Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Desain Pembelajaran MI”
dengan tepat sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penulis juga berterimakasih kepada Ibuk Riza Rahmawati, S.Pd.I,M.Pd. selaku dosen mata
Kuliah “Perencanaan Sistem Pembelajaran MI” yang telah memberikan kepercayaannya kepada
penulis dalam penyusunan makalah ini.
Tidak ada gading yang tidak retak, begitu juga dengan makalah ini. Penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Karena itu, penulis
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah
selanjutnya.
Semoga apa yang ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman sekalian. Akhir kata,
penulis memohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak berkenan. Terima kasih.

Lhokseumawe, 1 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
A. Pengertian Desain Pembelajaran.................................................................................................3
B. Macam-Macam Model Desain Pembelajaran.............................................................................4
a. Model ADDIE.........................................................................................................................4
b. Model ASSURE......................................................................................................................5
c. Model Dick And Carey............................................................................................................5
d. Model Kemp............................................................................................................................6
e. Model Hanafin And Peck........................................................................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................11

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat suatu negara, upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan cara guru
mengajar. Proses belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, tidak ada batasan umur seseorang,
tetapi proses belajar yang umum di kenal orang adalah belajar di sekolah. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang paling dikenal masyarakat. Di sekolah terjadi proses belajar mengajar dalam upaya
menciptakan perubahan intelektual, keterampilan, dan sikap. Adapun objek perubahan tersebut adalah
siswa dan subjeknya adalah guru.

Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, pihak sekolah terutama guru harus mengupayakan
membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Untuk dapat menggerakkan minat dan
motivasi belajar siswa, lembaga perlu untuk melakukan sebuah inovasi baru dalam mengajar. Salah
satunya adalah dengan menggunakan sebuah strategi yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk
belajar. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah dengan menyediakan model-model desain
pembelajaran yang dapat membangkitkan gairah dan semangat siswa dalam belajar.

Banyak observasi yang dilakukan terkait dengan minat dan semangat siswa dalam belajar.
Menurut hasil observasi ketika pembelajaran berlangsung siswa masih kurang aktif dalam
pembelajaran, ini disebabkan guru yang belum maksimal dalam menerapkan desain pembelajaran yang
dibuat, dan pembelajaran masih bersifat teacher center, itulah sebabnya siswa cenderung bosan.

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang menunjang keberhasilan
proses pembelajaran. Ketepatan pemilihan model pembelajaran akan berdampak pada keberhasilan
belajar siswa serta tercapainya tujuan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu desain
pembelajaran yang dirancang untuk memperlancar proses pembelajaran.

Suprijono mengemukakan bahwa model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Dari pengertian model
pembelajaran tersebut, model pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu desain, pola atau rancangan
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Hal itu dilakukan untuk
menciptakan suasana yang menunjang agar siswa merasa bebas untuk merespon secara alami dan
teratur, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dalam makalah ini, penulis akan
membahas tentang model-model desain pembelajaran. Adapun makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu
bab pendahuluan, bab pembahasan dan bab penutup.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

a. Apakah yang dimaksud dengan mode desain pembelajaran?


b. Apa saja model-model desain pembelajaran?

1
C. Tujuan Masalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah sejalan dengan rumusan masalah di atas, yaitu:

a. Untuk mengetahui pengertian model desain pembelajaran


b. Untuk mengetahui model-model desain pembelajaran:

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Pembelajaran


Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan
sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, misalnya globe merupakan bentuk dari
bumi. Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian petama sebagai kerangka
proses pemikiran.

Jadi Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus
atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran
dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru memilih model pembelajarn yang sesuai dan efisen
untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan model desain pembelajaran pada dasarnya merupakan
pengelolaan dan pengembangan yang dilakaukan terhadap komponen-komponen pembelajaran.

Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin,
sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas
berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan
pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi
pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan
pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan
kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran
dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.

Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala adalah
pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran
unuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan
perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut
dalam kurikulum yang digunakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media
teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif
antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik,
perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu
terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji
secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis
komunitas.

Desain pembelajaran atau sering juga disebut perencanaan pembelajaran yakni suatu cara yang
memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Guru hendaknya memilih desain pembelajaran yang dapat menimbulkan
minat dan memotivasi peserta didik dalam belajar.

3
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.

Beberapa tokoh yang mendefenisikan desain pembelajaran antara lain:

1. Reigeluth mendefenisikan desain pembelajaran adalah kisi-kisi daripenerapan teori belajar


dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang (Reigeluth, 1999).
2. Rothwell dan Kazanas merumuskan desain pembelajaran terkait dengan peningkatan mutu
kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi (Rothwell, kazanas, 1992).
3. Gagne dkk menyatakan bahwa desain pembelajaran adalah sebuah usaha dalam membantu
proses belajar seseorang, dimana proses belajar itu sendiri mempunyai tahapan segera dan
jangka panjang ( Gagne, 1992)
4. Dick and Carey mendefenisikan desain pembelajaran adalah mencakup seluruh proses yang
dilaksanakan pada pendekatan system yang terdiri dari analisis, desain, pengembangan,
implementasi dan evaluasi ( Dick and Carey,1992 ).
5. Seels and Richey mendefenisikan desain pembelajaran adalah prosedur yang terorganisasi
yang meliputi langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan,
pengaplikasian, dan penilaian pengembangan, ( Sheels and Richey, 1994 )

Dari beberapa defenisi diatas, dapat dilihat bahwa terdapat aspek kesamaan antara mereka,
kesamaan tersebut dapat dijabarkan bahwa desain pembelajaran merupakan prosedur kerja yang
digunakan dalam proses pembelajaran agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara baik dan
menghasilkan output yang baik.

B. Macam-Macam Model Desain Pembelajaran


Desain pembelajaran memiliki bermacam-macam model pembelajaran yang dapat di jadikan
acuan, dalam bab ini hanya membahas tiga model saja adapun macam-macam nya yaitu:

a. Model ADDIE
Raiser dan Molenda adalah pencetus model penelitian dan pengembangan ADDIE pada
tahun 1990 –an yang mana dapat dijadikan pedoman dalam menciptakan produk inovatif
sebagai pendukung pembelajaran (Pendas 2019) berikut ini adalah alur desain pembelajaran
model ADDIE.

 Analisis
 Desain
 Pengembangan
 Implementasi

4
 Evaluasi

Di atas menunjukkan bahwah desain pembelajaran model ADDIE pada tahap analisis,
guru mencari tahu apa yang harus dibutuhkan peserta didik dalam belajar, sehingga apa yang
ingin di capai peserta didik dapat terpenuhi misalnya: bahan ajar, media, ataupun strategi
pembelajaran. Kemudian tahap desain guru merancang dan membuat bahan, media, atau
strategi pembelajaran dari hasil pemecahan masalah yang sudah di analisis pada tahap awal dan
setelah di rancang hasil desain tersebut dikembangkan sesuai materi tematik di SD /MI yang
dibutuhkan oleh peserta didik. Selanjutnya pada tahap implementasi guru menerapkan hasil
desain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar maupun keefektifan setelah digunakannya
bahan ajar, media, dan strategi. Dan setelah diterapkan maka lakukan evaluasi yang bertujuan
untuk melihat pencapaian tujuan peningkatan hasil belajar peserta didik maupun keefektifan
bahan ajar, media, ataupun strategi pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa desain
pembelajaran model ADDIE bisa diterapkan dalam pembelajaran tematik di SD/MI.

b. Model ASSURE
Setiap guru perlu mendesain suatu pembelajaran setiap akan dimulainya proses
pembelajaran. Pada saat menyusun desain perlu acuan yang mendasari, salah satunya
mendesain pembelajaran tematik SD/MI. Dalam model pembelajaran ASSURE ini lebih
memfokuskan pengguaan media dalam melalakukan proses pembelajaran. Adapun kelebihan
model ASSURE menurut tung (Putrawangsa 2019) yaitu :

1. Model ini dapat direncanakan dan di implementasikan dalam waktu yang relatif
singkat.
2. Komponen cukup lengkap untuk mendesain pelaksanaaan pembelajaran.
3. Peserta didik di libatkan untuk aktif dalam melakukan proses pembelajaran.
4. Sangat sesuai bila digunakan dalam desain proses pembelajaran di sekolah.

Adapun kelemahan model ASSURE ini yaitu:

1. Untuk mengembangkan peran peserta didik perlu upaya yang di lakukan secara
khusus.
2. Adanya penambahan tugas dari guru . Maka dapat di simpulkan bahwa desain
pembelajaran model ASSURE bisa di terapkan dalam pembelajaran tematik SD/MI.

c. Model Dick And Carey


Desain pembelajaran model dick and carey merupakan suatu proses dalam mendesain
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan mengatasi masalah rencana
pembelajaran, metode, dan evaluasi yang tersususn secara analisis sistematik dengan kondisi
belajar yang ada (Pendas 2019). Model ini di polopori oleh walter dick.

Adapun sistematika desain pembelajaran model dick and carey menunjukkan bahwa
dalam desain pembelajaran ini memiliki 9 tahapan serta penjelasannya yaitu:

5
1. Analisis kebutuhan dan identifikasi: tahapan ini adalah yang paling awal dalam
proses untuk mendesain pembelajaran pada mata pelajaran tematik SD/MI dengan
cara mengidentifikasi penyebab suatu masalah belajar peserta didik, tujuan, dan hasil
yang ingin di capai.
2. Analisis pembelajaran: tahap ini mengidentifikasi langkah-langkah yang relevan
untuk aktivitas pembelajaran padsa mata pelajaran tematik SD/MI sesuai tujuan.
3. Analisis karateristik peserta didik: tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan
imformasi baik secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan
perkembangan peserta didik, baik dalam konteks perilaku, kompetensi maupun
permasalahan yang di hadapinya.
4. Merumuskan tujuan: tahapan ini bertujuan untuk menyusun pembelajaran dari
proses sanpai ke hasil. Rumusan tujuan tersebut di susun dari mengenal peserta
didik,perilaku spesifik yang akan di tampilkan oleh peserta didik setelah
menyelesaikan proses belajarnya,kondisi atau batasan pada peserta didik serta media
ataupun sumber belajar yang akan di maamfaatkan ketika proses pembelajaran
tematik SD/MI berlangsung.
5. Mengembangkan instrument: tahapan ini di lakukan untuk mengetahui kelayakan
dan keefektifan suatu bahan, media, ataupun metode yang akan di
kembangkandalam pembelajaran.
6. Mengembangkan strategi: tahap ini bertujuan mengembangkan strategi yang
bertujuan untuk membantu peserta didik untuk mencapai tujuan. Pengembangan
strategi dalam menyampaikan materi pelajaran tematik SD/MI berupa metode
penyampaian materi pelajaran yang dilakukan guru agar peserta didik dapat
memahami dengan mudah media kreatif yang digunakan guru dalam membantu
menyampaikan materi pelajaran, dan alokasi waktu yang sangat penting di
mamfaatkan agar materi pelajaran dapat digunakan dengan efektif dan efesien.
7. Mengembangkan materi :tahapan ini mengembangkan materi/bahan pelajaran
tematik SD/MI dengan bentuk yang berbeda dari buku cetak, misalnya LKS(lembar
kerja siswa).
8. Melakukan evaluasi formatif :evaluasi formatif dilakukan setelah selesainya proses
pembelajaran. Hasil evaluasi proses pembelajaran menjadi data untuk
mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.evaluasi formatif bertujuan
untuk menentukan peningkatan pembelajaran tematik SD/MI agar lebih epektif dan
efesien.
9. Revisi :tahapan ini adalah langkah terakhir dalam proses desain model ini, sekaligus
dijadikan langkah awal dalam siklus berulang jika tujuan tidak tercapai .langkah ini
berbentuk revisi untuk membuat alat pembelajaran agar lebih efektif .data dari
evaluasi formatif dirangkum dan diintepretasikan untuk mengidentifikasi kesulitan
yang di alami oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

6
d. Model Kemp
Model Kemp memberikan bimbingan kepada para pemakainya untuk berfikir tentang
masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pengajaran. Model kemp ini dirancang untuk
menjawab tiga pertanyaan, yaitu:
1. Apa yang harus dipelajari (tujuan pengajaran)
2. Apa/bagaimana prosedur, dan sumber-sumber belajar apa yang tepat untuk mencapai
hasil belajar yang diinginkan (kegiatan dan sumber belajar).
3. Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai (evaluasi).

Pada dasarnya,perencanaan dalam desain pembelajaran terdiri atas delapan langkah:

1. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran


tiap topiknya;
2. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat
dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
4. Menentukan isi meteri pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
5. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang
pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
6. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenagkan atau
menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan
tujuan yang diharapkan;
7. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi
personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana
pembelajaran;
8. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan
pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa
fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan.

Perencanaan desain pembelajaran model Kemp dapat digunakan pada tingkat sekolah
dasar, sekolah lanjutan, maupun perguruan tinggi. Menurut Kemp, desain pembelajaran terdiri
dari banyak bagian dan fungsi yang saling berhubungan dan harus dikerjakan secara logis agar
mencapai apa yang dinginkan. Model desain sistem instruksional yang dikembangkan oleh
kemp merupakan model yang berbentuk lingkaran. Model berbentuk lingkaran menunjukan
adanya proses kontinyu dalam menerapkan desain sistem pembelajaran. Menurut kemp langkah
tiap-tiap pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan
perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut.

Kelebihan dam Kekurangan Model Pembelajaran Kemp adalah :

a. Kelebihan

Dalam Model pembelajaran Kemp ini, di setiap melakukan langkah atau


prosedur terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ketahap berikutnya.

7
Tujuannya adalah apabila terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap tersebut, dapat
dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.

b. Kekurangan

Model pembelajaran Jerold E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal


atau pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran guru di sini mempunyai pengaruh
yang besar, karena mereka dituntut dalam rangka prrogram pengajaran, instrumen
evaluasi, dan strategi pengajaran.

e. Model Hanafin And Peck


Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri daripada tiga fase
yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi. Dalam
model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini adalah
model desain pembelajaran berorientasi produk.

Fase pertama dari model Hanafim dan Peck adalah analisis kebutuhan (Need
Assessment). Di model sebelumnya yakni model ADDIE juga menerangkan bahwa tahap
pertama dari model tersebut adalah analisa (Analysis) yang didalamnya memuat Need
Assessment. Pengertian analisis kebutuhan dalam konteks pegembangan kurikulum menurut
John Mc-Neil ialah : ‘the process by which one defines educational needs and decides what
their priorities are’. Artinya, bahwa analisis kebutuhan merupakan sebuah proses yang
didefinisikan sebagai sebuah kebutuhan pendidikan dan ditentukan sesuai dengan
prioritasnya.19 Jadi pada intinya, proses ini merupakan proses untuk menentukan hal utama dari
apa yang dibutuhkan dalam Pendidikan.

Menganalisis kebutuhan menjadi hal dasar dalam mendesin pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Tidak mudah mengidentifikasi apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
Terdapat langkah-langkah dalam fase analisis kebutuhan, Glasgow mengemukakan secara detail
langkah-langkah need assessment yakni :

1. Tahapan Pengumpulan Informasi


2. Tahapan Identifikasi Kesenjangan
3. Analisis Performance
4. Mengidentifikasi Kendala Beserta Sumber-sumbernya
5. Identifikasi Krakteristik Siswa
6. Identifikasi Tujuan
7. Menentukan Permasalahan

Setelah semua langkah dijalankan, kemudian dilakukan sebuah tes atau penilaian
terhadap hasil dalam fase ini. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidakkah
kebutuhan yang seharusnya ada tetapi tidak tercatat. Sebab, hal ini justru akan menjadikan
msalah baru di masa yang akan datang. Fase kedua dari Hanafin dan Peck adalah fase desain
(Design).

8
Hanafin dan Peck menyatakan fase desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan
mendokumenkan kaidah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut.
Dokumen tersebut dapat berupa story board. Jadi, hasil dari need assessment kemudian
dituangkan ke dalam sebuah papan dan caranya dengan mengikuti aktifitas yang sudah
dianalisis dalam need assessment sebelumnya. Dokumen ini nantiya akan memudahkan kita
dalam menentukan tujuan pembuatan media pembelajaran, karena merupakan sebuah papan.
Dalam fase kedua ini, tidak lupa dilakukan tes atau penilaian sebelum dilanjutkan ke fase
pengembangan dan implementasi.

Fase terakhir dari model Hanafin dan Peck adalah pengembangan dan implementasi.
Hanafin dan Peck mengatakan aktivitas yang dilakukan pada fase ini ialah penghasilan diagram
alur, pengujian, serta penilain formatif dan sumatif. Penilaian formatif ialah penialain yang
dijalankan saat proses pengembangan media berlangsung, sedangkan penilaian sumatif
dijalankan pada akhir proses. Pada fase ini media dikembangkan dan pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah dibuat berdasarkan analisis kebutuhan dan desain
yang telah dijalankan.

9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berfikir rasional tentang sasaran
dantujuan pembelajaran tertentu. Hubungan perencanaan dengan desain pembelajaran adalah
perencanaan adalah disusun untuk kebutuhan guru. Sedangkan desain lebih ditentukan pada proses
merancang program pembelajaran adalah suatu proses belajar siswa. perencanaan pembelajaran adalah
suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam membimbing ,membantu, dan mengarahkan peserta didik
untuk memiliki pengalaman belajar serta mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dengan
langkah – langkah penyusunan materi pembelajran ,penggunaan media pengajaran ,penggunaan metode
dan pendekatan pengajaran dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan dalam
waktu tertentu.

B. Saran
Saran ini dapat digunakan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan kompetensi
mereka dalam menggunakan media informasi secara efektif dan efisien, yaitu dengan:

1. Mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber


2. Mengorganisasi informasi yang diperoleh
3. Menganalisis informasi untuk mengambil keputusan yang benar
4. Mengkomunikasikan informasi dengan baik
5. Mengembangkan kritisisme dalam menggunakan media informasi

10
DAFTAR PUSTAKA

Benny A. Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Hamzah Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hamzah Uno. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara
Harjanto. 1997. Perecanaan pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cpta
Heri Achmadi, Suharno & Nunuk Suryani. 2014. Penerapan Model Assure dengan Menggunakan
Media Power Point dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Usaha Peningkatan Motivasi dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas X Man Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran
Kasmiati. 2013. Dessain tujuan Dan Materi Pembelajaran Bahasa Arab. Pekanbaru: Kreasai Edukasi
Muhammad Afandi dan Badarudin. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Nasution S. 2011. Berbagai pendekatan dalam proses belajar & mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Suprijono Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakrta: Pustaka Pelajar
Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta
Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Wisnu Nugroho Aji. 2016. Model Pembelajaran Dick and Carey dalam Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia, Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 1 No. 2, Desember 2016, 119-126. Klaten:
Universitas Widya Dharma Klaten
Pendas, Faisal. 2019. Faisal & Stelly Martha Lova.
Putrawangsa, S. 2019. Design Research Sebagai Framework Desain Pembelajaran. Sanabil.

11

Anda mungkin juga menyukai