Anda di halaman 1dari 14

Makalah

PENGEMBANGAN MODEL ADDIE

DISUSUN

Kelompok : 2

1. Pratiwi Helingo 411417025


2. Siti Nurhayati 411417002
3. Rahmi Moh. Amin
4. Siti rahmawati Umar
5. Sismita Adam 411417109
6. Fikran Nurkamiden
7. Moh. I Afandi Syafrudin

KELAS C PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan


rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu. Shalawat dan salam senantiasa kita panjatkan untuk junjungan Nabi Muhammad
SAW yang kita harapkan syafaatnya di hari akhir nanti, aamiin. 
Penyusunan  makalah ini dibuat guna memenuhi tugas pada mata kuliah
pengembangan bahan ajar. Terima kasih atas bantuan kepada rekan-rekan yang telah
mendukung serta membantu selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini.
Penulis menyadari persiapan makalah   belum sempuna. Oleh sebab itu, penulis
memohon kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi dan perbaikan di masa
mendatang.

Gorontalo 25 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................3

1.3 Tujuan.............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5

2.1 Pengertian Kecerdasan Emosional..................................................................................5

2.2 Unsur-unsur Kecerdasan Emosional...............................................................................5

2.3 Hubungan antara Energi dan Emosi................................................................................7

2.4 Umpan Balik Emosi........................................................................................................9

2.5 Keterampilan Praktis Guru dalam Mengelola Emosi....................................................10

2.6 Menciptakan Masa Depan dengan Kecerdasan Emosional..........................................11

BAB III PENUTUP................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................13

3.2 Saran..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui saat ini, sebagian besar keadaan pembelajaran di sekolah-
sekolah kita masih sangat konvensional, seperti penyampaian materi hanya
diceramahkan, penyusunan materi yang sekedarnya atau materi hanya bersumber dari
buku-buku teks yang belum tentu sesuai dengan keadaan sekolahnya, padahal buku-buku
teks yang banyak beredar saat ini adalah produk nasional yang tidak memperhatikan
karakteristik tiap satuan pendidikan seperti yang dinginkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) yang lebih memperhatikan tiap-tiap satuan pendidikan.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan
mengembangkan materi pembelajaran sendiri, yang kemudian dipertegas malalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang
Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran
yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber
belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan pembelajaran
sebagai salah satu sumber belajar.
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Menurut pengertian sumber
belajar dari AECT dan Banks dalam Komalasari (2010:108) dinyatakan bahwa salah satu
komponen sumber belajar adalah bahan. Bahan merupakan perangkat lunak (software)
yang mengandung pesan-pesan belajar, yang biasanya disajikan menggunakan peralatan
tertentu. Contoh bahan ajar tersebut misalnya buku teks, modul, film, transparansi
(OHT), program kaset audio, dan program video. Bahan ajar disamakan dengan materi
ajar sebagaimana berdasar pada makna harfiah bahan dan materi dalam bahasa Inggris.
Bahan dalam bahasa Inggris berarti material. Begitu pula materi dalam bahasa Inggris
juga berarti material. Sebagaimana dikutip dari Kim bahwa bahan ajar atau materi
pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan. Sedangkan dalam permendiknas no. 41 tahun 2007
dinyatakan materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro¬sedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar atau materi ajar merupakan bagian dari sumber
belajar dimana terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau perangkat lunak
yang mengandung pesan pembelajaran yang disajikan menggunakan peralatan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengertian Model Pengembangan Addie?
2. Bagaimana Tahap Model Pengembangan Addie?
3. Apakah Kelebihan dan Kekurangan Model Pengembangan Addie?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Model Pengembangan Addie
2. Mengetahui Tahap Model Pengembangan Addie
3. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Model Pengembangan Addie
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pengembangan Addie


Sejak enam puluh tahun terkahir lebih dari 100 model pembelajaran bermunculan
masing-masing menganut satu atau beberapa teori belajar. Salah satu model desain
pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model ADDIE ADDIE merupakan
singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or
Delivery and Evaluations. Menurut langkah-langkah pengembangan produk, model ini
dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model,
strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.
Desain pembelajaran yang  sifatnya lebih generik adalah model ADDIE (Analysis-
Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang
dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi
pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif,
dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Pembelajaran model addie merupakan pembelajaran yang efektif dan efesien serta
prosesnya bersifat interaktif, dimana hasil evaluasi setiapa fase dapat membawa
pengembangan pembelajaran ke fase sebelumnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan
produk awal bagi fase berikutnya.
Model addie adalah jembatan antara peserta didik, materi, dan semua bentuk media,
berbasis teknologi dan bukan teknologi. Model ini mengasumsikan bahwa cara
pembelajaran tidak hanya menggunakan pertemuaan kuliah, buku teks, tetapi juga
memungkinkan untuk menggabungkan belajar di luar kelas dan teknologi ke dalam
materi pelajaran. Artinya, model ini memastikan pengembangan instruksional
dimaksudkan untuk membantu pendidik dalam pengembangan instruksi yang sistematis
dan efektif. Hal ini digunakan untuk membantu para pendidik mengatur proses
pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik.

2.2 Tahap Model Pengembangan Addie


Model addie didasarkan pada lima proses belajar bahwa:
1. Analysis (analisa)
2. Design (disain / perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Melalui lima tahapan ini dapat membantu kita mengajar juga peserta didik dapat
mengerti cara pembelajaran yang disebut model addie ataukah yang lain, yang dapat di
ilustrasikan sebagai berikut :
Di bawah ini merupakan skema mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan evaluasi
model ADDIE.

Gambar 1. Tahapan ADDIE

a. Analysis (analisa)
Analisis merupakan tahap pertama yang harus dilakukan oleh seorang
pengembang pembelajaran. Shelton dan Saltsman menyatakan ada tiga segmen yang
harus dianalisis yaitu siswa, pembelajaran, serta media untuk menyampaikan bahan
ajarnya. Langkah-langkah dalam tahapan analisis ini setidaknya adalah: menganalisis
siswa; menentukan materi ajar; menentukan standar kompetensi (goal) yang akan
dicapai; dan menentukan media yang akan digunakan (Fadli, 2012). Langkah analisis
melalui dua tahap, yaitu :

 Analisis Kinerja
Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah
masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program
pembelajaran atau perbaikan manajemen (Alik, 2010).
Contoh :
1. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan rendahnya kinerja individu
dalam organisasi atau perusahaan, hal ini diperlukan solusi berupa penyelenggaraan
program pembelajaran.
2. Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam bekerja
memerlukan solusi perbaikan kualitas manajemen.Misalnya pemberian insentif
terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta penyediaan fasilitas kerja yang
memadai (Alik, 2010).

 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan
kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk
meningkatkan kinerja atau prestasi belajar (Alik, 2010). Oleh karena itu, output yang
akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar,
identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci
didasarkan atas kebutuhan.

b. Design (desain/perancangan)
Yang kita lakukan dalam tahap desain ini, pertama,  merumuskan tujuan
pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic).
Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran
media danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu,
dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang
relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu
tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci. Desain
merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah
ini merupakan:
1) Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan
alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.
2) Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman belajar
yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran.
3) Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran
dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa?
4) Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilki siswa
dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa. Contoh pernyataan
kesenjangan kemampuan:
 Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah
mengikuti proses pembelajaran.
 Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar kompetensi
yang telah digariskan.

Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan - pertanyaan kunci diantaranya
adalah sebagai berikut :

 Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki oleh siswa setelah
menyelesaikan program pembelajaran?
 Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
mengikuti program pembelajaran?
 Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar dapat
melakukan unjuk kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - setelah
mengikuti program pembelajaran?

 Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam mendukung
program pembelajaran?

c. Development (pengembangan)

Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi


kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia
pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu langkah penting
dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji
coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan


model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi
kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain
mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran
yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program.
Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai.
Antara lain adalah :
1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
2) Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

Pada saat melakukan langkah pengembangan, seorang perancang akan membuat


pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya, Pertanyaan-
pertanyaannya antara lain :

 Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli untuk dapat digunakan dalam mencapai
tujuan pembelajaran?
 Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan siswa
yang unik dan spesifik?
 Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli dan dimodifikasi sehingga dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik?

 Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam menyelenggarakan program


pembelajaran?

d. Implementation (implementasi/eksekusi)

Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan  sistem pembelajaran


yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan
diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa
diimplementasikan. Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan
langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari
langkah ini antara lain :
1) Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.
2) Menjamin terjadinya pemecahan masalah / solusi untuk mengatasi kesenjangan
hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.
3) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki
kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - yang diperlukan. Pertanyaan-
pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang perancang program
pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi yaitu sebagai berikut :
 Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan dalam
penyampaian bahan atau materi pembelajaran?
 Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan
memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap
penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan?

e. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)

Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang
dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi
bisa terjadi pada  setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat
tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan
revisi.

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran


ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai
terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan
untuk mengetahui beberapa hal, yaitu :

1) Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.


2) Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari
keikutsertaan dalam program pembelajaran.
3) Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi
siswa setelah mengikuti program pembelajaran. Beberapa pertanyaan penting yang
harus dikemukakan perancang program pembelajaran dalam melakukan langkah-
langkah evaluasi, antara lain :
 Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini?
 Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program
pembelajaran?
 Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran?
 Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang telah dipelajari?
 Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap
prestasi belajar siswa?

Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dilakukan secara


sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang perancang program,
guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif,
efisien, dan menarik.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pengembangan Addie


Kekurangan dan Kelebihan Model Desain ADDIE ini sebagai berikut.
1. Kelebihan desain ADDIE
Model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis.
Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling
berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama
sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak
bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di
dahulukan. Karena kelima tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika
dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan
terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para
pendidik.
2. Kekurangan model desain ADDIE
Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu
yang lama. Dalam tahap analisis ini pendesain/ pendidik diharapkan mampu
menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis
menjadi dua yaitu analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini
yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap
pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena
akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya (Gusmayani,
2012).
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Model pembelajaran addie sangat membantu dalam merancang program belajar
mengajar dengan menggunakan berbagai jenis media. Model ini menggunakan beberapa
langkah, yaitu Analysis (analisa), design (disain/ perancangan), development
(pengembangan), implementation (implementasi/ eksekusi) dan evaluation (evaluasi/
umpan baik).  Kesemua langkah ini berfokus untuk menekankan atau pengajaran kepada
peserta didik dengan berbagai Styles Belajar, dan konstruktivis belajar yang dimana
peserta didik diwajibkan untuk melakukan interaksi dengan lingkungan mereka dan tidak
secara pasif menerima informasi tersebut.
Tahapan dalam model ADDIE :
Tahap Analisis (Analisys). Tahap ini merupakan dasar dari semua tahapan lainnya.
Dalam fase ini dilakukan analisis front-end atau penilaian kebutuhan pembelajaran,
menjelaskan kebutuhan pembelajaran dan menentukan tujuan (target pencapaian),
menganalisis karakteristik pebelajar (pengetahuan sebelumya, sifat, pengalaman dan
keterampilan). Output dari tahap ini termasuk tujuan pembelajaran, daftar tugas-tugas
yang harus diajarkan. Output pada tahap ini juga merupakan input bagi tahap disain
(design).
Tahap Disain/Perancangan (Design). Tahap ini terdiri dari kegiatan penyusunan
kerangka struktur isi pembelajaran. Tahap pengembangan/produksi (Development).
Tahap ini terdiri dari kegiatan pembuatan teks, grafik, audio, visual, animasi, dsb.
Tahap implementasi (implementation). Tujuan dari tahap ini adalah penyampaian
pembelajaran bisa berbasis kelas, laboratorium atau computer. Artinya tahap
implementasi terdiri dari kegiatan uji coba penafaatan produk pengembangan. Tahap
evaluasi (Evaluation). Pada tahap ini efesiensi dan efektifitas pembelajaran diukur
melalui kegiatan penilaian untuk mengukur validitas produk, bisa berupa evaluasi
formatif yang mencakup; observasi, interview, dan angket.

3.2 Saran
Makalah dan Media  Pembelajaran yang membahas tentang Model Pembelajaran
ADDIE ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam pengajaran maupun dalam
pembelajaran, sehingga dapat membantu berlangsungnya belajar mengajar. Walaupun
pembahasan yang saya buat belum memenuhi kriteria akan tetapi sedikitnya bisa membantu. 
DAFTAR PUSTAKA

ADDIE Instructional Design Model. Retrived December 20 2006.


Fromhttp://itsinfo.tamu.edu/workshops/handouts/pdf_handouts/addie.pdf
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group,
2009
Dadang Supriatna, Konsep Dasar Desain Pembelajaran, PUSAT PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN
KANAK KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA 2009
http://instructionaltheorycourse.blogspot.com/2009/02/1-introduction
Hannafin, M.J. & Peck, K.L. 1988. The design, development, and evaluation Of
instructional software. New York: Mc Millan Publishing Company
 Hasbullah, (2006) Implementasi E-Learning Dalam Pengembangan Pembelajaran di
Perguruan Tinggi (Proceeding), SNPTE 2006, UNY, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai