Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH 5 KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Dosen Pembimbing: Dr. Drs. Sukamto, M.Pd.

KELOMPOK 2:

1. M. Fikri Alamsyah 201101010062


2. Nur Afni Mega Putri 202101010032
3. Fitrotin Nafiqoh 202101010014
4. Agam Pratama 202101010003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI
ACHMAD SIDDIQ JEMBER
2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas limpahan rahmatnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yaitu Teknologi
Pembelajaran. Penyusunan tugas ini tidak akan terwujud apabila tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, dengan setulusnya penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Semoga amal baik yang telah
diberikan, khususnya kepada penulis dicatat sebagai amal kebaikan disisi Allah SWT.

Tidak lupa juga ucapan terima kasih kami berikan kepada Ibu selaku dosen yang
membimbing mata kuliah Teknologi Pembelajaran dan Teman – teman dari kelompok 2
yang ikut terlibat dalam pembuatan makalah ini

Secara pribadi penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan, karenanya saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan,
demi kesempurnaan tulisan ini. Mudah-mudahan karya sederhana ini sedikit memberi
manfaat, baik bagi penulis sendiri maupun pembaca secara umum.

Akhirnya sekali lagi dengan iringan harapan, semoga karya sederhana ini dapat
memberi manfaat kepada setiap pembaca dan diridhoi Allah S.W.T. Amin .

Jember, September 2022

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2

A. Definisi TEP.................................................................................................................2
1. Kawasan Desain......................................................................................................2
2. Kawasan Pengembangan........................................................................................3
3. Kawasan Pemanfaatan............................................................................................3
4. Kawasan Pengelolaan.............................................................................................5
5. Kawasan Evaluasi...................................................................................................6
6. Rumusan Definisi 2004..........................................................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemahaman akan teknologi dalam konteks pendidikan dan pembelajaran kadang
banyak di pengaruhi oleh bias konsep. Dalam arti pemahaman terhadap teknologi itu sendiri
kadang cenderung mengarah pada perangkat dan sistem otomatis yang sifatnya hardware,
padahal pemahaman terhadap hakikat teknologi dalam konteks pendidikan dan pembalajaran
justru diarahkan pada aplikasi dari teknologi sebagai ide tentang rancangan bangunan dan
hasil pikiranya. Demikian juga dalam telaah mengenai teknologi pembelajaran. Dimana di
dalamnya terdapat pemahaman terhadap teknologi dan pembelajaran. Pembelajaran yang
mengadopsi hasil pikir dan rancang bangunan suatu ide yang di wujudkan dalam produk
tertentu dan memberikan kemudahan dalam pembelajaran, maka itulah salah satu
pemahaman terhadap teknologi pembelajaran.
Disamping pemahaman intinya yang lain bahwa teknologi pembelajaran itu
sendiri merupakan suatu teknologi, yaitu teknologi sebagai ide dan rancang bangun tentang
bagaimana suatu proses pembelajaran bisa berkualitas melalui pengukuran efektivitas dan
efisiensi, serta akselerasi pencapaian perubahan perilaku peserta didik, atau warga belajar.
Definisi tahun 1994, teknologi pembelajaran dirumuskan dengan berlandasan pada lima
bidang garapan bagi teknologi pembelajaran, yaitu; desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan penilaian atau evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kawasan Desain?
2. Bagaimana Kawasan Pengembangan?
3. Bagaimana Kawasan Pemanfaatan?
4. Bagaimana Kawasan Pengelolaan?
5. Bagaimana Kawasan Evaluasi?
6. Bagaimana Rumusan Definisi 2004?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Kawasan Desain.
2. Untuk Mengetahui Kawasan Pengembangan.
3. Untuk Mengetahui Kawasan Pemanfaatan.
4. Untuk Mengetahui Kawasan Pengelolaan.
5. Untuk Mengetahui Kawasan Evaluasi.
6. Untuk Mengetahui Rumusan Definisi 2004.
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi TEP
Definisi TEP merupakan cakupan keluasan kawasan TEP. Menurut Seels dan Richey
(1994) mengemukakan pembaruan konsep TEP adalah teori dan praktik dalam desain
pengembangan pemanfaatan dan pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber belajar.
Definisi teknologi pembelajaran tahun 1994 dengan sangat jelas mengemukakan
bidang garapan teknologi pembelajaran berada pada cakupan desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan dan evaluasi. Penjabaran cakupan (taksonomi) di dalam definisi
tersebut mempunyai tujuan agar aplikasi dalam teknologi pembelajaran dengan jelas
tergambar dan terencana, sehingga aplikasi dalam teknologi pembelajaran terorganisasi
dengan baik. Bloom (1956: 10-11) mengemukakan bahwa tujuan utama membuat taksonomi
adalah untuk memiliki lambang-lambang yang sesuai. Mendefinisikannya yang tepat dan
dapat digunakan, serta mendapatkan konsensus dari kelompok yang akan menggunakannya.
Adanya struktur taksonomi yang mutakhir sangat penting bagi perkembangan masa
depan teknologi pembelajaran. Di samping itu bidang ini memerlukan kesamaan kerangka
konseptual dan kesepakatan dalam peristilahan. Tanpa adanya kerangka ini, maka sangatlah
sulit untuk membuat generalisasi bahkan untuk berkomunikasi antar bidang sekalipun itu.
Beberapa pendekatan taksonomi teknologi pembelajaran yang terdahulu menggunakan
pendekatan fungsional. Definisi teknologi pembelajaran tahun 1977 mengusulkan bahwa
fungsi-fungsi pengelolaan pembelajaran dan fungsi-fungsi pengembangan pembelajaran
beroperasi sebagai komponen-komponen dalam sistem pembelajaran.
Setiap kawasan dalam teknologi pembelajaran memiliki kontribusi terhadap kawasan
lainnya, baik dalam proses penelitian maupun aplikasi lapangan. Setiap kali digunakan
bersama dalam aplikasi tiap kawasan teknologi pembelajaran. Oleh karenanya teknologi
pembelajaran selalu berorientasi kepada teori sistem. Teknologi pembelajaran memandang
permasalahan dalam pembelajaran secara holistik atau menyeluruh, sehingga suatu aplikasi
dalam teknologi pembelajaran tidak akan pernah lepas dari semua kawasan saja.
1. Kawasan Desain
Kawasan yang pertama mencakup penerapan dari gagasan, prinsip dan tata cara
dalam melakukan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara
terurut menurut sistem yang dapat diilustrasikan. Dengan kata lain kawasan desain adalah
metode yang digunakan untuk menentukan suasana belajar untuk mencapai strategi dan
hasil dari pembelajaran.
2
Kawasan perencanaan memiliki cikal bakal dari gerakan psikologi pembelajaran
yang terdapat faktor-faktor pemicu sebagai berikut 1:
a. Terdapat artikel dari BF skinner yang dikutip oleh warsita yaitu teori pembelajaran
berprogram
b. Dalam buku Herbert Simon yang dikutip Persita yang memaparkan karakter umum
dari ilmu pengetahuan tentang desain.
c. Menurut Warsita adanya pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram.

2. Kawasan Pengembangan
Terdapat faktor pendorong yang mengakibatkan adanya kawasan pengembangan
diantaranya pesan yang didorong, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori,
manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak dan bahan
pembelajaran. Pengembangan adalah proses penyalinan rincian desain ke dalam bentuk
fisik, dalam kawasan teknologi pengembangan mencakup :
a. Teknologi cetak
b. Teknologi audio visual
c. Teknologi berbasis komputer
d. Teknologi terpadu

3. Kawasan Pemanfaatan
Domain yang ketiga dalam kawasan teknologi pembelajaran ialah domain atau
kawasan pemanfaatan. Pemanfaatan adalah penggunaan yang sistematis dari sumber
untuk belajar.2 Sedangkan dalam definisi lainnya yang dikemukakan oleh Seels dan
Richey mengatakan, pemanfaatan disini juga dapat diartikan sebagai aktivitas
menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Secara umum, definisi dari pemanfaatan
merupakan tindakan menggunakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan
media untuk meningkatkan suasana pembelajaran.3 Adapun kawasan pemanfaatan ini
memiliki peranan yang sangat penting dalam teknologi pembelajaran karena didalamnya
membicarakan mengenai keterkaitan antara pembelajar dengan sumber atau bahan
pembelajaran maupun dengan sistem pembelajaran. Bahan pembelajaran, sistem
pembelajaran, penyiapan media pembelajaran serta desain media pembelajaran yang

1
Warsita,B,2013,Pengembangan Definisi…10
2
Haryanto, Teknologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2015), hal 83.
3
Bambang Warsita, Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran Serta Perannya dalam
Pemecahan Masalah Pembelajaran, Jurnal KWANGSAN Vol.1-Nomor 2 (Desember 2013), 84.
3
sebelumnya sudah di buat dan di rancang dengan sedemikian rupa tentu tidak akan ada
artinya apabila tidak dimasukkan ke dalam kawasan pemanfaatan ini.

Di dalam kawasan pemanfaatan ini terdapat 4 kategori didalamnya, yakni


diantaranya:4

1. Pemanfaatan Media
Pemanfaatan media ialah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk
belajar. Sedangkan proses pemanfataan media merupakan proses pengambilan
keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Dalam pemanfaatan
media pembelajaran ini pendidik dapat menggunakan media pembelajaran apa saja,
baik itu media pembelajaran yang berbentuk visual, audio, maupun audiovisual yang
tentu tujuannya adalah untuk memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Akan tetapi, perlu di ketahui bahwasanya dalam pemilihan dan pemanfaatan media
pembelajaran ini pendidik juga di tuntut untuk bisa mempertimbangkannya dengan
karakteristik peserta didik, karena antara peserta didik yang satu dengan peserta didik
lainnya tentu memiliki gaya belajar, kecerdasan, dan daya tangkap yang berbeda.
Selain mempertimbangakan karakteristik peserta didik di atas dalam pemilihan dan
pemanfaatan media pembelajaran ini, masih ada beberapa hal juga yang dapat menjadi
pertimbangan bagi pendidik dalam memilih dan menetapkan media pembelajaran yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran yakni diantaranya mempertimbangkan
kumpulan sumber daya yang tersedia, keberagaman peserta didik, dan juga tujuan
pembelajaran yang ingin di capai.
2. Difusi Inovasi
Difusi inovasi merupakan proses berkomunikasi melalui strategi yang
terencana dengan tujuan untuk di adopsi. Adapun tujuan akhir yang ingin di capai dari
adanya difusi inovasi ini adalah adanya perubahan. Rogers (1983) melakukan studi
tentang studi difusi inovasi yang mencakup berbagai di siplin ilmu. Dari hasil studi
tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan tergantung pada upaya
membangkitkan kesadaran, keinginan mencoba, dan mengadopsi inovasi. Dalam hal
ini penting dilakukan proses desiminasi, yaitu sengaja dan sistematis untuk membuat
orang lain sadar adanya suatu perkembangan dengan cara menyebarkan informasi.
Desiminasi inilah yang menjadi tujuan awal dari difusi inovasi.
3. Implementasi dan Institusionalisasi
4
Bambang Warsita, Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran Serta Perannya dalam
Pemecahan Masalah Pembelajaran, Jurnal KWANGSAN Vol.1-Nomor 2 (Desember 2013), 85-87.

4
Menurut Seels dan Richey, implementasi dan institusionalisasi dalam kawasan
pemanfaatan adalah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang
sesungguhnya (bukan tersimulasikan). Sedangkan institusionalisasi sendiri merupakan
penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur
atau budaya organisasi. Adapun tujuan dari implementasi dan institusionalisasi ini
adalah menjamin penggunaan yang benar oleh individu dalam organisasi. Sedangkan
tujuan dari institusionalisasi adalah mengintegrasikan inovasi dalam struktur
kehidupan organisasi.
4. Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan yang mempengaruhi difusi
dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Adapun kebijakan dan regulasi ini dapat
mempengaruhi pemanfaatan maupun penggunaan teknologi itu sendiri. Contohnya
adalah seperti adanya kebijakan atau aturan hak cipta yang biasanya terdapat pada
teknologi baik itu teknologi cetak atau visual contohnya buku, teknologi audio,
teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer, maupun teknologi terpadu.

4. Kawasan Pengelolaan
Domain keempat dalam teknologi pembelajaran adalah kawasan pengelolaan.
Kawasan pengelolaan merupakan bagian integral dalam teknologi pembelajaran.
Pengelolaan merupakan sebuah pengendalian teknologi pembelajaran melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan.5 Kawasan
pengelolaan ini bermula dari administrasi pusat media, program media,dan pelayanan
pemanfaatan media.
Dalam kawasan pengelolaan ini terdapat 4 kategori garapan, yakni diantaranya:6
1. Pengelolaan Proyek
Menurut Seels dan Richey, pengelolaaan proyek ini meliputi perencanaan,
monitoring, pengendalian proyek desain, dan pengembangan. Pengelolaan proyek ini
yaitu memimpin pekerjaan yang harus selesai dalam kurun waktu tertentu. Adapun
pengelolaan proyek ini berbeda dengan pengelolaan tradisional (line and staff
management) karena: a.) staf proyek mungkin baru, yaitu untuk tim jangka pendek, b.)
pengelola proyek biasanya tidak memiliki waktu jangka panjang atas orang karena
sifat tugas mereka yang sementara, dan c.) pengelola proyek memiliki kendali dan
fleksibilitas yang lebih luas dari yang biasa terdapat pada organisasi garis dan staf.

5
Haryanto, Teknologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2015), hal 93.
6
Haryanto, Teknologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2015), hal 94-95.
5
Para pengelola proyek ini bertanggung jawab atas perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis proyek yang lain. Mereka
harus melakukan negoisasi,menyusun anggaran, membentuk sistem pemantauan
informasi, serta menilai kemajuan.
2. Pengelolaan Sumber
Kategori kedua dalam kawasan pengelolaan adalah pengelolaan sumber.
Adapun pengertian dari sumber ini sendiri dapat mencakup personil keuangan, bahan
baku, waktu, fasilitas, dan sumber pembelajaran. Pengelolaan sumber adalah mengatur
bagaimana memanfaatkan dengan optimal sumber yang ada. Sedangkan adapun
kegiatan atau proses dalam pengelolaan sumber ini dapat mencakup perencanaan,
pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayan sumber.
3. Pengelolaan Sistem Penyampaian
Kemudian kategori selanjutnya ialah pengelolaan sistem penyampaian.
Pengelolaan sistem penyampaian ini dapat mencakup perencanaan, pengendalian “cara
bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan”. Pengelolaan sistem
penyampaian memberikan perhatian pada permasalahan produk seperti persyaratan
perangkat keras atau lunak dan dukungan teknis terhadap pengguna maupun operator.
Pengelolaan ini juga memperhatikan permasalahan proses seperti pedoman bagi
desainer dan instruktur maupun pelatih.
4. Pengeloaan Informasi
Pengelolaan informasi merupakan kategori terakhir dalam kawasan
pengelolaan. Pengelolaan informasi di sini dapat meliputi perencanaan, pemantauan,
dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman atau pemindahan atau pemrosesan
informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan pembelajaran. Pentingnya
pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk mengadakan revolusi kurikulum
dan aplikasi desain pembelajaran. Pertumbuhan ilmu maupun industri pengetahuan di
luar sana yang saat ini dapat diakomodasikan menunjukkan bahwa hal ini merupakan
bidang yang sangat penting bagi teknologi pembelajaran di masa yang akan datang,
karena sistem pengelolaan informasi ini merupakan komponen penting dalam
teknologi pembelajaran.

5. Kawasan Evaluasi
Evaluasi merupakan proses menentukan kesesuaian antara materi pelajaran dan
proses belajar. Evaluasi dimulai dengan analisis problem yang merupakan langkah awal

6
penting dalam pengembangan dan evaluasi isi pelajaran karena tujuan dan kendalanya
diklarifikasi selama langkah ini dilaksanakan.
Dalam kawasan evaluasi dibedakan pengertian antara penilaian program, proyek,
dan produk. Penilaian program merupakan evaluasi yang menaksir kegiatan pendidikan
yang memberikan pelayanan secara berkesinambungan dan sering terlibat dalam
penyusunan kurikulum. Sebagai contoh misalnya penilaian untuk program membaca
dalam suatu wilayah persekolahan, program pendidikan khusus dari pemerintah daerah,
atau suatu program pendidikan berkelanjutan dari suatu universitas. Penilaian proyek,
evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara khusus guna melakukan suatu
tugas tertentu dalam suatu kurun waktu. Contoh suatu lokakarya 3 hari mengenai tujuan
perilaku. Kunci perbedaan antara program dan proyek ialah bahwa program diharapkan
berlangsung dalam yang tidak terbatas, sedangkan proyek biasanya diharapkan berjangka
pendek. Proyek yang dilembagakan dalam kenyataannya menjadi program. Penilaian
bahan (produk pembelajaran) merupakan evaluasi yang menaksir kebaikan atau manfaat
isi yang menyangkut benda-benda fisik, termasuk buku, pedoman kurikulum, film, pita
rekaman, dan produk pembelajaran lainnya.
Kawasan evaluasi terdiri dari:
1. Analisis masalah.
Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan
menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Telah
lama para evaluator yang piawai berargumentasi bahwa penilaian yang seksama mulai
saat program tersebut dirumuskan dan direncanakan. Bagaimanapun baiknya anjuran
orang, program yang diarahkan pada tujuan yang tidak atau kurang dapat diterima
akan dinilai gagal memenuhi kebutuhan. Kegiatan penilaian ini meliputi identifikasi
kebutuhan, penentuan sejauh mana masalahnya dapat diklasifikasikan sebagai
pembelajaran, identifikasi hambatan, sumber dan karakteristik pembelajar, serta
penentuan tujuan dan prioritas.
2. Pengukuran Acuan Patokan
Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan
pembelajaran menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Penilaian acuan
patokan memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan,
sikap, atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan
dalam tes acuan patokan berarti dapat melaksanakan ketentuan tertentu, biasanya
ditentukan dan mereka yang dapat mencapai atau melampaui skor minimal tersebut

7
dinyatakan lulus. Pengukuran acuan patokan memberitahukan pada para siswa
seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang ditentukan.
3. Penilaian formatif dan sumatif
Penilaian formatif dan sumatif, berkaitan dengan pengumpulan informasi tetang
kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.
Penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk
pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan.
Penilaian formatif dilaksanakan pada waktu pengembangan atau perbaikan
program atau produk. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam lembaga
program dan biasanya tetap bersifat intern, akan tetapi penilaian ini dapat dilaksanakan
oleh evaluator dalam atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi.
Perbedaan antara formatif dan sumatif telah dirangkum dengan baik dalam sebuah
kiasan dari Bob Stake “Apabila juru masak mencicipi sup, hal tersebut formatif,
apabila para tamu mencicipi sup tersebut, hal tersebut sumatif. Penilaian sumatif
dilaksanakan setelah selesai dan bagi kepentingan pihak luar atau para pengambil
keputusan, sebagai contoh: lembaga penyandang dana, atau calon pengguna, walaupun
hal tersebut dapat dilaksanakan baik oleh evaluator dalam atau dalam untuk gabungan.
Untuk alasan kredibiltas, lebih baik evaluator luar dilibatkan daripada sekedar
merupakan penilaian formatif. Hendaknya jangan dikacaukan dengan penilaian hasil
(outcome) yang sekedar menilai hasil, bukannya proses hal tersebut dapat berupa baik
formatif maupun sumatif.
Metoda yang digunakan dalam penilaian formatif berbeda dengan penilaian
sumatif. Penilaian formatif mengandalkan pada kajian teknis dan tutorial, uji coba
dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Metoda pengumpulan data sering bersifat
informal, seperti observasi, wawancara, dan tes ringkas. Sebaliknya, penilaian sumatif
memerlukan prosedur dan metoda pengumpulan data yang lebih formal. Penilaian
sumatif sering menggunakan studi kelompok komparatif dalam desain kuasi
eksperimental.7

6. Rumusan Definisi 2004


Tekonologi Pembelajaran telah berkembang dari tahun ke tahun.
Setelah tahun 1994 kemudian meluncurkan defini terbaru yaitu tahun 2004,
7
Bambang Warsita, “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran Serta Perannya Dalam
Pemecahan Masalah Pembelajaran,” 88-91

8
dimana AECT meluncurkan definisi terbaru. AECT mendefinisikan teknologi
pembelajaran sebagai berikut: “Educational technology is the study and
ethical practice of facilitating learning and improving performance by
creating, using, and managing appropriate technological processes and
resources”.
Artinya: Teknologi pembelajaran merupakan studi dan etika praktik
untuk memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan,
menggunakan dan mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat.
Definisi teknologi pembelajaran diatas terdiri dari beberapa
komponen, antara lain:
1. Studi
Studi merupakan sebuah pemahaman, dimana dalam praktik teknologi
pembelajaran memerlukan konstruksi dan perbaikan pengetahuan yang
berkelanjutan melalui penelitian dan praktik.
2. Etika praktik
Mengacu pada standart etika praktis dimana diartikan oleh Komite
Etika AECT mengenai apa yang harus dilakukan oleh praktisi teknologi
pembelajaran.
3. Fasilitasi
Pergeseran paradigma kearah kepemilikan dan tanggung jawab
pembelajar yang lebih besar telah merubah peran teknologi dari
pengontrol menjadi pemfasilitasi.
4. Pembelajaran
Proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
5. Peningkatan
Peningkatan ini berkaitan dengan perbaikan produk, yang menyebabkan
pembelajaran lebih efektif.
6. Kinerja
Kinerja berkenaan dengan kesanggupan pembelajar untuk menggunakan
dan mengaplikasikan kemampuan yang baru didapatkan.8

BAB III

8
AECT, 2004
9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Definisi teknologi pembelajaran tahun 1945 dengan sangat jelas mengemukakan
bidang garapan teknologi pembelajaran berada pada cakupan desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan dan evaluasi. Penjabaran cakupan (taksonomi) di dalam definisi
tersebut mempunyai tujuan agar aplikasi dalam teknologi pembelajaran dengan jelas
tergambar dan terencana, sehingga aplikasi dalam teknologi pembelajaran terorganisasi
dengan baik.
Kawasan desain adalah metode yang digunakan untuk menentukan suasana belajar
untuk mencapai strategi dan hasil dari pembelajaran. Kedua Kawasan pengembangan, faktor
pendorong yang mengakibatkan adanya kawasan pengembangan diantaranya pesan yang
didorong, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, manifestasi fisik dari teknologi
perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran. Ketiga dalam kawasan teknologi
pembelajaran ialah domain atau kawasan pemanfaatan. Pemanfaatan adalah penggunaan
yang sistematis dari sumber untuk belajar. Keempat dalam teknologi pembelajaran adalah
kawasan pengelolaan. Kawasan pengelolaan merupakan bagian integral dalam teknologi
pembelajaran. Pengelolaan merupakan sebuah pengendalian teknologi pembelajaran melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan. Kelima
Kawasan evaluasi. Evaluasi merupakan proses menentukan kesesuaian antara materi
pelajaran dan proses belajar.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta kritik
yang membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Andjani, Tisa Raky. “Definisi dan kawasan teknologi pembelajaran”. Jurnal program studi
pendidikan madrasah ibtidaiyah, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Haryanto. Teknologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press, 2015

Warsita, Bambang. Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran Serta


Perannya dalam Pemecahan Masalah Pembelajaran, Jurnal KWANGSAN , Vol.1-
Nomor 2 (Desember 2013), 84-87.

Warsita, Bambang. “Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran Serta


Perannya Dalam Pemecahan Masalah Pembelajaran”. Jurnal Kwangsan 1, no 2,
Desember 2013.
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/article/view/6

Jurnal Edumaspul, 1 (1), April 2017 - 4Elihami; Andi Saharuddin

11

Anda mungkin juga menyukai