Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“KORUPSI”

DISUSUN OLEH :
Hashrul 202331019
M Tanbihul ghafilin 202321028
Intan mulia 202321023
Amelia amanda 202321004

Dosen Pengampu :
Irwansyah M.I.P

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
LHOKSEUMAWE
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ilmu Jarh wa
Ta’dil” dengan tepat sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Irwansyah M.I.P selaku dosen mata
kuliah PPKN yang telah memberikan kepercayaannya kepada penulis dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya mempelajari hadis
dan ilmu hadis.
Tidak ada gading yang tidak retak, begitu juga dengan makalah ini. Penulis menyadari
dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga apa yang ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman sekalian.
Akhir kata, penulis memohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak berkenan. Terima kasih.

Lhokseumawe, 20 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut: ....................... 4
a. Pengertian korupsi ? .................................................................................................... 4
b. Nilai-nilai korupsi ? ..................................................................................................... 4
c. Strategi pemberantas korupsi ? ................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
A. Pengertian Korupsi.......................................................................................................... 5
a. Pertama, korupsi .......................................................................................................... 5
b. Kedua, korupsi ............................................................................................................ 5
B. Nilai-Nilai Anti Korupsi ................................................................................................. 6
a. Jujur ............................................................................................................................. 6
b. Tanggung jawab .......................................................................................................... 7
c. Disiplin ........................................................................................................................ 7
d. Mandiri ........................................................................................................................ 7
e. Kerja Keras .................................................................................................................. 8
f. Sederhana .................................................................................................................... 8
g. Disiplin ........................................................................................................................ 9
h. Mandiri ........................................................................................................................ 9
i. Kerja Keras .................................................................................................................. 9
C. Strategi pemberantas korupsi ........................................................................................ 10
a. Sula Penindakan ........................................................................................................ 10
b. Sula Pencegahan ........................................................................................................ 11
c. Sula Pendidikan ......................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
a. Merugikan Masyarakat .............................................................................................. 13
b. Merusak Institusi ....................................................................................................... 13
c. Hambatan Pembangunan ........................................................................................... 13
d. Menyebabkan Ketidaksetaraan ................................................................................. 13
e. Diperlukan Tindakan Terkoordinasi .......................................................................... 13
f. Butuh Transparansi dan Akuntabilitas ...................................................................... 13
g. Pentingnya Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat.................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 15
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi untuk memperoleh
keuntungan pribadi, baik dalam bentuk uang atau bentuk lainnya, yang merugikan kepentingan
publik. Fenomena ini telah ada sepanjang sejarah manusia dan terjadi di berbagai tingkatan,
mulai dari tingkat individu hingga tingkat institusional atau pemerintahan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut:
a. Pengertian korupsi ?
b. Nilai-nilai korupsi ?
c. Strategi pemberantas korupsi ?
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio memiliki arti
beragam yakni tindakan merusak atau menghancurkan. Corruptio juga diartikan kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Kata corruptio masuk dalam bahasa Inggris menjadi kata corruption atau dalam bahasa
Belanda menjadi corruptie. Kata corruptie dalam bahasa Belanda masuk ke dalam
perbendaharaan Indonesia menjadi korupsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi,
yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun 2000, yaitu “korupsi
adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi". Definisi World Bank ini
menjadi standar internasional dalam merumuskan korupsi.
Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian Development Bank (ADB), yaitu
kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan melawan hukum dari pegawai sektor publik
dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-orang terdekat mereka. Orang-orang ini,
lanjut pengertian ADB, juga membujuk orang lain untuk melakukan hal-hal tersebut dengan
menyalahgunakan jabatan.
Dalam Pasal 8 UN Convention Against Transnational Organized Crime and The
Protocol Thereto yang digagas Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (United Nations
Office on Drugs and Crime-UNODC), korupsi memiliki dua definisi.

a. Pertama, korupsi

Adalah menjanjikan, menawarkan, atau memberikan kepada pejabat publik,


baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu keuntungan yang tidak semestinya,
baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang atau badan lain, agar pejabat tersebut
bertindak atau tidak bertindak dalam menjalankan tugas resminya

b. Kedua, korupsi

Adalah permintaan atau penerimaan oleh pejabat publik, secara langsung atau
tidak langsung, untuk keuntungan yang tidak semestinya, baik untuk pejabat itu sendiri
maupun orang atau badan lain, agar pejabat tersebut bertindak atau tidak bertindak
dalam atau tidak bertindak dalam pelaksanaan tugas resminya.

UNODC dalam situsnya menyebut korupsi adalah fenomena sosial, politik, dan
ekonomi yang kompleks. Korupsi, ujar UNODC, telah merendahkan institusi demokrasi,
memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan menyebabkan ketidakstabilan pemerintahan.
penjelasan singkat dari pengertian Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan
atau posisi yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk keuntungan pribadi atau
kelompok, dengan cara melanggar aturan, norma, atau tata nilai yang berlaku. Tindakan
korupsi biasanya melibatkan penerimaan atau pemberian suap, pemerasan, penyuapan,
penggelapan dana, atau praktik-praktik lain yang melanggar prinsip kejujuran, transparansi,
dan akuntabilitas.
Korupsi dapat merugikan masyarakat dan negara secara luas. Dampaknya meliputi
pemborosan sumber daya publik, penghambatan pembangunan ekonomi, merusak kepercayaan
publik terhadap lembaga pemerintah, merusak moral dan integritas, serta menciptakan
ketidakadilan sosial.
Korupsi dapat ditemukan di berbagai sektor, termasuk pemerintahan, sektor swasta,
pendidikan, kesehatan, kepolisian, peradilan, dan lainnya. Untuk melawan korupsi, diperlukan
kebijakan yang kuat, penegakan hukum yang tegas, transparansi, partisipasi publik, dan budaya
integritas yang kuat di seluruh lapisan masyarakat.

B. Nilai-Nilai Anti Korupsi


Berbicara soal sikap antikorupsi tidak terlepas dari kata "integritas". Seseorang yang
menjaga integritas akan memiliki sikap yang mencegahnya untuk melakukan tindak pidana
korupsi. Karena itulah, nilai-nilai integritas menjadi salah satu hal penting dalam pencegahan
korupsi.
Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi RI, integritas adalah bertindak dengan cara
yang konsisten dengan apa yang dikatakan. Nilai integritas merupakan kesatuan antara pola
pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma yang berlaku.
KPK merilis sembilan nilai integritas yang bisa mencegah terjadinya tindak korupsi.
Kesembilan nilai itu adalah jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, berani, dan adil. Secara singkat, mari kita pahami kesembilan nilai integritas ini.

a. Jujur
Jujur adalah sikap lurus hati, tidak berbohong, tidak curang dan tulus-ikhlas.
Seseorang dengan nilai kejujuran di hatinya tidak akan pernah korupsi, karena tahu
tindakan tersebut adalah bentuk kebohongan dan kejahatan. Orang dengan berintegritas
jujur akan selalu berpegang pada prinsip yang diyakininya benar.
Orang dengan nilai kejujuran juga harus menolak ketidakjujuran. Dia harus
berani menegur atau melaporkan tindak ketidakjujuran seperti korupsi atau yang
lainnya. Pelaporan masyarakat ini menjadi salah satu yang sarana efektif untuk
memberantas korupsi. Maka dari itu, masyarakat yang berintegritas akan menciptakan
lingkungan yang bebas dari korupsi.
b. Tanggung jawab

Seseorang yang bertanggung jawab berani mengakui kesalahan yang dilakukan,


mereka juga amanah dan dapat diandalkan. Tanggung jawab akan membuat seseorang
memenuhi tuntutan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Orang yang bertanggung
jawab tidak akan korupsi, karena yakin segala tindakan buruknya akan dibayar dengan
setimpal pula.
Rasa tanggung jawab tidak begitu saja muncul, akan tetapi terjadinya melalui
sebuah proses. Dimulai dari hal-hal kecil, seperti jika mengambil sesuatu harus
mengembalikan pada tempatnya. Jika berjanji, janji tersebut harus ditepati. Hal itu
dilakukan secara terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan dibentuk oleh
latihan. Seseorang dapat bertanggung jawab karena telah terbiasa dengan hal-hal yang
memerlukan tanggung jawab.
c. Disiplin

Disiplin adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya pada
saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu. Sikap mental tersebut perlu dilatih
agar segala perbuatannya tepat sesuai aturan yang ada.
Komitmen adalah salah satu kunci terbentuknya disiplin. Komitmen adalah
sikap mental pada diri seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang telah ditetapkan.
Hal itu terbentuk dengan pembiasaan. Seseorang yang komitmen tinggi akan selalu
melakukan segala sesuatu sesuai yang telah ditetapkannya.
Disiplin sangat diperlukan oleh seorang pemimpin, apa yang dilakukan akan
dicontoh anak buahnya. Jika pemimpin tidak disiplin, maka bisa menularkan perilaku
yang buruk tersebut ke sekelilingnya.
d. Mandiri
Menurut KBBI, kata mandiri dimaknai dalam keadaan dapat berdiri sendiri;
tidak bergantung pada orang lain. Adapun kemandirian merupakan hal atau keadaan
dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Pribadi yang mandiri tentunya
berani menata diri dan menjaga diri. Ia terus berlatih untuk menjadi berkepribadian
yang terpuji.
Pribadi yang mandiri berani menetapkan gambaran hidup yang ia inginkan. Dia
berani mengarahkan kegiatan hidupnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Ia memiliki langkah-langkah, kegiatan atau tingkah laku yang efektif
untuk mencapai gambaran kehidupan yang diidealkannya. Misalnya seseorang yang
bercita-cita menjadi ekonom mulai sekarang belajar dengan sungguh-sungguh
mengenai masalah ekonomi, tidak berleha-leha.
e. Kerja Keras

Kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa


mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan
atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Mereka dapat
memanfaatkan waktu optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak,
dan kesulitan yang dihadapainya. Mereka sangat bersemangat dan berusaha keras untuk
meraih hasil yang baik dan maksimal
Seseorang yang bekerja keras tidak bersifat malas dan mengeluh terhadap suatu
pekerjaan karena akan mempengaruhi etos kerja yang sudah dibangun. Dia juga tidak
suka menunda-nunda pekerjaan yang dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
f. Sederhana

Menurut KBBI, sederhana memiliki pengertian bersahaja; tidak berlebih-


lebihan atau dapat dinyatakan sedang, dalam arti pertengahan, tidak tinggi, tidak
rendah, dan sebagainya. Berbeda dengan kemiskinan, kesederhanaan adalah sebuah
pilihan, keputusan untuk menjalani hidup yang berfokus pada apa yang benar-benar
berarti. Seorang yang sederhana membebaskan dirinya dari segala ikatan yang tidak
diperlukan.
Sederhana juga berarti hidup secara wajar. Artinya, seseorang mampu
menggunakan hartanya sesuai kebutuhan yang ada, tidak menghamburkan uang untuk
sesuatu yang tidak penting. Korupsi salah satunya dipicu oleh hidup mewah yang
berlebihan dan tidak sesuai dengan besaran gajinya. Kesederhanaan akan membuat
seseorang menjauhi korupsi.
g. Disiplin

Disiplin adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya pada
saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu. Sikap mental tersebut perlu dilatih
agar segala perbuatannya tepat sesuai aturan yang ada.
Komitmen adalah salah satu kunci terbentuknya disiplin. Komitmen adalah
sikap mental pada diri seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang telah ditetapkan.
Hal itu terbentuk dengan pembiasaan. Seseorang yang komitmen tinggi akan selalu
melakukan segala sesuatu sesuai yang telah ditetapkannya.
Disiplin sangat diperlukan oleh seorang pemimpin, apa yang dilakukan akan
dicontoh anak buahnya. Jika pemimpin tidak disiplin, maka bisa menularkan perilaku
yang buruk tersebut ke sekelilingnya.
h. Mandiri

Menurut KBBI, kata mandiri dimaknai dalam keadaan dapat berdiri sendiri;
tidak bergantung pada orang lain. Adapun kemandirian merupakan hal atau keadaan
dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Pribadi yang mandiri tentunya
berani menata diri dan menjaga diri. Ia terus berlatih untuk menjadi berkepribadian
yang terpuji.
Pribadi yang mandiri berani menetapkan gambaran hidup yang ia inginkan. Dia
berani mengarahkan kegiatan hidupnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Ia memiliki langkah-langkah, kegiatan atau tingkah laku yang efektif
untuk mencapai gambaran kehidupan yang diidealkannya. Misalnya seseorang yang
bercita-cita menjadi ekonom mulai sekarang belajar dengan sungguh-sungguh
mengenai masalah ekonomi, tidak berleha-leha.
i. Kerja Keras

Kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa


mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan
atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Mereka dapat
memanfaatkan waktu optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak,
dan kesulitan yang dihadapainya. Mereka sangat bersemangat dan berusaha keras untuk
meraih hasil yang baik dan maksimal.
Seseorang yang bekerja keras tidak bersifat malas dan mengeluh terhadap suatu
pekerjaan karena akan mempengaruhi etos kerja yang sudah dibangun. Dia juga tidak
suka menunda-nunda pekerjaan yang dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Demikian sembilan nilai integritas yang harus dimiliki oleh semua orang untuk
mencegah korupsi. Penerapan nilai-nilai ini tidak hanya baik bagi diri sendiri, namun juga
untuk masa depan bangsa ke depannya. Maka dari itu, nilai-nilai integritas mesti ditanamkan
dan dilatih semenjak dini untuk melahirkan generasi baru yang lebih bersih dari korupsi.

C. Strategi pemberantas korupsi


Memberantas korupsi di Indonesia bukan pekerjaan mudah dan perlu kerja
berkelanjutan yang melibatkan semua pihak. Ada tiga strategi pemberantasan korupsi yang
tengah dijalankan di Indonesia, KPK menyebutnya: Trisula Pemberantasan Korupsi.
Trisula Pemberantasan Korupsi ini selalu digaungkan oleh para Pimpinan KPK dalam
berbagai kesempatan. Harapannya, Trisula akan membantu menyukseskan Visi Indonesia 2045
—yaitu negara dengan PDB terbesar ke-5 (PDB $ 7 triliun dan pendapatan per kapita $ 23.199)
dan mengurangi kemiskinan hingga mendekati nol.
Layaknya trisula yang memiliki tiga ujung tajam, Trisula Pemberantasan Korupsi
memiliki tiga strategi utama, yaitu Penindakan, Pencegahan, dan Pendidikan

a. Sula Penindakan

Sula Penindakan adalah strategi represif KPK dalam menyeret koruptor ke meja
hijau, membacakan tuntutan, serta menghadirkan saksi-saksi dan alat bukti yang
menguatkan. Strategi ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu penanganan laporan aduan
masyarakat, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, hingga eksekusi.
Pengaduan masyarakat merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi
upaya pemberantasan korupsi. Karena itulah, KPK memperkuat whistleblowing system
yang mendorong masyarakat mengadukan tindak pidana korupsi. Pengaduan
masyarakat atas dugaan tindak pidana korupsi bisa dilakukan di situs KPK.
KPK akan melakukan proses verifikasi dan penelaahan untuk memastikan
apakah sebuah aduan bisa ditindaklanjuti ke tahap penyelidikan. Di tahap penyelidikan,
KPK akan mencari sekurang-kurangnya dua alat bukti untuk melanjutkan kasus ke
proses penyidikan. Pada tahap ini, salah satunya ditandai dengan ditetapkannya
seseorang menjadi tersangka.
Selanjutnya adalah tahap penuntutan dan pelimpahan ke Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi. Tahapan berikutnya adalah pelaksanaan putusan pengadilan. Eksekusi
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dilakukan oleh jaksa.

b. Sula Pencegahan

Harus diakui masih banyak sistem di Indonesia yang membuka peluang


terjadinya korupsi. Misalnya, rumitnya prosedur pelayanan publik atau berbelitnya
proses perizinan sehingga memicu terjadinya penyuapan dan penyalahgunaan
kekuasaan. Sistem dengan celah korupsi juga kerap terjadi pada proses pengadaan
barang dan jasa yang sarat konflik kepentingan.
Sula Pencegahan mencakup perbaikan pada sistem sehingga meminimalisasi
terjadinya tindak pidana korupsi. Pada strategi ini, KPK akan melakukan berbagai
kajian untuk kemudian memberikan rekomendasi kepada kementerian atau lembaga
terkait untuk melakukan langkah perbaikan.
Di antara perbaikan yang bisa dilakukan misalnya, pelayanan publik yang
dibuat transparan melalui sistem berbasis online atau sistem pengawasan terintegrasi.
KPK juga mendorong penataan layanan publik melalui koordinasi dan supervisi
pencegahan (korsupgah), serta transparansi penyelenggara negara (PN).
Untuk transparansi PN, KPK menerima laporan atas Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN) dan gratifikasi. Penyerahan LHKPN wajib dilakukan
semua penyelenggara negara. Sedangkan untuk gratifikasi, penerima wajib melaporkan
kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak menerimanya. Jika tidak
melaporkannya, maka pegawai negeri tersebut dianggap menerima suap.
c. Sula Pendidikan

Sula Pendidikan digalakkan dengan kampanye dan edukasi untuk menyamakan


pemahaman dan persepsi masyarakat tentang tindak pidana korupsi, bahwa korupsi
berdampak buruk dan harus diperangi bersama.
Harus diakui, masyarakat tidak memiliki pemahaman yang sama mengenai
korupsi. Contoh paling mudah adalah soal memberi "uang terima kasih" kepada aparat
pelayan publik yang masih dianggap hal lumrah. Padahal uang terima kasih adalah
gratifikasi yang dapat mengarah kepada korupsi.
Melalui Sula Pendidikan, KPK ingin membangkitkan kesadaran masyarakat
mengenai dampak korupsi, mengajak masyarakat terlibat dalam gerakan
pemberantasan korupsi, serta membangun perilaku dan budaya antikorupsi.
Salah satu bentuk konkret edukasi anti korupsi adalah diterbitkannya
Permenristekdikti Nomor 33 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penyelenggaraan
Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di Perguruan Tinggi. Melalui Peraturan Menteri ini,
perguruan tinggi negeri atau swasta wajib mengadakan mata kuliah pendidikan
antikorupsi untuk para mahasiswanya.
Tidak hanya bagi mahasiswa dan masyarakat umum, pendidikan antikorupsi
juga disampaikan kepada anak-anak usia dini, sekolah dasar hingga sekolah menengah
atas. Salah satu bentuknya dengan berbagai permainan dan tontonan anak yang
bertemakan integritas. Dengan sasaran usia yang luas tersebut, KPK berharap, pada
saatnya nanti di negeri ini akan dikelola oleh generasi antikorupsi.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi adalah tindakan yang melibatkan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi
kepercayaan untuk memperoleh keuntungan pribadi, baik dalam bentuk uang atau keuntungan
lainnya. Kesimpulan tentang korupsi dapat mencakup beberapa poin kunci:
a. Merugikan Masyarakat
Korupsi merugikan masyarakat secara keseluruhan. Dana atau sumber daya
yang seharusnya digunakan untuk kepentingan publik dapat dialihkan untuk
kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan,
ketidakadilan, dan penurunan kualitas hidup bagi sebagian besar penduduk.
b. Merusak Institusi
Korupsi dapat merusak integritas institusi, termasuk pemerintah, sektor swasta,
dan lembaga lainnya. Ini dapat menciptakan lingkungan di mana aturan hukum dan
norma-norma etika diabaikan, dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan
lembaga-lembaga lainnya menurun.
c. Hambatan Pembangunan
Korupsi dapat menjadi hambatan utama bagi pembangunan ekonomi dan sosial.
Dana yang seharusnya digunakan untuk proyek-proyek pembangunan dapat terbuang
atau disalahgunakan, menghambat pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
d. Menyebabkan Ketidaksetaraan
Korupsi dapat menyebabkan ketidaksetaraan yang lebih besar dalam
masyarakat. Sumber daya dan kesempatan yang seharusnya merata dapat terkonsentrasi
di tangan segelintir orang atau kelompok yang memiliki akses ke kekuasaan dan sumber
daya.
e. Diperlukan Tindakan Terkoordinasi
Mengatasi korupsi memerlukan tindakan terkoordinasi dari berbagai pihak,
termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan lembaga internasional.
Perbaikan hukum dan perubahan budaya organisasi seringkali diperlukan untuk
menciptakan lingkungan yang tidak mendukung praktik korupsi.
f. Butuh Transparansi dan Akuntabilitas
Peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya
publik dan kebijakan pemerintah dapat membantu mencegah dan mengurangi korupsi.
Mekanisme pengawasan yang kuat dan partisipasi aktif masyarakat juga penting dalam
upaya pemberantasan korupsi.

g. Pentingnya Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat


Kesadaran masyarakat tentang dampak negatif korupsi dan peran mereka dalam
pencegahannya merupakan elemen kunci dalam upaya memerangi korupsi. Pendidikan
dan informasi yang tepat dapat membantu meningkatkan kesadaran ini.

Kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa korupsi memiliki dampak yang luas dan
merugikan, dan upaya bersama dari berbagai pihak diperlukan untuk mengatasi dan
mencegahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Transparency International. (Berbagai tahun). "Corruption Perceptions Index."


[Sumber online: www.transparency.org]
Rose-Ackerman, S. (1999). "Corruption and Government: Causes, Consequences, and
Reform." Cambridge University Press.
Mauro, P. (1995). "Corruption and Growth." Quarterly Journal of Economics, 110(3),
681-712.
World Bank. (2006). "Anticorruption in Transition: A Contribution to the Policy
Debate." World Bank Publications.
Klitgaard, R. (1988). "Controlling Corruption." University of California Press.
Johnston, M. (2005). "Syndromes of Corruption: Wealth, Power, and Democracy."
Cambridge University Press.
Lambsdorff, J. G. (2007). "The Institutional Economics of Corruption and Reform:
Theory, Evidence, and Policy." Cambridge University Press.
United Nations Development Programme (UNDP). (Berbagai tahun). "Global
Corruption Reports." [Sumber online: www.undp.org]

Anda mungkin juga menyukai