. Unsur yang bersifat konsep atau pengertian tak dapat dilihat. Sebetulnya
unsur konsep tidak ada, hanya terasa adanya. Unsur konsep yaitu titik, garis, bidang dan
gempal.
Unsur rupa. Unsur yang berupa konsep menjelma sebagai unsur yang terlihat, wujud itu
mempunyai raut, ukuran, warna dan barik.
Unsur pertalian. Kelompiok unsur pertalian menegndalikan penempatan dan pertalian raut
dadladm sebuah rancangan. Bebeapa diantaranya harus dilihat, misalnya arah dan kedudukan;
yang lain haus dirasakan, misalnya ruang dan gaya berat.
Unsur peranan. Unsur peranan mendasari isi perluasan sebuah karya rancang, yaitu imba,
makna dan tugas.
Simpai acuan. Semua unsur tersebut diatas biasanya terdapat di dalam pembatas yang
disebut ‘simpai acuan’. Simpai acuan merupakan sempatan sebuah rancangan dan membatasi
daerah tempat semua unsur yang diciptakan berpadu dengan ruang yang masih kosong, jika
ada.
Bidang gambar. Bidang gambar adalah permukaan kertas (atau bahan lain) tempau kita
merancang sebuah karya.
Bentuk dan racana. Cara kita mencipta, membangun tau memadu beberapa bentuk sering
dikendalikan oleh winaya yang disebut ‘racana’ atau bangun.

5
2.2 Bentuk

Bentuk dan unsur konsep. Sebagaimana dikatakan unsur konsep tidak terlihat. Titik, garis
atau bidang akan menjadi bentuk jika terlihat.
Bentuk berupa titik. Sebuah bentuk disebut titik karena ukurannya yang kecil. Ciri utama
dari sebuah titik ialah ukurannya kecil dan rautnya sederhana.
Bentuk berupa garis. Bentuk disebut garis karena dua hal: (a) lebarnya sempit sekali dan (b)
panjangnya sangat menonjol. Tiga segi yang perlu diperhatikan dalam garis: raut
keseluruhan, tubuh, dan ujung.
Bentuk berupa bidang. Pada permukaan dwimatra, segala bentuk pipih yang buka titik atau
garis, digoglongkan ke dalam bidang. Raut bidang dapat dikelompokkan yaitu geometri,
organik, bersudut, tak beratur, tarikan tangan, dan kebetulan.
Bentuk berupa gempal. Bentuk yang berupa gempal benar-benar tipuan mata dan
memerlukan keadaan ruang yang khusus.
Bentuk positif dan negatif. Jika bentuk dipandang sebagai pengisi ruang, kita menamainya
bentuk ‘positif’. Jika dipandang sebagai ruang kosong yang dikelilingi ruang yang terisi, kita
menamainya bentuk ‘negatif’.
Pertalian bentuk. Bentuk dapat berhubungan dengan sendirinya dengan banyak cara. Telah
kita pertunjukkan, jika sebuah bentuk mendidh yang lain hasilnya tidak sederhana yng kita
bayangkan. Kita akan memperoleh delapan pertalian yang berbeda yaitu perpisahan,
pertindihan, pelantasan, peleburan, pengikisan, pengudungan, perimpitan.

2.3 Perulangan

Gatra. Rancang yang terbuat dari sejumlah bentuk, semua bentuk yang mirip rautnya.
Perulangan gatra. Jika bentuk yang sama digunakan lebih dari sekali dalam rancang, kita
katakan bentuk itu berulang. Setiap gatra yang diulang seakan-akan merupakan suatu ketukan
tertentu sebuah irama.
Jenis perulangan. Perulangan harus kita lihat dari segi setiap unsur pertalian dan unsur rupa
yaitu perulang raut, perulang ukuran, perulanagn warna, perulang barik, perulangan arah,
perulangan kedudukan, perulangan ruang, perulangan gaya berat.
Perulanagan beragam. Jika kebanyakan unsur rupa berulang, hendaknya dijelajahi
kemungkinan memperagamkan arah dan ruang.

6
Upgatra dan adigatra. Gatra dapat terdiri dari unsur yang lebih kecil dan berulang. Unsur
seperti itu disebut ‘upagatra’. Sejumlah gatra dikelompokkan menjadi bentuk yang lebih
besar, yang kemudian kita oerkuangkan, kita namakan bentu baru yang lebih besar itu
‘adigatra’.
Perulanagan dan pencerminan. Pencermina merupakan peristiwa khusus tentang
perulangan yang menghasilkan ganal. Yang dimaksud dengan ganal adalah bentuk yang
mirip benar dengan bentuk yang dipercerminkannya tettapi letaknya terbalik sehingga kedua
bentuk itu jadi setangkup.

2.4 Racana

Racana mengatur kedudukan bentuk dalam rancang. Racana memaksakan keteraturan


dan terlebih dahulu menentukan pertalian bentuk dalam rancangan.

Racana tertib. Racana tertib terdiri atas sejumlah garis racana yang diragang dengan cara
matematika yang tegar.
Racana semu-tertib. Biasanya sangat beratur, tetapi terdapat sedikit tak beratur.
Racana atertib Racana atertib biasanya tak bergaris racana. Susunannya pada umumnya
bebas dan tak tentu.
Racana takgiat. Terdiri atas garis racana yang bersifat konsep murni.
Racana giat. Terdiri atas bebrapa garis racana yang juga bersifat konsep.
Racana taya. Garis racana pada racana taya bersifat konsep, walaupun dapat menggal
sebagian gatra.
Racana tampak. Garis racana itu hadir sebagai garis yang terllihat.
Racana perulangan. Gatra ditempatkan beratur, dan masing-masing dikelilingi oleh ruang
sama luasnya.
Jejala dasar. Deretan garis tegak dan datar yang sama jaraknya dan berpotongan sehingga
berbentuk sebuah bujur sangkar yang sama besarnya.
Keragaman jejala dasar. Dapat terjadi karena hal berikut, perubahan kesebandingan,
perubahan arah, pergeseran, pelengkungan, pencerminan, penggabungan, pembagian
melanjut, jejala segitiga, jejala sadkona,

Racana perulangan majemuk. Yaitu sebuah racana yang terdiri atas lebih dari satu jenis
pangsaracana dengan raut dan besarnya berulang.

7
Gatra dan pangsaracana. Adigatra juga bertalian dengan pangsaracana dengan cara yang
sama, hanya disini wadahnya mungkin berupa dipangsaracana yang terbuat dari gabungan
beberapa pangsa beratur.

Perulangan kedudukan. Berarti semua gatra ditempatkan dalam pangsanya masing– masing
dengan cara yang sama benar.

Menumpangkan racana perulangan. Kedua racana beserta gatra yaitu dapat memberi hasil
yang menakjubkan.

2.5 Kemiripan

Sejumlah bentuk dapat mirip, yang berarti tidak sama. Kemiripan tidak memiliki
keberaturan perulanganya ketat, tetapi tetap banyak mengesankan keberaturan.

Kemiripan gatra. Dalam sebuah rancangan biasanya menyangkut kemiripan raut. Di dalam
racana perulangan ukuran gatra harus mirip juga.

Kemiripan Raut. Dapat terjadi karena salah satu hal berikut: persekutuan, ketunaan,
pemiuhan ruang, peleburan atau pengikisan, peregangan dan penetalan.

Kemiripan dan roncetan. Jika kita menggunakan sekelompok gatra yang mirip hendaknya
dijaga agar susunannya dalam rancanganya jelas-jelas memperlihatkan perubahan roncetan
bersistem.

Racana kemiripan. Dapat dikatakan semu-tertib dan tidak ketat seperti racana perulangan,
dan tidak pula beratur seperti racana perulangan berganda. Dua jenis racana kemiripan yaitu
pangsa racana kemiripan dan sebaran rupa.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Buku

Kelebihan dari buku ini adalah penjelasannya yang lengkap dan rinci antar bab
sehingga pembaca mendapatkan informasi yang lengkap dari buku. Penerjemah telah
memberikan terjemahan yang baik dan kompleks serta banyak menggunakan diksi
yang baik.

3.2 Kekurangan Buku


Kekurangan buku ini dimulai dari sampulnya, cover bagian depan buku terlihat
kurang menarik perhatian pembaca. Dari segi tata letak buku, sulit membedakan
antara judul kecil dan isi bahasannya. Terdapat banyak bahasa istilah di dalam buku
ini, sehingga pembaca agak sulit mengerti. Namun bahasa istilah tersebut sebenarnya
baik karena dapat memperkaya kosakata kita.

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa Critical Book
Review merupakan kegiatan untuk mengkritisi buku untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dalam buku, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa, isi materi dan
tampilan buku.

Buku ini sudah memiliki penjelasan yang sangat lengkap dan kompleks dan
melampirkan gambar-gambar sebagai contoh dari penjelasan. Meskipun demikian buku
tersebut juga memiliki bebrapa kelemahan yang membuat buku ini belum sempurna, hal
tersebut adalah penggunaan bahasa yang berat dan dalam penjelasan banyak menggunakan
istilah-istilah yang cukup sulit dipahami.

4.2 Saran

Untuk menutupi kekurangan buku tersebut maka kita sebagai pembaca hendaklah
memiliki rasa ingin tahu yang besar agar semangat mencari pengertian atau memahami
bahasa-bahasa istilah yang ada di buku Beberapa Asas Merancang Dwimatra ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wong, Wucius. 1986. Beberapa Asas Merancang Dwimatra, terjemahan Adjat Sakri.
Bandung: Penerbit ITB.

11
CRITICAL BOOK REPORT
BEBERAPA AZAS MERANCANG DWIMATRA KARYA WUCIUS WONG

DISUSUN OLEH :

NAMA : DWI LINTANG SAYYIDINA


NIM : 2203151023
KELAS : B
JURUSAN : SENI RUPA
STAMBUK : 2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2020

12
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur pada Tuhan atas segala berkat dan kesempatan yang masih Tuhan
sediakan kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report
(CBR).
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah
memberikan partisipasi dan waktu serta perhatiannya selama dalam penulisan CBR ini.
Terimakasih dosen yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama proses penulisan
tugas ini.
            Adapun Critical Book Report (CBR) ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Nirmana Dwimatra dan saya menyadari bahwa CBR ini masih banyak kekurangan,
baik dalam penulisan maupun pada pendapat dan hasil dari laporan ini. Untuk itu, saya
mohon maaf jika ada kesalahan pada penulisan laporan. Mudah-mudahan tulisan ini dapat
bermanfaat dalam meningkatkan hasil pendidikan dan meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas.

Medan, September 2020

Penulis

13
Identitas Buku
Judul : Beberapa Asas Merancang Dwimatra
Penulis : Wucius Wong
Penerbit : ITB Bandung
Tahun : 1972
Penerjemah : Drs. Adjat Sakri, M Sc.
Penyunting : Prof. Dr. Sudjoko
ISBN : 979-8001-09-5
Hak cipta terbitan bahasa Indonesia 1986 pada penerbit ITB

Ringkasan isi buku


Bab 1 :
Arti merancang
Merancang ialah proses mencipta rupa untuk maksud tertentu. Berbeda dengan
lukisan dan patung yang merupakan perwujudan pandangan dari khayalan seniman pribadi,
karya rancang memenuhi kebutuhan praktis. Sebuah karya cetak misalnya yang terpampang
didepan umum untuk menyampaikan sebuah pesan. Karena itu sebuah karya rancang harus
memenuhi kebutuhan penggunanya.
Bahasa rupa
Bahasa rupa menjadi dasar bagi penciptaan karya rancang. Jika dalam karya rancang
kita kesampingkan segi faalnya, terdapatlah segi lain yang menjadi perhatian seorang
perancang ketika merancang, yakni asas, kaidah, atau konsep rupa.
Menafsirkan bahasa rupa
Untuk menafsirkan bahasa rupa banyak caranya. Bahasa rupa tidak memiliki kaidah
seperti bahasa lisan atau tulis yang kaidah gramatikanya kurang lebi mapan. Karena itu,
setiap ahli teori merancang mungkin saja memiliki perangkat pendapat yang sama sekali
berlainan.
Unsur rancang
 Unsur Konsep
 Unsur Rupa
 Unsur Pertalian
 Unsur Peranan

Bidang gambar

14
Bidang gabar tidak lain dari permukaan kertas yang papar (atau bahan lain) tempat kita
merancang sebuah karya.

Bab 2 :
Bentuk dan unsur konsep
1. Bentuk berupa titik : sebuah bentuk disebut titik karena ukurannya sangat kecil
2. Bentuk berupa garis : bentuk disebut garis karena dua hal (a) bujurnya sempit sekali
dan (b) lintangnya sangat menonjol
3. Bentuk berupa bidang : segala bentuk pipih yang bukan titik atau garis disebut bidang
a. Geometri : dibuat berdasarkan matematika
b. Organik : dibatasi oleh lengkung bebas, yang mengesankan kejelangan dan
pertumbuhan
c. Bersudut : dibatasi oleh beberapa garis lurus yang menurut matematika tidak
bersitali
d. Tidak teratur : dibatasi oleh garis lurus dan lengkung yang dari segi matematika
tidak bersitali
e. Tarikan tangan : kaligrafi atau dibuat dengan tangan bebas
f. Kebetulan : ditentukan oleh pengaruh bahan atau proses khusus atau diperoleh
dengan kebetulan
4. Bentuk berupa gempal : bentuk yang berupa gempal benar benar tipuan mata dan
memerlukan keadaan ruang yang khusus.
5. Bentuk positif dan negatif : pada rancangan hitam putih kita cenderung memandang
hitam sebagai terisi dan putih tak terisi. Jadi, bentuk hitam dikenal sebagai positof dan
putih dikenal sebagai negatif. Tapi sifat seperti ini tidak selamanya betul. Terutama
jika bentuk itu melintas atau berpotongan yang satu dengan yang lain.
6. Sebaran bentuk dan warna : Tanpa mengubah unsur apapun dalam rancang, rancangan
warna dalam rengrengan warna tertentu dapat mempunyai lingkup keragaman yang
besar.
7. Pertalian bentuk
 Perpisahan : kedua bentuk tetap terpisah yang satu dengan yang lain sekalipun
dapat berdekatan sekali
 Persentuhan : jika kedua bentuk kita gerakkan dekat mendekati, mulailah
keduanya bersentuhan. Ruang sinambung yang memisahkan kedua bentuk
pada sekarang terputus.
 Pertindihan : jika kedua bentuk itu digerakkan lebih berdekatan lagi. Bentuk
yang satu akan menindih yang lain sehingga yang satu tampak dibawah yang
lain

15
 Perlantasan : pertalian bahwa yang satu ada dibawah yang lain tidak jelas
tampak, sementara garis pada keduanya tampak utuh.
 Peleburan : kedua bentuk kehilangan sebagian gatasnya jika melebur
sesamanya
 Pengikisan : jika bentuk saya menindih bentuk yang tampak, maka terjadilah
pengikisan
 Pengudungan : seperti perlantasan tetapi bagian tertindih saja yang tampak
 Perimpitan : jika kedua bentuk itu bergeser lagi, akhirnya yang satu akan
menindih seluruh bentuk yang lain, kedua lingkaran itu akan berimpit menjadi
satu.

Bab 3 :
Perulangan
Gatra
Jika sebuah rancang terbuat dari sejumlah 'bentuk' semua bentuk yang mirip rautnya
disebut gatra dan muncul dalam rancang lebih dari satu kali.
Perulangan gatra
Jika bentuk yang sama digunakan lebih dari sekali dalam rancang, maka kita katakan
itu bentuk berulang. Perulangan merupakan cara merancang yang paling sederhana. Tiang
dan jendela pada bangunan, kaki sebuah kursi, corak pada kain, ubin pada lantai adalah
contoh yang jelas tentang perulangan.
Perulangan beragam
Jika semua unsur berulang, mungkin perulangan tampak membosankan. Jika satu
unsur saja yang berulang, barangkali perulangan tidak mengesankan teratur dan serasi
sebagaimana yang biasa kita kaikan dengan adat perulangan. Jika kebanyakan unsur rupa
berulang, hendaknya dijelajahi kemungkinan keragaman arah dan ruangnya.
Upagatra dan Adigatra
Gatra dapat terdiri atas unsur yang lebih kecil dan berulang. Unsur seperti itu disebut
Upagatra. Sedangkan Adigatra adalah sejumlah gatra yang dikempokkan menjadi bentuk
yang lebih besar, yang kemudian diperulangkan.
Perulangan dan Pencerminan
Pencerminan merupakan peristiwa khusus tentang perulangan yang menghasilkan
ganal. Yang dimaksud ganal adalah bentuk yang mirip benar dengan yang dipercermin tetapi
letaknya terbalik sehingga kedua bentuk itu menjadi setangkup.
Bab 4 :
Racana

16
1. Racana tertib : Racana tertib terdiri atas sejumlah garis racana yang diragang dengan
cara matematika yang tegar
2. Racana semu tertib : Racana semu tertib biasanya sangat teratur tetapi terdapat juga
yang sedikit tidak teratur
3. Racana tak tertib : Racana tak tertib biasanya tidak bergaris racana, susunan pada
umumnya bebas dan tidak teratur
4. Racana tak giat : racana tak giat terdiri atas garis racana yang bersifat konsep murni.
5. Racana giat : racana giat terdiri atas beberapa garis racana yang bersifat konsep garis
racana giat dapat membagi ruang kedalam beberapa pangsa yang bersitindak sebagai
gatra yang mewadahinya
6. Racana taya : garis racana pada racana taya bersifat konsep walaupun dapat
memenggal sebagian gatra
7. Racana tampak : racana tampak artinya garis racana yang hadir sebagai garis yang
terlihat yang wujud dengan ketebalan yang dikehendaki
8. Racana perulangan : jika gatra ditempatkan teratur, dan masing masing dikelilingi
oleh ruang yang sama luasnya, gatra itu dapat dikatakan terdapat pada racana
perulangan.
9. Jejala dasar : jejala dasar paling sering digunakan dalam racana perulangan. Racana
tersebut terdiri atas deret garis tegak dan datar yang sama jaraknya dan berpotongan
sehingga terbentuk sejumlah bujur sangkar yang sama besarnya.
10. Racana perulangan majemuk : sebuah racana yang terdiri atas lebih dari satu jenis
pangsa racana dengan raut dan besarnya yang berulang
11. Perulangan kedudukan : perulangan kedudukan berarti semua gatra ditempatkan pada
pangsanya masing masing dengan gatra yang sama besar.
12. Menumpangkan racana perulangan : sebuah racana perulangan beserta gatra yang
dikandungnya dapat ditumpangkan pada racana perulangan yang lain.

Bab 5 :
Kemiripan

17
1. Kemiripan gatra : kemiripan gatra dalam sebuah rancang biasanya menyangkut,
terutama kemiripan raut. Didalam racana perulangan, ukuran gatra harus mirip juga.
Kemiripan raut dapat terjadi karena salah satu hal berikut :
A. Persekutuan
B. Keturunan
C. Pemilihan ruang
D. Peleburan atau pengikisan
E. Peregangan atau penetalan
2. Kemiripan dan roncetan : jika kita menggunakan sekelompok garis yang mirip,
hendaknya dijaga agar susunannya dalam rancang jangan jelas jelas memperlihatkan
perubahan roncet bersistem. Begitu keteraturan perubahan roncet menampakkan diri,
kesan kemiripan pun mulai lenyap.
3. Racana kemiripan : tidak mudah untuk menemukan racana kemiripan, tetapi dapat
dikatakan semu - tertib dan tidak ketat seperti racana perulangan dan tidak pula teratur
seperti racana perulangan berganda.

Kelebihan dan Kekurangan Buku


Kelebihan
 Buku ini sudah memliki penerbit dan ISBN sehingga mudah didapat dan dicari
 Bahasa didalam buku ini menggunakan bahasa yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari hari sehingga lebih mudah dipahami. Selain itu, sang penulis
juga sedikit menarasikan beberapa paragraf sehingga bahasanya lebih terkesan
fleksibel dan tidak kaku
 Buku ini hanya memiliki 97 halaman sehingga pembaca tidak akan merasa bosan
Kekurangan
 Sampul pada buku ini warnanya kurang menarik sehingga mempengaruhi minat
para pembaca
 Banyak gambar gambar yang terlihat buram sehingga penjelasannya jadi kurang
jelas
 Banyak istilah istilah asing yang kurang dijelaskan dengan baik

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan

18
 Merancang ialah proses mencipta rupa untuk maksud tertentu. Berbeda dengan
lukisan dan patung yang merupakan perwujudan pandangan dari khayalan
seniman pribadi, karya rancang memenuhi kebutuhan praktis. Sebuah karya cetak
misalnya yang terpampang didepan umum untuk menyampaikan sebuah pesan.
Karena itu sebuah karya rancang harus memenuhi kebutuhan penggunanya.
 Bahasa rupa menjadi dasar bagi penciptaan karya rancang. Jika dalam karya
rancang kita kesampingkan segi faalnya, terdapatlah segi lain yang menjadi
perhatian seorang perancang ketika merancang, yakni asas, kaidah, atau konsep
rupa.
 Buku ini banyak menjelaskan tentang rancangan, gatra, racana, dan unsur unsur
dalam merancang
 Buku ini merupakan hasil terjemahan dari buku aslinya karya Wucius Wong yang
versi terjemahannya diterbitkan oleh ITB di Bandung dan memiliki 97 halaman
 Buku ini memiliki kelebihan diantaranya telah memiliki penerbit dan ISBN
sehingga mudah dicari. Selain itu buku ini menggunakan bahasa sehari hari
sehingga mudah dimengerti
 Dibalik kelebihan, buku ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya sampulnya
yang kurang menarik, gambar gambarnya yang buram serta banyaknya istilah
asing yang tidak dijelaskan dengan baik

Saran :
Saran atau harapan penulis adalah pada dunia pendidikan khususnya dalam
dunia Pendidikan Seni Rupa yakni dengan terus memberikan dukungan atau motivasi
kepada karya peserta didik untuk senantiasa berkarya dalam menciptakan atau
mengembangkan keindahan budaya di Indonesia.

19
CRITICAL BOOK REPORT
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PADA MATA KULIAH NIRMANA DWIMARTA

DISUSUN OLEH :

Greace Ananda Silaban


NIM : 2203351010

DOSEN PENGAMPU : Dr. Zulkifli, M. Sn.

PRODI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS SENI DAN BAHASA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

20
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita
Semua, Syalom, Om Swastyastu,Namo Buddhayana.

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuahan Yang Maha Esa yang telah
memberi kita rahmat dan karuni, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book
Report ini dengan baik

Critical Book Report ini sendiri saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Nirmana Dwimarta. Tidak lupa juga saya mengucapkan terimakasih kepada Pak
Zulkifri yang telah membimbing , mengajari serta mendukung saya melaksakan
tugas ini. Dan saya juga berterimakasih kepada teman-teman khususnya kelas B
yang memberikan saya dukungan untuk menyelesaikan tugas ini.

Saya berharap kiranya Critical Book Report yang saya kerjakan dapat bermanfaat
bagi pembaca untuk mengetahui isi buku serta kekurangannya buku yang kami
baca. Saya juga menyadari Critical Book Report yang saya banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu saya berharap, teman-teman yang membaca memberikan kritik
dan saran bagi tugas kami ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Salam Sejahtera, Syalom, Om


Swastyastu,Namo Buddhayana.

Medan, 17 September 2020

PENULIS :

Greace Ananda Silaban

21
DAFTAR ISI
SAMPUL MAKALAH

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I INTI SARI BUKU


 INDENTITAS BUKU
 RINGKASAN BUKU

BAB II PEMBAHASAN
 KELEBIHAN BUKU
 KEKURANGAN BUKU

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

22
BAB I
INTI SARI BUKU
1. INDENTITAS BUKU

Penulis : Wucius Wong


Penerjemah : Drs. Adjat Sakri, M. Sc.
Penyunting : Prof. Dr. Sudjono
Penerbit : ITB BANDUNG
Tahun Terbit : 1972
Cetakan : II
Jumlah Halaman : 104
ISBN : 979-8001-09-5

2. RINGKASAN BUKU
BAB 1
Merancang ialah proses mencipta rupa untuk maksud tertentu. Karya rancang memenuhi
kebutuhan praktis. Untuk membuatnya dengan tepat dan efektif, seorang perancang harus
mencari cara terbaik  agar ‘sesuatu’ itu dapat dibentuk, dibuat, disebarkan, digunakan, dan

23
dikaitkan dengan lingkungan. Ciptaan seorang perancang bukan saja harus indah, melainkan
harus pula memiliki fungsi praktis, tapi mencerminkan atau memadu dengan selera zaman.
Meliputi asas, kaidah dan konsep rupa. Untuk menafsirkan bahasa rupa banyak caranya. Bahasa
rupa tidak memiliki kaidah seperti bahasa lisan atau tulis yang kaidah gramatikanya mapan.
Karena itu, setiap ahli teori marancang mungkin saja memiliki pendapat yang berlainan.

Ada 4 kelompok unsur :


Unsur konsep, Unsur Rupa, Unsur Pertalian, Unsur Peranan.

Unsur Konsep terdiri dari :


1. Titik, tidak memiliki panjang dan lebar, tak mengambil daerah atau ruang.
2. Garis, mempunyai panjang tanpa lebar.
3. Bidang, memiliki panjang dan lebar tanpa tebal mempunyai kedudukan dan arah.
4. Gempal, memiliki ruang dan terbungkus oleh bidang.

BAB 2
Ciri utama sebuah titik ialah : ukuran kecil dan rautannya sederhana.
Bentuk garis ada 2 hal : bujurnya sangat sempit sekali dan lintangnya menonjol, pada umumnya
garis menimbulkan kesa tipis.
Pada permukaan dwimarta, segala bentuk pipih yang bukan titik, garis digolongkan kedalam
bidang. Dikelompokkan sebagai berikut : Geometri, Organik, Bersudut, Tak Teratur, Tarikan
Garis,dan Kebetulan.
Bentuk beruapa gempal benar-benar tipuan mata dan memerlukan keadaan ruang yang khusus.
Macam macam pertalian : Perpisahan, Persentuhan, Pertindihan, Pelantasan, Peleburan,
Pengikisan, Pengudungan, Perimpitan.

BAB 3
Segi setiap unsur pertalian dan unsur seni rupa :
1. Perulangan raut, dapat dibedakan ukuran, warna, dan yang lainnya.
2. Perulangan ukuran, jika raut juga berulang dan sangat mirip.
3. Perulangan warna, semua bentuk sama warnanya sementara raut dan ukurannya dapat
berbeda.
4. Perulangan barik, semua bentuk dapat sama sementara raut, ukuran, atau warnanya berbeda.
5. Perulangan arah, memperlihankan kesan arah yang tegas tanpa ada ketaksaan sedikit pun.
6. Perulangan kedudukan, berhubungan dengan cara bentuk tersusun dalam kaitannya dengan
recana.
7. Perulangan ruang, dapat menempati ruang dengan cara yang sama.
8. Perulangan gaya berat, unsur terlalu abstrak untuk diulang.

BAB 4
Recana mengatur kedudukan bentuk dalam rancang, misalnya, sekelompok gatra disusun
berderet pada jarak yang sama. Recana adalah rangka yang melandasi susunan tersebut. Recana
pada umumnya memaksa keteraturan dan menentukan lebih dulu pertalian bentuk rancang.
1. Recana tertib, terdiri atas garis recana yang diragang dengan cara matematika tang
tegar.
2. Recana semu-tertib, biasanya sangat teratur, tetapi terdapat juga sedikit tak teratur.
3. Recana tak tertib, biasanya tak bergaris recana, dan susunannya bebas tak tentu.

24
4. Recana tak giat, terdiri dari garis recana berisi konsep murni.
5. Recana giat, terdiri atas garis recana yang bersifat konsep.
6. Rencana taya, bersifat konsep walaupun dapat memeggal sebagaan gatra.
7. Recana tampak, garis recana yang memiliki wujud dengan tebal yang dikehendaki.
8. Recana perulangan, dikelilingi oleh ruang yang luasnya sama.
9. Recana perulangan majemuk, jenis pangsa recana dengan raut dan besarnya berulang-
ulang bukan rencana perulangan melainkan recana perulangan majemuk.

BAB 5
Kemiripan raut berarti bahwa bentuk itu terlihat kurang lebih sama. Kemiripan raut terjadi karena
salah satu hal berikut.
Persekutuan, Kegunaan, Pemiuhan, Peleburan dan Pengikisan, dan Perengan dan Penetelan

BAB 6
Dalam recana perulangan dapat digunakan gatra roncet, untuk itu kebanyakan unsur seni rupa
dan pertalinnya dapat dipakai. Keroncetan pada bidang tidak mempengaruhi ukuran gatra. Pada
umumnya ada 2 ;
1. Leburan atau kikisan, memperlihatkan adanya perubahan kedudukan dengan berangsur lewat
sehingga berbentuk gatra.
2. Regangan dan tetalan, menunjukan perubahan raut gatra dengan berangsur oleh tenaga dari
dalam atau dari luar.

BAB 7
Pancaran adalah gejala biasa dalam alam, pancaran dapat memberi kesan geteran lihatan, yang
ditemukan pada perulangan. Ciri-ciri pola pancaran :
1. Pada umumnya bahutangkup
2. Mempunyai pumpunan yang kuat, biasanya terleta dipusat rancagan
3. Dapat menimbulkan energy dan gerakan lihatan dari pusat atau menuju pusat.

BAB 8
Pangsa recana pada recana pancaran biasanya berulangan atau roncet, walaupun pangsa recana
itu mungkin serupa atau berbeda. Gerakan berpusat menghasilkan kesan memancar, tetapi pada
dasarnya hal itu merupakan gatra roncet. Sebuah gatra kadang-kadang hamper sebesar seluruh
pancaran atau lintang, bujur sana dengan diameter pancaran. Kelainan dalam recana teratur
terjadi jadi pangsa disatu beberapa daerah rancangan berubah raut, ukuram, atau arahnya
sehingga menyimpan dari tempatnya atau sama sekali tidak tersusun.

BAB 9
Kecengkahan pada sebuah bentuk yang dikelilingi oleh ruang kosong pada sepotong garis lurus
yang bertemu dengan garis lengkung pada satu bentuk yang lebih besar daripada bentuk lain,
pada bentuk lain, pada arah tegak yang berdampingan dengan arah datar. Kelainan ada dalam
unsur yang teratur, diantaranya terdapat kecengkahan karena keteraturan memenuhi adat,
sedangkan kelainan menolaknya. Kecengkahan dalam unsur seni rupa dan pertalian :
1. Kecengkahan rauh, sangat rumit karena raut diperkirakan dengan berbagai cara.

25
2. Kecengkahan ukuran, besar/kecil terlihat diantara bentuk bidang, ukura cukup jelas
3. Kecengkahan warna, peristiwa umum dapat disebutkan terang/gelap, cemerlang/pudar,
hangat/dingin, dst.
4. Kecengkahan arah, dua arah yang bertemu dengan membentuk 90 derajat mencapa
kecengkahan maksimum.
5. Kecengkahan kedudukan, sebuah bentuk ditentukan oleh pertaliannya dengan acuan bingkai,
pusat racana yang mewadahnya, garis recana didekatnya, atau bentuk yang lain.
6. Kecengkahan ruang, juga dipandang sebagai ruang pipih, kecengkahan tampak sebagai
terisi/tak terisi atau negatif/positif.
7. Kecengkahan gaya berat, ada 2 mcam, mantap/imbung, dan ringan/berat. Kemantapan atau
keimbungan disebabkan oleh raut itu sendiri, bentuk mantap adalah statis sedangkan imbung
mengesankan gerak. Sifat ringat atau berat disebabkan oleh pemakaian warna tetapi juga raut
dan ukuran.

BAB 10
Kerapatan ialah cara gatra menyebar, yang dapat berkerumun rapat-rapat disuatu daerah atau
jarang-jarang didaerah lain pada sebuah rancangan. Kesan rapat dapat diciptakan dalam racana
tertib sekalipum tanpa mengubah adat recana yang tegar. Tetapi kerapatan dapat dibuat lewat
salah satu cara berikut.
1. Ketiadaan yang kerap
2. Perubahan kedudukan
3. Perubahan jumlah

Jenis kerapatan sebagai berikut :


a. Kerapatan disebuah titik
b. Kerapatan menjauhi titik
c. Kerapatan sepanjang garis
d. Librapat
e. Nirapat

BAB 11
Barik ialah sifat khas permukaan sebuah raut, misalnya licinatau kasar, polos atau bercorak,
kusam atau sega, lunak atau keras. Barik dicerap oleh penglihatan walaupun dapat dicerap oleh
indera raba. Beberapa teknik membuat barik yang yang umum :
1. Menggambar/melukis
2. Mencetak, memindahkan, menggosok
3. Menyemburkan, memercikan, menumpahkan
4. Melabur, mencelup
5. Mengasapi, membakar
6. Mengeruk, menggarut
7. Proses fotografi

Barik raba adalah sejenis barik yang tidak saja dapat dilihat tetapi dapat dirasakan dengan
rabahan tangan. Permainan cahaya pada barik raba dapat sangat menarik, beberapa jenis bahan
memantulkan atau membiaskan cahaya dengan hasil yang mempesona.

BAB 12

26
Ruang positif ialah yang mengelilingi bentuk negatif dan ruang negatif ialah bentuk yang
mengelilingi bentukb positif. Bentuk pipih jika tidak memiiki ketebatalan yang jelas, dalam ruang
maya bentuk pipih tak ubahnya seperti bentuk yang terbuat dari lembaran kertas,logam atau
bahan lain yang tipis. Berikut adalah bentuk pipih yang umum dalam ruang maya.
1. Penumpangan
2. Pergantian ukuran
3. Pergantian warna
4. Pergantian barik
5. Pergantian tampak
6. Melengkungkan atau menekuk
7. Penambahan

Gempal diselubungi oleh bidang yang dapat dinyatakan dengan cara sebagai berikut :
1. Bidang bergatas
2. Bidang pejal
3. Bidang berbarik seragam
4. Bidang berbarik atau berwarna roncet

BAB II
PEMBAHASAN

1. KELEBIHAN BUKU

A. Didalam buku tersebut memaparkan contoh yang mempermudah


peserta didik paham akan contoh dan jenis nirmana.
B. Didalam dipaparkan sejala jenis aspek tentang nirmana dan contoh serta
artinya.
C. Halamannya terbilang sangat ringkas sehingga peserta didik tidak
kesulitan/malas dalam membaca
D. Terdapat ISBN sehingga mempermuda kita mencarinya ditoko buku atau
perpustakaan terdekat.

2. KELEMAHAN BUKU

27
A. Didalam buku terdapat kesalahan ketikan sehingga membuat saya tidak
memahami beberapa kata.
B. Buku tersebut tidak menggunakan kaliamat EYD dalam memaparkan
tentang nirmana
C. Design gambar dalam buku tersebut ada yang tidak jelas atau buram
D. Kalau dalam e-book bab 8 tidak tercantum dibuku tersebut
E. Design depan tidak menarik perhatian peserta didik untuk membelinya
karna terlalu polos dan menurunkan minat pembaca.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Merancang ialah proses mencipta rupa untuk maksud tertentu. Karya rancang
memenuhi kebutuhan praktis. Untuk membuatnya dengan tepat dan efektif, seorang
perancang harus mencari cara terbaik  agar ‘sesuatu’ itu dapat dibentuk, dibuat, disebarkan,
digunakan, dan dikaitkan dengan lingkungan. Maka dari itu sebelum membuat nirmana ada
kalahnya kita membuat rancangan/recana terebih dahalu dimana rancngan tersebut
terdapat beberapa contoh : Recana tertib, Recana semu-tertib, Recana tak tertib, Recana
tak giat, Recana giat, Rencana taya, Recana tampak, Recana perulangan, Recana perulangan
majemuk. Dan nirmana merupakan garis, titik, warna, ruang dan tekstur yang di jadikan satu
kesatuan yang harmonis. nirmana dapat diartikan juga sebagai hasil angan-angan dalam
bentuk dwimatra (2D), trimatra (3D) yang punya nilai keindahan. Dalam konteks lain
nirmana disebut juga sebagai ilmu tata rupa.Nirmana juga termasuk dasar atau awalan
dalam sebuah desain untuk membuat desain tertata dengan rapi.

2. SARAN
Nirmana mengajarkan kita membuat gambar yang teliti dimana kita tau membuat nirmana
sangatlah membutuhkan ketelitian semoga kita bisa membuat nirmana yang teliti seperti
para ahli bahkan lebih dan seni nirmana dwimarta semakin berkembang diIndonesia.

DAFTAR PUSTAKA
“Beberapa asas merancang dwimarta” (1972) Karya Wucius Wong

28
CRITICAL BOOK REPORT
ASAS – ASAS MERANCANG DWIMATRA

29
NAMA : SUWANTI TAMBA

NIM : 2203351009

KELAS :B

DOSEN PENGAMPUH : Dr.Zulkifli,M.Sn

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul: “Asan-Asan Merancang Dwimatra” pada mata Pelajaran “Sejarah Seni
Rupa Indonesia”.

30
Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penyusun menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesarbesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penyusun dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca umumnya dan khususnya bagi penyusun.

Medan, 29 September 2020


Penyusun

Suwantia Tamba

IDENTITAS REFERENSI

Critical Book Report ini berdasarkan hasil referensi dari berbagai seumber
diantaranya :

Buku : Wucius Wong “beberapa Asas merancnag Dwimatra”

31
BAB I

PENDAHULUAN

Arti Merancang

Banyak orang mengira merancang itu pekerjaan mempercantik wajah barang. Tentu saja hal
itu termasuk didalamnya, tetapi merancang bukan cuma mempercantik. Merancang ialah
proses mencipta rupa untuk maksud tertentu. Benda dengan lukisan dan patung yang
merupakan perwujudan pandangan dan khayalan seniman pribadi, karya rancangan

32
memenuhi kebutuhan praktis sebuah karya cetak misalnya yang terpampang didepan umum
menyampaikan sebuah pesan, karena itu sebuah karya rancangan harus mampu memenuhi
kebutuhan penggunanya

Bahasa Rupa

Bahasa rupa menjadi dasar bagi penciptaan karya rancang. Jika dalam karya rancang, kita
kesamping segi faalnya, terdapatlah segi lain yang menjadi perhatian seorang perancang
ketika merancang, yakni asas, keindahan, atau konsep rupa. Seorang perancang boleh saja
bekerja tanpa sadar akan asas, kaidah atau konsep tadi sebab selera dan kepekaannya
terhadap pertalian rupa jauh lebih penting artinya, tetapi jika asas rupa dipahaminya benar-
benar kemahirannya dalam rancang rupa akan lebih besar.

Menafsirkan Bahasa Rupa

Untuk menafsirkan Bahasa rupa, banyak caranya. Bahasa rupa tidak memiliki kaidah seperti
Bahasa lisan atau lukis yang kaidah gramatikanya kurang lebih mapan. Karena itu, setiap
ahli teori merancanga mungkin saja memiliki perangkat yang sama sekali berlainan.

Unsur Rancang

Ada 4 kelompok unsur:

a. unsur konsep

33
b. unsur rupa

c. unsur pertalian

d. unsur peranan

Unsur Konsep
Unsur bersifat konsep atau pengertian tak dapat dilihat. Sebetulnya titik, garis,
bidang dan gempal itu tidak ada di tempat itu, hanya terasa adanya, jika benarbenar
ada, titik dan yang lain itu bukanlah konsep

Unsur Rupa

Unsur yang berupa konsep menjelma sebagai wujud yang terlihat. Wujud ini mempunyai
raut, ukuran, warna dan barik. Unsur rupa merupakan segi rancangan yang paling utama
karena betul-betul dapat dilihat

Unsur Pertalian

Kelompok unsur pertalian mengendalikan penempatan dan pertalian raut dalam sebuah
rancang. Beberapa diantaranya harus dilihat misalnay arah, kedudukan, ruang, gaya berat.

Unsur Peranan

Unsur peranan mendasari isi dan perluasan sebuah karya rancang. Masalah unsur peranan
mencakup imba, makna dan tugas

Simpai Acuan

Semua unsur diatas biasanya terdapat didalam pembatas yang disebut simpai acuan. Simpai
acuan merupakan sempadan sebuah rancang dan membatasi daerah tempat semua unsur yang
dicipta berpadu dengan jika ada ruang yang masih kosong.

Bidang Gambar

Di dalam simpai acuan terdapat bidangan gambar.bidan gambar tak lain ari permukaan
kertas yang papar tempat kita merancang sebuah karya .

34
Bntuk dan Racana

Semua unsur rupa tersusun dalam yang disebut bentuk yang menjadi perhatian utama kita
sekarang dalam usaha mempelajari Bahasa rupa. Yang dimaksud dengan rupa disini
bukanlah raut yang polos, melainkan raut yang memilik ukuran warna dan barik tertentu.

BAB II

BENTUK

Bentuk dan Unsur Konsep

Sebagaimana dikatakan, unsur konsep tidak terlihat, titik, garis, atau bidang akan
menjadi bentuk jika terlihat. Titik, garis atau bidang yang terlihat adalah bentuk dalam arti
yang sebenarnya walaupun bentuk yangberupa titik atau garis pada umumnya tetap disebut
titik atau garis saja.

Bentuk Rupa Titik

Sebuah bentuk disebut titik karena ukurannya kecil, jadi ciri utama sebuah titik ialah
ukurannya kecil dan rautnya sederhana.

35
Bentuk Berupa Garis

Bentuk berupa garis karena 2 hal yaitu a) bujurnya sempit sekali dan b) lintangnya sangat
menonjol.

Bentuk Berupa Bidang

Raut bidang beraneka ragam dan dapat dikelompokkan sebagai berikut : a) geometri
(gambar 7a), b) organik (gambar 7b), c) bersudut (gambar 7c), d) tak beratur (gambar 7 d).

Bentuk Berupa Gempal

Bentuk berupa gempal benar-benar tipuan mata dan memerlukan keadaan ruang yang
khusus

Bentuk Positif dan Negatif

Pada rancangan hitam putih kita cenderung memandang hitam sebagai terisi dan putih tak
terisi, jadi bentuk hitam dikenal sebagai positif bentuk putih sebagai negative.
Bentuk baik positif maupun negative biasanya disebut sosok dan terdapat pada natar.

Sebaran dan Bentuk Warna

Ada 4 macam sebaran warna yang berbeda a) bentuk putih pada natar putih (gambar 9a), b)
bentuk putih pada natar hitam (gambar b), c) bentuk hitam pada natar putih (gambar 9c), d)
gambar hitam pada natar hitam (gambar 9d).

36
Pertalian Bentuk

Bentuk dapat berhubungan sesamanya dengan banyak cara. Telah kita pertunjukkan jika
sebuat bentuk menindih lain, hasilnya tidak sederhana seperti yang kita bayangkan. Kita
akan memperoleh 8 pertalian yang berbeda yaitu perpisahan (12 a), persentuhan (12 b),
pertindihan (12 c), pelantasan (12 d), peleburan (12 e), pengikisan (12 f), pengiudungan (12
g), perimpitan (12 h)

Kesan Ruang Pada Pertalian Bentuk

Pertalian bentuk pada perpisahan, persentuhan, pertindihan, pelantasan, peleburan,


pengikisan, pengundungan, atau perimpitan menimbulkan kesan ruang yang berlainan.

BAB III

GATRA

Gatra

Semua bentuk yang mirip rautnya disebut gatra dan muncul dalam rancang lebih dari
sekali

Perulangan Gatra

Perulangan gatra biasanya memperlihatkan kesan keserasian dengan langsung setiap gatra
yang diulang seakan-akan merupakan ketukan tertentu sebuat irama.

Jenis Perulangan

Terdiri dari perulangan raut (13 a), perulangan ukuran (13 b), perulangan warna (13 c),
perulagan barik (13 d), perulangan arah (13 e), perulangan kedudukan, perulangan ruang,
perulangan gaya berat.

37
Perulangan Beragam

Jika semua unsur berulang mungkin perulangan tampak membosankan. Jika 1 unsur
saja yang berulang, barangkali perulangan tidak mengesankan teratur dan serasi sebagaimana
yang biasa kita kaitkan dengan adat perulangan.

Upagatra dan Adigatra

Gatra terdiri atas 2 unsur yang lebih kecil dan berulang. Unsur seperti itu disebut upagatra.
Sedangkan unsur yang lebih besar disebut adigatra.

Pertemuan Empat Bundaran

Untuk menaswir pembentukan adigatra, kita sekarang akan memperlihatkan cara


pengelompokkan empat bundaran yang sama ukurannya yaitu susunan lanjar (15 a), susunan
segi empat atau bujur sangkar (15 b) susunan segitiga (15 d), susunan lingkaran (15 e).

38
Perulangan dan Pencerminan

Perulangan merupakan peristiwa khusus tentang perulangan yang menghasilkan ganal, ganal
ialah bentuk yang mirip benar dengan bentuk yang dipercermin, tetapi letaknya terbalik.
Ganal hanya mungkin diperoleh kalua bentuk yang di percerminnya tidak setangkup.

39
Gambar Tentang Pelatihan

40
BAB IV

41
RACANA

Racana Tertib

Racana tertib terdiri atas sejumlah garis racana yang dirancang dengan cara matematika
yang tegar. Ada beberapa jenis racana tertib yaitu racana perulangan, roncetan, dan pancaran

Racana Semu Tertib

Rencana semu tertib biasanya sangat teratur, tetapi terdapat juga yang sedikit tak
teratur.

Racana Tak Tertib

Racana tak tertib biasanya tak bergaris racana, susunanya biasanya bebas dan tak
tentu

Racana Tak Giat

Racana tak giat terdiri atas beberapa garis racana yang juga bersifat konsep murni.

Racana Giat

Racana giat terdiri atas beberapa garis racana yang juga bersifat konsep.

a) pasangan racana sepenuhnya memberikan kemandirian ruang kepada gatra


(19 b).

b) pasangan racana itu setiap gatra dapat bergeser dari kedudukan memusatnya
(19 c).

c) jika gatra melanggar wilayah pangsa disebelahnya keadaan itu dapat dianggap
sebagai pertemuan 2 bentuk antara gatra dan pangsa racana yang disebelahnya (19 d).
d) ruang yang tersekat oleh gatra dalam sebuah pangsa racana dapat lebur
dengan setiap gatra pangsa racana didekatnya (19 e)

42
Racana Taya

Garis racana pada racana taya bersifat konsep, walaupun dapat memenggal sebagian gatra
garis seperti itu giat, tetapi bukan garis tampak dengan tebal yang dapat diukur.

Racana Tampak

Garis racana tampak dapat positif atau negatif. Garis racana tampak akan bersatu dengan
ruang negative atau gatra negative dan pada melantas kedalam ruang positif atau gatra
positif. Garis racana negative dianggap tampak karena mempunya tebal yang dapat dilihat
dan diukur (20 b).

Racana Perulangan

Racana perulangan itu tertib, dapat giat atau tak giat. Racana perulangan paling sederhana
diantara semua racana dan terutama bermanfaat untuk membuat corak seragam.

Jejala Dasar

Jejala dasar paling sering dipakai dalam racana perulangan, terdiri atas deret garis tegak, dan
latar yang sama jaraknya dan berpotongan sehingga terbentuk sejumlah bujur sangkar yang
sama besarnya.

43
Peragam Jejala Dasar

Peragaman jejala dasar tersebut dapat terjadi karena hal berikut :

a. Perubahan kesebandingan (22 a)

b. Perubahan arah (22 b)

c. Pergeseran (22 c)

d. Pelengkungan dan atau pelekukan (22 d)

e. Pencerminan (22 e)

f. Penggabungan (22 f)

g. Pembagian melanjut (22 g)

h. Jejala segitiga (22 h)

i. Jejala sadkona (22 i)

44
Racana Perulangan Majemuk

Racana ini terdiri atas lebih dari satu jenis pasang racana dengan raut dan besarnya berulang
bukan lagi racana perulangan melainkan sebuah racana perulangan majemuk.

Gatra dan Pangsa Racana

Gatra mungkin cocok benar dengan pangsa, lebih kecil atau lebih besar dari pada
pangsa, jika lebih besar akan terjadi persentuhan, pertindihan, pelantasan, perimpitan,
peroncetan, atau pegudungan dengan bentuk bersalahan.

45
Perulangan Kedudukan

Perulangan kedudukan berarti semua gatra ditempatkan dalam pangsanya, masingmasing


dengan gatra yang sangat besar

Menumpangkan Racana Perulangan

Sebuah racana perulangan beserta gatra yang dikandungnya dapat ditumpangkan


pada racana perulangan yang lain.

BAB V

KEMIRIPAN

Kemiripan Gatra

Kemiripan gatra dalam sebuah rancang biasanya menyangkut, terutama kemiripan


raut. Didalam racana perulangan, ukuran gatra harus sama.

Kemiripan Raut

Kemiripan raut tidak Cuma berarti bahwa bentuk itu terlihat bahwa kuranglebih
sama. Kemiripan raut dapat terjadi karena salah satu hal berikut :

a. Persekutuan (27)

b. Ketunaan (28)

c. Pemiuhan ruang (29)

d. Peleburan atau pengikisan (30)

e. Peregangan dan penetalan (31)

46
Kemiripan dan Roncetan

Peroncetan merupakan jenis adat yang lain.

Racana Kemiripan

Racana kemiripan pangsa racana tidak berulang, tapi mirip.

47
Kelebihan :

1. Buku ini memiliki banyak gambar yang membuat pembaca lebih mudah
memahami
2. Buku ini memaparkan dengan jelas poin-poin tentang cara membuat gambar

Kekurangan :

1.Tulisan buku ini terlalu kecil sehingga membuat pembaca sulit untuk membacanya

2.Susunan gambar yang membuat pembaca sedikit bingung

48
CRITICALBOOKREPORT

NIRMANADWIMATRA

DISUSUNOLEH

Nama:BoniVaesalTurnip

Nim :2203351012

Kelas:B

DOSENPENGAMPU :Drs.Zulkiflm,M.Sn.

PENDIDIKANSENIRUPA

FAKULTASSENIDANBAHASA

UNIVERSITASNEGERIMEDAN(UNIMED)

2020

KATAPENGANTAR

PujidansyukurpenulisucapkankepadaTuhanYangMahaKuasaatasberkatdan

rahmatnyapenulisdapatmenyelesaikancriticalbookreport.Criticalbookreportinipenulis

buatgunamemenuhipenyelesaiantugaspadamatakuliahpengantarilmusenirupa,

semogacriticalbookreportinidapatmenambahwawasandanpengatahuanbagipara

pembaca.

Penulismenyadaribahwapenulisancriticalbookreportinimasihjauhdarikata

sempurnakarenamasihbanyakkekurangan.Olehkarenaitu,penulisdengansegala

kerendahanhatimemintamaafdanmengharapkankritiksertasaranyangmembangunguna

perbaikandanpenyempurnaankedepannya.

Medan,29September2020

BoniVaeaalTurnip

DAFTARISI

KATAPENGANTAR……………………………………………………………………….i

DAFTARISI………………………………………………………………………………...ii

49
BABI PENDAHULUAN…………………………………………………………...1

A.LATARBELAKANG……………………………………………………1

B.RUMUSANMASALAH…………………………………………………1

C.TUJUAN………………………………………………………………….1

BABIIPEMBAHASAN…………………………………………………………….2

A.IDENTITASBUKU……………………………………………………..2

B.RINGKASAN……………………………………………………………2

BABIIIPENUTUP………………………………………………………………….12

A.KESIMPULAN…………………………………………………………12

B.DAFTARPUSTAKA…………………………………………………..12

BABI

PENDAHULUAN

ARTIMERANCANG

Merancangadalahprosesmenciptakanrupauntukmaksudtertentu,karyarancang

memenuhikebutuhanpraktis.Karyarancangyangbaikadalahungkapanrupayang

sebaik-baiknya.Ciptaanseorangperancangjanganhanyaindahnamunharusberfaaldan

mencerminkanselerazaman.

BAHASARUPA

Bahasarupamenjadidasarbagipenciptaankaryarancang.Terdapatsegiyangmenjadi

perhatianperancang,yakniasas,kaidah,ataukonseprupa.Seorangperancangboleh

tidaksadarakanhal-halini,namunjikadipahamiakanmenambahkemahirandalam

merancangrupa.

UNSURRANCANG

Semuaunsursalingjalin-menjalinsehinggamatakitapadaumumnyatidakmudah

menceraikannya.jikadiambilsatu-persatu,setiapunsurakantampakagakabstrak,

tetapipenampilannyamenentukanwajahdanisikaryarancang.Adaempatkelompok

50
unsur:

UnsurKonsep

Unsuryangbersifatkonsepatautakdapatdilihat,sepertisudutmeja,garis

mengelilingisebuahbenda,dll.Sebetulnyatitik,garis,bidang,dangempalitu

tidakada,jikaadamakabukanlahsebuahkonsep.

Titik

Menandaisebuahtempat.tidakmemilikiPanjang,lebar,daerah,maupun

ruang.Merupakanperpotonganantara2garis.

Garis

MemilikiPanjangdanlebar,memilikikedudukandanarah,kedua

ujungnyaberupatitik.MerupakanbatassebuahBidang.

Bidang

Jalanyangdilaluigaris(kearahyangbukandirinya)membentuksuatu

bidang.MemilikiPanjang,Lebar,Tanpatebal,memilikikedudukandan

arah,dibatasigarisdanmenentukanbatasterluarsuatugempal.

Gempal

JalanyangdilaluiBidang(Kearahyangbukandirinya)membentuk

gempal.Gempalmengambiltempatdalam ruangdanterbungkusoleh

bidang.Padakaryadwimatra,gemplmerupakanwujudmaya.

UnsurRupa

Jikaunsuryangberupakonsepmenjelmasebagaiwujudyangterlihat,wujuditu

mempunyairaut,ukuran,warna,danbarik.Unsurrupamerupakansegirancang

palingutamakarenadapatdilihat.

Raut

segalabendayangdapatdilihatmemilikirautsebagaipenampilandiri

palingutamadaribendaitu.

51
Ukuran

Semuarautmemilikiukuran.Ukurandapatdiukurdenganpasti.

Warna

Sebuahrautdidalam ruangdibedakanolehwarna.Warnatidakhanya

meliputisemuaspektrum,tapijuganetral,dansegalaragam nadadan

ronanya.

Barik

Permukaanraut.

UnsurPertalian

Arah

Bergantungpadapertaliannyadenganpelihat,denganbingkai,atau

denganrautlain.

Kedudukan

Ditentukanolehpertaliannyadenganbingkaiatauracanarancang.

Ruang

Ruangdapatterisiataukosong.Dapattampakpaparatauseakanjeluk.

GayaBerat

Kesanberatbukanmasalahpenglihatan,tapibatin.Kitamengaggap

bahwasetiapatausekumpulanrautitupunmempunyaisifatberatatau

ringan,mantapataulimbung.

UnsurPeranan

Imba

Rautyangmeniru-nirualam ataubenda.Dapatmiripdenganyangasli,

berupapergayaan,ataupunabstrak.

Makna

Jikakaryarancangmenyampaikanpesan

52
Tugas

JikaKaryarancangmelayanitugastertentu

SIMPAIACUAN

Simpaiacuanadalahsebuahrancangdanmembatasidaerahtempatsemuaunsuryang

diciptaberpadudengan,jikaada,ruangyangkosong.Simpaiacuanbermacam-macam

rautnya,tapibiasanyasegiempat.

BIDANGGAMBAR

Bidanggambartidaklaindaripermukaankertasyangpapar(ataubahanlain)tempat

kitamerancangsebuahkarya.

BENTUKDANRACANA

Yangdimaksudbentukdisinibukanlahrautyangpolos,melainkanrautyangmemilikiukuran,

warna,danbariktertentu.

BABII

BENTUK

BENTUKBERUPATITIK

Sebuahbentukdisebuttitikkarenakecil.Rauttitikpalingumum adalahsebuahbundaran

sederhana,mampat,takbersudut,dantanpaarah.Titikjugaberautbujursangkar,segitiga,

lonjong,dll.CiriutamasebuahtitikadalahKECILdanSEDERHANA.

BENTUKBERUPAGARIS

Bentukdisebutgariskarena,bujurnyasempitdanlintangnyasangatmenonjol.Adatigasegi

yangperludiperhatikan.

RautKeseluruhan

Yangdimaksudadalahtampilanumum,lurus,lengkung,bertekuk,atautarikan

tanganbebas.

Tubuh

Karenagarispunyalebar,tubuhdibatasiolehduasisi,baikitusejajardanrata,

53
maupuntampakrunjung,ikal,dangerigis.

Ujung

Dapatdiabaikanjikagarissangattipis.Tapijikalebar,ujungnyaakanjelas.

BENTUKBERUPABIDANG

Rautbidangberanekaragam,seperti:

Geomentri,Berdasarkanmatematika

Organik,Dibatasiolehlengkungbebasyangmengesankanpertumbuhan

Bersudut,Dibatasiolehbeberapagarislurus

Takteratur,Dibatasiolehgarislurusdanlengkung

Tarikantangan,Kaligrafiataudibuatdengantanganbebas

Kebetulan,Ditentukanolehpengaruhbahanatauproseskhusus,atausecarakebetulan

BENTUKBERUPAGEMPAL

Merupakantipuanmatadanmemerlukankesadaranruangyangkhusus.

BENTUKPOSITIFNEGATIF

Bentukdapatdilihatsebagaisesuatuyangmenempatiruang(positif)atausebagairuang

kosongyangdikelilingiruangterisi(negatif).

SEBARANBENTUKDANWARNA

Sebaranwarnadalam rengrenganwarnatertentudapatmempunyailingkupkeragaman.Jika

rancanganbertambahrumit,keragamanwarnajugabertambah.

PERTALIANBENTUK

Perpisahan

persentuhan

Pertindihan

Pelantasan

Peleburan

Pengikisan

54
Pengundungan

Perimpitan

KESANRUANGPADAPERTALIANBENTUK

Pertalianbentukpadaperpisahan,persentuhan,pertindihan,palantasan,peleburan,

pengikisan,pengundungan,perimpitanmenimbulkankesanruangyangberlainan.

BABIII

PERULANGAN

GATRA

Sebuahrancangyangterbuatdarisejumlahbentuk,yangmiriprautnyadanmuncul

dalam rancanglebihdarisekali.Gatramembantuperpaduanrancang.Gatrahendaklah

sederhana.

PERULANGANGATRA

Jikabentukyangsamadigunakanlebihdarisekalidalam rancang.Biasanya

memperlihatkankeserasian,seakan-akanketukantertentusebuahirama.Apabilabesar

dansedikitkesannyategas.ApabilakecildanbanyakNampaksepertibarikyang

seragam.

JENISPERULANGAN

Perulanganraut

perulanganukuran

perulanganwarna

perulanganbarik

perulanganarah

perulangankedudukan

perulanganruang

perulangangayaberat

PERULANGANSERAGAM

55
Jikasemuaunsurberulangmakaakantampakmembosankan.Hendaknyadijelajahi

kemungkinanmempergamkanarahdanruangnya.

UPAGATRA

Gatradapatdisusunatasunsuryanglebihkecildanberulang,inikahupagatra.jika

rancangandisusunsejumlahgatradikelompokkanmenjadiyanglebihbesar,kemudian

diperulangkan,itulahadigatra.

PERTEMUANEMPATBUNDARAN

SusunanLanjar

Susunansegiempatataubujursangkar

Susunanbelahketupat

Susunansegitiga

Susunanlingkaran

PERULANGANDANPENCERMINAN

Pencerminanmerupakanperistiwakhusustentangpengulangan,yangmenghasilkanganal.

Ganaladalahbentukyangmiripbenardenganbentukyangdipercermin,tetapiletaknya

terbalik.Pemutaranadalahbentukkearahmanapuntidakakanmenghasilkanganal.

BABIV

RACANA

Racanaadalahrangkayangmelandasisusunan.Racanamemaksakanketeraturandan

menentukanlebihdulupertalianbentukdalam rancang.

RACANATERTIB

Terdiriatassejumlahgarisracanayangdiragangdengancarametematikayang

tegar.

RACANASEMU-TERTIB

Biasanyasangatteratur,tetapiterdapatjugayangsedikittidakteratur.Racanaini

dapatmengandunggarisracanaataudapatjugauntuktidakmenentukansusunan

56
gatra.

RACANATAKTERTIB

Biasanyatakbergarisracana.Susunannyabebasdantaktentu.

RACANATAKGIAT

Terdiriatasgarisracanayangbersifatkonsepmurni.Garisracanasepertiitu

diragangdalam rancanguntukmemandupenempatanbentukataugatra.

RACANAGIAT

Terdiriatasbeberapagarisracanayangjugabersifatkonsep.Dapatmembagiruang

kedalam bebrapapangsayangbersitindakdengangatrayangdiwadahinyadengan

caraberikut.

RACANATAYA

Bersifatkonsepwalaupunmemenggalsebagiangatra.Garissepertigiat,tapibukan

garistampakdengantebalyangdapatdiukur.

RACANATAMPAK

Garisracanahadirsebagaigarisyangterlihat,yangmaujuddengantebalyang

dikehendaki.Garissepertiiniharusdiperlakukansebagaigatrayangkhususkarena

memilikisemuaunsurtampakdandapatbersitindakdenganruangyangdiwadahi

olehsetiappangsaracana.

RACANAPERULANGAN

Jikagatraditempatkanteratur,danmasing-masingdikelilingiolehruangyangsama

luasnya.Racanaperulanganitutertib,dapatgiatataupuntidak.Racanainipaling

sederhanadiantarasemuaracana,danterutamabermanfaatuntukmembuatcorak

seragam.

JEJALADASAR

Palingseringdipakaidalam racanaperulangan.Terdiriatasderetgaristegakdan

dataryangsamajaraknyadanberpotongansehinggamembentuksejumlahbusur

57
sangkaryangsamabesarnya.

PERAGAMANJEJALADASAR

PerubahanKesebandingan

PerubahanArah

Pergeseran

pelengkungan

Pencerminan

Penggabungan

PembagianMelanjut

JejalaSegi

JejalaSadkona

RACANAPERULANGANMAJEMUK

Sebuahracanayangterdiriataslebihdarisatujenispangsaracanadenganrautdan

besarnyaberulang.

GATRADANPANGSARACANA

Gatramungkincocokdenganpangsa,lebihkecil,ataulebihbesardaripadapangsa.Dalam

racanagiat,setiapgatraterkurungdalam pangsaruangnyasendiri,tapitidakperlutepatdi

pusatpangsa.Adigatrajugabertaliandenganpangsaracanadengancarayangsama,hanya

diwadahnyamungkinberupaadipangsaracanayangterbuatdarigabunganbeberapa

pangsateratur.

BABV

KEMIRIPAN

KEMIRIPANGATRA

Biasanyamenyangkutkemiripanraut.Didalam racanaperulangan,ukurangatraharusmirip

juga.Kemiripanhendakdilihatsecaraterpisah-pisahmenurutsetiapunsurrupadanunsur

pertalian.

58
KEMIRIPANRAUT

Kemiripanrautdapatterjadikarenasalahsatuhalberikut.

Persekutuan.Berbagaibentukakanbersekutujikadapatdikelompokkanmenurutjenis,

sanak,makna,ataufaalnya.

Ketunaankitadapatmulaidenganrautyangdianggaprautangan-angankita.Rautyang

mengangan-anganitudaptdierotkan,dimalih,dicacati,digunting,ataudipenggalmenurut

pantasnya.

Pemiuhanruangsebuahcakram bundar,jikadiputardalam ruangakantampakjorong.

Peleburanataupengikisan.sebuahbentukdapatdihasilkanolehpeleburanduabentukyang

lebihkecil,ataupengikisanbentukyangbesarolehyangkecil

Peregangandanpenetalan.Sebuahbentukdapatdirentang(daridalam mendorongkeluar)

atauditetal(dariluarkedalam ).

KEMIRIPANDANRONCETAN

Gatrapadakemiripantampaksedikithiruk,tetapisemuanyasalingmengikatdalam satu

kesatuan.Padaroncetan,susunangatramengesankankemaraandangerakdengancara

yangterkendalikanbenar.

RACANAKEMIRIPAN

Duajenisdasarpadaracanakemiripanadalahsebagaiberikut.

Pangsaracanakemiripan.

Pangsaracanatidakberulangtapimirip.Bujursangkar,trikona,atausadkona

semuanyasamasisisehinggadapatdiperkaitkanuntukmembentuksebuahcorak

yangmengisiseluruhruang.

Sebaranrupa

Penempatangatradalam bingkaiacuansebuahrancangberdasarkanpenglihatan,

tanpadipanduolehgarisracana.Dalam sebaranrupasepertiituhendaknyagatra

dibiarkanmengisiluasruangyangsamaluasnyaberdasarkantanggapanmata.

59
60

Anda mungkin juga menyukai