Anda di halaman 1dari 12

MEMAHAMI BERBAGAI MODEL INSTRUKSIONAL DAN

MENGIMPLEMENTASIKANNYA DALAM PERENCANAAN


PEMBELAJARAN

Dosen pengampuh : Wuri Dwiyati s.pd . M.pd


Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah perencanaan pembelajaran SD

Disusun oleh :
( Kelompok .3 )
Della Oktaviana Br.purba
( 2105101007 )
Andi Setia Tafanao
( 2105101012 )
Triman Jaya Lase
( 2105101006 )

PROGRAM STUDI PENDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AUDI INDONESIA
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kedapa TYME yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas dari Wuri Dwiyati S.pd M.pd selaku
Dosen mata kuliah Perencanaan Pembelajaran sd Makalah ini berisikan tentang pembelajaran
Memahami berbagai model instruksional dalam perencanaan pembelajaran di Sd penulis
menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun penulis harapan demi kesempurnaan, makalah ini. Akhirnya kata
penulis ucapkan Terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Masalah...................................................................................................3
D. Manfaat Penulis...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

A. Pengerian pengembanagan instruksional............................................................5


B. Model-model pengembangan..............................................................................6
C. Kelebihan model pembelajaran PPSI..................................................................8
D. Menginplementasikan perencanaan pembelajaran..............................................9

BAB III PENUTUP.....................................................................................................10

A. Kesimpulan.........................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................11
C. Daftar pustaka.....................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Model pembelajaran sangat penting pada pemberlangsungan proses ajar mengajar. Model
pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang menunjang keberhasilan proses
pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat, akan berdampak pada keberhasilan
belajar siswa serta tercapainya tujuan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu
desain pembelajaran yang dirancang untuk memperlancar proses pembelajaran.

Model pembelajaran diterapkan dalam proses belajar mengajar oleh guru di sekolah, tidak
terkecuali pada pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar. Model pembelajaran diterapkan
dalam proses belajar mengajar oleh guru di sekolah, tidak terkecuali pada pembelajaran yang
dilakukan di sekolah dasar. Guru harus memahami betul pelaksanaan model pembelajaran yang
akan diguanakan dalam proses pembelajaran. Karena dengan menguasai model pembelajaran,
guru akan merasakan adanya kemudahan dalam pentransferan ilmu berupa sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan tepat. Banyak
model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran,
diantaranya adalah Discovery learning merupakan cara untuk menemukan sesuatu yang
bermakna dalam bembelajaran

model pembelajaran PBL merupakan cara yang dilakukan guru untuk mengajak peserta
didik dalam menelusuri suatu permasalahan yang diperoleh dari dunia nyata ataupun duniaa
maya berdasarkan maateri yang sedang dibahas Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan
cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada
berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model
pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih
model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi

• Rumusan Masalah
1. Apa pengertian instruksional
2. Apa saja model-model pengembangan instruksional
3. Bagaimana mengindentifikasi kelebihan dan kelemahan masing-masing model
instruksional
4. Penginplementasikan perencanaan pembelajaran
• Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pengertian instruksional
2. Untuk mengetahui model-model pengembangan instruksional
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan
4. Untuk mengetahui bagaimana menginplementasikannya
• Manfaat Penulis
1. Bagi Siswa agar siswa lebih mudah memahami setiap kegiatan pembelajaran
2. Bagi Guru lebih mudah melakukan proses belajar mengajar di kelas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Instruksional


Pengembangan Sistem Instruksional ialah suatu proses menentukan dan menciptakan
situasi dan kondisi tertentu yang menyebabkan siswa dapat berinteraksi sedemikian rupa
sehingga terjadi perubahan di dalam tingkah lakunya. Pengembangan ini senantiasa
didasarkan pada pengalaman, pengamatan yang sesama dan percobaan yang terkendali.

Ada dua proses pengembangan, pertama ialah pendekatan secara empiris yang
menggunakan dasar-dasar teori, bahan pengajaran disusun berdasarkan pengalaman
pengembang. Pendekatan kedua ialah dengan pendekatan model. Dalam penyusunan
rancangan pengajaran ada langkah-langkah secara sistem: cara mencapainya dipilihkan cara-
cara tertentu, kondisi tertentu, dan perubahan tertentu. Hasil uji coba memberi informasi
tertentu yang dapat dijadikan bahan penilaian perihal tingkat kesulitan suatu program

B. Model-Model Pengembangan Intruksional

Model merupakan seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses,
seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi. Model sibemetik dasar
masukan diolah untuk menghasilkan sesuai keinginan lalu dibandingkan dengan yang
diinginkan, bila terdapat perbedaan maka diolah kembali untuk mendapatkan hasil yang
sesuai. Istilah pengembangan dan desain sebenarnya mengandung pengertian yang berbeda.

Pengembangan pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas karena meliputi desain
pembelajaran. Pengembangan pembelajaran adalah: suatu pendekatan sistematik dalam
desain, produksi, evaluasi, dan pemanfaatan sistem pembelajaran yang lengkap, meliputi
semua komponen system yang tepat dengan suatu pola manajemen untuk menggunakannya."

Seorang yang telah mengetahui bagaimana strategi dan metode pembelajaran saja belum
dikatakan cukup dalam proses pembelajarannya, maka dari itu penulis akan menambahkan
dengan pengembangan instruksional. Apakah pengembangan instruksional itu? Penulis akan
sajikan dalam pemaparan berikut.
Yang dimaksud dengan pengembangan instruksional adalah cara yang sistematis dalam
mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang
diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Hasil akhir pengembangan
instruksional terhadap materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara

1. Model Bela H. Banathy

Pengembangan Instruksional model Banathy ini dapat diinformasikan dalam enam


langkah sebagai berikut:

a. Langkah pertama; merumuskan tujuan


b. Langkah kedua; mengembangkan test (develop test)
c. Langkah ketiga: menganalisis kegiatan belajar (analyze learning task)
d. Langkah keempat: mendesain struktur instruksional(design system)
e. Langah kelima; melaksanakan kediatan dan mengetes hasil
f. Langkah keenam: mengadakan perbaikan
2. Model Pengembangan Sistem Instruksional (MPSI)
Istilah
pengembangan sistem instruksional
(instructional systems development) dan disain instruksional (instructional design) sering
dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak dibedakan secara tegas dalam penggunaannya,
meskipun menurut arti katanya ada perbedaan antara "disain" dan "pengembangan". Kata
"disain" berarti "membuat sketsa atau pola atau outline atau ren cana pendahuluan". Sedang
"mengembangkan" berarti "membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu
lebih besar, lebih baik, lebih efektif, dan sebagainya.
3. Model Briggs
Model Brigs ini berorientasi pada rancangan sistim dengan sasaran dosen atau guru yang
akan bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional maupun tim pengembangan
instruksional yang susunan anggotanya meliputi: dosen, administrator, ahli bidang studi,
ahli evaluasi, ahli media dan perancang instruksional
4. Model Kemp
Pengembangan instruksional yang dikembangkan oleh Kemp (1977) ini juga disebut
sebagai Desain Instruksional, yang terdiri dari 5 langkah.
a) Penentuan tujuan instruksional umum (TIU); yaitu tujuan yang ditetapkana menurut
masing-masing pokok bahasan.

b) Menganalisis karakteristik siswa; dalam analisis ini memuat hal-hal yang berkenaan
dengan latar belakang pendidikan siswa, sosial budaya yang memungkinkan dapat
mengikuti program kegiatan belajar, serta

langkah-langkah apa yang perlu ditetapkan.


c) Menentukan tujuan instruksional khusus (TIK); yakni tujuan yang ditetapkan secara
operasional, spesifik dan dapat diukur. Dengan demikian siswa dapat mengetahui apa yang
akan mereka lakukan, bagaimana melakukannya dan apa ukuran yang digunakan bahwa
mereka dapat mencapai tujuan belajar tersebut.

d) Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan


tujuan instruksional khusus yang telah ditetapkan.
e) Mengadakan penjajakan awal (preassesment); langkah ini sama halnya dengan test awal
yang fungsinya untuk

Brigs berkeyakinan bahwa banyak pengetahuan tentang belajar mengajar dapat diterapkan
untuk semua jaajaran dalam bidang pendidikan dan latihan. Karena itu dia berpendapat
bahwa model ini juga sesuai untuk pengembangan program latihan jabatan, tidak hanya
Kelebihan dan kelemahan model instructional

C. Kelebihan model pembelajaran PPSI antara lain:

(1) Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
bukan untuk mengembangkan sistem pempelajaran.
(2) Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis.
Kekurangan model pemebelajaran PPSI anatara lain :
Bagi pendidik memerlukan waktu, tenaga dan pikiran yang lebih karena guru harus
memberikan pretest dan post test untuk setiap unit pelajaran

A. Model Pembelajaran Kemp


Kelebihan model pembelajaran kemp yaitu :
Dalam Model Pembelajaran Kemp ini di setiap melakukan langkah atau prosedur terdapat
revisi terlebih dahulu untuk menuju ke tahap berikutnya, sehingga apabila terdapat
kekurangan atau kesalahan ditahap tersebut, dapat dilakukan perbaikan terlebih dahulu
barulah dapat melangkah ke tahap berikutnya.
Kelemahan model pembelajaran kemp yaitu:
Dari Model Pembelajaran Jerols E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau
pembelajaran di kelas, sehingga peran guru disini mempunyai pengaruh yang besar, karena
guru dituntut dalam rangka program pengajaran, instrument evaluasi, dan strategi
pengajaran.
➢ Kelebihan model pembelajaran Briggs

Kelengkapan komponen di dalamnya mengandung aspek positif, yaitu mengantisipasi


masalah pembelajaran

➢ Kekurangan dari model pembelajaran Briggs :

a) Kegiatan penyusunan desain pembelajaran model ini memakan waktu yang lama, tim
kerja yang besar, serta anggaran yang banyak

• Kelebihan

Model Bela H. Banathy ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut :

a. Menganalisis dan merumuskan tujuan dengan baik, baik tujuan umum maupun tujuan
khusus yang lebih spesifik, yang merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai peserta
didik.

b. Mengembangkan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai Hal ini
dilakukan agar setiap tujuan yang dirumuskan tersedia alat untuk menilai keberhasilannya.
• Kelemahan

Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh model perencanaan Bela H. Banathy ini antara
lain:

a. Sedikit langkah sehingga di khawatirkan akan tidak effesien.

b. Model cenderung lebih fokus pada materi yang belum dikuasai oleh anak didik sehingga
mengabaikan materi yang sudah di pelajari yang bisa lupa apabila tidak pernah di kaji ulang.

D. Mengimplementasikan perencanaan pembelajaran

Pembelajaran merupakan aktivitas terencana yang disusun guru agar siswa mampu
belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan, oleh karena itu sebelum melaksanakan
pembelajaran guru harus menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
sangat penting karena menjadi pedoman dan standar dalam usaha pencapaian tujuan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi perencanaan pembelajaran
berpengaruh terhadap kinerja guru dan proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Implementasi perencanaan pembelajaran akan
membuat empat kompetensi guru berjalan dengan baik meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional. Dan perencanaan
pembelajaran yang baik akan membuat pelaksanaan pembelajaran akan berjalan baik pula.
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengembangan instruksional adalah proses yang sistematis dalam mencapai tujuan


instruksional secara efektif dan efisien melalui pengidentifikasian masalah, pengembangan
strategi dan bahan instruksional, serta pengevaluasian terhadap strategi dan bahan
instruksional tersebut untuk menentukan apanya yang harus dievaluasi.

Pada garis besarnya model-model yang berkembang begitu banyak memiliki dasar dan
prinsip belajar dan instruksional tiga tahap, yaitu tahap definisi, tahap analisis dan
pengembangan system, tahap evaluasi

B. SARAN

Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka diberikan saran sebagai berikut.

1 Bagi Siswa siswa dapat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.

2 Bagi Guru guru dapat memberikan informasi tentang model pembelajaran TSTS. Sebagai
referensi yang dapat menginspirasi guru untuk mendesain dan melaksanakan model
pembelajaran TSTS pada materi bahkan mata pelajaran lainnya

3 Bagi Peneliti peneliti dapat diharapkan dapat menambah referensi yang digunakan sebagai
landasan teori

Two Stay Two Stray (TSTS) adalah model pembelajaran kooperatif yang menawarkan
kesempatan kepada kelompok untuk berbagi hasil dan pengetahuan dengan kelompok lain.
DAFTAR PUSTAKA

Arief Sukadi, Pengembangan Sistem Instruksional, Jakarta: PAU- UT dan Pustekkom


Dikbud, 1986.

Depdikbud, Dirjen Dikti, NKK, Kumpulan Naskah Penataran Bimbingan dan Konseling
untuk Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi Se- Indonesia,

Jakarta: Psikologi Belajar, 1981.

Diamond. R & Carey. S, Developmental Changes in the Representation of Faces Journal


of Experimental Child Psychology, 1977.

Intens, Wayan, Pemilihan Strategi Instruksional, Jakarta: PAU-UT dan Pustekkom


Dikbud, 1986.

Miarso. Yusufhadi. Menyemai Teknologi Pendidikan, Jakarta:

Kencana, 2007.

Mudhoffir, Teknologi Instruksional, Bandung: Remadja Karya, 1986. Rahardjo, R., dan L.
Hariandja, Media Instruksional, Jakarta: PAU-UT dan

Pustekkom Dikbud, 1986. Surachmad. Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung:

Sari Didaktik, 1976. Suparman, M. Atwi. Desain Instruksional, Jakarta: Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka, 2001.

Anda mungkin juga menyukai