Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Teori Dan Konsep Dekorasi Perencanaan Ruang

Oleh

Kelompok 1:

Boni Vaesal Turnip 2203351012

Joseph Gulo 2203151008

Suranda 2202451002

Kelas : B

Mata Kuliah : Desain Interior/Eksterior

Dosen Pengampu : Drs. Sumarsono M.Sn.

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah “teori dan konsep dekorasi perencanaan ruang” untuk memenuhi tugas mata
kuliah desain interiror/eskterior tepat waktu. Penyusun mengucapkan terimakasih
kepada bapak Drs. Sumarsono M.Sn. Selaku dosen pengampu mata kuliah desain
interiror/eskterior.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun makalah ini mungkin masih memiliki kekurangan. Semoga pembuatan
makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, 13-februari-2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Makalah ............................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Dekorasi Ruang ............................................................................... 3
2.2 Perancangan Ruang Tak Bergerak (Ruang Luar) .............................................. 4
2.3 Perancangan Ruang Bergerak (Ruang Dalam) .................................................. 7
2.4 Perancangan Dekoratif ....................................................................................... 7
BAB III. PENUTUP ....................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dekorasi interior merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan hias menghias
untuk memperindah sesuatu. Dekorasi interior secara umum terkait dengan sesuatu yang
menyangkut pengecatan, pelapisan, pengolahan permukaan, penataan perabot dan
pelapisan dinding. Mendekorasi ruangan bukanlah hal yang mudah. Seseorang harus
dapat menentukan letak yang sesuai untuk sebuah objek agar objek yang akan
dimasukkan dapat sesuai dengan keadaan ruangan. Jika objek yang dipasang terlihat
tidak sesuai dengan keinginan, objek itu harus dipindah lagi ke tempat lain yang lebih
cocok. Hal ini akan memerlukan banyak waktu dan tenaga, apalagi jika objek yang
digunakan besar dan berat.
Ruang merupakan unsur utama dalam desain interior. Melalui volume ruang,
manusia tidak hanya bergerak tetapi juga melihat bentuk-bentuk, mendengar berbagai
suara, merasakan hembusan angin dan hangatnya sinar matahari, mencium harumnya
bunga-bunga yang mekar. Bruno Zevi (1974) menjelaskan bahwa interior adalah ruang
yang tak dapat ditampilkan secara lengkap dalam bentuk apapun dan hanya dapat
dipahami dan dirasakan melalui pengalaman langsung. Memahami ruang, mengetahui
bagaimana melihatnya, merupakan pengalaman tersendiri bagi manusia.
Menciptakan ruang yang nyaman bukan hal yang mudah selain kita harus
mengetahui konsep dan dan teori dekorasi perencanaan ruang kita harus familiar dalam
merasakannya. Maka dari kami menulis sebuah makalah yang menjelaskan tentang teori
dan konsep dekorasi perencanaan ruang guna sebagai pemahaman mahasiswa dan
pembaca untuk mendekorasi ruang yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan permasalan dari makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dekorasi ruang?
2. Apakah yang dimaksud dengan perancangan ruang tak bergerak?
3. Apakah yang dimaksud konsep perancangan ruang bergerak?
4. Apa itu perancangan dekoratif?

1.3 Tujuan Makalah

1
Berdasarkan permasalah diatas, ada pun tujuan khusus dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dekorasi ruang,
2. Untuk mengetahui perancangan ruang tak gerak,
3. Untuk mengetahui perancangan ruang bergerak, dan
4. Untuk mengetahui perancangan dekoratif.

1.4 Manfaat Makalah


1). Bagi Pembaca
1. Agar dapat menambah wawasan tentang teori dan konsep dekorasi perencanaan
ruang,
2. Sebagai bahan referensi untuk penyusunan makalah lainnya.
2). Bagi Penulis
1. Agar penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual,
2. Agar penulis dapat melatih untuk mengembangkan penulisan makalah, dan
3. Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan
menyajikan artikel secara jelas dan sistematis.

2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dekorasi Ruang

Dekorasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris : “decorate” yang berarti menghiasi
sedangkan “decoration” disebutkan dalam sumber yang sama berarti hiasan (Echols &
Shadily, 2006:169). Dari arti katanya, dapat diambil suatu pengertian bahwa dekorasi
terkait dengan kegiatan hiasmenghias atau suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memperindah sesuatu. Pengertian dekorasi interior disebutkan sebagai berikut: Dekorasi
interior umumnya mengacu pada sesuatu yang berhubungan dengan hasil akhir,
permukaan, furnitur, dan penutup dinding.
Dekorasi menurut KBBI berarti hiasan atau perhiasan sementara dari ruangan,
gedung, jalan, dan sebagainya. Dekorasi dilakukan untuk menghias ruangan pada acara
tertentu misalnya adalah acara pernikahan, lamaran, dan ulang tahun. Desain interior
dapat menampilkan ciri khas tertentu pada suatu ruangan dengan mengaplikasikannya
(Rucitra, 2017).
Ruang merupakan unsur utama dalam desain interior. Melalui volume ruang, manusia
tidak hanya bergerak tetapi juga melihat bentuk-bentuk, mendengar berbagai suara,
merasakan hembusan angin dan hangatnya sinar matahari, mencium harumnya bunga-
bunga yang mekar. Bruno Zevi (1974) menjelaskan bahwa interior adalah ruang yang
tak dapat ditampilkan secara lengkap dalam bentuk apapun dan hanya dapat dipahami
dan dirasakan melalui pengalaman langsung. Memahami ruang, mengetahui bagaimana
melihatnya, merupakan pengalaman tersendiri bagi manusia.
Jadi dekorasi interior secara umum terkait dengan sesuatu yang menyangkut
finishing (pengecatan, pelapisan), pengolahan permukaan, penataan perabot dan
pelapisan dinding. Meskipun dekorasi. adalah merupakan elemen kunci dari sebuah
desain interior, akan tetapi tidak secara khusus memperhatikan interaksi dan kebiasaan
manusia yang merupakan bidang kerjanya desainer interior. Pelaku kegiatan dekorasi
disebut dekorator, dari kata dalam bahasa Inggris: yang berarti penghias, sementara
diartikan sebagai penghias ruang (Echols & Shadily, 2006:269). Meskipun hanya
bertugas menghias ruang, seorang dekorator interior dapat pula bekerja di berbagai
bidang perancangan dan bekerja bersama dengan desainer interior dalam melakukan
kegiatan perancangan seperti merancang dan mendesain ulang tata ruang toko.

3
Dekorasi interior lebih kecil lingkup kerjanya, dan merupakan bagian kecil dari
pekerjaan desain interior. Dekorasi interior secara umum terkait dengan pelapisan
elemen interior yaitu pelapisan lantai, dinding maupun perabotannya serta penataan
perabot berikut asesorisnya. Tidak ada peraturan pemerintah yang mengatur pekerjaan
dekorator dan tidak diperlukan persyaratan pendidikan formal, bahkan setiap orang
yang memiliki bakat dan minat dapat belajar sendiri melalui majalah atau media lain
untuk menjadi dekorator interior.
Maka dari itu dapat diuraikan bahwa dekorasi ruang adalah penataan yang berkaitan
dengan cara untuk menghiasi bagian interior ruangan dengan indah. Hal ini identik
sebagai proses finishing atau penyempurnaan penataan interior, namun tidak
memperhatikan sisi psikologis penghuni ruangan tersebut.
2.2 Perancangan Ruang Tak Bergerak (Ruang Luar)

Konsep Perancangan Desain Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang
menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya.
Konsep berisi suatu gagasan / ide yang relative dan bermakna, suatu pengertian tentang
suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian
terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan
persepsi terhadap objek / benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu
gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya.
John Burch & Gary Grudnitski Perancangan Desain sistem dapat didefinisikan
sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
Konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman
dengan objek atau kejadian tertentu. Dengan menggunakan definisi pembentukan
konsep, suatu pernyataan konsepsi dalam suatu bentuk yang berguna untuk
merencanakan suatu unit pengajaran ialah suatu deskripsi tentang sifat-sifat suatu
proses, struktur atau kualitas yang dinyatakan dalam bentuk yang menunjukkan apa
yang harus digambarkan atau dilukiskan sehingga mahasiswa dapat melakukan persepsi
terhadap proses, struktur atau kualitas bagi dirinya sendiri. Produk yang dirancang tentu
tidak dapat terlepas dari unsur-unsur desain yang mendukung, diantaranya: bentuk,
ukuran, warna dan bahan materialnya sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh
sasarannya dan pengguna.

4
 Tinjauan Tentang Ruang Tak Bergerak (Ruang Luar)
Ruang luar dapat diartikan sebagai ruang yang dibatasi oleh alam hanya pada
bidang alas dan dindingnya saja, untuk atap tidak ada batasnya. Pada perancangan ruang
arsitektur yaitu ruang luar ini, perancangan bidang alas dan dinding menjadi perhatian
khusus dimana akan sangat mempengaruhi hasil rancangan dan efek yang akan timbul.
Terdapat beberapa aspek perancangan ruang luar, seperti :
1). Lantai
Pemilihan bahan material yang digunakan dalam bidang alas pada ruang luar
tentunya berbeda dengan yang digunakan pada ruang dalam. Penggunaan material ini
tergolong keras seperti material batu, conblock, batu bata, kerikil, dan material keras
lainnya yang dapat diaplikasikan pada ruang luar yang nantinya akan digunakan untuk
penutup atau pelindung baik untuk manusia atau kendaraan. Pemakaian material yang
tepat akan sangat bermanfaat pada saat ruang luar mengalami perawatan, seperti
material dengan tingkat kekuatan yang keras akan tahan lebih lama karena dapat
menahan beban dari luar yang diterimanya dari objek yang melintasi area tersebut.
Sedangkan untuk daerah yang bukan merupakan daerah perlintasan, dapat
menggunakan material yang lunak, seperti tanah ataupun rerumputan.
2). Dinding
Dinding pada ruang luar dapat dibedakan menjadi 3 jenis yang berbeda, yaitu
sebagai berikut :
1). Dinding Massif
Merupakan dinding dalam yaitu dinding batu bata ataupun dari material lain yang
memiliki ketinggian tertentu yang memisahkan ruang luar dan ruang dalam atau ruang
luar yang dikelilingi dengan ruang luar lainnya.
2). Dinding Transparan
Dinding ini berupa pepohonan atau pagar. Dinding ini merupakan dinding yang
tidak menutupi atau membatasi keseluruhan, namun hanya sebagian dan masih
memungkinkan untuk orang melihan ke ruangan lain melalui celah tersebut.
3). Dinding Semu (Imajiner)
Dinding semu ini bersifat subjektif, karena merupakan hasil dari perasaan pengamat.
Dinding jenis ini tidaklah berbentuk nyata, namun tetap membatasi ruang luar satu
dengan ruang luar yag lainnya. Sebagai contoh sungai, batas laut, dan lain sebagainya.

5
Menurut sifat dan jenisnya, ruang luar dibedakan menjadi 3 jenis yaitu sebagai
berikut :
a. Menurut Kesan Fisik
- Ruang Positif
Merupakan ruang yang dikelilingi oleh objek atau bangunan dan memiliki fungsi
untuk mewadahi kegiatan yang diingikan oleh perancangnya.
- Ruang Negatif
Merupakan ruang yang menyebar, dan tidak memiliki lingkup apapun. Ruangan
ini tercipta tanpa direncanakan.
b. Menurut Sifat Sosial
- Ruang Sosiofugal
Ruang ini diciptakan untuk memisahkan individu satu dengan yang lainnya, agar
memiliki kesan privat. Dan ruangan ini memiliki beberapa berabot yang terlihat sangat
jelas.
- Ruang Sosiofetal
Ruang luar ini memiliki kecenderungan terpusat pada satu daerah tertentu, dimana
ruang atau area tersebut lebih difungsikan untuk kelompok-kelompok manusia dalam
melakukan interaksi sosial.
c. Menurut Aktivitas atau Kegiatan
- Ruang Gerak
Ruang gerak juga masih dibagi mejadi beberapa macam, seperti ruang yang
membuat pengunjung bergerak dengan mengikuti sebuah alur yang telah di buat, ruang
dengan alur yang beragam ataupun ruang yang direncanakan untuk mewadahi sebuah
kegiatan seperti olah raga atau kegiatan dinamis lainnya.
- Ruang Diam
Ruang diam ini merupakan ruangan yang direncanakan untuk kegiatan-kegiatan
yang lebih bersifat pasive, seperti ruang pidato, ruang baca, ruang diskusi, ruang duduk
atau istirahat, dan ruang lain yang bersifat statis.
Unsur lain yang sering ditemui dalam perancangan ruang luar adalah Air.
Penggunaan unsur air sebagai bagian dari perancangan sudah banyak dilakukan pada
bangunan, baik penggunaan secara utama ataupun secara estetik yang akan menambah
keinfahan dari ruang luar itu sendiri. Dalam buku interior design illustrated, dikatakan

6
bahwa dalam perancangan ruang luar, bangunan menjadi salah satu pembatas, bangunan
tersebut dapat berinteraksi dengan ruang luarnya dengan berbagai cara, Ruang luar ini
dapat muncul bersamaan dengan alam sekitar.
2.3 Perancangan Ruang Bergerak (Ruang Dalam)
 Tinjauan Tentang Ruang Dalam

Pengertian desain interior menurut Francis D. K. Ching (2002: 46), Desain


interior dalam perencanaan, tata letak, dan desain ruang interior di dalamnya
bangunan. Pengaturan fisik ini memenuhi kebutuhan dasar kita akan tempat tinggal
dan perlindungan, mereka mengatur panggung dan mempengaruhi bentuk aktivitas
kita, mereka memelihara aspirasi kita dan mengungkapkan ide-ide yang menyertai
tindakan kita, mereka memengaruhi pandangan, suasana hati, dan kepribadian kita.
Tujuan desain interior, oleh karena itu, adalah peningkatan fungsional, pengayaan
estetika, dan peningkatan psikologis ruang interior.

Dari pendapat D.K. Ching diatas, diperoleh pengertian bahwa ruang lingkup
untuk desain interior hanya terbatas pada pengaturan tata letak dan desain ruang.
Elemen yang dilingkupi pada ruang dalam ini meliputi elemen dinding, elemen alas,
dan elemen atap atau plafon. Pengaturan-pengaturan pada ruang dalam bertujuan
untuk memperbaiki fungsi, memperkaya estetika yang akan berkaitan dengan
psikologi penggunanya atau penghuninya.

Ketentuan dalam Desain Ruang Dalam Dalam mendesain sebuah ruang dalam
atau sering disebut Interior, terdapat delapan prinsip perancangan, yaitu sebagai
berikut :

1. Unity dan Harmoni


2. Keseimbangan (Balance)
3. Pusat perhatian (center point)
4. Ritme
5. Detail
6. Skala dan Proporsi
7. Warna
8. Fungsional dan Ergonomis
2.4 Perancangan Dekoratif

Perancangan Dekoratif merupakan elemen-elemen yang dapat berfungsi untuk


menambah estetika di dalam ruang. Sebagai contohnya yaitu dinding yang dilengkapi
panel. Ada dua pendekatan yang dilakukan dalam perancangan elemen dekoratif:

7
1). Pendekatan secara aspek teknologi
Merujuk pada pemakaian teknologi dalam perancangan elemen dekoratif yang
dibagi atas teknologi manual dan mesin.
2). Pendekatan secara gaya desain
Pendekatan secara faktor status sosial, merujuk pada fungsi lain yang
mengutamakan “nilai‟ atau esensi yang terdapat dalam elemen dekoratif.
Perancangan Dekoratif bersifat menghias, misalkan mendesain hiasan pesta
pernikahan, mendesain pesta ulang tahun. Untuk membawa kita pada pemahaman yang
lebih lanjut, mengetahui elemen-elemen atau unsur-unsur dasar pembentuk interior
adalah hal utama yang harus diketahui. Mengetahui unsur pembentuk, berarti
mengetahui juga hal apa saja yang dapat dirancang untuk membuat desain yang baik.
Karena desain interior adalah salah satu cabang ilmu dari seni rupa, maka elemen-
elemen serupa dari elemen seni rupa juga dapat ditemukan, seperti: garis, titik, bidang,
tekstur, warna, ruang, dsb. Namun desain interior memiliki elemen unik dan spesifik
yang harus diperhatikan ketika merancangnya.
Elemen-Elemen Desain Interior:
1. Lantai
Lantai merupakan batas bawah bagi interior sebuah ruang. Lantai terbentang secara
horizontal. Banyak treatment yang dapat diterapkan pada lantai mulai dari: jenis
material, perbedaan ketinggian lantai, dan pengaplikasian bentuk
2. Dinding

8
Dinding merupakan elemen interior yang menyekat interior ruang. Dinding
membentang secara vertikal dan merupakan bidang paling dominan dalam ruang
bangunan. Dinding dapat diaplikasikan dengan berbagai jenis material finishing,
material pembentuk, pencahayaan, dll.
3. Langit-Langit
Langit-langit merupakan pembatas interior yang terbentang secara horizontal di bagian
atas interior. Langit-langit dapat dimodifikasi mulai dari penggunaan jenis materialnya,
perbedaan ketinggian, dan varian bentuk.
4. Elemen Estetis
Interior harus mengandung elemen estetis yang mengacu pada prinsip desain seperti
proporsi, skala ruang, keseimbangan, dan kesatuan ruang. Jika memungkinkan suatu
interior harus diberi benda seni yang bernilai estetis untuk memperindahnya
5. Elemen Bukaan
Yang dimaksud dengan bukaan pada elemen ruang adalah jendela, pintu, dan lubang
ventilasi. Dengan perancangan bukaan yang baik, maka akan berjalan sirkulasi udara
yang baik, sehingga ruangan menjadi nyaman dan sehat
6. Elemen Cahaya
Interior ruang memerlukan pencahayaan yang cukup intensitasnya. Terang di sebagian
tempat, atau ada opsi pengontrol untuk meredupkannya juga. Ambience ruang akan
terbentuk dengan adanya pengaplikasian pencahayaan yang baik.
Setelah mengetahui elemennya, mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam membuat unsur
interior juga akan sangat berpengaruh bagi ruang gerak kreasi kita dalam bidang ini.
Prinsip-prinsip desain interior mengikuti prinsip desain seperti: Kesatuan,
Keseimbangan, Kontras, dll.

9
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dapat diambil suatu pengertian bahwa dekorasi terkait dengan kegiatan hias
menghias atau suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperindah sesuatu. Pengertian
dekorasi interior disebutkan sebagai berikut: Dekorasi interior umumnya mengacu pada
sesuatu yang berhubungan dengan hasil akhir, permukaan, furnitur, dan penutup
dinding. Dekorasi interior secara umum terkait dengan pelapisan elemen interior yaitu
pelapisan lantai, dinding maupun perabotannya serta penataan perabot berikut
asesorisnya.
Ruang luar dapat diartikan sebagai ruang yang dibatasi oleh alam hanya pada bidang
alas dan dindingnya saja, untuk atap tidak ada batasnya. Pada perancangan ruang
arsitektur yaitu ruang luar ini, perancangan bidang alas dan dinding menjadi perhatian
khusus dimana akan sangat mempengaruhi hasil rancangan dan efek yang akan timbul.
ruang lingkup untuk desain interior hanya terbatas pada pengaturan tata letak dan desain
ruang. Elemen yang dilingkupi pada ruang dalam ini meliputi elemen dinding, elemen
alas, dan elemen atap atau plafon. Pengaturan-pengaturan pada ruang dalam bertujuan
untuk memperbaiki fungsi, memperkaya estetika yang akan berkaitan dengan psikologi
penggunanya atau penghuninya. Perancangan Dekoratif bersifat menghias, misalkan
mendesain hiasan pesta pernikahan, mendesain pesta ulang tahun. Untuk membawa kita
pada pemahaman yang lebih lanjut, mengetahui elemen-elemen atau unsur-unsur dasar
pembentuk interior adalah hal utama yang harus diketahui. Mengetahui unsur
pembentuk, berarti mengetahui juga hal apa saja yang dapat dirancang untuk membuat
desain yang baik.
3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu agar makalah ini dapat menjadi referensi atau
rujukan bagi mahasiswa lainnya. Bagi mahasiwa yang mengambil mata kuliah ini
agar lebih mendalami materi ini sebagai telaah dalam mencapai kesempurnaan mata
kuliah ini. Saran dan kritik juga kami harapkan dari para pembaca guna
mencapai kesempurnaan dalam makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, D. R. S. (2008). Antara Desain Interior Dan Dekorasi Interior Sebuah
Kajian Komparatif. LINTAS RUANG: Jurnal Pengetahuan dan Perancangan
Desain Interior, 2(3).

Tjiasmanto, B. (2017). Perancangan modular panel dekoratif berbahan dasar rotan untuk
interior bangunan komersial. Intra, 5(2), 286-295.

Rokhman, A. (2017). Perancangan Web Masjid Raudhatul Jannah Makassar. vol, 8,


167-173.

Panero, J. (1979). Dimensi Manusia & Ruang Interior. Erlangga.

Rochmah, U. E. N., & Rakhmadi, A. (2016). Penggunaan Augmented Reality Untuk


Mensimulasikan Dekorasi Ruangan Secara Real Time. Techno. Com, 15(4), 312-
319.

Sari, S. M. (2005). Implementasi Pengalaman Ruang dalam Desain Interior. Dimensi


Interior, 3(2).

11

Anda mungkin juga menyukai